Anda di halaman 1dari 3

*Berbagai sesat berfikir (Logical fallacy) yang harus kalian ketahui*

Saat sedang berdiskusi di sebuah kolom komentar, jangan harap semua orang setuju
dengan anda, pasti ada orang yang tidak setuju. Nah saat saling beradu argumen,
kita atau lawan debat sering kali menggunakan argumen dengan kecacatan berlogika
baik secara sadar maupun tidak.
Saat kita berdiskusi menggunakan cacat logika, diskusi menjadi tidak berkualitas
dan menjadi sangat subjektif.
Berikut beberapa kesesatan berfikir.

• Ad Hominem
Ini argumen nya menghina pribadi, menjatuhkan orang lain dan argumen nya tidak
berkaitan dengan argumen yg lawan lontarkan.
Contoh, seseorang didunia maya berargumen tentang fisika partikel. Tapi karena yg
mengatakan ini menggunakan profil anime, tidak ada yang menganggapi nya.
Atau seperti ini.
A: Mutasi berperan penting dalam evolusi
B: alah, gw stalk fb lu dan lu itu pemuka agama. Gak nyambung kalo lo bahas itu.
Argumen sepert ini tidak mematahkan argumen lawan sama sekali. Apapun kondisi
orangnya, argumen tetap valid.

• Ad hoc (berdalih atau MSU fallacy)


Saat kita ingin menjadi benar dan berpegang pada keyakinan tertentu, tapi bukti
malah bertentangan dengan keyakinan itu. Nah, disitulah kita mulai buat pembenaran
untuk membela keyakinan kita.
Contoh:
Dewi: kayaknya budi nyari kesempatan buat ngajak aku kencan
Mang oleh: dia udah kencan dengan dian selama 3 bulan.
Dewi: sengaja, dia cuma pengen buat aku cemburu.
Mang oleh: lah, mereka udah bertunangan.
Dewi: itu pura-pura aja supaya agar aku tambah cemburu.
Dewi menyangkal bukti kebenaran yg tidak diterimanya. Maka, ia membuat alasan
tambahan untuk menyelamatkan pendapat awalnya.

• Ad Populum (bandwagon)
Ketika pendapat bahwa sebagian besar orang menganggap benar sebuah keyakinan
dijadikan bukti atas sebuah pendapat.
Atau bentuk logikanya gini:
Banyak orang meyakini X.
Maka, X pasti benar.
Contoh: semua orang desa yakin bahwa Afdal lah malingnya.
Ini salah, mereka hanya menilai Afdal hanya berdasarkan keyakinan orang banyak,
bukan berdasarkan bukti yang jelas.

• Mengacu kepada keyakinan


Argumen nya biasanya mengabaikan nalar dan mengedepankan keyakinan. Ini artinya
kita harus memiliki satu keyakinan untuk memahami argumen.
Contoh:
X: Kepala desa adalah pemimpin yang telah dipilih oleh Dewa Zeus untuk memimpin
kami.
Y: apa buktinya?
X: Kami tidak perlu bukti. Kami hanya butuh iman.

• Mengacu kepada rasa takut


Ketika rasa takut digunakan sebagai penopang agar seseorang menerima sebuah
gagasan, proposisi dan kesimpulan.
Contoh:
X: Kalo kamu tidak beriman kepada Tuhan, kamu akan dibakar di neraka.
Ini cacat logika karena orang yg berpendapat tidak memberikan bukti bahwa tidak
beriman kepada Tuhan akan kekal di neraka. Tapi karena ini menakutkan bagi sebagian
orang, mereka menerima preposisi ini meski kurangnya bukti nyata.

• Ad baculum
Ketika kekuatan, paksaan atau ancaman kekerasan digunakan untuk membenarkan
kesimpulan.
Contoh:
X: Bos, kenapa saya harus kerja sementara yang lain tidak.
Y: Apa kamu membangkang? Saya bisa dengan mudahnya mendapat karyawan baru.
Karyawan menanyakan pertanyaan yang benar, tapi malah mendapat jawaban keliru.

• Mengacu kepada yang diatas (deus vult)


Menekankan bahwa sebuah kesimpulan harus diterima karena itu perintah Tuhan.
Bentuk logikanya seperti ini:
Tuhan menghendaki "sesuatu" atas kita
Maka, kita harus menerima "sesuatu" tersebut.
Contoh:
Hakim: Kenapa kamu membunuhnya?
X: Karena Tuhan memerintahkan ku melakukannya.
Satu hal yang perlu dipertanyakan, dari mana anda tahu Tuhan memerintahkan anda?

• Mengacu kepada peluang


Ketika sebuah kesimpulan bukan karena berpeluang benar, tetapi karena mungkin
benar. Tidak peduli semustahil apa.
Contoh:
Bedul: Tuh orang pasti gay.
Ucup: Kok tau?
Bedul: Mungkin aja bisa kan?
Ucup: Kamu juga kok, mungkin aja gila.
Kita tidak bisa mengatakan bahwa seseorang itu adalah penyuka sesama jenis hanya
berlandaskan kemungkinan. Atau menarik kesimpulan dengan berlandaskan informasi
yang kurang lengkap.

• Argumen dari diam


Menarik kesimpulan karena si penanggap diam saja ketika ia menolak menyodorkan
bukti untuk alasan apapun.
Contoh:
X: Lu liat kunci motor gw gak?
Z: (diam)
X: nah, pasti lu yg ngambil.
Penolakan untuk menyodorkan bukti tidak serta-merta menjadi bukti penyokong
argumen.

• Penalaran melingkar
Jenis penalaran yang didalamnya preposisi disokong oleh premis yang ditopang oleh
preposisi sehingga menimbulkan lingkaran dalam penalaran yang tidak memberikan
informasi.
Contoh:
X: Saya gak bohong pak, saya orang religius dan orang religius tidak pernah
berbohong.
Pak rt: Bagaimana saya tahu kamu orang religiua?
X: Karena saya gak pernah bohong.
Fallacy ini biasanya lucu.

• Gagal menjelaskan
Ketika penjelasan lebih sulit dimengerti daripada konsep yang dijelaskan.
Contoh:
X: Kita hidup disunia yang berisi roh. Itu pasti.
Z: Apa itu roh?
X: Zat nonjasmani
Kita pikir saat kita mengetahui kata-kata lain untuk sebuah istilah, kita lebih
memahami istilah itu daripada makna yang sebenarnya terkandung dalam istilah itu,
seperti yang dicontohkan diatas. Kita daoat menjabarkan ulang roh sesering yang
kita mau tetapi pengetahuan kita tentang roh tidak tetap tidak akan bertambah.

• Ikan hering merah (The red herring)


Membelokkan argumen ke bahasan lain agar dapat ditanggapi lebih baik oleh orang
yang melakukannya.
Contoh:
A: Secara moral kamu itu bersalah karena selingkuh.
B: Tapi, moral itu apa sih?
A: Itu merupakan kode aturan yang digunakan berbagai budaya.
Hebat sekali B mengelak ya. Yup, B telah melakukan Fallacy.

• Cacat logika orang-orangan sawah (strawman fallacy)


Mempertukarkan argumen sebenarnya dengan argumen yang menyimpang, berlebihan atau
disalahpahami. Atau bisa juga artikan dengan menyalahartikan argumen seseorang agar
lebih mudah diserang.
Contoh:
A: Evolusi adalah teori sekaligus fakta.
B: Konyol, kok bisa ente yakin kita berevolusi dari bak sampah.
A secara konyol menyalahartikan pendapat si B dengan menganggap kita berevolusi
dari bak sampah.

• Tu quoque
Menghindari kritik dengan mendiskreditkan lawan dengan kritik yang sama yang
disampaikan kepadanya.
Contoh:
Bapak: Bedul, lu jangan ngerokok ya soalnya gak baik kesehatan.
Elu: ah, bapak tiap hari ngerokok tapi sehat-sehat aja tuh.

• God of the gasp


Sudut pandang yang menggunakan ketidaktahuan sains untuk mendukung keberadaan
Tuhan.
Contoh:
A: Karena sains belum tahu bagaimana kehidupan dibumi dimulai, Tuhan lah yang
menyebabkan kehidupan ada.
Well, ada teori biogenesis dan abiogenesis dan banyak lagi kok sebenarnya.

Referensi:
Bannett, Bo. 2012. Logically Falacious: The Ultimate Collection of Over 300 Logical
Fallacies (Updated Academic Edition). Massachusetts : Archieboy Holding.

Anda mungkin juga menyukai