Diagnosis Dan Tatalaksana Rinosinusitis Maksilaris Odontogenik Yang Meluas Sampai Etmoid Dan Frontal: Laporan Kasus

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

CASE REPORT

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 3: 812-816


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Diagnosis dan tatalaksana rinosinusitis maksilaris


odontogenik yang meluas sampai etmoid dan
frontal: laporan kasus
Published by Intisari Sains Medis
Agus Santosa1*, Nyoman Dian Permata Sari1,2, Ida Bagus Semara Putra1,2,
Dewa Ayu Putu Sri Masyeni3

ABSTRACT
Background: Sinusitis is an inflammatory process in that it was diagnosed as chronic rhinosinusitis et
the nasal mucosa, especially in the paranasal sinuses. causa odontogenic which extends to the ethmoid and
Sinusitis problems are important and need special frontal. The treatment chosen was surgery in the form
attention in cases of sinusitis that do not improve after of Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS) and
being given conventional therapy. The purpose of this septorhinoplasty because in this case the patient had
paper is to establish the diagnosis and management complications and did not respond to medical therapy.
of odontogenic maxillary rhinosinusitis that extends to Postoperative evaluation, complaints of smelly mucus,
the ethmoid and frontal areas. nasal congestion and headache were not felt.
Case presentation: A male patient, aged 22 years, Conclusion: The diagnosis of chronic rhinosinusitis et
came to the ENT clinic at Mangusada Hospital, causa odontogenic which extends to the ethmoid and
Badung. Based on the history, physical examination, frontal based on CT-Scan and the treatment given to
supporting examination in the form of CT-scan so the patient in the form of FESS and septorhinoplasty.
Keywords: Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS); Maxillary rhinosinusitis, Odontogenic, Septorhinoplasty.
Cite This Article: Santosa, A., Sari, N.D.P., Putra, I.B.S., Masyeni, D.A.P.S. 2021. Diagnosis dan tatalaksana
rinosinusitis maksilaris odontogenik yang meluas sampai etmoid dan frontal: laporan kasus. Intisari Sains Medis
12(3): 812-816. DOI: 10.15562/ism.v12i3.1171

1
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher, Fakultas ABSTRAK
Kedokteran, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali,
Indonesia;
Latar belakang: Sinusitis merupakan proses odontogenic yang meluas sampai etmoid dan frontal.
2
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung inflamasi pada mukosa hidung, lebih khususnya pada Penatalaksanaan yang dipilih adalah pembedahan
Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher Rumah Sakit sinus paranasal. Masalah sinusitis menjadi penting dan berupa Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
Umum Daerah Mangusada, Badung, Bali, Indonesia; perlu perhatian khusus pada kasus sinusitis yang tidak dan septorhinoplasti, karena pada kasus ini pasien
3
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas membaik setelah diberikan terapi konvensional. Tujuan mengalami komplikasi dan tidak memberikan respon
Kedokteran, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali, penulisan ini adalah untuk menegakkan diagnosis dan dengan terapi medikamentosa. Evaluasi pasca operasi,
Indonesia; penatalaksan rinosinusitis maksilaris odontogenik yang keluhan ingus berbau, hidung tersumbat dan nyeri
meluas sampai etmoid dan frontal. kepala sudah tidak dirasakan.
*Korespondensi: Presentasi kasus: Seorang pasien laki-laki, Kesimpulan: Diagnosis rinosinusitis kronis et
Agus Santosa; berusia 22 tahun datang ke poli THT RS Mangusada, causa odontogenic yang meluas sampai etmoid dan
Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Badung. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, frontal berdasarkan dari CT-Scan dan tatalaksana
Tenggorok-Bedah Kepala dan Leher, Fakultas pemeriksaan penunjang berupa CT-scan sehingga yang diberikan pada pasien berupa FESS dan
Kedokteran, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali, didiagnosis sebagai rinosinusitis kronis et causa septorhinoplasti.
Indonesia;
omangbabe@gmail.com Kata kunci: Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS); Odontogenik; Rhinosinusitis maksilaris, Septorhinoplasty.
Sitasi Artikel ini: Santosa, A., Sari, N.D.P., Putra, I.B.S., Masyeni, D.A.P.S. 2021. Diagnosis dan tatalaksana
rinosinusitis maksilaris odontogenik yang meluas sampai etmoid dan frontal: laporan kasus. Intisari Sains Medis
Diterima: 12-09-2021 12(3): 812-816. DOI: 10.15562/ism.v12i3.1171
Disetujui: 30-10-2021
Diterbitkan: 04-11-2021

812 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(3): 812-816
Open| doi:
access:
10.15562/ism.v12i3.1171
http://isainsmedis.id/
CASE REPORT

PENDAHULUAN pentingnya diagnosis dan tatalaksana dari bagian kiri atas. Pasien memiliki riwayat
sinusitis maksilaris perlu dibijaksanai agar gigi berlubang pada gigi geraham sebelah
Sinusitis merupakan kejadian inflamasi hasil yang diperoleh dapat meningkatkan kiri atas sejak tiga bulan yang lalu. Pasien
pada bagian mukosa hidung dan kualitas hidup pasien. telah melakukan pencabutan gigi di dokter
melibatkan sinus paranasalis. Sinusitis juga Dengan demikian, tujuan penyusunan gigi.
adalah salah satu masalah kesehatan yang laporan kasus ini adalah untuk mengetahui Pasien mengaku sebelumnya tidak
cukup sering mengalami peningkatan diagnosis dan penatalaksanaan kemasukan benda asing ke dalam
kasus dalam dekade belakangan ini, dan rinosinusitis maksilaris odontogenik yang hidungnya. Tidak ada riwayat pilek
berdampak bagi pengeluaran finansial meluas sampai etmoid dan frontal. dan bersin-bersin sebelumnya. Riwayat
masyarakat.1,2 Penyakit sinusitis dibagi demam disangkal. Riwayat batuk dan
menjadi kelompok akut dan kronik. LAPORAN KASUS pilek berulang disangkal. Pasien pernah
Apabila dilihat dari ilmu anatomi, sinus mengkonsumsi obat warung untuk
maksilaris terletak di antara bagian Seorang pasien laki-laki berusia 22
meredakan sakit giginya, tapi belum
tengah hidung dan rongga mulut. Lokasi tahun datang ke Poli Telinga Hidung
pernah melakukan pengobatan untuk
ini termasuk bagian yang berisiko Tenggorokan (THT) Rumah Sakit Umum
mengatasi keluhan saat ini. Pasien
tinggi terhadap invasi patogen, hal ini Mangusada, Badung dengan keluhan
mengaku tidak mengkonsumsi obat
dikarenakan jalurnya melewati ostium keluar ingus dari hidung kiri berwarna
dalam jangka waktu panjang. Pasien
sinus maupun rongga mulut.3,4 Di samping kekuningan dan berbau busuk sejak dua
juga mengaku di keluarga tidak ada yang
iu, kondisi lesi periapikal dan penyakit bulan yang lalu. Keluhan dirasakan terus-
mengalami keluhan yang serupa seperti
periodontal yang juga dilaporkan menerus dan tidak kunjung membaik.
pasien.
menyebabkan penebalan mukosa pada Keluhan disertai dengan nyeri tumpul
Setelah dilakukan anamnesis,
sinus maksilaris sekitar 58-78%.5 pada pipi kiri dan rasa penuh pada wajah.
selanjutnya dilakukan pemeriksaan
Merujuk pada data Departemen Pasien juga mengeluhkan sakit kepala dan
fisik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Kesehatan (Depkes) RI (2003), hidung tersumbat terutama pada pagi hari.
keadaan umum tampak sakit ringan,
melaporkan kejadian penyakit hidung Enam bulan sebelumnya pasien
kesadaran compos mentis, tekanan
dan sinus sekitar 102.817 penderita rawat mengeluh sakit gigi pada gigi geraham
darah 130/80 mmHg, nadi 88 x/menit,
jalan di rumah sakit, dan berada dalam
urutan ke- 25 dari 50 pola penyakit
peringkat utama.6 Selain itu, studi oleh
Farhat di Departemen THT- KL/RSUP H.
Adam Malik, menunjukan angka insiden
penyakit sinusitis odontogenic sebesar
13,7% kasus dan mayoritas terjadi akibat
abses apikal dengan presentase 71,4%
kasus.4
Kondisi akut dari sinusitis maksilaris
dapat disebabkan oleh beberapa kondisi
seperti faringitis akut, rhinitis akut,
tonsillitis akut, adenoiditis, infeksi gigi
rahang atas P1, P2, serta Ml, M2, M3
(odontogenic).5 Penyebab yang perlu
diwapadai adalah kejadian sinusitis oleh
odontogenic. Sinusitis odontogenic pada
dasarnya merupakan sinusitis maksilaris,
khususnya sinus maksila terdapat akar
gigi pada prosesus alveolaris di rahang
atas. Sehingga, pada bagian rongga sinus
maksila dipisahkan hanya oleh tulang
yang tipis dengan akar gigi rahang bagian
atas. Pada beberapa kondisi kadang tidak
ditemukan adanya tulang pembatas. Hal ini
akan terjadi terutama adanya infeksi gigi
pada rahang atas atau inflamasi jaringan
periodontal yang mudah untuk terjadinya
penyebaran patogen secara langsung ke
sinus atau dapat juga melalui pembuluh
darah dan limfe.4,7 Oleh karena itu, Gambar 1. Hasil pemeriksaan CT-scan.

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(3): 812-816 | doi: 10.15562/ism.v12i3.1171 813
CASE REPORT

pernapasan 20 x/menit, suhu 36,7oC. Pada pada hidung yang kadang berbau busuk Disfungsi silia ini akan menyebabkan
pemeriksaan hidung luar didapatkan dan juga dirasakan ingus seperti mengalir retensi mukus yang kurang baik pada
nyeri tekan pada hidung sinistra dan ke nasofaring. Selain itu, gejala seperti sinus.4,17-19
nyeri tekan sinus maksilaris sinistra. hidung yang tersumbat dan seringkali Kondisi sinusitis maksilaris ini dapat
Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior terdapat nyeri tumpul atu seperti menusuk disebabkan akibat infeksi gigi rahang atas
didapatkan mukosa cavum nasi sinistra khas pada pipi, serta nyeri di tempat lain yang terjadi karena infeksi bakteri anaerob
hiperemis, konka media sinistra sulit (referred pain). Ditemukan juga sekret pada karies profunda sehingga jaringan
dinilai dan didapatkan edem, sekret dan mukopurulen yang keluar dari hidung lunak gigi dan sekitarnya rusak.18-20
hipertrofi pada konka inferior sinistra. dan kadang-kadang memiliki bau yang Pada saat kondisi terbukanya pulpa,
Pada pemeriksaan penunjang, tidak enak. Gejala lain seperti penciuman bakteri lebih mudah untuk menginfeksi
dilakukan CT-Scan sinus dan didapatkan terganggu dan ada perasaan penuh dipipi sehingga membentuk gangren pulpa.
gambaran edema mukosa dan cairan waktu membungkuk ke depan. Perasaan Kondisi ini meluas yang menyebabkan
dalam sinus maksilaris, etmoidalis, sakit kepala juga kadang dialami pada selaput periodontium terinfeksi sehingga
spenoidalis, frontal serta deviasi septum waktu bangun tidur dan dapat membaik menjadi periodontitis serta terbentuknya
nasi, seperti ditunjukan pada Gambar 1. sewaktu-waktu. Untuk gejala sistemik pus.21-23 Kemudian, tahap selanjutnya
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan pada umumnya demam dan lemas.8-10 menjadi abses periodontal yang meluas
fisik, pemeriksaan penunjang pasien di Sinus maksila dikenal juga dengan dan mencapai tulang alveolar sehingga
diagnosis dengan rinosinusitis kronis istilah antrum high more. Bagian sinus ini terjadi abses pada bagian alveolar. Abses
et causa odontogenic. Penatalaksanaan sering mengalami kejadian infeksi. Hal ini yang terbentuk pada tulang alveolar
yang dipilih adalah pembedahan berupa disebabkan setidaknya oleh empat factor akan mempengaruhi dasar sinus maksila
Functional Endoscopic Sinus Surgery yaitu; a) Sinus paranasal terbesar; b) Letak sehingga memicu proses inflamasi pada
(FESS) dan septorhinoplasti, karena pada ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga sinus tersebut. Kondisi perkembangan
kasus ini pasien mengalami komplikasi aliran sekret atau drainase dari sinus ini akan diperburuk oleh adanya
dan tidak memberikan respon dengan maksila hanya tergantung dari gerakan disfungsi silia, obstruksi ostium sinus
terapi medikamentosa. silia; c) Dasar sinus maksila adalah dasar dan abnormalitas sekresi mukus sehingga
Evaluasi pasca operasi, keluhan ingus akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga akumulasi cairan pus dalam sinus penuh
berbau, hidung tersumbat dan nyeri infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis dan menyebabkan terjadinya sinusitis
kepala sudah tidak dirasakan. maksilaris; d) ostium sinus maksila maksilaris.24
terletak di meatus medius, disekitar hiatus Pasien pada kasus mengaku mengalami
DISKUSI semilunaris yang sempit, sehingga mudah sakit gigi karena gigi berlubang pada
tersumbat.11,12 graham kiri atas tiga bulan yang lalu.
Sinusitis mengacu pada kriteria yang
Kesehatan pada bagian sinus sangat Pada kasus dicurigai terdapat karies
dikeluarkan oleh European Position
dipengaruhi oleh patensi ostium sinus dan yang menyebabkan timbulnya keluhan
Paper on Rhinosinusitis and Nasal
lancarnya aliran keluar dari mukosiliar pada pasien sesuai dengan pernyataan
Polyps (EP3OS) tahun 2007, merupakan
di dalam kompleks osteomeatal. Sinus di atas, maka dapat disimpulkan pada
terjadinya inflamasi mukosa hidung dan
dilapisi oleh sel epitel respiratorius.13-15 penyebab sinusitis maksilaris pada pasien
pada sinus paranasal, pada kodisi ini juga
Lapisan mukosa yang melapisi sinus dapat ini adalah karena odontogenic. Sinusitis
disertai dua atau lebih gejala seperti adanya
dibagi menjadi dua yaitu lapisan viscous berdasarkan waktunya dibagi atas sinusitis
dirasakan hidung tersumbat atau adanya
superficial dan lapisan serous profunda. akut dan kronik. Sinusitis akut bila gejala
nasal discharge ditambah nyeri pada
Cairan mukus dilepaskan oleh sel epitel berlangsung kurang dari 12 minggu, dan
fasial, serta penurunan indra penciuman
untuk membunuh bakteri maka bersifat dikatakan sinusitis kronik bila gejala
pada pasien. Sinusitis dibagi menjadi dua
sebagai antimikroba serta mengandungi berlangsung 12 minggu atau lebih.1,25 Pada
menurut waktunya, yaitu sinusitis akut
zat- zat yang berfungsi sebagai kasus, pasien mengaku keluhan mulai
dan sinusitis kronik. Sinusitis akut bila
mekanisme pertahanan tubuh terhadap timbul sejak enam bulan, maka dapat
keluhan terjadi kurang dari 12 minggu
kuman yang masuk bersama udara disimpulkan pasien mengalami sinusitis
dan sinusitis kronis bila keluhan terjadi 12
pernafasan. Cairan mukus secara alami maksilaris kronik et causa odontogenic.
minggu atau lebih.1,6,7
menuju ke ostium untuk dikeluarkan Pada pemeriksaan fisik sinus maksilaris
Berdasarkan pasien didapatkan
jika jumlahnya berlebihan.8,16 Faktor dapat dilakukan inspeksi dan palpasi. Pada
keluhan keluar cairan berupa ingus
yang paling penting yang mempengaru inspeksi, pemeriksaan yang diperhatikan
dari hidung kiri dengan warna yang
hipatogenesis terjadinya sinusitis yaitu adalah adanya pembengkakan pada muka.
kekuningan disertai dengan bau busuk,
apakah terjadi obstruksi dari ostium.17 Palpasi didapatkan nyeri tekan pada pipi
disertai nyeri tumpul pada pipi kiri dan
Jika terjadi obstruksi ostium sinus akan yang sakit. Pemeriksan rinoskopi anterior
rasa penuh pada wajah. Hal ini sesuai gejala
menyebabkan terjadinya hipooksigenasi, dapat melihat kelainan rongga hidung
pada sinusitis maksilaris. Pada sinusitis
yang menyebabkan fungsi silia berkurang yang berkaitan dengan sinusitis seperti
maksilaris, terdapat gejala lokal maupun
dan epitel sel mensekresikan cairan udemkonka, hiperemi, sekret (nasal drip),
gejala sistemik. Adapun gejala lokal yang
mukus dengan kualitas yang kurang baik. krusta, deviasi septum, tumor atau polip.9
dapat ditemui yaitu terdapat ingus kental

814 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(3): 812-816 | doi: 10.15562/ism.v12i3.1171
CASE REPORT

Pada kasus, saat palpasi didapatkan adanya dengan FESS telah menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
nyeri tekan pada hidung dan pipi sebelah perbaikan baik pada VAS maupun 1. Drake RL, Mitchell WM. Gray’s The Anatomical
kiri. Pada kasus pemeriksaan rhinoskopi radiologis dibandingkan dengan pasien Basis of Clinical Practice. 41st Edition: Elsevier,
anterior didapatkan mukosa cavum nasi yang menjalani FESS saja. Penelitian 2015. 9780702071645.
sinistra hiperemis, konka media sinistra ini juga menyimpulkan kondisi deviasi 2. Dhingra PL, Dhingra S. Diseases of Ear, Nose
sulit dinilai dan didapatkan edem, sekret septum nasal sebagai faktor etiologi utama and Throat-eBook. Elsevier India; 2017.
3. Flint PW, Haughey BH, Robbins KT, Thomas
dan hipertrofi pada konka inferior sinistra dalam rhinosinusitis maksilaris kronis dan JR, Niparko JK, Lund VJ, et al. Cummings
yang diakibatkan proses inflamasi. menyoroti pentingnya septoplasti pada otolaryngology-head and neck surgery e-book.
Pada pemeriksaan penunjang, hasil akhirnya.26 Elsevier Health Sciences; 2014.
dilakukan CT-Scan sinus dan didapatkan 4. Chang CC, Incaudo GA, Gershwin ME, editors.
Diseases of the sinuses: a comprehensive
gambaran edema mukosa dan cairan SIMPULAN textbook of diagnosis and treatment. Springer;
dalam sinus maksilaris, etmoidalis, 2014.
Pasien laki-laki dengan usia 22 tahun
spenoidalis, frontal serta deviasi septum 5. Kwah JH, Somani SN, Stevens WW, Kern RC,
datang ke poli THT RSUD Mangusada,
nasi. Berdasarkan pada Husni, bahwa Smith SS, Welch KC, Conley DB, Tan BK,
Badung dengan keluhan keluar ingus dari Grammer LC, Yang A, Schleimer RP. Clinical
indikasi pemeriksaan CT-scan pada
hidung kiri berwarna kekuningan dan factors associated with acute exacerbations of
pasien dengan rhinosinusitis kronis chronic rhinosinusitis. Journal of Allergy and
berbau busuk sejak dua bulan yang lalu.
ditujukan untuk evaluasi lebih lanjut jika Clinical Immunology. 2020;145(6):1598-605.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
dalam tatalaksana medikamentosa tidak 6. Indriany S, Munir D, Murni AY, Adnan A,
fisik, pemeriksaan penunjang pasien Yunita R, Sarumpaet S. Proporsi karakteristik
memberi hasil yang diinginkan. Kondisi
didiagnosis dengan rinosinusitis kronis penderita rinosinusitis kronis dengan kultur
khusus yang terjadi pada sinus maupun
et causa odontogenic yang meluas sampai jamur positif. Medan: ORLI, 2016; 46(1):26-33.
kompleks ostiomeatal akan terlihat lebih 7. Kaper NM, Aarts MC, van Benthem PP, van
etmoid dan frontal. Penatalaksanaan yang
baik melalui CT-Scan.24 der Heijden GJ. Otolaryngologists adhere
dipilih adalah FESS dan septorhinoplasti, to evidence-based guidelines for chronic
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
karena pada kasus ini pasien mengalami rhinosinusitis. European Archives of Oto-
fisik, pemeriksaan penunjang pasien di
komplikasi dan tidak memberikan respon Rhino-Laryngology. 2019;276(4):1101-8.
diagnosis dengan rinosinusitis kronis et 8. Antunes MB, Gudis DA, Cohen NA. Epithelium,
dengan terapi medikamentosa. Evaluasi
causa odontogenic yang meluas sampai cilia, and mucus: their importance in chronic
pasca operasi, keluhan ingus berbau,
etmoid dan frontal. Penatalaksanaan rhinosinusitis. Immunol Allergy Clin N Am.
hidung tersumbat dan nyeri kepala sudah 2009;29:631–43.
yang dipilih adalah pembedahan FESS
tidak dirasakan. 9. Cottrell J, Yip J, Chan Y, Chin CJ, Damji A,
dan septorhinoplasty, karena pada kasus de Almeida JR, et al. Quality indicators for
ini pasien mengalami komplikasi dan the diagnosis and management of chronic
ETIKA PENELITIAN
tidak memberikan respon dengan terapi rhinosinusitis. International forum of allergy &
medikamentosa. Pasien telah setuju informed consent rhinology. 2018;8(12):1369-79.
dan foto hasil pemeriksaan setuju untuk 10. Rezeki S, Alibasyah ZM, Saputri D. Gambaran
Functional endoscopic sinus surgery
Status Periodontal Pada Pasien Sinusitis
diperkenalkan di Amerika Serikat pada dipublikasikan serta sesuai pedoman (Kajian Di Poliklinik THT Rumah Sakit Umum
tahun 1985 oleh David Kennedy dan COPE dan ICMJE. Meuraxa). Journal Of Syiah Kuala Dentistry
bertahun-tahun sebelumnya di Eropa Society. 2019;4(2):26-31.
oleh Messenklinger dan Stammberger.25 KONFLIK KEPENTINGAN 11. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti
RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Dengan teknik ini, wilayah anatomis
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik Tenggorok Kepala & Leher Edisi 7. Jakarta:
yang sempit dari kompleks ostiomeatal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
kepentingan dalam penulisan laporan
dapat divisualisasikan dan didekati 2012.
kasus ini. 12. Montone KT. Pathology of fungal rhinosinusitis:
secara akurat melalui pembedahan dan
a review. Head and neck pathology.
focus dalam mengobati penyebab yang
PENDANAAN 2016;10(1):40-6.
mendasarinya. Tehnik FESS umumnya 13. Douglas R, Bruhn M, Tan LW, Ooi E, Psaltis
dilakukan pada pasien rinosinusitis kronis Penulisan dalam laporan ini murni A, Wormald PJ. Response of peripheral
yang gagal dalam manajemen medis. pendanaan penulis pribadi tanpa adanya blood lymphocytes to fungal extracts
Tujuan FESS adalah untuk meningkatkan dukungan hibah baik dari negara atupun and staphylococcal superantigen B in
chronic rhinosinusitis. The Laryngoscope.
pembersihan mukosiliar dan ventilasi pihak swasta.
2007;117(3):411-4.
dengan menghilangkan jaringan penyakit 14. Orlandi RR, Marple BF, Georgelas A, Durtschi
obstruktif dan FESS diperkirakan dapat KONTRIBUSI PENULIS D, Barr L. Immunologic response to fungus is
meningkatkan penghantaran obat. not universally associated with rhinosinusitis.
Seluruh penulis memiliki kontribusi yang Otolaryngology-Head and Neck Surgery.
Kompleks ostiomeatal merupakan daerah sama dalam penyusunan laporan kasus 2009;141(6):750-6.
penting dalam fungsi sinus ethmoid ini baik dari perencanaan, pencarian 15. Shin SH, Lee YH, Jeon CH. Protease-
anterior, frontal, dan maksila.25 Sebuah data pasien, analisis data pasien, dan dependent activation of nasal polyp epithelial
Studi oleh Thakur dkk.,26 menunjukan penyusunan naskah publikasi.
cells by airborne fungi leads to migration of
bahwa pasien yang menjalani septoplasti eosinophils and neutrophils. Acta Otolaryngol.
2006;126:1286–94.

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(3): 812-816 | doi: 10.15562/ism.v12i3.1171 815
CASE REPORT

16. Kaplan A. Canadian guidelines for chronic rhinosinusitis. Immunol Allergy Clin N Am. 29. Avialable from: http://conference.unsyiah.
rhinosinusitis: clinical summary. Canadian 2009;29:631–43. ac.id/TIFK/1/paper/viewFile/783/78.
Family Physician. 2013;59(12):1275-81. 21. Moore P, Blakley B, Meen E. Clinical predictors 25. Wofford MR, Kimbell JS, Frank DO, Dhandha
17. Bachert C, Pawankar R, Zhang L, Bunnag C, of chronic rhinosinusitis: do the Canadian V, McKinney KA, Fleischman GM, Ebert CS,
Fokkens WJ, Hamilos DL, et al. ICON: chronic clinical practice guidelines for acute and Zanation AM, Senior BA. A computational
rhinosinusitis. World Allergy Organization chronic rhinosinusitis predict CT-confirmation study of functional endoscopic sinus surgery
Journal. 2014;7(1):1-28. of disease? Journal of Otolaryngology-Head & and maxillary sinus drug delivery. Rhinology.
18. Veronica E, Suyantari SA, Swari WD, Neck Surgery. 2017;46(1):1-4. 2015;53(1):41.
Purwaningrum NM, Sudarsa PS. Effectiveness 22. Huang Z, Ma J, Sun Y, Zhou B. Maximal medical 26. Thakur K, Gupta VD, Surya M, Ahluwalia A.
of Antibacterial Extract of Kenop (Gomphrena therapy for chronic rhinosinusitis: a survey of Comparative evaluation of FESS and septoplasty
Globosa) Flower Extract Against Growth of Chinese otolaryngologists. Ear, Nose & Throat with FESS in cases of DNS with chronic
Propionibacterium Acne Bacteria. Indonesian Journal. 2020;99(3):159-64. maxillary sinusitis. International Journal of
Journal for Health Sciences. 2020;4(2):115-20. 23. Sukato DC, Abramowitz JM, Boruk M, Research in Medical Sciences. 2017;5(8):3523-
19. Wang X, Moylan B, Leopold DA, Kim J, Goldstein NA, Rosenfeld RM. Endoscopic 9.
Rubenstein RC, Togias A, et al. Mutation in sinus surgery improves sleep quality in chronic
the gene responsible for cystic fibrosis and rhinosinusitis: a systematic review and meta-
predisposition to chronic rhinosinusitis in the analysis. Otolaryngology-Head and Neck
general population. JAMA. 2000;284:1814–9. Surgery. 2018;158(2):249-56.
20. Antunes MB, Gudis DA, Cohen NA. Epithelium, 24. Husni, TR. Diagnosis dan Penanganan
cilia, and mucus: their importance in chronic Rinosinusitis. Universitas Unisyah. 2020:212-

816 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(3): 812-816 | doi: 10.15562/ism.v12i3.1171

Anda mungkin juga menyukai