PERKESMAS
( PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT )
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan 4
C. Sasaran Pedoman 4
D. Ruang Lingkup Pedoman 6
E. Batasan Operasional 7
BAB II STANDAR KETENAGAAN 9
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 9
B. Distribusi Ketenagaan 10
C. Jadwal Kegiatan 11
BAB III STANDAR FASILITAS 13
A. Denah Ruang 13
B. Standar Fasilitas 14
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN 16
A. Ruang Lingkup Kerja 16
B. Metode 16
BAB V LOGISTIK 21
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN 23
BAB VII KESELAMATAN KERJA 24
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 25
BAB IX KESIMPULAN 27
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yangoptimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk
meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk
bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub sistem upaya kesehatan
yang terdiri dari dua unsur utama yaitu upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya
kesehatan masyarakat (UKM). UKM terutama diselenggarakan oleh Pemerintah dengan
peran serta aktif masyarakat dan swasta, sedang UKP dapat diselenggarakan oleh
masyarakat, swasta dan pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat
menyeluruh, terarah, terencana, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang,
profesional dan bermutu. Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM
maupun UKP di strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana
Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
sebagian tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten / Kota.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas meliputi upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Kinerja Puskesmas, sebagai
sarana pelayanan kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat sangat
menentukan kinerja Kabupaten/Kota untuk mewujudkan masyarakat sehat di
wilayahnya. Prinsip penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu,
terjangkau dan bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan di Puskesmas,
sehingga kinerja Puskesmas lebih optimal. Saat ini permasalahan kesehatan yang
dihadapi cukup kompleks, upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
3
masyarakat meskipun Puskesmas telah ada di setiap kecamatan yang rata-rata ditunjang
oleh tiga Puskesmas Pembantu.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan ,khususnya masalah keperawatan kesehatan agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Tujuan Khusus:
a) Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga, kelompok
masyarakat tentang kesehatan.
b) Meningkatnya penemuan dini kasus kasus prioritas di puskesmas.
c) Meningkatnya penanganan keperawatan kasus prioritas di puskesmas
d) Meningkatnya akses keluarga miskin mendapat pelayanan kesehatan
/keperawatan kesehatan masyarakat.
e) Meningkatnya pembinaan keperawatan kelompok.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok,
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat factor ketidak tahuan, ketidak
mauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas
sasaran adalah yang mempunyai masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah, terutama :
1. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas serta jaringannya)
2. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan tetapi memerlukan tindak
lanjut keperawatan di rumah.
a. Sasaran terdiri dari :
1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia
lanjut, penderita penyakit menular (a.l TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah,
Diare, ISPA/Pneumonia), penderitapenyakit degeneratif.
4
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah
kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :
a) Keluarga miskin belum kontak dengan sarana pelayanankesehatan
(Puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat.
b) Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi, penyakit menular.
c) Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai masalah kesehatan prioritas
serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu
institusi.
1) Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain
Posyandu, Kelompok Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.
2) Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain
sekolah, pesantren, panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),
lembaga pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan atau mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya masalah kesehatan, diprioritaskan pada
Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain
Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam
berdarah, dll)
Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat bencana atau akibat lainnya
Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil,
daerah perbatasan
5
Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit seperti daerah
transmigrasi.
6
Pelayanan keperawatan dalam puskesmas keliling diberikan kepada individu,
kelompok masyarakat di pedesan, kelompok terlantar. Pelayanan keperawatan yang
dilakukan adalah pengobatan sederhana, screening kesehatan, perawatan kasus
penyakit akut dan kronis, pengelolaan dan rujukan kasus penyakit.
7. Di Panti atau kelompok khusus lain, seperti panti asuhan anak, panti wreda, dan
panti sosial lainya serta rumah tahanan (rutan) atau lembaga pemasyarakatan
(Lapas).
8. Pelayanan pada kelompok kelompok resiko tinggi
Pelayanan perawatan pada kelompok wanita, anak-anak, lansia mendapat
perlakukan kekerasan
Pelayanan keperawatan di pusat pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan keperawatan dipusat pelayanan penyalahgunaan obat
Pelayanan keperawatan ditempat penampungan kelompok lansia, gelandangan
pemulung/pengemis, kelompok penderita HIV (ODHA/Orang Dengan Hiv-
Aids), dan WTS
D. Batasan Operasional
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, masyarakat untuk menanamkan pengertian, kebiasaan
dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan meningkatkan derajad
kesehatannya. Keperawatan kesehatan masyarakat berorientasi pada proses pemecahan
masalah yang dikenal dengan “proses Keperawatan” (nursing proses) yaitu metoda
ilmiah dalam keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai cara terbaik
dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respon manusia dalam
menghadapi masalah kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas, pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakatmempunyai ciri sebagai berikut :
1. Merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat
2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
7
3. Fokus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan
pencegahan penyakit (preventif) baik pada pencegahan tingkat pertama,
kedua maupun ketiga
4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan masyarakat kepada klien
(individu, keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian
Ada kemitraan perawat kesehatan masyarakat dengan masyarakat dalam
upaya kemandirian klien.
5. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain serta masyarakat
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
9
i) Perencanaan Skenario adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan keadaan
masa depan (jangka menengah/panjang) yang mungkin terjadi.
j) WISN (Work Load Indicator Staff Need)adalah indikator yang menunjukkan
besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja,
sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional.
2. Sumber Daya Manusia Petugas pelayanan kesehatan jiwa Puskesmas Tapen
Adapun sumber daya manusia petugas pelayanan kesehatan jiwa Puskesmas Tapen
memiliki kualifikasi sebagai berikut :
B. Distribusi Ketenagaan
1. Asuhan keperawatan pasien prioritas yang ada di poliklinik puskesmas,puskesmas
pembantu (pustu),posyandu,poskesdes.
a. Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini (sasaran prioritas).
b. Penyuluhan kesehatan
c. Tindakan keperawatan (direct care)
d. Konseling keperawatan
e. Pengobatan sesuai kewenangan
f. Rujukan pasien dengan masalah kesehatan
g. Dokumentasi
2. Kunjungan rumah oleh perawat ( home visite/home care ) terencana,bertujuan
untukpembinaan keluarga rawan.
3. Kunjungan perawat ke kelompok prioritas terencana (posyandu lansia,posyandu
Balita,panti asuhan dan lain lain ).
a. Pengkajian keperawatan individu di kelompok
b. Pendidikan /penyuluhan kesehatan kelompok
10
c. Pengobatan (sesuai kewenangan)
d. Rujukan pasien masalah kesehatan
e. Dokumentasi keperawatan
4. Asuhan keperawatan paasien di ruang rawat inap puskesmas
a. Pengkajian keperawatan individu
b. Tindakan keperawatan langsung(direct care) dan tidak langsung (lingkungan)
c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan
d. Pencegahan infeksi diruangan
e. Pengobatan (sesuai kewenangan)
f. Penanggulangan kasus gawat darurat
g. Rujukan pasien masalah kesehatan
h. Dokumentasi
Bulan
No Keteranga
Kunjunganrumah 1 1 1
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 n
0 1 2
1 DsnCaben-
8 _
Sumberteguh
2 Tapenlor 8 _
3 Randuwatang 8 _
4 Sidokaton _ 6 _
5 Dsnbebekankidul Ds Tapen _ 5 _
6 DsnPateguhan _ 5 _
7 DsnPatihanBendungan _ 8 _
8 Ds Bendungan _ 8 _
9 DsnGenenglo Ds Sidokaton _ 7 _
10 Ds Kudubanjar _ 9 _
11 DsnSoko Ds Kepuhrejo _ 9 _
1
12 DsnSokoDs.Kepuhrejo _ _
4
1
13 Dsn.DukuhDs.Sidokaton _ _
4
2
14 Dsn.Patihan- Bendungan _ _
1
2
15 Dsn.Semanding-Sidokaton
0
16 Bakalan _ 1 _
11
Bulan
No Keteranga
Kunjunganrumah 1 1 1
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 n
0 1 2
7
1
17 Ds Made
6
1
18 Mabul-Sidokaton _ _
5
Ds BakalanrayungDsn 1
19 _
gangmalang 6
1
20 DsMenturus _
6
1
21 Ds.Bakalanrayung _
9
Dsn.GangmalangDs.Bakalanray 1
22 _
ung 9
1
23 Dsn.Pagendingan-Tapen
2
2
24 DsnPanemon -Bakalanrayung
0
25 Ds.Randuwatang 6
26 Ds Tapen 6
1
27 Ds Menturus
0
1
28 Dsn Sidokarang-Menturus
0
1
29 Ds Bendungan
5
1
30 Ds Pateguhan-Sumberteguh
5
1
31 Ds.Kudubanjar
5
1
32 Ds.Katemas
9
1
33 Ds Kepuhrejo
9
34 Ds Made-Dsn ngembag 5
35 Ds Made 5
1
36 Dsn Semanding-Sidokaton
0
1
37 Dsn Genenglo-Sidokaton
0
38 Ds Randuwatang 5
39 Ds Menturus 5
40 Ds.Kudubanjar 1
12
Bulan
No Keteranga
Kunjunganrumah 1 1 1
. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 n
0 1 2
0
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
1 3 4
8
7 6 5
9
8 9
11
10
Keterangan :
1. Almari
2. Computer
3. Tempat tidur periksa pasien
4. Wastafel
5. Kursi dokter
6. Meja periksa dokter
7. Meja periksa perawat
8. Kursi perawat
9. Kursi pasien
10. Kursi tunggu pasien
11. Pintu
14
B. Standar fasilitas
1. Kegiatan dalam gedung Puskesmas
Merupakan kegiatan keperawatan kesehatan masyarakat yang dilakukan di poli
asuhan keperawatan, poliklinik pengobatan, maupun ruang rawat inap Puskesmas,
meliputi:
a. Asuhan keperawatan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap
b. Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien rawat jalan.
c. Penyuluhan/pendidikan kesehatan
d. Pemantauan keteraturan berobat
e. Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain di Puskesmas.
f. Pemberian nasehat (konseling) keperawatan.
g. Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prodesure yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawatdarurat, dll).
h. Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di gedung
Puskesmas (kenyamanan, keamanan, dlll).
i. Dokumentasi keperawatan.
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Melakukan kunjungan ke keluarga/ kelompok/ masyarakat untuk melakukan asuhan
keperawatan di keluarga/ kelompok/ masyarakat.
Selain petugas dari Puskesmas, peran lintas sektor dan lintas program dalam
pelayanan kesehatan jiwa ini juga sangat dibutuhkan. Peran tersebut antara lain :
a. Peran lintas sektor
Peran camat sebagai Stakeholder untuk memotivasi dan menggerakkan
masyarakat
Kepala Desa sebagai pendukung jalannya kegiatan
Kader kesehatan sebagai pendamping petugas kesehatan untuk membantu
pelaksanaan pelayanan masyarakat sasaran.
b. Peran lintas program
Bidan Desa sebagai pelapor masyarakat sasaran yang perlu mendapat
pelayanan kesehatan.
Petugas Gizi sebagai mitra kerja bersama dalam penanganan dan pelapor
kasus keluarga resiko khususnya balita gizi buruk/BGM .
Promkes sebagai penggerak masyarakat dalam hal promotif dan preventif
serta sebagai mitra dalam pemberi penyuluhan masyarakat sasaran
15
P2M sebagai pelaksana kegiatan pencegahan penyakit menular sebagai
sumber informasi dalam penemuan kasus penyakit resiko tinggi.
Kesling sebagai mitra kesehatan lingkungan.
16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Metode
Metode yang dipakai pada pelayanan kesehatan masyarakat adalah dengan melakukan
asuhan keperawatan, yaitu sebagai berikut :
17
1. Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu dalam
konteks keluarga)
Merupakan asuhan keperawatan individu di rumah dengan melibatkan peran serta
aktif keluarga. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
a. Penemuan suspek/kasus kontak serumah.
b. Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya.
c. Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan.
d. Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
e. Pelayanan keperawatan dasar langsung(direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
f. Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan.
g. Dokumentasi keperawatan.
2. Asuhan keperawatan keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang di temukan di
masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga. Kegiatannya meliputi, antara lain :
a. Identifikasi keluarga rawan kesehatan/keluarga miskin dengan masalah kesehatan
di masyarakat.
b. Penemuan dini suspek/kasus kontak serumah.
c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan terhadap keluarga (lingkup keluarga).
d. Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana.
e. Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care).
f. Pelayanan kesehatan sesuai rencana, misalnya memantau keteraturan berobat
pasien dengan pengobatan jangka panjang.
g. Pemberian nasehat ( konseling) kesehatan/keperawatan di rumah.
h. Dokumentasi keperawatan.
3. Asuhan keperawatan kelompok khusus.
Merupakan asuhan keperawatan pada kelompok masyarakat rawan kesehatan yang
memerlukan perhatian khusus, baik dalam suatu institusi maupun non institusi.
Kegiatannya meliputi antara lain:
a. Identifikasi faktor-faktor resiko terjadinya masalah kesehatan di kelompok.
b. Pendidikan/penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan.
c. Pelayanan keperawatan langsung (direct care) pada penghuni yang memerlukan
keperawatan.
d. Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kaderkader kesehatan
sesuai jenis kelompoknya.
18
e. Dokumentasi keperawatan.
4. Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang rentan atau
mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan. Kegiatannya meliputi
kegiatan kunjungan ke daerah binaan untuk :
a. Identifikasi masalah kesehatan yang terjadi di suatu daerah dengan masalah
kesehatan spesifik.
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui kegiatan memotivasi masyarakat
untuk membentuk upaya kesehatan berbasis masyarakat.
c. Pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat.
d. Memotivasi pembentukan,mengembangkan dan memantau kader-kader kesehatan
di masyarakat.
e. Ikut serta melaksanakan dan memonitor kegiatan PHBS.
f. Dokumentasi keperawatan.
C. Langkah Kegiatan
Agar upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas dapat terlaksana secara efisien dan
efektif. Diperlukan pengelolaan upaya tersebut dengan baik. Pengelolaan upaya
perkesmas merupakan rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian,
serta pengawasan dan pertanggungjawaban yang terintegrasi dengan upaya kesehatan.
1. Perencanaan
Perencanaan upaya keperawatan kesehatan masyarakat dilaksanakan terintegrasi
dengan perencanaan upaya puskesmas lainnya baik upaya kesehatan wajib maupun
pengembangan.
Langkah – langkah perencanaan yang harus dilakukan adalah :
a. Menyusun usulan kegiatan
Usulan kegiatan disusun sesuai prioritas sasaran dan kegiatan prioritas puskesmas
dengan mengidentifikasi kegiatan – kegiatan promotif dan preventif yang akan
melengkapi kegiatan upaya kesehatan prioritas sehingga pelayanan menjadi utuh.
b. Pengajuan usulan kegiatan
Usulan kegiatan diajukan secara terpadu dengan kegiatan puskesmas lain ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota persetujuan pembiayaan.
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
Berdasarkan usulan kegiatan puskesmas yang telah disetujui oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota, maka perlu disusun rencana pelaksanaan kegiatan.
19
Bila puskesmas terintegrasi dalam upaya pengembangan maka rencana
pelaksanaan kegiatan perkesmas dapat dibuat tersendiri.
Kegiatan yang tercantum antara lain mencakup menetapkan kegiatan,
sasaran, target, volume kegiatan, rinian pelaksanaan, lokasi pelaksanaan, tenaga
pelaksana, jadwal serta sumber daya pendukung lainnya.
Rencana pelaksana kegiatan sebaiknya dilengkapi dengan peta wilayah
puskesmas yang menggambarkan masalah kesehatan/ keperawatan kesehatan
masyarakat. Rencana pelaksanaan kegiatan disusun dengan melibatkan
penanggungjawab program terkait serta masyarakat.
2. Pelaksanaan dan pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian merupakan rangkaian penyelenggaraan, pemantauan
serta penilaian terhadap upaya perkesmas. Langkah pelaksanaan dan pengendalian
tersebut meliputi :
a. Pengoraganisasian di Puskesmas
Kepla puskesmas merupakan penanggung jawab kegiatan perkesmas di
puskesmas.agar pelaksanaan perkesmas dapat diselenggarakan secara optimal,
maka diharapkan di setiap Puskesmas ditetapkan adanya :
Perawat pelaksana perkesmas di puskesmas
Perawat penanggungjawab desa/ daerah binaan
Perawat coordinator perkesmas di Puskesmas
Pengorganisasian tenaga perkesmas disesuaikan dengan jumlah perawata yang
ada.
b. Pelaksana kegiatan
Peaksanaan kegiatan perkesmas, dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan
kegiatan perkesmas yang telah disusun.dalam melaksanakan kegiatan perlu
melakukan :
Mengkaji ulang rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun
Menyusun jadwal kegiatan bulanan setiap perawat dan petugas kesehatan
lain yang terlibat dalam kegiatan perkesmas.
Melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan stadar prosedur
Menyepakati indicator kinerja klinik perawat.
c. Pemantauan hasil pelaksanaan kegiatan
Pemantauan dilaksanakan secara berkala oleh kepala puskesmas dan coordinator
perkesmas.
3. Pengawasan dan pertanggungjawaban
20
Pengawasan dan pertanggungjawaban kegiatan perkesmas terintegrasi dengan
kegiatan puskesmas lainnya. Pengawasan dilakukan baik internal maupun eksternal.
Dalam pertanggungjawaban kepala puskesmas mempertanggungjawabkan seluruh
kegiatan puskesmas termasuk perkesmas dan pembiayaannya dalam suatu laporan
tahunan.
21
BAB V
LOGISTIK
Logistik yang diperlukan pada perawatan kesehatan masyarakat adalah adanya indicator yang
sebagai tolak ukur keberhasilan perawatan kesehatan masyarakat.
23
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana Puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. Tujuan.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas dan di Rumah.
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat.
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ).
C. Standar Keselamatan Pasien.
1. Hak Pasien.
2. Mendidik Pasien dan Keluarga.
3. Keselamatan Pasien dan Kesinambungan Pelayanan.
4. Penggunaan Metoda-Metoda Peningkatan Kinerja Untuk Melakukan Evaluasi Dan
Program Peningkatan Keselamatan Pasien
5. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien
6. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien
7. Komunikasi Merupakan Kunci Bagi Staf Untuk Mencapai Keselamatan Pasien
24
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja pada pelayanan perkesmas berkaitan dengan kompetensi yang dimiliki
oleh petugas perkesmas yaitu perawat diharapkan minimal mempunyai kualifikasi dan
kompetensi sebagai berikut :
1. Kualifikasi tenaga
a. Latar belakang pendidikan minimal D3 keperawatan
b. Pengalamn kerja minimal 3 tahun
c. Memiliki ijin memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
d. Memperoleh pelatihan tambahan tentang pelayanan perkesmas
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu pada pelayanan kesehatan jiwa meliputi pencatatan dan pelaporan hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan Perkesmas.
A. Pencatatan
Pencatatan kegiatan pelayanan perkesmas mencakup proses dokumentasi terhadap
pengelolaan pelayanan dan pelksanaan asuhan keperawatan keluarga. Setiap pencatatan
yang dibuat harus secara terpilah berdasarkan jenis kelamin :
a. Pencatatan pengelolaan pelayanan keperawatan keluarga meliputi :
1. Lembar persetujuan klien
2. Jadwal kunjungan rumah
3. Pertemuan tim
4. Lembar pengobatan
5. Tindakan tim
6. Rujukan kasus dari pemberi pelayanan ke sarana kesehatan lain.
b. Pencatatan asuhan keperawatan keluarga
1. Formulir pengkajain keperawatan
Formulir pengkajian keperawatan baik individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat berdasarkan masalah kesehatan.
2. Catatan keperawatan
Dimaksudkan untuk mencatat rencana, tindakan dan keperawatan klien yang
mendapat asuhan keperawatan.
3. Family folder untuk setiap keluarga rawan kesehatan/miskin yang dibina.
4. Register kohort pembinaan keluarga rawan
Merupakan catatn untuk mengetahui identitas, masalh kesehatanyang dihadapi
serta kemajuan pembinaan keluarga rawan kesehatan/ miskin yang dibina.
5. Rekapan pembinaan keluarga rawan
6. Rekapan penbinaan keluarga khusus
7. PWS jangkaun pembinaan keluarga.
B. Pelaporan
Pelaporan disesuaikan dengan kebutuhan informasi untuk mengukur keberhasilan upaya
keperawatan kesehatan masyarakat sesuai indicator yang sudah ditetapkan. Perawat
pelaksana secara rutin memberikan laporan kepada penanggungjawab program
perkesmas di rumah. Laporan diteruskan ke pimpinan unit pelayanan dan disesuaikan
dengan sistem pelaporan yang berlaku. Yang dilaporkan mencakup :
26
1. Jumlah keluarga yang dikunjungi/ diberiakn pembinaan dan jenis masalah
kesehatannya.
2. Kegiatan perkesmas :
a. Periode kunjungan untuk setiap kasus
b. Jenis pelayanan atau intervensi keperawatan
c. Jenis intervensi dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain.
d. Jumlah klien yang ditemukan dan dirujuk ke pelayanan kesehatan lain.
3. Jumlah klien yang meninggal dan penyebab kematian
4. Perkembangan tingkat kemandirian
5. Perkembangan tingkat kemampuan sasaran dalam penanganan masalah kesehatan
sesuai dengan kaidah kesehatan.
6. Jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan.
27
BAB IX
PENUTUP
Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat denagn dukungan peran
serta masyarakat, seta mengutamakan pelayanan promotif, preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang
bertujuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan ,khususnya masalah keperawatan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Kesehatan adalah hal dasar setiap individu dan semua warga negara berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan.Untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu diperlukan tenaga pelayan
kesehatan yang profesional.Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatanyang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan ,sehingga setiap tenaga kesehatan harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP)
yang ada dalam setiap melakukan upaya kesehatan sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
28
29
30