PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Ahmad M Ramli, Menuju kepastian hukum: informasi dan elektronik, (Departemen komunikasi dan
informatika Republik Indonesia,2007), hlm.1.
2
Sri Mulyati Tri Subari dan Ascaraya, Kebijakan Sistem Pembayaran di Indonesia, (Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Studi Kebanksentralan,Bank Indonesia, 2003), hlm.1
1
mengadaptasikan suatu alat pembayaran yang dapat mengakomodasikan aspek-
aspek tersebut, yang dikenal dengan uang elektronik. 3
Uang elektronik pada prinsipnya merupakan uang tunai tanpa fisik, berasal
dari uang tunai yang disetor, yang dikonversi penuh (full convertible) secara
elektronik dalam media elektronik tertentu, seperti server atau chip, yang
dipergunakan sebagai alat pembayaran nontunai. Nilai uang tunai yang disetorkan
tersebut, kemudian dikonversi secara elektronik untuk disimpan dalam kartu uang
elektronik.
Salah satu fungsi penggunaan e-money saat ini digunakan pada pelayanan
jasa jalan tol, sehingga tidak perlu antri hingga memakan banyak waktu, tidak perlu
membawa uang tunai secara berlebihan, proses pembayaran cepat dan praktis,
tidak perlu menunggu uang kembalian dalam bertransaksi. Hal ini membuat para
pengguna jalan tol diwajibkan untuk menggunakan e-money dalam bertransaksi
pada jasa tol untuk memudahkan dan mempercepat proses penggunaan jasa jalan
tol.
3
Perry Warjiyo dan Solikin M.Juhro, Kebijakan Bank Sentral Teori dan Praktik, (PT.Rajagrafindo
Persada, 2016, hlm.51.
4
https://ekbis.sindonews.com/read/1259061/34/pembayaran-nontunai-di-tol-dinilai-langgar-
delapan-aturan-1511176986 Dikases Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
2
Semakin kompleksnya permasalahan menyangkut penggunaan e-money
dalam transaksi pembayaran menggunakan media elektronik, maka dari itu seorang
pengguna e-money sudah selayaknya dilindungi secara hukum dengan regulasi.
Selain itu, juga diperlukan kemampuan dari aparat penegak hukum, kesadaran
hukum masyarakaat, dan prasarana-prasarana yang mendukung penegak hukum di
bidang teknologi informasi.
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimanakah pengaturan hukum penggunaan Electronic money sebagai
alat pembayaran?
2. Apakah kebijakan kewajiban penggunaan Elektronic money untuk layanan
jalan tol bertentangan dengan peraturan perundang-undangan di bidang
perlindungan konsumen?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaturan hukum penggunaan
Electronic money sebagai alat pembayaran
2. Untuk mengetahui dan menganalisis kebijakan kewajiban penggunaan
Elektronic money untuk layanan jalan tol bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan di bidang perlindungan konsumen
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Pembayaran
Istilah pembayaran lazim diartikan sebagai perpindahan nilai antara dua belah
pihak. Secara sederhana, kedua belah pihak dimaksud adalah pihak pembeli dan
pihak penjual. Pada saat bersamaan terjadi perpindahan barang dan jasa. Dengan
pengertian ini, maka dalam setiap kegiatan ekonomi, dimana terjadi perpindahan
barang atau jasa, pasti melibatkan apa yang disebut dengan proses pembayaran. 5
4
Instrumen yang disediakan terdiri dari instrumen yang berbasis warkat, seperti cek,
bilyet giro, nota debet, dan nota kredit, serta instrumen yang berbasis bukan warkat,
seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit. Penggunaan alat pembayaran
nontunai yang berbasis bukan warkat dimasyarakat semakin meningkat. Hal itu
disebabkan antara lain oleh semakin banyaknya inovasi dalam menciptakan
instrumen yang dilakukan oleh perbankan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Sejak pertama terbit pada April 2007, uang elektronik tidak hanya diterbitkan
dalam bentuk chip yang tertanam pada kartu atau media lainnya (chip based),
namun juga diterbitkan dalam media lain yaitu suatu media yang saat digunakan
untuk bertransaksi akan terkoneksi lebih dulu dengen server penerbit (server based).
Begitu pula dari sisi penggunaannya, hampir seluruh uang elektronik yang
diterbitkan tidak lagi bersifat single purpose namun sudah multi purpose sehingga
dapat diterima di berbagai merchant yang berbeda. 6
BAB III
6
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5776/140200236.pdf?
sequence=1&isAllowed=yDiakses Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
5
PEMBAHASAN
E-money sebagai salah satu alat pembayaran nontunai sudah memiliki peran
yang sangat penting bagi sebagian masyarakat, kecepatan, kemudahan dan ketepatan
dalam bertransaksi menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk menggunakan
produk ini, sehingga dari tahun ke tahun pengguna kartu e-money semakin bertambah.
Namun disisi lain penggunaan kartu e-money juga memiliki berbagai potensi resiko
keamanan. Potensi resiko yang bisa terjadi dalam pembayaran/melakukan transaksi
dengan kartu e-money adalah seperti pencurian kartu, pemalsuan, dan duplikasi kartu.
Sehingga untuk mengurangi resiko terjadinya penyalagunaan tersebut, diperlukan
perhatian dari penyelenggara e-money dan harus mewujudkan kepastian hukum yang
kuat, serta transparan dan mampu menjamin perlindungan terhadap para pemegang
kartu e-money.
6
keuangan dengan konsumen jasa keuangan. Dalam peraturan ini juga dijelaskan
bahwa OJK.
Apabila hal ini benar, seharusnya pihak penerbit pada saat menawarkan kartu
e-money menyertakan informasi yang lengkap, jelas benar dan jujur tentang cara
penggunaan dan penyimpanan kartu e-money yang benar. Undang-Undang
Perlindungan Konsumen mengatur bahwa pelaku usaha berkewajiban memberikan
informasi yang benar jelas dan jujur mengenai produk yang dijual atau ditawarkannya
hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 7 (b) Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
7
Apabila kewajiban tentang pemberian informasi yang terdapat pada Pasal 7
(b) Undang-Undang Perlindungan Konsumen tidak dilakukan dengan baik kepada
konsumen, maka bisa jadi konsumen memperlakukan produk dengan salah dan
menyebabkan kerugian seperti yang terjadi dalam praktik e-money yang rusak tidak
dapat digunakan untuk melakukan transaksi sebagaimana fungsi dan tujuan
pengunaanya. Produk yang tidak sesuai dengan harapan penggunaanya disebut
ebagai produk cacat.7
7
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5776/140200236.pdf?
sequence=1&isAllowed=yDiakses Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
8
BAB IV
KESIMPULAN
9
mengenai produk yang dijual atau ditawarkannya hal ini sesuai dengan
ketentuan Pasal 7 (b) Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Perry Warjiyo dan Solikin M.Juhro, Kebijakan Bank Sentral Teori dan Praktik,
(PT.Rajagrafindo Persada, 2016,
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5776/140200236.pdf?
sequence=1&isAllowed=yDiakses Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
Internet
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5776/140200236.pdf?
sequence=1&isAllowed=y Diakses Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/5776/140200236.pdf?
sequence=1&isAllowed=y Diakses Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
https://ekbis.sindonews.com/read/1259061/34/pembayaran-nontunai-di-tol-dinilai-
langgar-delapan-aturan-1511176986 Diakses Pada Hari Jumat 25 Oktober 2019
11