Skripsi Gusrizal Buantara Bookmarks - Gusrizal SH
Skripsi Gusrizal Buantara Bookmarks - Gusrizal SH
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
dalam Hukum Tata Negara
pada Fakultas Syariah
Oleh:
GUSRIZAL BUANTARA
NIM. SPI 152207
PEMBIMBING.
Dari Abu HUrairah ra. Ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw : “ orang yang
taat kepadaku maka sesungguhnya dia taat kepada Allah dan siapa yang ingkar
kepadaku maka sesungguhnya dia engkar kepada Allah, orang yang patuh kepada
pemimpin, maka sesungguhnya dia patuh kepadaku, dan orang yang engkar
(HR. Mutaffakum‟alaih)
iv
Abstrak
v
PERSEMBAHAN
Terimakasih untuk semua yang ayah dan ibu berikan selama ini, harapan
besarku semoga skripsi ini mejadi hadiah indah bagi Ayah dan Ibu hingga saya
STS Jambi :
Serta yang selama ini selalu menemani saya yakni saudari juga selalu
Kajur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN STS Jambi :
dan
sekjur HTN Jurusan Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah UIN STS Jambi :
vi
KATA PENGANTAR
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari kebodohan
menuju alam yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
yang dirasakan sekarang ini, sehingga manusia bisa merasakan kenikmatan hidup
dengan ilmu.
memperoleh gelar Sarjana (S1) Hukum Tata Negara pada Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam kesempatan ini
tak lupa pula penulis menghaturkan terimakasih kepada para Dosen khususnya
Dosen Fakultas Syariah, dan berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph.D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A Mifta, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................. ii
PENGESAHAN ...................................................................................... iii
MOTTO................................................................................................... iv
ABSTRAK .............................................................................................. v
PERSEMBAHAN ................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
C. Batasan Masalah.............................................................. 6
E. Kerangka Teori................................................................ 8
ix
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 87
B. Saran................................................................................ 89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang ada di Eropa dan Amerika Serikat. Dinas Pemadam Kebakaran yang ada
Umum Tata Ruang Kota dan ada yang berdiri sendiri tanpa menggabungkan
dimaksud dalam peraturan menteri Dalam Negeri No. 62 Tahun 2008 tentang
Kabupaten/kota1.
1
Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan Pasal
21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Sanngau. Universitas
Tanjung Pura, Tahun 2012, hlm.14
2
seperti sistem proteksi kebakaran masih bertumpu pada sistem aktif yang
sistem pasif seperti pemakaian bahan dan konstruksi tahan api kurang
wilayah disekitar Jambi yang luas bahkan menempuh medan yang sulit
maksud supaya tanggap akan adanya bencana kebakaran. Dalam hal tersebut,
Dalam kaitannya dengan hal itu, haruslah kedua aspek tersebut berjalan
seiringan.
kebakaran. Dalam peraturan daerah ini yang mengatur tentang unit pelaksana
teksnis dinas pemadam kebakaran terdapat pada pasal 7 ayat (3), pasal 9 ayat (2)
Pasal 7 ayat (3) Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh kepala Unit
Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas.2
2
Pasal 7 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
4
Pasal 9 ayat (2) Ketentuan mengenai tugas pokok dan fungsi Bagian,
Bidang, serta uraian tugas Sub Bagian dan seksi-seksi serta Unit Pelaksana
Teknis diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.3
Pada RENSTRA 2014 – 2018 juga sejalan dengan kinerja pelayanan Dinas
Pemadam Kebakaran Kota Jambi yaitu mengatur mengenai kinerja unit pelaksana
teknis 3 poin sebagai berikut: Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (1) Pada
dinas dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas (UPTD); (2) UPTD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibentuk untuk melaksanakan tugas teknis operasional
dan/atau teknis penunjang; (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan
3
Pasal 9 ayat (2) Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
4
Pasal 10 Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
5
Wawancara dengan Jafrizal Selaku Kasi Operasional Pemadam Kebakaran Kota Jambi,
Pada 28 Januari 2019.
6
RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 26
5
pembaharuan hukum, oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian lebih dalam
B. Rumusan Masalah
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
7
Wawancara dengan Yuli Sapari, SE Selaku Kasi Rencana Operasi dan penyelamat
Pemadam Kebakaran Kota Jambi, Pada 28 Januari 2019.
6
Kebakaran ?
C. Batasan Masalah
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
1. Tujuan Penelitian
kejelasan yang dapat dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi ini. Tujuan yang
Tahun 2007
7
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Jambi.
pemadam kebakaran
b. Kegunaan Praktis
yang lain.
E. Kerangka Teori
validitas dan keefektifan dari suatu kaidah hukum. Menurutnya, sebelum berlaku
secara efektif, suatu norma hukum harus terlebih dahulu valid, karena jika suatu
kaidah hukum tidak valid, maka hakim misalnya tidak akan menerapkan hukum
tersebut, sehingga kaidah hukum tersebut tidak pernah efektif berlaku. Tetapi
sebaliknya adlah benar juga bahwa keefektifan merupakan syarat mutlak bagi
sebuah kaidah hukum yang valid. Karenanya, jika suatu masa karena perubahan
masyarakat, suatu kaidah hukum yang semulanya valid dan efektif berlaku,
kemudian menjadi tidak efektif lagi, maka kaidah hukum tersebut juga kemudian
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu peroduk secara
8
Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory: Teori Validitas dan Efektivitas Hukum,
Jakarta; Kencana, 2014 hlm. 116
9
fisik9. Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi lansung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. sedangkan
Sementara itu kata publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti
umum, masyarakat negara. Kata publik sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa
Indonesia baku, pengrtiannya adalah orang banyak 12. Sementara itu Ilmu kencana
berpikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik nilai-nilai
norma yang ada. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai setiap
memiliki kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan
menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara
fisik13.
9
Sampara Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, Jakarta : STIA LAN Press, 2000,
hlm. 8
10
Ibid, hlm.6
11
J. Sbadodo dan Sultan Muhammad Zain , Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2001, hlm. 781-782
12
Ibid, hlm. 1095
13
Lijian Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan Implementasi,
Bandung: Bumi Akiara, 2006, hlm. 5
10
penduduk atas barang, jasa dan pelayanan administrasi yang disediakan oleh
dalam hal ini negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan
hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi
masyarakat.
pemberi dan penerima dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan
efektivitas.
11
dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golonga, status dan lain-lain.
2. Pemadam Kebakaran
pelayanan publik.
agar memiliki kinerja yang baik. Salah satu kinerja hukum yang membedakan
dengan kaidah lainnya adalah bahwa hukum memiliki kaidah yang bersifat
melaksanakannya.
14
Ahmad Sudrik Sudrajat dan Juniarso Sudrajat, Hukum Administrasi negara dan
Kebijakan Pelayanan Publik, Bandung: Nuansa 2010, hlm. 20
12
a. Hak berwenang
c. Kemampuan orang atau golongan, untuk menguasai orang atau golongan lain
kekuasaan, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet I edisi III, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 1272
16
Ibid,.
17
Ibid, hlm. 809
13
masyarakat”18.
atau urusan pemerintah yang tertentu yang bulat. Sedangkan wewenang hanya
adalah hak untuk memberi pemerintah, dan kekuasaan meminta dipatuhi. Adapun
1) Pencegahan Kebakaran
pemadam kebakaran
2) Pemadam Kebakaran
18
Seorjono Soekanto, Pokok-Pokok Psikologi Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2003, hlm. 91-92
14
pelayanan secara tepat, akurat dan efesien mulai dari informasi kebakaran
adalah untuk memperkecil korban dan kerugian harta benda akibat kebakaran dan
bencana lainnya
2. Pembinaan Masyarakat
bahaya kebakaran.
3) Penilaian Kinerja
Kinerja (performance) pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan menurut Mathis dan Jackson (2006)
yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen kuantitas dari hasil,
kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran (disiplin kerja),
kemampuan bekerja-sama19.
19
Tulus Pinta Raja Situmeang dkk, Strategi Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara
Pada Dinas Kebersihan Pertamanan Dan Pemadam Kebakaran Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Tengah, Jurnal Ilmiah, research sains vol.-3 No. I Februari 2017, hlm. 3-4
15
dirumuskan oleh Silalahi (2011) bahwa kinerja PNS adalah prestasi kerja atau
hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh orang yang telah
diserahi tugas dalam suatu jabatan dalam negeri dalam rangka mencapai tujuan
(motivation).
penentu prestasi kerja adalah faktor individu yakni secara psikologis, individu
yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi
psikis (rohani) dan juga fisiknya (jasmani). Dengan adanya integritas tinggi antara
fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang
baik.
Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu manusia untuk
20
Ibid,.
16
organisasi.
yang jelas, otoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi
kerja yang efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis,
peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Sekalipun, jika faktor
tingkat kecerdasan pikiran memadai dengan tingkat kecerdasan emosi yang baik,
sebenarnya ia tetap dapat berprestasi dalam bekerja. Hal ini bagi individu tersebut,
lingkungan organisasi itu dapat diubah bahkan dapat diciptakan oleh dirinya serta
organisasi.
5) Keterampilan
6) Fasilitas Kerja
jangka waktu kegunaan yang relatif permanen dan memberikan manfaat untuk
masa yang akan datang. Fasilitas kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena
fasilitas kerja adalah salah satu sarana pendukung untuk menciptakan motivasi
melakukan suatu pekerjaan, agar tercapai efektivitas kerja. Tidak dapat disangkal
lagi, bahwa fasilitas berupa peralatan kerja sangat diperlukan dalam membina
tenaga dan pikiran manusia dalam melaksanakan tugas–tugas rutin dan insidentil
c. Mempunyai jangka waktu kegunaan relatif permanen lebih dari satu periode
manusia untuk bertindak cepat dalam melakukan sebuah pekerjaan, oleh sebab itu
18
setiap fasilitas kantor yang disediakan harus dapat dikuasai oleh pegawai.Peranan
F. Tinjauan Pustaka
Nasution, & Suwito dari jurnalnya yang berjudul “Strategi Peningkatan Kinerja
serta untuk melihat fenomena seperti apa yang terjadi ditengah-tengah lingkungan
kerja PNS. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif.22
21
Ibid, hlm. 8
22
Ibid.,
19
Kedua, dari penelitian ini dilakukan oleh Agung Rizky Ariyo Putro dari
Pasal 21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Pemadam Kebakaran
menganalisis fakta dan data tersebut untuk memperoleh kesimpulan terakhir 24.
pengendalian kebakaran Kabupaten Sanggau dirasa begitu berat jika melihat dari
Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan. Data yang ada yang
23
Ibid, hal. 8-9.
24
Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan Pasal
21 Ayat 2 Peraturan Bupati No.20 Tahun 2008..., hlm. 22
25
Ibid, hal. 74.
20
pengaturan (regulation) dan fungsi pelayanan (services). Kedua fungsi ini masih
derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan
pencapaian SPM kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. Namun dalam
pelaksanaan masih terdapat perbedaan bidang tugas dan SKPD yang harus
digambarkan secara utuh karena sebagian pekerjaan yang harus dilaporkan telah
menjadi tugas Dinas Pekerjaan Umum. Keterkaitan dua fungsi ini sangat kuat.
26
Yayan Rudianto, Implementasi Kebijakan Penyusuanan Penetapan Standar Pelayanan..
hal. 54
27
Ibid, hal. 78
21
terdahulu yaitu penelitian terdahulu lebih terfokus: Pertama oleh Tulus Raja
Situmeang, Harmein Nasution, & Suwito, penelitian ini mengkaji kinerja PNS
fenomena seperti apa yang terjadi ditengah-tengah lingkungan kerja PNS. Kedua
oleh Agung Rizky Ariyo Putro, fokus kepada efektivitas peran dan fungsi
Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan
28
Ibid, hal. 79
22
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
bersifat yuridis normatif dari tataran dogmatik dan teori hukum. Hal ini
2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.
sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan di sajikan dalam bentuk deskriptif
analitis. Secara deskriptif akan dibahas mengenai objek yang akan diteliti,
dalam hal ini mengenai efektivitas unit pelaksana teknis dinas pemadam
2007 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja dinas pemadam kebakaran.
permasalahan peneliti.
29
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hlm. 43
24
1. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis akan memperoleh data dari tiga sumber
yaitu :
a. Data Primer
Data Primer merupakan bahan hukum yang bersifat otoratif, artinya
mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-
undangan (PERDA), catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan
daerah. Bahan hukum primer yang digunakan adalah Peraturan Daerah No. 04
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Kebakaran”. Data yang berkaitan dengan fokus penelitian dan merupakan hasil
dari pengumpulan peneliti sendiri selama berada dilokasi penelitian. Data-data
tersebut merupakan bahan analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini
yang berupa hasil wawancara dan pengamatan pada Unit Pelaksana Teknis
Dinas Pemadam Kebakaran Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi
Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pemadam Kebakaran”.
b. Sekunder dan Tertier
Data Sekunder merupakan bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dan digunakan sebagai informasi pendukung dalam analisis data primer. Data
Sekunder juga adalah data penunjang yang diperoleh melalui pengumpulan data
dari hasil observasi dari penulis, serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data
sekunder karena dalam penelitian ini diperoleh dari teknik data ini terhadap
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran. Studi pustaka ini
25
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
a. Data Primer Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui
orang dari pihak Dinas Damkar Kota Jambi yang terkait dengan Penelitian
Ini.
b. Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data30. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala
data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan
yang berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang
dan sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah
Unit analisis data dalam penulisan skripsi ini adalah organisasi di dinas
pemadam kebakaran Jambi yaitu unit pelaksana teknis dinas pemadam kebakaran
Jambi. Penetapan unit analisis ini didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Jambi
30
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
31
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
2012), hlm. 62.
26
No. 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pemadam Kebakaran.
teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi Informasi yang didapat melalui
a. Observasi Partisipan
Jambi.
b. Wawancara (interview).
diteliti, dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Dalam
c. Studi dokumentasi
berupa data foto dan laporan Tahunan kejadian kebakaran di Kota Jambi dan
Dokumen lainya yang tertulis yang berkaitan dengan kinerja Unit Pelaksana
Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Teknik analisis data yang penulis gunakan analisis kualitatif, pendekatan isi
bentuk yang bersifat umum, kemudian dikaji dan diteliti selanjutnya ditarik
28
data tersebut.32
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
a. Reduksi Data
tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
menyajikan data Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang
paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini
peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber
pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
32
Bambang Sunggono, metodologi penelitian hukum, jakarta: Raja Grafido Persada, 2005,
hal. 125
33
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
29
c. Kesimpulan/Verifikasi
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran, serta Faktor
Jambi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
G. Sistematika Penulisan
34
Ibid, hlm. 252.
30
Demografi Uumum dan Historis Dinas Pemadam Kebakaran Jambi, Visi dan
pembahasan dan hasil penelitian yaitu Efektivitas Unit Pelaksana Teknis Dinas
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam
Kebakaran.
BAB III
No. 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja BPBD. Tujuan di
adalah :
bernegara.
diantaranya Kebakaran, Banjir dan Angin Puting Beliung. Dari berbagai macam
terkesan kurang optimal aparat pemerintah dilihat dari segi fasilitas maupun
Oleh karena itu perlu disusun pemahaman dan langkah yang sama secara
1) Visi
Makna pernyataan Visi BPB dan Damkar Kota Jambi di atas adalah :
b. Siaga adalah BPB dan Damkar Kota Jambi selalu mempersiapkan diri
c. Tanggap artinya BPB dan Damkar Kota Jambi yang memiliki kecepatan
bencana.
baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia
35
Sambutan Kepala BPB dan DAMKAR Kota di akses Rabu, 10 Juli 2019 di
Jambihttps://bpb-damkar.jambikota.go.id/index.php/sambutan-kepala-badan
33
2) Misi
satuan tugas.
kebencanaan.
36
Visi dan misi BPB dan Damkar Kota Jambi di akses Rabu, 10 Juli 2019 di
Jambihttps://bpb-damkar.jambikota.go.id/index.php/sambutan-kepala-badan
34
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi :
1) Seksi Pencegahan ;
1) Seksi Pengadaan;
37
Renstra 2014-2018 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 7
35
Kepala
Sekretariat
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Sub Bag Sub bagian umum
perencanan dan kepegawaian
Seksi pergudangan
Seksi Pendidikan Seksi operasional
dan distribusi
dan Latihan dan penyelamatan
UPTB
38
Ibid, hal.8
36
tugas tersebut di atas, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
bencana lainnya;
bencana lainnya;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
39
Ibid,.
37
fungsinya.40
koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang
ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra
bencana dan pasca bencana. Pada fungsi komando, Dinas Pemadam Kebakaran
pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari Satuan Kerja Perangkat
Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang
satu fungsi yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
yang semula fungsi ini berada pada SKPD Dinas Pemadam Kebakaran Kota
Jambi.41
40
Ibid, hal. 9
41
Ibid, hal. 9-10
38
Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi Dinas Pemadam Kebakaran dan
1. Kepala Dinas
fungsi :
Kebakaran;
Kebakaran;
Kebakaran.
1) Sekretariat
b. Tugas lain yang duberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
fungsi :
39
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
sebagai berikut :
c. menghimpun bahan dan menyusun rencana kerja dan anggaran (RKA) dan
dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) dinas oleh unit kerja dinas pemadam
belanja;
dinas;
q. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
a. menyusun rencana kerja dan standar operasional prosedur sub bagian umum
dan kepegawaian;
e. menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja, peta jabatan dan uraian tugas
penyelamatan;
kendaraan dinas;
bencana lainnya;
tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
43
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
Pencegahan dan peran serta masyarakat dalam urusan pencegahan, dengan rincian
pencegahan;
bencana lainnya;
berbahaya;
lainnya;
lainnya;
k. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik sesuai
dinas;
46
g. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya.
serta masyarakat;
pengaduan masyarakat;
(SKKL);
bidang tugasnya.
3) Bidang Sarana42
2) Bidang sarana dipimpin oleh kepala bidang yang berada dibawah dan
42
Ibid, hal. 18
48
dan
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
di bidang sarana;
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
49
1) Seksi Pengadaan
pengadaan;
bencana lainnya antara lain bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas,
lain bahan pemadam, bahan bakar minyak, pelumas, suku cadang kendaraan
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya..
sebagai berikut:
50
c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan seuai dengan bidang
tugasnya.
pengendalian sarana;
lainnya;
kebakaran dan bencana lainnya yang rusak atau tidak layak pakai/jalan;
bencana lainnya;
melalui sekretariat;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang
tugasnya.
kepala dinas dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya;
52
(2) Bidang operasi dan penyelamatan dipimpin oleh kepala bidang yang berada
(3) Kepala bidang operasi dan penyelamatan mempunyai tugas membantu kepala
jiwa; dan
b. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
mempunyai fungsi :
bencana lainnya;
bencana lainnya;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
bidang tugasnya.
operasi;
bencana lainnya;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan seuai dengan bidang
tugasnya.
54
dan penyelamatan;
bencana lainnya;
instansi pemerintah/swasta/masyarakat;
g. memberikan informasi dan saran tindak, taktik, dan strategi operasi kepada
bencana;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan seuai dengan bidang
tugasnya.
membantu kepala bidang operasi dan penyelamatan dalam urusan investigasi dan
bencana lainnya;
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan seuai dengan bidang
tugasnya.
Pada badan dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). Yang
tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang berada dibawah dan
Walikota.
Kebakaran Kota Jambi sebanyak 216 orang yang terdiri 91 orang PNS dan 125
orang pegawai honor. Dari jumlah personil sebanyak 91 orang tersebut, 17 orang
Tabel II.1. Jumlah Pegawai BPBD dan Pemadam kebakaran Kota Jambi 43
1. PNS 91 41.18
43
Ibid, hal. 27
58
Dari 216 orang PNS yang ada di Badan Penanggulangan Bencana dan
1 orang pejabat Eselon II, 5 orang pejabat Eselon III dan 11 orang pejabat Eselon
1 Eselon II 1 0,60
3 Eselon IV 11 6,73
Bilamana dilihat dari golongan/pangkat, dari 216 pegawai yang ada, golongan IV
sebanyak 6 orang (6,59 %), golongan III sebanyak 32 orang (35,16 %), golongan
II sebanyak 52 orang (57,14 %), dan golongan I sebanyak 1 orang (1,10 %).
44
Ibid, hal. 28
59
Jumlah 91 100
Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi yang ada, maka status pendidikan
paling rendah yaitu tingkat SMP dan SD sebesar 2,20 %.Selengkapnya dapat
45
Ibid,.
60
4 SLTA/SMK 52 57.14
5 SLTP 0 0.00
6 SD 2 2.20
Jumlah 91 100
dengan tingkat strata-2 dengan 2 jenis disiplin ilmu, sedangkan strata-1 sebesar
30,77 % yang terdiri dari 5 jenis disiplin ilmu. Selengkapnya dapat dilihat tabel
berikut.
A. MAGISTER
1. Ilmu Administrasi -
2. Magister Scient 1
3. Magister Ekonomi 2
46
Ibid,.hal. 29
61
4. Magister Profesional
B. SARJANA
1. Ilmu Hukum -
2. Kesejahteraan Sosial 1
3. Ekonomi 12
4. Teknik Mesin 1
5. Manajemen 22
C. SARJANA MUDA
1. Administrasi -
D. KEJURUAN 20
JUMLAH 91
ilmu, pegawai yang ada di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota
Jambi belum ada yang secara khusus memiliki disiplin ilmu tentang kebencanaan.
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi telah tersedia Sarana dan
Tabel II.6 Sarana Pos Pelayanan Pemadam Kebakaran, Fire Truck dan
1 Supply
47
Ibid, hal. 31
63
48
Ibid, hal. 31
64
Tahun 2012
TOTAL 16 unit
49
Ibid, hal. 32
65
Patroli
2007
2016
Total 6 Unit
Pendukung Lainnya
50
Ibid, hal. 34
67
Righ/HT
9 Kompresor 1 Unit
51
Ibid, hal. 35
68
11 Dongkrak 2 Unit
Visi dan Misi Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif,
52
Ibid,.
69
(SPPN), visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada
akhir periode perencanaan. Dengan memperhatikan visi dan misi Kota Jambi yang
Jambi adalah :
Lingkungan,
Kemandirian daerah;
Governance);
Lokal.
Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi perlu lebih diarahkan pada
efisiensi dan efektifitas yang menuntut adanya perubahan budaya kerja yang
akuntabilitas. Untuk mencapai hal tersebut perlu dinyatakan visi dan misi dari
53
Ibid, hal. 69
70
rangka mendukung Visi Kota Jambi dan sesuai Undang-undang Nomor 24 Tahun
menetapkan :
1. Visi
selalu mempersiapkan diri pra bencana baik personil maupun sarana dan
prasarananya.
penanggulangan bencana.
menanggulangi bencana.
oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi yang Siaga,
Tanggap dan Berdaya terhadap Bencana” faktor alam dan faktor non alam
psikologis.
2. Misi
sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi pemerintah, sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh
pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh instansi
tugas.
bencana
72
Strategi yang digunakan dalam mencapai Visi dan Misi Dinas Pemadam
Penyediaan Logistik dan Sarana Prasarana Bencana serta Peningkatan Peran Serta
Kota Jambi serta meningkatkan peran serta masyarakat yang berdasarkan kondisi
dan potensi serta kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat Kota Jambi.
kunci keberhasilan yang akan sangat menentukan pencapaian tujuan dan sasaran.
5. Tujuan
yang diuraikan diatas. Berdasarkan hal tersebut tujuan yang ingin dicapai oleh
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi adalah sebagai berikut:
keseluruhan.
74
6. Sasaran
Kota Jambi, terkait erat dengan kebijaksanaan Pemerintah Daerah Kota Jambi.
Manajemen Kebakaran).
sistem proteksi kebakaran aktif dan pasif pada gedung serta peran serta
masyarakat
54
Ibid, hal. 69-73
75
BAB IV
Kebakaran
dapat menimbulkan kerugian harta benda dan jiwa, untuk itu perlu ada upaya
diatur dalam Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor
Jambi tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, sehingga perlu diganti; Poin d. bahwa
55
Konsideran Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
76
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169 Tambahan Lembaran Negara
125, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 4437) sebagaimana telah
56
Ibid.,
77
Nomor 4548);
Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam
Organisasi Lembaga Teknis Kota Jambi (Lembaran daerah Kota Jambi Tahun
2001 Nomor 7); Dengan Persetujuan Bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kebakaran.
78
Pada materi Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Setelah penulis melihat, menelaah dari isi perda No. 04 Tahun 2007 dapat
dianalisis bahwa perda tersebut kurang efektif dalam mengatur Unit pelaksana
Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Pemadam Kebakaran. Karena hanya 3 pasal yang mengatur substansi
dari unit pelaksana teknis, kemudian dalam pasal 10 yang menjadi permasalahan
57
Pasal 7 ayat 3 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
58
Pasal 9 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
59
Pasal 10 Perda No. 05 Tahun 2007
79
pada pasal 10 tidak efektif lagi keberlakuannya karena menurut penulis pada pasal
tersebut tidak sejalan dengan pelaksanaan dilapangan. Penulis juga kutip dari
kelanjutan Perda No. 04 Tahun 2007. Artinya rumusan materi tentang Unit
Pelaksana Teknis diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pada RENSTRA
2014 – 2018 dapat juga dilihat dari kinerja pelayanan Dinas Pemadam Kebakaran
Kota Jambi hanya diatur mengenai kinerja unit pelaksana teknis sebagai berikut :
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) (1) Pada dinas dapat dibentuk unit
pelaksana teknis dinas (UPTD); (2) UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan rincian tugas UPTD diatur
60
Wawancara dengan Indra Jafrizal, ST Selaku Kasi Operasional dan penyelamat
Pemadam Kebakaran Kota Jambi, Pada 28 Januari 2019.
61
RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi, hal. 26
62
Wawancara dengan Yuli Sapari, SE Selaku Kasi Rencana Operasi dan penyelamat
Pemadam Kebakaran Kota Jambi, Pada 28 Januari 2019.
80
Agar sarana dan prasarana unit pelaksana teknis dapat terpenuhi, misalnya ada
alokasi anggaran dari pusat sehingga kinerja UPTD Damkar Jambi dapat
dari suatu kaidah hukum. Menurutnya, sebelum berlaku secara efektif, suatu
norma hukum harus terlebih dahulu valid, karena jika suatu kaidah hukum tidak
valid, maka hakim misalnya tidak akan menerapkan hukum tersebut, sehingga
kaidah hukum tersebut tidak pernah efektif berlaku. Tetapi sebaliknya adalah
benar juga bahwa keefektifan merupakan syarat mutlak bagi sebuah kaidah
hukum yang valid. Karenanya, jika suatu masa karena perubahan masyarakat,
suatu kaidah hukum yang semulanya valid dan efektif berlaku, kemudian menjadi
tidak efektif lagi, maka kaidah hukum tersebut juga kemudian menjadi tidak lagi
valid.63
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran, tidak efektif
lagi karena sudah tidak valid dengan digantikan perda yang baru yaitu Perda No.
timbal balik antara unsur validitas dan keefektifan dari suatu kaidah hukum.
63
Munir Fuady, Teori-Teori Besar (Grand Theory: Teori Validitas dan Efektivitas
Hukum, Jakarta; Kencana, 2014 hlm. 116
81
karena kaidah hukum Perda No. 4 Tahun 2007 tidak valid, sudah digantikan
dengan perda yang baru sehingga kaidah hukum tersebut tidak lagi efektif
berlaku.
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran dari
uraian pasal 7 ayat 3 yang mengatur mengenai jabatan dan kewenangan yaitu
untuk unit pelaksana teknis dipimpin oleh kepala Unit Pelaksana Teknis yang
mengatur tentang Ketentuan mengenai tugas pokok dan fungsi Bagian, Pada pasal
masing-masing.64
64
Pasal 7, 9 dan 10 Peraturan Daerah Kota Jambi No. 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
82
2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
Penyelamatan Kota Jambi yaitu selama Periode 2014 – 2016, muncul beberapa
anggaran.66
65
Wawancara Yuli Sapari, SE. Kasi Rencana Operasi Pemadam Kebakaran Kota Jambi,
Pada 28 Juni 2019.
66
RENSTRA 2014-2018 Disdamkar dan Penyelamatan Kota Jambi, hlm. 26
67
Wawancara dengan Yuli Sapari, SE, Kasi Rencana Operasi Pemadam Kebakaran Kota
Jambi, Pada 28 Juni 2019.
83
muncul antara lain sebagai berikut : 1. Kesulitan mengukur nilai kinerja dari
mencapai kinerja yang tepat sasaran. 68 Belum adanya koordinasi yang efektif baik
yang muncul antara lain sebagai berikut : 1. Alokasi dan beban anggaran untuk
sarana dan prasarana kurang memperhatikan atau tidak sebanding dengan efek
tidak berimbang dengan potensi kinerja dari program yang lain. 3. Tingkat
68
RENSTRA 2014-2018….., hlm. 44
69
Laporan Akuntanbilitas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Jambi
(LAKIP 2017), hal. 50
70
Ibid., hal. 44-45
84
Dari hasil wawancara dari Kasi Rencana Operasi, Yuli Sapari, SE,
upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana teknis dinas
pemadam kebakaran Kota Jambi adalah membuat kebijakan baru
(payung hukum baru) dengan merevisi atau merumuskan aturan baru,
karena perda No. 04 tahun 2007 sudah tidak mampu mengikuti
perkembangan dan kebutuhan UPT Damkar Kota Jambi saat ini yang
semakin bertambah karena permintaan dan kebutuhan masyarakat yang
tidak hanya menangani persoalan kebakaran tetapi yang sifatnya lebih
dari itu, misalkan sifatnya bencana. Kasi Rencana Operasi Yuli Sapari,
SE, mengatakan bahwa seharusnya perda yang ada tidak hanya mengatur
secara normatif misalkan pada pasal Pada pasal 7 ayat 3 Unit Pelaksana
Teknis dipimpin oleh kepala Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.72 Kemudian dalam Pasal 9
ayat 2 Ketentuan mengenai tugas pokok dan fungsi Bagian, Bidang, serta
uraian tugas Sub Bagian dan seksi-seksi serta Unit Pelaksana Teknis diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.73 Pasal 10 Dalam melaksanakan
tugasnya, Kepala Dinas, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub
Bagian, Kepala Seksi dan Kepala UPT wajib menerapkan prinsip-prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal dan
horizontal baik dilingkungan masing-masing maupun antar suatu
organisasi sesuai dengan tugas masing-masing. Tetapi seharusnya
menghadirkan perda baru yang mengatur tentang lembaga baru yaitu
lembaga yang berdiri sendiri yaitu badan penanggulangan bencana daerah
(BPBD) Kota Jambi menjadi satu bidang saja dengan Damkar, agar
bantuan operasional prasarana dan sarana bisa di lengkapi serta di bantu
71
Ibid., hal. 46
72
Pasal 7 ayat 3 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
73
Pasal 9 ayat 2 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 04 Tahun 2007 tentang
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
85
oleh pemerintah pusat melalui dana APBN karena persoalan kerja bukan
hanya penanganan kebakaran tetapi lebih persoalan nasional yaitu bencana
alam juga seperti banjir, ada hewan buas yang masuk di rumah warga dan
lain-lain .74
pelaksana teknis dinas pemadam kebakaran Kota Jambi penulis melihat dari
sisi peluang yang terdapat pada halaman 45 yang membahas tentang peluang
diantaranya:
tangguh lainnya.
74
Wawancara dengan Yuli Sapari, SE, Kasi Rencana Operasi Pemadam Kebakaran Kota
Jambi, Pada 28 Juni 2019.
86
masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara lain sebagai berikut:
2007 yang terdiri dari Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
75
Ibid., hal. 45
87
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menyimpulkan.
Berdasarkan pasal 7 ayat 3, Pasal 9 ayat 2 Pasal 10 Perda No. 04 Tahun 2007
Kebakaran Kota Jambi karena hanya 3 pasal yang mengatur substansi dari unit
Unit Pelaksana Teknis dan tidak secara detail serta keseluruhan pasal tersebut
validitas dan keefektifan dari suatu kaidah hukum. karena kaidah hukum Perda
No. 4 Tahun 2007 tidak valid, sudah digantikan dengan perda yang baru
penanganan bencana dengan terbitnya Perda No. 4 Tahun 2007 pada pasal 7
3. Upaya dan solusi dalam mengatasi hambatan pelaksana teknis dinas pemadam
Pokok dan fungsinya (Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 terbaru berikut
B. SARAN
dan luas lagi kebijakan yang dibuat dalam perda untuk menunjang efektivitas
baiknya peraturan yang sudah lama diganti dengan yang baru karena seiring
sendiri. Sehingga bisa menunjang prasarana dan sarana yang lengkap dalam
3. Harus ada konsep baru atau desain baru dalam melakukan pencegahan,
DAFTAR PUSTAKA
Agung Rizky Ariyo Putro, Peran dan Fungsi Pemadam Kebakaran Berdasarkan
Tahun 2012
Ahmad Sudrik Sudrajat dan Juniarso Sudrajat, Hukum Administrasi negara dan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet I edisi III, Jakarta: Balai Pustaka
2000
Persada, 2003
Alphabeta, 2014
Persada, 2005
Tulus Pinta Raja Situmeang dkk, Strategi Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil
Kota
92
Lampiran
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Hp : 085266018318
RIWAYAT PENDIDIKAN :
Lampiran Dokumentasi
Wawancara dengan Indra Jafrizal, ST Selaku Kasi Operasional dan penyelamat Pemadam
Kebakaran Kota Jambi
94
Wawancara dengan Kasi Rencana Operasi dan Staff penyelamat Pemadam Kebakaran Kota
Jambi.