Pedoman Pelayanan Atem 2019
Pedoman Pelayanan Atem 2019
UNIT ATEM
PENDAHULUAN
Kebijakan umum tentang ATEM di RSU Al-Islam H.M. Mawardi adalah menjadi
dasar/pdoma bagi komite medis dan seluruh anggotanya termasuk jajaran staff RSU Al-
Islam H.M. Mawardi dalam pelaksanaan setiap program/kegiatan elektromedik agar
terwujud.
A. Tujuan
Terbentuknya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk keselamatan
pengguna dan
pesien.
B. Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
a. Meningkatkan mutu dan pelayanan sesuai dengan standart akdreditasi Rumah
Sakit.
b. Meningkatkan citra Rumah Sakit.
Ruang lingkup ATEM RSU Al-Islam H.M. Mawardi mencakup kegiatan – kegiatan
di bidang :
A. Instrumen Elektromedik
C. Kalibrasi
D. Prosedur Operasional
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah RI No. Tenaga Kesehatan
32 Tahun 1996
Jabatan Fungsional
2. Peraturan Pemerintah RI No.16
Tahun 1994 Tunjangan jabatan fungional
STANDART KETENAGAAN
STANDART FASILITAS
PRINTER
WORKSHOP/ BENGKEL Komputer
LEMARI
ATAS
8. Tenaga yang mampu melaksanakan uji produksi dalam negeri peralatan elektromedik
sehingga memenuhi standar dan regulasi yang berlaku.
10. Tenaga yang mampu melaksanakan perakitan dan instalasi peralatan elektromedik
sesuai
dengan spesifikasi peralatan elektromedik.
13. Tenaga yang mampu membuat kajian teknis terhadap kegiatan pihak ketiga.
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
6.1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien ( patient safety) merupakan suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assessmen
risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan
atau idak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
6.2. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan.
6.3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN
1. Keselamatan pasien merupakan hal yang terutama dalam pelayanan Penunjang.
2. Staf Unit Atem harus memahami mengenai keselamatan pasien.
3. Semua peralatan medis rumah sakit harus memenuhi standart keselamatan pasien.
4. Terdapat sistem pelayanan yang komprehensif, baik medis , keperawatan, maupun
penunjang sehingga meminimalkan terjadinya kasus yang tidak diharapkan (KTD).
5. Identifikasi pasien harus dilakukan secara lengkap, baik berupa status maupun
gelang
identitas.
6. Sarana dan prasarana harus mengindahkan keselamatan pasien : sterilitas alat,
tabung
oksigen, tempat tidur dorong, privacy, dll.
7. Terdapat evaluasi berkala kelengkapan sarana dan prasarana.
8. Terdapat pelaporan kasus yang tidak diharapkan, yaitu :
- Insidens kesalahan identifikasi kedaruratan pasien.
- Insidens pasien jatuh.
- Insidens kejadian infus blong.
- Insidens kesalahan pemberian obat.
- Insidens kesalahan cara pemberian obat.
KESELAMATAN KERJA
7.1. PENGERTIAN.
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat
kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.
7.2. TUJUAN.
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSU Al- Islam H.M Mawardi
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses
kerjanya.
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
PENGENDALIAN MUTU
Prinsip dasar upaya peningkatan muu pelayanan adalah penilaian aspek yang
akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan
untuk
mengukur mutu pelayanan Rumah Sakit, yaitu:
Standar :