Anda di halaman 1dari 43

MASALAH GIZI

DI KABUPATEN KAPUAS
HULU
Dinas Kesehatan
Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana
Kabupaten Kapuas Hulu
Senin, 6 Juni 2022
PERPRES REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 72 TAHUN 2021
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

BAB III
PENYELENGGARAAN PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

Pasal 11
1. Pemerintah Desa mengoordinasikan dan
melaksanakan Percepatan Penurunan
Stunting di desa
2. Pemerintah Desa memprioritaskan
penggunaan dana desa dalam mendukung
penyelenggaraan Percepatan Penurunan
Stunting.
3. Pemerintah Desa mengoptimalkan
program dan kegiatan pembangunan desa
dalam mendukung penyelenggaraan
Percepatan Penurunan Stunting Arahan Wapres : Rapat Koordinasi Nasional
Bergerak bersama untuk Percepatan Penurunan Stunting, 23-Agustus 2021
Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan
STUNTING? gizi kronis dan infeksi berulang, sehingga
anak terlalu pendek untuk usianya
(standar)

Hambatan Rentan Hambatan


pertumbuhan terhadap perkembangan
fisik penyakit kognitif
TB/U Anak Laki-laki 2-5 Tahun
125
+3
Grafik tinggi badan
menurut umur
120
+2
menunjukan
pencapaian tinggi
115 +1 badan relatif terhadap
umur dibandingkan
110 0 dengan median
(garis 0)
-1
105
Anak yang mempunyai
Tinggi Badan (cm)

TB/U:
-2
100
• dibawah -2 SD
disebut
-3
95 pendek
• dibawah -3 SD
90
disebut
sangat pendek

85

80

75
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Umur (bln)
Dampak Stunting
Dampak Kesehatan Dampak Pertumbuhan Dampak Ekonomi
Penduduk

Sumber:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar.
2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in Nutrition.
Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org

Sumber Bappenas 2018


Konsep Dasar
Periode kritis - “window opportunity for nutrition
intervention”

Kekurangan NUTRISI di setiap tahap mengakibatkan terhambatnya


pertumbuhan dan perkembangan.
MASA EMAS DAN MASA KRITIS
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
STATUS GIZI J
Intervensi
a
• Penanganan Balita n
gizi buruk g
Penyebab k
• Suplementasi Asupan Pangan/Gizi Kesehatan Langsung
mikronutrien & a
fortifikasi 30% Intervensi
• Kebersihan diri P
e
Spesifik
• Ketahanan Pangan Air minum, n
• Sistem Kesehatan Aksesibilitas Pola Sanitasi, Penyebab d
• Jaminan Sosial pangan asuh yankes Tidak Langsung e
• Air bersih dan sanitasi k
• Gender dan
pembangunan
J
• Pendidikan remaja putri
a
• Perubahan iklim
Kelembagaan n
g
• Program pengentasan
kemiskinan & k
Politik dan Ideologi Akar a Intervensi
pertumbuhan ekonomi 70%
Masalah Sensitif
• Kepemerintahan &
keteladanan P
Kebijakan Ekonomi a
• Perdagangan dan
peran dunia usaha n
• Penanganan konflik Sumber Daya, lingkungan, Teknologi, J
• Kelestarian lingkungan Penduduk a
n
g
Sumber :World Bank 2011, di adaptasi dari UNICEF 1990 & Ruel 2008
KERANGKA PENYEBAB STUNTING DI INDONESIA
SAMPEL PADA PELAKSANAAN SURVEI
PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) BALITA KABUPATEN KAPUAS HULU
Tahun 2020 Tahun 2021
KONDISI SAMPEL PSG
Jumlah % Jumlah %
Jumlah Baduta ( 0-23 bulan) diukur 6420 6424
Jumlah Balita (0-60 bulan) diukur 16094 16173
Jumlah Baduta Riil Juni (saat survei) 7614 7585
Jumlah Balita Riil Juni (saat survei) 19623 19491
proporsi Baduta diukur terhadap jumlah seluruh baduta yang ada (Riil)
84,3 84,67
disuatu wilayah pada saat survei dikali 100%
proporsi Balita diukur terhadap jumlah seluruh Balita yang ada (Riil)
82 82,97
disuatu wilayah pada saat survei dikali 100%
proporsi Baduta diukur terhadap jumlah seluruh baduta proyeksi disuatu
9569 67,1 86,91
wilayah pada saat survei dikali 100%
proporsi Balita diukur terhadap jumlah seluruh Balita proyeksi disuatu
24972 64,4 22623 71,45
wilayah pada saat survei dikali 100%
Jumlah desa & kelurahan yang dilakukan PSG 278 280
Jumlah desa & kelurahan yang ada 282 282
proporsi desa yang dilakukan PSG terhadap seluruh desa & kelurahan
98,6 99,3
yang ada
Target Batasan
Persentase Prevalensi Prevalensi
RPJMN Masalah
Masalah Gizi Kabupaten Provinsi Nasional
Prevalensi Prevalensi
Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021
2021 (WHO)
Underweight 25,4% 24% 17,0% 15% 10 %

GAMBARAN PROPORSI Wasted


Stunted
10,1%
31,2%
10%
29,8%
7,1%
24,4%
7,8%
21,1
5%
20 %
STUNTED PADA
BALITA
DI KABUPATEN
KAPUAS HULU TAHUN
2020 DAN 2021

Hasil PSG Balita


50 tahun 2021
45 menunjukkan ada
32,9
40
31,2 perbaikan kondisi
28,7
27,6 stunted atau terjadi
35
30 penurunan jika
25 dibandingkan dengan
20 tahun sebelumnya
15 (tahun 2020), yaitu
10 sebesar (1,1%) untuk
5 Baduta dan (1,7%)
0 untuk Balita.
Baduta Balita
Tahun 2020 Tahun 2021
PETA WILAYAH BADUTA DAN BALITA PENDEK /STUNTED (INDIKATOR TB/U)
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN 2021
PETA WILAYAH PETA WILAYAH
BADUTA STUNTED BALITA STUNTED
KABUPATEN 27,6 KABUPATEN 31,24
Jongkong 39,4 Bunut Hilir 42,6
Bunut Hilir 38,7 Selimbau 41,7
Selimbau 38,6 Embaloh Hilir 41,6
Mentebah 37,8 Suhaid 40,9
Suhaid 35,3 Bika 39,9
Embaloh Hilir 34,2 Jongkong 39,6
Puring Kencana 34,2 Seberuang 38,8
Boyan Tanjung 33,5 Boyan Tanjung 38
Silat Hulu 30,9 Mentebah 37,8
Pengkadan 30,8 Pengkadan 35,8
Bika 30,6 Hulu Gurung 32,8
Seberuang 29,2 Silat Hulu 32,5
Hulu Gurung 29,2 Embaloh Hulu 31,9
Badau 25,1 Pts Selatan 30,6
Pts Selatan 24,3 Batang Lupar 29
Kalis 24,3 Badau 28,5
Batang Lupar 23,6 Empanang 27,5
Bunut Hulu 23,4 Bunut Hulu 27,1
Embaloh Hulu 23,1 Semitau 24,8
Empanang 22,6 Kalis 24,3
Semitau 22 Puring Kencana 22,3
Silat Hilir 17,4 Pts Utara 19,5
Pts Utara 10,9 Silat Hilir 18,5
Option A Option B Option C Option D 0 10 20 30 40 50 Option A Option B Option C Option D 0 10 20 30 40 50

Stunted Baduta 2021 Stunted Baliita 2021


Ada 11 Kecamatan dengan persentase 28,7% 32,9% Ada 4 Kecamatan dengan Persentase
27,6% 31,2%
stunted diatas 30% s.d 39,4%. Stunted diatas 40% : Bunut Hilir, Selimbau,
Embaloh Hilir dan Suhaid
KECAMATAN DENGAN PERSENTASE
BALITA STUNTED TERTINGGI DI WILAYAH KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN 2021

KECAMATAN JUMLAH BALITA


42,6 41,7 41,6 STUNTED
45 40,9
40

35 Bunut Hilir 190


30 25,6
28,4 27,8
25
30,2
Selimbau 128
20

15
Embaloh Hilir 128
10
17
13,3 11,4 13,1
Suhaid 262
5

0
Bunut Hilir Selimbau Embaloh Hilir Suhaid
Sebanyak 708 (14,01% dari 5052 ) balita
Sangat Pendek Pendek
Stunted tinggal di 4 Kecamatan ini

Sumber : Survei PSG tahun 2021


55 52,8
50
PROPORSI
43,8
45 36,7 40
37,8 38,7 39,4 38,6
40 35,1 35,535,3 36,3
34,4 34,2 34,8 33,3 34,2
35 29,2 30,6 33,5 32,6
30,930,7 30,9 30,8 29,3 28,3 27,6
29,2

STUNTED PADA 30
25
20
18,4
17,4
22,6

14,8
23,4
27,8
24,3 24,3
27,2 26,6
22 22,6
19,5
25,1 23,6
23,1
17,2
28,7

15

BADUTA DAN
10,9
10
5
0

BALITA TAHUN
2020 DAN 2021 Tahun 2020 Tahun 2021

60
50,7
50 46,1
44,1 42,6 44,2
41,341,6 42,2 41,7 40,9 39,2
39,9 39,7 38 39,6 39 38,8 40,1
40 37,8 36,735,8
34,532,8 35,4 35,4
32,5 33 31,7 31,9 32,931,2
31 30,6 30,6
27,5 28,5 29
30 27,1
23,4 25,1 24,3 24,8 24 22,3
20,719,5
18,5 18,6
20

10

Tahun 2020 Tahun 2021


PETA WILAYAH BALITA BERAT BADAN KURANG/UNDERWEIGHT (INDIKATOR BB/U)
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN 2021
KABUPATEN 25,4
Bunut Hilir 38,8
Selimbau 38,1
Embaloh Hilir 34,7
Jongkong 34
Boyan Tanjung 32,5
Seberuang 31,6
Suhaid 29,2
Bika 29,2
Mentebah 28,9
Silat Hulu 28,6
Hulu Gurung 27,6
Pengkadan 27,2
Semitau 25,7
Embaloh Hulu 25,1
Empanang 25
Batang Lupar 23,4
Badau 22,1
Kalis 21,8
Pts Selatan 19,8
Bunut Hulu 18,4
Silat Hilir 17,1
Pts Utara 16,1
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
PETA WILAYAH BALITA GIZI KURANG /WASTING (INDIKATOR BB/TB)
MENURUT KECAMATAN DI KABUPATEN KAPUAS HULU
TAHUN 2021
KABUPATEN 10,1
Silat Hulu 16,6
Bunut Hilir 16,6
Selimbau 15,7
Jongkong 13,4
Hulu Gurung 12,3
Embaloh Hilir 11
Boyan Tanjung 10,8
Semitau 10,8
Mentebah 10,7
Silat Hilir 10,6
Seberuang 10,2
Bika 9,7
Empanang 9,2
Pengkadan 8,7
Bunut Hulu 8,2
Pts Selatan 8,2
Kalis 7,8
Puring Kencana 7,4
Embaloh Hulu 7,2
Pts Utara 7,2
Badau 6,8
Batang Lupar 5,9
Suhaid 3,1
0 5 10 15 20 25 30
47,3
50
42,8

PROPORSI 40

28,6
34
27,6 28,9
33,1
29,2
35,3
34,7
37,138,8

30,732,531,1
34
38,1
33,7
29,2
31,731,6
32,7
32,1

30 27,2 26 25,4
25,7 25,7

UNDERWEIGHT
25,5 24,5 25 25,1 26,7
22,9 22,1 23,4
21,8
19 20,1 19,8 19,3
20 16,117,7 16,4
14,9 15,416,1
11,6

DAN WASTING 10

BALITA TAHUN
2020 DAN 2021 Tahun 2020 Tahun 2021
PENGELOLAAN
100
SAMPAH RUMAH 90
80
61,11

70
TANGGA 60
50 19,03 18,75
40
MENURUT 30
20
1,11

10
KECAMATAN 0
Dibakar Di sungai Tempat Sampah Sembarang
Tempat

100%
90%
80%
70%
DATA INI dikumpulkan dari hasil
60% wawancara terhadap ibu atau orang
50% tua Balita yang diukur berat badan
40%
30%
dan tinggi badannya pada saat
20% pelaksanaan Survei Pemantauan
10%
0%
Status Gizi (PSG) Balita bulan Juni
Tahun 2021

Dibakar Di sungai Tempat Sampah Sembarang Tempat


PROPORSI KEC.HULU GURUNG
Bugang
29,2
64,5
Nanga Yen 43,5
Baduta Usia (0-23 Tani Makmur
Karya Mandiri
37,5
35,3

Bulan) Mentawit
L.Kumpang
Tunas Muda
32
31,3
31
Pendek (Stunted) Parang
Nanga Tepuai
27,3
26,1

Menurut Desa Kelakar


Lubuk Antuk
Mubung 13,5
17,9
25

di Kec. Hulu Gurung Beringin


S.Senara 8
13,3

Tahun 2021
Sejahtera.M 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

PROPORSI
KEC.HULU GURUNG 32,8
Bugang 60,9
Nanga Yen 42,1
Tunas Muda
Beringin 35,5
39,1
Balita Usia ( 0-60
Bulan)
K.Mandiri 34,9
Mubung 33,7
Tani Makmur 33,3
Mentawit
Parang
32
31,7 Pendek (Stunted)
L.Kumpang 30,8
Lubuk Antuk
Sejahtera.M
26,8
26,3
Menurut Desa
Kelakar
S.Senara
Nanga Tepuai
19,7
18,3
26,2
di Kec. Hulu Gurung
0 10 20 30 40 50 60 70 Tahun 2021
Kondisi yang Berkaitan dengan Kejadian Stunting
Di Kabupaten Kapuas Hulu

Pelayanan Posyandu STUNTING


Balia tidak dipantau
47,7% pertumbuhannya setiap bulan
/tidak di timbang ke posyandu

Kondisi ini diperburuk lagi dengan rendahnya


keterampilan kader posyandu, diketahui 2-3 dari 5
41,5% Bayi tidak
orang kader yang ada di seluruh wilayah kabupaten 88,5% Bayi Berat Lahir
mendapatkan ASI esklusif
Kapuas hulu belum bisa melakukan pemantauan Rendah (BBLR)
dari 0-6 bulan
pertumbuhan dengan benar. Kader yang sering
diganti juga berdampak terhadap kualitas
pelayanan di Posyandu.
13,3% Bumil tidak minum TTD 49% dari Bumil yang
minimal 90 tablet selama hamil diperiksa menderita Anemi
Kesadaran masyarakat yang masih rendah
terhadap kondisi gizi Balita berkaitan dengan
pemantauan pertumbuhan, dan minimnya alat
untuk memantau pertumbuhan yang mudah
91,7% dari 278 24,4% ibu hamil Risio
digunakan oleh kader di posyandu, juga menjadi
desa belum ODF Kurang Energi Kronik
salah satu penyumbang masalah stunting di
kabupaten Kapuas Hulu.
Gambar : KERANGKA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
5 PILAR PERCEPATAN INTERMEDIATE
INTERVENSI OUTPUT DAMPAK
PENCEGAHAN STUNTING OUTCOME
PILAR 1 Gizi Spesifik
Kemitraan  Tablet Tambah Darah (Ibu Peningkatan Cakupan Intervensi
dan Visi Hamil & Remaja Putri) Pada sasaran 1000 HPK
Kepemimpinan  Promosi & konseling
menyusui
PILAR 2  Promosi & konseling PMBA
 Suplemen gizi makro (PMT) Konsumsi Gizi Perbaikan Asupan
Kampanye Gizi
 Tatalaksana Gizi buruk
Nasional dan  Pemantauan dan promosi
Perubahan pertumbuhan
Perilaku  Suplemen kalsium  Anemia
Pola Asuh
 Suplementasi vitamin A  BBLR
PILAR 3  Suplementasi Zink untuk  ASI Esklusif PREVALENSI
Konvergensi diare  Diare
 Pemeriksaan kehamilan STUNTING
Program Pusat,  Kecacingan
Daerah dan Desa  Imunisasi Pelayanan Kesehatan  Gizi Buruk TURUN
 Suplemen gizi mikro setelah
Taburia
 MTBS
PILAR 4 Penurunan Infeksi
Ketahanan Kesehatan Lingkungan
Pangan dan Gizi Gizi Sensitif
 Air bersih dan sanitasi
 Bantuan Pangan Non Tunai
PILAR 5  Jaminan Kesehatan Nasional
Pemantauan dan  Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD)
Evaluasi
 Program Keluarga Harapan
 Bina Keluarga Balita
 Kawasan Rumah Pangan
Lestari
 Fortifikasi pangan
INTERVENSI SPESIFIK DAN INTERVENSI SENSITIF DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Target Intervensi Spesifik Target Intervensi sensitive
(Penyebab Langsung) (Penyebab tidak Langsung)
1 58% Remaja Putri Mengkonsumsi Tablet Tambah 70% Pelayanan KB pasca persalinan
Sebelum lahir

Darah (TTD) 15,5% Kehamilan yang tidak diinginkan


2 80% Ibu Hamil mengkonsumsi TTD 90 tablet selama 90% Cakupan calon pasangan usia subur(PUS) memperoleh
hamil pemeriksaan kesehatan sebagai bagian pelayanan
nikah
3 90% Ibu hamil kurang energi kronik (KEK) mendapat
100% Rumah tangga mendapat akses air minum layak
tambahan asupan gizi
90% Rumah tangga mendapat akses sanitasi (air limbah
4 80% Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI domestik) layak
Eksklusif 112,9 Penduduk menjadi penerima bantuan iuran (PBI)
5 80% Anak usia 6-23 bulan mendapat makanan juta Jaminan Kesehatan Nasional
pendamping ASI (MP-ASI) 90% Keluarga berisiko stunting memperoleh pendampingan
Setelah Lahir

6 90% Balita dipantau pertumbuhan dan 10 juta Keluarga miskin dan rentan memperoleh bantuan
perkembangannya tunai bersyarat
7 90% Balita kurang gizi mendapat tambahan asupan 70% Target sasaran memiliki pemahaman yang baik tentang
gizi stunting di lokasi prioritas
15,6 Keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan
8 90% Balita gizi buruk mendapat pelayanan
Juta social pangan
tatalaksana gizi buruk
90% Desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan
9 90% Balita memperoleh imunisasi lengkap (BABS)
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

STIMULASI –
1000 HARI
PENGASUHAN DAN
PERTAMA
PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK)
BERKELANJUTAN
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
FOKUS PADA 1.000 HPK
Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi

PERIODE KRITIS

270 HARI 730 HARI


Setelah Melahirkan Sampai
Pada saat hamil
anak berusi 2 (dua) tahun
INTERVENSI GIZI SENSITIF (SEKTOR DILUAR KESEHATAN)
UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
JENIS INTERVENSI PROGRAM KEGIATAN /INTERVENSI
Peningkatan penyediaan air • Akses air minum yang aman
minum dan sanitasi • Akses sanitasi yang layak
Peningkatan akses dan kualitas • Akses pelayanan keluarga berancana (KB)
pelayanan gizi dan kesehatan • Akses jaminan kesehatan
• Akses bantuan uang tunai untuk keluarga miskin (PKH)
Peningkatan kesadaran • Penyebarluasan informasi melalui berbagai media
komitmen, dan praktik • Penyediaan koseling perubahan perilaku antar pribadi
pengasuhan dan gizi ibu dan • Penyediaan konseling untuk orang tua
anak • Penyediaan akses terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), promosi
stimulasi anak usia dini, dan pemantauan pertumbuhan tumbuh-kembang anak
• Penyediaan koseling kesehatan dan reproduksi remaja
• Pemberdayaan permpuan dan perlindungan anak

Peningkatan akses pangan • Akses bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk keluarga kurang mampu
bergizi • Akses fortifikasi bahan pangan utama (garam,tepung terigu,minyak goreng)
• Akses kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
• Penguatan regulasi mengenai label dan iklan pangan
Tumbuh Normal & Tumbuh Terganggu

Pertumbuhan Normal
(Dipantau Pertumbuhannya)

Berakhir beda
Pertumbuhan terganggu
(Tidak dipantau pertumbuhannya)

Berawal sama
6. Menentukan Status Pertumbuhan Anak

d
c e

b
a a. TIDAK NAIK, grafik berat badan memotong garis pertumbuhan
dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM (<800 g)
HANYA TAMBAH 500 g
b. NAIK, grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya
atau kenaikan berat badan lebih dari KBM (>900 g)

c. NAIK, grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya atau


kenaikan berat badan lebih dari KBM (>500 g) BB BERTAMBAH 1200 g

d. TIDAK NAIK, grafik berat badan mendatar atau kenaikan berat badan
kurang dari KBM (>400 g) BB BERTAMBAH 600 g

e. TIDAK NAIK, grafik berat badan menurun atau kenaikan berat badan
kurang dari KBM (<300 g)
BB TETAP/TDK BERTAMBAH

BB KURANG 300 g
STANDAR EMAS PEMBERIAN MAKAN
BAYI DAN ANAK

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir dalam satu jam
a. pertama, dilanjutkan dengan rawat gabung

Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi berumur
b. 6 bulan

Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) mulai umur


c. 6 bulan

d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.


34
Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002
PERKEMBANGAN KONDISI ANAK PENDERITA GIZI BURUK SELAMA PERAWATAN
DI PUSAT REHABILITASI GIZI BURUK KAB. KAPUAS HULU

SEBELUM
SESUDAH
SESUDAH

SEBELUM

Masuk (sebelum perawatan)

Tanggal
Berat Tinggi Z-SCORE Anak perempuan berumur 1 tahun 11 bulan
(kg) (cm) (SD), BB/TB
Alamat :Desa Dalam, Kecamatan Selimbau
24-06-2021 6,5 74 < -3 (marasmik kwasiorkor)

Setelah perawatan di Pusat Pemulihan Gizi


Berat Tinggi Z-SCORE Lama perawatan Kenaikan Berat Badan Keterangan
Tanggal
(kg) (cm) (SD) (hari) (g/kgBB/hari)
31-07-2021 8,4 76,4 -1 37 hari 8,35 sembuh
DESA LOKUS STUNTING TAHUN 2023
Persentase Stunted Balita
No Kecamatan Desa Lokus
Tahun 2021
1 Silat Hulu Landau Badai 54,1
2 Hulu Gurung Bugang 60,9
3 Putussibau Selatan Suka Maju 56,6
4 Mentebah Tanjung 46,7
5 Embaloh Hilir Nanga Lauk 50
6 Bunut Hilir Ujung Pandang 57,1
7 Boyan Tanjung Karya Maju 50
8 Boyan Tanjung Nanga Danau 48
9 Boyan Tanjung Teluk Geruguk 47,1
10 Boyan Tanjung Nanga Jemah 62,8
11 Pengkadan Kerangan Panjang 66
12 Jongkong Nanga Serian 40
13 Selimbau Nanga Leboyan 61,8
14 Suhaid Tanjung Kapuas 50,0
15 Seberuang Nanga Pala 50
16 Seberuang Bati 47
17 Semitau Tua Abang 40
18 Badau Pulau Majang 42,9
19 Badau Tintin Seligi 55
20 Batang Lupar Senunuk 48,5
21 Embaloh Hulu Menua Sadap 43,5
22 Putussibau Utara Nanga Nyabau 85
TOTAL 22 Desa
STRUKTUR TIM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
KABUPATEN KAPUAS HULU TAHUN 2022 - 2024
PENGARAH
Ketua Bupati
Anggota Forkopimda

PELAKSANA
Ketua Wakil Bupati
Wakil Ketua SEKRETARIAT
1. Sekda PELAKSANA
2. Ka. Bappeda Ketua : Ka Dinkes PP&KB
3. Ka.TP PKK Anggota ; Tim Ahli dan Tim
Sekretaris Teknis Lapangan
Kadinkes PP dan KB

BIDANG PELAYANAN BIDANG PERUBAHAN


BIDANG KOORDINASI, BIDANG DATA, MONEV &
INTERVENSI PERILAKU & PENDAMPINGAN
KONVERGENSI DAN KNOWLEDGE
SPESIFIK & SENSITIF KELUARGA
PERENCANAAN MANAGEMENT
Koordinator : Kabid Koordinator : Kabid
Koordinator : Bappeda Koordinator : Kabid Statistik
Kesmas Dinkes PP&KB Pengendalian Penduduk Dinkes
Anggota OPD bidang dan aplikasi informatika
Anggota OPDbidang PP&KB
terkait Anggota OPD bidang terkait
terkait Anggota OPD bidang terkait

TPPS KECAMATAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai