Dengan Hormat,
Sehubungan dengan diperlukannya SIPA (Surat Ijin Praktek Apoteker) dan STRA ( Surat
Tanda Registrasi Apoteker ) dalam pengadaan Obat-obatan.
- Pasal 54 Point 1 : Apoteker sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 ayat (2) huruf
a hanya dapat melaksanakan praktik di I (Satu) Apotik, atau Puskesmas atau
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
- Pasal 55 Point 1:
(1) Untuk mendapat Surat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Tenaga
Kefarmasian harus memiliki:
a. STRA, STRA Khusus, atau STRTTK yang masih berlaku;
b. Tempat atau ada tempat untuk melakukan Pekerjaan Kefarmasian atau
Fasilitas Kefarmasian atau Fasilitas Kesehatan yang memiliki izin ;dan
c. Rekomendasi dari Organisasi Profesi setempat.
Adapun tunjangan tersebut sangat dibutuhkan sebagai kewajiban Apoteker yang harus
dipenuhi untuk memperoleh memperpanjang SIPA Yaitu :
a. Apoteker wajib mengumpulkan SKP sejumlah 150 SKP dengan mengikuti seminar
Kefarmasian (Biaya Seminar minimal Rp. 250.000 /Seminar) yang nantinya akan
digunakan dalam Perpanjangan STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker) yang
merupakan salah satu Syarat membuat SIPA.
b. Wajib mengikuti ujian Kompetensi agar dapat menjalankan Pekerjaan Kefarmasian
(Biaya Ujian Kompetensi ± Rp. 3.500.000 ).
c. Wajib membayar iuran anggota IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) sebesar Rp
150.000 /Tahun.
d. Untuk melakukan registrasi dalam menjalin kerja sama pembelian Obat/Alkes antara
Dinas Kesehatan dengan Distributor maka diperlukan SIPA sebagai salah satu
syaratnya.
1. Surat Keputusan Pengurus Daerah IAI Propinsi SUMUT tentang imbalan minimum
bulanan Apoteker Tahun 2016.
2. Pergub SUMUT No. 188.44/450/KPTS/2018 Tentang Penetapan Upah Minimum
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019.
3. Peraturan Pemerintah No 51 tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
Demikian Permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kebijaksanaan dari Bapak
direktur kami ucapkan terima kasih.
Pemohon
Apoteker
TENTANG
GUBERNUR ACEH
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI
ACEH TAHUN 2016
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan
1. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
2. Pemberi kerja adalah orang perorangan, pengusaha, badan hukum atau
badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar
upah atau imbalan dalam bentuk lain.
3. Pengusaha adalah:
a. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan
suatu Perusahaan milik sendiri
b. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri
sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya,
c. Orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang dimaksud
dalam huruf a dan b yang berkedudukan diluar wialayah indonesia.
4. Perusahaan adalah setiap bentuk Usaha yang berbadan hukum atau tidak
yang mempekerjakan pekerja dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak
milik orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara.
5. Upah Minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari Upah Pokok
termasuk tunjangan tetap.
Pasal 2
Upah Minimum Provinsi (UMP) Aceh Tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp.
2,118.500,; (Dua Juta Seratus Delapan Belas Ribu Lima Ratus Rupiah),
Pasal 3
Upah Minimum Provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan upah
bulanan terendah dengan waktu kerja 7 jam perhari atau 40 jam perminggu bagi
sistem kerja 6 hari perminggu dan 8 jam perhari atau 40 jam perminggu bagi
sistem kerja 5 hari perminggu.
Pasal 4
Perusahaan yang telah memberikan Upah lebih tinggi dari keuntungan
sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 2, dilarang mengurangi atau
menurunkan upah sesuai dengan ketentuan pasal 15 Peraturan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 7 Tahun 2013 tentang Upah Minimum.
Pasal 5
Upah Minimum Provinsi (UMP) berlaku bagi pekerja/ buruh lajang dengan masa
kerja kurang dari 1 (Satu) Tahun.
Pasal 6
Pengusaha dilarang membayar Upah lebih rendah dari upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
Pasal 7
Bagi Pengusaha yang tidak mampu membayar upah Minimum sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 dapat mengajukan penangguhan.
Pasal 8
Upah bagi pekerja/Buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih
dirundingkan secara Bipartit antara pekerja/buruh atau serikat pekerja Serikat
Buruh dengan pengusaha diperusahaan yang bersangkutan.
Pasal 9
Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan anatara pengusaha
dengan pekerja/buruh atau SP/SB tidak boleh lebih rendah dari ketentuan
Perundang-undangan.
Pasal 10
Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 lebih rendah atau
bertentangan dengan ketentuan Perundang-Undangan, kesepakatan tersebut batal
demi hukum dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut
ketentuan Perundang-undangan.
Pasal 11
Peraturan Gubernur ini berlaku bagi seluruh pekerja/buruh dan karyawan baik di
Perusahaan Swasta, BUMN,BUMD dan Usaha-Usaha sosial lainnya.
Pasal 12
Pengawasan Terhadap pelaksanaan Peraturan Gubernur ini dilakukan oleh
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.
Pasal 13
Dengan berlakunya Peraturan gubernur ini, maka Peraturan Gubernur Aceh
Nomor 81 Tahun 2014 tanggal 30 Oktober 2014 tentang Upah Minimum Provinsi
Aceh Tahun 2015 (Berita Daerah Aceh Tahun 2014 Nomor 6) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 14
Peraturan Gubernur Aceh ini mulai berlaku pada tanggal 1 januari 2016
ZAINI ABDULLAH
DERMAWAN
AKTA
NOMOR : 13
Nomor 13
- Pada hari ini, Jum'at tanggal 23 (dua puluh tiga) januari 2015 (dua ribu lima belas) pukul
14:36 WIB (Empat Belas Lewat Tiga Puluh Enam MenitWaktu indonesia barat). .....
- Hadir dihadapan saya, NANI IRIANI, Sarjana Hukum, Magister kenotariatan, Notaris di
Kabupaten Nagan Raya, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris, kenal dan yang
nama-namanya akan disebut pada akhir akta ini,
I. Nyonya SYARIFAH FITRIA ULFA. Lahir di Parom. pada tanggal 28 (Dua Puluh
Delapan) Februari 1985 (Seribu Sembilan Ratus Delapan Puluh Lima), warga negara
indonesia, Pegawai Negeri Sipil, bertempat tinggal di Jalan Bakti Pemuda Lorong
Bahagia No 03 Desa Seuneubok. Kabupaten Aceh Barat, Pemegang Kartu Tanda
Penduduk Nomor 1105018602850003, untuk sementara berada diKabupaten Nagan
Raya.
Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak sebagai Apoteker Penanggung Jawab
Instalasi Farmasi demikian berdasarkan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
Nomor : 19850228/STRAUSU-2012/227588. tanggal 30 (Tiga Puluh) Mei 2012 (Dua
Ribu Dua Belas), yang dikeluarkan oleh Komite Farmasi Nasional, fhoto copy surat
mana dijahitkan pada minit akta ini............................................................................,,,,..
............................................................Pihak Pertama........................................................
II. Tuan HASBI QURAISY, lahir disengkang, pada tanggal 2 (dua) Maret 1964 (Seribu
Sembilan Ratus Enam Puluh Empat). Warga Negara Indonesia, Pegawai Negeri Sipil,
bertempat tinggal digampong Kuta Paya, Kecamatan Seunangan, Kabupaten Nagan
Raya, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor1115020203640002.............................
Menurut keterangan dalam hal ini bertindak sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Nagan Raya demikian berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nagan Raya Nomor
: PEG.821.2/220/2011 tanggal 10 (Sepuluh) Maret 2011 (Dua Ribu Sebelas) fhoto copy
surat mana dijahitkan pada mimit akta ini......................................................................
untuk selanjutnya disebut................................................................................................
............................................................Pihak Kedua.......................................................
- Para penghadap dikenal oleh saya, Notaris, berdasarkan identitas yang diberikan oleh
para penghadap kepada saya, Notaris.............................................................................
............................................................Pasal 1..................................................................
- Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah sepakat untuk memenuhi ketentuan dan
perjanjian Pendirian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya (IFRS)
sebagaimana terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor:
284/MENKES/PER/III/2007, tentang tata cara pemberian Izin Apotik, serta peraturan
perundang-undanganlain yang berlaku............................................................................
............................................................Pasal 2..................................................................
-Pihak Kedua menyediakan Sarana Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
Nagan Raya (IFRS) yang antara lain terdiri dari Bangunan, Perlengkapan Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya (IFRS), perbekalan kesehatan
dibidang Farmasi yang kesemuanya itu adalah milik dan/atau berada dalam penguasaan
dari Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya............................................................
............................................................Pasal 3..................................................................
- Pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Nagan Raya (IFRS)
dilakukan oleh Pihak Pertama sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004, ditetapkan dijakarta atas nama Menteri
Kesehatan Republik Indonesia........................................................................................
............................................................Pasal 4..................................................................
Sehubungan dengan kewenangan yang diberikan oleh Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama tersebut diatas, maka Pihak Kedua akan memberikan insentif kepada Pihak
Pertama sebesar Rp. 3.000.000,- (Tiga Juta Rupiah) perbulan.....................................
............................................................Pasal 5..................................................................
............................................................Pasal 6..................................................................
- Penyususnan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) pada setiap tahun,
ditetapkan secara bersama-sama oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua..........................
............................................................Pasal 7..................................................................
- Kedua belah pihak sepakat bahwa penyusunan Rencana Anggaran pendapatan dan
Belanja (RAPB) Tahunan yang dimaksud pada pasal 6 dalam akta ini dilakukan dengan
mempertimbangkan kelancaran pelaksanaan pengelolaan Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Umum Daerah Nagan Raya (IFRS) dan pelayanan kepada masyarakat................
............................................................Pasal 8..................................................................
- Apa bila timbul perbedaan pendapat atau perselisihan dianatar keduaa belah pihak,
maka perbedaan pendapat atau perselisihan itu sedapat mungkin diusahakan
penyelesaiannya dengan cara kekeluargaan dan musyawarah untuk mufakat akan tetapi
bila masih juga tidak terdapat
Penghadap dan saksi-saksi, maka akta ini ditanda tangani oleh para penghadap, saksi-saksi
dan saya, notaris........................................................................................................................
- Dilangsungkan dengan tanpa memiliki perubahan..................................................................