Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISIS CROSSTAB

OLEH:
CITRA BR SINURAYA
NIM: 191450112

JURUSAN MANAJEMEN PERHOTELAN


PROGRAM STUDI PENGELOLAAN PERHOTELA
POLITEKNIK PARIWISATA MEDAN
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI
KREATIF
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan adalah suatu ilmu yang memprediksikan kemasa depan, agar mencapai tujuan
tertentu dan menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, pemikiran seorang perencana lebih
menggunakan naluri dan bisa memprediksikan apa yang nantinya akan dilakukan sehingga tidak
salah dalam peletakkan sesuatu (misalnya terminal, stasiun, dll). Perencana juga membutuhkan
pemikiran sesuai dengan data-data yang digunakan, sehingga dalam pelokasian tempat fasilitas
bisa tepat sasaran dan tepat guna.Metode analisis tabulasi silang (cross tabulation) merupakan
metode analisis statistika yang digunakan untuk mengenal hubungan antar variabel yang dikaji.
Tabulasi silang merupakan teknik analisis data dengan menggunakan data untuk kategori data
berkelas. Penggunaan tabulasi silang memungkinkan analsis mengetahui tingkat korelasi antara
variabel bebas dan terikat. Hasil tabulasi silang disajikan ke dalam suatu tabel dengan variabel
yang tersusun sebagai kolom dan baris

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari analisis crosstab?
2. Apa ciri dari crosstab?
3. bagaimana hubungan antar variabel Kepadatan Penduduk dan variabel Jumlah Rumah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari analisis crosstab
2. Untuk mengetahui ciri dari crosstob
3. Untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain
BAB II
PEMBAHASAN
Metode Analisis Tabulasi Silang (Crosstabs)
A.Pengertian Analisis Crosstab beserta Penjelasannya
Analisis crosstab adalah suatu metode analisis berbentuk tabel, dimana menampilkan tabulasi
silang atau tabel kontingensi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apakah ada
korelasi atau hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Singkatnya, analisis
crosstab merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang berbeda ke dalam
suatu matriks. Tabel yang dianalisis di sini adalah hubungan antara variabel dalam baris dengan
variabel dalam kolom.
Crosstabs (Tabulasi Silang) merupakan metode untuk mentabulasikan beberapa variabel yang
berbeda ke dalam suatu matriks. Hasil tabulasi silang disajikan ke dalam suatu tabel dengan
variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris. Crosstabs ini mudah dipahami karena
menyilangkan dua variabel dalam satu tabel.
Beberapa statistik crosstabs digunakan untuk data skala nominal, tetapi beberapa di antaranya
juga skala interval. Dalam rangka menggunakan hasil dari crosstabs, kita harus bisa mengenali
seperti apa macam data adalah sesuai dengan statistik masing-masing dan harus pula mengenali
tingkatan pengukuran untuk skala yang sedang diteliti.
Statistik deskriptif crosstab (tabulasi silang) termasuk dalam analisis deskripsi. Namun ada
perbedaan dibandingkan dengan statistik deskriptif frekuensi,dan eksplore. Deskriptif crosstab
menyajikan data dalam bentuk tabulasi, yang meliputi baris dan kolom. Ciri-ciri crosstab pada
umumnya adalah dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif. Penyajian
data pada umumnya adalah data kualitatif, khususnya berskala nominal seperti hubungan antara
jenis kelamin dengan usia, jenis kelamin dengan pekerjaan dan lain sebagainya.
Selanjutnya tabulasi silang dapat memberikan masukkan atau pandangan mengenai sifat
hubungan, karena penambahan satu atau lebih variabel pada analisis kualifikasi silang dua arah
adalah sama dengan mempertahankan masing-masing variabel tetap konstan. Tabulasi silang
dapat digunakan jika :
1. Salah satu variabel bersifat kualitatif dan lainnya kuantitatif
2. Kedua variabel berupa variabel kualitatif.
Sisi (kolom) sebelah kiri dan baris atas menyatakan kelas untuk kedua variabel yang digunakan.
Untuk menginterpretasikan hasil pengolahan data pada tabulasi silang, ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
1. Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut signifikan atau tidak.
2. Seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut.

B. Kegunaan Analisis Crosstab dalam Perencanaan


Secara umum, dalam analisis crosstab variabel-variabel dipaparkan dalam satu tabel dan berguna
untuk :
a. Menganalisis hubungan-hubungan antar variabel yang terjadi.
b. Melihat bagaimana kedua atau beberapa variabel berhubungan.
c. Mengatur data untuk keperluan analisis statistic.
d. Untuk mengadakan kontrol terhadap variabel tertentu sehingga dapat dianalisis ada
tidaknya hubungan.

Beberapa metode uji yang digunakan pada Crosstab:


• Uji chi-squre
Rumus Umum:

Uji chi-square digunakan untuk:


– mendapatkan adanya hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal (uji independen
antara dua variabel)
– kuatnya (derajat) hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya yang
dinyatakan dengan lambang C singkatan dari coefficient of contingency atau koefisien
kontingensi.
– Menaksir simpangan baku
– Menguji homogenitas
– Menguji proporsi untuk data multinom
– Menguji kesesuaian antara data hasil pengamatan dengan model distribusi dari mana data itu
diduga diambil
– Menguji model distribusi normal berdasarkan data hasil pengamatan.
• Uji directional measures
Bertujuan untuk mengetahui kesetaraan antar hubungan variabel.
• Uji tatistic measures
Bertujuan untuk mengetahui hubungan setara berdasarkan chi-square.
• Uji contingency tatistict
Digunakan untuk mengetahui koefisien kontingensi korelasi antar dua variabel.
• Uji lambda
Berfungsi untuk melihat seberapa besar kemampuan suatu variabel mempengaruhi variabel
lainnya.
• Uji Phi dan Cramer’s V
Untuk menghitung koefisien phi dan varian cramer.
• Uji Goodman dan Kruskal tau Digunakan untuk membandingkan probabilitas error dari dua
situasi.
Uji hipotesis yang dilakukan adalah :
Ho = tidak ada hubungan antara baris dan kolom
H1 = ada hubungan antara baris dan kolom

Prosedur menggunakan SPSS


Langkah analisisnya :
1. Pilih Analyse
2. Descriptive Statistics
3. Crosstabulation
4. Pindahkan variable ke Rows, dan variabel yang lain ke Colums
5. Klik Statistics dan chi-square, continue
6. Klik OK untuk di proses.

C.Ciri Crosstab
Ciri crosstab adalah adanya dua variabel atau lebih yang mempunyai hubungan secara deskriptif.
Data untuk penyajian crosstab pada umumnya adalah data kualitatif, khususnya yang berskala
nominal, seperti hubungan gender dan usia, laki-laki dan usia dan lain sebagainya.
CONTOH KASUS
Ilmu perencanaan wilayah dan kota merupakan ilmu yang berkaitan dengan aspek spasial yang
diantaranya adalah perbandingan lahan terbangun dan lahan yang tidak terbangun. Lahan
terbangun antara lain bangunan rumah, gedung, industri, perdagangan, dan perkantoran. Dalam
tata guna lahan, luas kawasan terbangun yang sebagian besar mengalami peningkatan setiap
tahunnya adalah permukiman atau perumahan. Hal ini disebabkan adanya proses urbanisasi yang
mendorong adanya konversi lahan pertanian menjadi bangunan perkotaan untuk menunjang
aktivitas kota.
Kepadatan penduduk adalah faktor yang dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam suatu kota
atau wilayah seperti tingkat pelayanan, lapangan pekerjaan, permintaan pada barang,
ketersediaan sumber daya alam dan lain-lain. Kepadatan juga mempengaruhi terjadinya
perubahan pada kuantitas bangunan. Apabila kepadatan penduduk meningkat maka dapat
memungkinkan terjadinya peningkatan pada jumlah bangunan termasuk rumah sebagai tempat
tinggal penduduk.
Perencanaan juga berarti mempertimbangkan dan melihat ancaman di masa yang akan datang
berkaitan dengan meningkatnya luas lahan terbangun. Hal ini menjadi isu permasalahan yang
dihadapi oleh seorang perencana untuk menjaga keseimbangan alam dan bangunan dalam rangka
pembangunan berkelanjutan.
Pada Kabupaten Temanggung, angka kepadatan penduduk dapat dikatakan bervariasi. Mulai dari
278 jiwa/km2 hingga 2.311 jiwa/km2. Begitupula dengan jumlah rumah di setiap kecamatan.
Dalam perencanaan, kepadatan bangunan rumah yang meningkat bisa saja menyebabkan
perluasan kawasan permukiman. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jumlah penduduk baik penduduk
asli Kabupaten Temanggung, maupun penduduk yang melakukan migrasi. Namun, untuk
menentukan akar permasalahan dan memutuskan suatu tindakan dalam perencanaan, harus
memiliki justifikasi yang jelas melalui perhitungan yang akurat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
analisis untuk mengetahui korelasi atau hubungan antar dua variabel.
Analisis pada software SPSS yang digunakan untuk mengetahui hubungan atau keterkaitan antar
dua variabel atau lebih yaitu Analisis Crosstab. Data yang digunakan adalah data kategorik
(Nominal atau Ordinal). Data yang digunakan adalah data kepadatan penduduk dan data jumlah
rumah penduduk.
Output dan analisis
Analisis Crosstab ditujukan untuk menyilangkan dua variabel atau lebih, guna mengetahui
adanya keterkaitan antar variabel-variabel tersebut. Data yang digunakan adalah data yang
berjenis nominal atau ordinal yang merupakan data kategorik. Oleh karena itu, diperlukan
klasifikasi terhadap data yang ada terlebih dahulu.
Tabel di atas berisi data Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah beserta klasifikasinya.
Klasifikasi data Kepadatan Penduduk didasarkan pada Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik
No. 37 Tahun 2010 tentang klasifikasi perkotaan dan perdesaan. Berikut klasifikasi dari kedua
variabel.
1. Data Kepadatan Penduduk
< 500 : Kelas 1
500 – 1.249 : Kelas 2
1.250 – 2.499 : Kelas 3
2.500 – 3.999 : Kelas 4
4.000 – 5.999 : Kelas 5
6.000 – 7.499 : Kelas 6
7.500 – 8.500 : Kelas 7
8.500 < : Kelas 8
2. Data Jumlah Rumah
<6000 : 1 = Sangat Rendah
6000 – 7499 : 2 = Cukup Rendah
7500 – 8999 : 3 = Rendah
9000 – 10499 : 4 = Sedang
10500 – 11999 : 5 = Cukup Tinggi
12000 – 13499 : 6 = Tinggi
13500 < : 7 = Sangat Tinggi
Data klasifikasi Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah merupakan data kategorik yang dapat
digunakan dalam analisis Crosstab. Data Klasifikasi Kepadatan Penduduk sebagai variabel bebas
dan data klasifikasi jumlah rumah sebagai variabel terikat. Dari analisis Crosstab yang telah
dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.

Kolom valid pada tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh data yang valid telah diproses dan
tidak ada yang hilang. Kolom N menunjukkan jumlah data yang diproses yaitu 20 data.

Tabel di atas merupakan tabel tabulasi silang dari Kepadatan Penduduk dengan Jumlah Rumah
di Kabupaten Temanggung. Pada tabel tersebut juga ditampilkan jumlah total frekuensi. Pada
kolom rumah, tidak terdapat kolom 4 karena dari klasifikasi data jumlah rumah, tidak terdapat
data yang tergolong ke dalam klasifikasi 4.
Nilai asymp. sig pada pearson chi-square sebesar 0.009 yaitu kurang dari 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat keterkaitan antar variabel Kepadatan
Penduduk dan Jumlah Penduduk.

Tabel di atas merupakan tabel Directional Measure yang digunakan untuk melihat kesetaraan.
Pada tabel tersebut, nilai symmetric kurang dari 0.05 yaitu 0.300 yang menunjukkan korelasi
cukup lemah. Nilai approx. sig yaitu 0.086 atau lebih dari 0.05 yang berarti tidak ada hubungan
secara nyata. Karena signifikansi variabel kepadatan penduduk sebesar 0.060 yang berarti lebih
dari 0.05, maka variabel dependen yaitu Jumlah Rumah tidak dapat memprediksi variabel
independen yaitu Kepadatan Penduduk. Sedangkan variabel jumlah rumah memiliki signifikansi
sebesar 0.160 yang berarti lebih besar dari 0.05. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel
Kepadatan penduduk tidak dapat memprediksi Jumlah Rumah.
Tabel di atas merupakan tabel Symmetric Measures. Terdapat tiga besaran untuk menghitung
korelasi antar variabel Kepadatan Penduduk dan Jumlah Rumah. Nilai signifikan ketiganya
adalah 0.009. Nilai tersebut menunjukkan adanya hubungan antar kedua variabel karena kurang
dari 5%. Dengan melihat nilai Phi, Cramer, dan Contingency Coefficient yang bernilai
mendekati 1, dapat disimpulkan terdapat hubungan yang cukup erat.
Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antar variabel
Kepadatan Penduduk dan variabel Jumlah Rumah. Namun, hubungan tersebut cukup lemah,
karena variabel-variabel tersebut tidak memiliki kekuatan untuk mempengaruhi variabel lainnya.
Sehingga pada kasus peningkatan jumlah rumah, perlu dikaji kembali dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain. Berikut hasil analisis crosstab.
 Nilai asymp. sig pada pearson chi-square kurang dari 0.05 menunjukkan bahwa terdapat
keterkaitan antar variabel Kepadatan Penduduk dan Jumlah Penduduk.
 Nilai symmetric kurang dari 0.50 yaitu 0.300 yang menunjukkan korelasi cukup lemah.
 Nilai approx. sig yaitu 0.086 atau lebih dari 0.05 yang berarti tidak ada hubungan secara
nyata.
 Signifikansi variabel kepadatan penduduk sebesar 0.060 atau lebih dari 0.05, maka
variabel Jumlah Rumah tidak dapat memprediksi variabel Kepadatan Penduduk.
 Sedangkan variabel jumlah rumah memiliki signifikansi sebesar 0.160 atau lebih besar
dari 0.05 menunjukkan bahwa variabel Kepadatan penduduk juga tidak dapat
memprediksi Jumlah Rumah.
 Nilai signifikan Phi, Cramer, dan Contingency Coefficient adalah 0.009. Nilai tersebut
menunjukkan adanya hubungan antar kedua variabel karena kurang dari 5%. Dengan
melihat nilai Phi, Cramer, dan Contingency Coefficient yang bernilai mendekati 1, dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang cukup erat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Analisis tabulasi silang (cross tabulation) merupakan metode analisis statistika yang
digunakan untuk mengenal hubungan antar variabel yang dikaji. Hasil tabulasi silang disajikan
ke dalam suatu tabel dengan variabel yang tersusun sebagai kolom dan baris yang berfungsi
untuk mengatur data untuk keperluan analisis statistik.

Anda mungkin juga menyukai