Anda di halaman 1dari 2

NAMA : BELLA ZENIA IRWANDA

NIM : 19010000054
UAS HPT & Pendaf HAT 5A

KASUS KONSOLIDASI TANAH JEMBER JAWA TIMUR SEBAGAI


BENTUK PROGRAM BPN

Program pemberian tanah dan sertifikat gratis untuk rakyat, khususnya nelayan miskin, yang
sering disebut konsolidasi tanah atau Land Consolidation (LC) di Kecamatan Puger, Kabupaten
Jember, Jawa Timur oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pusat, dengan anggaran APBN
merupakan progam yang patut diacungi jempol, karena program tersebut akan berdampak positif
terhadap kehidupan masyarakat nelayan miskin, paling tidak melalui program ini, dapat
mengangkat kehidupan yang lebih layak, terutama masalah papan/tempat.
Kalau boleh dibilang, bahwa program tersebut merupakan salah satu bagian terkecil dari
“amanat” Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA No. 5 Tahun 1960). Oleh karenanya, dalam
mengawal dan melaksanakan program tersebut harus benar-benar teliti dan serius, terutama
masalah verifikasi data penerima. Hal ini untuk menghindari munculnya masalah dikemudian
hari, sehingga dalam pelaksanaanya benar benar tepat sasaran, agar tidak terkesan asal
menjalankan program.
Dalam melaksanakan program tersebut Pemerintah telah menetapkan kriteria penerima sebagai
acuan dasar verifikasi data penerima. Misalnya, nelayan/buruh nelayan yang sudah berumah
tangga tetapi yang belum punya tanah/ maupun rumah tinggal milik sendiri dan dalam kondisi
tidak mampu/miskin, nelayan atau buruh nelayan miskin yang sudah berumah tangga tetapi
tinggal bersama beberapa kepala keluarga dalam satu rumah, dan beberapa kriteria lainnya.
Dengan adanya rencana program tersebut, Pemerintah Kabupaten Jember merespon positif, hal
ini dibuktikan terbitnya surat keputusan Bupati nomor: 188.45/179/012/2008 tertanggal 8 Juli
Tahun 2008 tentang penetapan lokasi dan pelaksanaan Land Consolidation (LC) tahun 2008,
diantaranya: lokasi Land Consolidation bertempat di Desa Puger Kulon Kecamatan Puger,
dengan luas 75.600 M2 untuk dibagikan kepada 700 penerima dan masing-masing penerima
mendapatkan bidang tanah seluas 108 M2, untuk diberikan kepada masyarakat nelayan miskin
yang bertempat tinggal di Desa Puger Kulon sebanyak 342 orang, sedang Desa Puger Wetan
sebanyak 358 orang. Hal tersebut juga diperkuat dengan terbitnya surat keputusan Kepala Kantor
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jawa Timur, Nomor SK.412.35 Tahun 2008 tertanggal 15
September 2008, tentang penegasan tanah sebagai obyek konsolidasi tanah.
Pada tanggal 5 Maret tahun 2010, Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Jember
mengadakan serah terima sertifikat tanah program Land Consolidation (LC) sebanyak 700
sertifikat secara simbolik bertempat di Kecamatan Puger, disaksikan Camat Puger, Kepala Desa
Puger Kulon, Kepala Desa Puger Wetan, pengurus koperasi Makmur Sejahtera dan beberapa
undangan lainnya. Ada sedikit keanehan dalam acara tersebut, sertifikat diberikan kepada salah
satu pengurus koperasi Makmur Sejahtera yang mengatas namakan penerima program LC.
Sebagaimana yang telah diungkapkan diatas, bahwa persoalan validitas data penerima harus
benar -benar teliti untuk menghindari timbulnya masalah. Akan tetapi setelah sertifikat tanah LC
diserahkan secara simbolik, timbul berbagai persoalan, baik dari banyaknya data yang tidak
layak menerima maupun adanya penerima yang di duga fiktif.
ANALISA KASUS
Timbulnya persoalan tersebut, jelas merupakan bentuk kecerobohan dari berbagai pihak yang
terkait, baik dari kalangan Pemerintah Desa selaku pelaksana pendataan maupun dari pihak
Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dengan demikian bahwa program Land Consolidation
terkesan asal sertifikat terbit dan tanah dibagikan (istilah tidak konsisten), tanpa ada rasa
tanggung jawab, padahal program Land Consolidation / konsolidasi tanah tidak sekedar
menerbitkan sertifikat dan bagi-bagi tanah gratis, tapi ini menyangkut hak-hak dasar kehidupan
rakyat sebagaimana amanat UUPA.
Hal ini tentu menjadi pelajaran yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh BPN agar sesuai
dengan UUPA dan tidak membuat program yang dijalankan menjadi berantakan dan tidak
terarah. Karena, dengan tidak tepatnya sasaran tentu akan membuat program-program
selanjutnya berdampak sulitnya mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang merasa
diperlakukan tidak adil.

Anda mungkin juga menyukai