MANAJEMEN RESIKO
3
6 KESIMPULAN
OUTLINE PAPARAN
AKREDITASI RUMAH SAKIT 1
6
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu
pengakuan yang diberikan oleh
pemerintah pada manajemen rumah sakit,
karena telah memenuhi standar yang
ditetapkan.
A. PENINGKATAN
AKSES B. PENINGKATAN MUTU MELALUI
AKREDITASI
11
STRATEGI (1)
1. Menguatkan kebijakan bidang sarana, prasarana
dan peralatan kesehatan.
2. Membina, mengawasi, melaksanakan peningkatan
mutu, keamanan dan keselamatan sarana
prasarana dan peralatan kesehatan.
3. Meningkatan ketersediaan sarana prasarana dan
peralatan kesehatan dengan prioritas di RS
Rujukan Regional, Provinsi dan Puskesmas DTPK.
5. Meningkatan dan mengembangkan balai
pengujian dan kalibrasi (BPFK) dan institusi
pengujian lain.
STRATEGI (2)
6. Meningkatkan kapasitas organisasi dan SDM
Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan, BBLK
serta BPFK.
7. Peningkatan kerjasama lintas sektor, lintas program
dan institusi terkait terutama dalam perizinan
teknis (KLH, Bapeten, Batan, Dinas PU, LKPP,
Damkar dsb)
8. Pengembangan sistem manajemen sarana dan
prasarana kesehatan dan alat kesehatan berbasis
elektronik (ASPAK) dalam proses perencanaan.
9. Mengawal implementasi KPBU (Kerjasama
Pemerintah dgn Badan Usaha) sebagai strategi
penyediaan & pengembangan fasilitas kesehatan.
HUBUNGAN PEMENUHAN STANDAR SPA DAN AKREDITASI
DENGAN KESIAPAN FASYANKES DALAM PELAKSANAAN JKN
Pemenuhan SPA, Memenuhi
Fasyankes
SDM & Manaj Sesuai Persyaratan JKN
Standar
Terakreditasi
Standar Pelayanan
Standar Kesehatan JKN
Fasyankes Sesuai
Standar Akreditasi
1. Permenkes No. 12 1. PMK No.71
1. Permenkes 56 Tahun 2013
Tahun 2014 (RS Tahun 2012
2. Pedoman juncto PMK
2. Permenkes 75
Tahun 2014 (PKM) Akreditasi No.99 Tahun
3. Permenkes No 9 Puskesmas 2015
Tahun 2014 3. Pedoman 2. Permenkes No
(Klinik) Akreditasi 28 Tahun 2014
Fasyankes lainnya
6
DEFINISI :
HEALTHCARE TECHNOLOGY :
HEALTHCARE TECHNOLOGY
Core Competence of CE
Technology Assessment
Repair/ Maintenance/ Systems
integration
Safety
Regulatory / QA
Management
Risk Management
Education
Product Development in R&D instead of
clinical setting
20
Ruang Lingkup Profesi Elektromedis
Kepmenkes RI 371/Menkes/SK/III/2007
2
MANAJEMEN RESIKO
3
6
Pemahaman Langkah-langkah
Manajemen Resiko
25
Pemahaman Langkah
Pengendalian Resiko
Hierarki Pengendalian Risiko
Menghilangkan
Penggantian
Engineering/rekayasa
Administrasi
26
Pemahaman Penerapan
Langkah Pengendalian Resiko
Tahapan – Tahapan Pengendalian
27
Pemahaman Langkah
Monitoring dan Peninjauan Resiko
Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan
langkah terakhir dalam proses ini dan harus
dilakukan pada interval waktu sesuai dengan
yang ditetapkan dalam organisasi.
Untuk menentukan periode monitoring dan
tinjauan risiko tergantung pada :
1. Sifat dari bahaya
2. Magnitude risiko
3. Perubahan Operasi
4. Perubahan dari metode kerja
5. Perubahan peraturan dan organisasi.
28
Cara Mengurangi Risiko dalam Kegiatan
Manufaktur
29
Cara Mengurangi Risiko dalam Kegiatan
Manufaktur
5. Menyiapkan perlengkapan keselamatan kerja
yang sesuai dengan standar.
6. Melatih para operator.
7. Membuat Standar Operating Procedure (
SOP ) yang baik.
8. Membuat peraturan khusus mengenai
keselamatan kerja.
30
OUTLINE PAPARAN
1
6
Standar Akreditasi Rumah Sakit
Sistem utilisasi (Sistem pendukung) MFK 9; 9.1; 9.2; 10; 10.1; 10.2
Biomedical Civil
Hospital
Engineering Mechanical
Safety
Engineering
Electrical Environment
36
FAMILY TREE BIDANG SARANA PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
(UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT)
PASAL 7
PERSYARATAN TEKNIS
RUMAH SAKIT
6
Peran dalam Manajerial
• Memahami dan mampu melaksanakan fungsi
manajemen dalam tugasnya (Posdecorbe)
• Mengetahui persyaratan-persyaratan dan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam peraturan
yang mendukung pekerjaannya sehingga
teknisi mengetahui batasan dan wewenang, atas
apa yang teknisi kerjakan.
FRAMEWORK FOR HTM
PERENCANAAN TERTULIS dibuat dan mencakup enam
bidang berikut, sesuai dengan fasilitas dan kegiatan rumah sakit :
• Keselamatan---Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung,
halaman/ground dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan
bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung;
• Keamanan----Proteksi dari kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak
berwenang;
• Bahan berbahaya-----penanganan, penyimpanan dan
penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahaya lainnya
harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara
aman.
• Manajemen emergensi----tanggapan terhadap wabah, bencana
dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif
• Pengamanan kebakaran----Properti dan penghuninya dilindungi
dari kebakaran dan asap.
• Peralatan medis---peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi risiko.
• Sistem utilitas----listrik, air dan sistem pendukung lainnya
dipelihara untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian
Peran dalam Administratif
• Mampu melakukan kegiatan administratif. Antara
lain adalah inventarisasi peralatan kedokteran,
pencatatan dan pelaporan kegiatan, sebagaimana
telah diajarkan dalam selogan ISO “tulis apa yang
dikerjakan dan kerjakan apa yang ditulis”.
• Kegiatan administrasi lain adalah penyusunan SPO
penggunaan alat, pengurusan perijinan hingga
penyusunan jadwal kegiatan monitoring dan
pemeliharaan
Peran dalam fungsional
• Kemampuan utama seorang teknisi
elektromedis, kegiatan al. uji coba / uji
fungsi alat, monitoring / kontrol rutin
fungsi, pemeliharaan dan perbaikan hingga
kalibrasi alat.
3. TEHNIK EVAKUASI
OUTLINE PAPARAN
1
6 KESIMPULAN
Kesimpulan