ABSTRAK
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa terbesar bagi ekonomi nasional suatu
negara, namun adanya pandemi yang saat ini menyerang hampir seluruh bagian dunia mengakibatkan
sektor pariwisata mengalami kemerosotan. Untuk menjaga pariwisata yang berkelanjutan, pemerintah
melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeluarkan suatu program pemerintah yakni
berupa sertifikasi CHSE ( Cleanliness, Healthy, Safety and Environment ) bagi setiap pelaku pariwisata
dan ekonomi kreatif termasuk hotel sebagai penyedia jasa akomodasi. Hotel menjadi salah satu tempat
yang beresiko menjadi tempat penyebaran serta penularan bakteri dan virus. Hal inilah yang sedang
diterapkan oleh Hotel Internasional Sibayak Berastagi dalam upaya meningkatkan kembali kepercayaan
tamu untuk berwisata khususnya untuk menginap. Upaya yang dilakukan ialah dengan menerapkan
protokol kesehatan seperti disiplin mencuci tangan baik bagi karyawan maupun tamu hotel, menyediakan
fasilitas sanitasi, melakukan kegiatan sterilisasi rutin di lingkungan hotel mulai dari pintu masuk , lobby,
dapur, kamar, koridor, ballroom maupun meeting room, serta fasilitas pendukung lainnya yang ada di
dalam hotel tersebut. Sebagai salah satu hotel yang bersejarah dengan usia yang cukup tua, hotel ini tetap
dapat memikat hati wisatawan dengan fasilitas serta harga terjangkau yang ditawarkan. Dengan
menerapkan protokol CHSE tersebut, tentunya akan menambah nilai jasa yang diberikan kepada tamu
serta meningkatkan kepuasan tamu. Namun dalam pelaksanaanya, timbul beberapa permasalahan baru
yang dianggap menjadi tantangan.Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan
protokol kesehatan berbasis CHSE yang ada di Hotel Sibayak Berastagi baik bagi karyawan, maupun
tamu serta dampak positif apa yang dihasilkan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
metode penelitian studi literatur. Hasil dari penelitian ini ialah penerapan protokol kesehatan yang dinilai
berhasil menambah kepercayaan tamu untuk menginap meskipun masih dalam keadaan pandemi.
Kata kunci : CHSE, Hotel, Penerapan, Kepercayaan Tamu
PENDAHULUAN
Sebagai bagian penting dari suatu promosi wisata lokal, hotel menjadi salah satu dari sekian
penyedia jasa akomodasi yang sangat membantu pengembangan pariwisata khususnya desa wisata. Sejak
pandemi, bisnis perhotelan menjadi salah satu bagian dari bisnis pariwisata yang paling dirugikan.
Banyak hotel yang terpaksa tutup karena penurunan jumlah hunian kamar serta bisnis makanan dan
pertemuan yang tidak lagi terisi (Adella Valentina , Ranti Rustika, Praseptia Gardiarini, 2021). Oleh
sebab itu banyak hotel yang mengeluhkan kehilangan pendapatan. Berkurangnya minat masyarakat untuk
kembali melakukan kegiatan berwisata disebabkan oleh kekhawatiran terhadap penularan virus dan
bakteri. Sesuai dengan anjuran pemerintah untuk mengurangi kegiatan diluar rumah selama pandemi,
menyebabkan masyarakat lebih gemar berdiam diri dirumah. Terdapat banyak kebiasaan serta gaya hidup
masyarakat yang berubah. Hal serupa juga dialami oleh Hotel Internasional Sibayak Berastagi.
Dalam upaya meningkatkan kembali minat wisata masyarakat, pemerintah melalui
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengeluarkan kebijakan sertifikasi CHSE ( Clean, Health,
Safety & Environment ) demi menjaga pariwisata berkelanjutan (Zaitun, 2021). Program Sertifikasi
CHSE (Clean, Health, Safety & Environment) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian
Lingkungan memberikan sertifikat kepada pelaku usaha pariwisata, usaha/fasilitas terkait lainnya,
lingkungan masyarakat, dan destinasi pariwisata. Sertifikasi CHSE berfungsi sebagai jaminan kepada
wisatawan dan masyarakat bahwa produk dan layanan yang diberikan telah memenuhi protokol
kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Manajemen Hotel Sibayak Berastagi sangat mendukung program pemerintah dengan
berkomitmen untuk melaksanakan pedoman yang tertuang dalam Aturan Pelaksanaan Program CHSE,
antara lain:
1. Menyediakan fasilitas kebersihan di area lobby dan area publik lainnya seperti:
• Menyediakan fasilitas cuci tangan dan pembersih tangan
• Menyediakan petunjuk untuk scan barcode aplikasi peduli lindungi
• Pembersihan ruang dan barang publik dengan disinfektan/cairan pembersih lain yang aman dan
sesuai.
• Pembersihan dan kelengkapan toilet umum
• Menyediakan Tempat sampah bersih
2. Melaksanakan protokol kesehatan, antara lain:
• Menghindari kontak fisik, pengaturan jarak aman, mencegah kerumunan
• Pemeriksaan suhu tubuh pada tamu yang berkunjung
• Memakai APD yang diperlukan
• Penggunaan Teknologi UV light Desinfection method untuk sterilisasi kamar
• Ruang publik dan ruang kerja dengan sirkulasi udara yang baik
3. Menyediakan alat keamanan dasar seperti:
• Menyediakan kotak P3K
• Menyediakan alat pemadam kebakaran
• Menyediakan titik berkumpul dan jalur evakuasi
4. Aplikasi perlindungan lingkungan di bidang pekerjaan seperti:
• Menggunakan peralatan dan bahan yang ramah lingkungan
• Penggunaan air dan energi yang efisien dan sehat untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
• Lingkungan yang indah dan nyaman, baik alami maupun rekayasa
Tren wisata berbasis protokol kesehatan ini pun disambut baik oleh masyarakat. Sehingga
menyebabkan minat masyarakat untuk kembali menginap mulai meningkat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif ( descriptive research ) dengan proses pengumpulan data
berupa tinjauan literatur serta metode pengumpulan data yang dipakai ialah berdasarkan observasi
penulis. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana penerapan protokol kesehatan
berbasis CHSE yang ada di Hotel Internasional Sibayak Berastagi baik internal maupun eksternal,
bagaimana tantangan yang dihadapi selama memasuki era new normal serta dampak positif apa yang
dihasilkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sejak dikeluarkannya pernyataan dari pihak manajemen hotel bahwa Hotel Internasional Sibayak
telah tersertifikasi CHSE pada tanggal 27 Februari 2021. Terjadi beberapa perubahan dalam standar
operasional prosedur dalam pelayanan maupun sumber daya manusia yang ada di dalam hotel tersebut.
Persiapan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan empat dasar program CHSE yakni clean, health,
safety, dan environment sustainability. Namun ternyata pelaksanaannya di lapangan tidak sepenuhnya
maksimal.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa perubahan prosedur sebelum, dan saat ini yang sedang berjalan
adalah sebuah perubahan yang muncul ketika adanya pandemic Covid-19, oleh sebab itu benar adanya
perubahan prosedur di masa pandemi ini merupakan hal yang positif untuk menjadi acuan dalam
menjalankan operasional hotel sehingga perubahan yang dilakukan dapat mengurangi serta mencegah
penyebaran virus.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan dilapangan, pelaksanaan protokol kesehatan di Hotel
Internasional Sibayak Berastagi sudah dikategorikan berhasil. Hal ini tidak terlepas dari dukungan
berbagai pihak baik manajemen, karyawan dan tamu yang berkunjung. Kendala yang dialami umumnya
ialah berasal dari luar, yakni beberapa tamu yang masih lalai dalam menjalankan protokol kesehatan ini
seperti lalai dalam penggunaan masker, berkerumun di lobby dan lalai dalam penggunaan sarung tangan
plastik ketika mengambil makanan di buffet. Saran yang dapat diberikan kepada pihak hotel ialah tetap
menjaga, mempertahankan bahkan memperketat pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan hotel.
Apabila memungkinkan, pihak hotel sebaiknya menambah tenaga kerja untuk mengawasi
keberlangsungan penerapan program CHSE ini.
Daftar Rujukan
Adella Valentina , Ranti Rustika, Praseptia Gardiarini. (2021). THE CHALLENGES OF IMPLEMENTING
CLEANLINESS, HEALTH, SAFETY,. Education, 6.
Zaitun. (2021). The Application of CHSE in Cook Interpreter Activities at Sibayak International Hotel .
Tourism, Hospitality and Culture Insights Journal, 1.
http://www.hotelsibayak.com/home
https://www.facebook.com/hotelsibayak/photos/?ref=page_internal