Anda di halaman 1dari 524

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR : PER-19/BC/2021

TENTANG
TATA LAKSANA PENYIDIKAN
DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : a. bahwa dalam melaksanakan tugas penegakan hukum,


Penyidik Pegawai Negeri Sipil Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia
mempunyai tugas, fungsi, dan wewenang di bidang
Penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal
112 Undang-Undang Nomor Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 dan Pasal 63
Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007;
b. bahwa pelaksanaan tugas, fungsi, dan wewenang di
bidang Penyidikan tindak pidana sebagaimana dimaksud
pada huruf a dilaksanankan secara profesional,
transparan, dan akuntabel terhadap setiap perkara tindak
pidana guna mewujudkan supremasi hukum yang
memenuhi rasa keadilan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Direktur Jenderal tentang Tata Laksana Penyidikan di
Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum


Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209);
-2-

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang


Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 2015
Nomor 290, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5772);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan
Cukai (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3651);
6. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
92/KMK.05/1997 tentang Pelaksanaan Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
7. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-
17/BC/2020 tentang Tata Laksana Pengawasan;
-3-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : TATA LAKSANA PENYIDIKAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT


JENDERAL BEA DAN CUKAI.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan:
1. Penyidik adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik sebagaimana
dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana.
2. Atasan Penyidik adalah Direktur Jenderal, Direktur yang
mempunyai tugas dan fungsi di bidang Penyidikan, Kepala
Kantor Wilayah, atau Kepala Kantor Pelayanan di
lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Tindak Pidana adalah setiap perbuatan yang diancam
pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2007, dan Tindak Pidana yang menurut
Undang-Undang menjadi kewenangan Penyidik pegawai
negeri sipil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
4. Penyidikan adalah serangkaian tindakan Penyidik untuk
mencari dan mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang Tindak Pidana yang terjadi dan
guna menemukan tersangkanya, dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.
-4-

5. Laporan Kejadian Tindak Pidana yang selanjutnya disebut


LK adalah laporan tertulis yang dibuat oleh Penyidik
tentang terjadinya suatu Tindak Pidana baik yang
diketahui langsung maupun karena adanya laporan, yang
kemudian ditutup dan ditandatangani atas kekuatan
sumpah jabatan.
6. Tertangkap Tangan adalah tertangkapnya seseorang pada
waktu sedang melakukan Tindak Pidana, atau dengan
segera sesudah beberapa saat Tindak Pidana itu
dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak
ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila
sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga
keras telah dipergunakan untuk melakukan Tindak
Pidana itu, yang menunjukan bahwa ia merupakan
pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan Tindak Pidana itu.
7. Bukti Permulaan Yang Cukup adalah terpenuhi
minimal 2 (dua) alat bukti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 184 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
8. Penangkapan adalah suatu tindakan Penyidik berupa
pengekangan sementara waktu kebebasan Tersangka
apabila terdapat cukup bukti dalam hal dan serta menurut
cara yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.
9. Penahanan adalah penempatan Tersangka atau terdakwa
di tempat tertentu oleh Penyidik atau penuntut umum
atau hakim dengan penetapannya, dalam hal serta
menurut cara yang diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
10. Pengalihan Jenis Penahanan adalah merubah jenis
Penahanan yang satu kepada jenis Penahanan yang lain
oleh Penyidik.
-5-

11. Penggeledahan Rumah adalah tindakan Penyidik untuk


memasuki rumah, bangunan, pekarangan, dan/atau
tempat tertutup lainnya, untuk melakukan tindakan-
tindakan pemeriksaan, Penyitaan, dan/atau Penangkapan
dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
12. Penggeledahan Sarana Pengangkut adalah tindakan
Penyidik untuk memasuki sarana pengangkut dan
memeriksa barang yang terdapat di dalamnya apabila
dicurigai adanya Tindak Pidana, untuk melakukan
tindakan-tindakan pemeriksaan, Penyitaan, dan/atau
Penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
13. Penggeledahan Badan adalah tindakan Penyidik untuk
mengadakan pemeriksaan badan dan/atau pakaian
Tersangka untuk mencari barang-barang yang diduga
keras ada pada badannya atau dibawanya, serta untuk
disita.
14. Keadaan Yang Sangat Perlu Dan Mendesak adalah
bilamana di tempat patut dikhawatirkan Tersangka segera
melarikan diri atau mengulangi Tindak Pidana atau benda
yang dapat disita dikhawatirkan segera dimusnahkan atau
dipindahkan sedangkan surat izin dari ketua pengadilan
negeri tidak mungkin diperoleh dengan cara yang layak
dan dalam waktu yang singkat
15. Penyitaan adalah serangkaian tindakan Penyidik untuk
mengambil alih dan/atau menyimpan di bawah
penguasaannya benda bergerak atau tidak bergerak,
berwujud atau tidak berwujud, untuk kepentingan
pembuktian di dalam Penyidikan, penuntutan dan
peradilan.
-6-

16. Pemeriksaan adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan


keterangan, kejelasan, dan identitas tersangka, Saksi,
ahli, dan/atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur
Tindak Pidana yang telah terjadi sehingga kedudukan atau
peranan seseorang maupun barang bukti dalam Tindak
Pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan di dalam
Berita Acara Pemeriksaan.
17. Berita Acara Pemeriksaan adalah catatan atau tulisan
yang bersifat otentik, dibuat dalam bentuk tertentu oleh
Penyidik atas kekuatan sumpah jabatan, diberi tanggal
dan ditandatangani oleh Penyidik dan tersangka, Saksi,
atau ahli yang diperiksa memuat uraian Tindak Pidana
yang mencakup/memenuhi unsur-unsur Tindak Pidana
yang dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat
dan keadaan pada waktu Tindak Pidana dilakukan,
identitas Penyidik dan yang diperiksa, keterangan yang
diperiksa, catatan mengenai fakta dan/atau benda serta
segala sesuatu yang dianggap perlu guna kepentingan
penyelesaian perkara.
18. Konfrontasi adalah salah satu teknik Pemeriksaan dalam
rangka Penyidikan dengan cara mempertemukan satu
dengan lainnya (untuk menguji kebenaran dan kesesuaian
keterangan masing-masing serta dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Konfrontasi).
19. Tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau
keadaannya berdasarkan bukti permulaan yang cukup
patut diduga sebagai pelaku Tindak Pidana.
20. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan Penyidikan, penuntutan dan peradilan
tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia
lihat sendiri, dan ia alami sendiri maupun tidak.
21. Ahli adalah orang yang dapat memberikan keterangan
guna kepentingan Penyidikan, penuntutan dan peradilan
tentang suatu perkara pidana yang ia ketahui berdasarkan
keahlian khusus yang dimilikinya.
-7-

22. Keterangan Saksi adalah salah satu alat bukti dalam


perkara pidana yang berupa keterangan dari Saksi
mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri,
ia lihat sendiri dan ia alami sendiri maupun tidak, dengan
menyebutkan alasan dari pengetahuannya itu.
23. Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh
seseorang yang memiliki keahlian khusus yang diperlukan
untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan Pemeriksaan.
24. Resume adalah ikhtisar dan kesimpulan dari hasil
Penyidikan Tindak Pidana yang terjadi yang dituangkan
dalam bentuk dan persyaratan penulisan tertentu.
25. Penuntut Umum adalah Jaksa yang diberi wewenang oleh
Undang-Undang Hukum Acara Pidana untuk melakukan
penuntutan dan melaksanakan penetapan Hakim.
26. Pihak Pelapor adalah Setiap Orang yang menurut Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang wajib
menyampaikan laporan kepada Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
27. Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara yang
selanjutnya disebut RUPBASAN adalah tempat benda yang
disita oleh negara untuk keperluan proses peradilan.
28. Rumah Tahanan Negara yang selanjutnya disebut RUTAN
adalah tempat Tersangka atau terdakwa ditahan selama
proses Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di
sidang pengadilan.
29. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, yang selanjutnya
disebut DJBC, adalah unsur pelaksana tugas pokok dan
fungsi Kementerian Keuangan di bidang kepabeanan dan
cukai.
30. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan
Cukai.
31. Kantor Pusat adalah Kantor Pusat DJBC.
32. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah DJBC yang
meliputi Kantor Wilayah atau Kantor Wilayah Khusus.
-8-

33. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan DJBC yang


meliputi Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai yang
selanjutnya disingkat KPU BC dan Kantor Pengawasan
dan Pelayanan Bea dan Cukai yang selanjutnya disingkat
KPPBC.
34. Kantor Bea Cukai adalah Kantor di lingkungan DJBC yang
meliputi Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
(1) Peraturan Direktur Jenderal ini dimaksudkan untuk
mewujudkan proses Penyidikan Tindak Pidana yang efektif
dan efisien, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Direktur Jenderal ini
sebagai acuan Penyidik dalam melakukan proses
Penyidikan.

BAB III
KEWENANGAN PENYIDIK

Pasal 3
(1) Penyidik karena kewajibannya berwenang:
a. menerima laporan atau keterangan dari seseorang
tentang adanya Tindak Pidana;
b. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai
Tersangka atau Saksi;
c. melakukan Penangkapan dan Penahanan terhadap
orang yang disangka melakukan Tindak Pidana;
d. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
sehubungan dengan Tindak Pidana;
e. menggeledah rumah tinggal, pakaian, atau badan;
f. menggeledah tempat atau sarana pengangkut dan
memeriksa barang yang terdapat di dalamnya apabila
dicurigai adanya Tindak Pidana;
-9-

g. menyita benda-benda yang diduga keras merupakan


barang yang dapat dijadikan sebagai bukti sehubungan
dengan Tindak Pidana;
h. meminta keterangan dan bukti dari orang yang
disangka melakukan Tindak Pidana;
i. memotret dan/atau merekam melalui media
audiovisual terhadap orang, barang, sarana
pengangkut, atau apa saja yang dapat dijadikan bukti
adanya Tindak Pidana;
j. memeriksa catatan dan pembukuan yang diwajibkan
menurut undang-undang ini dan pembukuan lainnya
yang terkait;
k. mengambil sidik jari orang;
l. memberikan tanda pengaman dan mengamankan apa
saja yang dapat dijadikan sebagai bukti sehubungan
dengan Tindak Pidana;
m. mendatangkan tenaga ahli yang diperlukan dalam
hubungannya dengan pemeriksaan perkara Tindak
Pidana;
n. menyuruh berhenti orang yang disangka melakukan
Tindak Pidana serta memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
o. menghentikan Penyidikan; dan/atau
p. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
Penyidikan Tindak Pidana berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pelaksanaan kewenangan Penyidik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berdasarkan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.

BAB IV
RUANG LINGKUP

Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal ini terdiri dari:
a. penerimaan perkara;
b. penelitian perkara;
- 10 -

c. skema Penyidikan;
d. Penyidikan;
e. penanganan barang bukti dan tersangka;
f. penghentian Penyidikan;
g. pemantauan tindak lanjut hasil Penyidikan; dan
h. administrasi Penyidikan

BAB V
PENERIMAAN PERKARA

Pasal 5
(1) Unit Penyidikan melaksanakan kegiatan penerimaan
perkara berdasarkan laporan pelanggaran yang berasal
dari:
a. unit penindakan, unit patroli laut, atau unit narkotika;
b. hasil pengembangan Penyidikan ditemukan dugaan
pelanggaran pidana yang tidak terkait dengan Tindak
Pidana yang sedang dilakukan Penyidikan;
c. hasil penelitian atau pemeriksaan dari unit DJBC
lainnya;
d. hasil tertangkap tangan; atau
e. penyerahan dari instansi lain.
(2) Penerimaan perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Lembar Penerimaan Perkara.
(3) Bentuk dan tatacara penatausahaan Lembar Penerimaan
Perkara (LPP) dibuat sesuai contoh format dan
dilaksanakan sesuai Peraturan Direktur Jenderal yang
mengatur mengenai Tata Laksana Pengawasan.

BAB VI
PENELITIAN PERKARA

Pasal 6
(1) Atas penerimaan perkara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1), Unit Penyidikan segera melakukan
penelitian pendahuluan.
- 11 -

(2) Unit Penyidikan menuangkan hasil penelitian


pendahuluan ke dalam Lembar Penelitian Formal (LPF)
yang memuat tentang analisis perkara yang diterima
untuk ditentukan dapat atau tidaknya perkara
ditindaklanjuti.
(3) Bentuk dan tatacara penatausahaan Lembar Penelitian
Formal (LPF) dibuat sesuai contoh format dan
dilaksanakan sesuai Peraturan Direktur Jenderal yang
mengatur mengenai Tata Laksana Pengawasan.

Pasal 7
(1) Dalam hal hasil penelitian pendahuluan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2):
a. ditemukan Bukti Permulaan Yang Cukup adanya
dugaan Tindak Pidana, Penyidik segera melakukan
Penyidikan; atau
b. belum ditemukan Bukti Permulaan Yang Cukup adanya
dugaan Tindak Pidana, unit Penyidikan segera
melakukan penelitian dugaan pelanggaran secara
mendalam.
(2) Penelitian dugaan pelanggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilakukan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Direktur
Jenderal yang mengatur mengenai Tata Laksana
Pengawasan.
(3) Unit Penyidikan dapat melakukan gelar perkara untuk
menentukan adanya Bukti Permulaan Yang Cukup dugaan
Tindak Pidana.
(4) Unit Penyidikan menuangkan hasil penelitian dugaan
pelanggaran ke dalam Lembar Hasil Penelitian (LHP) yang
memuat hasil analisis dan rekomendasi penanganan
perkara.
(5) Bentuk dan tatacara penatausahaan Lembar Hasil
Penelitian (LHP) dibuat sesuai contoh format dan
dilaksanakan sesuai Peraturan Direktur Jenderal yang
mengatur mengenai Tata Laksana Pengawasan.
- 12 -

BAB VII
SKEMA PENYIDIKAN
Bagian Pertama
Skema Penyidikan

Pasal 8
Sebelum Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) dilakukan, Penyidik menentukan skema Penyidikan
dengan mempertimbangkan:
a. tempat kejadian Tindak Pidana (locus);
b. keberadaan Saksi dan/atau pelaku Tindak Pidana;
c. kompleksitas atau kesulitan pembuktian Tindak Pidana;
d. sorotan media atau publik; dan
e. ketersediaan Penyidik.

Pasal 9
Skema Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
terdiri dari:
a. Penyidikan mandiri;
b. Penyidikan dengan perbantuan;
c. Penyidikan yang dilimpahkan; atau
d. Penyidikan yang dilimpahkan dengan perbantuan.

Pasal 10
(1) Penyidikan mandiri merupakan Penyidikan yang
dilakukan oleh Penyidik Kantor Bea Cukai tanpa bantuan
dari Penyidik Kantor Bea Cukai lain.
(2) Penyidikan mandiri dapat dilakukan dengan syarat
terdapat paling sedikit 2 (dua) orang Penyidik pada Kantor
Bea Cukai yang akan melakukan Penyidikan mandiri.

Pasal 11
(1) Penyidikan dengan perbantuan merupakan Penyidikan
yang dilakukan oleh Penyidik Kantor Bea Cukai dengan
bantuan dari Penyidik Kantor Bea Cukai lain.
- 13 -

(2) Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan dapat


meminta bantuan Penyidik kepada Kantor Bea Cukai lain
dengan syarat:
a. Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan
mengalami kekurangan Penyidik;
b. terdapat Saksi dan/atau Tersangka yang berdomisili di
wilayah kerja Kantor Bea Cukai yang dimintakan
perbantuan; dan/atau
c. terdapat pertimbangan kompleksitas atau kesulitan
dalam pembuktian Tindak Pidana yang dilakukan
Penyidikan.
(3) Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan
mengirimkan permohonan bantuan Penyidik secara
tertulis kepada Kantor Bea Cukai lain.
(4) Dalam hal permohonan bantuan Penyidik diterima,
Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan
menambahkan nama Penyidik yang diperbantukan ke
dalam Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP).
(5) Dalam hal permohonan bantuan Penyidik ditolak, Kantor
Bea Cukai yang dimintai bantuan Penyidik mengirimkan
jawaban penolakannya disertai dengan alasan penolakan.

Pasal 12
Penyidikan yang dilimpahkan merupakan pelimpahan
Penyidikan dari Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan
kepada Kantor Bea Cukai lain tanpa memberikan bantuan
proses Penyidikan.

Pasal 13
Penyidikan yang dilimpahkan dengan perbantuan dilakukan
oleh Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan dengan
melimpahkan kepada Kantor Bea Cukai lain dan memberikan
bantuan proses Penyidikan yang dilakukan oleh Kantor Bea
Cukai yang menerima pelimpahan.
- 14 -

Pasal 14
(1) Kantor Bea Cukai dapat mengajukan permohonan
pelimpahan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 atau pelimpahan Penyidikan dengan perbantuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dengan syarat:
a. Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
dikembalikan oleh Penuntut Umum; dan
b. terdapat pertimbangan kompleksitas atau kesulitan
dalam pembuktian Tindak Pidana yang dilakukan
Penyidikan.
(2) Kantor Bea Cukai yang akan melimpahkan Penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13
mengirimkan permohonan pelimpahan Penyidikan secara
tertulis disertai dengan alasannya kepada Kantor Bea
Cukai yang akan menerima pelimpahan.
(3) Atas permohonan pelimpahan Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), Kantor Bea Cukai yang akan
menerima pelimpahan dapat meminta dilakukannya gelar
perkara dengan Kantor Bea Cukai yang akan melakukan
pelimpahan.
(4) Dalam hal Kantor Bea Cukai yang akan menerima
pelimpahan Penyidikan menyetujui, Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan menyerahkan berkas
Penyidikan, barang bukti, dan/atau Tersangka kepada
Kantor Bea Cukai yang menerima pelimpahan dengan
Berita Acara Pelimpahan Penyidikan.
(5) Dalam hal rencana pelimpahan Penyidikan ditolak, Kantor
Bea Cukai yang akan menerima pelimpahan Penyidikan
memberitahukan secara tertulis disertai dengan alasan
penolakan kepada Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal.
- 15 -

Bagian Kedua
Laporan Kejadian Tindak Pidana (LK) Dan Surat Perintah
Tugas Penyidikan (SPTP)

Pasal 15
(1) Dalam hal ditemukan bukti permulaan yang cukup adanya
dugaan Tindak Pidana dan skema Penyidikan telah
ditentukan, Penyidik membuat LK.
(2) LK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani
oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Pejabat Fungsional yang
setara selaku Penyidik dan dilaporkan kepada Atasan
Penyidik.
(3) Dalam hal Pejabat Eselon IV yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan bukan Penyidik dan tidak ada
Pejabat Fungsional yang setara, LK ditandatangani oleh
Penyidik dengan pangkat tertinggi.
(4) Atasan Penyidik setelah menerima LK sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menerbitkan Surat Perintah Tugas
Penyidikan (SPTP) dan memberi petunjuk terkait
pelaksanaan Penyidikan.
(5) Dalam hal Atasan Penyidik bukan Penyidik, Surat Perintah
Tugas Penyidikan (SPTP) ditandatangani oleh Penyidik
dengan pangkat tertinggi dan diketahui oleh Atasan
Penyidik.
(6) Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diterbitkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dalam hal belum terdapat cukup bukti untuk
menetapkan Tersangka, Surat Perintah Tugas
Penyidikan (SPTP) belum berisi identitas Tersangka;
atau
b. dalam hal sudah terdapat cukup bukti untuk
menetapkan Tersangka, Surat Perintah Tugas
Penyidikan (SPTP) berisi identitas Tersangka.
- 16 -

BAB VIII
PENYIDIKAN
Bagian Pertama
Rencana Penyidikan

Pasal 16
Berdasarkan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP), sebelum
proses Penyidikan dimulai Penyidik melakukan gelar perkara
untuk:
a. menentukan sasaran Penyidikan berupa:
1) Tindak Pidana yang terjadi;
2) pasal yang disangkakan;
3) unsur-unsur pasal yang akan diterapkan;
4) pihak yang diduga melakukan Tindak Pidana; dan
5) alat bukti dan barang bukti yang telah didapat;
b. membuat rencana kerja Penyidikan untuk menentukan:
1) kegiatan Penyidikan;
2) sumber daya yang dilibatkan;
3) cara bertindak;
4) waktu yang akan digunakan; dan
5) mitigasi risiko yang kemungkinan terjadi.

Pasal 17
(1) Rencana penentuan kegiatan Penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b angka 1, meliputi
penetapan jenis kegiatan dalam proses Penyidikan yang
akan dilaksanakan.
(2) Rencana pelibatan/penggunaan sumber daya Penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b angka 2,
antara lain penyiapan:
a. tim pelaksana setiap kegiatan Penyidikan yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. sarana dan prasarana; dan
c. anggaran yang diperlukan.
(3) Rencana penentuan cara bertindak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 huruf b angka 3 meliputi teknis
dan prosedur kegiatan Penyidikan.
- 17 -

(4) Rencana penentuan waktu sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 16 huruf b angka 4 ditetapkan dengan
memperhatikan kegiatan Penyidikan yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Rencana mitigasi risiko yang kemungkinan terjadi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b angka 5
antara lain:
a. penyiapan administrasi Penyidikan dan pelaksanaan
kegiatan Penyidikan sesuai dengan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana;
b. pengamanan tim dalam melaksanakan kegiatan
Penyidikan;
c. ketersediaan sarana dan prasarana serta anggaran; dan
d. monitoring dan evaluasi secara berkala.

Bagian Kedua
Jenis Kegiatan Penyidikan

Pasal 18
Jenis kegiatan dalam proses Penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a. pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
b. pemanggilan;
c. penetapan Tersangka;
d. Penangkapan;
e. Penahanan;
f. penggeledahan;
g. Penyitaan;
h. Pemeriksaan;
i. pemotretan dan/atau perekaman melalui media
audiovisual;
j. pengambilan sidik jari orang;
k. pemberian tanda pengaman;
l. tindakan lain dalam rangka Penyidikan;
m. gelar perkara;
n. penyelesaian berkas perkara;
- 18 -

o. pelimpahan berkas perkara;


p. penghentian Penyidikan; dan/atau
q. administrasi Penyidikan.

Paragraf 1
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

Pasal 19
(1) Dalam hal dimulainya Penyidikan, Penyidik wajib
memberitahukan dan menyerahkan Surat pemberitahuan
dimulainya Penyidikan yang ditandatangani oleh Atasan
Penyidik kepada Penuntut Umum dan Tersangka, dalam
jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP).
(2) Dalam hal Atasan Penyidik bukan Penyidik, Surat
pemberitahuan dimulainya Penyidikan ditandatangani
oleh Penyidik dengan pangkat tertinggi dan diketahui oleh
Atasan Penyidik.
(3) Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. dalam hal belum terdapat cukup bukti untuk
menetapkan Tersangka, Surat pemberitahuan
dimulainya Penyidikan belum berisi identitas
Tersangka; atau
b. dalam hal sudah terdapat cukup bukti untuk
menetapkan Tersangka, Surat pemberitahuan
dimulainya Penyidikan berisi identitas Tersangka.
(4) Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a, dilampiri dengan:
a. salinan LK; dan
b. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6)
huruf a.
(5) Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b, dilampiri dengan:
a. salinan LK; dan
- 19 -

b. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6)
huruf b.
(6) Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b yang didahului dengan
Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf a, dilampiri dengan:
a. salinan LK;
b. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6)
huruf a;
c. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6)
huruf b; dan
d. Surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a.
(7) Tembusan surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
paling sedikit dikirimkan kepada Penyidik Kepolisian
Republik Indonesia selaku Korwas Penyidik PNS.

Paragraf 2
Pemanggilan

Pasal 20
Pemanggilan dilaksanakan sesuai Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar hukum Penyidik, dengan ketentuan:
a. dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat panggilan ditandatangani oleh
Pejabat Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan;
b. dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat panggilan
ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan;
- 20 -

c. dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud pada


huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana dimaksud pada
huruf b bukan Penyidik atau dalam kondisi tertentu, surat
panggilan ditandatangani oleh Penyidik dengan pangkat
tertinggi;
d. penyampaian surat panggilan dilakukan oleh Penyidik atau
petugas yang ditunjuk oleh Penyidik dan disertai dengan
tanda bukti penerimaan;
e. surat panggilan sudah diterima oleh yang bersangkutan
paling lambat 3 (tiga) hari sebelum tanggal kehadiran yang
ditentukan;
f. dalam hal pemanggilan pertama tidak dipenuhi tanpa
alasan yang sah, dilakukan pemanggilan kedua;
g. dalam hal yang dipanggil berdomisili di luar wilayah kerja
kantor Penyidik, pemanggilan dapat dilakukan dengan
bantuan Penyidik Kantor Bea Cukai yang sewilayah hukum
dengan yang dipanggil;
h. untuk pemanggilan terhadap Tersangka atau Saksi Warga
Negara Republik Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri
dapat dimintakan bantuan melalui Penyidik Kepolisian
Negara Republik Indonesia kepada perwakilan negara
dimana Tersangka atau Saksi berada; dan
i. dalam hal yang dilakukan pemanggilan merupakan
korporasi, penyampaian surat panggilan dengan ketentuan
sebagai berikut:
1) ditujukan dan disampaikan kepada korporasi ke alamat
tempat kedudukan korporasi atau alamat tempat
korporasi tersebut beroperasi;
2) dalam hal alamat sebagaimana dimaksud pada angka 1)
tidak diketahui, pemanggilan ditujukan kepada korporasi
dan disampaikan melalui alamat tempat tinggal salah
satu Pengurus; atau
3) dalam hal tempat tinggal maupun tempat kediaman
pengurus tidak diketahui, surat panggilan disampaikan
melalui salah satu media massa cetak atau elektronik
dan ditempelkan pada tempat pengumuman di gedung
pengadilan yang berwenang mengadili perkara tersebut.
- 21 -

Pasal 21
(1) Dalam hal Tersangka atau Saksi menolak menerima surat
panggilan atau tidak berada di tempat, maka surat
panggilan dapat disampaikan kepada Tersangka atau
Saksi melalui:
a. keluarga; atau
b. ketua RT, ketua RW, ketua lingkungan, pamong
desa/kelurahan, atau kepala desa/lurah.
(2) Dalam hal Tersangka atau Saksi menolak menandatangani
atau membubuhkan cap jempol pada tanda bukti
penerimaan surat panggilan, Penyidik atau petugas yang
ditunjuk mencatat alasan penolakan pada tanda bukti
penerimaan surat panggilan.

Pasal 22
(1) Dalam hal pemanggilan kedua sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 huruf f tidak dipenuhi tanpa alasan yang
sah, Penyidik membawa Tersangka atau Saksi dengan
surat perintah membawa Tersangka/Saksi dan membuat
berita acara membawa Tersangka/Saksi.
(2) Upaya membawa Tersangka atau Saksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Penyidik dapat meminta bantuan
kepada Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang dalam pelaksanaannya dilakukan secara bersama-
sama serta dibuat berita acara.
(3) Dalam hal telah dilakukan upaya yang cukup terhadap
pemanggilan untuk menghadirkan Tersangka atau Saksi
namun belum berhasil, Penyidik melakukan pencarian
terhadap Tersangka atau Saksi berdasarkan surat
perintah pencarian orang yang diterbitkan dengan
ketentuan:
a dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat perintah pencarian orang
ditandatangani oleh Pejabat Eselon III yang
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Penyidikan;
- 22 -

b dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat perintah


pencarian orang ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV
yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan; dan
c dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana
dimaksud pada huruf b bukan Penyidik, surat perintah
pencarian orang ditandatangani oleh Penyidik dengan
pangkat tertinggi;
(4) Atas upaya pencarian Tersangka atau Saksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Penyidik membuat berita acara
pencarian orang.

Pasal 23
Pemanggilan yang memerlukan ijin khusus, dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3
Penetapan tersangka

Pasal 24
(1) Penyidik menetapkan seseorang atau korporasi sebagai
Tersangka berdasarkan Bukti Permulaan Yang Cukup.
(2) Penetapan seseorang atau korporasi sebagai Tersangka
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
melalui mekanisme gelar perkara dan dituangkan dalam
surat penetapan Tersangka.
(3) Surat penetapan Tersangka sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), diterbitkan dengan ketentuan:
a. dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat penetapan Tersangka
ditandatangani oleh Pejabat Eselon III yang
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Penyidikan;
b. dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat
penetapan Tersangka ditandatangani oleh Pejabat
Eselon IV yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan; dan
- 23 -

c. dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud


pada huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana
dimaksud pada huruf b bukan Penyidik, surat
penetapan Tersangka ditandatangani oleh Penyidik
dengan pangkat tertinggi.

Paragraf 4
Penangkapan

Pasal 25
(1) Penangkapan dilaksanakan sesuai Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar hukum Penyidik, dengan ketentuan:
a. Penangkapan dilakukan berdasarkan surat perintah
Penangkapan;
b. salinan surat perintah Penangkapan harus segera
diberikan kepada yang ditangkap dan keluarganya
setelah dilakukan Penangkapan;
c. dalam hal yang dilakukan Penangkapan warga negara
asing, salinan surat perintah Penangkapan selain
diberikan kepada keluarganya, juga diberitahukan ke
kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara yang
bersangkutan;
d. salinan surat perintah Penangkapan diberikan kepada
keluarga Tersangka dan/atau kedutaan besar atau
konsulat perwakilan negara yang bersangkutan dengan
surat pemberitahuan Penangkapan;
e. dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat perintah Penangkapan
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan surat
pemberitahuan Penangkapan sebagaimana dimaksud
pada huruf d ditandatangani oleh Pejabat Eselon III
yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan;
- 24 -

f. dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat perintah


Penangkapan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan
surat pemberitahuan Penangkapan sebagaimana
dimaksud pada huruf d ditandatangani oleh Pejabat
Eselon IV yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan;
g. dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud
pada huruf e dan Pejabat Eselon IV sebagaimana
dimaksud pada huruf f bukan Penyidik, surat perintah
Penangkapan ditandatangani oleh Penyidik dengan
pangkat tertinggi; dan
h. Penangkapan dilakukan paling lama 24 jam.
(2) Setelah melakukan Penangkapan, Penyidik membuat
berita acara Penangkapan;
(3) Setelah Penangkapan dilakukan, Penyidik segera
melakukan Pemeriksaan terhadap orang yang ditangkap.

Pasal 26
Penangkapan yang memerlukan ijin khusus, dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 27
(1) Dalam hal yang ditangkap menolak menerima salinan
surat perintah Penangkapan, maka surat perintah
Penangkapan dapat disampaikan melalui:
a. keluarga; atau
b. ketua RT, ketua RW, ketua lingkungan, pamong
desa/kelurahan, atau kepala desa/lurah.
(2) Dalam hal yang ditangkap menolak menandatangani atau
membubuhkan cap jempol berita acara Penangkapan,
Penyidik membuat berita acara penolakan tanda tangan
berita acara Penangkapan disertai alasan penolakan.
(3) Dalam hal yang ditangkap menolak menandatangani atau
membubuhkan cap jempol berita acara penolakan tanda
tangan berita acara Penangkapan, Penyidik membuat
berita acara penolakan tanda tangan terhadap berita acara
penolakan tanda tangan berita acara Penangkapan.
- 25 -

Paragraf 5
Penahanan

Pasal 28
(1) Penahanan dilaksanakan sesuai Kitab Undang-undang
Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar hukum Penyidik, dengan ketentuan:
a. Penahanan dilakukan berdasarkan surat perintah
Penahanan;
b. salinan surat perintah Penahanan harus segera
diberikan kepada Tersangka dan keluarganya setelah
dilakukan Penahanan;
c. dalam hal yang dilakukan Penahanan Warga Negara
Asing, salinan surat perintah Penahanan selain
diberikan kepada keluarganya, juga diberitahukan ke
kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara yang
bersangkutan;
d. salinan surat perintah Penahanan diberikan kepada
keluarga Tersangka dan/atau kedutaan besar atau
konsulat perwakilan negara yang bersangkutan dengan
surat pemberitahuan Penahanan;
e. Penahanan dilakukan dalam jangka waktu paling lama
20 (dua puluh) hari;
f. Penahanan dapat dilakukan perpanjangan berdasarkan
surat perintah perpanjangan Penahanan dalam jangka
waktu paling lama 40 (empat puluh) hari setelah
mendapat surat perpanjangan Penahanan dari
Penuntut Umum;
g. dalam hal Tindak Pidana diancam dengan pidana
penjara 9 (sembilan) tahun atau lebih, Penahanan
dapat dilakukan perpanjangan berdasarkan surat
perintah perpanjangan Penahanan dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari dan dapat diperpanjang
sekali paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah mendapat
surat perpanjangan Penahanan dari ketua pengadilan
negeri setempat;
- 26 -

h. Penyidik mengajukan surat permintaan perpanjangan


Penahanan kepada Penuntut Umum atau ketua
pengadilan negeri setempat untuk mendapatkan surat
perpanjangan Penahanan sebagaimana dimaksud pada
huruf f dan huruf g;
i. salinan surat perintah perpanjangan Penahanan harus
segera diberikan kepada Tersangka dan keluarganya
setelah dilakukan perpanjangan Penahanan; dan
j. salinan surat perintah perpanjangan Penahanan
diberikan kepada keluarga Tersangka dan/atau
kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara yang
bersangkutan dengan surat pemberitahuan
perpanjangan Penahanan.
(2) Setelah melakukan Penahanan, Penyidik membuat berita
acara Penahanan.
(3) Setelah melakukan perpanjangan Penahanan, Penyidik
membuat berita acara perpanjangan Penahanan.

Pasal 29
Dasar Penyidik melakukan Penahanan terhadap Tersangka,
yaitu:
a. Tindak Pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima)
tahun atau lebih;
b. memenuhi syarat objektif yaitu Tersangka diduga keras
telah melakukan, percobaan melakukan, atau membantu
melakukan Tindak Pidana dengan bukti yang cukup; dan
c. memenuhi syarat subjektif yaitu adanya keadaan yang
menimbulkan kekhawatiran bahwa Tersangka akan
melakukan perbuatan sebagai berikut:
1) melarikan diri;
2) merusak atau menghilangkan barang bukti;
3) mengulangi Tindak Pidana; dan/atau
4) mempersulit proses Penyidikan.
- 27 -

Pasal 30
(1) Dalam hal yang ditahan menolak menerima salinan surat
perintah Penahanan, surat perintah Penahanan
disampaikan melalui:
a. keluarga; atau
b. ketua RT, ketua RW, ketua lingkungan, pamong
desa/kelurahan, atau kepala desa/lurah.
(2) Dalam hal yang ditahan menolak menandatangani atau
membubuhkan cap jempol berita acara Penahanan,
Penyidik membuat berita acara penolakan tanda tangan
berita acara Penahanan disertai alasan penolakan.
(3) Dalam hal yang ditahan menolak menandatangani atau
membubuhkan cap jempol berita acara penolakan tanda
tangan berita acara Penahanan, Penyidik membuat berita
acara penolakan tanda tangan terhadap berita acara
penolakan tanda tangan berita acara Penahanan.

Pasal 31
Penahanan yang memerlukan ijin khusus, dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32
(1) Penahanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat
(1), berupa:
a. Penahanan pada RUTAN;
b. Penahanan rumah; atau
c. Penahanan kota.
(2) Penyidik berdasarkan permohonan dari Tersangka,
keluarga Tersangka, atau penasehat hukum Tersangka
dapat mengalihkan jenis Penahanan yang satu kepada
jenis Penahanan yang lain.
(3) Pengalihan Jenis Penahanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat perintah
Pengalihan Jenis Penahanan dan membuat berita acara
Pengalihan Jenis Penahanan.
- 28 -

(4) Penyidik segera menyampaikan salinan surat perintah


Pengalihan Jenis Penahanan kepada keluarga Tersangka
dan/atau kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara
yang bersangkutan dengan surat pemberitahuan
Pengalihan Jenis Penahanan.

Pasal 33
Dalam melakukan Pengalihan Jenis Penahanan, Penyidik
harus mempertimbangkan:
a. Pemeriksaan terhadap Tersangka telah selesai dan
Tersangka tidak dikhawatirkan akan melarikan diri,
merusak atau menghilangkan barang bukti, mengulangi
Tindak Pidana, mempersulit proses Penyidikan, dan/atau
tidak menyulitkan dalam pengawasannya;
b. keadaan atau kondisi kesehatan Tersangka memerlukan
perawatan dokter; dan/atau
c. kehadiran Tersangka sangat diperlukan oleh masyarakat
karena profesi atau keahliannya.

Pasal 34
Dalam pelaksanaan tindakan Penahanan, Penyidik harus
memperhatikan hak-hak Tersangka yaitu:
a. dalam waktu 1 x 24 jam setelah perintah Penahanan itu
dijalankan, Tersangka harus mulai diperiksa;
b. Tersangka diberikan kesempatan untuk menghubungi
penasehat hukum;
c. Tersangka diberikan kesempatan untuk menghubungi dan
berbicara dengan perwakilan negaranya apabila Tersangka
berkebangsaan asing;
d. Penyidik memberitahukan kepada keluarga atau orang lain
yang serumah dengan Tersangka perihal Penahanan dirinya
untuk mendapatkan bantuan hukum atau jaminan bagi
penangguhannya;
e. Tersangka diberikan kesempatan untuk mengadakan
hubungan surat menyurat dengan penasehat hukum atau
dengan keluarganya dan harus disediakan alat tulis
menulisnya; dan
- 29 -

f. Tersangka diberikan kesempatan untuk menghubungi dan


menerima kunjungan:
1) dokter pribadi;
2) pihak yang mempunyai hubungan keluarga atau pihak
lain guna mendapatkan jaminan baik penangguhan
Penahanan atau untuk usaha mendapatkan bantuan
hukum;
3) sanak keluarganya untuk kepentingan pekerjaan dan
kekeluargaan; dan/atau
4) rohaniwan.

Pasal 35
Dalam hal Tersangka yang ditahan dalam keadaan sakit, dan
berdasarkan surat keterangan dokter perlu dirawat di rumah
sakit, berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Penyidik dapat melakukan pembantaran Penahanan
berdasarkan surat perintah pembantaran Penahanan dan
membuat berita acara pembantaran Penahanan;
b. Penyidik segera menyampaikan salinan surat perintah
pembantaran Penahanan kepada keluarga Tersangka
dan/atau kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara
yang bersangkutan dengan surat pemberitahuan
pembantaran Penahanan;
c. dalam hal Tersangka telah selesai dirawat, Penyidik
melakukan pencabutan pembantaran berdasarkan surat
perintah pencabutan pembantaran Penahanan dan
membuat berita acara pencabutan pembantaran
Penahanan;
d. dalam hal Tersangka dilanjutkan Penahanannya, Penyidik
melakukan Penahanan kembali terhadap Tersangka
berdasarkan surat perintah Penahanan lanjutan dan
membuat berita acara Penahanan lanjutan;
e. Penyidik segera menyampaikan salinan surat perintah
Penahanan Lanjutan kepada keluarga Tersangka dan/atau
kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara yang
bersangkutan dengan surat pemberitahuan Penahanan
lanjutan; dan
- 30 -

f. lama pembantaran tidak dihitung sebagai waktu


Penahanan.

Pasal 36
(1) Atas permohonan Tersangka, Penyidik dapat melakukan
penangguhan Penahanan.
(2) Dalam keadaan tertentu, Penyidik dapat melakukan
penangguhan Penahanan tanpa adanya permohonan dari
Tersangka.
(3) Penangguhan Penahanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat
perintah penangguhan Penahanan dan dibuatkan berita
acaranya.
(4) Penangguhan Penahanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dalam hal Tersangka memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. pernyataan dari Tersangka bahwa bersedia wajib lapor,
tidak akan melarikan diri, tidak menghilangkan barang
bukti, tidak mengulangi perbuatan Tindak Pidana,
tidak mempersulit proses Penyidikan, dan tidak keluar
rumah atau kota; dan
b. jaminan uang dan/atau jaminan orang.
(5) Penyidik segera menyampaikan salinan surat perintah
penangguhan Penahanan kepada keluarga Tersangka
dan/atau kedutaan besar atau konsulat perwakilan negara
yang bersangkutan dengan surat pemberitahuan
penangguhan Penahanan;
(6) Karena jabatannya Penyidik sewaktu-waktu dapat
mencabut penangguhan Penahanan dalam hal Tersangka
melanggar syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).

Pasal 37
Penerbitan:
a. surat perintah Penahanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 28 ayat (1) huruf a;
b. surat pemberitahuan Penahanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (1) huruf d;
- 31 -

c. surat perintah perpanjangan Penahanan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf f dan huruf g;
d. surat permintaan perpanjangan Penahanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf h;
e. surat pemberitahuan perpanjangan Penahanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) huruf j;
f. surat perintah Pengalihan Jenis Penahanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3);
g. surat pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4);
h. surat perintah pembantaran Penahanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 huruf a;
i. surat pemberitahuan pembantaran Penahanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf b;
j. surat perintah pencabutan pembantaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 huruf c;
k. surat perintah Penahanan lanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 huruf d;
l. surat pemberitahuan Penahanan lanjutan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 huruf e;
m. surat perintah penangguhan Penahanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (3); dan
n. surat pemberitahuan penangguhan Penahanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (5),
dilaksanakan dengan ketentuan:
1) dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat ditandatangani oleh Pejabat
Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan;
2) dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat
ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan; dan
3) dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana dimaksud pada
huruf b bukan Penyidik, surat dapat ditandatangani oleh
Penyidik dengan pangkat tertinggi.
- 32 -

Paragraf 6
Penggeledahan

Pasal 38
(1) Penggeledahan dilaksanakan berdasarkan Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar hukum Penyidik, dengan
ketentuan:
a. Penyidik dapat melakukan penggeledahan terhadap:
1) rumah, bangunan, pekarangan, dan/atau tempat
tertutup lainnya;
2) sarana pengangkut;
3) badan; dan/atau
4) pakaian,
b. penggeledahan sebagaimana dimaksud pada huruf a
angka 1) dilakukan:
1) setelah mendapatkan ijin penggeledahan dari Ketua
Pengadilan Negeri setempat; dan
2) berdasarkan surat perintah penggeledahan,
c. untuk mendapatkan ijin penggeledahan dari ketua
pengadilan negeri setempat, Penyidik mengajukan
surat permintaan ijin penggeledahan, dilampiri dengan:
1) salinan LK;
2) salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
3) salinan surat pemberitahuan dimulainya
Penyidikan; dan
4) Resume sementara,
d. dalam hal Penyidik harus melakukan Penggeledahan
Rumah di luar wilayah kerjanya, penggeledahan
tersebut harus diketahui oleh ketua pengadilan negeri
dan didampingi oleh Penyidik dari wilayah kerja dimana
penggeledahan itu dilakukan;
- 33 -

e. dalam Keadaan Yang Sangat Perlu Dan Mendesak yang


mengharuskan Penyidik segera bertindak dan tidak
dimungkinkan untuk mendapatkan surat ijin
penggeledahan sebagaimana dimaksud pada huruf b
terlebih dahulu, Penyidik melakukan penggeledahan
pada:
1) halaman rumah Tersangka bertempat tinggal,
berdiam atau ada dan yang ada di atasnya;
2) setiap tempat lain Tersangka bertempat tinggal,
berdiam, atau ada;
3) tempat Tindak Pidana dilakukan atau terdapat
bekasnya; dan/atau
4) tempat penginapan dan tempat umum lainnya; dan
f. dalam hal Penyidik melakukan penggeledahan
sebagaimana dimaksud pada huruf e, Penyidik hanya
diperkenankan memeriksa atau menyita surat, buku,
dan benda lain yang berhubungan langsung dengan
Tindak Pidana atau yang diduga telah dipergunakan
untuk melakukan Tindak Pidana.
(2) Setelah melakukan penggeledahan, Penyidik membuat
berita acara penggeledahan.
(3) Salinan berita acara penggeledahan disampaikan paling
lama 2 (dua) hari setelah dilakukan penggeledahan kepada
pemilik, yang menguasai, atau yang menghuni.
(4) Setelah melakukan penggeledahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e, Penyidik segera
menyampaikan surat permohonan persetujuan
penggeledahan kepada ketua pengadilan negeri dimana
penggeledahan itu dilakukan dengan melampirkan:
a. salinan LK;
b. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
c. salinan surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
d. Resume sementara;
e. salinan surat perintah penggeledahan; dan
f. salinan berita acara penggeledahan.
- 34 -

Pasal 39
(1) Penggeledahan Rumah disaksikan oleh 2 (dua) orang Saksi
dalam hal Tersangka atau penghuni menyetujuinya.
(2) Dalam hal Tersangka atau penghuni menolak atau tidak
hadir, Penggeledahan Rumah disaksikan oleh kepala desa
atau ketua lingkungan dengan 2 (dua) orang Saksi.

Pasal 40
Penggeledahan Sarana Pengangkut sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (1) disaksikan oleh pemilik atau yang
menguasai, dan/atau 2 (dua) orang Saksi.

Pasal 41
(1) Penggeledahan Badan Tersangka sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (1) dilakukan oleh Penyidik yang
mempunyai jenis kelamin yang sama dengan Tersangka.
(2) Dalam hal Penyidik berpendapat perlu dilakukan
pemeriksaan rongga badan, Penyidik meminta bantuan
kepada pejabat kesehatan.

Pasal 42
Penerbitan:
a. Surat perintah penggeledahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (1) huruf b angka 2);
b. surat permintaan ijin penggeledahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) huruf c; dan
c. surat permohonan persetujuan penggeledahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (4),
dilaksanakan dengan ketentuan:
1) dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat ditandatangani oleh Pejabat
Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan;
2) dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat
ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan; dan
- 35 -

3) dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud pada


huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana dimaksud
pada huruf b bukan Penyidik, surat ditandatangani oleh
Penyidik dengan pangkat tertinggi.

Paragraf 7
Penyitaan

Pasal 43
(1) Penyidik melaksanakan Penyitaan sesuai Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-
undangan yang menjadi dasar hukum Penyidik, dengan
ketentuan:
a. Penyitaan dilakukan setelah mendapatkan ijin
Penyitaan dari ketua pengadilan negeri setempat dan
berdasarkan surat perintah Penyitaan;
b. untuk mendapatkan ijin Penyitaan dari ketua
pengadilan negeri setempat, Penyidik mengajukan
surat permintaan ijin Penyitaan, dilampiri dengan:
1) salinan LK;
2) salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
3) salinan surat pemberitahuan dimulainya
Penyidikan; dan
4) Resume sementara.
c. dalam hal Penyidik harus melakukan Penyitaan di luar
wilayah kerjanya, maka Penyitaan tersebut harus
diketahui oleh ketua pengadilan negeri dan didampingi
oleh Penyidik Kantor Bea Cukai yang mempunyai
wilayah kerja dimana Penyitaan itu dilakukan;
d. dalam Keadaan Yang Sangat Perlu Dan Mendesak yang
mengharuskan Penyidik harus segera bertindak dan
tidak dimungkinkan untuk mendapatkan ijin Penyitaan
sebagaimana dimaksud pada huruf b terlebih dahulu,
Penyidik dapat melakukan Penyitaan hanya atas benda
bergerak;
- 36 -

e. dalam hal Penyidikan Tindak Pidana dilakukan oleh


korporasi, Penyidik melakukan Penyitaan terhadap
anggaran dasar (AD)/anggaran rumah tangga (ART)
atau akta lain korporasi.
(2) Setelah melakukan Penyitaan, Penyidik membuat berita
acara Penyitaan dan surat tanda terima barang bukti.
(3) Salinan berita acara Penyitaan dan surat tanda terima
barang bukti disampaikan kepada pemilik atau pihak yang
menguasai barang bukti yang disita.
(4) Setelah melakukan Penyitaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, Penyidik segera menyampaikan
surat permohonan persetujuan Penyitaan kepada ketua
pengadilan negeri setempat dengan dilampiri:
a. salinan LK;
b. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
c. salinan surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
d. Resume sementara;
e. salinan surat perintah Penyitaan;
f. salinan berita acara Penyitaan; dan
g. salinan surat tanda terima barang bukti.

Pasal 44
(1) Dalam hal barang bukti lekas rusak, membahayakan,
atau biaya penyimpanan akan menjadi terlalu tinggi
sehingga tidak mungkin untuk disimpan sampai
memperoleh putusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap, Penyidik dapat melakukan lelang,
pemusnahan, dan/atau tindakan pengamanan lainnya
terhadap barang bukti sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
(2) Guna kepentingan pembuktian, sedapat mungkin Penyidik
berdasarkan surat perintah penyisihan barang bukti
menyisihkan sebagian kecil barang bukti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Setelah melakukan penyisihan barang bukti, Penyidik
membuat berita acara penyisihan barang bukti.
- 37 -

(4) Tata cara penyelesaian barang bukti dan bentuk serta tata
cara pengisian dokumen lelang, musnah, atau tindakan
pengamanan lainnya terhadap barang bukti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dan disusun sesuai
contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

Pasal 45
(1) Penyitaan surat atau tulisan lain dapat dilakukan
terhadap pihak yang berkewajiban merahasiakan sesuai
peraturan perundang-undangan.
(2) Penyitaan surat atau tulisan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan:
a) tidak menyangkut rahasia negara; dan
b) atas persetujuan pihak atau ijin khusus ketua
pengadilan negeri setempat,
kecuali peraturan perundang-undangan menentukan lain.

Pasal 46
(1) Penyidik dapat melakukan penyisihan barang bukti untuk
keperluan identifikasi berdasarkan surat perintah
penyisihan barang bukti dan dibuatkan berita acara
penyisihan barang bukti.
(2) Barang bukti yang disisihkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan pembungkusan dan penyegelan
berdasarkan surat perintah pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti dan dibuatkan berita
acara pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti.
(3) Penyidik dapat meminta bantuan identifikasi atas barang
bukti yang telah disisihkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) ke laboratorium yang tersertifikasi.
- 38 -

(4) Dalam hal barang bukti perlu dilakukan forensik digital,


Penyidik dapat meminta bantuan ke laboratorium forensik
milik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Direktorat
Jenderal Pajak, atau laboratorium forensik lainnya yang
tersertifikasi.
(5) Permintaan bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dan ayat (4) disampaikan dengan surat permohonan
bantuan identifikasi/forensik digital dengan dilampiri:
a. salinan LK;
b. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
c. salinan berita acara Penyitaan;
d. salinan berita acara penyisihan barang bukti;
e. salinan berita acara pembungkusan barang bukti; dan
f. salinan berita acara penyegelan barang bukti.
(6) Penyidik membuat berita acara serah terima atas
penyerahan barang bukti sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4).

Pasal 47
Penerbitan:
a. surat perintah Penyitaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 ayat (1) huruf a;
b. surat permintaan ijin Penyitaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 43 ayat (1) huruf b;
c. surat permohonan persetujuan Penyitaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4);
d. surat perintah penyisihan barang bukti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2);
e. surat perintah pembungkusan, penyegelan, dan/atau
pelabelan barang bukti sebagaimana dimaksud dalam Pasal
46 ayat (2); dan
f. surat permohonan bantuan identifikasi/forensik digital
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (5),
dilaksanakan dengan ketentuan:
- 39 -

1) dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor


Wilayah, atau KPU BC, surat ditandatangani oleh Pejabat
Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan;
2) dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat
ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan; dan
3) dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana dimaksud pada
huruf b bukan Penyidik, surat ditandatangani oleh Penyidik
dengan pangkat tertinggi.

Paragraf 8
Pemeriksaan

Pasal 48
(1) Pemeriksaan dilaksanakan sesuai Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana dan peraturan perundang-undangan
yang menjadi dasar hukum Penyidik, dengan ketentuan:
a. Pemeriksaan dilakukan terhadap:
1) Saksi;
2) Ahli; dan
3) Tersangka.
b. untuk mendapatkan Keterangan Ahli, Penyidik
mengajukan surat permohonan kepada Ahli atau
kantor tempat Ahli bekerja yang ditandatangani oleh
Atasan Penyidik selaku Penyidik atau Penyidik dengan
pangkat tertinggi;
c. Pemeriksaan Ahli didahului dengan sumpah sesuai
keyakinannya yang dituangkan dalam berita acara
pengambilan sumpah;
d. dalam hal Tersangka ditahan, Penyidik harus mulai
melakukan Pemeriksaan terhadap Tersangka dalam
waktu 24 (dua puluh empat) jam setelah dilakukan
Penahanan;
- 40 -

e. sebelum Pemeriksaan Tersangka dimulai, Penyidik


menyampaikan kepada Tersangka tentang apa yang
disangkakan kepadanya dan hak Tersangka didampingi
oleh penasehat hukum;
f. Dalam Pemeriksaan Tersangka sebagaimana dimaksud
pada huruf e, Penyidik harus menanyakan kepada
Tersangka tentang Saksi dan/atau Ahli yang
menguntungkan Tersangka.
g. Dalam hal Tersangka disangka melakukan Tindak
Pidana yang diancam dengan pidana:
1) mati;
2) 15 (lima belas) tahun penjara atau lebih; atau
3) 5 (lima) tahun penjara atau lebih bagi mereka yang
tidak mampu dan tidak mempunyai penasehat
hukum sendiri,
Penyidik harus menunjuk penasehat hukum bagi
Tersangka; dan
h. Pemeriksaan terhadap korporasi sebagai Tersangka
pada tingkat Penyidikan diwakili oleh seorang
pengurus.
(2) Hasil Pemeriksaan terhadap Saksi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a angka 1), dituangkan dalam berita
acara Pemeriksaan Saksi yang ditandatangani oleh
Penyidik dan Saksi.
(3) Hasil Pemeriksaan terhadap Ahli sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a angka 2), dituangkan dalam berita
acara Pemeriksaan Ahli yang ditandatangani oleh Penyidik
dan Ahli.
(4) Hasil Pemeriksaan terhadap Tersangka sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3), dituangkan
dalam berita acara Pemeriksaan Tersangka yang
ditandatangani oleh Penyidik, Tersangka, dan/atau
penasehat hukum.
- 41 -

(5) Dalam hal Saksi dan/atau Tersangka menolak


membubuhkan tanda tangan pada berita acara
pemeriksaan, Penyidik membuat berita acara penolakan
tanda tangan berita acara Pemeriksaan dengan mencatat
alasannya.
(6) Dalam hal terdapat cukup alasan diduga bahwa Saksi
dan/atau Ahli tidak akan hadir di persidangan, setelah
Pemeriksaan Penyidik mengambil sumpah Saksi dan/atau
Ahli sesuai dengan keyakinannya yang dituangkan dalam
berita acara pengambilan sumpah.
(7) Atas permintaan Tersangka atau penasehat hukumnya,
Penyidik memberikan turunan berita acara Pemeriksaan
Tersangka untuk kepentingan pembelaannya.

Pasal 49
(1) Dalam hal terdapat ketidaksesuaian keterangan, Penyidik
melakukan Konfrontasi dengan mempertemukan:
a. Tersangka dengan Tersangka lainnya;
b. Saksi dengan Saksi lainnya; dan/atau
c. Tersangka dengan Saksi,
untuk menguji kebenaran dan kesesuaian keterangan.
(2) Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dituangkan dalam berita acara Pemeriksaan Konfrontasi
yang ditandatangani oleh Penyidik dan para Saksi, para
Tersangka yang diperiksa, dan/atau penasehat hukum
Tersangka.
(3) Dalam rangka menguji kesesuaian keterangan para Saksi
atau Tersangka, Penyidik dapat melakukan rekonstruksi
berdasarkan surat perintah rekonstruksi dan dituangkan
dalam berita acara rekonstruksi.

Pasal 50
(1) Dalam hal Penyidik sedang melakukan Pemeriksaan
terhadap Tersangka, penasehat hukum dapat mengikuti
jalannya Pemeriksaan dengan cara melihat serta
mendengar jalannya Pemeriksaan.
- 42 -

(2) Dalam hal penasehat hukum mengganggu jalannya


Pemeriksaan, Penyidik dapat memberi peringatan kepada
penasehat hukum.

Paragraf 9
Kewenangan Lain

Pasal 51
(1) Dalam melakukan proses Penyidikan, Penyidik berwenang
melakukan tindakan:
a. pemotretan dan/atau perekaman melalui media
audiovisual;
b. pengambilan sidik jari;
c. pemberian tanda pengaman; dan
d. tindakan lain dalam rangka Penyidikan.
(2) Tindakan lain dalam rangka Penyidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, antara lain:
a. melakukan olah tempat kejadian perkara;
b. melakukan rekonstruksi;
c. melakukan forensik digital; dan
d. melakukan penelusuran harta kekayaan (asset tracing).
(3) Setiap tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan berdasarkan surat perintah dan dibuatkan
berita acara.
(4) Surat perintah sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diterbitkan dengan ketentuan:
a. dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat perintah ditandatangani
oleh Pejabat Eselon III yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan;
- 43 -

b. dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat perintah


ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Penyidikan;
dan
c. dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana
dimaksud pada huruf b bukan Penyidik, surat perintah
ditandatangani oleh Penyidik dengan pangkat tertinggi.
(5) Dalam rangka mengamankan harta kekayaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, Penyidik
berwenang memerintahkan Pihak Pelapor untuk
melakukan:
a. penundaan transaksi berdasarkan surat permintaan
penundaan sementara transaksi yang ditandatangani
oleh Atasan Penyidik selaku Penyidik; dan/atau
b. pemblokiran harta kekayaan berdasarkan surat
pemblokiran harta kekayaan yang ditandatangani oleh
Atasan Penyidik selaku Penyidik,
terhadap harta kekayaan yang diketahui atau patut diduga
merupakan hasil Tindak Pidana.
(6) Dalam hal Atasan Penyidik bukan Penyidik, surat
permintaan penundaan sementara transaksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf a dan surat pemblokiran
harta kekayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
huruf b, ditandatangani oleh Penyidik dengan pangkat
tertinggi dan diketahui oleh Atasan Penyidik.

Paragraf 10
Gelar Perkara

Pasal 52
(1) Penyidik melakukan gelar perkara pada awal proses
Penyidikan, saat proses Penyidikan, dan akhir proses
Penyidikan sebelum pemberkasan.
- 44 -

(2) Gelar perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan untuk mengetahui fakta-fakta hukum, alat
bukti, dan barang bukti yang telah didapat serta membuat
rencana kegiatan Penyidikan dan mitigasi risiko.
(3) Gelar perkara pada saat proses Penyidikan dilakukan
secara berkala.
(4) Selain gelar perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Penyidik dapat melakukan gelar perkara sewaktu-waktu
dengan tujuan, antara lain:
a. menetapkan Tersangka;
b. menghentikan Penyidikan;
c. membuat laporan perkembangan Penyidikan;
d. mempersiapkan bahan dalam menghadapi
gugatan/upaya hukum atas perkara yang ditangani;
dan/atau
e. membuka kembali Penyidikan yang telah dihentikan
karena adanya bukti baru atau hal lain.
(5) Dalam rangka percepatan dan optimalisasi Penyidikan,
Penyidik dapat melakukan gelar perkara dengan Penuntut
Umum.
(6) Penyidik menuangkan hasil gelar perkara dalam berita
acara gelar perkara yang ditandatangani oleh Penyidik dan
pihak lain yang menghadiri.
(7) Bentuk dan tata cara pengisian berita acara gelar perkara
dibuat sesuai dengan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Paragraf 11
Penyelesaian Berkas Perkara

Pasal 53
(1) Dalam hal proses Penyidikan telah menemukan bukti yang
cukup dan Tersangka atas suatu Tindak Pidana, Penyidik
membuat Resume dan melakukan pemberkasan.
(2) Resume sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
a. dasar Penyidikan;
- 45 -

b. uraian Tindak Pidana;


c. fakta-fakta;
d. analisis fakta;
e. analisis yuridis; dan
f. kesimpulan.
(3) Pemberkasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan menyusun kelengkapan administrasi
Penyidikan menjadi berkas perkara dengan urutan sebagai
berikut:
a. sampul berkas perkara;
b. isi berkas perkara, meliputi:
1) identitas Tersangka (kartu identitas dan foto
Tersangka);
2) daftar isi;
3) Resume;
4) LK;
5) Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
6) surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
7) surat perintah olah tempat kejadian perkara;
8) berita acara olah tempat kejadian perkara;
9) surat perintah rekonstruksi;
10) berita acara rekonstruksi;
11) surat panggilan Saksi/Tersangka;
12) surat perintah membawa Saksi/Tersangka;
13) berita acara membawa Saksi/Tersangka;
14) berita acara Pemeriksaan Saksi;
15) berita acara pengambilan sumpah Saksi;
16) surat permohonan Ahli;
17) berita acara pengambilan sumpah Ahli;
18) berita acara Pemeriksaan Ahli;
19) surat penetapan Tersangka;
20) berita acara Pemeriksaan Tersangka;
21) berita acara Pemeriksaan Konfrontasi;
22) surat perintah Penangkapan;
23) berita acara Penangkapan;
24) surat pemberitahuan Penangkapan;
25) surat perintah pencarian orang;
- 46 -

26) berita acara pencarian orang;


27) surat perintah Penahanan;
28) berita acara Penahanan;
29) surat penitipan tahanan;
30) berita acara penitipan tahanan;
31) surat pemberitahuan Penahanan;
32) surat permintaan perpanjangan Penahanan
kepada Penuntut Umum atau ketua pengadilan
negeri;
33) surat penetapan perpanjangan Penahanan dari
Penuntut Umum atau ketua pengadilan negeri;
34) surat perintah perpanjangan Penahanan;
35) berita acara perpanjangan Penahanan;
36) surat pemberitahuan perpanjangan Penahanan;
37) surat perintah penangguhan Penahanan;
38) berita acara penangguhan Penahanan;
39) surat pemberitahuan penangguhan Penahanan;
40) surat perintah Pengalihan Jenis Penahanan;
41) berita acara Pengalihan Jenis Penahanan;
42) surat pemberitahuan Pengalihan Jenis
Penahanan;
43) surat perintah pembantaran Penahanan;
44) berita acara pembantaran Penahanan;
45) surat pemberitahuan pembantaran Penahanan;
46) surat perintah pencabutan pembantaran
Penahanan;
47) berita acara pencabutan pembantaran
Penahanan;
48) surat perintah Penahanan lanjutan;
49) berita acara Penahanan lanjutan;
50) surat pemberitahuan Penahanan lanjutan;
51) surat perintah pengembalian tahanan;
52) surat perintah pengeluaran tahanan;
53) berita acara pengeluaran tahanan;
54) berita acara pengembalian tahanan;
55) surat permintaan ijin penggeledahan;
- 47 -

56) surat perintah penggeledahan (rumah/


bangunan);
57) berita acara penggeledahan (rumah/sarana
pengangkut/badan);
58) surat permohonan persetujuan penggeledahan;
59) surat penetapan penggeledahan dari ketua
pengadilan negeri;
60) surat permintaan ijin Penyitaan;
61) surat perintah Penyitaan;
62) berita acara Penyitaan;
63) surat tanda terima barang bukti;
64) surat permohonan persetujuan Penyitaan;
65) surat penetapan Penyitaan dari ketua pengadilan
negeri;
66) surat permohonan bantuan identifikasi/forensik
digital;
67) surat hasil pemeriksaan identifikasi/forensik
digital;
68) surat perintah pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual;
69) berita acara pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual;
70) surat perintah pengambilan sidik jari;
71) berita acara pengambilan sidik jari;
72) surat perintah pemberian tanda pengaman;
73) berita acara pemberian tanda pengaman;
74) surat perintah forensik digital;
75) berita acara perolehan data elektronik;
76) surat perintah penelusuran harta kekayaan;
77) surat permintaan penundaan sementara
transaksi;
78) surat pemblokiran harta kekayaan;
79) berita acara pemblokiran harta kekayaan;
80) surat perintah pembungkusan, penyegelan
dan/atau pelabelan barang bukti;
81) berita acara pembungkusan, penyegelan
dan/atau pelabelan barang bukti;
- 48 -

82) surat perintah penyerahan barang bukti;


83) berita acara penyerahan barang bukti;
84) surat perintah penyimpanan/penitipan barang
bukti;
85) berita acara penyimpanan/penitipan barang
bukti;
86) surat permintaan pengeluaran barang bukti;
87) berita acara pengeluaran barang bukti;
88) surat perintah pengambilan barang bukti;
89) berita acara pengambilan barang bukti;
90) surat pernyataan bersedia untuk dilakukan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya
terhadap barang bukti dari Tersangka;
91) surat permintaan izin lelang/musnah/tindakan
pengamanan lainnya terhadap barang bukti;
92) nota dinas permohonan bantuan penilaian barang
bukti;
93) nota dinas permintaan jadwal pelaksanaan lelang
barang bukti;
94) surat pemberitahuan lelang/musnah/tindakan
pengamanan lainnya barang bukti;
95) surat perintah pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya barang bukti;
96) surat penetapan nilai limit;
97) berita acara pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya barang bukti;
98) surat perintah penyisihan barang bukti;
99) berita acara penyisihan barang bukti;
100) daftar Saksi;
101) daftar Ahli;
102) daftar Tersangka;
103) daftar barang bukti; dan/atau
104) lampiran-lampiran.
(4) Untuk kepentingan pemberkasan, dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b dibuat paling sedikit 4
(empat) rangkap.
- 49 -

Paragraf 12
Pelimpahan Berkas Perkara

Pasal 54
(1) Penyidik melakukan pelimpahan berkas perkara kepada
Penuntut Umum dengan tahapan:
a. penyerahan berkas perkara;
b. penyerahan Tersangka dan barang bukti, dalam hal
berkas perkara telah dinyatakan lengkap (P-21) oleh
Penuntut Umum.
(2) Penyerahan berkas perkara kepada Penuntut Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disampaikan
dengan menggunakan surat penyerahan berkas perkara
yang ditandatangani oleh Atasan Penyidik selaku Penyidik
dengan dibuatkan tanda terima penyerahan berkas
perkara.
(3) Dalam hal berkas perkara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dikembalikan oleh Penuntut Umum,
Penyidik melengkapi kembali berkas perkara sesuai
petunjuk Penuntut Umum.
(4) Setelah Penyidik melengkapi berkas perkara sesuai
petunjuk Penuntut Umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Penyidik menyerahkan kembali berkas perkara
kepada Penuntut Umum, dengan menggunakan surat
penyerahan kembali berkas perkara yang ditandatangani
oleh Atasan Penyidik selaku Penyidik dengan dibuatkan
tanda terima penyerahan berkas perkara.
(5) Penyerahan Tersangka dan barang bukti sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dengan menggunakan
surat penyerahan Tersangka dan barang bukti yang
ditandatangani oleh Atasan Penyidik selaku Penyidik
dengan dibuatkan berita acara serah terima Tersangka dan
barang bukti.
(6) Dalam hal Atasan Penyidik bukan Penyidik:
a. surat penyerahan berkas perkara sebagaimana
dimaksud pada ayat (2);
- 50 -

b. surat penyerahan kembali berkas perkara sebagaimana


dimaksud pada ayat (4); dan
c. surat penyerahan Tersangka dan barang bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (5),
ditandatangani oleh Penyidik dengan pangkat tertinggi dan
diketahui oleh Atasan Penyidik.
(7) Barang bukti yang diserahkan kepada Penuntut Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan
pelabelan dengan label barang bukti.
(8) Bentuk dan tata cara pengisian label barang bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dibuat sesuai contoh
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Direktur Jenderal ini.

BAB IX
PENANGANAN BARANG BUKTI DAN TERSANGKA
Bagian Pertama
Penanganan Barang Bukti

Pasal 55
(1) Penyidik melakukan kegiatan penanganan barang bukti
yang terdiri dari:
a. pencatatan barang bukti;
b. penyimpanan barang bukti;
c. pengeluaran barang bukti; dan
d. pelaporan penyelesaian barang bukti.
(2) Penyidik melakukan pencatatan barang bukti
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ke dalam
daftar barang bukti.

Pasal 56
(1) Dalam rangka pengamanan, barang bukti disimpan di
RUPBASAN.
- 51 -

(2) Dalam hal tidak tersedia sarana dan/atau prasarana di


RUPBASAN atau tidak terdapat RUPBASAN yang sekota
dengan Kantor Bea Cukai, barang bukti dapat disimpan di
tempat penyimpanan barang bukti di luar RUPBASAN.

Pasal 57
(1) Penyimpanan barang bukti di RUPBASAN, dilakukan oleh
Penyidik dengan surat penyerahan barang bukti serta
dilengkapi:
a. surat perintah penyerahan barang bukti;
b. fotokopi surat izin/persetujuan Penyitaan dari ketua
pengadilan negeri; dan
c. fotokopi berita acara Penyitaan.
(2) Atas penyimpanan barang bukti di RUPBASAN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyidik membuat
berita acara penyerahan barang bukti.

Pasal 58
(1) Tempat penyimpanan barang bukti di luar RUPBASAN
terdiri dari:
a. tempat penyimpanan yang dimiliki atau yang disewa
oleh Kantor Bea Cukai yang mengelola barang bukti;
atau
b. tempat penyimpanan yang bukan dimiliki atau yang
tidak disewa oleh Kantor Bea Cukai yang mengelola
barang bukti.
(2) Penyimpanan barang bukti di luar RUPBASAN, dilakukan
oleh Penyidik dengan surat perintah
penyimpanan/penitipan barang bukti dan dibuatkan
berita acara penyimpanan/penitipan barang bukti.
(3) Dalam hal penyimpanan barang bukti dilakukan di luar
RUPBASAN dan terdapat RUPBASAN yang sekota dengan
Kantor Bea Cukai, Penyidik menyampaikan tembusan
berkas penyimpanan/penitipan barang bukti kepada
kepala RUPBASAN yang terdiri dari:
a. surat perintah penyimpanan/penitipan barang bukti;
- 52 -

b. fotokopi surat izin/persetujuan Penyitaan dari


pengadilan negeri;
c. fotokopi berita acara Penyitaan; dan
d. fotokopi berita acara penyimpanan/penitipan
barang bukti.
(4) Dalam hal penyimpanan barang bukti dilakukan di luar
RUPBASAN dan tidak terdapat RUPBASAN yang sekota
dengan Kantor Bea Cukai, Penyidik menyampaikan
tembusan berkas penyimpanan/penitipan barang bukti
kepada kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan
HAM u.p. kepala divisi pemasyarakatan setempat.

Pasal 59
(1) Pengeluaran barang bukti dari RUPBASAN untuk
kepentingan proses Penyidikan, dilakukan oleh Penyidik
dengan surat permintaan pengeluaran barang bukti
kepada kepala RUPBASAN serta dilengkapi:
a. surat perintah pengambilan barang bukti;
b. surat izin penggunaan barang bukti dari pengadilan
negeri; dan
c. fotokopi berita acara penyerahan barang bukti.
(2) Atas penggunaan barang bukti yang disimpan di
RUPBASAN untuk kepentingan proses Penyidikan,
Penyidik harus segera mengembalikan barang bukti yang
dipinjam kepada kepala RUPBASAN berdasarkan surat
perintah pengembalian barang bukti dan membuat berita
acara pengembalian barang bukti.
(3) Pengeluaran barang bukti dari dimusnahkan sesuai Pasal
45 Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, dilakukan
oleh Penyidik dengan surat permintaan pengeluaran
barang bukti kepada kepala RUPBASAN dengan dilampiri:
a. surat perintah pengambilan barang bukti;
b. fotokopi berita acara penyerahan barang bukti;
c. fotokopi surat persetujuan pemusnahan barang bukti
dari pengadilan negeri; dan/atau
d. fotokopi surat pernyataan persetujuan pemusnahan
barang bukti dari Tersangka atau kuasanya.
- 53 -

(4) Pengeluaran barang bukti dari RUPBASAN yang telah


dilelang sesuai Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana, dilakukan oleh Penyidik dengan surat
permintaan pengeluaran barang bukti kepada kepala
RUPBASAN serta dilengkapi:
a. surat perintah pengambilan barang bukti;
b. fotokopi berita acara penyerahan barang bukti;
c. fotokopi surat persetujuan lelang barang bukti dari
pengadilan negeri; dan
d. fotokopi berita acara lelang barang bukti.
(5) Dalam hal Penyidikan dihentikan dan barang bukti sudah
tidak diperlukan untuk kepentingan Penyidikan, Penyidik
dapat mengeluarkan barang bukti dari RUPBASAN untuk
dikembalikan kepada pemilik/ dari siapa barang bukti
disita/pihak yang paling berhak berdasarkan surat
permintaan pengeluaran barang bukti kepada kepala
RUPBASAN dengan dilengkapi:
a. surat perintah pengambilan barang bukti;
b. fotokopi berita acara penyerahan barang bukti; dan
c. kelengkapan administrasi lainnya sesuai dengan alasan
pengeluaran barang bukti sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 Kitab Undang-undang Hukum Acara
Pidana.
(6) Atas pengeluaran barang bukti sebagaimana dimaksud
dalam ayat (5), Penyidik membuat berita acara
pengambilan barang bukti.

Pasal 60
Penyidik melakukan pengeluaran barang bukti yang disimpan
diluar RUPBASAN berdasarkan surat perintah pengambilan
barang bukti dengan membuat berita acara pengambilan
barang bukti.
- 54 -

Pasal 61
(1) Dalam hal barang bukti telah dimusnahkan atau dilelang
sesuai Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana dan terdapat RUPBASAN yang sekota dengan
Kantor Bea Cukai, Penyidik menyampaikan tembusan
berita acara pemusnahan/lelang kepada kepala
RUPBASAN setempat.
(2) Dalam hal barang bukti telah dimusnahkan atau dilelang
sesuai Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Pidana dan tidak terdapat RUPBASAN yang sekota dengan
Kantor Bea Cukai, Penyidik menyampaikan tembusan
berita acara pemusnahan/lelang kepada kepala kantor
wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia u.p.
kepala divisi pemasyarakatan setempat.
(3) Dalam hal barang bukti telah diserahkan kepada Penuntut
Umum dan terdapat RUPBASAN yang sekota dengan
Kantor Bea Cukai, Penyidik menyampaikan:
a. salinan surat penyerahan Tersangka dan barang bukti;
b. fotokopi berita acara serah terima Tersangka dan
barang bukti; dan
c. fotokopi berita acara penyimpanan/penitipan barang
bukti dan berita acara penyerahan barang bukti,
kepada kepala RUPBASAN setempat.
(4) Dalam hal barang bukti telah diserahkan kepada Penuntut
Umum dan tidak terdapat RUPBASAN yang sekota dengan
Kantor Bea Cukai, Penyidik menyampaikan:
a. salinan surat penyerahan Tersangka dan barang bukti;
b. fotokopi berita acara serah terima Tersangka dan
barang bukti; dan
c. fotokopi berita acara penyimpanan/penitipan barang
bukti dan berita acara penyerahan barang bukti,
kepada kepala kantor wilayah Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia u.p. kepala divisi pemasyarakatan
setempat.
- 55 -

Pasal 62
Penerbitan:
a. surat penyerahan barang bukti sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 57 ayat (1);
b. surat perintah penyerahan barang bukti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1) huruf a;
c. surat perintah penyimpanan/penitipan barang bukti
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (2);
d. surat permintaan pengeluaran barang bukti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1); dan
e. surat perintah pengambilan barang bukti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a,
dilaksanakan dengan ketentuan:
1) dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat ditandatangani oleh Pejabat
Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan;
2) dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat
ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan; dan
3) dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana dimaksud pada
huruf b bukan Penyidik, surat ditandatangani oleh Penyidik
dengan pangkat tertinggi.

Bagian Kedua
Penanganan Tersangka

Pasal 63
(1) Penyidik melakukan penahanan Tersangka dengan
menempatkan Tersangka pada RUTAN berdasarkan surat
penitipan tahanan dengan membuat berita acara penitipan
tahanan dengan dilampiri:
a. salinan Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
b. salinan surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
c. salinan surat perintah Penangkapan;
d. salinan berita acara Penangkapan;
- 56 -

e. salinan surat perintah Penahanan; dan


f. salinan berita acara Penahanan.
(2) Dalam kondisi tertentu Penahanan dapat dilakukan pada
tempat tertentu, seperti karantina imigrasi, tempat
tahanan yang ada di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Kejaksaan, Kantor Bea Cukai, dan
tempat lain yang dipergunakan sebagai tempat Penahanan
yang belum ditetapkan sebagai cabang RUTAN.

Pasal 64
(1) Dalam hal Tersangka dititipkan pada cabang RUTAN yang
dikelola Kantor Bea Cukai, pejabat Kantor Bea Cukai yang
mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengelolaan
tahanan, pada saat penerimaan Tersangka melakukan:
a. penelitian kelengkapan administrasi penitipan
Tersangka;
b. penelitian identitas Tersangka;
c. pengambilan foto dan sidik jari Tersangka;
d. penempatan Tersangka pada ruang tahanan; dan
e. penatausahaan Tersangka pada buku daftar tahanan.
(2) Penanganan Tersangka pada cabang RUTAN yang dikelola
Kantor Bea Cukai meliputi kegiatan:
a. pemenuhan kebutuhan makanan, minuman dan
kesehatan;
b. pengamanan tahanan;
c. penatausahaan perpanjangan Penahanan dan
peminjaman tahanan oleh Penyidik dengan berita
acara;
d. penatausahaan pengunjung tahanan dalam buku
daftar kunjungan; dan
e. pengeluaran tahanan atas permintaan Penyidik atau
berakhirnya masa tahanan dengan berita acara.
- 57 -

Pasal 65
(1) Penyidik dapat mengeluarkan Tersangka dari RUTAN atau
tempat tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (2) berdasarkan surat perintah pengeluaran tahanan
untuk melakukan:
a. Pemeriksaan lanjutan dalam rangka pengembangan
Penyidikan;
b. menyaksikan pemusnahan, pelelangan, atau tindakan
pengamanan lainnya terhadap barang bukti sesuai
Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
c. penyerahan Tersangka ke Penuntut Umum; dan/atau
d. menindaklanjuti penghentian Penyidikan.
(2) Atas pengeluaran Tersangka dari RUTAN atau tempat
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penyidik
membuat berita acara pengeluaran tahanan.
(3) Dalam hal keperluan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b telah selesai, berdasarkan surat
perintah pengembalian tahanan Penyidik mengembalikan
Tersangka ke RUTAN atau tempat tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dengan membuat berita
acara pengembalian tahanan.

Pasal 66
Penerbitan:
a. surat penitipan tahanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 63 ayat (1);
b. surat perintah pengeluaran tahanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1); dan
c. surat perintah pengembalian tahanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65 ayat (3),
dilaksanakan dengan ketentuan:
1) dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat ditandatangani oleh Pejabat
Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan;
- 58 -

2) dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat


ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan; dan
3) dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana dimaksud pada
huruf b bukan Penyidik, surat ditandatangani oleh Penyidik
dengan pangkat tertinggi.

BAB X
PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Pasal 67
(1) Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,
Penyidik dapat menghentikan Penyidikan dengan alasan:
a. tidak terdapat cukup bukti;
b. peristiwa tersebut bukan merupakan Tindak Pidana;
c. dihentikan demi hukum, karena:
1) Tersangka meninggal dunia;
2) tuntutan Tindak Pidana telah kadaluwarsa; atau
3) Tindak Pidana tersebut telah memperoleh putusan
pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
(inkracht).
(2) Pengambilan keputusan penghentian Penyidikan
dilakukan berdasarkan hasil Penyidikan yang telah
dilakukan gelar perkara.
(3) Penyidik melakukan penghentian Penyidikan berdasarkan
surat perintah penghentian Penyidikan (SP3) yang
ditandatangani oleh Atasan Penyidik selaku Penyidik.
(4) Penyidik melakukan penghentian Penyidikan dengan
menerbitkan surat ketetapan penghentian Penyidikan
(SKP2) dan ditindaklanjuti dengan mengirimkan surat
pemberitahuan penghentian Penyidikan yang
ditandatangani oleh Atasan Penyidik selaku Penyidik
kepada Penuntut Umum, Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Tersangka/keluarganya.
- 59 -

(5) Dalam hal penghentian Penyidikan dinyatakan tidak sah


oleh putusan pra-peradilan dan/atau ditemukan adanya
bukti baru, Penyidik harus:
a. menerbitkan surat ketetapan pencabutan penghentian
Penyidikan (SKP3);
b. membuat Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
lanjutan; dan
c. melanjutkan kembali Penyidikan.
(6) Dalam hal Atasan Penyidik bukan Penyidik, surat perintah
penghentian Penyidikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan surat pemberitahuan penghentian Penyidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditandatangani oleh
Penyidik dengan pangkat tertinggi dan diketahui oleh
Atasan Penyidik.
(7) Surat ketetapan penghentian Penyidikan (SKP2)
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan surat ketetapan
pencabutan penghentian Penyidikan (SKP3) sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) huruf a, diterbitkan dengan
ketentuan:
a. dalam hal proses Penyidikan di Kantor Pusat, Kantor
Wilayah, atau KPU BC, surat ditandatangani oleh
Pejabat Eselon III yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan;
b. dalam hal proses Penyidikan di KPPBC, surat
ditandatangani oleh Pejabat Eselon IV yang
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Penyidikan;
dan
c. dalam hal pejabat Eselon III sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan Pejabat Eselon IV sebagaimana
dimaksud pada huruf b bukan Penyidik, surat
ditandatangani oleh Penyidik dengan pangkat tertinggi.
- 60 -

BAB XI
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENYIDIKAN

Pasal 68
(1) Penyidik melakukan pemantauan tindak lanjut hasil
Penyidikan sampai dengan perkara memperoleh putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht).
(2) Hasil pemantauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dicatat dalam daftar Tindak Pidana.

BAB XII
ADMINISTRASI PENYIDIKAN

Pasal 69
(1) Administrasi Penyidikan merupakan kegiatan
penatausahaan Penyidikan untuk menjamin ketertiban,
keseragaman, dan kelancaran Penyidikan.
(2) Kelengkapan administrasi Penyidikan yang masuk dalam
berkas perkara meliputi administrasi Penyidikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 ayat (3).
(3) Kelengkapan administrasi Penyidikan selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), meliputi:
a. berita acara gelar perkara;
b. surat penyerahan berkas perkara;
c. surat penyerahan kembali berkas perkara;
d. tanda terima berkas perkara;
e. surat penyerahan Tersangka dan barang bukti;
f. berita acara serah terima Tersangka dan barang bukti;
g. surat perintah pengembalian barang bukti;
h. berita acara pengembalian barang bukti;
i. surat perintah penghentian Penyidikan;
j. surat ketetapan penghentian Penyidikan;
k. surat pemberitahuan penghentian Penyidikan; dan
l. surat ketetapan pencabutan penghentian Penyidikan.
- 61 -

(4) Kelengkapan administrasi Penyidikan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dicatat dalam daftar
setiap jenis kelengkapan administrasi Penyidikan yang
meliputi:
a. daftar Tindak Pidana;
b. daftar berkas perkara;
c. daftar LK;
d. daftar Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
e. daftar surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
f. daftar olah tempat kejadian perkara;
g. daftar rekonstruksi;
h. daftar surat panggilan Saksi/Tersangka;
i. daftar membawa Saksi/Tersangka;
j. daftar Saksi;
k. daftar Ahli;
l. daftar Tersangka;
m. daftar Penangkapan;
n. daftar pencarian orang;
o. daftar Penahanan;
p. daftar penggeledahan;
q. daftar Penyitaan;
r. daftar barang bukti;
s. daftar penyerahan berkas perkara;
t. daftar penyerahan Tersangka dan barang bukti; dan
u. daftar penghentian Penyidikan.
(5) Bentuk dan tata cara pengisian:
a. LK;
b. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
c. surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
d. surat perintah olah tempat kejadian perkara;
e. surat perintah rekonstruksi;
f. surat panggilan Saksi/Tersangka;
g. surat perintah membawa Saksi/Tersangka;
h. surat permohonan Ahli;
i. surat penetapan Tersangka;
j. surat perintah Penangkapan;
k. surat pemberitahuan Penangkapan;
- 62 -

l. surat perintah pencarian orang;


m. surat perintah Penahanan;
n. surat penitipan tahanan;
o. surat pemberitahuan Penahanan;
p. surat permintaan perpanjangan Penahanan kepada
Penuntut Umum atau ketua pengadilan negeri;
q. surat perintah perpanjangan Penahanan;
r. surat pemberitahuan perpanjangan Penahanan;
s. surat perintah penangguhan Penahanan;
t. surat pemberitahuan penangguhan Penahanan;
u. surat perintah Pengalihan Jenis Penahanan;
v. surat pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan;
w. surat perintah pembantaran Penahanan;
x. surat pemberitahuan pembantaran Penahanan;
y. surat perintah pencabutan pembantaran
Penahanan;
z. surat perintah Penahanan lanjutan;
aa. surat pemberitahuan Penahanan lanjutan;
bb. surat perintah pengembalian tahanan;
cc. surat perintah pengeluaran tahanan;
dd. surat permintaan ijin penggeledahan;
ee. surat perintah penggeledahan (rumah/bangunan);
ff. surat permohonan persetujuan penggeledahan;
gg. surat permintaan ijin Penyitaan;
hh. surat perintah Penyitaan;
ii. surat permohonan persetujuan Penyitaan;
jj. surat permohonan bantuan identifikasi/forensik
digital;
kk. surat perintah pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual;
ll. surat perintah pengambilan sidik jari;
mm. surat perintah pemberian tanda pengaman;
nn. surat perintah forensik digital;
oo. surat perintah penelusuran harta kekayaan;
pp. surat permintaan penundaan sementara transaksi;
qq. surat pemblokiran harta kekayaan;
- 63 -

rr. surat perintah pembungkusan, penyegelan


dan/atau pelabelan barang bukti;
ss. surat penyerahan barang bukti;
tt. surat perintah penyerahan barang bukti;
uu. surat perintah penyimpanan/penitipan barang
bukti;
vv. surat permintaan pengeluaran barang bukti;
ww. surat perintah pengambilan barang bukti;
xx. surat perintah penyisihan barang bukti;
yy. surat penyerahan berkas perkara;
zz. surat penyerahan kembali berkas perkara;
aaa. surat penyerahan Tersangka dan barang bukti;
bbb. surat perintah pengembalian barang bukti;
ccc. surat perintah penghentian Penyidikan;
ddd. surat ketetapan penghentian Penyidikan;
eee. surat pemberitahuan penghentian Penyidikan; dan
fff. surat ketetapan pencabutan penghentian
Penyidikan,
dibuat sesuai dengan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
(6) Bentuk dan tata cara pengisian:
a. identitas Tersangka (kartu identitas dan foto
Tersangka);
b. daftar isi;
c. Resume;
d. berita acara olah tempat kejadian perkara;
e. berita acara rekonstruksi;
f. berita acara membawa Saksi/Tersangka;
g. berita acara Pemeriksaan Saksi;
h. berita acara pengambilan sumpah Saksi;
i. berita acara pengambilan sumpah Ahli;
j. berita acara Pemeriksaan Ahli;
k. berita acara Pemeriksaan Tersangka;
l. berita acara Pemeriksaan Konfrontasi;
m. berita acara Penangkapan;
n. berita acara pencarian orang;
- 64 -

o. berita acara Penahanan;


p. berita acara penitipan tahanan;
q. berita acara perpanjangan Penahanan;
r. berita acara penangguhan Penahanan;
s. berita acara Pengalihan Jenis Penahanan;
t. berita acara pembantaran Penahanan;
u. berita acara pencabutan pembantaran Penahanan;
v. berita acara Penahanan lanjutan;
w. berita acara Pengeluaran tahanan;
x. berita acara Pengembalian tahanan;
y. berita acara penggeledahan (rumah/sarana
pengangkut/badan);
z. berita acara Penyitaan;
aa. surat tanda terima barang bukti;
bb. berita acara pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual;
cc. berita acara pengambilan sidik jari;
dd. berita acara pemberian tanda pengaman;
ee. berita acara perolehan data elektronik;
ff. berita acara pembungkusan, penyegelan dan/atau
pelabelan barang bukti;
gg. berita acara penyerahan barang bukti;
hh. berita acara penyimpanan/penitipan barang bukti;
ii. berita acara pengambilan barang bukti;
jj. berita acara pengeluaran barang bukti;
kk. berita acara penyisihan barang bukti;
ll. tanda terima berkas perkara;
mm. berita acara serah terima Tersangka dan barang
bukti;
nn. berita acara pengembalian barang bukti;
oo. daftar Tindak Pidana;
pp. daftar berkas perkara;
qq. daftar LK;
rr. daftar Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
ss. daftar surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan;
tt. daftar olah tempat kejadian perkara;
uu. daftar rekonstruksi;
- 65 -

vv. daftar surat panggilan Saksi/Tersangka;


ww. daftar membawa Saksi/Tersangka;
xx. daftar Saksi;
yy. daftar Ahli;
zz. daftar Tersangka;
aaa. daftar Penangkapan;
bbb. daftar pencarian orang;
ccc. daftar Penahanan;
ddd. daftar penggeledahan;
eee. daftar Penyitaan;
fff. daftar barang bukti;
ggg. daftar penyerahan berkas perkara;
hhh. daftar penyerahan Tersangka dan barang bukti;
dan
iii. daftar penghentian Penyidikan,
dibuat sesuai dengan contoh format sebagaimana
tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 70
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku,
Tindak Pidana yang proses Penyidikannya belum selesai,
pemberkasannya mengacu ketentuan yang telah ada sepanjang
tidak bertentangan dan/atau belum diatur di dalam peraturan
ini.

BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 71
Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor KEP-57/BC/1997
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Lampiran I
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER- 19 /BC/2021
Tentang
Tata Laksana Penyidikan di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

A. TATA CARA LELANG, MUSNAH, ATAU TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA


TERHADAP BARANG BUKTI

1. Penyidik menjelaskan kepada Tersangka/penasehat hukum Tersangka


terkait rencana lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya
(hibah/pelepasliaran/lainnya) atas barang bukti pada tahap Penyidikan
sesuai Pasal 45 KUHAP
2. Penyidik mendapatkan surat pernyataan Tersangka/penasehat hukum
Tersangka bersedia dan tidak keberatan apabila barang bukti akan
dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan lainnya
(hibah/pelepasliaran/lainnya) pada tahap Penyidikan sesuai Pasal 45
KUHAP
3. Penyidik menyisihkan dan/atau memotret barang bukti dalam rangka
kepentingan pembuktian di persidangan berdasarkan surat perintah
penyisihan dan/atau surat perintah pemotretan dengan dibuatkan
berita acara penyisihan dan/atau pemotretan barang bukti
4. Penyidik mengajukan permintaan ijin melelang/memusnahkan/
melakukan tindakan pengamanan lainnya (hibah/pelepasliaran/
lainnya) terhadap barang bukti pada tahap Penyidikan sesuai pasal 45
KUHAP kepada ketua pengadilan negeri
5. Penyidik mendapatkan surat penetapan/persetujuan dari ketua
pengadilan negeri untuk melelang/memusnahkan/melakukan
tindakan pengamanan lainnya (hibah/pelepasliaran/lainnya) terhadap
barang bukti pada tahap Penyidikan sesuai Pasal 45 KUHAP
6. Atasan Penyidik atau Penyidik dengan pangkat tertinggi dengan
diketahui Atasan Penyidik menerbitkan surat perintah
melelang/memusnahkan/melakukan tindakan pengamanan lainnya
(hibah/pelepasliaran/ lainnya) barang bukti kepada tim Penyidik
7. Penyidik menyampaikan rencana pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya (hibah/pelepasliaran/ lainnya) terhadap barang
bukti pada tahap Penyidikan sesuai Pasal 45 KUHAP kepada Penuntut
Umum dengan surat pemberitahuan
8. Tim Penyidik melelang/memusnahkan/melakukan tindakan
pengamanan lainnya (hibah/pelepasliaran/lainnya)) terhadap barang
bukti dengan disaksikan Tersangka/penasehat hukum Tersangka dan
-2-

pihak terkait dengan membuat berita acara lelang/musnah/tindakan


pengamanan lainnya (hibah/pelepasliaran/ lainnya)
9. Tim Penyidik membuat laporan pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya (hibah/pelepasliaran/ lainnya) atas barang bukti
sesuai peraturan perundang-undangan kepada Atasan Penyidik dengan
tembusan ketua pengadilan negeri dan Penuntut Umum
10. Dalam hal barang bukti akan dilelang pada tahap Penyidikan sesuai
Pasal 45 KUHAP, sebelum pelaksanaan lelang barang bukti dilakukan
kegiatan sebagai berikut :
a. Atasan Penyidik atau Penyidik dengan pangkat tertinggi dengan
diketahui Atasan Penyidik meminta bantuan penilaian kepada Kepala
KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) atau
Kantor Jasa Penilaian Publik (KJPP) dengan surat permintaan
b. Setelah memperoleh perkiraan nilai barang bukti, Penyidik membuat
surat penetapan harga limit
c. Penyidik mengajukan waktu pelaksanaan lelang barang bukti kepada
Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
dengan surat permintaan jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
d. Penyidik mengumumkan rencana pelaksanaan lelang barang bukti
sesuai peraturan perundang-undangan
11. Dalam hal barang bukti akan dilakukan tindakan pengamanan lainnya
berupa hibah, sebelum pelaksanakan hibah perlu adanya surat
pernyataan bermaterai cukup dari pimpinan
instansi/lembaga/yayasan/lainnya terkait kesediaan menerima hibah
barang bukti tahap penyidikan sesuai Pasal 45 KUHAP
-3-

CONTOH FORMAT DOKUMEN LELANG, MUSNAH, ATAU TINDAKAN


PENGAMANAN LAINNYA TERHADAP BARANG BUKTI

I. CONTOH FORMAT SURAT PERNYATAAN BERSEDIA UNTUK DI LAKUKAN


LELANG/MUSNAH/TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA*) BARANG BUKTI

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : ……………………..(1)…………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………..(2)…………………………………
Agama : ……………………..(3)…………………………………
Pekerjaan : ……………………..(4)…………………………………
Nomor Identitas : ……………………..(5)…………………………………
Kewarganegaraan : ……………………..(6)…………………………………
Alamat : ……………………..(7)…………………………………
Dengan pertimbangan bahwa barang bukti berupa:
1. ……………………………………………………………(8)……………………………………
2. ……………………………………………………………(8)……………………………………
mempunyai sifat lekas busuk/rusak/membahayakan/memerlukan biaya penyimpanan dan
perawatan sangat tinggi*) jika menunggu sampai mendapat putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap, maka sesuai dengan Pasal 45 KUHAP dengan ini menyatakan,
bahwa saya menyetujui dan tidak keberatan jika terhadap barang bukti tersebut dilakukan
penjualan lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) oleh Penyidik Pegawai Negeri
Sipil pada ……………………………………………….(9)……………………………………..….
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat tanpa ada paksaan dari siapapun dan untuk
digunakan seperlunya.
…(10)…, …(11)…
Yang Membuat Pernyataan
Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
…(12)…
…(13)…
*) coret yang tidak perlu
-4-

Tata Cara Pengisian


Surat Pernyataan Bersedia Untuk Di Lakukan Lelang/Musnah/Tindakan
Pengamanan Lainnya*) Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama lengkap Tersangka/penasehat hukum


Tersangka*)
Nomor (2) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka/penasehat hukum
Tersangka*)
Nomor (3) : Diisi agama Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
Nomor (4) : Diisi pekerjaan Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
Nomor (5) : Diisi nomor identitas berupa NIK, nomor paspor, atau
SIM Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
Nomor (6) : Diisi kewarganegaraan Tersangka/penasehat hukum
Tersangka*)
Nomor (7) : Diisi alamat Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
Nomor (8) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang akan
dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan
lainnya*)
Contoh tindakan pengamanan lainnya antara lain hibah,
pelepasliaran, dan lain-lain.
Nomor (9) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (10) : Diisi kota tempat pembuatan surat pernyataan
Nomor (11) : Diisi tanggal pembuatan surat pernyataan
Nomor (12) : Diisi tanda tangan Tersangka/penasehat hukum
Tersangka*) disertai materai
Nomor (13) : Diisi nama lengkap Tersangka/penasehat hukum
Tersangka*)
-5-

II. CONTOH FORMAT SURAT PERNYATAAN BERSEDIA UNTUK DI LAKUKAN


LELANG/MUSNAH/TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA*) BARANG BUKTI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S- ….(3)…. ….(4)….


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal. : Permintaan Izin Lelang/Musnah/Tindakan Pengamanan Lainnya*) Barang Bukti

Yth. Ketua Pengadilan Negeri ….(5)….


….(6)….

Sehubungan dengan Penyidikan Tindak Pidana ….(7)…., dengan hormat


disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa saat ini kami sedang melakukan Penyidikan Tindak Pidana ….(8)…. yaitu
….(9)…. sebagaimana dimaksud pada Pasal ….(10)…., dengan pemberitahuan
dimulainya Penyidikan nomor ….(11)…. tanggal ….(12)…. atas nama tersangka
….(13)…;
2. Bahwa atas Penyidikan Tindak Pidana ….(14)…. tersebut, kami telah melakukan
Penyitaan berdasarkan surat perintah penyitaan dengan nomor : ….(15)…. tanggal
….(16)…., dan ijin Penyitaan/telah mendapatkan persetujuan Penyitaan*) dari pengadilan
negeri ….(17)…. dengan Nomor : ….(18)…. tanggal ….(19)…., barang bukti berupa:
a. …………………………………...(20)……………………………………………………….
b. …………………………………...(20)……………………………………………………….
yang saat ini berada di …………….(21)……………………………………………………….;
Bahwa telah di lakukan pemotretan dan/atau penyisihan*) barang bukti tersebut untuk
kepentingan pembuktian di persidangan;
3. Dapat kami sampaikan bahwa pertimbangan lelang/musnah/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti yaitu:
a. Tersangka/penasehat hukum Tersangka*) telah membuat surat pernyataan dengan
meterai yang cukup tanggal ….(22)…., bahwa Tersangka/penasehat hukum
Tersangka*) menyetujui dan tidak keberatan jika barang bukti sebagaimana
dimaksud pada angka 2 di lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) pada
tahap Penyidikan berdasarkan Pasal 45 KUHAP;
b. Kondisi barang bukti lekas rusak/busuk/membahayakan/nilai ekonomisnya lekas
turun dan/atau biaya penyimpanan dan perawatan sangat tinggi apabila menunggu
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap*);
c. Berdasarkan Pasal ….(23)………………………………………………………………...
d. ....................................(24)………………………………………………………………....
-6-

4. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan ….(25)….., maka


diharapkan izin dari ketua untuk melelang/memusnahkan/melakukan tindakan
pengamanan lainnya*) terhadap barang bukti sebagaimana di maksud pada angka 2 di
atas pada tahap Penyidikan.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
….(26)….
(selaku Penyidik)
….(27)….

….(28)….

Tembusan :
……(29)………
*) Coret yang tidak perlu
-7-

Tata Cara Pengisian


Surat Permintaan Izin Lelang/musnah/Tindakan Pengamanan
Lainnya*) Barang Bukti pada Tahap Penyidikan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat permintaan izin
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti pada tahap Penyidikan
Nomor (4) : Diisi tanggal surat permintaan izin
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti pada tahap Penyidikan
Nomor (5) : Diisi nama pengadilan negeri yang berwenang
menerbitkan penetepan/persetujuan*) lelang/musnah/
tindakan pengamanan lainnya*) barang bukti pada
tahap Penyidikan
Nomor (6) : Diisi alamat pengadilan negeri yang berwenang
menerbitkan penetepan/persetujuan*) lelang/musnah/
tindakan pengamanan lainnya*) barang bukti pada
tahap Penyidikan
Nomor (7) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (8) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (9) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan Tindak Pidana
Nomor (10) : Diisi dugaan Pasal yang dilanggar / yang disangkakan
Nomor (11) : Diisi nomor surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat pemberitahuan dimulainya
Penyidikan
Nomor (13) : Diisi nama lengkap Tersangka
-8-

Nomor (14) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang


(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (15) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (16) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (17) : Diisi nama pengadilan negeri yang menerbitkan
persetujuan/ijin*) Penyitaan
Nomor (18) : Diisi nomor surat persetujuan/ijin*) Penyitaan
Nomor (19) : Diisi tanggal surat persetujuan/ijin*) Penyitaan
Nomor (20) : Diisi uraian jumlah dan jenis barang bukti yang akan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*)
Nomor (21) : Diisi tempat penyimpanan barang bukti yang akan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*)
Nomor (22) : Diisi tanggal surat pernyataan Tersangka/penasehat
hukum Tersangka*) bersedia dan tidak keberatan untuk
dilakukan lelang/musnah/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
Nomor (23) : Diisi dasar Pasal dalam undang-undang barang yang
tersangkut tindak pidana dirampas negara
Contoh:
Dalam hal tindak pidana Kepabeanan:
a. Pasal 109 ayat (1) Undang-Undang Kepabeanan
mengatur bahwa barang impor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 102, Pasal 103 huruf d, atau
Pasal 104 huruf a, barang ekspor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 102A, atau barang tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102D yang
berasal dari Tindak Pidana, dirampas untuk negara.
b. Pasal 109 ayat (2) Undang-Undang Kepabeanan
mengatur bahwa sarana pengangkut yang semata-
mata digunakan untuk melakukan Tindak Pidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 dan Pasal
102A, dirampas untuk negara.
c. Pasal 109 ayat (2a) Undang-Undang Kepabeanan
mengatur bahwa sarana pengangkut yang digunakan
untuk melakukan Tindak Pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 102D, dapat dirampas untuk
-9-

negara
d. Penjelasan Pasal 109 ayat (2) Undang-Undang
Kepabeanan mengatur bahwa, yang dimaksud
dengan semata-mata digunakan untuk melakukan
Tindak Pidana yaitu sarana pengangkut yang pada
saat tertangkap benar-benar di tujukan untuk
melakukan Tindak Pidana penyelundupan.
e. Penjelasan Pasal 109 ayat (2a) Undang-Undang
Kepabeanan mengatur bahwa yang dimaksud dengan
dapat dirampas yaitu memberikan kewenangan
kepada Hakim untuk mempertimbangkan putusan
dengan memperhatikan kasus per kasus, misalnya
kapal yang hanya mengangkut barang tertentu dalam
jumlah sedikit sedangkan kapal tersebut diperlukan
sebagai alat angkut untuk menopang perdagangan
ekonomi daerah tentunya diputuskan untuk tidak
dirampas.
Dalam hal Tindak Pidana Cukai:
a. Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Cukai mengatur
bahwa barang kena cukai yang tersangkut Tindak
Pidana berdasarkan ketentuan undang-undang ini
dirampas negara,
b. Pasal 62 ayat (2) Undang-Undang Cukai mengatur
bahwa barang-barang lain yang tersangkut Tindak
Pidana berdasarkan ketentuan undang-undang ini
dapat dirampas untuk negara dirampas untuk
negara.
c. Penjelasan Pasal 62 ayat (2) Undang-Undang Cukai
mengatur bahwa yang dimaksud dengan "barang-
barang lain" adalah barang-barang yang berkaitan
langsung dengan barang kena cukai, seperti sarana
pengangkut yang digunakan untuk mengangkut
barang kena cukai, peralatan atau mesin yang
digunakan untuk membuat barang kena cukai.
Barang-barang lain yang tersangkut Tindak Pidana
berdasarkan ketentuan undang-undang ini dapat
dirampas untuk negara adalah sebagai penegasan
- 10 -

bahwa Tindak Pidana di bidang cukai mempunyai


sifat khusus sehingga memerlukan perlakuan
tersendiri terhadap barang-barang lain yang
tersangkut Tindak Pidana dimaksud.
Nomor (24) : Diisi pertimbangan lainnya
Contoh dalam hal barang bukti akan dilakukan
tindakan pengamanan lainnya berupa hibah diisi nomor
dan tanggal surat pernyataan dari pimpinan
instansi/lembaga/yayasan/dan lainnya terkait
kesediaan menerima barang bukti
Nomor (25) : Diisi ketentuan terkait penyelesaian barang bukti sesuai
Pasal 45 KUHAP
Contoh: Lampiran Keputusan Menteri Kehakiman RI
Nomor: M.14-PW.07-03 tahun 1983 tanggal 10
Desember 1983
Nomor (26) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat permintaan
izin lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*)
barang bukti pada tahap Penyidikan
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat permintaan
izin lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*)
barang bukti pada tahap Penyidikan
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik penerbit surat permintaan izin
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti pada tahap Penyidikan
Nomor (29) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan surat
permintaan izin lelang/musnah/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti pada tahap Penyidikan.
- 11 -

III. CONTOH FORMAT NOTA DINAS PERMOHONAN BANTUAN PENILAIAN


BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
NOTA DINAS
NOMOR : ND- ….(3)….

Yth. : ….(4)….
Dari : ….(5)….
Sifat : Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permohonan Bantuan Penilaian Barang Bukti
Tanggal : ….(6)….
Sehubungan dengan Penyidikan Tindak Pidana ….(7)…., dengan ini di sampaikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa saat ini kami sedang melakukan Penyidikan Tindak Pidana ….(8)…. dengan
barang bukti yang telah mendapatkan ijin/penetapan*) Penyitaan dari ketua pengadilan
negeri ….(9)…. dengan nomor: ….(10)….. tanggal ….(11)…., antara lain berupa:
a. ……………………………………(12)…………………………………………………………..
b. ……………………………………(12)…………………………………………………………..
2. Bahwa kami akan melelang barang bukti di atas pada tahap Penyidikan dengan
pertimbangan:
a. Tersangka/penasehat hukum Tersangka*) telah membuat surat pernyataan bahwa
menyetujui dan tidak keberatan barang bukti di atas dilelang pada tahap Penyidikan
b. Ketua pengadilan negeri ….(13)…. telah memberikan ijin melelang barang bukti di
atas dengan surat penetapan/persetujuan*) lelang barang bukti dengan nomor
….(14)….. tanggal …………..(15)………..….; dan/atau
c. Kondisi barang bukti lekas rusak/busuk/nilai ekonomisnya lekas turun dan/atau biaya
penyimpanan dan perawatan sangat tinggi apabila menunggu putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap*)
3. Memperhatikan Pasal 45 KUHAP serta Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor ...(16)... tentang .......(17)…..., kami memohon bantuan saudara untuk melakukan
penilaian terhadap barang bukti tersebut;
- 12 -

4. Tidak berlebihan kiranya kami sampaikan bahwa mengingat keterbatasan waktu proses
Penyidikan dan biaya penyimpanan yang tinggi, mohon kiranya proses penilaian barang
bukti tersebut dapat dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama;

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima
kasih.

Mengetahui *) …….….(18)….……
…….(21)…… Selaku Penyidik

…….(22)….... ..………(19)………..
…….(23)….... ………..(20)……….

*) Coret yang tidak perlu


- 13 -

Tata Cara Pengisian


Nota Dinas Permohonan Bantuan Penilaian Barang Bukti pada
Tahap Penyidikan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor nota dinas permohonan bantuan penilaian
barang bukti
Nomor (4) : Diisi nama jabatan kepala kantor yang dimintai
permohonan bantuan penilaian barang bukti
(Contoh: Kepala Kanwil DJKN, Kepala KPKNL)
Nomor (5) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit nota dinas
permohonan bantuan penilaian barang bukti
Nomor (6) : Diisi tanggal nota dinas permohonan penilaian
Nomor (7) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (8) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (9) : Diisi pengadilan negeri yang menerbitkan surat
persetujuan/ijin*) Penyitaan
Nomor (10) : Diisi nomor surat Persetujuan/ijin*) Penyitaan
pengadilan negeri
Nomor (11) : Diisi tanggal surat persetujuan/ijin*) Penyitaan
pengadilan negeri
Nomor (12) : Diisi uraian jumlah dan jenis barang bukti yang akan
dimintakan penilaian
Nomor (13) : Diisi nama pengadilan negeri penerbit surat
penetapan/persetujuan*) lelang barang bukti
Nomor (14) : Diisi nomor surat penetapan/persetujuan*) lelang barang
bukti
- 14 -

Nomor (15) : Diisi tanggal surat penetapan/persetujuan*) lelang


barang bukti
Nomor (16) : Diisi nomor Peraturan Menteri Keuangan terkait
penilaian barang bukti
Nomor (17) : Diisi judul Peraturan Menteri Keuangan terkait penilaian
barang bukti
Nomor (18) : Diisi nama jabatan Penyidik yang menerbitkan nota
dinas dengan ketentuan:
a. Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai,
dalam hal Atasan Penyidik adalah Penyidik
b. Penyidik dengan pangkat tertinggi dalam hal Atasan
Penyidik bukan Penyidik
Nomor (19) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan nota dinas
Nomor (20) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan nota dinas
Nomor (21) : Diisi nama jabatan Atasan Penyidik
Nomor (22) : Diisi tanda tangan Atasan Penyidik
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Atasan Penyidik

Catatan :
Dalam hal permohonan bantuan penilaian barang bukti ditujukan kepada
Kantor Jasa Penilian Publik (KJPP) atau instansi/lembaga diluar
kementerian keuangan, permohonan bantuan penilaian barang bukti
menggunakan format surat
- 15 -

IV. CONTOH FORMAT PERMINTAAN JADWAL PELAKSANAAN LELANG


BARANG BUKTI
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..
“PRO JUSTITIA”
NOTA DINAS
NOMOR : ND- ….(3)….
Yth. : ….(4)….
Dari : ….(5)….
Sifat : Segera
Lampiran : Satu Berkas
Hal : Permintaan Jadwal Pelaksanaan Lelang Barang Bukti
Tanggal : ….(6)….
Sehubungan dengan adanya barang bukti yang telah mendapat ijin/penetapan*)
Penyitaan dari pengadilan negeri ….(7)…., dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa ….(8)…. telah melakukan penilaian terhadap terhadap barang bukti berupa:
a. ….(9)….
b. ….(9)….
(terlampir surat penilaian barang bukti)
2. Bahwa Tersangka/penasehat hukum Tersangka*) telah membuat surat pernyataan
menyetujui dan tidak keberatan atas barang bukti tersebut dilakukan penjualan secara
lelang pada tahap Penyidikan (terlampir).
3. Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan barang bukti dan penerimaan negara
serta mengingat biaya penyimpanan menjadi terlalu tinggi jika disimpan sampai putusan
pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap maka terhadap barang bukti
sebagaimana dimaksud di atas akan dijual secara lelang pada tahap Penyidikan;
4. Bahwa Ketua Pengadilan Negeri ….(10)…. telah memberikan ijin/penetapan*) untuk
melakukan pelelangan terhadap barang bukti di atas dengan surat penetapan nomor
….(11)…. tanggal ...(12)... (terlampir);
5. Berdasarkan hal-hal di atas, kami mengajukan permintaan jadwal pelaksanaan lelang
secara ….(13)…. terhadap barang bukti sebagaimana terinci dalam lampiran surat ini
dalam ….(14)….;
Demikian di sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.
...(15)...
(selaku Penyidik)

….(16)….
….(17)….
- 16 -

LAMPIRAN
Nota Dinas : ….(18)….
Nomor : ND-….(19)….
Tanggal : ….(20)….

DAFTAR BARANG BUKTI YANG AKAN DIJUAL SECARA LELANG


PADA ….(21)….

Paket/ Jumlah/ Penetapan Penyitaan Nilai Limit


Lot Jenis Barang No. Tgl.
I ….(22)…. ….(23)…. ….(24)…. ….(25)….
II Dst

...(26)...
(selaku Penyidik)

….(27)….
….(28)….
- 17 -

Tata Cara Pengisian


Nota Dinas Permintaan Jadwal Pelaksanaan Lelang Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor nota dinas permintaan jadwal pelaksanaan
lelang barang bukti
Nomor (4) : Diisi nama jabatan kepala kantor tujuan nota dinas
permintaan jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (5) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit nota dinas
permintaan jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (6) : Diisi tanggal nota dinas permintaan jadwal pelaksanaan
lelang barang bukt
Nomor (7) : diisi nama pengadilan negeri yang menerbitkan surat
persetujuan/ijin*) Penyitaan
Nomor (8) : Diisi nama kantor yang melakukan penilaian barang
bukti
Nomor (9) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang dinilai
Nomor (10) : Diisi pengadilan negeri yang menerbitkan surat
penetapan/persetujuan*) lelang barang bukti
Nomor (11) : Diisi nomor surat penetapan/persetujuan*) lelang barang
bukti
Nomor (12) : Diisi tanggal surat penetapan/persetujuan*) lelang
barang bukti
Nomor (13) : Diisi metode lelang
Contoh: E-Auction (Closed Bidding, Open Bidding, dan
lain-lain)
Nomor (14) : Diisi jumlah paket lot yang akan dilelang
Nomor (15) : Diisi jabatan Penyidik penerbit nota dinas permintaan
jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (16) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit nota dinas
permintaan jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
- 18 -

Nomor (17) : Diisi nama Penyidik penerbit nota dinas permintaan


jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (18) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit nota dinas
permintaan jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (19) : Diisi nomor nota dinas permintaan jadwal pelaksanaan
lelang barang bukti
Nomor (20) : Diisi tanggal nota dinas permintaan jadwal pelaksanaan
lelang barang bukti
Nomor (21) : Diisi direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsinya
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (22) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang akan dilelang
Nomor (23) : Diisi nomor surat penetapan Penyitaan barang bukti
Nomor (24) : Diisi tanggal surat penetapan Penyitaan barang bukti
Nomor (25) : Diisi nilai limit barang bukti yang akan dilelang.
Nomor (26) : Diisi jabatan Penyidik penerbit nota dinas permintaan
jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit nota dinas
permintaan jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik penerbit nota dinas permintaan
jadwal pelaksanaan lelang barang bukti
- 19 -

V. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN MENJUAL


LELANG/MUSNAH/TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..
“PRO JUSTITIA”
Nomor : S- ….(3)…. ….(4)….
Sifat : Penting
Lampiran : Satu Bekas
Hal : Pemberitahuan Lelang/Musnah/
Tindakan Pengamanan Lainnya*) Barang Bukti

Yth. ….(5)….
….(6)….
Sehubungan dengan Penyidikan Tindak Pidana ….(7)…., dengan hormat
disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa saat ini kami sedang melakukan Penyidikan Tindak Pidana ….(8)…. yaitu
….(9)…. sebagaimana dimaksud pada Pasal ………………….(10)..…., dengan
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan nomor : ….(11)…. tanggal ….(12)…. atas nama
Tersangka ………………………………………………(13)………………………………….….;
2. Bahwa atas Penyidikan Tindak Pidana …(14)…. tersebut, kami telah melakukan
Penyitaan berdasarkan surat perintah penyitaan dengan nomor : ….(15)…. tanggal
….(16)…., dan ijin Penyitaan/telah mendapatkan persetujuan Penyitaan*) dari pengadilan
negeri ….(17)…. dengan nomor : ….(18)…. tanggal ….(19)…., barang bukti berupa:
a. …………………………………….(20)…………………………………………………….….
b. …………………………………….(20)…………………………………………………….….
yang saat ini berada di ……………...(21)……………………………………………………….;
3. Bahwa sesuai dengan surat pernyataan Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
tertanggal ….(22)…., Tersangka telah menyetujui dan tidak keberatan jika barang bukti
tersebut akan dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan lainnya*) berupa
hibah/pelepasliaran/lainnya*) pada tahap Penyidikan berdasarkan Pasal 45 KUHAP;
4. Bahwa telah dilakukan pemotretan/penyisihan barang bukti*) untuk kepentingan
pembuktian di persidangan;
5. Dapat kami sampaikan bahwa pertimbangan lelang barang bukti yaitu:
a. Tersangka/penasehat hukum Tersangka*) telah membuat surat pernyataan dengan
meterai yang cukup tanggal ….(23)…., bahwa Tersangka menyetujui dan tidak
keberatan jika barang bukti sebagaimana dimaksud pada angka 2
dilelang//dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan lainnya*) berupa
hibah/pelepasliaran/lainnya*) pada tahap Penyidikan berdasarkan pasal 45 KUHAP;
- 20 -

b. Surat persetujuan/penetapan*) lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*)


berupa hibah/pelepasliaran/lainnya*) Barang Bukti dari pengadilan negeri ….(24)….
nomor ….(25)…. tanggal …(26)….
c. Kondisi barang bukti lekas rusak/busuk/membahayakan/nilai ekonomisnya lekas
turun dan/atau biaya penyimpanan dan perawatan sangat tinggi apabila menunggu
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap*);
d. Berdasarkan Pasal ….(27)…..
e. .......(28).........
6. Berdasarkan ketentuan Pasal 45 KUHAP, dengan ini kami bermaksud melelang/
memusnahkan/melakukan tindakan pengamanan lainnya*) berupa
hibah/pelepasliaran/lainnya*) barang bukti dimaksud dan mempergunakan uang hasil
lelang/foto barang bukti dan/atau barang bukti yang disisihkan*), dokumentasi
pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*), berita acara pemusnahan/berita acara
tindakan pengamanan lainnya*) sebagai pengganti barang bukti di persidangan;
7. Waktu dan tanggal pelaksanaan lelang barang bukti akan kami informasikan lebih lanjut.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima
kasih.
….(29)….
(selaku Penyidik
….(30)….
….(31)….

Tembusan :
….(32)….
*) coret yang tidak perlu
- 21 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Lelang/Musnah/Tindakan Pengamanan
Lainnya Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsinya di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat pemberitahuan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (4) : Diisi tanggal surat pemberitahuan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (5) : Diisi nama jabatan tujuan surat
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
(Contoh: Direktur Penuntutan pada Jampidsus atau
Kepala Kejaksaan Tinggi atau Kepala Kejaksaan Negeri)
Nomor (6) : Diisi alamat tujuan surat pemberitahuan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (7) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
Undang-Undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (8) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (9) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan Tindak Pidana
Nomor (10) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (11) : Diisi nomor surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (13) : Diisi nama lengkap Tersangka
Nomor (14) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
- 22 -

(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menurut


undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (15) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (16) : Diisi tangal surat perintah Penyitaan
Nomor (17) : Diisi nama pengadilan negeri yang menerbitkan surat
persetujuan/ijin Penyitaan
Nomor (18) : Diisi nomor persetujuan/ijin Penyitaan
Nomor (19) : Diisi tanggal persetujuan/ijin Penyitaan
Nomor (20) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang akan
dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan
lainnya*)
Nomor (21) : Diisi tempat penyimpanan barang bukti yang akan
dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan
lainnya*)
Nomor (22) : Diisi tanggal surat pernyataan Tersangka/penasehat
hukum Tersangka*) setuju dan tidak keberatan barang
bukti dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan
pengamanan lainnya*) pada tahap Penyidikan
Nomor (23) : Diisi tanggal surat pernyataan Tersangka/penasehat
hukum Tersangka*) bersedia untuk dilakukan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (24) : Diisi nama pengadilan negeri yang menerbitkan surat
persetujuan/penetapan lelang/musnahkan/tindakan
pengamanan lainnya*) barang bukti
Nomor (25) : Diisi nomor surat persetujuan/penetapan*)
lelang/musnahkan/tindakan pengamanan lainnya*)
barang bukti
Nomor (26) : Diisi tanggal surat persetujuan/penetapan*)
lelang/musnahkan/tindakan pengamanan lainnya*)
barang bukti
Nomor (27) : Diisi dasar Pasal dalam undang-undang barang yang
tersangkut tindak pidana dirampas negara
Dalam hal tindak pidana kepabeanan:
a. Pasal 109 ayat (1) Undang-Undang Kepabeanan
b. Pasal 109 ayat (2) Undang-Undang Kepabeanan
c. Pasal 109 ayat (2a) Undang-Undang Kepabeanan
- 23 -

d. Penjelasan Pasal 109 ayat (2) Undang-Undang


Kepabeanan
e. Penjelasan Pasal 109 ayat (2a) Undang-Undang
Kepabeanan
Dalam hal Tindak Pidana Cukai:
a. Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang Cukai
b. Pasal 62 ayat (2) Undang-Undang Cukai
c. Penjelasan Pasal 62 ayat (2) Undang-Undang Cukai
Nomor (28) : Diisi pertimbangan lainnya
Contoh dalam hal barang bukti akan dilakukan tindakan
pengamanan lainnya berupa hibah diisi nomor dan
tanggal surat pernyataan dari pimpinan
instansi/lembaga/yayasan/dan lainnya terkait kesediaan
menerima barang bukti
Nomor (29) : Diisi jabatan Penyidik penerbit surat pemberitahuan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat
pemberitahuan lelang/musnah/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik penerbit su surat pemberitahuan
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (32) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan surat
pemberitahuan lelang/musnah/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
- 24 -

VI. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PELELANGAN/PEMUSNAHAN/


TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..
“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PELELANGAN/PEMUSNAHAN/
TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA*) BARANG BUKTI
NOMOR: SPRINT - ….(3)….

DASAR : 1. Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum


Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor ....(4).... tanggal ....(5)....
5. Surat Penetapan/Persetujuan*) Lelang/Musnah/tindakan
pengamanan lainnya*) Barang Bukti dari Pengadilan Negeri
....(6).... nomor ....(7).... tanggal ....(8)....

PERTIMBANGAN : 1. Bahwa kondisi barang bukti lekas rusak/busuk/membahayakan/


nilai ekonomisnya akan turun*) dan/atau biaya penyimpanan dan
perawatan sangat tinggi apabila menunggu putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap
2. Bahwa untuk maksud tersebut perlu dikeluarkan Surat Perintah
Lelang/Musnah/Tindakan Pengamanan Lainnya*)

DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama : ………(9)………………………..……………………
Pangkat/Gol : ….......(10)…………………….................................
Jabatan : ………(11)…selaku ......(12)...................................
2. Nama : ………(13)…………………….................................
Pangkat/Gol : ………(14)…………………….................................
Jabatan : ………(15)…..........................................................
- 25 -

UNTUK : 1. Melakukan pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan


lainnya*) barang bukti dugaan Tindak Pidana di bidang
……(16)….., yaitu ….(17)….diduga melanggar Pasal ….(18)….,
berupa :
a. ……………………(19)………………………………………………
b. ……………………(19)………………………………………………
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat berita
acara lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*)
3. Surat Perintah berlaku sejak tanggal dikeluarkan sampai dengan
selesai.

Dikeluarkan di : ….(20)….
Pada tanggal : ….(21)….
Mengetahui *) …….….(22)….……
…….(25)…… Selaku Penyidik

…….(26)….... ..………(23)………..
…….(27)….... ………..(24)……….

*) Coret yang tidak perlu


- 26 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pelelangan/Pemusnahan/Tindakan Pengamanan Lainnya
Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya*) barang bukti
Nomor (4) : Diisi nomor surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tanggal surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (6) : Diisi nama pengadilan negeri yang menerbitkan surat
penetapan/persetujuan*) lelang/musnah/tindakan
pengamanan lainnya*) barang bukti
Nomor (7) : Diisi nomor surat penetapan/persetujuan*)
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (8) : Diisi tanggal surat penetapan/persetujuan*) lelang
lelang/musnah/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (9) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (10) : Diisi pangkat dan golongan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Disisi kedudukan Penyidik, dengan ketentuan
a. Dalam hal dilakukan pelelangan barang bukti diisi
pejabat penjual lelang
b. Dalam hal dilakukan pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya barang bukti diisi ketua
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi pangkat dan golongan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/undang-undang lain yang menjadi
- 27 -

kewenangan Penyidik)
Nomor (17) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan Tindak Pidana
Nomor (18) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (19) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang akan
dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan
lainnya
Nomor (20) : Diisi nama kota tempat penerbitan surat perintah
Nomor (21) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah
Nomor (22) : Diisi nama jabatan Penyidik yang menerbitkan surat
perintah dengan ketentuan:
a. Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai,
dalam hal Atasan Penyidik adalah Penyidik
b. Penyidik dengan pangkat tertinggi dalam hal Atasan
Penyidik bukan Penyidik
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan surat
perintah
Nomor (24) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan surat perintah
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Atasan Penyidik
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Atasan Penyidik
Nomor (27) : Diisi nama Atasan Penyidik
- 28 -

VII. CONTOH FORMAT SURAT PENETAPAN NILAI LIMIT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..
“PRO JUSTITIA”
SURAT PENETAPAN NILAI LIMIT
NOMOR: S.TAP - ….(3)….

DASAR : 1. Pasal 45 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang nomor 39 tahun 2007;
4. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor:...(4)...tanggal ...(5)....
5. Surat Penetapan/persetujuan*) Lelang dari Pengadilan Negeri
....(6).... nomor ....(7).... tanggal ....(8)....
6. Surat Penilaian Barang Bukti dari ....(9).... nomor ....(10)....
tanggal ....(11)....
7. Surat Perintah Lelang Barang Bukti nomor ....(12).... tanggal
.................(13).....................
PERTIMBANGAN : 1. Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan barang bukti
dan penerimaan negara serta mengingat biaya penyimpanan
menjadi terlalu tinggi, apabila barang bukti disimpan sampai
putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap maka
terhadap barang bukti akan dilelang pada tahap Penyidikan
sesuai pasal 45 KUHAP melalui .............(14)..........
2. Bahwa untuk maksud tersebut perlu dikeluarkan surat
penetapan nilai limit
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : 1. Nilai limit lelang barang bukti pada …..…(15)……….
No Jumlah Barang Jenis Barang Nilai Limit
1. ……(16)……. ……(17)……. ……(18)……
.
2. Penetapan nilai limit ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
- 29 -

Ditetapkan di : ……..(19)…….
Pada tanggal : ……..(20)…….
Mengetahui*) …(21)…
………(24)……. Selaku Penyidik

………(25)……. ………(22)…….
………(26)……. ………(23)…….

*) Coret yang tidak perlu


- 30 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penetapan Nilai Limit

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat penetapan nilai limit
Nomor (4) : Diisi nomor surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tanggal surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (6) : Diisi nama pengadilan negeri yang menerbitkan surat
penetapan/persetujuan*) lelang
Nomor (7) : Diisi nomor surat penetapan/persetujuan*) lelang
Nomor (8) : Diisi tanggal surat penetapan/persetujuan*) lelang
Nomor (9) : Diisi nama kantor yang melakukan penilaian barang
bukti
(Contoh: KPKNL Bekasi)
Nomor (10) : Diisi nomor surat penilaian barang bukti
Nomor (11) : Diisi tanggal surat penilaian barang bukti
Nomor (12) : Diisi nomor surat perintah lelang barang bukti
Nomor (13) : Diisi tanggal surat perintah lelang barang bukti
Nomor (14) : Diisi nama kantor yang akan melaksanakan lelang
barang bukti
(Contoh: KPKNL Bekasi)
Nomor (15) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan lelang barang bukti
Nomor (16) : Diisi jumlah barang yang ditetapkan nilai limit
Nomor (17) : Diisi jenis barang yang ditetapkan nilai limit
Nomor (18) : Diisi nilai limit barang bukti yang ditetapkan
(Contoh: Rp1.000.000,- (satu juta rupiah))
Nomor (19) : Diisi nama kota tempat penerbitan surat penetapan nilai
limit
Nomor (20) : Diisi tanggal penerbitan surat penetapan nilai limit
- 31 -

Nomor (21) : Diisi nama jabatan Penyidik yang menerbitkan surat


penetapan nilai limit dengan ketentuan:
a. Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
adalah Penyidik
b. Penyidik dengan pangkat tertinggi dalam hal
Atasan Penyidik bukan Penyidik
Nomor (22) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan surat
penetapan nilai limit
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan surat penetapan
nilai limit
Nomor (24) : Diisi nama jabatan Atasan Penyidik
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Atasan Penyidik
Nomor (26) : Diisi nama Atasan Penyidik
- 32 -

VIII. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PELELANGAN/PEMUSNAHAN/


TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..
“PRO JUSTITIA”
BERITA ACARA PELELANGAN/PEMUSNAHAN/
TINDAKAN PENGAMANAN LAINNYA*) BARANG BUKTI

------------ Pada hari ini ……(3)…….. tanggal ……(4)…….. bulan ……(5)…….. tahun
……(6)…….., bertempat di ……(7)…….., kami yang bertandatangan dibawah ini : -----------
1. Nama : ……(8)…….. ------------------------------------------------------------------
Pangkat / Gol. : ……(9)…….. / ……(10)…….. ---------------------------------------------
Jabatan : ……(11)…….. selaku ......(12)……. --------------------------------------
2. Nama :..……(8)……..-------------------------------------------------------------------
Pangkat / Gol. : …….(9)…….. / ……(10)…….. ---------------------------------------------
Jabatan : ……(11)…….. selaku Penyidik -------------------------------------------
Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : …(13)… tanggal ……………(14)……..…
2. Surat Penetapan/Ijin* Penyitaan Nomor : …...(15)…….. tanggal …….(16)………..;
3. Surat Penetapan/Persetujuan*) Pemusnahan/pemusnahan/tindakan pengamanan
lainnya*) Barang Bukti nomor : ……(17)…….. tanggal ………………….(18)………..;
4. Surat Pernyataan Tersangka/penasehat hukum Tersangka*) tanggal …..(19)…………;
5. Surat Perintah Pelelangan/Pemusnahan/Tindakan Pengamanan lainnya*) Barang
Bukti Nomor : …(20)… tanggal ……(21)……..............................................................
Telah melaksanakan pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*) berupa
hibah/pelepasliaran/lainnya*) barang bukti pada tahap Penyidikan sesuai Pasal 45
KUHAP berupa : -----------------------------------------------------------------------------------------------
a. ……(22)……..; --------------------------------------------------------------------------------------------
b. dst; -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pelaksanaan pelelangan /pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*) barang bukti
sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------------------------------------
a. ……(23)……..; --------------------------------------------------------------------------------------------
b. dst; ----------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------Kegiatan pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*)barang bukti,
dengan disaksikan oleh: -------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : ……(24)…….. ----------------------------------------------------------------------------
Alamat : ……(25)…….. ----------------------------------------------------------------------------
- 33 -

Pekerjaan : ……(26)…….. selaku Tersangka/penasehat hukum Tersangka*) ---------


2. Nama : ……(27)…….. ----------------------------------------------------------------------------
Alamat : ……(28)…….. ----------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : ……(29)…….. ---------------------------------------------------------------------------
------------ Demikian Berita Acara Pelelangan/Pemusnahan/Tindakan Pengamanan
lainnya*) Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya, kemudian ditutup dan
ditandatangani pada hari dan tanggal tersebut di atas. ------------------------------------------------
Yang Melaksanakan
Penyidik,

……(30)……..

……(31)……..
Saksi-Saksi :
Tersangka/penasehat hukum Tersangka*),

……(32)……..

1. ……(33)……..

……(34)……..

2. ……(35)……..
*) Coret yang tidak perlu
- 34 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pelelangan/Pemusnahan/Tindakan Pengamanan Lainnya*)
Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari pelaksanaan pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya barang bukti
Nomor (4) : Diisi tanggal pelaksanaan pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya barang bukti
Nomor (5) : Diisi bulan pelaksanaan pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya barang bukti bukti
Nomor (6) : Diisi tahun pelaksanaan pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya barang bukti bukti
Nomor (7) : Diisi tempat pelaksanaan pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya barang bukti
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melaksanakan
pelelangan/pemusnahan/ tindakan pengamanan lainnya
barang bukti
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melaksanakan
pelelangan/pemusnahan/ tindakan pengamanan lainnya
barang bukti
Nomor (10) : Diisi golongan Penyidik melaksanakan
pelelangan/pemusnahan/ tindakan pengamanan lainnya
barang bukti
Nomor (11) : Diisi jabatan Penyidik pelelangan/pemusnahan/
tindakan pengamanan lainnya barang bukti
Nomor (12) : Diiisi kedudukan Penyidik, dengan ketentuan
a. Dalam hal dilakukan pelelangan barang bukti diisi
pejabat penjual lelang
b. Dalam hal dilakukan pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya barang bukti diisi ketua
- 35 -

Nomor (13) : Diisi nomor surat perintah tugas Penyidikan


Nomor (14) : Diisi tanggal surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (15) : Diisi nomor surat persetujuan/ijin* Penyitaan
Nomor (16) : Diisi tanggal surat persetujuan/ijin* Penyitaan
Nomor (17) : Diisi nomor surat penetapan/persetujuan
pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
Nomor (18) : Diisi tanggal surat penetapan/persetujuan
pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
Nomor (19) : Diisi tanggal surat pernyataan Tersangka bersedia
dilakukan pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya*) pada tahap Penyidikan
Nomor (20) : Diisi nomor surat perintah
pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
Nomor (21) : Diisi nomor surat perintah
pelelangan/pemusnahan/tindakan pengamanan
lainnya*) barang bukti
Nomor (22) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang
dilelang/dimusnahkan/dilakukan tindakan pengamanan
lainnya
Nomor (23) : Diisi jalannya pelaksananaan pelelangan
/pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*), dengan
ketentuan:
a. Dalam hal barang bukti dilakukan pelelangan,
sekurang-kurangnya memuat data:
1) Metode lelang secara E-Auction (Closed Bidding,
Open Biding, dan lain-lain)
2) Nama pejabat lelang dari KPKNL
3) Jumlah peserta lelang yang mendaftar
4) Jumlah peserta lelang yang melakukan penawaran
5) Waktu penutupan penawaran lelang
6) Nama pemenang lelang
7) Harga terbentuk
8) Informasi lain terkait pelaksanaan lelang
- 36 -

b. Dalam hal barang bukti dilakukan pelelangan,


sekurang-kurangnya memuat data:
1) Cara pemusnahan (dibakar, ditimbun, digilas dan
lain-lain)
2) Informasi lain terkait jalannya pemusnahan barang
bukti
c. Dalam hal barang bukti dilakukan tindakan
pengamanan lainnya berupa hibah, sekurang-
kurangnya memuat data:
1) Nama intansi/yayasan/lembaga penerima hibah
2) Nama, alamat, pekerjaan yang menerima hibah
3) Informasi lainnya terkait jalannya hibah
d. Dalam hal barang bukti dilakukan tindakan
pengamanan lainnya berupa pelepasliaran, sekurang-
kurangnya memuat data :
1) Cara pelepasliaran barang bukti
2) Informasi lainnya terkait jalannya pelepasliaran
Nomor (24) : Diisi nama Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
yang menyaksikan pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya*) barang bukti
Nomor (25) : Diisi alamat Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
yang menyaksikan pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya*) barang bukti
Nomor (26) : Diisi pekerjaan Tersangka/penasehat hukum Tersangka*)
yang menyaksikan pelelangan/pemusnahan/tindakan
pengamanan lainnya*) barang bukti
Nomor (27) : Diisi nama Saksi yang menyaksikan pelelangan
/pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
(Contoh: saksi dari pihak kejaksaan/pengadilan/
Penyidik)
Nomor (28) : Diisi alamat Saksi yang menyaksikan pelelangan
/pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Nomor (29) : Diisi pekerjaan Saksi yang menyaksikan pelelangan
/pemusnahan/tindakan pengamanan lainnya*) barang
bukti
Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER- 19 /BC/2021
Tentang
Tata Laksana Penyidikan di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

CONTOH FORMAT BERITA ACARA GELAR PERKARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA GELAR PERKARA

----------- Pada hari ini ……(3)…… tanggal ……(4)…… bulan ……(5)…… tahun ……(6)……, di
……………………(7) …………………… -----------------------------------------------------------------------

Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana nomor LK-…………(8)………… tanggal
…………(9)…………; --------------------------------------------------------------------------------------------
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor SPTP-…………(10)………… tanggal
…………(11)…………; ------------------------------------------------------------------------------------------

Hasil gelar perkara berisi: -------------------------------------------------------------------------------------------


………………………………………………………(12)…………………………………………………

Kesimpulan: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
………………………………………………………(13)…………………………………………………

Rencana kegiatan penyidikan: -------------------------------------------------------------------------------------


………………………………………………………(14)…………………………………………………

Melakukan mitigasi atas risiko yang mungkin terjadi antara lain: -----------------------------------------
………………………………………………………(15)…………………………………………………

Demikian berita acara gelar perkara ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di .........(16)......... pada hari dan tanggal tersebut
di atas.---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

…………(17)………… …………(17)………… …………(17)…………


Selaku Penyidik Selaku Penyidik Selaku Penyidik

…………(18)………… …………(18)………… …………(18)…………

…………(19)………… …………(19)………… …………(19)…………


-2-

TATA CARA PENGISIAN


BERITA ACARA GELAR PERKARA

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Berita
Acara Gelar Perkara
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Berita
Acara Gelar Perkara
Nomor (3) : Diisi hari penerbitan berita acara gelar perkara
Nomor (4) : Diisi tanggal penerbitan berita acara gelar perkara
Nomor (5) : Diisi bulan penerbitan berita acara gelar perkara
Nomor (6) : Diisi tahun penerbitan berita acara gelar perkara
Nomor (7) : Diisi tempat penerbitan berita acara gelar perkara
Nomor (8) : Diisi nomor LK
Nomor (9) : Diisi tanggal LK
Nomor (10) : Diisi nomor surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (11) : Diisi tanggal surat perintah tugas Penyidikan
Nomor (12) : Diisi hasil gelar perkara, antara lain fakta-fakta hukum, alat
bukti, dan barang bukti yang telah didapat
Nomor (13) : Diisi kesimpulan hasil gelar perkara, antara lain telah
diperoleh bukti yang cukup seseorang atau korporasi dengan
ditetapkan sebagai Tersangka/menghentikan Penyidikan
karena tidak cukup bukti, bukan perkara pidana,
dll/membuka kembali perkara pidana untuk dilakukan
Penyidikan berdasarkan bukti baru/melanjutkan proses
Penyidikan*)
Nomor (14) : Diisi rencana kegiatan Penyidikan antara lain menerbitkan
surat penetapan Tersangka/menghentikan Penyidikan
perkara pidana/melakukan Penyidikan kembali perkara
pidana/daftar rencana kegiatan Penyidikan selanjutnya*)
Nomor (15) : Diisi daftar rencana mitigasi risiko yang akan dilakukan
Nomor (16) : Diisi nama kota tempat penerbitan berita acara gelar perkara
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang menandatangani berita acara gelar
perkara
Nomor (18) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menandatangani berita
acara gelar perkara
Lampiran III
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER- 19 /BC/2021
Tentang
Tata Laksana Penyidikan di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
CONTOH FORMAT LABEL BARANG BUKTI

LABEL BARANG BUKTI

LAK
dan
STEMPEL
Disita dari
Lampiran IV
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER- 19/BC/2021
Tentang
Tata Laksana Penyidikan Di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

A. CONTOH FORMAT LK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

LAPORAN KEJADIAN TINDAK PIDANA


NOMOR : LK-….(3)../….(4)…./PPNS/….(5)….

------Pada hari ….(6).… tanggal ….(7)…. bulan ….(8).... tahun ….(9).…, Saya :

Nama : ……………………………(10).………………………………….
Pangkat / Golongan : ……………………………(11)..…………………………………
Jabatan : ……………………………(12)…………………………………..

Berdasarkan ……(13)…… melaporkan terdapat bukti permulaan yang cukup adanya


dugaan tindak pidana: …….(14)…….. (kepabeanan, cukai, dan/atau Tindak Pidana
Pencucian Uang)

Tempat Kejadian : …………………………(15).…………………………………..


Waktu Kejadian : …………………………(16).…………………………………..
Uraian Kejadian : …………………………(17).…………………………………..
Pasal yang dilanggar : …………………………(18)……………………………………

-------Kejadian tersebut saya laporkan kepada ………(19)……….. untuk penanganan lebih


lanjut.----------------------------------------------------------------------------------------------------

-------Demikian laporan terjadinya tindak pidana ini saya buat dengan sebenarnya
dengan mengingat sumpah jabatan.----------------------------------------------------------------

Yang Melaporkan,
………………..(20)……………….
Selaku Penyidik

………………..(21)………….…….

………………..(22)……….……….
-2-

Tata Cara Pengisian


Laporan Kejadian Tindak Pidana

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (6) : Diisi hari menerima Laporan dugaan terjadinya Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal menerima laporan dugaan terjadinya Tindak
Pidana
Nomor (8) : Diisi bulan menerima laporan dugaan terjadinya Tindak
Pidana
Nomor (9) : Diisi tahun menerima laporan dugaan terjadinya Tindak
Pidana
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang melaporkan dugaan terjadinya
Tindak Pidana
Nomor (11) : Diisi pangkat/Golongan Penyidik yang melaporkan dugaan
terjadinya Tindak Pidana
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang melaporkan dugaan terjadinya
Tindak Pidana
Nomor (13) : Diisi hasil Penelitian Pendahuluan/ Laporan Hasil Penelitian
(pilih salah satu)
Nomor (14) : Diisi jenis Tindak Pidana (Kepabeanan/Cukai/Tindak Pidana
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai)
Nomor (15) : Diisi tempat terjadinya dugaan Tindak Pidana (locus)
Nomor (16) : Diisi waktu terjadinya dugaan Tindak Pidana (tempus)
Nomor (17) : Diisi uraian kejadian dugaan Tindak Pidana
Nomor (18) : Diisi dugaan Pasal yang dilanggar
Nomor (19) : Diisi Nama Jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea dan Cukai
-3-

Nomor (20) : Diisi nama Jabatan Pejabat Eselon IV yang melaksanakan


tugas dan fungsi di bidang Penyidikan, Pejabat Fungsional
yang setara, atau Penyidik dengan pangkat tertinggi
Nomor (21) : Diisi tanda tangan Pejabat Eselon IV yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan, Pejabat Fungsional yang
setara, atau Penyidik dengan pangkat tertinggi
Nomor (22) : Diisi nama Pejabat Eselon IV yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan, Pejabat Fungsional yang setara,
atau Penyidik dengan pangkat tertinggi
-4-

B. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH TUGAS PENYIDIKAN (SPTP BELUM


MENCANTUMKAN IDENTITAS TERSANGKA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH TUGAS PENYIDIKAN


NOMOR: SPTP- ….(3)…. /….(4)…. /PPNS/….(5)….

DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;


2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana telah diubah beberapa
kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*)
7. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor ....(7)....
PERTIMBANGAN : 1. Bahwa dengan adanya laporan terjadinya tindak pidana di bidang ….(8)…. maka
dipandang perlu untuk mencari dan mengumpulkan bukti guna membuat terang
tindak pidana yang terjadi dan menemukan Tersangkanya
2. Bahwa untuk maksud tersebut perlu dikeluarkan Surat Perintah Tugas
Penyidikan
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama : ………………………………(9)…………………………………..
Pangkat : ………………………………(10)…………………………………..
Jabatan : ………………………………(11)…………………………………..
UNTUK : 1. Melakukan tugas Penyidikan terhadap perkara dugaan tindak pidana di bidang
……(12), yaitu ….(13)…. diduga melanggar Pasal ….(14)…. Undang-Undang
….(15)….
2. Melakukan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan hasilnya
3. Surat Perintah Penyidikan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan
-5-

Dikeluarkan di : ….(16)….
Pada tanggal : ….(17)….(18)…..(19)
Mengetahui …….….(20)….……
…….(23)…… Selaku Penyidik

…….(24)….... ………..(21)……….

…….(25)….... ………..(22)……….
….....(27)…....

Tembusan:
1. ……(26)…….
2. ……(27)…….
3. ……(28)…….
-6-

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Tugas Penyidikan
(Umum/Belum ada nama Tersangka)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (4) : Diisi kode Kantor yang melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor dan tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (9) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (10) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (13) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (14) : Diisi Pasal Pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (15) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (16) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya Surat Perintah Tugas
Penyidikan
Nomor (17) : Diisi tanggal diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (18) : Diisi bulan diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (19) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
-7-

Nomor (20) : Diisi nama Jabatan Penyidik yang menerbitkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan
Nomor (21) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan
Nomor (22) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan Surat Perintah Tugas
Penyidikan
Nomor (23) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (24) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (26) : Diisi kepala Bareskrim Polri atau Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia sederajat
Nomor (27) : Diisi:
1. Direktur yang melakukan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan (dalam hal Penyidikan dilakukan oleh KPPBC,
Kantor Wilayah atau KPU BC); dan
2. Kepala Kantor Wilayah (dalam hal Penyidikan dilakukan
oleh KPPBC);
Nomor (28) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan Surat Perintah
Tugas Penyidikan
-8-

B. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH TUGAS PENYIDIKAN (SPTP


MENCANTUMKAN IDENTITAS TERSANGKA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH TUGAS PENYIDIKAN


NOMOR: SPTP- ….(3)…. /….(4)…. /PPNS/….(5)….

DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;


2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
7. Laporan Kejadian Nomor ....(7)....
8. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor ....(8)....
PERTIMBANGAN : 1. Bahwa dengan adanya laporan terjadinya tindak pidana di bidang ….(9)…. maka
dipandang perlu untuk mencari dan mengumpulkan bukti guna membuat terang
tindak pidana yang terjadi dan menemukan Tersangkanya
2. Bahwa untuk maksud tersebut perlu dikeluarkan Surat Perintah Tugas
Penyidikan
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama : ………………………………(10)…………………………………..
Pangkat : ………………………………(11)…………………………………..
Jabatan : ………………………………(12)…………………………………..

UNTUK : 1. Melakukan tugas Penyidikan terhadap perkara dugaan tindak pidana di bidang
……(13), yaitu ….(14)…. diduga melanggar Pasal ….(15)…. Undang-Undang
….(16)…., yang diduga dilakukan oleh:
Nama : …….……………...…(17)……………………………
Jenis Kelamin : …….……………...…(18)……………………………
Tempat/Tanggal Lahir : …….……………...…(19)……………………………
Pekerjaan : …….……………...…(20)……………………………
Kewarganegaraan : …….……………...…(21)……………………………
Agama : …….……………...…(22)……………………………
Alamat sesuai identitas : …….……………...…(23)……………………………
2. Melakukan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan melaporkan hasilnya
3. Surat Perintah Penyidikan ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan
-9-

Dikeluarkan di : ….(24)….
Pada tanggal : ….(25)….(26)…..(27)
Mengetahui …….….(28)….……
…….(31)…… Selaku Penyidik

…….(32)….... ..………(29)………..
…….(33)….... ………..(30)……….

Tembusan:
1. ……(34)…….
2. ……(35)…….
3. ……(36)…….
- 10 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Tugas Penyidikan
(Khusus/Sudah ada nama Tersangka)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (4) : Diisi kode Kantor yang melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan yang belum
menyebutkan nama Tersangka
Nomor (9) : Diisi bidang Pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi pangkat/ Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (14) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan Tindak Pidana
Nomor (15) : Diisi Pasal Pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (16) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (17) : Diisi nama Tersangka
Nomor (18) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (19) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
- 11 -

Nomor (20) : Diisi pekerjaan Tersangka


Nomor (21) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (22) : Diisi agama Tersangka
Nomor (23) : Diisi alamat sesuai identitas Tersangka
(KTP/SIM/PASPORT/KITAS/dll)
Nomor (24) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya Surat Perintah Tugas
Penyidikan
Nomor (25) : Diisi tanggal diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (26) : Diisi bulan diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (27) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (28) : Diisi nama Jabatan Penyidik yang menerbitkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan Surat Perintah Tugas
Penyidikan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan
Nomor (31) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (33) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (34) : Diisi Kepala Bareskrim Polri atau Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia sederajat
Nomor (35) : Diisi:
1. Direktur yang melakukan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan (dalam hal Penyidikan dilakukan oleh
KPPBC, Kantor Wilayah atau KPU BC); dan
2. Kepala Kantor Wilayah (dalam hal Penyidikan dilakukan
oleh KPPBC);
Nomor (36) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan Surat Perintah
Tugas Penyidikan.
- 12 -

C. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN


(SPDP BELUM MENCANTUMKAN IDENTITAS TERSANGKA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : PDP-….(3)…./….(4)…./PPNS/….(5)….. ….(6)…., ….(7)…., ….(8)….


Sifat : Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

Yth. .........(9)...........
Di ……….(10)……..

1. RUJUKAN:
a. Pasal 109 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
b. Pasal 112 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
c. Pasal 63 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007;
d. Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana
Kepabeanan dan Cukai;
e. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor ………….………..(11)………..…….….
f. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor …………..……….(12)………….……..
2. Dengan ini Kami memberitahukan bahwa pada hari……...(13)….…., tanggal
………..(14)………, bulan ………(15)……….., tahun ………….(16)…......., telah dimulai
Penyidikan Tindak Pidana …………………..……..(17)…………..…………….,
yaitu…………………………....……..(18)……….…………………………………………………….
Sebagaimana dimaksud dalam Pasal ......…(19)……, Undang-Undang
……………..………………………….(20)…………………………………………….……………….
3. Demikian untuk menjadi maklum.

Mengetahui, ………………..(21)……………….
………………..(24)………………. Selaku Penyidik

………………..(25)………………. ………………..(22)……………….

………………..(26)………………. ………………..(23)……………….

Tembusan :
1. …………………(27)………………………
2. …………………(28)………………………
3. …………………(29)………………………
- 13 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
(Umum/Belum ada nama Tersangka)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan
Nomor (6) : Diisi tanggal Surat Dimulainya Penyidikan (dalam angka)
Nomor (7) : Diisi bulan Surat Dimulainya Penyidikan (dalam huruf)
Nomor (8) : Diisi tahun Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tujuan (Penerima) Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus/Kepala Kejaksaan Tinggi/Kepala Kejaksaan Negeri)
Nomor (10) : Diisi tempat kedudukan penerima Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nomor dan tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (12) : Diisi nomor dan tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (13) : Diisi hari dimulainya Penyidikan
Nomor (14) : Diisi tanggal dimulainya Penyidikan (ditulis huruf)
Nomor (15) : Diisi bulan dimulainya Penyidikan (ditulis huruf)
Nomor (16) : Diisi tahun dimulainya Penyidikan (ditulis huruf)
Nomor (17) : Diisi jenis tindak pidana (Kepabeanan/Cukai/tindak pidana
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (18) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (19) : Diisi Pasal yang disangkakan
Nomor (20) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (ditulis lengkap)
Nomor (21) : Diisi nama Jabatan Penyidik yang menerbitkan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
- 14 -

Nomor (22) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan Surat


Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan
Nomor (24) : Diisi nama Jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan
Nomor (26) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (27) : Diisi Kepala Bareskrim Polri atau Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia sederajat
Nomor (28) : Diisi:
1. Direktur yang melakukan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan (dalam hal Penyidikan dilakukan oleh
KPPBC, Kantor Wilayah atau KPU BC); dan
2. Kepala Kantor Wilayah (dalam hal Penyidikan dilakukan
oleh KPPBC);
Nomor (29) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan.
- 15 -

B. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN


(MENCANTUMKAN IDENTITAS TERSANGKA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : PDP-….(3)…./….(4)…./PPNS/….(5)….. ….(6)…., ….(7)…., ….(8)….


Sifat : Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

Yth. .........(9)...........
Di ……….(10)……..

1. RUJUKAN:
a. Pasal 109 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
b. Pasal 112 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 ;
c. Pasal 63 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 ;
d. Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana
Kepabeanan dan Cukai;
e. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor .………….………..(11)………..…….…
f. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor …………..……(12)………….……..
g. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor ……………….(13)…………………
h. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan nomor …...(14)………………...
2. Dengan ini Kami memberitahukan bahwa pada hari……...(15)….…., tanggal
………..(16)………, bulan ………(17)……….., tahun ………….(18)…......., telah dimulai
Penyidikan Tindak Pidana …………………..……..(19)…………..…………….,
yaitu…………………………....……(20)………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………… Sebagaimana
dimaksud dalam Pasal ......…(21)……, Undang-Undang
……………..……(22)………………………., yang diduga dilakukan oleh:
Nama : ………………………….(23)……………………………..
Nomor Identitas : ………………………….(24)……………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………….(25)……………………………..
Jenis Kelamin : ………………………….(26)……………………………..
Kewarganegaraan : ………………………….(27)……………………………..
Pekerjaan : ………………………….(28)……………………………..
Alamat Sesuai Identitas : ………………………….(29)……………………………..
- 16 -

3. Demikian untuk menjadi maklum.

Mengetahui, ………………..(30)……………….
………………..(33)………………. Selaku Penyidik

………………..(34)………………. ………………..(31)……………….

………………..(35)………………. ………………..(32)……………….

Tembusan :
1. …………………(36)………………………
2. …………………(37)………………………
3. …………………(38)………………………
- 17 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
(Khusus/Sudah ada nama Tersangka)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan
Nomor (6) : Diisi tanggal Surat Dimulainya Penyidikan (dalam angka)
Nomor (7) : Diisi bulan Surat Dimulainya Penyidikan (dalam huruf)
Nomor (8) : Diisi tahun Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tujuan Surat (Penerima) Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan. (Direktur Penuntutan Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus/Kepala Kejaksaan Tinggi/Kepala Kejaksaan
Negeri)
Nomor (10) : Diisi tempat kedudukan penerima Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nomor dan tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (12) : Diisi nomor dan tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
(belum menyebut nama Tersangka)
Nomor (13) : Diisi Nomor dan tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
(sudah menyebut nama Tersangka)
Nomor (14) : Diisi nomor dan tanggal Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan (belum menyebut nama Tersangka)
Nomor (15) : Diisi hari dimulainya Penyidikan
Nomor (16) : Diisi tanggal dimulainya Penyidikan (ditulis huruf)
Nomor (17) : Diisi bulan dimulainya Penyidikan (ditulis huruf)
Nomor (18) : Diisi tahun dimulainya Penyidikan (ditulis huruf)
- 18 -

Nomor (19) : Diisi jenis tindak pidana (Kepabeanan/Cukai/tindak pidana


lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (20) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (21) : Diisi Pasal yang disangkakan
Nomor (22) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (ditulis lengkap)
Nomor (23) : Diisi nama lengkap Tersangka dan alias apabila ada
Nomor (24) : Diisi nomor Identitas Tersangka (KTP/SIM/PASSPORT/KITAS)
Nomor (25) : Diisi tempat / tanggal lahir Tersangka
Nomor (26) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (27) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (28) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (29) : Diisi alamat sesuai identitas Tersangka
Nomor (30) : Diisi nama jabatan Penyidik yang menerbitkan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerbitkan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang menerbitkan Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan
Nomor (33) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (35) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (36) : Diisi Kepala Bareskrim Polri atau Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia sederajat
Nomor (37) : Diisi:
1. Direktur yang melakukan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan (dalam hal Penyidikan dilakukan oleh KPPBC,
Kantor Wilayah atau KPU BC); dan
2. Kepala Kantor Wilayah (dalam hal Penyidikan dilakukan
oleh KPPBC);
Nomor (38) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan Surat
Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
- 19 -

D. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA
NOMOR: SPOTKP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........
PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana, perlu melakukan olah
tempat kejadian perkara berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
6. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor ......(7)........ tanggal
………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor .............(9)........... tanggal
……....(10).......;

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(11)………………......………..


Pangkat : ……………………..(12)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(13)…………………………….
2. Nama : ……………………..(14)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(15)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(16)...…………………..… dst
UNTUK : 1. Melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara pada:
…………………………….(17)…………………………………………..
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang .........(18)..........
yaitu ………(19)………..., diduga melanggar ……..(20)……................
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara
Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media Audiovisual.
3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(21)...... sampai
dengan tanggal ………(22).……..
- 20 -

DIKELUARKAN DI: ……..(23)..…….


PADA TANGGAL: ……..(24)……...
Yang menerima perintah, ..................(25)...................
Penyidik, Selaku Penyidik,

..................(28).................. ..................(26)..................

1. ……….(29)....………… ……………(27)....…………

..................(30)..................

2. ….……(31)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 21 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Olah Tempat Kejadian Perkara

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Olah Tempat Kejadian Perkara
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Olah Tempat Kejadian
Perkara
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama tempat, alamat lengkap, tempat kejadian perkara
Nomor (18) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (19) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan Tindak Pidana
Nomor (20) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (21) : Diisi tanggal mulai berlakunya Surat Perintah Olah Tempat
Kejadian Perkara
Nomor (22) : Diisi tanggal selesai berlakunya Surat Perintah Olah Tempat
Kejadian Perkara
- 22 -

Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkan Surat Perintah Olah Tempat
Kejadian Perkara
Nomor (24) : Diisi tanggal penerbitan Surat Perintah Olah Tempat Kejadian
Perkara
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah Olah
Tempat Kejadian Perkara
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah Olah
Tempat Kejadian Perkara
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Olah Tempat
Kejadian Perkara
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 23 -

E. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH REKONSTRUKSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH REKSONSTRUKSI
NOMOR: SPOTKP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........
PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana, perlu melakukan olah
rekonstruksi berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
nomor 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor...........(6)........ tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan
Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
6. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor ……….(7)........ tanggal
………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor .............(9)........... tanggal
……....(10).......;

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(11)………………......………..


Pangkat : ……………………..(12)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(13)…………………………….
2. Nama : ……………………..(14)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(15)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(16)...…………………..… dst
UNTUK : 4. Melakukan rekonstruksi pada:
…………………………….(17)…………………………………………..
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang .......(18).........
yaitu ………(19)………..., diduga melanggar ……….……….(20).............
5. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara
Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media Audiovisual.
6. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(21)...... sampai
dengan tanggal ………(22).……..
- 24 -

DIKELUARKAN DI: ……..(23)..…….


PADA TANGGAL: ……..(24)……...
Yang menerima perintah, ..................(25)...................
Penyidik, Selaku Penyidik,

..................(28).................. ..................(26)..................

1. ……….(29)....………… ……………(27)....…………

..................(30)..................

2. ….……(31)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 25 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Rekonstruksi

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Rekonstruksi
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Rekonstruksi
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama tempat, alamat lengkap, tempat dilaksanakannya
reksontruksi kejadian perkara
Nomor (18) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (19) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan indak pidana
Nomor (20) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (21) : Diisi tanggal mulai berlakunya Surat Perintah Rekonstruksi
Nomor (22) : Diisi tanggal selesai berlakunya Surat Perintah Rekonstruksi
Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkan Surat Perintah
Rekonstruksi
Nomor (24) : Diisi Tanggal penerbitan Surat Perintah Rekonstruksi
- 26 -

Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah


Rekonstruksi
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Rekonstruksi
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Rekonstruksi
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 27 -

F. CONTOH FORMAT SURAT PANGGILAN I (SAKSI / TERSANGKA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PANGGILAN
NOMOR: SP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana perlu untuk melakukan


tindakan pemanggilan terhadap seseorang yang diduga keras
melakukan tindakan pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2)
dan pasal 113 KUHAP;
2. Pasal 112 ayat (1), ayat (2) huruf b dan huruf e Undang-Undang
No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) huruf c Undang-Undang No. 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...........(6)........
tanggal ………(7)……..
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor:
SPTP- ...........(8)........... tanggal ……....(9)....……

MEMANGGIL

Nama : ……………….........(10) …………....……………..


Alamat : ……………….........(11)………………......………..
Pekerjaan : ……………….........(12)………………......………..

UNTUK : Menghadap Kepada. ….......(13)…….…...


Hari / Tanggal : ………(14)………...
Tempat : ………(15)………...
Waktu : ………(16)………...
Untuk didengar keteranganya sebagai ………(17)………..., atas
dugaan tindak Tindak Pidana di bidang ………(18)………., yaitu
………..(19)………….

..................(20)...................
……………(21)…………….
Selaku Penyidik

..................(22)..................

……………(23)....…………
- 28 -

Pada hari ini ................(24).................. tanggal .........................(25).....................................,


1 (satu) lembar Surat Panggilan ini telah diserahkan kepada yang bersangkutan
Yang menerima Yang menyerahkan

...............(26).............. ..............(28).................

...............(27).............. ..............(29).................
- 29 -

Tata Cara Pengisian


Surat Panggilan I (Saksi / Tersangka)
Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Panggilan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Panggilan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nama Saksi / Tersangka
Nomor (11) : Diisi alamat sesuai NIK/Nomor Paspor atau domisili Saksi
atau Tersangka
Nomor (12) : Diisi pekerjaan Saksi / Tersangka
Nomor (13) : Diisi nama dan jabatan Penyidik
Nomor (14) : Diisi hari, beserta tanggal Saksi / Tersangka menghadap
Nomor (15) : Diisi tempat Saksi / Tersangka menghadap
Nomor (16) : Diisi waktu atau jam Saksi / Tersangka menghadap
Nomor (17) : Diisi Saksi/Tersangka (pilih salah satu)
Nomor (18) : Diisi Kepabeanan/Cukai/TPPU/ Tindak Pidana lain yang
menjadi kewenangan Penyidik
Nomor (19) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (20) : Diisi tempat, tanggal Surat Panggilan di terbitkan
Nomor (21) : Diisi jabatan Penyidik penerbit Surat Panggilan
Nomor (22) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Panggilan
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Panggilan
Nomor (24) : Diisi hari penerimaan surat panggilan
Nomor (25) : Diisi tanggal diterimanya surat panggilan
Nomor (26) : Diisi tanda tangan penerima surat panggilan
Nomor (27) : Diisi nama lengkap sesuai NIK yang menerima surat panggilan
- 30 -

Nomor (28) : Diisi tanda tangan pegawai yang menyampaikan surat


panggilan
Nomor (29) : Diisi nama pegawai yang menyampaikan surat panggilan
- 31 -

F. CONTOH FORMAT SURAT PANGGILAN II (SAKSI/TERSANGKA)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PANGGILAN II
NOMOR: SP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana perlu untuk melakukan


tindakan pemanggilan terhadap seseorang yang diduga keras
melakukan tindakan pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2)
dan pasal 113 KUHAP;
2. Pasal 112 ayat (1), ayat (2) huruf b dan huruf e Undang-Undang
No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) huruf c Undang-Undang No. 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...........(6)........
tanggal ………(7)……..
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor:
SPTP- ...........(8)........... tanggal ……....(9)....……
7. Surat Panggilan Nomor: SP- ...........(10)........... tanggal
……....(11)....……

MEMANGGIL

Nama : ………………........(12) …………....………………


Alamat : ……………….........(13)………………......………..
Pekerjaan : ……………….........(14)………………......………..

UNTUK : Menghadap Kepada………….....(15)…….……..


Hari / Tanggal : ………(16)………...
Tempat : ………(17)………...
Waktu : ………(18)………...
Untuk didengar keteranganya sebagai ………(19)………..., atas dugaan
tindak Tindak Pidana di bidang ………(20)………., yaitu
………..(21)………….

..................(22)...................
……………(23)…………….
Selaku Penyidik

..................(24)..................

……………(25)....…………
- 32 -

Pada hari ini ................(26).................. tanggal .........................(27).....................................,


1 (satu) lembar Surat Panggilan ini telah diserahkan kepada yang bersangkutan
Yang menerima Yang menyerahkan

...............(28).............. ..............(30).................

...............(29).............. ..............(31).................
- 33 -

Tata Cara Pengisian


Surat Panggilan II

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Panggilan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Panggilan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Panggilan I
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Panggilan I
Nomor (12) : Diisi nama Saksi/Tersangka
Nomor (13) : Diisi alamat sesuai NIK/Nomor Paspor atau domisili
Tersangka
Nomor (14) : Diisi pekerjaan Saksi/Tersangka
Nomor (15) : Diisi nama dan Jabatan Penyidik
Nomor (16) : Diisi hari, beserta Tanggal Saksi/Tersangka Menghadap
Nomor (17) : Diisi tempat Saksi/Tersangka Menghadap
Nomor (18) : Diisi waktu atau Jam Saksi/Tersangka Menghadap
Nomor (19) : Diisi Saksi/Tersangka (pilih salah satu)
Nomor (20) : Diisi Kepabeanan/Cukai/TPPU/ Tindak Pidana Lain yang
menjadi kewenangan Penyidik
Nomor (21) : Diisi uraian singkat pelanggaran
Nomor (22) : Diisi tempat, tanggal Surat Panggilan di terbitkan
Nomor (23) : Diisi nama Jabatan Penyidik penerbit Surat Panggilan
Nomor (24) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Panggilan
Nomor (25) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Panggilan
Nomor (26) : Diisi hari penerimaan surat panggilan
Nomor (27) : Diisi tanggal diterimanya surat panggilan
- 34 -

Nomor (28) : Diisi tanda tangan penerima surat panggilan


Nomor (29) : Diisi nama lengkap sesuai NIK yang menerima surat panggilan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan pegawai yang menyampaikan surat
panggilan
Nomor (31) : Diisi nama pegawai yang menyampaikan surat panggilan
- 35 -

G. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI
NOMOR: SPM-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan pemeriksaan dalam rangka Penyidikan tindak


pidana, perlu mengambil tindakan hukum membawa Tersangka / saksi
karena tidak memenuhi Surat Panggilan yang sah untuk kedua kalinya
tanpa memberi alasan yang patut dan wajar.
DASAR : 1. Pasal 7 ayat (2), dan Pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) KUHAP Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang No. 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) huruf c Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 39
tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai
5. Surat Panggilan Nomor : SP ......(6)....... /......(7)....... /…..(8).....
Tanggal………………………(9)………………………………………….
6. Surat Panggilan II Nomor : SP ......(10)....... /......(11)....... /…..(12).....
Tanggal………………………(13)………………………………………

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(14)………………......………..


Pangkat : ……………………..(15)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(16)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(17)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(18)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(19)...…………… dst

UNTUK : 1. Membawa / menghadapkan Tersangka / saksi :


Nama : ………………(20)…………………
Jenis Kelamin : ………………(21)…………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………(22)…………………
Pekerjaan : ………………(23)…………………
Kewarganegaraan : ………………(24)…………………
Alamat : ………………(25)…………………

Kepada...................(26)...................................... di ..........(27)...........,
untuk didengarkan keterangannya sebagai Saksi/Tersangka.
2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini agar melaporkan kepada
yang memberi perintah.
- 36 -

DIKELUARKAN DI : ……..(28)..…….
PADA TANGGAL : ……..(29)……...
............(30)............
Selaku Penyidik

..................(31)..................

……………(32)....…………
- 37 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Membawa Saksi/Tersangka

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah membawa Saksi/Tersangka
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
surat perintah membawa Saksi/Tersangka
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat perintah membawa
Nomor (6) : Diisi nomor surat panggilan pertama
Nomor (7) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
surat panggilan pertama
Nomor (8) : Diisi tahun diterbitkannya surat panggilan pertama
Nomor (9) : Diisi tanggal surat panggilan pertama
Nomor (10) : Diisi nomor surat panggilan kedua
Nomor (11) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
surat panggilan kedua
Nomor (12) : Diisi tahun diterbitkannya surat panggilan kedua
Nomor (13) : Diisi tanggal surat panggilan kedua
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi nama orang yang dibawa/dihadapkan, sesuai dengan
data yang dimiliki oleh Penyidik saat
membawa/menghadapkan
Nomor (21) : Diisi jenis kelamin orang yang dibawa
Nomor (22) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang dibawa
Nomor (23) : Diisi pekerjaan orang yang dibawa
- 38 -

Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan orang yang dibawa


Nomor (25) : Diisi alamat orang yang dibawa
Nomor (26) : Diisi Penyidik dan Jabatan
Nomor (27) : Diisi kantor di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
tujuan membawa saksi/Tersangka
Nomor (28) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
membawa Saksi/Tersangka
Nomor (29) : Diisi tanggal surat perintah membawa Saksi/Tersangka
diterbitkan
Nomor (30) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah membawa
Saksi/Tersangka
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah membawa
Saksi/Tersangka
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah membawa
- 39 -

H. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN AHLI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........ ......(6)........


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : -
Hal : Permohonan Penunjukkan AHLI di Bidang ......(7)........

Yth. ......(8)........
......(9)........

Dasar : a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana


b. Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2006 / Undang-Undang No. 11 tahun
1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 39
tahun 2007 *)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak Pidana di
Bidang Kepabeanan dan Cukai
d. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : ...........(10)........ tanggal
………(11)……..
e. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: ...........(12)........... tanggal
……....(13)....……
f. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor: ...........(14)........... tanggal
……....(15)....……

1. Bahwa Penyidik ……(16)…… sedang melakukan proses Penyidikan terhadap dugaan


terjadinya tindak pidana di bidang ……(17)……yaitu …….(18)………, diduga melanggar pasal
……(19)………, dengan Tersangka ………(20)………..;
2. Guna membuat terang dugaan tindak pidana tersebut diperlukan keterangan seorang Ahli
…….(21)…….;
3. Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, dengan hormat kami meminta bantuan
Bapak/Ibu untuk menunjuk/menugaskan Pejabat atau pegawai di kantor Bapak/Ibu untuk
memberikan keterangan Ahli …….(22)……. atas perkara tindak pidana yang sedang kami
lakukan Penyidikan.
4. Dalam rangka kelancaran pemberian keterangan Ahli di atas, kami telah menunjuk
..........(23)....... dengan nomor telepon .........(24)...... sebagai nara hubung.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

…….(25)…….,
Selaku Penyidik,

…….(26)…….

…….(27)…….
- 40 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permohonan Ahli

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat permohonan Ahli
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
surat permohonan Ahli
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat permohonan Ahli
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya surat permohonan Ahli
Nomor (7) : Diisi sesuai keahliannya (Kepabeanan/Cukai/Pidana/TPPU dll)
Nomor (8) : Diisi nama instansi/Ahli
Nomor (9) : Diisi alamat instansi/Ahli
Nomor (10) : Diisi nomor LK
Nomor (11) : Diisi tanggal LK
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (15) : Diisi tanggal Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (16) : Diisi Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan Penyidikan
Nomor (17) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (Kepabeanan, Cukai,
atau Tindak Pidana Pencucian Uang)
Nomor (18) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (19) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (20) : Diisi nama lengkap Tersangka (Apabila belum ada Tersangka
tidak perlu dicantumkan)
Nomor (21) : Diisi sesuai Keahliannya (Kepabeanan/Cukai/Pidana/TPPU
dll)
Nomor (22) : Diisi sesuai Keahliannya (Kepabeanan/Cukai/Pidana/TPPU
dll)
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik yang ditunjuk
Nomor (24) : Diisi nomor telepon/handphone Penyidik yang ditunjuk
- 41 -

Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Permohonan Ahli
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Permohonan Ahli
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Permohonan Ahli
- 42 -

I. CONTOH FORMAT SURAT PENETAPAN TERSANGKA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PENETAPAN TERSANGKA
NOMOR: S.TAPTSK-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........
PERTIMBANGAN : 1. Setelah membaca hasil Gelar Perkara tanggal ......(6)........;
2. Bahwa telah diperoleh bukti yang cukup guna menentukan Tersangka
dalam Penyidikan dugaan tindak pidana di ......(7).........

DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;


2. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2006;
3. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...........(8)........ tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
6. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor ...........(9)........
tentang Tata Laksana Penyidikan;
7. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...........(10)........ tanggal
………(11)……..;
8. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP- ...........(12)...........
tanggal ……....(13)....……;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : Seseorang dengan identitas sebagai berikut:
1. Nama : .............................(14)……………...........
Jenis Kelamin : .............................(15)……………...........
Tempat/Tanggal lahir : .............................(16)……………...........
NIK/Paspor *) : .............................(17)……………...........
Pekerjaan : .............................(18)……………...........
Kewarganegaraan : .............................(19)……………...........
Agama : .............................(20)……………...........
Alamat : .............................(21)……………...........

Sebagai TERSANGKA dalam perkara dugaan tindak pidana di


.............................(22)……………...........
- 43 -

2. Penetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DIKELUARKAN DI : ……..(23)..…….
PADA TANGGAL : ……..(24)……...
..................(25)...................
Selaku Penyidik,

..................(26)..................

……………(27)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 44 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penetapan Tersangka

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Penetapan Tersangka
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Penetapan Tersangka
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Penetapan Tersangka
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Penetapan Tersangka
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Penetapan Tersangka
Nomor (6) : Diisi waktu pelaksanaan Gelar Perkara
Nomor (7) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (8) : Diisi nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*)
Nomor (9) : Diisi nomor Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
tentang Tata Laksana Penyidikan.
Nomor (10) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (11) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (14) : Diisi nama Tersangka beserta nama ayah dan atau alias
Nomor (15) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (16) : Diisi tempat tanggal lahir Tersangka
Nomor (17) : Diisi nomor NIK/Nomor Paspor Tersangka
Nomor (18) : Diisi Pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (20) : Diisi agama Tersangka
Nomor (21) : Diisi alamat sesuai NIK/Nomor Paspor atau domisili
Tersangka
Nomor (22) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (23) : Diisi tempat Surat Penetapan Tersangka di terbitkan
Nomor (24) : Diisi tanggal, bulan dan tahun Surat Penetapan Tersangka
diterbitkan
- 45 -

Nomor (25) : Diisi jabatan pejabat yang berwenang di Kantor yang


menetapkan Tersangka
Nomor (26) : Diisi tanda tangan pejabat yang berwenang di Kantor yang
melakukan Panggilan
Nomor (27) : Diisi nama pejabat yang berwenang di Kantor yang melakukan
Panggilan
- 46 -

J. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENANGKAPAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENANGKAPAN
NOMOR: SPP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana perlu untuk


melakukan tindakan penangkapan terhadap seseorang yang
diduga keras melakukan tindakan pidana berdasarkan bukti
permulaan yang cukup.
DASAR :
1. Pasal 7 ayat (2), Pasal 16 ayat (2), dan Pasal 19 Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang No. 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) huruf c Undang-Undang No. 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai
5. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...........(6)........
tanggal ………(7)……..
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: SPTP-
...........(8)........... tanggal ……....(9)....……

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(10)………………......………..


Pangkat : ……………………..(11)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(12)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(13)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(14)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(15)...…………… dst

UNTUK : 3. Melakukan penangkapan terhadap :


Nama : ………………(16)…………………
Jenis Kelamin : ………………(17)…………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………(18)…………………
Pekerjaan : ………………(19)…………………
Kewarganegaraan : ………………(20)…………………
Alamat : ………………(21)…………………

Karena diduga keras telah melakukan tindak pidana .........(22)..........


yaitu ………(23)………..., melanggar ……....(24)……….....................
4. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara
Penangkapan.
5. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(25)...... s.d.
selesai.
- 47 -

DIKELUARKAN DI : ……..(26)..…….
PADA TANGGAL : ……..(27)……...
..................(28)...................
Selaku Penyidik

..................(29)..................

……………(30)....…………

Yang menerima Yang menyerahkan

...............(31).............. ..............(33).................

...............(32).............. ..............(34).................
- 48 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penangkapan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Penangkapan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Penangkapan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi nama orang yang ditangkap, sesuai dengan data yang
dimiliki oleh Penyidik saat dilakukannya penangkapan
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin orang yang ditangkap
Nomor (18) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang ditangkap
Nomor (19) : Diisi pekerjaan orang yang ditangkap
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan orang yang ditangkap
Nomor (21) : Diisi alamat, sesuai dengan data yang dimiliki oleh Penyidik
saat dilakukannya penangkapan
Nomor (22) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (Kepabeanan, Cukai,
atau Tindak Pidana Pencucian Uang)
Nomor (23) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (24) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (25) : Diisi tanggal mulai berlakunya Surat Perintah Penangkapan
Nomor (26) : Diisi nama kota diterbitkannya Surat Perintah Penangkapan
- 49 -

Nomor (27) : Diisi tanggal Surat Perintah Penangkapan diterbitkan


Nomor (28) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Penangkapan
Nomor (29) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Penangkapan
Nomor (30) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Penangkapan
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (32) : Diisi nama Tersangka
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 50 -

K. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PENANGKAPAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S- …..(3).…/……(4)…../PPNS/…..(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Penangkapan Tersangka
…………(7)…………

Yth. …….…(8)…………..
.....................(9)........................

Sehubungan dengan Surat Perintah Penangkapan nomor SPP-


………..…(10)………….. tanggal ……...…(11)…….….., dengan ini diberitahukan bahwa kami telah
melakukan penangkapan terhadap seorang ........(12)........ dengan data sebagai berikut :

Nama : ………………………………(13)………………………………
Jenis Kelamin : ………………………………(14)………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………………(15)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(16)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(17)………………………………
Agama : ………………………………(18)………………………………
Alamat : ………………………………(19)………………………………

Penangkapan dilakukan terkait dengan dugaan tindak pidana di bidang


..........(20).......... yaitu ………………………….……(21)………………………….…………….., diduga
melanggar Pasal .......(22)…… Undang-Undang .......................(23)............................, yang diduga
dilakukan oleh yang bersangkutan.
Tersangka ...................(24)............... ditangkap pada tanggal ..............(25).......... di
....................(26)....................
Untuk informasi lebih lanjut, Saudara dapat menghubungi .............(27)........... di
....................(28)....................

Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

…………(29)…………….
Selaku Penyidik,

………….(30)…………….

………..…(31)……………
- 51 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Penangkapan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat pemberitahuan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat pemberitahuan
Nomor (6) : Diisi tanggal surat pemberitahuan
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka
Nomor (8) : Diisi tujuan Surat Pemberitahuan Penangkapan (keluarga
Tersangka atau Kedutaan Besar atau Konsulat Perwakilan
Negara Tersangka)
Nomor (9) : Diisi alamat tujuan Surat Pemberitahuan Penangkapan
(keluarga Tersangka atau Kedutaan Besar atau Konsulat
Perwakilan Negara Tersangka)
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penangkapan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penangkapan
Nomor (12) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (13) : Diisi nama Tersangka
Nomor (14) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (15) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (16) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (17) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (18) : Diisi agama Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi bidang Pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (21) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (22) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
- 52 -

Nomor (23) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU


lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (24) : Diisi nama Tersangka
Nomor (25) : Diisi tanggal penangkapan Tersangka
Nomor (26) : Diisi tempat Tersangka ditangkap
Nomor (27) : Diisi Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (28) : Diisi kantor Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (29) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penangkapan
Nomor (30) : Diisi Tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penangkapan
Nomor (31) : Diisi Nama pejabat Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penangkapan
- 53 -

L. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENCARIAN ORANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENCARIAN ORANG


Nomor : SPPO-….(3)…./…..(4)…../PPNS/......(5).......

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana perlu untuk melakukan


pencarian orang dalam rangka pemeriksaan terhadap seseorang yang
diduga mengetahui tindakan pidana.

DASAR : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana;


2. Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 17 tahun
2006;
3. Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang No. 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 92
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(...)... tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
7. Laporan Kejadian Nomor : LK-…….….(6)…….…. tanggal …..….(7)……….
8. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP-………(8)………. tanggal
…….…(9)………..

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1. Nama : ………………………(10)…………………………


Pangkat : ………………………(11)…………………………
Jabatan : ………………………(12)………………………….
2. Nama : ………………………(13)………………………….
Pangkat : ………………………(14)………………………….
Jabatan : ………………………(15)………………………….

UNTUK : 1. Melakukan pencarian terhadap :


Nama : ……………….…(16)……………………….
Jenis Kelamin : ……………….…(17)……………………….
Tempat/Tanggal Lahir : ……………….…(18)……………………….
Pekerjaan : ……………….…(19)……………………….
Kewarganegaraan : ……………….…(20)……………………….
Agama : ……………….…(21)……………………….
Alamat : ……………….…(22)……………………….

Karena diduga mengetahui tindak pidana di bidang ............(23)..........


yaitu …………………………..……(24).....…………..……………………,
diduga.melanggar.…………….……(25).................................................
- 54 -

2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara


Pencarian Orang.

3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal …….…(26)…….…


sampai dengan tanggal ……..…(27)…….…..

DIKELUARKAN DI : ………(28)……….
PADA TANGGAL : ………(29)……….
Mengetahui …………(30)…………….
...............(33)............. Selaku Penyidik,

...............(34)............. ………….(31)…………...

...............(35)............. ……….…(32)……………..
- 55 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pencarian Orang

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Pencarian Orang
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Pencarian Orang
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan melakukan pencarian
orang
Nomor (11) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan melakukan
pencarian orang
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan melakukan
pencarian orang
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan melakukan pencarian
orang
Nomor (14) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan melakukan
pencarian orang
Nomor (15) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan melakukan
pencarian orang
Nomor (16) : Diisi nama orang yang dicari
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin orang yang dicari
Nomor (18) : Diisi tempat/tanggal lahir orang yang dicari
Nomor (19) : Diisi pekerjaan orang yang dicari
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan orang yang dicari
Nomor (21) : Diisi agama orang yang dicari
Nomor (22) : Diisi alamat orang yang dicari
- 56 -

Nomor (23) : Diisi jenis tindak pidana (Kepabeanan, Cukai, atau Tindak
Pidana Pencucian Uang)
Nomor (24) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (25) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (26) : Diisi tanggal mulai berlakunya Surat Perintah Pencarian
Orang
Nomor (27) : Diisi tanggal berakhirnya Surat Perintah Pencarian Orang
Nomor (28) : Diisi nama kota tempat diterbitkan Surat Perintah Pencarian
Orang
Nomor (29) : Diisi tanggal Surat Perintah Pencarian Orang diterbitkan
Nomor (30) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pencarian Orang
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah Pencarian
Orang
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Pencarian Orang
Nomor (33) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pencarian Orang
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Pencarian Orang
Nomor (35) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah Pencarian
Orang
- 57 -

M. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENAHANAN


Nomor : SPP- ….(3)..../…..(4).…./PPNS/…..(5)…..

PERTIMBANGAN : Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh bukti yang cukup


Tersangka diduga keras melakukan tindak pidana yang dapat
dikenakan penahanan dan Tersangka dikhawatirkan akan melarikan
diri, merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi
tindak pidana maka perlu dilakukan penahanan.

DASAR : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


Pidana;
2. Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 17 tahun
2006;
3. Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(...)... tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
7. Laporan Kejadian Nomor : ………..(6)…..…….. tanggal
…...…(7)………
8. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: ……..(8)……….
tanggal ………(9)…..…..

MEMERINTAHKAN

KEPADA : 1. Nama : ………………………(10)…………………………


Pangkat : ………………………(11)…………………………
Jabatan : ………………………(12)………………………….
2. Nama : ………………………(13)………………………….
Pangkat : ………………………(14)………………………….
Jabatan : ………………………(15)………………………….

UNTUK : Melakukan penahanan Tersangka :

Nama : ……………….…(16)……………………….
Jenis Kelamin : ……………….…(17)……………………….
Tempat/Tanggal Lahir : ……………….…(18)……………………….
Pekerjaan : ……………….…(19)……………………….
Kewarganegaraan : ……………….…(20)……………………….
Agama : ……………….…(21)……………………….
- 58 -

Alamat : ……………….…(22)……………………….

Karena diduga keras telah melakukan tindak pidana di bidang ............(23).......... yaitu
……………………………………..……(24).....…………..……………………, diduga melanggar
Pasal ..……(25)......... Undang-Undang .................................(26).......................................

Penahanan dilakukan di ……………(27)…………… selama …..(28)….. hari terhitung mulai tanggal


………(29)……….. sampai dengan …………(30)…………

DIKELUARKAN DI : ………(31)……….
PADA TANGGAL : ………(32)……….
…………(33)…………….
Selaku Penyidik,

………….(34)…………...

……….…(35)……………..

Register Tindak Pidana : ……..(36)……..


Register Tahanan : ……..(37)……..
Register Sidik Jari : ……..(38)………

Pada hari ini ……(39)…….. tanggal ………(40)………, Surat Perintah Penahanan diserahkan
kepada Tersangka.

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Tersangka Penyidik

…………(41)………… ……………(43)………………

…………(42)………… ……………(44)………………
- 59 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penahanan
Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Penahanan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan melakukan
penahanan
Nomor (11) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan melakukan
penahanan
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan melakukan
penahanan
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan melakukan
penahanan
Nomor (14) : Diisi Pangkat Penyidik yang diperintahkan melakukan
penahanan
Nomor (15) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan melakukan
penahanan
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (18) : Diisi yempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (19) : Diisi Pekerjaan Tersangka
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (21) : Diisi agama Tersangka
Nomor (22) : Diisi alamat Tersangka
- 60 -

Nomor (23) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang


(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (24) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (25) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (26) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (27) : Diisi tempat Tersangka ditahan
Nomor (28) : Diisi jangka waktu penahanan Tersangka
Nomor (29) : Diisi tanggal dimulainya penahanan Tersangka
Nomor (30) : Diisi tanggal berakhirnya penahanan Tersangka
Nomor (31) : Diisi nama kota tempat diterbitkan Surat Perintah Penahanan
Nomor (32) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan diterbitkan
Nomor (33) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Penahanan
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Penahanan
Nomor (35) : Diisi nama pejabat Penyidik penerbit Surat Perintah
Penahanan
Nomor (36) : Diisi nomor urut pada Daftar Tindak Pidana
Nomor (37) : Diisi nomor urut pada Daftar Penahanan
Nomor (38) : Diisi nomor urut pada Daftar Sidik Jari
Nomor (39) : Diisi hari Surat Perintah Penahanan diserahkan kepada
Tersangka
Nomor (40) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan diserahkan kepada
Tersangka
Nomor (41) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (42) : Diisi nama Tersangka
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penahanan
Nomor (44) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penahanan
- 61 -

N. CONTOH FORMAT SURAT PENITIPAN TAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-……(3)……/……(4)……/PPNS/……(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Penitipan Tahanan a.n. Tersangka
…………(7)…………

Yth. Kepala ...……(8)…………


………….…..(9)…………

Sehubungan dengan Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor: SPTP-


………...(10)………… tanggal …….(11)……., dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa Penyidik Pegawai Negeri Sipil ……….…….(12)………..….. sedang melakukan proses
Penyidikan terhadap perkara dugaan tindak pidana di bidang ………(13)…..… yaitu
………………………..…………(14)……………………………….….., diduga melanggar Pasal
.…….(15)……… Undang-Undang ………………………(16)………………………….
2. Sesuai dengan Surat Perintah Penangkapan nomor: …………(17)………… tanggal
……..(18)……. dan Surat Perintah Penahanan nomor: ……….(19)………. tanggal
….….(20)…...., kami telah melakukan penangkapan dan penahanan terhadap Tersangka
sebagai berikut:
Nama : ……………………(21)……………………
Jenis Kelamin : ……………………(22)……………………
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………(23)……………………
Pekerjaan : ……………………(24)……………………
Kewarganegaraan : ……………………(25)……………………
Agama : ……………………(26)……………………
Alamat : ……………………(27)……………………
3. Tersangka ditahan selama ……..(28)…….. hari mulai tanggal ……….(29)………. sampai
dengan tanggal ……..….(30)…..………

4. Sehubungan dengan hal diatas, dengan ini kami bermaksud menitipkan Tersangka tersebut
untuk ditahan di ……….…...(31)……………..., mengingat di kantor kami belum mempunyai
ruang tahanan.

Demikian disampaikan atas kerja samanya diucapkan terima kasih

Mengetahui ……………(32)……………
...…........(35)…........…. (Selaku Penyidik)

……………(33)……………
……........(36)….......…..

……........(37)…..…....... ………….…(34)……………

Tembusan:
……………(38)……………
- 62 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penitipan Tahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat penitipan tahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
Surat Penitipan Tahanan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Penitipan Tahanan
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya Surat Penitipan Tahanan
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka yang dititipkan
Nomor (8) : Diisi nama jabatan Kepala Rumah Tahanan Negara/Cabang
Rumah Tahanan Negara
Nomor (9) : Diisi alamat kantor Rumah Tahahan Negara/Cabang Rumah
Tahahan Negara
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (12) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (13) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (14) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (15) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (16) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (17) : Diisi nomor Surat Perintah Penangkapan
Nomor (18) : Diisi tanggal Surat Perintah Penangkapan
Nomor (19) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (20) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (21) : Diisi nama Tersangka
- 63 -

Nomor (22) : Diisi jenis kelamin Tersangka


Nomor (23) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (24) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (25) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (26) : Diisi agama Tersangka
Nomor (27) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (28) : Diisi jangka waktu penahanan Tersangka
Nomor (29) : Diisi tanggal dimulainya penahanan Tersangka
Nomor (30) : Diisi tanggal berakhirnya penahanan Tersangka
Nomor (31) : Diisi nama Rumah Tahanan Negara/Cabang Rumah Tahanan
Negara
Nomor (32) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Penitipan
Tahanan
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Penitipan Tahanan
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Penitipan Tahanan
Nomor (35) : Diisi Nama jabatan Penyidik penerbit Surat Penitipan
Tahanan
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Penitipan Tahanan
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Penitipan Tahanan
Nomor (38) : Diisi Tujuan tembusan Surat Penitipan Tahanan
- 64 -

O. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S- …..(3).…/……(4)…../PPNS/…..(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Penahanan Tersangka
…………(7)…………

Yth. …….…(8)…………..
.....................(9)........................

Sehubungan dengan Surat Perintah Penahanan nomor SPP- ………..…(10)…………..


tanggal ……...…(11)…….….., dengan ini diberitahukan bahwa kami telah melakukan penahanan
terhadap seorang ........(12)........ dengan data sebagai berikut :

Nama : ………………………………(13)………………………………
Jenis Kelamin : ………………………………(14)………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………………(15)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(16)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(17)………………………………
Agama : ………………………………(18)………………………………
Alamat : ………………………………(19)………………………………

Penahanan dilakukan terkait dengan dugaan tindak pidana di bidang ..........(20)..........


yaitu ………………………….……(21)………………………….…………….., diduga melanggar
Pasal .......(22)…… Undang-Undang .......................(23)............................, yang diduga dilakukan
oleh yang bersangkutan.
Tersangka …….….(24)……….. ditahan selama .….(25)..… hari sejak tanggal
……(26)…… sampai dengan tanggal ……(27)....... di ………………..…..(28)…………………….….
Untuk informasi lebih lanjut, Saudara dapat menghubungi .............(29)........... di
....................(30)....................

Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

…………(31)…………….
Selaku Penyidik,

………….(32)…………….

………..…(33)……………
- 65 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat pemberitahuan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Pemberitahuan Penahanan
Nomor (6) : Diisi tanggal surat pemberitahuan
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka
Nomor (8) : Diisi tujuan Surat Pemberitahuan Penahanan (keluarga
Tersangka atau Kedutaan Besar atau Konsulat Perwakilan
Negara Tersangka)
Nomor (9) : Diisi Alamat tujuan Surat Pemberitahuan Penahanan
(keluarga Tersangka atau Kedutaan Besar atau Konsulat
Perwakilan Negara Tersangka)
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (13) : Diisi nama Tersangka
Nomor (14) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (15) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (16) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (17) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (18) : Diisi agama Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi bidang Pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (21) : Diisi Uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (22) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
- 66 -

Nomor (23) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU


lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (24) : Diisi nama Tersangka
Nomor (25) : Diisi jangka waktu penahanan Tersangka
Nomor (26) : Diisi tanggal dimulainya penahanan Tersangka
Nomor (27) : Diisi tanggal berakhirnya penahanan Tersangka
Nomor (28) : Diisi tempat Tersangka ditahan
Nomor (29) : Diisi Penyidik yang melakukan penahanan
Nomor (30) : Diisi kantor Penyidik yang melakukan penahanan
Nomor (31) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penahanan
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penahanan
Nomor (33) : Diisi nama pejabat Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penahanan
- 67 -

P. CONTOH FORMAT SURAT PERMINTAAN PERPANJANGAN PENAHANAN


KEPADA PENUNTUT UMUM ATAU KETUA PENGADILAN NEGERI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S- ……(3)……/……(4)……/PPNS/……(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan Perpanjangan Penahanan Tersangka
…………(7)…………

Yth. Kepala/Ketua …………(8)…………


………….…..(9)…………..……

5. Bersama ini dikirimkan satu lembar Surat Perintah Penahanan Tersangka ………(10)….…
nomor ……..……(11)…..……… tanggal ………(12)…..…, yang ditahan sejak tanggal
……….(13)…….… sampai dengan ……..…(14)…….… karena disangka melakukan dugaan
tindak pidana di bidang ……………..…(15)………………… yaitu
……………………………………………(16)…………………………………………, melanggar
Pasal …....(17)…… Undang-Undang ………………………(18)………………………….
6. Oleh karena pemeriksaan Tersangka dan saksi-saksi belum selesai, maka dengan ini diminta
penahanan dapat diperpanjang selama ……..(19)…….. hari.
7. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini dilampirkan resume sementara hasil Penyidikan
tindak pidana yang bersangkutan.
8. Demikian untuk menjadi maklum dan mengharap keputusan.

……………(20)……………
(Selaku Penyidik)

……………(21)……………

………….…(22)……………

Tembusan:
……………(23)……………
- 68 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan Kepada Penuntut Umum atau
Ketua Pengadilan Negeri

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat permintaan perpanjangan penahanan
Tersangka
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
surat permintaan perpanjangan penahanan Tersangka
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat permintaan perpanjangan
penahanan Tersangka
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya surat permintaan perpanjangan
penahanan Tersangka
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka yang dimintakan perpanjangan
penahanannya
Nomor (8) : Diisi nama jabatan Kepala Kejaksaan/Ketua Pengadilan yang
menjadi tujuan surat permintaan perpanjangan penahanan
Tersangka
Nomor (9) : Diisi alamat kantor Kejaksaan/Pengadilan yang menjadi
tujuan surat permintaan perpanjangan penahanan Tersangka
Nomor (10) : Diisi nama Tersangka yang dimintakan perpanjangan
penahanannya
Nomor (11) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi tanggal diterbitkannya Surat Perintah Penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal dimulainya penahanan Tersangka
Nomor (14) : Diisi tanggal berakhirnya penahanan Tersangka
Nomor (15) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (16) : Diisi Uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (17) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
- 69 -

Nomor (18) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU


lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (19) : Diisi jangka waktu perpanjangan penahanan Tersangka
Nomor (20) : Diisi Penyidik penerbit Surat Permintaan Perpanjangan
Penahanan Tersangka
Nomor (21) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Permintaan
Perpanjangan Penahanan Tersangka
Nomor (22) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Permintaan Perpanjangan
Penahanan Tersangka
Nomor (23) : Diisi nama jabatan Atasan Penyidik
- 70 -

Q. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PERPANJANGAN PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PERPANJANGAN PENAHANAN


Nomor : SPPP-……(3)……/……(4)……/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : Bahwa jangka waktu penahanan Tersangka telah berakhir, oleh


karena Tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri, merusak atau
menghilangkan barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana
serta pemeriksaan Tersangka dan saksi-saksi belum selesai maka
perlu dikeluarkan surat perintah perpanjangan penahanan ini.

DASAR : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara


Pidana;
2. Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 17 tahun
2006;
3. Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(...)... tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*)
7. Laporan Kejadian Nomor: LK-…………(6)………… tanggal
…………(7)…………
8. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: SPTP-
…………(8)………… tanggal …………(9)…………
9. Surat Perintah Penahanan Nomor: SPPP-…………(10)…………
tanggal …………(11)…………
10. Surat Perpanjangan Penahanan …………(12)………… nomor:
…………(13)………… tanggal …………(14)…………

MEMERINTAHKAN

KEPADA : 1. Nama : ………………………(15)………………………


Pangkat : ………………………(16)………………………
Jabatan : ………………………(17)………………………
2. Nama : ………………………(18)………………………
Pangkat : ………………………(19)………………………
Jabatan : ………………………(20)………………………

UNTUK : Melakukan perpanjangan penahanan Tersangka : --------------------------


- 71 -

Nama : ……………………(21)……………………
Jenis Kelamin : ……………………(22)……………………
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………(23)……………………
Pekerjaan : ……………………(24)……………………
Kewarganegaraan : ……………………(25)……………………
Agama : ……………………(26)……………………
Alamat : ……………………(27)……………………

Karena diduga keras telah melakukan tindak pidana di bidang …………(28)………… yaitu
……………………………………………………(29)……...…………………………………………,
melanggar Pasal ………(30)……… Undang-Undang ………………(31)………………………

Perpanjangan penahanan dilakukan di ……………(32)…………… selama …….(33)…… hari


terhitung mulai tanggal …..…(34)…..… sampai dengan tanggal …….(35)….….

DIKELUARKAN DI : ………(36)………
PADA TANGGAL : ………(37)………
……………(38)……………
Selaku Penyidik,

……………(39)……………

……………(40)……………

Register Tindak Pidana : …………………(41)…………………… Register Tahanan :


…………………………(42)……………………………
Register Sidik Jari : …………………………(43)……………………………

Pada hari ini ……(44)…… tanggal ……..…(45)…….…, Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
diserahkan kepada Tersangka. -----------------------------------------------------------------

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Tersangka Penyidik

……………(46)…………… ……………(48)……………

……………(47)…………… ……………(49)……………
- 72 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Perpanjangan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Perintah Perpanjangan
Penahanan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi nama Kantor Kejaksaan/Pengadilan yang menerbitkan
Surat Perpanjangan Penahanan
Nomor (13) : Diisi nomor Surat Perpanjangan Penahanan yang diterbitkan
oleh Kejaksaan/Pengadilan
Nomor (14) : Diisi tanggal Surat Perpanjangan Penahanan yang diterbitkan
oleh Kejaksaan/Pengadilan
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan untuk melakukan
perpanjangan penahanan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan untuk melakukan
perpanjangan penahanan
Nomor (17) : Diisi Nama jabatan Penyidik yang diperintahkan untuk
melakukan perpanjangan penahanan
Nomor (18) : Diisi Nama Penyidik yang diperintahkan untuk melakukan
perpanjangan penahanan
Nomor (19) : Diisi Pangkat Penyidik yang diperintahkan untuk melakukan
perpanjangan penahanan
- 73 -

Nomor (20) : Diisi nama jabatan Penyidik yang diperintahkan untuk


melakukan perpanjangan penahanan
Nomor (21) : Diisi nama Tersangka
Nomor (22) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (23) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (24) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (25) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (26) : Diisi agama Tersangka
Nomor (27) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (28) : Diisi bidang pelanggaran Undang-Undang
(Kepabeanan/Cukai/UU lain yang menurut Undang-Undang
menjadi kewenangan Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (29) : Diisi Uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (30) : Diisi Pasal pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (31) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar (Kepabeanan/Cukai/UU
lain yang menurut Undang-Undang menjadi kewenangan
Penyidik Bea dan Cukai)
Nomor (32) : Diisi tempat Tersangka ditahan
Nomor (33) : Diisi jangka waktu perpanjangan penahanan Tersangka
Nomor (34) : Diisi tanggal dimulainya perpanjangan penahanan Tersangka
Nomor (35) : Diisi tanggal berakhirnya perpanjangan penahanan Tersangka
Nomor (36) : Diisi nama Kota tempat diterbitkan Surat Perintah
Perpanjangan Penahanan
Nomor (37) : Diisi tanggal Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
diterbitkan
Nomor (38) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Perpanjangan Penahanan
Nomor (39) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Perpanjangan Penahanan
Nomor (40) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Perpanjangan
Penahanan
Nomor (41) : Diisi nomor urut pada Daftar Tindak Pidana
Nomor (42) : Diisi nomor urut pada Daftar Penahanan
Nomor (43) : Diisi nomor urut pada Daftar Sidik Jari
Nomor (44) : Diisi hari Surat Perintah Perpanjangan Penahanan diserahkan
kepada Tersangka
Nomor (45) : Diisi tanggal Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
diserahkan kepada Tersangka
- 74 -

Nomor (46) : Diisi tanda tangan Tersangka


Nomor (47) : Diisi nama Tersangka
Nomor (48) : Tanda tangan Penyidik yang melakukan perpanjangan
penahanan
Nomor (49) : Diisi nama Penyidik yang melakukan perpanjangan
penahanan
- 75 -

R. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN


PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
.............................................(1)..................................................
..................................................(2).......................................................

“PRO JUSTITIA”

Nomor : …….(3)……….. ..…(4)….., …..(5)…..


Sifat : …….(6)………..
Lampiran : …….(7)……….
Hal : …….(8)……….

Yth. ………..(9)……….
………(10)…………..

1. Bersama ini diberitahukan Tersangka atas nama : -----------------------------------------------------------


Nama : ……………………………(11)……………………………….
Tempat/Tgl. Lahir : ……………………………(12)……………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………(13)……………………………….
Kewarganegaraan : ……………………………(14)……………………………….
Agama : ……………………………(15)……………………………….
Pekerjaan : ……………………………(16)……………………………….
Alamat : ……………………………(17)……………………………….

telah dilakukan perpanjangan penahanan atas permintaan Penyidik Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai, dengan alasan dari hasil pemeriksaan belum selesai dan untuk kepentingan Penyidikan
kasus tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal ………(18)……… Undang – Undang
……………………(19)………………….-----------------------------------------------------------------------------
2. Perpanjangan penahanan dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara …………(20)…………..
selama ……..(21)…….. hari terhitung mulai pada hari …….(22)……. tanggal ………(23)……..
sampai dengan hari …….(24)…….. tanggal ……….(25)………… ---------------------------------------

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

………………(26)……………..
Selaku Penyidik

………………(27)……………..

………………(28)…………….
- 76 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan
Nomor (4) : Diisi tempat Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan
dibuat
Nomor (5) : Diisi tanggal Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan
dibuat
Nomor (6) : Diisi sifat Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan
Nomor (7) : Diisi Lampiran Surat Pemberitahuan Perpanjangan
Penahanan
Nomor (8) : Diisi perihal Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan
Nomor (9) : Diisi nama penerima Surat Pemberitahuan Perpanjangan
Penahanan (keluarga Tersangka atau Kedutaan Besar atau
Konsulat Perwakilan Negara Tersangka)
Nomor (10) : Diisi alamat penerima Surat Pemberitahuan Perpanjangan
Penahanan (keluarga Tersangka atau Kedutaan Besar atau
Konsulat Perwakilan Negara Tersangka)
Nomor (11) : Diisi nama orang yang dilakukan perpanjangan penahanan
Nomor (12) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang dilakukan perpanjangan
penahanan
Nomor (13) : Diisi jenis kelamin orang yang dilakukan perpanjangan
penahanan
Nomor (14) : Diisi kewarganegaraan orang yang dilakukan perpanjangan
penahanan
Nomor (15) : Diisi agama orang yang dilakukan perpanjangan penahanan
Nomor (16) : Diisi pekerjaan orang yang dilakukan perpanjangan
penahanan
Nomor (17) : Diisi alamat orang yang dilakukan perpanjangan penahanan.
Dalam hal yang bersangkutan tinggal di tempat yang berbeda
dengan alamat KTP, maka yang ditulis adalah alamat tempat
tinggal saat dilakukan penangkapan
- 77 -

Nomor (18) : Diisi Pasal yang dilanggar


Nomor (19) : Diisi Undang-undang yang dilanggar
Nomor (20) : Diisi nama tempat dilaksanakannya penahanan
Nomor (21) : Diisi jangka waktu dilakukannya perpanjangan penahanan
Nomor (22) : Diisi hari mulai dilakukannya perpanjangan penahanan
Nomor (23) : Diisi tanggal mulai dilakukannya perpanjangan penahanan
Nomor (24) : Diisi hari selesai dilakukannya perpanjangan penahanan
Nomor (25) : Diisi tanggal selesai dilakukannya perpanjangan penahanan
Nomor (26) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Perpanjangan Penahanan
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Perpanjangan Penahanan
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Perpanjangan Penahanan
- 78 -

S. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENANGGUHAN PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENANGGUHAN PENAHANAN


NOMOR: SPPP-……………(3)………….......

PERTIMBANGAN : 1. Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan Penyidikan sementara


diperoleh bukti yang cukup Tersangka diduga keras telah
melakukan tindak pidana yang dapat dikenakan penahanan;
2. Permintaan penangguhan oleh Tersangka / keluarga Tersangka dan
memperhatikan syarat-syarat penangguhan penahanan;
3. Syarat yang ditentukan oleh Undang-undang, keadaan Tersangka
dan tindak pidana yang dilakukan serta situasi masyarakat
setempat, maka terhadapnya dapat dilakukan penangguhan
penahanan baik dengan jaminan maupun tidak dengan jaminan.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1), Pasal 11, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22 dan Pasal
31 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana
2. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...........(4)........
tanggal ………(5)…………
3. Surat Perintah Penahanan Nomor : SPHAN -
……………(6)…………………. tanggal ……....(7)....……

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(8)………………......………..


Pangkat : ……………………..(9)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(10)…………………………..
2. Nama: : ……………………..(11)..…....……………………
Pangkat : ……………………..(12)…..........…………………
Jabatan : ……………………..(13)...…………………………

UNTUK : 1. Melakukan penangguhan penahanan terhadap Tersangka : ----------


-
Nama : ………………(14)…………………....……
Jenis Kelamin : ………………(15)………….………………
Tempat/Tgl Lahir : ………………(16)………………….………
Pekerjaan : ………………(17)………………….………
Kewarganegaraan : ………………(18)………………….………
Alamat : ………………(19)…………….……………

2. Menyelenggarakan administrasi penangguhan penahanan yang


menyangkut masalah jaminan dan atau persyaratan yang ditentukan
serta melakukan pengawasan pelaksanaannya.
3. Segera melaporkan pelaksanaannya dan membuat Berita Acara
Penangguhan Penahanannya.
- 79 -

DIKELUARKAN DI : …..(20)……..…
PADA TANGGAL : ……..(21)……...
..................(22)..................
Selaku Penyidik

..................(23)..................
..................(24)..................

Yang menerima Yang menyerahkan

...............(24).............. ..............(26)....................

...............(25).............. ..............(27)....................
- 80 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penangguhan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Penangguhan Penahanan
Nomor (4) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (5) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (6) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (7) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (10) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama orang yang ditangguhkan penahanannya
Nomor (15) : Diisi jenis kelamin orang yang ditangguhkan penahanannya
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang ditangguhkan
penahanannya
Nomor (17) : Diisi pekerjaan orang yang ditangguhkan penahanannya
Nomor (18) : Diisi kewarganegaraan orang yang ditangguhkan
penahanannya
Nomor (19) : Diisi alamat orang yang ditangguhkan penahanannya, sesuai
dengan data yang dimiliki oleh Penyidik saat dilakukannya
penangkapan
Nomor (20) : Diisi nama kota tempat dikeluarkannya Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
Nomor (21) : Diisi tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Penangguhan
Penahanan
Nomor (22) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Perintah Penangguhan
Penahanan
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
- 81 -

Nomor (24) : Diisi tanda tangan Tersangka yang menerima Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
Nomor (25) : Diisi nama Tersangka yang menerima Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Penangguhan Penahanan
- 82 -

T. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PENANGGUHAN PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

.............................................(1)..................................................
.............................................(2)..................................................

Nomor : …….(3)……….. ..…(4)….., …..(5)…..


Sifat : …….(6)………..
Lampiran : …….(7)……….
Hal : …….(8)……….

Yth. ………..(9)……….
………(10)…………..

1. Berdasarkan Surat Perintah Penangguhan Penahanan Nomor : …………….(11)……………..


tanggal ……………(12)……………. dan Berita Acara Penangguhan Penahanan Nomor :
………………….(13)…………… tanggal ………………(14)……………… Bersama ini
diberitahukan bahwa Tersangka atas nama :
Nama : ……………………………(15)……………………………….
Tempat/Tgl. Lahir : ……………………………(16)……………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………(17)……………………………….
Kewarganegaraan : ……………………………(18)……………………………….
Agama : ……………………………(19)……………………………….
Pekerjaan : ……………………………(20)……………………………….
Alamat : ……………………………(21)……………………………….

telah dilakukan penangguhan penahanan atas permintaan dari ……..(22)………, dengan


alasan ………………………………………..(23)…………………………………………………….

2. Penangguhan penahanan ini dilakukan dengan adanya jaminan yang diberikan berupa
……………………………(24)…………………………… Kemudian bagi Tersangka diharuskan
untuk wajib lapor.

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

………………(25)……………..
Selaku Penyidik

………………(26)……………..

………………(27)……………..
- 83 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Penangguhan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Penangguhan Penahanan
Nomor (4) : Diisi tempat Surat Pemberitahuan Penangguhan Penahanan
dibuat
Nomor (5) : Diisi tanggal Surat Pemberitahuan Penangguhan Penahanan
dibuat
Nomor (6) : Diisi sifat Surat Pemberitahuan Penangguhan Penahanan
Nomor (7) : Diisi lampiran Surat Pemberitahuan Penangguhan
Penahanan
Nomor (8) : Diisi perihal Surat Pemberitahuan Penangguhan Penahanan
Nomor (9) : Diisi nama penerima Surat Pemberitahuan Penangguhan
Penahanan (keluarga Tersangka atau Kedutaan Besar atau
Konsulat Perwakilan Negara Tersangka)
Nomor (10) : Diisi alamat penerima Surat Pemberitahuan Penangguhan
Penahanan (keluarga Tersangka atau Kedutaan Besar atau
Konsulat Perwakilan Negara Tersangka)
Nomor (11) : Diisi nomor Surat Perintah Penangguhan Penahanan
Nomor (12) : Diisi tanggal Surat Perintah Penangguhan Penahanan
Nomor (13) : Diisi nomor Berita Acara Penangguhan Penahanan
Nomor (14) : Diisi tanggal Berita Acara Penangguhan Penahanan
Nomor (15) : Diisi nama orang yang dilakukan penangguhan penahanan
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang dilakukan
penangguhan penahanan
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin orang yang dilakukan penangguhan
penahanan
Nomor (18) : Diisi kewarganegaraan orang yang dilakukan penangguhan
penahanan
Nomor (19) : Diisi agama orang yang dilakukan penangguhan penahanan
Nomor (20) : Diisi pekerjaan orang yang dilakukan penangguhan
penahanan
- 84 -

Nomor (21) : Diisi alamat orang yang dilakukan penangguhan penahanan.


dalam hal yang bersangkutan tinggal di tempat yang berbeda
dengan alamat KTP, maka yang ditulis adalah alamat tempat
tinggal saat dilakukan penangkapan
Nomor (22) : Diisi pihak yang meminta penangguhan penahanan
Nomor (23) : Diisi uraian berupa alasan dimintakannya penangguhan
penahanan
Nomor (24) : Diisi uraian jaminan yang diberikan
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penangguhan Penahanan
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penangguhan Penahanan
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penangguhan Penahanan
- 85 -

U. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGALIHAN JENIS PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENGALIHAN JENIS PENAHANAN


NOMOR: -……………(3)………….......

PERTIMBANGAN : Bahwa memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh


Undang-undang, tingkat penyelesaian perkara, keadaan Tersangka
dan tindak pidana yang dilakukan serta situasi masyarakat setempat
dipandang perlu untuk mengalihkan jenis penahanan Tersangka.

DASAR : 1. Pasal 22 dan Pasal 123 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981


tentang Hukum Acara Pidana;
2. Surat Perintah Penahanan Nomor : SPHAN -
……………(4)…………………. tanggal ……....(5)....…..…

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(6)………………......………..


Pangkat : ……………………..(7)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(8)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(9)..…....…………...…………
Pangkat : ……………………..(10)…..........…………………
Jabatan : ……………………..(11)...…………………………

UNTUK : Melaksanakan pengalihan jenis penahanan ……………(12)……………..


di …………….(13)…………………….. terhadap Tersangka : ---------------
---------------------------------------------------

Nama : ………………(14)…………………………
Jenis Kelamin : ………………(15)…………………………
Tempat/Tgl Lahir : ………………(16)…………………………
Pekerjaan : ………………(17)…………………………
Kewarganegaraan : ………………(18)…………………………
Alamat : ………………(19)…………………………

DIKELUARKAN DI : …..(20)…...…….
PADA TANGGAL : ……..(21)……...
..................(22)..................
Selaku Penyidik

..................(23)..................

..................(24)..................
- 86 -

Yang menerima Yang menyerahkan

...............(25).............. ..............(27)....................

...............(26).............. ..............(28)....................
- 87 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (4) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (5) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (6) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (7) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (8) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (9) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (10) : Diisi Pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi Jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi jenis penahanan yang dilakukan
Nomor (13) : Diisi lokasi penahanan
Nomor (14) : Diisi nama orang yang dialihkan jenis penahanannya
Nomor (15) : Diisi jenis kelamin orang yang dialihkan jenis penahanannya
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang dialihkan jenis
penahanannya
Nomor (17) : Diisi pekerjaan orang yang dialihkan jenis penahanannya
Nomor (18) : Diisi kewarganegaraan orang yang dialihkan jenis
penahanannya
Nomor (19) : Diisi alamat orang yang dialihkan jenis penahanannya, sesuai
dengan data yang dimiliki oleh Penyidik saat dilakukannya
penangkapan
Nomor (20) : Diisi nama kota tempat diterbitkan Surat Perintah Pengalihan
Jenis Penahanan
Nomor (21) : Diisi tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Pengalihan Jenis
Penahanan
Nomor (22) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pengalihan Jenis Penahanan
- 88 -

Nomor (24) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Pengalihan Jenis
Penahanan
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (26) : Diisi nama Tersangka
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pengalihan Jenis Penahanan
- 89 -

V. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PENGALIHAN JENIS


PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-……(3)……/……(4)……/……(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
Tersangka a.n. …………(7)…………

Yth. …………(8)…………
…………(9)…………

Sehubungan dengan Surat Permohonan Pengalihan Jenis Penahanan oleh


Sdr. …………(10)………… pada tanggal ………(11)……… dan Surat Perintah Pengalihan Jenis
Penahanan nomor …………(12)………… tanggal ………(13)………, dengan ini kami beritahukan
bahwa penahanan atas Tersangka dengan identitas:
Nama : ………………………………(14)………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………(15)………………………………
Jenis Kelamin : ………………………………(16)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(17)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(18)………………………………
Agama : ………………………………(19)………………………………
Alamat rumah sesuai :
………………………………(20)………………………………
identitas
Telah kami alihkan dari penahanan …………(21)………… di
……………………………(22)…………………………… menjadi penahanan …………(23)…………
di …………(24)………… sejak tanggal …………(25)………….
Selama dalam penahanan …………(26)…………, yang bersangkutan wajib lapor
………(27)……… kali dalam 1 (satu) minggu pada hari ………(28)………
Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

……………(29)……………
(Selaku Penyidik)

……………(30)……………

……………(31)……………

Tembusan:
……………(32)……………
- 90 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Pemberitahuan Pengalihan Jenis
Penahanan
Nomor (6) : Diisi tanggal penerbitan Surat Pemberitahuan Pengalihan Jenis
Penahanan
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka
Nomor (8) : Diisi nama keluarga Tersangka yang menjadi tujuan dari Surat
Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (9) : Diisi alamat tujuan dari Surat Pemberitahuan Pengalihan Jenis
Penahanan
Nomor (10) : Diisi nama Tersangka penerbit Surat Permohonan Pengalihan
Jenis Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Permohonan Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (14) : Diisi nama Tersangka
Nomor (15) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (16) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (17) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (18) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (19) : Diisi agama Tersangka
Nomor (20) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas
Nomor (21) : Diisi jenis penahanan semula
Nomor (22) : Diisi tempat dilakukannya penahanan pada jenis penahanan
semula
Nomor (23) : Diisi jenis penahanan baru
- 91 -

Nomor (24) : Diisi tempat dilakukannya penahanan pada jenis penahanan


baru
Nomor (25) : Diisi tanggal dimulainya pengalihan jenis penahanan
Nomor (26) : Diisi Jenis penahanan baru
Nomor (27) : Diisi Jumlah frekuensi wajib lapor yang ditentukan dalam 1
(satu) minggu
Nomor (28) : Diisi hari yang ditentukan bagi Tersangka untuk melakukan
wajib lapor
Nomor (29) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Pengalihan Jenis Penahanan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan Pengalihan
Jenis Penahanan
Nomor (32) : Diisi penerima tembusan Surat Pemberitahuan Pengalihan
Jenis Penahanan
- 92 -

W. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PEMBANTARAN PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PEMBANTARAN PENAHANAN


Nomor: SPBP-……(3)……/………(4)………/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : 1. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terdapat bukti yang cukup


Tersangka diduga keras melakukan tindak pidana dan
terhadapnya telah dikenakan penahanan;
2. Bahwa kondisi kesehatan Tersangka berdasarkan Surat
keterangan Dokter, memerlukan rawat inap (opname) di rumah
sakit di luar Rumah Tahanan;
3. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka perlu dikeluarkan Surat
Perintah Pembantaran Penahanan.
DASAR : 1. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 tentang Kepabenan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 jo Pasal 63 ayat (2) huruf
c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007;
2. Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 11, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22,
dan Pasal 24 ayat (1) KUHAP;
3. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 1989 tanggal 15
Maret 1989 tentang Pembantaran Penahanan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Laporan Kejadian Nomor ……………(6)…………… tanggal
……………(7)…………….
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: SPTP-
……………(8)…………… tanggal ……………(9)……………
7. Surat Perintah Penahanan Nomor SPP-
……………(10)…………… tanggal ……………(11)……………
8. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan nomor SPPP-
……………(12)…………… tanggal ……………(13)……………
9. Surat ……………(14)…………… nomor …………(15)…………
tanggal …………(16)………… hal Permohonan Bantuan Rawat
Inap (opname) terhadap Tersangka an. …………(17)…………
dan Penempatan PKD.
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama : ………………………(18)……………………………
Pangkat : ………………………(19)……………………………
Jabatan : ………………………(20)……………………………
2. Nama: : ………………………(21)……………………………
Pangkat : ………………………(22)……………………………
Jabatan : ………………………(23)……………………………

UNTUK : 1. Melakukan pembantaran penahanan TERSANGKA : -----------------------


Nama : ………………………(24)………………………
Tempat/Tgl. Lahir : ………………………(25)………………………
Jenis Kelamin : ………………………(26)………………………
Pekerjaan : ………………………(27)………………………
Kewarganegaraan : ………………………(28)………………………
Agama : ………………………(29)………………………
- 93 -

Alamat rumah : ………………………(30)………………………


sesuai identitas
Setelah TERSANGKA dirawat inap (opname) di Rumah Sakit
……………(31)…………… mulai tanggal …………(32)…………
2. Mengawasi dan mengamankan TERSANGKA selama dirawat inap
(opname) di Rumah Sakit, serta berkoordinasi dengan dokter yang
merawatnya untuk memantau perkembangan kondisi kesehatan
TERSANGKA.
3. Melaporkan pelaksanaan perintah dan membuat Berita Acara.

DIKELUARKAN DI : …………(33)…………
PADA TANGGAL : …………(34)…………
……………(35)……………
Selaku Penyidik,

……………(36)……………

……………(37)……………

Register Tindak Pidana : ……………………(38)…………………………


Register Tahanan : ……………………(39)…………………………
Register Sidik Jari : ……………………(40)…………………………

Pada hari ini ……(41)…… tanggal …………(42)…………, Surat Perintah Pembantaran Penahanan
diserahkan kepada Tersangka.

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Tersangka (Selaku Penyidik)

……………(43)…………… ……………(45)……………

……………(44)…………… ……………(46)……………
- 94 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pembantaran Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor (14) : Diisi jabatan penerbit Surat Permohonan Bantuan Rawat Inap
(Opname)
Nomor (15) : Diisi nomor Surat Permohonan Bantuan Rawat Inap (Opname)
Nomor (16) : Diisi tanggal Surat Permohonan Bantuan Rawat Inap (Opname)
Nomor (17) : Diisi nama Tersangka yang dilakukan pembantaran penahanan
Nomor (18) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (21) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (22) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (23) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (24) : Diisi nama Tersangka
Nomor (25) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (26) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (27) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (28) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
- 95 -

Nomor (29) : Diisi agama Tersangka


Nomor (30) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas
Nomor (31) : Diisi rumah sakit tempat pembantaran penahanan
Nomor (32) : Diisi tanggal dimulainya pembantaran penahanan
Nomor (33) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya penerbitan Surat
Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (34) : Diisi tanggal penerbitan Surat Perintah Pembantaran
Penahanan
Nomor (35) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pembantaran Penahanan
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pembantaran Penahanan
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Pembantaran
Penahanan
Nomor (38) : Diisi nomor Daftar Tindak Pidana
Nomor (39) : Diisi nomor Daftar Penahanan
Nomor (40) : Diisi nomor Daftar sidik jari
Nomor (41) : Diisi hari diserahkannya Surat Perintah Pembantaran
Penahanan kepada Tersangka
Nomor (42) : Diisi tanggal diserahkannya Surat Perintah Pembantaran
Penahanan kepada Tersangka
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (44) : Diisi nama Tersangka
Nomor (45) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pembantaran Penahanan kepada Tersangka
Nomor (46) : Diisi nama Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pembantaran Penahanan kepada Tersangka
- 96 -

X. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PEMBANTARAN PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-……(3)……/……(4)……/……(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Pembantaran Penahanan
Tersangka a.n. …………(7)…………

Yth. …………(8)…………
…………(9)…………

Sehubungan dengan Surat Perintah Pembantaran Penahanan nomor SPBP-


……………(10)…………… tanggal ………(11)………, dengan ini diberitahukan bahwa atas
Tersangka :
Nama : ………………………………(12)………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………(13)………………………………
Jenis Kelamin : ………………………………(14)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(15)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(16)………………………………
Agama : ………………………………(17)………………………………
Alamat rumah sesuai : ………………………………(18)………………………………
identitas
telah dilakukan pembantaran penahanan terhitung mulai tanggal ………(19)……… dan saat ini
yang bersangkutan di rawat di ……………………(20)…………………….
Untuk informasi lebih lanjut, Saudara dapat menghubungi
……………………………………………………(21)…...………………………………………………
Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

……………(22)……………
(Selaku Penyidik)

……………(23)……………

……………(24)……………

Tembusan:
……………(25)……………
- 97 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Pembantaran Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Pembantaran Penahanan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Pembantaran Penahanan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Pembantaran Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang menerbitkan
Surat Pemberitahuan Pembantaran Penahanan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya Surat Pemberitahuan Pembantaran
Penahanan
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya Surat Pemberitahuan Pembantaran
Penahanan
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka
Nomor (8) : Diisi nama keluarga Tersangka yang menjadi tujuan Surat
Pemberitahuan Pembantaran Penahanan
Nomor (9) : Diisi alamat tujuan Surat Pemberitahuan Pembantaran
Penahanan
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (12) : Diisi nama Tersangka
Nomor (13) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (14) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (15) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (16) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (17) : Diisi agama Tersangka
Nomor (18) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas
Nomor (19) : Diisi tanggal dimulainya pembantaran penahanan terhadap
Tersangka
Nomor (20) : Diisi tempat dilakukan pembantaran penahanan
Nomor (21) : Diisi nama Kantor penerbit Surat Pemberitahuan Pembantaran
Penahanan
Nomor (22) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Pembantaran Penahanan
- 98 -

Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan


Pembantaran Penahanan
Nomor (24) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Pembantaran Penahanan
Nomor (25) : Diisi penerima tembusan Surat Pemberitahuan Pembantaran
Penahanan
- 99 -

Y. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENCABUTAN PEMBANTARAN


PENAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENCABUTAN PEMBANTARAN PENAHANAN


Nomor: SPCBP-……(3)……/………(4)………/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : 1. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terdapat bukti yang cukup


Tersangka diduga keras melakukan tindak pidana dan
terhadapnya telah dikenakan penahanan;
2. Bahwa kondisi kesehatan Tersangka berdasarkan Surat
keterangan Dokter, sudah boleh pulang dan dapat berobat jalan;
3. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka perlu dikeluarkan Surat
Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan.
DASAR : 1. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 jo Pasal 63 ayat (2) huruf
c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007;
2. Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 11, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22,
dan Pasal 24 ayat (1) KUHAP;
3. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 1989 tanggal 15
Maret 1989 tentang Pembantaran Penahanan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Laporan Kejadian Nomor ……………(6)…………… tanggal
……………(7)…………….
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor:
……………(8)…………… tanggal ……………(9)……………
7. Surat Perintah Penahanan Nomor ……………(10)……………
tanggal ……………(11)……………
8. Surat Perintah Pembantaran Penahanan Nomor
……………(12)…………… tanggal ……………(13)……………
9. Surat Keterangan Dokter Rumah Sakit
……………(14)…………….
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama : ………………………(15)……………………………
Pangkat : ………………………(16)……………………………
Jabatan : ………………………(17)……………………………
2. Nama: : ………………………(18)……………………………
Pangkat : ………………………(19)……………………………
Jabatan : ………………………(20)……………………………

UNTUK : 1. Melakukan pencabutan pembantaran penahanan TERSANGKA : ------


Nama : ………………………(21)………………………
Tempat/Tgl. Lahir : ………………………(22)………………………
Jenis Kelamin : ………………………(23)………………………
Pekerjaan : ………………………(24)………………………
Kewarganegaraan : ………………………(25)………………………
Agama : ………………………(26)………………………
Alamat rumah : ………………………(27)………………………
sesuai identitas
- 100 -

Setelah TERSANGKA selesai dirawat inap (opname) di Rumah Sakit


…………………(28)…………………
2. Mengawasi dan mengamankan TERSANGKA untuk dilakukan
penahanan kembali di …………………(29)…………………, dengan
berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit ……………(30)…………….
3. Melaporkan pelaksanaan perintah dan membuat Berita Acara.

DIKELUARKAN DI: …………(31)…………


PADA TANGGAL: …………(32)…………
……………(33)……………
Selaku Penyidik,

……………(34)……………

……………(35)……………

Register Tindak Pidana : ……………………(36)…………………………


Register Tahanan : ……………………(37)…………………………
Register Sidik Jari : ……………………(38)…………………………

Pada hari ini ……(39)…… tanggal …………(40)…………, Surat Perintah Pencabutan


Pembantaran Penahanan diserahkan kepada Tersangka.

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Tersangka (Selaku Penyidik)

……………(41)…………… ……………(43)……………

……………(42)…………… ……………(44)……………
- 101 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Pencabutan Pembantaran
Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (14) : Diisi nomor surat keterangan dokter
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (21) : Diisi nama Tersangka
Nomor (22) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (23) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (24) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (25) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (26) : Diisi agama Tersangka
Nomor (27) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas
Nomor (28) : Diisi rumah sakit tempat pembantaran penahanan
- 102 -

Nomor (29) : Diisi tempat dilakukan penahanan terhadap Tersangka


Nomor (30) : Diisi rumah sakit tempat pembantaran penahanan
Nomor (31) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya penerbitan Surat
Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan
Nomor (32) : Diisi tanggal penerbitan Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan
Nomor (33) : Diisi nama Jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pencabutan Pembantaran Penahanan
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan
Nomor (36) : Diisi nomor Daftar Tindak Pidana
Nomor (37) : Diisi nomor Daftar Penahanan
Nomor (38) : Diisi nomor Daftar sidik jari
Nomor (39) : Diisi hari diserahkannya Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan kepada Tersangka
Nomor (40) : Diisi tanggal diserahkannya Surat Perintah Pencabutan
Pembantaran Penahanan kepada Tersangka
Nomor (41) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (42) : Diisi nama Tersangka
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pencabutan Pembantaran Penahanan kepada Tersangka
Nomor (44) : Diisi nama Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pencabutan Pembantaran Penahanan kepada Tersangka
- 103 -

Z. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENAHANAN LANJUTAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENAHANAN LANJUTAN


Nomor: SPPL-……(3)……/………(4)………/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : 1. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terdapat bukti yang cukup


Tersangka diduga keras melakukan tindak pidana dan
terhadapnya telah dikenakan penahanan;
2. Bahwa kondisi kesehatan Tersangka berdasarkan Surat
keterangan Dokter, sudah boleh pulang dan dapat berobat jalan;
3. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka perlu dikeluarkan Surat
Perintah Penahanan Lanjutan.
DASAR : 1. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 jo Pasal 63 ayat (2) huruf
c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007;
2. Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 11, Pasal 20, Pasal 21, Pasal 22,
dan Pasal 24 ayat (1) KUHAP;
3. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 1989 tanggal 15
Maret 1989 tentang Pembantaran Penahanan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Laporan Kejadian Nomor LK-……………(6)…………… tanggal
……………(7)…………….
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor:
……………(8)…………… tanggal ……………(9)……………
7. Surat Perintah Penahanan Nomor ……………(10)……………
tanggal ……………(11)……………
8. Surat Perintah Pembantaran Penahanan Nomor
……………(12)…………… tanggal ……………(13)……………
9. Surat Perintah Pencabutan Pembantaran Penahanan Nomor
…………(14)………… tanggal …………(15)…………
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama : ………………………(16)……………………………
Pangkat : ………………………(17)……………………………
Jabatan : ………………………(18)……………………………
2. Nama: : ………………………(19)……………………………
Pangkat : ………………………(20)……………………………
Jabatan : ………………………(21)……………………………

UNTUK : 1. Melakukan penahanan lanjutan terhadap TERSANGKA : ------------------


Nama : ………………………(22)………………………
Tempat/Tgl. Lahir : ………………………(23)………………………
Jenis Kelamin : ………………………(24)………………………
Pekerjaan : ………………………(25)………………………
Kewarganegaraan : ………………………(26)………………………
Agama : ………………………(27)………………………
Alamat rumah : ………………………(28)………………………
sesuai identitas
- 104 -

2. Menempatkan kembali Tersangka di ……………(29)…………… untuk


menjalani sisa masa tahanan sejak tanggal ……………(30)…………….
3. Melaporkan pelaksanaan perintah dan membuat Berita Acara.

DIKELUARKAN DI : …………(31)…………
PADA TANGGAL :…………(32)…………
……………(33)……………
Selaku Penyidik,

……………(34)……………

……………(35)……………

Register Tindak Pidana : ……………………(36)…………………………


Register Tahanan : ……………………(37)…………………………
Register Sidik Jari : ……………………(38)…………………………

Pada hari ini ……(39)…… tanggal …………(40)…………, Surat Perintah Penahanan Lanjutan
diserahkan kepada Tersangka.

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Tersangka (Selaku Penyidik)

……………(41)…………… ……………(43)……………

……………(42)…………… ……………(44)……………
- 105 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penahanan Lanjutan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (6) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (7) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Pembantaran Penahanan
Nomor (14) : Diisi nomor Surat Perintah Pencabutan Pembantaran
Penahanan
Nomor (15) : Diisi tanggal Surat Perintah Pencabutan Pembantaran
Penahanan
Nomor (16) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (21) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (22) : Diisi nama Tersangka
Nomor (23) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (24) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (25) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (26) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (27) : Diisi agama Tersangka
- 106 -

Nomor (28) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas


Nomor (29) : Diisi tempat dilakukannya penahanan lanjutan terhadap
Tersangka
Nomor (30) : Diisi tanggal dimulainya penahanan lanjutan terhadap
Tersangka
Nomor (31) : Diisi nama kota tempat diterbitkanya Surat Perintah Penahanan
Lanjutan
Nomor (32) : Diisi tanggal penerbitan Surat Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (33) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah Penahanan
Lanjutan
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah Penahanan
Lanjutan
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Penahanan
Lanjutan
Nomor (36) : Diisi nomor Daftar Tindak Pidana
Nomor (37) : Diisi nomor Daftar Penahanan
Nomor (38) : Diisi nomor Daftar sidik jari
Nomor (39) : Diisi hari diserahkannya Surat Perintah Penahanan Lanjutan
kepada Tersangka
Nomor (40) : Diisi tanggal diserahkannya Surat Perintah Penahanan Lanjutan
kepada Tersangka
Nomor (41) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (42) : Diisi nama Tersangka
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Penahanan Lanjutan kepada Tersangka
Nomor (44) : Diisi nama Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Penahanan Lanjutan kepada Tersangka
- 107 -

AA. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PENAHANAN LANJUTAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-……(3)……/……(4)……/……(5)…… ………(6)………


Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemberitahuan Penahanan Lanjutan Tersangka
a.n. …………(7)…………

Yth. …………(8)…………
…………(9)…………

Sehubungan dengan Surat Perintah Penahanan Lanjutan nomor …………(10)…………


tanggal ………(11)………, dengan ini kami beritahukan bahwa atas Tersangka dengan identitas:
Nama : ………………………………(12)………………………………
Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………(13)………………………………
Jenis Kelamin : ………………………………(14)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(15)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(16)………………………………
Agama : ………………………………(17)………………………………
Alamat rumah sesuai :
………………………………(18)………………………………
identitas
Telah kami lakukan penahanan lanjutan yang bertempat di
……………………………(19)…………………………… untuk menjalani sisa masa tahanan sejak
tanggal …………(20)………….
Demikian disampaikan untuk dimaklumi.

……………(21)……………
(Selaku Penyidik)

……………(22)……………

……………(23)……………

Tembusan:
……………(24)……………
- 108 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Penahanan Lanjutan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Penahanan Lanjutan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Penahanan Lanjutan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Penahanan Lanjutan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemberitahuan Penahanan Lanjutan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Pemberitahuan Penahanan
Lanjutan
Nomor (6) : Diisi tanggal penerbitan Surat Pemberitahuan Penahanan
Lanjutan
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka
Nomor (8) : Diisi nama keluarga Tersangka yang menjadi tujuan dari Surat
Pemberitahuan Pengalihan Jenis Penahanan Tersangka
Nomor (9) : Diisi alamat tujuan dari Surat Pemberitahuan Pengalihan Jenis
Penahanan Tersangka
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan Lanjutan
Nomor (12) : Diisi nama Tersangka
Nomor (13) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (14) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (15) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (16) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (17) : Diisi agama Tersangka
Nomor (18) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas
Nomor (19) : Diisi tempat dilakukannya penahanan lanjutan terhadap
Tersangka
Nomor (20) : Diisi tanggal dimulainya penahanan lanjutan terhadap
Tersangka
Nomor (21) : Diisi nama Jabatan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan
Penahanan Lanjutan
- 109 -

Nomor (22) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan


Penahanan Lanjutan
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Pemberitahuan Penahanan
Lanjutan
Nomor (24) : Diisi penerima tembusan Surat Pemberitahuan Penahanan
Lanjutan
- 110 -

BB. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGEMBALIAN TAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENGEMBALIAN TAHANAN


Nomor : SPPT-……(3)……/………(4)………/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana, perlu untuk


memeriksa/meminta keterangan Tersangka yang diduga keras
berhubungan dengan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan
yang cukup.
DASAR : 1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana;
2. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2006;
3. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 39
tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...........(6)........ tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai;
6. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : ...........(7)........ tanggal
………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : ...........(9)...........
tanggal ……....(10)....……;

DIPERINTAHKAN :

KEPADA : 1. Nama : ………………………(11)……………………………


Pangkat/Gol. : ………………………(12)……………………………
Jabatan : ………………………(13)……………………………
2. Nama: : ………………………(14)……………………………
Pangkat/Gol : ………………………(15)……………………………
Jabatan : ………………………(16)……………………………

UNTUK : 1. Melakukan serah terima Tersangka: ---------------------------------------------


Nama : …………………….. (17) als …………..…
Jenis Kelamin : ………………………(18)………………………
Tempat/Tgl. Lahir : ………………………(19)………………………
Pekerjaan : ………………………(20)………………………
Kewarganegaraan : ………………………(21)………………………
Agama : ………………………(22)………………………
Alamat rumah : ………………………(23)………………………
- 111 -

2. Tersangka diserahterimakan di Rumah Tahanan Negara


…………(24)………… pada tanggal …………(25)………… pukul
………(26)………. ---------------------------------------------------------------------------

3. Membuat Berita Acara Pengeluaran Tahanan dalam pelaksanaan surat


perintah ini. ------------------------------------------------------------------------------------

DIKELUARKAN DI : …………(27)…………
PADA TANGGAL : …………(28)…………
……………(29)……………
Selaku Penyidik,

……………(30)……………

……………(31)……………
- 112 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pengembalian Tahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pengembalian Tahanan
Nomor (2) : Diisi direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat Perintah
Pengembalian Tahanan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Pengembalian Tahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pengembalian Tahanan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Pengembalian Tahanan
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (8) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat dan Golongan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat dan Golongan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama Tersangka beserta nama ayah dan atau alias
Nomor (18) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (19) : Diisi tempat tanggal lahir Tersangka
Nomor (20) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (21) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (22) : Diisi agama Tersangka
Nomor (23) : Diisi alamat sesuai NIK/Nomor Paspor atau domisili Tersangka
Nomor (24) : Diisi aama Rumah Tahanan Negara yang menerima Tersangka
Nomor (25) : Diisi tanggal saat serah terima Tersangka
- 113 -

Nomor (26) : Diisi waktu diserahkannya Tersangka dari Rumah Tahanan


Negara (jam dan menit)
Nomor (27) : Diisi tempat Surat Perintah Pengembalian Tahanan di terbitkan
Nomor (28) : Diisi tanggal, bulan dan tahun Surat Perintah Pengembalian
Tahanan di terbitkan
Nomor (29) : Diisi jabatan pejabat yang berwenang di Kantor yang
menerbitkan Surat Perintah Pengembalian Tahanan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan pejabat yang berwenang di Kantor yang
menerbitkan Surat Perintah Pengembalian Tahanan
Nomor (31) : Diisi nama pejabat yang berwenang di Kantor yang menerbitkan
Surat Perintah Pengembalian Tahanan
- 114 -

CC. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGELUARAN TAHANAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENGELUARAN TAHANAN


Nomor : SPPT-……(3)……/………(4)………/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : Bahwa Tersangka telah dilakukan penahanan selama 60 (enam


puluh) hari dan masa penahanan akan berakhir, sehingga demi
hukum Tersangka harus dikeluarkan dari tahanan.
DASAR : 1. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 jo Pasal 63 ayat (2) huruf
c Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39
Tahun 2007;
2. Pasal 24 ayat (3) dan ayat (4) KUHAP serta Pasal 29 ayat (6)
KUHAP;
3. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor SPTP-
……………(6)…………… tanggal ……………(7)……………
4. Surat Perintah Penahanan nomor ……………(8)……………
tanggal ……………(9)……………
5. Surat Perpanjangan Penahanan Kejaksaan
……………(10)…………… nomor ……………(11)……………
tanggal ……………(12)……………
6. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan nomor
……………(13)…………… tanggal ……………(14)……………
DIPERINTAHKAN :

KEPADA : 1. Nama : ………………………(15)……………………………


Pangkat : ………………………(16)……………………………
Jabatan : ………………………(17)……………………………
2. Nama: : ………………………(18)……………………………
Pangkat : ………………………(19)……………………………
Jabatan : ………………………(20)……………………………

UNTUK : 4. Melakukan pengeluaran penahanan atas Tersangka : ----------------------


Nama : ………………………(21)………………………
Tempat/Tgl. Lahir : ………………………(22)………………………
Jenis Kelamin : ………………………(23)………………………
Pekerjaan : ………………………(24)………………………
Kewarganegaraan : ………………………(25)………………………
Agama : ………………………(26)………………………
Alamat rumah : ………………………(27)………………………
sesuai identitas
yang ditahan sejak tanggal ……………(28)…………… berdasarkan Surat
Perintah Penahanan nomor ……………(29)…………… tanggal
……………(30)…………… dan Surat Perpanjangan Penahanan Kejaksaan
……………(31)…………… nomor ……………(32)…………… tanggal
- 115 -

……………(33)…………… dalam perkara dugaan tindak pidana di bidang


……………(34)…………… yaitu
…………………………………(35)…………………………………, melanggar
………………………………(36)……………………………….
5. Tersangka dikeluarkan dari Rumah Tahanan Negara
…………(37)………… terhitung sejak tanggal …………(38)…………
pukul ………(39)………. ------------------------------------------------------------
6. Membuat Berita Acara Pengeluaran Tahanan dalam pelaksanaan surat
perintah ini. -----------------------------------------------------------------------------

DIKELUARKAN DI: …………(40)…………


PADA TANGGAL: …………(41)…………
……………(42)……………
Selaku Penyidik,

……………(43)……………

……………(44)……………

Register Tindak Pidana : ……………………(45)…………………………


Register Tahanan : ……………………(46)…………………………
Register Sidik Jari : ……………………(47)…………………………

Pada hari ini ……(48)…… tanggal …………(49)………… pukul ……(50)……, Surat Perintah
Pengeluaran Tahanan ini diserahkan kepada Tersangka.

Yang menerima, Yang menyerahkan,


Tersangka (Selaku Penyidik)

……………(51)…………… ……………(53)……………

……………(52)…………… ……………(54)……………
- 116 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pengeluaran Tahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pengeluaran Tahanan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pengeluaran Tahanan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat Perintah Pengeluaran Tahanan
Nomor (4) : Diisi kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pengeluaran Tahanan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Tahanan
Nomor (6) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (7) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (10) : Diisi Kejaksaan yang menerbitkan Surat Perpanjangan
Penahanan
Nomor (11) : Diisi nomor Surat Perpanjangan Penahanan yang diterbitkan
oleh Kejaksaan
Nomor (12) : Diisi tanggal Surat Perpanjangan Penahanan yang diterbitkan
oleh Kejaksaan
Nomor (13) : Diisi nomor Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor (14) : Diisi tanggal Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (21) : Diisi nama Tersangka
Nomor (22) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (23) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (24) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (25) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (26) : Diisi agama Tersangka
- 117 -

Nomor (27) : Diisi alamat rumah Tersangka sesuai identitas


Nomor (28) : Diisi tanggal dimulainya penahanan
Nomor (29) : Diisi nomor Surat Perintah Penahanan
Nomor (30) : Diisi tanggal Surat Perintah Penahanan
Nomor (31) : Diisi Kejaksaan yang menerbitkan Surat Perpanjangan
Penahanan
Nomor (32) : Diisi nomor Surat Perpanjangan Penahanan yang diterbitkan
oleh Kejaksaan
Nomor (33) : Diisi tanggal Surat Perpanjangan Penahanan yang diterbitkan
oleh Kejaksaan
Nomor (34) : Diisi jenis tindak pidana yang dilanggar (kepabeanan, cukai,
TPPU, dll)
Nomor (35) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (36) : Diisi pengenaan pasal dalam peraturan perundang-undangan
atas tindak pidana yang dilanggar
Nomor (37) : Diisi nama Rumah Tahanan Negara tempat Tersangka ditahan
Nomor (38) : Diisi tanggal dikeluarkannya Tersangka dari Rumah Tahanan
Negara
Nomor (39) : Diisi waktu dikeluarkannya Tersangka dari Rumah Tahanan
Negara (jam dan menit)
Nomor (40) : Diisi nama Kota tempat diterbitkannya Surat Perintah
Pengeluaran Tahanan
Nomor (41) : Diisi tanggal penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Tahanan
Nomor (42) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pengeluaran Tahanan
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Perintah
Pengeluaran Tahanan
Nomor (44) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Perintah Pengeluaran
Tahanan
Nomor (45) : Diisi nomor Daftar Tindak Pidana
Nomor (46) : Diisi nomor Daftar Penahanan
Nomor (47) : Diisi nomor Daftar sidik jari
Nomor (48) : Diisi nari diserahkannya Surat Perintah Pengeluaran Tahanan
kepada Tersangka
Nomor (49) : Diisi tanggal diserahkannya Surat Perintah Pengeluaran
Tahanan kepada Tersangka
Nomor (50) : Diisi waktu diserahkannya Surat Perintah Pengeluaran
Tahanan kepada Tersangka (jam dan menit)
- 118 -

Nomor (51) : Diisi tanda tangan Tersangka


Nomor (52) : Diisi nama Tersangka
Nomor (53) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pengeluaran Tahanan kepada Tersangka
Nomor (54) : Diisi nama Penyidik yang menyerahkan Surat Perintah
Pengeluaran Tahanan kepada Tersangka
- 119 -

DD. CONTOH FORMAT SURAT PERMINTAAN IJIN PENGGELEDAHAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-………(3)……./PPNS/....... …………(4)……….


Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan Ijin Penggeledahan

Yth. Ketua Pengadilan Negeri ........(5).........


.....................(6)..........................

1. Berdasarkan :
a. Laporan Kejadian Tindak Pidana nomor ........(7)..........tanggal .......(8)........
b. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor …….(9)……tanggal …...(10).......
c. Surat Perintah Dimulainya Penyidikan nomor ........(11).......... tanggal .......(12).......

Penyidik ....................(13).................. sedang melakukan proses Penyidikan terhadap dugaan


terjadinya tindak pidana di bidang .............(14).............. yaitu ...................(15).................
diduga melanggar Pasal ...................(16)................. sebagaimana dimaksud dalam Surat
Perintah Tugas Penyidikan nomor ..............(17)............. tanggal ...............(18)..................

2. Untuk kepentingan Penyidikan diperlukan tindakan hukum berupa penggeledahan atas


...............(19)............. berupa ................(20)............... dengan rincian identitas dan lokasi
sebagai berikut :

Nama Tempat : .................(21)...................


Alamat : .................(22)...................

3. Guna keperluan tersebut, diharapkan Ketua dapat menerbitkan Surat Ijin Penggeledahan yang
dimaksud.
4. Demikian untuk menjadi maklum dan mengharap keputusan.

.............(23)...............
Selaku Penyidik

.............(24)...............

………………(25)…………………….
- 120 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permintaan Ijin Penggeledahan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor Surat, Kode Direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penggeledahan, Tahun Surat Permintaan Ijin
Penggeledahan
Nomor (4) : Diisi kota, tanggal diterbitkannya Surat Permintaan Ijin
Penggeledahan
Nomor (5) : Diisi nama Pengadilan Negeri yang berwenang menerbitkan
Ijin Penggeledahan
Nomor (6) : Diisi alamat kantor Pengadilan Negeri yang berwenang
menerbitkan Ijin Penggeledahan
Nomor (7) : Diisi nomor Laporan Kejadian
Nomor (8) : Diisi tanggal Laporan Kejadian
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nomor Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (13) : Diisi kantor yang melakukan penggeledahan
Nomor (14) : Diisi jenis tindak pidana (Kepabeanan/Cukai)
Nomor (15) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (16) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (17) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (18) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (19) : Diisi jenis tempat yang digeledah
Nomor (20) : Diisi bangunan/Kantor/Rumah
Nomor (21) : Diisi nama tempat yang digeledah
Nomor (22) : Diisi alamat tempat yang digeledah
Nomor (23) : Diisi nama Jabatan Penyidik penerbit Surat Permohonan Ijin
Penggeledahan
- 121 -

Nomor (24) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Surat Permohonan Ijin
Penggeledahan
Nomor (25) : Diisi nama Penyidik penerbit Surat Permohonan Ijin
Penggeledahan
- 122 -

EE. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGGELEDAHAN (RUMAH/BANGUNAN)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENGGELEDAHAN RUMAH/BANGUNAN
Nomor SPPR-….(3)....

PERTIMBANGAN : 1. Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan Penyidikan tindak


pidana, perlu untuk melakukan tindakan penggeledahan terhadap
rumah/bangunan yang diduga keras melakukan tindak pidana
berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 1 butir 17, Pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, Pasal 7 ayat (1)
huruf d, Pasal 11, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 34, Pasal 36, Pasal
125, Pasal 126, dan Pasal 127 Undang-undang nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) huruf i Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006
jo. Pasal 63 ayat (2) huruf g Undang-undang Nomor 39 Thn. 2007;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
4. LK Nomor : LK-.........(4)......... tanggal ............(5)............;
5. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP-
.........(6)......... tanggal ...........(7)...........

DIPERINTAHKAN :

KEPADA : 1. Nama : .................................(8)........................................


Pangkat : .................................(9)......................................
Jabatan : .................................(10)......................................

2. Nama : .............................................................................
Pangkat : .............................................................................
Jabatan : .............................................................................

UNTUK : 1. Melakukan penggeledahan Rumah/Bangunan dari Sdri.


...........(11).......... yang terletak di .............(12)..........., guna
melakukan :
a. Pemeriksaan dan/atau
b. Penyitaan dan/atau
c. Penangkapan
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang
..............(13)............ yaitu .................(14)................, diduga
melanggar Pasal ...........(15).......... Undang-Undang
..........(16)..........
2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini agar membuat Berita
Acara Penggeledahan.
- 123 -

3. Surat Perintah ini berlaku sejak tanggal .............(17)..................


sampai dengan selesai.

DIKELUARKAN DI : ………(18)…………..
PADA TANGGAL : ………(19)…………..
Yang Menerima Perintah ................(20).................
(Selaku Penyidik)

................(23)................. ................(21).................

………………(24)…………………… ………………(22)……………………
- 124 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penggeledahan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat, kode direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penggeledahan, tahun surat permohonan
penetapan penggeledahan
Nomor (4) : Diisi nomor LK
Nomor (5) : Diisi tanggal LK
Nomor (6) : Diisi Nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (7) : Diisi Tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (10) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi nama pemilik atau yang menguasai rumah/bangunan
Nomor (12) : Diisi alamat lokasi rumah/bangunan
Nomor (13) : Diisi bidang tindak pidana (kepabeanan/cukai)
Nomor (14) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (15) : Diisi Pasal yang dilanggar
Nomor (16) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (17) : Diisi tanggal diberlakukannya surat perintah penggeledahan
Nomor (18) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
penggeledahan
Nomor (19) : Diisi tanggal diterbitkannya surat perintah penggeledahan
Nomor (20) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
penggeledahan
Nomor (21) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
penggeledahan
Nomor (22) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah penggeledahan
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (24) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 125 -

FF. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PENGGELEDAHAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-………(3)……./PPNS/....... …………(4)……….


Lampiran : Satu berkas
Hal : Permohonan Persetujuan Penggeledahan

Yth. Ketua Pengadilan Negeri ........(5).........


Di tempat

Diberitahukan dengan hormat bahwa dalam rangka Penyidikan tindak pidana di bidang
kepabeanan/cukai yaitu …………………(6)………………………, diduga melanggar pasal
…………(7)…………… Undang-Undang No…………....(8)…………….., berdasarkan :
1. LK nomor LK-........(9)........../PPNS/....... tanggal .......(10)........
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) nomor SPTP-…….(11)……/PPNS/........ tanggal
…...(12).......
3. Surat Perintah Penggeledahan Rumah/Bangunan nomor SPPR-........(13)........../PPNS/...........
tanggal .......(14).......
4. Berita Acara Penggeledahan Rumah/Bangunan tertanggal .........(15)...........

telah dilakukan penggeledahan atas rumah/bangunan dari Sdr/Sdri. ..........(16).......... yang terletak
di ...............(17)................ dan membawa barang-barang/surat-surat guna dilakukan penyitaan,
sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Penggeledahan (terlampir) berupa:
1) ..............(18).................
2) ......................................
3) ......................................

Penggeledahan dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak dan dalam hal
tersebut kami laporkan dengan maksud memperoleh persetujuan Ketua sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 34 ayat (1) KUHAP.

Demikian untuk dimaklumi.

.............(19)...............
Selaku Penyidik

.............(20)...............

………………(21)…………………….

Tembusan:
.............(22)...............
- 126 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permohonan Persetujuan Penggeledahan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat, kode direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penggeledahan, tahun surat permohonan
persetujuan penggeledahan
Nomor (4) : Diisi kota, tanggal diterbitkannya surat permohonan
persetujuan penggeledahan
Nomor (5) : Diisi nama pengadilan negeri yang berwenang menerbitkan
persetujuan penggeledahan
Nomor (6) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (7) : Diisi Pasal yang diduga dilanggar
Nomor (8) : Diisi Undang-Undang yang diduga dilanggar
Nomor (9) : Diisi nomor LK
Nomor (10) : Diisi tanggal LK
Nomor (11) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (12) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi nomor surat perintah penggeledahan rumah/bangunan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat perintah penggeledahan rumah/bangunan
Nomor (15) : Diisi tanggal berita acara penggeledahan rumah/bangunan
Nomor (16) : Diisi nama pemilik atau yang menguasai rumah/bangunan
Nomor (17) : Diisi alamat lokasi rumah/bangunan
Nomor (18) : Diisi barang-barang atau surat-surat yang dibawa dari
rumah/bangunan untuk dilakukan penyitaan
Nomor (19) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat permohonan
persetujuan penggeledahan
Nomor (20) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat permohonan
persetujuan penggeledahan
Nomor (21) : Diisi nama Penyidik penerbit surat permohonan persetujuan
penggeledahan
Nomor (22) : Diisi penerima tembusan surat permohonan persetujuan
penggeledahan
- 127 -

GG. CONTOH FORMAT SURAT PERMINTAAN IJIN PENYITAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-………(3)……./PPNS/....... …………(4)……….


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan Ijin Penyitaan

Yth. Ketua Pengadilan Negeri ........(5).........


.....................(6)..........................

1. Berdasarkan :
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
b. .................(7)..................
c. LK nomor LK-......(8)....../PPNS/....... tanggal .......(9)........
d. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) nomor SPTP-….(10)…./PPNS/....... tanggal
…...(11).......
e. Surat Perintah Dimulainya Penyidikan nomor PDP-......(12)......./PPNS/...... tanggal
.......(13).......
f. Surat Perintah Penyitaan nomor SPP-......(14)...../PPNS/....... tanggal .......(15)........
2. Sehubungan dengan hal tersebut di atas diberitahukan bahwa kami sedang melakukan
Penyidikan tindak pidana di bidang .........(16)........... yaitu ..........(17)............, diduga melanggar
Pasal ........(18)........., yang diduga dilakukan oleh Tersangka:
Nama : ...................................(19).............................................
Jenis Kelamin : ...................................(20).............................................
Tempat/Tanggal Lahir : ...................................(21).............................................
NIK : ...................................(22).............................................
Pekerjaan : ...................................(23).............................................
Kewarganegaraan : ...................................(24).............................................
Agama : ...................................(25).............................................
Alamat : ...................................(26).............................................
3. Guna melengkapi alat bukti terkait dengan pemenuhan unsur-unsur tindak pidana pasal yang
disangkakan, Penyidik Direktorat Penindakan dan Penyidikan perlu melakukan penyitaan
terhadap benda yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana berupa harta
kekayaan berupa:
• ..................(27)......................
• .............................................. (daftar barang bukti terlampir)
4. Berdasarkan ketentuan Pasal 38 ayat (1) dan Pasal 39 ayat (1) KUHAP, dimohon agar Ketua
dapat menerbitkan Surat Ijin Penyitaan atas barang-barang bukti sebagaimana butir 3 di atas.

Demikian untuk menjadi maklum dan mengharap keputusan.

.............(28)..............
Selaku Penyidik,

.............(29)..............

................(30)................

Tembusan:
................(31)................
- 128 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permintaan Ijin Penyitaan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat, kode direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyitaan, tahun surat permintaan ijin Penyitaan
Nomor (4) : Diisi kota, tanggal diterbitkannya surat permintaan ijin
Penyitaan
Nomor (5) : Diisi nama pengadilan negeri yang berwenang menerbitkan
ijin Penyitaan
Nomor (6) : Diisi alamat kantor pengadilan negeri yang berwenang
menerbitkan ijin Penyitaan
Nomor (7) : Diisi Undang-Undang yang diduga dilanggar (UU Kepabeanan
atau UU Cukai)
Nomor (8) : Diisi nomor LK
Nomor (9) : Diisi tanggal LK
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP), kode
kantor, tahun Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (12) : Diisi nomor pemberitahuan dimulainya Penyidikan, kode
kantor, tahun pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (13) : Diisi tanggal pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (16) : Diisi bidang Tindak Pidana (kepabeanan/cukai)
Nomor (17) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (18) : Diisi Pasal yang dilanggar
Nomor (19) : Diisi nama Tersangka
Nomor (20) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (21) : Diisi tempat tanggal lahir Tersangka
Nomor (22) : Diisi nomor induk kependudukan Tersangka
- 129 -

Nomor (23) : Diisi pekerjaan Tersangka


Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (25) : Diisi agama Tersangka
Nomor (26) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (27) : Diisi daftar surat/barang yang akan disita
Nomor (28) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat permintaan ijin
Penyitaan
Nomor (29) : Diisi tandatangan Penyidik penerbit surat permintaan ijin
Penyitaan
Nomor (30) : Diisi nama Penyidik penerbit surat permintaan ijin Penyitaan
Nomor (31) : Diisi tujuan tembusan surat permintaan ijin Penyitaan
- 130 -

HH. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENYITAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENYITAAN
Nomor SPP-….(3).../…..(4)……/PPNS/….(5)….

PERTIMBANGAN : 1. Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan Penyidikan, perlu


dilakukan penyitaan barang bukti.

DASAR : 1. Pasal 38 ayat (2) Undang-undang nomor 8 Tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Laporan Kejadian Nomor LK-…….….(6)……….. tanggal
……….…(7)…………;
5. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP-
..........(8)......... tanggal ………(9)………….

DIPERINTAHKAN :

KEPADA : 1. Nama : ………(10)………


Pangkat : ………(11)………
Jabatan : ………(12)………
2. Nama : ………(13)………
Pangkat : ………(14)………
Jabatan : ………(15)………

UNTUK : 1. Melakukan penyitaan Barang Bukti dugaan tindak pidana di bidang


........(16)........ yaitu …………(17)…….… melanggar
…….(18)………,berupa :
• ……………………………(19)………………………………………
• ………………………………………………………………………….
2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini agar membuat Berita Acara
Penyitaan.
3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan dengan penuh
rasa tanggung jawab.
4. Surat Perintah ini berlaku dari tanggal .............(20)..................
- 131 -

DITETAPKAN DI : ………(21)………...
PADA TANGGAL : …..…(22)…………
……….(23)…….…
Yang Menerima Perintah Selaku Penyidik

……….(26)…….… ……….(24)…….…

………………(27)…………………… …………….…(25)……………………

……….(28)…….…

………………(29)…………………..
- 132 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penyitaan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melaksanakan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat perintah Penyitaan
Nomor (6) : Diisi nomor LK
Nomor (7) : Diisi tanggal LK
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penyitaan
Nomor (11) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan Penyitaan
Nomor (12) : Diisi nama jabatan Penyidik yang melakukan Penyitaan
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penyitaan
Nomor (14) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan Penyitaan
Nomor (15) : Diisi nama jabatan Penyidik yang melakukan Penyitaan
Nomor (16) : Diisi jenis Tindak Pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (17) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (18) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (19) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang disita
Nomor (20) : Diisi tanggal mulai berlakunya surat perintah Penyitaan
Nomor (21) : Diisi nama kota diterbitkannya surat perintah Penyitaan
Nomor (22) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan diterbitkan
Nomor (23) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah Penyitaan
Nomor (24) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah Penyitaan
Nomor (25) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah Penyitaan
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penyitaan
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyitaan
- 133 -

Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penyitaan


Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyitaan
- 134 -

II. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN PERSETUJUAN PENYITAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-…(3)…/…..(4)…../PPNS/...(5).... ..……(6)…..…


Lampiran : Satu berkas
Hal : Permohonan Persetujuan Penyitaan

Yth. …………(7)……………
………………(8)……………

Diberitahukan dengan hormat bahwa dalam rangka Penyidikan tindak pidana di bidang
………(9)………yaitu…………………………………(10)…………………………………………,
diduga melanggar ……………………………..………(11)………………………., berdasarkan :
1. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) nomor SPTP-…….(12)…….. tanggal
……(13)………
2. Surat Perintah Penyitaan nomor SPP-……(14)……… tanggal ………(15)………….

telah dilakukan penyitaan atas barang bukti sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Penyitaan
berupa:
• …………………………………….……(16)…………………………………………………………
• ………………………………………………………………………………………………………...
Penyitaan dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak dan dalam hal
tersebut kami laporkan dengan maksud memperoleh persetujuan Ketua sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 ayat (2) KUHAP.
Demikian untuk dimaklumi.

…….(17)…….
Selaku Penyidik

…….(18)…….

………………(19)………..…….

Tembusan : ………………(20)………..…….
- 135 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permohonan Persetujuan Penyitaan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat permohonan persetujuan Penyitaan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melaksanakan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat permohonan persetujuan
Penyitaan
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya surat permohonan persetujuan
Penyitaan
Nomor (7) : Diisi pimpinan/ketua pengadilan tujuan surat permohonan
persetujuan Penyitaan
Nomor (8) : Diisi alamat kantor pengadilan tujuan surat permohonan
persetujuan Penyitaan
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (10) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (11) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (16) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang disita
Nomor (17) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat permohonan
persetujuan Penyitaan
Nomor (18) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat permohonan
persetujuan Penyitaan
Nomor (19) : Diisi nama Penyidik penerbit surat permohonan persetujuan
Penyitaan
Nomor (20) : Diisi tujuan tembusan surat permohonan persetujuan
Penyitaan
- 136 -

JJ. CONTOH FORMAT SURAT PERMOHONAN BANTUAN IDENTIFIKASI/FORENSIK


DIGITAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-…(3)…/…..(4)…../PPNS/...(5).... ..……(6)…..…


Sifat : Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permohonan Bantuan Identifikasi/Forensik Digital

Yth. …………(7)……………
………………(8)……………

1. Diberitahukan dengan hormat bahwa dalam rangka Penyidikan tindak pidana di bidang
………(9)………yaitu…………………………………(10)……………………………………..,
diduga melanggar ……………………………(11)………..………………., berdasarkan :
a. LK Nomor : LK- …….(12)…….. tanggal …..…(13)…….…
b. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP- …….(14)…….. tanggal
……(15)……
c. Surat Perintah Penyitaan Nomor : SPP-……(16)……… tanggal ….…..…(17)………….
2. Bahwa Penyidik telah melakukan penyitaan atas barang bukti sebagaimana tertuang dalam
Berita Acara Penyitaan berupa:
• ……………………………………………….(18)………………………………………………
• ……………………………………………………………………………………………………
3. Dalam rangka membuat terang tindak pidana dan memperkuat alat bukti, dengan ini kami
meminta bantuan identifikasi/forensik digital dan memunculkan data yang telah dihapus
terhadap barang bukti sebagaimana diuraikan pada butir 2 di atas.
4. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini kami lampirkan:
a. LK;
b. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP);
c. Berita Acara Penyitaan;
d. Berita Acara Penyisihan Barang Bukti;
e. Berita Acara Pembungkusan Barang Bukti; dan
f. Berita Acara Penyegelan Barang Bukti.
Demikian untuk dimaklumi.

….………...(19)….…..
Selaku Penyidik,

……………(20)………..

……………(21)………..…….
- 137 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permohonan Bantuan Identifikasi/Forensik Digital

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Permohonan Bantuan Identifikasi/Forensik Digital
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Permohonan Bantuan Identifikasi/Forensik Digital
Nomor (3) : Diisi nomor surat permohonan bantuan identifikasi/forensik digital
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat permohonan
bantuan identifikasi/forensik digital
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat permohonan bantuan
identifikasi/forensik digital
Nomor (6) : Diisi tanggal penerbitan surat permohonan bantuan
identifikasi/forensik digital
Nomor (7) : Diisi pimpinan/Kepala Pusat Laboratorium Forensik Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Direktorat Penegakan Hukum
Direktorat Jenderal Pajak, atau laboratorium forensik lainnya yang
memiliki sertifikat.
Nomor (8) : Diisi alamat kantor pusat laboratorium forensik Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Direktorat Penegakan Hukum Direktorat
Jenderal Pajak, atau laboratorium forensik lainnya yang memiliki
sertifikat.
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (10) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (11) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nomor LK
Nomor (13) : Diisi tanggal LK
Nomor (14) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (15) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (16) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (17) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (18) : Diisi rincian barang bukti yang disita untuk diidentifikasi/
diforensik digital
- 138 -

Nomor (19) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat permohonan bantuan
identifikasi/forensik digital
Nomor (20) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat permohonan bantuan
identifikasi/forensik digital
Nomor (21) : Diisi nama Penyidik penerbit surat permohonan bantuan
identifikasi/forensik digital
- 139 -

KK. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PEMOTRETAN DAN/ATAU PEREKAMAN


MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PEMOTRETAN DAN/ATAU PEREKAMAN


MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL
NOMOR: SPPP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana, perlu untuk memotret


dan/atau merekam melalui media audiovisual yang diduga keras
berhubungan dengan tindak pidana berdasarkan bukti permulaan yang
cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*)
6. LK Nomor : LK- ...........(7)........ tanggal ………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP-
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(11)………………......………..


Pangkat : ……………………..(12)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(13)…………………………….
2. Nama : ……………………..(14)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(15)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(16)...…………………..… dst

UNTUK : 1. Memotret dan/atau merekam melalui media audiovisual terhadap


orang/barang/sarana pengangkut* sebagai berikut:
…………………………….(17)…………………………………………..
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang
.........(18).......... yaitu ………(19)………..., diduga melanggar
……..(20)……................
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara
Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media Audiovisual.
- 140 -

3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(21)...... sampai


dengan tanggal ………(22).……..

DIKELUARKAN DI : ……..(23)..…….
PADA TANGGAL : ……..(24)……...
Yang menerima perintah, ..................(25)...................
Penyidik, Selaku Penyidik,

..................(28).................. ..................(26)..................

1. ……….(29)....………… ……………(27)....…………

..................(30)..................

2. ….……(31)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 141 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media Audiovisual

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media
Audiovisual
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pemotretan dan/atau perekaman melalui media
audiovisual
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pemotretan dan/atau perekaman melalui media
audiovisual
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi rincian data orang/barang/sarana pengangkut yang
dipotret/direkam melalui media audiovisual
Nomor (18) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (19) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
- 142 -

Nomor (20) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar


Nomor (21) : Diisi tanggal mulai berlakunya surat perintah pemotretan
dan/atau perekaman melalui media audiovisual
Nomor (22) : Diisi tanggal selesai berlakunya surat perintah pemotretan
dan/atau perekaman melalui media audiovisual
Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
pemotretan dan/atau perekaman melalui media audiovisual
Nomor (24) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
pemotretan dan/atau perekaman melalui media audiovisual
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
pemotretan dan/atau perekaman melalui media audiovisual
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah pemotretan
dan/atau perekaman melalui media audiovisual
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 143 -

LL. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGAMBILAN SIDIK JARI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENGAMBILAN SIDIK JARI
NOMOR: SPPSJ-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana, perlu untuk mengambil


sidik jari seseorang yang diduga keras berhubungan dengan tindak
pidana berdasarkan bukti permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*)
6. LK Nomor :...........(7)........
tanggal ………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor :...........(9)...........
tanggal ……....(10)....……;

DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1 Nama : ……………….........(11)………………......………..
Pangkat : ……………………..(12)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(13)…………………………….
2. Nama : ……………………..(14)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(15)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(16)...…………………..… dst

UNTUK : 1. Mengambil sidik jari saksi/Tersangka* dengan identitas sebagai


berikut:
Nama : ……………………..(17)…..........…………………..
Jenis Kelamin : ……………………..(18)…..........…………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………..(19)…..........…………………..
Pekerjaan : ……………………..(20)…..........…………………..
Kewarganegaraan : ……………………..(21)…..........…………………..
Agama : ……………………..(22)…..........…………
Alamat : ……………………..(23)…..........…………………..
…..
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang
.........(24).......... yaitu ………(25)………..., diduga melanggar
……..(26)……................
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara
Pengambilan Sidik Jari.
3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(27)...... sampai
dengan tanggal ………(28).……..
- 144 -

DIKELUARKAN DI : ……..(29)..…….
PADA TANGGAL : ……..(30)……...
Yang menerima perintah, ..................(31)...................
Penyidik, Selaku Penyidik,

..................(34).................. ..................(32)..................

1. ……….(35)....………… ……………(33)....…………

..................(36)..................

2. ….……(37)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 145 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pengambilan Sidik Jari

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pengambilan sidik jari
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pengambilan sidik jari
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah pengambilan sidik jari
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pengambilan sidik jari
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah pengambilan sidik jari
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (18) : Diisi jenis kelamin saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (19) : Diisi tempat/tanggal lahir saksi/Tersangka yang diambil sidik
jari
Nomor (20) : Diisi pekerjaan saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (21) : Diisi kewarganegaraan saksi/Tersangka yang diambil sidik
jari
Nomor (22) : Diisi agama saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (23) : Diisi alamat saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
- 146 -

Nomor (24) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (25) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (26) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (27) : Diisi tanggal mulai berlakunya surat perintah pengambilan
sidik jari
Nomor (28) : Diisi tanggal selesai berlakunya surat perintah pengambilan
sidik jari
Nomor (29) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
pengambilan sidik jari
Nomor (30) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pengambilan sidik jari
Nomor (31) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
pengambilan sidik jari
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
pengambilan sidik jari
Nomor (33) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah pengambilan sidik
jari
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 147 -

MM.CONTOH FORMAT SURAT SURAT PERINTAH PEMBERIAN TANDA PENGAMAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PEMBERIAN TANDA PENGAMAN
NOMOR: SPPTP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan Penyidikan tindak pidana perlu untuk memberikan


tanda pengaman terhadap rumah/sarana pengangkut/barang yang
diduga keras berhubungan dengan tindak pidana berdasarkan bukti
permulaan yang cukup.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*)
6. LK Nomor : LK- ..........(7)....... tanggal ………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP-
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;

DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1 Nama : ……………….........(11)………………......………..
Pangkat : ……………………..(12)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(13)…………………………….
2. Nama : ……………………..(14)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(15)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(16)...…………… dst

UNTUK : 1. Memberikan tanda pengaman terhadap : rumah/sarana


pengangkut/barang* yang terletak di
……………(17)…………………
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang
.........(18).......... yaitu ………(19)………..., diduga melanggar
….....(20)……….....................
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita
Acara Pemberian Tanda Pengaman.
3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(21)...... sampai
dengan tanggal ………(22).……..
- 148 -

DIKELUARKAN DI: ……..(23)..…….


PADA TANGGAL: ……..(24)……...
Yang menerima perintah, ..................(25)...................
Penyidik, Selaku Penyidik

..................(28).................. ..................(26)..................

1. …….…(29)....………… ……………(27)....…………

..................(30)..................

2. ……….(31)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 149 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pemberian Tanda Pengaman

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pemberian Tanda Pengaman
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pemberian Tanda Pengaman
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah pemberian tanda pengaman
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pemberian tanda pengaman
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah pemberian tanda
pengaman
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi lokasi/alamat rumah/sarana pengangkut/barang yang
diberikan tanda pengaman
Nomor (18) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (19) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (20) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (21) : Diisi tanggal mulai berlakunya surat perintah pemberian
tanda pengaman
- 150 -

Nomor (22) : Diisi tanggal selesai berlakunya surat perintah pemberian


tanda pengaman
Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
pemberian tanda pengaman
Nomor (24) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pemberian tanda
pengaman
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik kantor penerbit surat perintah
pemberian tanda pengaman
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah pemberian
tanda pengaman
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah pemberian tanda
pengaman
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 151 -

NN. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH FORENSIK DIGITAL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH FORENSIK DIGITAL


NOMOR: SPFD-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........
PERTIMBANGAN : Dalam rangka memperoleh data dan/atau infromasi untuk kepentingan
pengumpulan alat bukti pada proses Penyidikan tindak pidana, perlu
melakukan forensik digital.
DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 39 tahun
2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan Tindak
Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
6. LK Nomor : LK- ...........(7)........ tanggal ………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP-
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;
8. Surat Perintah Penyitaan Nomor : SPP- …………(11)…………. tanggal
………….(12)…………..

DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1 Nama : ……………….........(13)………………......………..
Pangkat : ……………………..(14)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(15)…………………………….
2. Nama : ……………………..(16)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(17)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(18)...…………………..… dst
UNTUK : 1. Melakukan forensik digital terhadap:
………………………………….(19)…………………………………………..
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang .........(20)..........
yaitu ………(21)………..., diduga melanggar ……..(22)……................
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita Acara
Forensik Digital. -------------------------------------------------------------------
3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(23)...... sampai
dengan tanggal ………(24).……..
- 152 -

DIKELUARKAN DI: ……..(25)..…….


PADA TANGGAL: ……..(26)……...
Yang menerima perintah, ..................(27)...................
Penyidik, Selaku Penyidik,

..................(30).................. ..................(28)..................

1. ……….(31)....………… ……………(29)....…………

..................(32)..................

2. ….……(33)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 153 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Forensik Digital

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah forensik digital
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah forensik digital
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi barang bukti yang dilakukan forensik digital
Nomor (20) : Diisi Jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (21) : Diisi Uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (22) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (23) : Diisi tanggal, bulan, tahun mulai berlakunya surat perintah
forensik digital
Nomor (24) : Diisi tanggal, bulan, tahun selesai berlakunya surat perintah
forensik digital
- 154 -

Nomor (25) : Diisi nama kota tempat diterbitkan surat perintah forensik
digital
Nomor (26) : Diisi tanggal, bulan, tahun penerbitan surat perintah forensik
digital
Nomor (27) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah forensik
digital
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah forensik
digital
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah forensik digital
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (33) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 155 -

OO. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENELUSURAN HARTA KEKAYAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENELUSURAN HARTA KEKAYAAN


NOMOR: SPPHK-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........
PERTIMBANGAN : Dalam rangka pemenuhan alat bukti untuk kepentingan Penyidikan
tindak pidana, perlu melakukan penelusuran harta kekayaan.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981


tentang Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) huruf d Undang-Undang Nomor 10 tahun
1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang nomor 39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ...(6)... tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi dan Tata
Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai*);
6. LK Nomor : ...........(7)........ tanggal ………(8)……..;
7. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor :
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1. Nama : ……………….........(11)……………,…......…


Pangkat : ……………………..(12)....……………………
Jabatan : ……………………..(13)………………………
2. Nama : ……………………..(14)..…....………………
Pangkat : ……………………..(15)…..........……………
Jabatan : ……………………..(16)...……………..…dst
UNTUK : 1. Melakukan penelusuran harta kekayaan pada:
…………………………….(17)…………………………………………..
Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang
.........(18).......... yaitu ………(19)………..., diduga melanggar
……..(20)……................
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita
Acara Penelusuran Harta Kekayaan. -------------------------------------

3. Surat Perintah ini mulai berlaku sejak tanggal .......(21)...... sampai


dengan tanggal ………(22).……..
- 156 -

DIKELUARKAN DI: ……..(23)..…….


PADA TANGGAL: ……..(24)……...
Yang menerima perintah, ..................(25)...................
Penyidik, Selaku Penyidik,

..................(28).................. ..................(26)..................

1. ……….(29)....………… ……………(27)....…………

..................(30)..................

2. ….……(31)....…………

*Coret yang tidak perlu


- 157 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penelusuran Harta Kekayaan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah penelusuran harta kekayaan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai melakukan
Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah penelusuran harta
kekayaan
Nomor (6) : Diisi dengan nomor Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan/Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang berlaku
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama tempat, alamat lengkap, tempat penelusuran harta
kekayaan
Nomor (18) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (19) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (20) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (21) : Diisi tanggal, bulan, tahun mulai berlakunya surat perintah
penelusuran harta kekayaan
Nomor (22) : Diisi tanggal, bulan, tahun selesai berlakunya surat perintah
penelusuran harta kekayaan
- 158 -

Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkan surat perintah


penelusuran harta kekayaan
Nomor (24) : Diisi tanggal, bulan, tahun penerbitan surat perintah
penelusuran harta kekayaan
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
penelusuran harta kekayaan
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
penelusuran harta kekayaan
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah penelusuran
harta kekayaan
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 159 -

PP. CONTOH FORMAT SURAT PERMINTAAN PENUNDAAN SEMENTARA TRANSAKSI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-…(3)…/…..(4)…../PPNS/...(5).... ..……(6)…..…


Sifat : Segera dan Rahasia
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan Penundaan Sementara Transaksi

Yth. …………(7)……………
………………(8)……………

1. Diberitahukan dengan hormat bahwa dalam rangka Penyidikan tindak pidana di bidang
………(9)………yaitu…………………………………(10)……………………………………..,
diduga melanggar ……………………………(11)………..………………., berdasarkan :
a. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
b. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007;
c. Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana dan Pencucian Uang;
d. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : …….(12)…….. tanggal ……(13)……
2. Bahwa terdapat transaksi yang diduga merupakan hasil transaksi tindak pidana di Bidang
……..(14)……… yang melibatkan rekening atas nama :
▪ Nama : ………..(15)………………..
▪ Tempat dan Tanggal Lahir : ….…….(16)……………….
▪ NIK : ……….(17)…………………
▪ Alamat : ……….(18)…………………
3. Bahwa berdasarkan fakta-fakta hasil Penyidikan, Saudara diminta untuk melakukan
penundaan sementara transaksi ………..(19)……… pada rekening atas nama nasabah
tersebut di atas dan rekening-rekening lainatas nama nasabah tersebut (apabila ada) selama
5 (lima) hari kerja sejak tanggal terbit Berita Acara Penghentian Sementara Transaksi;
4. Bahwa sesuai pasal 70 ayat (5) Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana dan Pencucian Uang, agar Saudara menyerahkan Berita Acara Penghentian
Sementara Transaksi tersebut kepada Kami paling lama 1 (satu) hari kerja sejak tanggal
penundaan transaksi
Apabila diperlukan informasi lebih lanjut terkait hal tersebut, Saudara dapat menghubungi
……(20)……….. no telp ……….(21)……….

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan Terima kasih.

….………...(22)….…..
Selaku Penyidik,

……………(23)………..

……………(24)………..…….
- 160 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permintaan Penundaan Sementara Transaksi

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Permintaan Penundaan Sementara Transaksi
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Permintaan Penundaan Sementara Transaksi
Nomor (3) : Diisi nomor surat permintaan penundaan sementara transaksi
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di bidang
Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat permintaan
penundaan sementara transaksi
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat permintaan penundaan sementara
transaksi
Nomor (6) : Diisi tanggal penerbitan surat permintaan penundaan sementara
transaksi
Nomor (7) : Diisi pimpinan/direktur pihak pelapor yang menangani proses
penundaan sementara transaksi
Nomor (8) : Diisi alamat pihak pelapor
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (10) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (11) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (15) : Diisi nama nasabah yang akan dilakukan penundaan transaksi
Nomor (16) : Diisi tempat dan tanggal lahir nasabah yang akan dilakukan
penundaan transaksi
Nomor (17) : Diisi nomor identitas kependudukan nasabah yang akan dilakukan
penundaan transaksi
Nomor (18) : Diisi alamat nasabah yang akan dilakukan penundaan transaksi
Nomor (19) : Diisi jenis transaksi yang dimintakan penundaan sementara
(debet/kredit atau transaksi lainnya)
Nomor (20) : Diisi nama pegawai sebagai penghubung/contact person
- 161 -

Nomor (21) : Diisi nomor telp pegawai sebagai penghubung/contact person


Nomor (22) : Diisi jabatan penandatangan surat permintaan penundaan
sementara transaksi
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat permintaan penundaan
sementara transaksi
Nomor (24) : Diisi nama Penyidik penerbit surat permintaan penundaan
sementara transaksi
- 162 -

QQ. CONTOH FORMAT SURAT PEMBLOKIRAN HARTA KEKAYAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : S-…(3)…/…..(4)…../PPNS/...(5).... ..……(6)…..…


Sifat : Segera dan Rahasia
Lampiran : Satu berkas
Hal : Pemblokiran Harta Kekayaan

Yth. …………(7)……………
………………(8)……………

1. Diberitahukan dengan hormat bahwa dalam rangka Penyidikan tindak pidana di bidang
………(9)………yaitu…………………………………(10)…………………………………….., diduga
melanggar ……………………………(11)………..………………., berdasarkan :
a. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006;
b. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang nomor 39 tahun 2007;
c. Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana dan Pencucian Uang;
d. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : …….(12)…….. tanggal ……(13)……
e. Laporan Hasil Analisis PPATK Nomor : …….(14)……. Tanggal …….(15)………
f. Surat Penetapan Tersangka Nomor : …….(16)…….. tanggal …….(17)……….
2. Bahwa terdapat Harta Kekayaan berupa ………(18)………. yang diduga merupakan hasil tindak
pidana di Bidang ……..(19)……… yang berada pada Saudara yang dimiliki atas nama :
▪ Nama : ………..(20)………………..
▪ Tempat dan Tanggal Lahir : ….…….(21)……………….
▪ NIK : ……….(22)…………………
▪ Alamat : ……….(23)…………………
3. Bahwa berdasarkan kewenangan Penyidik sesuai pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8
tahun 2010 tentang Pemberantasan Tindak Pidana dan Pencucian Uang, memerintahkan kepada
Saudara untuk melakukan pemblokiran atas harta kekayaan yang dimiliki oleh ……..(24)………
dan harta kekayaan lain atas nama tersebut di atas (apabila ada) selama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak tanggal terbit Berita Acara Pelaksanaan Pemblokiran;
4. Bahwa sesuai pasal 71 ayat (6) Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana dan Pencucian Uang, agar Saudara menyerahkan Berita Acara Pelaksanaan
Pemblokiran tersebut kepada Kami paling lama 1 (satu) hari kerja sejak tanggal pelaksanaan
Pemblokiran.
Apabila diperlukan informasi lebih lanjut terkait hal tersebut, Saudara dapat menghubungi
……(25)……….. no telp ……….(26)……….

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan Terima kasih.

….………...(27)….…..
Selaku Penyidik,

……………(28)………..

……………(29)………..…….
- 163 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemblokiran Harta Kekayaan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
pemblokiran harta kekayaan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemblokiran Harta Kekayaan
Nomor (3) : Diisi nomor surat pemblokiran harta kekayaan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Pemblokiran Harta Kekayaan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah harta kekayaan
Nomor (6) : Diisi tanggal penerbitan surat pemblokiran harta kekayaan
Nomor (7) : Diisi pimpinan/direktur pihak pelapor yang menangani proses
pemblokiran harta kekayaan
Nomor (8) : Diisi alamat Pihak Pelapor
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (10) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (11) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nomor laporan hasil analisis PPATK (bila yang diblokir
adalah harta kekayaan Pihak Terlapor)
Nomor (15) : Diisi tanggal laporan hasil analisis PPATK (bila yang diblokir
adalah harta kekayaan Pihak Terlapor)
Nomor (16) : Diisi nomor surat penetapan Tersangka (bila yang diblokir
adalah harta Tersangka)
Nomor (17) : Diisi tanggal surat penetapan Tersangka (bila yang diblokir
adalah harta Tersangka)
Nomor (18) : Diisi jenis harta kekayaan yang akan diblokir
Nomor (19) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (20) : Diisi nama orang yang akan diblokir harta kekayaannya
Nomor (21) : Diisi tempat dan tanggal lahir orang yang akan diblokir harta
kekayaannya
- 164 -

Nomor (22) : Diisi nomor identitas kependudukan orang yang akan diblokir
harta kekayaannya
Nomor (23) : Diisi alamat orang yang akan diblokir harta kekayaannya
Nomor (24) : Diisi status orang yang akan diblokir harta kekayaanya
(Tersangka/Pihak Terlapor PPATK)
Nomor (25) : Diisi nama pegawai sebagai penghubung/contact person
Nomor (26) : Diisi nomor telp pegawai sebagai penghubung/contact person
Nomor (27) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat pemblokiran harta
kekayaan
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat pemblokiran harta
kekayaan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik penerbit surat pemblokiran harta
kekayaan
- 165 -

RR. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PEMBUNGKUSAN, PENYEGELAN,


DAN/ATAU PELABELAN BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PEMBUNGKUSAN, PENYEGELAN, DAN/ATAU PELABELAN
BARANG BUKTI (BB)
NOMOR: SP-BSLBB-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan penyitaan barang bukti yang diduga ada


kaitannya dengan tindak pidana yang telah terjadi, namun karena
ukuran, situasi maupun kondisi barang bukti sedemikian rupa
sehingga tidak dapat dipindahkan / dibawa kekantor atau dibungkus.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor
39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. LK Nomor :...........(6)........ tanggal ………(7)…….. ;
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : ...........(8)...........
tanggal ……....(9)....…… ;
7. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ...........(10)........... tanggal
……....(11)....……;
8. Surat Penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan Nomor:
...........(12)........... tanggal ……....(13)....……

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(14)………………......………..


Pangkat : ……………………..(15)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(16)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(17)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(18)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(19)...…………… dst

UNTUK : 1. Melakukan Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan


terhadap Barang Bukti yang disita berupa …… (20)……… yang
diduga ada kaitannya dengan tindak pidana ……….(21)…… ,yaitu
……(22)… sebagaimana dimaksud dalam Pasal ……(23)……
- 166 -

2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita


Acara Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan Barang
Bukti (BB).

DIKELUARKAN DI : ……..(24)..…….
PADA TANGGAL : ……..(25)……...
..................(26)...................
Yang menerima perintah Selaku Penyidik

..............(29)................. ..................(27)..................

..............(30)................. ……………(28)....…………

..............(31).................

..............(32).................
- 167 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan
Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan
Barang Bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan
Barang Bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat
Perintah Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan
Barang Bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi Nomor LK
Nomor (7) : Diisi Tanggal LK
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi nomor surat perintah penyitaan
Nomor (11) : Diisi tanggal surat perintah penyitaan
Nomor (12) : Diisi nomor surat penetapan penyitaan dari ketua pengadilan
Nomor (13) : Diisi tanggal surat penetapan penyitaan dari ketua pengadilan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi uraian barang bukti (BB) yang dibungkus, disegel,
dan/atau pelabelan
Nomor (21) : Diisi bidang tindak pidana yang dilanggar (kepabeanan / cukai
/ tppu/lainnya)
- 168 -

Nomor (22) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana


Nomor (23) : Diisi Pasal yang dikenakan dalam peraturan perundang-
undangan atas tindak pidana yang dilanggar
Nomor (24) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti
(BB)
Nomor (25) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti
(BB)
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti
(BB)
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (29) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 169 -

SS. CONTOH FORMAT SURAT PENYERAHAN BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
Nomor : S-…(3)…/…..(4)…../PPNS/...(5).... ..……(6)…..…
Sifat : Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Penyerahan Barang Bukti

Yth. …………(7)……………
………………(8)……………

1. Sehubungan dengan tindak pidana di bidang …………(9)………….. yaitu


……………..(10)……………………, diduga melanggar ……………….(11)………………,
berdasarkan :
a. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : ………(12)………. tanggal
……..(13)………..
b. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ………….(14)…………. tanggal ……..(15)………..
c. Berita Acara Penyitaan Nomor Nomor : ……………..(16)………….. tanggal
………(17)………

2. Bahwa Penyidik telah melakukan penyitaan atas barang bukti sebagaimana tertuang dalam
Berita Acara Penyitaan berupa:
• ……………………………………………….(18)………………………………………………
• ……………………………………………………………………………………………………

3. Dalam rangka untuk menjamin keamanan barang bukti, dengan ini kami menyerahkan barang
bukti tersebut di atas untuk disimpan di RUPBASAN ……….(19)……………..

Demikian untuk dimaklumi.

….………...(20)….…..
Selaku Penyidik,

……………(21)………..

……………(22)………...
- 170 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penyerahan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor surat penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi Tanggal penerbitan surat penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi pimpinan/kepala RUPBASAN
Nomor (8) : Diisi alamat kantor RUPBASAN
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan, cukai,
dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (10) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (11) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (16) : Diisi nomor berita acara Penyitaan
Nomor (17) : Diisi tanggal berita acara Penyitaan
Nomor (18) : Diisi rincian barang bukti yang disita untuk diserahkan
kepada RUPBASAN
Nomor (19) : Diisi nama kota tempat RUPBASAN berada
Nomor (20) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (21) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (22) : Diisi nama Penyidik penerbit surat penyerahan barang bukti
(BB)
- 171 -

TT.CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENYERAHAN BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENYERAHAN BARANG BUKTI (BB)
NOMOR: SP-SERAH.BB-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Dalam rangka penyelesaian proses Penyidikan tindak pidana di bidang


………(6)……….., perlu dilakukan penyimpanan barang bukti.

DASAR : 1. Pasal 44 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum


Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 39 tahun
2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. LK Nomor : ...........(7)........ tanggal ………(8)……..;
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor:
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;
7. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ...........(11)........... tanggal
……....(12)....……; dan
8. Surat Penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan Nomor:
...........(13)........... tanggal ……....(14)....……

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(15)………………......………..


Pangkat : ……………………..(16)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(17)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(18)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(19)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(20)...…………… dst

UNTUK : 1. Melakukan penyerahan Barang Bukti seperti terlampir dalam Daftar


Barang Bukti, dalam perkara dugaan tindak pidana ……….(21)……
,yaitu ……(22)… sebagaimana dimaksud dalam Pasal
……(23)…… di RUPBASAN ……(24)…
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita
Acara Penyerahan Barang Bukti (BB).
- 172 -

DIKELUARKAN DI : ……..(25)..…….
PADA TANGGAL : ……..(26)……...

Yang menerima perintah ..................(27)...................


Selaku Penyidik
..............(30).................
..................(28)..................
..............(31).................
……………(29)....…………

..............(32).................

..............(33).................
- 173 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penyerahan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor penerbit surat perintah penyerahan barang bukti
(BB)
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi bidang tindak pidana yang dilanggar (kepabeanan / cukai
/ TTPU/lainnya)
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi Nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi Tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (13) : Diisi nomor surat penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (21) : Diisi bidang tindak pidana yang dilanggar (Kepabeanan /
Cukai / TTPU/Lainnya)
Nomor (22) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (23) : Diisi Pasal yang dikenakan dalam peraturan perundang-
undangan atas tindak pidana yang dilanggar
Nomor (24) : Diisi nama RUPBASAN
- 174 -

Nomor (25) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah


penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi tanggal penerbit surat perintah penyerahan barang bukti
(BB)
Nomor (27) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (33) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 175 -

UU. CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENYIMPANAN/PENITIPAN


BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENYIMPANAN/PENITIPAN*) BARANG BUKTI (BB)
NOMOR: SP-PPBB-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Dalam rangka penyelesaian proses Penyidikan tindak pidana di bidang


………(6)……….., perlu dilakukan penyimpanan barang bukti.

DASAR : 1. Pasal 44 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum


Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang Cukai
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 39 tahun
2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. LK Nomor :...........(7)........ tanggal ………(8)……..;
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor:
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;
7. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ...........(11)........... tanggal
……....(12)....……; dan
8. Surat Penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan Nomor:
...........(13)........... tanggal ……....(14)....……

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(15)………………......………..


Pangkat : ……………………..(16)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(17)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(18)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(19)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(20)...…………… dst

UNTUK : 1. Melakukan penyimpanan/penitipan*) Barang Bukti berupa:


……(21)…, yang disimpan/dititipkan*) di ……(22)…
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat Berita
Acara Penyimpanan/Penitipan*) Barang Bukti (BB).
- 176 -

DIKELUARKAN DI : ……..(23)..…….
PADA TANGGAL : ……..(24)……...

Yang menerima perintah ..................(25)...................


Selaku Penyidik
..............(28).................
..................(26)..................
..............(29).................
……………(27)....…………

..............(30).................

..............(31).................

Catatan:
*) Coret yang tidak perlu
- 177 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penyimpanan/Penitipan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor penerbitan surat perintah
penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah
penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi bidang tindak pidana yang dilanggar
(kepabeanan/cukai/TTPU/lainnya)
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (13) : Diisi nomor surat penetapan Penyitaan dari Ketua
Pengadilan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat penetapan Penyitaan dari Ketua
Pengadilan
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
- 178 -

Nomor (20) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan


Nomor (21) : Diisi barang bukti (BB) yang disimpan/dititipkan
Nomor (22) : Diisi tempat penyimpanan milik atau disewa Unit Kerja yang
mengelola BASAN/bukan milik atau tidak disewa Unit Kerja
yang mengelola BASAN.
Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (24) : Diisi tanggal penerbit surat perintah penyimpanan/penitipan
Barang Bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah
penyimpanan/penitipan barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan

Catatan:
*) Coret yang tidak perlu
- 179 -

VV. CONTOH FORMAT SURAT PERMINTAAN PENGELUARAN BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
Nomor : S-…(3)…/…..(4)…../PPNS/...(5).... ..……(6)…..…
Sifat : Segera
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permintaan Pengeluaran Barang Bukti

Yth. …………(7)……………
………………(8)……………

1. Sehubungan dengan tindak pidana di bidang …………(9)………….. yaitu


……………..(10)……………………, diduga melanggar
……………….(11)………………, berdasarkan :
a. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : ………(12)………. tanggal
……..(13)………..
b. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ………….(14)…………. tanggal
……..(15)………..
c. Berita Acara Penyitaan Nomor Nomor : ……………..(16)………….. tanggal
………(17)………
d. Surat Penyerahan Barang Bukti Nomor : …………(18)………….. tanggal
………(19)………

2. Bahwa Penyidik telah menyerahkankan barang bukti untuk disimpan di RUPBASAN


………(20)……… berupa:
• ……………………………………………….(21)…………………………………………
• ……………………………………………………………………………………………..

3. Menindaklanjuti hal tersebut, kami meminta kepada Saudara untuk dapat mengeluarkan
barang bukti berupa ……….(22)…………. guna kepentingan ……….(23)……………..

Demikian untuk dimaklumi.


….………...(24)….…..
Selaku Penyidik,

……………(25)………..

……………(26)………...
- 180 -

Tata Cara Pengisian


Surat Permintaan Pengeluaran Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
permintaan pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
penerbit surat permintaan pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor surat permintaan pengeluaran barang bukti
(BB)
Nomor (4) : Diisi Kode Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
permintaan pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi Tahun penerbitan surat permintaan pengeluaran
barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi Tanggal penerbitan surat permintaan pengeluaran
barang bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi Pimpinan/Kepala RUPBASAN
Nomor (8) : Diisi alamat kantor RUPBASAN
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan,
cukai, dan/atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (10) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (11) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (16) : Diisi nomor berita acara Penyitaan
Nomor (17) : Diisi tanggal berita acara Penyitaan
Nomor (18) : Diisi nomor surat penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (19) : Diisi tanggal surat penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (20) : Diisi nama kota tempat RUPBASAN berada
Nomor (21) : Diisi rincian barang bukti yang diserahkan kepada
RUPBASAN
Nomor (22) : Diisi rincian jumlah dan jenis barang bukti yang
dimintakan pengeluarannya dari RUPBASAN
- 181 -

Nomor (23) : Diisi tujuan permintaan pengeluaran barang bukti


(peminjaman barang bukti untuk kepentingan Penyidikan,
penyerahan Tahap II, dll.)
Nomor (24) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi nama Penyidik penerbit surat penyerahan barang
bukti (BB)
- 182 -

WW.CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGAMBILAN BARANG BUKTI


(BB)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENGAMBILAN BARANG BUKTI (BB)
NOMOR: SP-AMBIL.BB-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

PERTIMBANGAN : Dalam rangka pengembangan dan penyelesaian tindak pidana di


bidang ………(6)……….. yang sedang dilakukan, perlu dilakukan
pengambilan barang bukti.

DASAR : 1. Pasal 44 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum


Acara Pidana;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang No. 10 tahun 1995 tentang
Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang No. 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang No. 11 tahun 1995 tentang
Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.
39 tahun 2007;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1996 tentang
Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Kepabeanan dan Cukai;
5. LK Nomor : ...........(7)........ tanggal ………(8)……..;
6. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor:
...........(9)........... tanggal ……....(10)....……;
7. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ...........(11)........... tanggal
……....(12)....……; dan
8. Surat Penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan Nomor:
...........(13)........... tanggal ……....(14)....……

DIPERINTAHKAN

KEPADA : 1 Nama : ……………….........(15)………………......………..


Pangkat : ……………………..(16)....……..…………………..
Jabatan : ……………………..(17)…………………………….
2. Nama: : ……………………..(18)..…....……………………..
Pangkat : ……………………..(19)…..........…………………..
Jabatan : ……………………..(20)...…………… dst

UNTUK : 1. Melakukan pengambilan Barang Bukti berupa ……(21)…….,


yang disimpan di RUPBASAN ……(22)…….
2. Setelah melaksanakan surat perintah ini agar membuat
Berita Acara Pengambilan Barang Bukti (BB).
- 183 -

DIKELUARKAN DI: ……..(23)..…….


PADA TANGGAL: ……..(24)……...

Yang menerima perintah ..................(25)...................


Selaku Penyidik
..............(28).................
..................(26)..................
..............(29).................
……………(27)....…………

..............(30).................

..............(31).................
- 184 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pengambilan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
penerbit surat perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor kantor penerbit surat perintah pengambilan
barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi bidang tindak pidana yang dilanggar (kepabeanan /
cukai / TTPU/lainnya)
Nomor (7) : Diisi nomor LK
Nomor (8) : Diisi tanggal LK
Nomor (9) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (13) : Diisi nomor surat penetapan Penyitaan dari Ketua
Pengadilan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat penetapan Penyitaan dari Ketua
Pengadilan
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (19) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (20) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (21) : Diisi uraian Barang Bukti (BB) yang diambil
Nomor (22) : Diisi nama RUPBASAN
Nomor (23) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
pengambilan barang bukti (BB)
- 185 -

Nomor (24) : Diisi tanggal penerbit Surat Perintah Pengambilan Barang


Bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah pengambilan
barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (30) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 186 -

XX.CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENYISIHAN BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT PERINTAH PENYISIHAN BARANG BUKTI


Nomor : SPSIH-……(3)……/………(4)………/PPNS/……(5)……

PERTIMBANGAN : Bahwa untuk kepentingan pembuktian maka dianggap perlu untuk


dilakukannya penyisihan atas barang bukti tersebut.
DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
2. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 2007;
4. Laporan Kejadian Nomor: ……………(6)…………… tanggal
……………(7)……………;
5. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor :
……………(8)…………… tanggal ……………(9)…………….
6. Surat Perintah Penyitaan Nomor : ……………(10)……………
tanggal ……………(11)……………
DIPERINTAHKAN :
KEPADA : 1. Nama : ………………………(12)……………………………
Pangkat : ………………………(13)……………………………
Jabatan : ………………………(14)……………………………
2. Nama: : ………………………(15)……………………………
Pangkat : ………………………(16)……………………………
Jabatan : ………………………(17)……………………………

UNTUK : 1. Melakukan penyisihan atas Barang bukti berupa ……………(18)……………


2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini agar membuat Berita Acara
Penyisihan.
3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan dengan penuh rasa
tanggung jawab;
4. Surat Perintah ini berlaku dari tanggal …………(19)………… sampai
dengan selesai.
- 187 -

DIKELUARKAN DI : …………(20)…………
PADA TANGGAL : …………(21)…………

Yang Menerima Perintah ……………(22)……………


Selaku Penyidik,

……………(25)…………… ……………(23)……………

1. ……………(26)…………… ……………(24)……………

……………(27)……………

2. ……………(28)……………
- 188 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penyisihan Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai surat perintah
penyisihan barang bukti (BB)
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai surat
perintah penyisihan barang bukti (BB)
Nomor (3) : Diisi nomor surat perintah penyisihan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit surat
perintah penyisihan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan surat perintah penyisihan barang
bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi nomor LK
Nomor (7) : Diisi tanggal LK
Nomor (8) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (9) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (10) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (11) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (12) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (14) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (15) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (16) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (17) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (18) : Diisi uraian barang bukti yang disisihkan
Nomor (19) : Diisi tanggal mulai berlakunya surat perintah penyisihan
barang bukti (BB)
Nomor (20) : Diisi nama kota tempat penerbitan surat perintah
penyisihan barang bukti (BB)
Nomor (21) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah penyisihan barang
bukti (BB)
Nomor (22) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
penyisihan barang bukti (BB)
Nomor (23) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
penyisihan barang bukti (BB)
- 189 -

Nomor (24) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah penyisihan


barang bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (26) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 190 -

YY.CONTOH FORMAT SURAT PENYERAHAN BERKAS PERKARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : SPBP-…(3)…/….(4).…/PPNS/…(5)… …………(6)…………


Sifat : Segera
Lampiran : 2 (dua) berkas
Hal : Penyerahan Berkas Perkara Tersangka
………….…(7)…………….

Yth. .....................(8)..........................
.....................(9)...........................

1. Bersama ini kami serahkan Berkas Perkara Nomor : BP-


…………..…(10)…………………. tanggal ………..…(11)……….… dalam rangkap 2
(dua) atas nama Tersangka :
Nama : ………………………(12)…………………………..
Jenis Kelamin : ………………………(13)…………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………(14)…………………………..
Pekerjaan : ………………………(15)…………………………..
Kewarganegaraan : ………………………(16)…………………………..
Agama : ………………………(17)…………………………..
Alamat : ………………………(18)…………………………..
dalam perkara tindak pidana di bidang ……………..(19)…………….. yaitu
………………………………………..………(20)……………………………………………
……, melanggar
…………………………...………(21)……………..………………………………….

2. Tersangka tersebut di atas ditahan di


……………….………(22)……………………………….

3. Barang-barang bukti yang tersebut dalam daftar barang bukti disimpan oleh Penyidik
PNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

4. Demikian untuk menjadi maklum, dan mohon perkembangan selanjutnya.

Mengetahui, ………………..(23)……………….
………………..(26)………………. Selaku Penyidik

………………..(27)………………. ………………..(24)……………….

………………..(28)………………. ………………..(25)……………….

Tembusan :
1. …………………(29)………………………
2. …………………(30)………………………
3. …………………(31)………………………
- 191 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penyerahan Berkas Perkara

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat penyerahan berkas perkara
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melaksanakan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat penyerahan berkas
perkara
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya surat penyerahan berkas
perkara
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan data yang
dimiliki oleh Penyidik
Nomor (8) : Diisi Pimpinan/Kepala Kejaksaan tujuan Surat
Penyerahan Berkas Perkara
Nomor (9) : Diisi alamat kantor Kejaksaan tujuan surat
penyerahan berkas perkara
Nomor (10) : Diisi nomor berkas perkara
Nomor (11) : Diisi tanggal berkas perkara
Nomor (12) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan data yang
dimiliki oleh Penyidik
Nomor (13) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (14) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka
Nomor (15) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (16) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (17) : Diisi agama Tersangka
Nomor (18) : Diisi alamat Tersangka sesuai dengan data yang
dimiliki oleh Penyidik
Nomor (19) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
(kepabeanan, cukai, dan/atau Tindak Pidana
Pencucian Uang)
Nomor (20) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
- 192 -

Nomor (21) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar


Nomor (22) : Diisi jangka waktu, tempat dan dasar penahanan
Tersangka
Nomor (23) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat
penyerahan berkas perkara
Nomor (24) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat
penyerahan berkas perkara
Nomor (25) : Diisi nama Penyidik penerbit surat penyerahan
berkas perkara
Nomor (26) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala
Kantor Bea Cukai yang menerbitkan surat
penyerahan berkas perkara
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor
Bea Cukai yang menerbitkan
Nomor (28) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea
Cukai yang menerbitkan
Nomor (29) : Diisi Kepala Bareskrim Kepolisian Negara Republik
Indonesia atau Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia sederajat
Nomor (30) : Diisi Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda
Tindak Pidana Khusus
Nomor (31) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan Surat
Penyerahan Berkas Perkara
- 193 -

ZZ.CONTOH FORMAT SURAT PENYERAHAN KEMBALI BERKAS PERKARA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
Nomor : SPBP-…(3)…/….(4).…/PPNS/…(5)… …………(6)…………
Sifat : Segera
Lampiran : 2 (dua) berkas
Hal : Penyerahan Kembali Berkas Perkara Tersangka
………….…(7)…………….

Yth. .....................(8)..........................
.....................(9)...........................

1. Sehubungan dengan Surat Pengembalian Berkas Perkara atas nama Tersangka


……………(10)…………., sesuai Surat (P-19) ………….(11)…………… nomor
………….(12)……………, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa dengan surat di atas, Penuntut Umum memberi petunjuk untuk
melengkapi Berkas Perkara atas nama Tersangka .............(13)......... sebagai
berikut:
1) Kelengkapan formil: …………..…(14)………………….
2) Kelengkapan materiil: …………..…(15)………………….
b. Bahwa atas petunjuk Penuntut Umum di atas, Penyidik telah melengkapi
sebagai berikut:
1) Kelengkapan formil: …………..…(16)………………….
2) Kelengkapan materiil: …………..…(17)………………….
2. Bersama ini kami serahkan kembali Berkas Perkara Nomor : BP-
…………..…(18)…………………. tanggal ………..…(19)……….… dalam rangkap
2 (dua) atas nama Tersangka :
Nama : ………………………(20)…………………………..
Jenis Kelamin : ………………………(21)…………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………(22)…………………………..
Pekerjaan : ………………………(23)…………………………..
Kewarganegaraan : ………………………(24)…………………………..
Agama : ………………………(25)…………………………..
Alamat : ………………………(26)…………………………..
dalam perkara tindak pidana di bidang ……………..(27)…………….. yaitu
………………………………………..………(28)……………………………………………
……, melanggar
…………………………...………(29)……………..………………………………….

2. Tersangka tersebut di atas ditahan di


……………….………(30)……………………………….

3. Barang-barang bukti yang tersebut dalam daftar barang bukti disimpan oleh Penyidik
PNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
- 194 -

Demikian untuk menjadi maklum, dan mohon perkembangan selanjutnya.

Mengetahui, ………………..(31)……………….
………………..(34)………………. Selaku Penyidik

………………..(35)………………. ………………..(32)……………….

………………..(36)………………. ………………..(33)……………….

Tembusan :
1. …………………(37)………………………
2. …………………(38)………………………
3. …………………(39)………………………
- 195 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penyerahan Kembali Berkas Perkara

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat penyerahan berkas perkara
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melaksanakan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun diterbitkannya surat penyerahan kembali
berkas perkara
Nomor (6) : Diisi tanggal diterbitkannya surat penyerahan kembali
berkas perkara
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan data yang dimiliki
oleh Penyidik
Nomor (8) : Diisi Pimpinan/Kepala Kejaksaan tujuan surat
penyerahan kembali berkas perkara
Nomor (9) : Diisi alamat kantor Kejaksaan tujuan surat penyerahan
kembali berkas perkara
Nomor (10) : Diisi nama Tersangka
Nomor (11) : Diisi pejabat Kejaksaan yang menandatangani surat (P-19)
Nomor (12) : Diisi nomor surat (P-19)
Nomor (13) : Diisi nama Tersangka
Nomor (14) : Diisi petunjuk formil dari Penuntut Umum
Nomor (15) : Diisi petunjuk materiil dari Penuntut Umum
Nomor (16) : Diisi pemenuhan atas petunjuk formil dari Penuntut
Umum
Nomor (17) : Diisi pemenuhan atas petunjuk materiil dari Penuntut
Umum
Nomor (18) : Diisi nomor Berkas Perkara
Nomor (19) : Diisi tanggal Berkas Perkara
Nomor (20) : Diisi nama Tersangka
Nomor (21) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (22) : Diisi tempat tanggal/lahir Tersangka
Nomor (23) : Diisi pekerjaan Tersangka
- 196 -

Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan Tersangka


Nomor (25) : Diisi agama Tersangka
Nomor (26) : Diisi alamat Tersangka sesuai dengan data yang dimiliki
oleh Penyidik
Nomor (27) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (Kepabeanan,
Cukai, dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang)
Nomor (28) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (29) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (30) : Diisi jangka waktu, tempat dan dasar penahanan
Tersangka
Nomor (31) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat penyerahan
kembali berkas perkara
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat penyerahan
kembali berkas perkara
Nomor (33) : Diisi nama Penyidik penerbit surat penyerahan kembali
berkas perkara
Nomor (34) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat penyerahan kembali berkas
perkara
Nomor (35) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat penyerahan kembali berkas
perkara
Nomor (36) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan surat penyerahan kembali berkas perkara
Nomor (37) : Diisi Kepala Bareskrim Kepolisian Negara Republik
Indonesia atau Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia sederajat
Nomor (38) : Diisi Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus
Nomor (39) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan Surat
Penyerahan Kembali Berkas Perkara
- 197 -

AAA.CONTOH FORMAT SURAT PENYERAHAN TERSANGKA DAN BARANG


BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
… ……………….…………(1)…………………..……………..

… ……………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

Nomor : SP.TBB-…………(3)……………… …………(4)……….


Sifat : Biasa
Lampiran : Satu berkas
Hal : Penyerahan Tersangka a.n. ………(5)…………
dan Barang Bukti

Yth. Kepala Kejaksaan Negeri ………(6)…………….

Sehubungan dengan Surat ..........(7)........... Nomor: .............(8).......... tanggal


............(9)............ hal ..............(10)............, dengan ini disampaikan sebagai berikut:

1. Bahwa Berkas Perkara Nomor: ..............(11).......... tanggal ............(12).......... a.n.


Tersangka ...........(13).......... dinyatakan sudah lengkap (P-21).

2. Bahwa bersama ini kami menyerahkan 1 (satu) orang Tersangka dan barang bukti
dengan data:
a.
Nama : ..............................(14)...................................
Jenis Kelamin : ..............................(15)...................................
Tempat/Tanggal Lahir : ..............................(16)...................................
NIK : ..............................(17)...................................
Pekerjaan : ..............................(18)...................................
Kewarganegaraan : ..............................(19)...................................
Agama : ..............................(20)...................................
Alamat sesuai KTP : ..............................(21)...................................
Alamat Tempat Tinggal : ..............................(22)...................................
b. barang bukti berupa sebagaimana yang tercantum dalam daftar barang bukti pada
Berkas Perkara Nomor .......(23)....... tanggal ......(24).........
dalam perkara dugaan tindak pidana di bidang .......(25)......... yaitu ......(26)....., diduga
melanggar pasal ............(27)..............
3. Bahwa Tersangka Sdr. ............(28)........... ditahan di ..............(29)................
4. Bahwa barang bukti sebagaimana butir 2.b di atas berada pada penguasaan Penyidik
di ...............(30)..............
5. Apabila Tersangka tersebut telah mendapat putusan (vonis) Pengadilan, kiranya
kepada kami dapat dikirim Petikan Surat Keputusannya.
Demikian untuk menjadi maklum.

Mengetahui, ………………..(31)……………….
………………..(34)………………. Selaku Penyidik

………………..(35)………………. ………………..(32)……………….

………………..(36)………………. ………………..(33)……………….

Tembusan :
1. …………………(37)………………………
2. …………………(38)………………………
3. …………………(39)………………………
- 198 -

Tata Cara Pengisian


Surat Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan penyerahan Tersangka
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan penyerahan Tersangka
Nomor (3) : Diisi nomor SP.TBB
Nomor (4) : Diisi tanggal surat penyerahan Tersangka
Nomor (5) : Diisi nama Tersangka yang diserahkan
Nomor (6) : Diisi nama Kantor Kejaksaan Negeri yang dituju
Nomor (7) : Diisi Kejaksaan yang mengeluarkan Surat Pemberitahuan
Hasil Penyidikan
Nomor (8) : Diisi nomor surat pemberitahuan hasil Penyidikan
Nomor (9) : Diisi tanggal surat pemberitahuan hasil Penyidikan
Nomor (10) : Diisi perihal surat pemberitahuan hasil Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nomor berkas perkara
Nomor (12) : Diisi tanggal berkas perkara
Nomor (13) : Diisi nama Tersangka dalam berkas perkara
Nomor (14) : Diisi nama Tersangka
Nomor (15) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka
Nomor (17) : Diisi Nomor Induk Kependudukan (NIK) Tersangka
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (20) : Diisi agama Tersangka
Nomor (21) : Diisi alamat Tersangka sesuai KTP
Nomor (22) : Diisi Alamat tempat tinggal Tersangka (diisi dalam hal
alamat tempat tinggal Tersangka tidak sesuai dengan KTP)
Nomor (23) : Diisi Nomor Berkas Perkara
Nomor (24) : Diisi Tanggal Berkas Perkara
Nomor (25) : Diisi Jenis tindak pidana (Kepabeanan, Cukai, atau Tindak
Pidana Pencucian Uang)
Nomor (26) : Diisi Uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
- 199 -

Nomor (27) : Diisi Pasal dan UU yang dilanggar


Nomor (28) : Diisi Nama Tersangka
Nomor (29) : Diisi Tempat Tersangka ditahan
Nomor (30) : Diisi Tempat barang bukti
Nomor (31) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat penyerahan
tersangka dan barang bukti
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat penyerahan
tersangka dan barang bukti
Nomor (33) : Diisi nama Penyidik penerbit surat penyerahan tersangka
dan barang bukti
Nomor (34) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat penyerahan tersangka dan barang
bukti
Nomor (35) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat penyerahan tersangka dan barang
bukti
Nomor (36) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan surat penyerahan tersangka dan barang
bukti
Nomor (37) : Diisi Kepala Bareskrim Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia atau Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia sederajat
Nomor (38) : Diisi Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Tindak
Pidana Khusus
Nomor (39) : Diisi nama jabatan yang dikirimkan tembusan surat
penyerahan tersangka dan barang bukti
- 200 -

BBB.CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGEMBALIAN BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENGEMBALIAN BARANG BUKTI
Nomor SPPBB-….(3)..../……/PPNS/........

PERTIMBANGAN : Bahwa peminjaman barang bukti telah selesai digunakan


dalam rangka pengembangan dan penyelesaian Penyidikan
tindak pidana di bidang ............(4).............. yang sedang
dilakukan.

DASAR : 1. Pasal 44 ayat (1) dan ayat (2) Kitab Undang Undang Hukum
Acara Pidana
2. Pasal 112 ayat (2) Undang Undang Nomor 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 39 tahun 2007;
4. Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP) Nomor : SPTP-
......(5)....../PPNS/....... tanggal ……(6)…….
5. Surat Perintah Penyitaan Nomor : SPP-
...........(7)........./PPNS/........ tanggal .........(8)...........
6. Surat Permintaan Pengeluaran Barang Bukti Nomor:
.........(9)........... tanggal .........(10)...........

DIPERINTAHKAN :

KEPADA : 1. Nama : .................................(11).................................


Pangkat : .................................(12).................................
Jabatan : .................................(13).................................
2. Nama : .................................(11).................................
Pangkat : .................................(12).................................
Jabatan : .................................(13).................................

UNTUK : 1. Melakukan pengembalian barang bukti berupa


..........(14)........... ke RUPBASAN ..........(15)........... dalam
perkara dugaan tindak pidana .............(16)............. yaitu
...............(17)................., melanggar Pasal
................(18).................... -----------------------
2. Membuat Berita Acara Pengembalian Barang Bukti dalam
pelaksanaan surat perintah ini -----------------------------------------

DITETAPKAN DI : ………(19)…………
PADA TANGGAL : ………(20)…………..
................(21).................
Selaku Penyidik,

................(22).................

………………(23)……………………
- 201 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Pengembalian Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor surat, kode direktorat yang melaksanakan
tugas dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea
Cukai yang melakukan dan Tahun Surat Perintah
Pengembalian Barang Bukti
Nomor (4) : Diisi dugaan tindak pidana (Kepabeanan/Cukai/TPPU)
Nomor (5) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP),
Nomor (6) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (7) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (8) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
Nomor (9) : Diisi nomor surat permintaan pengeluaran barang bukti
Nomor (10) : Diisi tanggal surat permintaan pengeluaran barang bukti
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang diberi perintah
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang diberi perintah
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik yang diberi perintah
Nomor (14) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti yang dikembalikan
Nomor (15) : Diisi nama RUPBASAN
Nomor (16) : Diisi dugaan tindak pidana (Kepabeanan/Cukai/TPPU)
Nomor (17) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (18) : Diisi Pasal pada Undang-Undang yang diduga dilanggar
Nomor (19) : Diisi nama kota tempat penerbitan surat perintah
pengembalian barang bukti
Nomor (20) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pengembalian
barang bukti
Nomor (21) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat perintah
pengembalian barang bukti
- 202 -

Nomor (22) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah


pengembalian barang bukti
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah pengembalian
barang bukti
- 203 -

CCC.CONTOH FORMAT SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
… ……………….…………(1)…………………..……………..

… ……………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN
Nomor SPPP-….(3)..../……/PPNS/........

PERTIMBANGAN : Bahwa berdasarkan hasil Penyidikan terhadap


Tersangka, saksi dan barang bukti, perbuatan pidana
yang disangkakan kepada Tersangka tidak cukup bukti
atau tidak memenuhi unsur pasal dipersangkakan, atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana atau
Penyidikan dihentikan demi hukum, sehingga perlu
mengeluarkan Surat Perintah ini.

DASAR : 1. Pasal 6 ayat (1) huruf b, Pasal 7 ayat (2), dan Pasal 109
ayat (2) dan ayat (3) KUHAP;
2. Pasal 112 ayat (2) Undang Undang Nomor 10 tahun 1995
tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2006;
3. Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995
tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 39 tahun 2007;
4. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor : PDP-
......(4)...... tanggal ……(5)…….;
5. Resume hasil Penyidikan tindak pidana di bidang
……(6)…… atas nama Tersangka …...(7)……, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal …..(8)...... ;
6. Hasil Gelar Perkara tanggal ....................(9)...........……

DIPERINTAHKAN :

KEPADA : 1. Nama : .................................(10).................................


Pangkat : .................................(11).................................
Jabatan : .................................(12).................................

2. Nama : .................................(10).................................
Pangkat : .................................(11).................................
Jabatan : .................................(12).................................

UNTUK : 1. Menghentikan Penyidikan tindak pidana atas nama Tersangka:


Nama : ..........................(13)..............................
Tempat/Tgl Lahir : ..........................(14)..............................
Jenis Kelamin : ..........................(15)..............................
Agama : ..........................(16)..............................
Kewarganegaraan : ..........................(17)..............................
Pekerjaan : ..........................(18)..............................
Alamat : ..........................(19)..............................
- 204 -

Dalam perkara tindak pidana di bidang ...............(20)............


sebagaimana dimaksud dalam Pasal .................(21)....................

Terhitung mulai tanggal : .................(22)..................... karena


......................(23).........................

2. Memberitahukan penghentian Penyidikan kepada


........(24)........ serta pihak-pihak yang terkait.

3. Dalam hal Tersangka ditahan segera dikeluarkan dan benda


sitaan dikembalikan kepada yang berhak.

4. Surat Perintah ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.

DITETAPKAN DI : ………(25)…………
PADA TANGGAL : ………(26)………….
Mengetahui, ................(27).................
................(30)................. Selaku Penyidik,

................(31)................. ................(28).................

.......................(32)........................ ………………(29)……………………

Yang menerima perintah,

................(33).................

........................(34)......................

................(35).................

........................(36)......................
- 205 -

Tata Cara Pengisian


Surat Perintah Penghentian Penyidikan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor, kode direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan pengentian Penyidikan, tahun penerbitan surat
perintah penghentian Penyidikan
Nomor (4) : Diisi nomor surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tanggal surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (6) : Diisi Tindak Pidana yang dilakukan (Kepabeanan, Cukai,
atau Tindak Pidana Pencucian Uang/TPPU)
Nomor (7) : Diisi nama Tersangka
Nomor (8) : Diisi Pasal dan Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (9) : Diisi tanggal gelar perkara
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (11) : Diisi pangkat Penyidik yang diperintahkan
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (13) : Diisi nama Tersangka
Nomor (14) : Diisi tempat tanggal lahir Tersangka
Nomor (15) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (16) : Diisi agama Tersangka
Nomor (17) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi bidang Tindak Pidana yang dilanggar (Kepabeanan,
Cukai, atau TPPU)
Nomor (21) : Diisi Pasal dan Undang-undang yang dilanggar
Nomor (22) : Diisi tanggal penghentian Penyidikan
Nomor (23) : Diisi alasan penghentian Penyidikan (tidak cukup bukti
atau tidak memenuhi unsur pasal yang dipersangkakan
kepada Tersangka, atau peristiwa tersebut bukan
- 206 -

merupakan tindak pidana atau Penyidikan dihentikan


demi hukum)
Nomor (24) : Diisi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus/Kepala
Kejaksaan Tinggi/Kepala Kejaksaan Negeri yang
diberitahukan mengenai penghentian Penyidikan
Nomor (25) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat perintah
penghentian penyidikan
Nomor (26) : Diisi tanggal ditetapkannya surat perintah penghentian
penyidikan
Nomor (27) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit Surat Perintah
Penghentian Penyidikan
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat perintah
penghentian penyidikan
Nomor (29) : Diisi nama Penyidik penerbit surat perintah penghentian
penyidikan
Nomor (30) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan
Nomor (32) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
Nomor (35) : Diisi tanda tangan Penyidik yang diperintahkan
Nomor (36) : Diisi nama Penyidik yang diperintahkan
- 207 -

DDD.CONTOH FORMAT SURAT KETETAPAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT KETETAPAN
Nomor: STAP-…………(3)……………………..

Tentang

PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Menimbang : Bahwa berdasarkan hasil Penyidikan terhadap Tersangka,


saksi, ahli dan barang bukti ternyata bahwa peristiwa yang
diduga sebagai tindak pidana dibidang
……………(4)……………………………………………………….
…………………………….(5)………………………….., sehingga
perlu mengeluarkan Surat Ketetapan ini
Memperhatikan : 1. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan No.
..................................(6).................................. tanggal
.....................(7)........................ perihal Dimulainya Penyidikan
atas nama Tersangka …………….(8)…………… yang diduga
telah melakukan tindak pidana
…………………(9)………………. Sebagaimana dimaksud
dalam pasal …………..(10)………….. Undang-Undang
…………..(11)………….
2. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka/Saksi atas nama
…………(12)…………. Tanggal …………..(13)…………..
Dasar : Pasal 109 Ayat (2) KUHAP

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Menghentikan Penyidikan perkara atas nama:


Nama : …………………(14)..............................
Tempat/Tgl Lahir : …………………(15)…………………….
Jenis Kelamin : ………….……...(16)……………………
Kewarganegaraan : ………….……...(17)……………………
No. Identitas : ………….……...(18)……………………
Pekerjaan : ………….……...(19)……………………
Alamat : ………….……...(20)……………………

DITETAPKAN DI : ………(21)…………
PADA TANGGAL : ………(22)………….
................(23).................
Selaku Penyidik,

................(24).................

………………(25)……………………
- 208 -

Tata Cara Pengisian


Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor kode direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai, dan
tahun diterbitkan surat ketetapan penghentian penyidikan
Nomor (4) : Diisi bidang tindak pidana (kepabeanan/cukai/TPPU)
Nomor (5) : Diisi alasan dilakukan penghentian Penyidikan
Nomor (6) : Diisi nomor surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (7) : Diisi tanggal surat pemberitahuan dimulainya Penyidikan
Nomor (8) : Diisi nama Tersangka
Nomor (9) : Diisi bidang tindak pidana (kepabeanan/cukai/TPPU)
Nomor (10) : Diisi Pasal yang dilanggar
Nomor (11) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nama Tersangka/Saksi yang diperiksa
Nomor (13) : Diisi tanggal berita acara pemeriksaan Tersangka/Saksi
Nomor (14) : Diisi nama Tersangka
Nomor (15) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka
Nomor (16) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (17) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (18) : Diisi nomor identitas Tersangka
Nomor (19) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (20) : Diisi alamat Tersangka sesuai KTP
Nomor (21) : Diisi nama kota tempat diterbitkannya surat penetapan
penghentian penyidikan
Nomor (22) : Diisi tanggal diterbitkannya surat penetapan penghentian
penyidikan
Nomor (23) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat ketetapan
penghentian penyidikan
Nomor (24) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat ketetapan
penghentian penyidikan
- 209 -

Nomor (25) : Diisi nama Penyidik penerbit surat ketetapan penghentian


penyidikan
- 210 -

EEE. CONTOH FORMAT SURAT PEMBERITAHUAN PENGHENTIAN


PENYIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”
Nomor : …………(3)………… .……, ………(6)……….
Sifat : …………(4)…………
Lampiran : …………(5)…………
Hal : Pemberitahuan Penghentian Penyidikan

Yth. ……………….……(7)……………….
Di …………….……(8)……………….

1. Sehubungan dengan surat kami No. ……………(9)…………… tanggal


……(10)………… perihal pemberitahuan dimulainya Penyidikan tindak pidana di
bidang….………………………………………………(11)………………………………
sebagaimana dimaksud dalam pasal …………………(12)……………… Undang-
undang ………………………………(13)………………………… atas nama
Tersangka ………………………(14)……………………… dengan ini diberitahukan,
bahwa terhitung mulai tanggal …………………(15)……………, Penyidikan
dihentikan karena : ………………………………………………………………
…………………………………………………(16)……………………………………….

2. Dasar : a. ………………………………(17)………………………
b. Surat Ketetapan No. ……………(18)…………….. tanggal
……(19)…… tentang penghentian Penyidikan;
c. Resume hasil Penyidikan tanggal……(20)…… (terlampir)
3. Demikian untuk menjadi maklum.

Mengetahui, ................(21).................
................(24)................. Selaku Penyidik,

................(25)................. ................(22).................

.......................(26)........................ ………………(23)……………………

Tembusan :
1. …………(27)………
2. …………(28)………
- 211 -

Tata Cara Pengisian


Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor, kode direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai, dan
tahun penerbitan surat pemberitahuan penghentian
Penyidikan
Nomor (4) : Diisi sifat atau klasifikasi surat
Nomor (5) : Diisi jumlah berkas lampiran surat (bila ada)
Nomor (6) : Diisi nama kota dan tanggal diterbitkannya Surat
Pemberitahuan Penghentian Penyidikan
Nomor (7) : Diisi Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus/Kepala
Kejaksaan Tinggi/Kepala Kejaksaan Negeri yang menjadi
tujuan surat pemberitahuan penghentian Penyidikan
Nomor (8) : Diisi alamat tujuan Surat Pemberitahuan Penghentian
Penyidikan
Nomor (9) : Diisi nomor surat perintah dimulainya Penyidikan
Nomor (10) : Diisi tanggal surat perintah dimulainya Penyidikan
Nomor (11) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (Kepabeanan,
Cukai, dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang)
Nomor (12) : Diisi Pasal yang dilanggar
Nomor (13) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (14) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan surat perintah
dimulainya Penyidikan
Nomor (15) : Diisi tanggal dimulainya penghentian Penyidikan
Nomor (16) : Diisi alasan dihentikannya Penyidikan
Nomor (17) : Diisi dasar penghentian Penyidikan
Nomor (18) : Diisi nomor surat ketetapan penghentian Penyidikan
Nomor (19) : Diisi tanggal ketetapan Penghentian Penyidikan
Nomor (20) : Diisi tanggal resume hasil Penyidikan
Nomor (21) : Diisi nama jabatan Penyidik penerbit surat pemberitahuan
penghentian Penyidikan
- 212 -

Nomor (22) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit surat pemberitahuan


penghentian Penyidikan
Nomor (23) : Diisi nama Penyidik penerbit surat pemberitahuan
penghentian Penyidikan
Nomor (24) : Diisi nama jabatan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat pemberitahuan penghentian
Penyidikan
Nomor (25) : Diisi tanda tangan Direktur yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai
yang menerbitkan surat pemberitahuan penghentian
Penyidikan
Nomor (26) : Diisi nama Direktur yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kepala Kantor Bea Cukai yang
menerbitkan Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan
Nomor (27) : Diisi Kepala Bareskrim Polri atau Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia sederajat yang menjadi tembusan surat
pemberitahuan penghentian Penyidikan
Nomor (28) : Diisi nama Tersangka
- 213 -

FFF.CONTOH FORMAT SURAT KETETAPAN PENCABUTAN


PENGHENTIAN PENYIDIKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK


INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”
SURAT KETETAPAN
Nomor: STAP- ……………(3)……………

Tentang

PENCABUTAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN

Menimbang : Bahwa berdasarkan hasil Penyidikan terhadap Tersangka,


saksi, ahli dan barang bukti atas peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana dibidang ……………(4)…………………………
dengan Tersangka ...…………………...(5)……………………,
ditemukan bukti-bukti baru sehingga perlu melanjutkan
Penyidikan atas perkara Tersangka tersebut.
Memperhatikan : 1. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor
.....................................(6)........................................ tanggal
..........................(7).................................. perihal Dimulainya
Penyidikan atas nama Tersangka
…………….(8)…………… yang diduga telah melakukan
tindak pidana …………………(9)……………….
Sebagaimana dimaksud dalam pasal
…………..(10)………….. Undang-Undang
..………………………… (11) ..…………………………
2. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka/Saksi atas nama
…………(12)……………. Tanggal …………..(13)…………...
3. Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan Nomor
....................................(14)....................................... tanggal
.........................(15).......................... perihal Pemberitahuan
Penghentian Penyidikan atas nama Tersangka
…………….(16)…………
4. Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Nomor
………………………….(17)………………………….. tanggal
..…………………………(18) ..…………………………
Dasar : Pasal 109 Ayat (2) KUHAP

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Mencabut penghentian Penyidikan perkara atas nama:


Nama : ………………(19)..............................
Jenis Kelamin : ………………(20)..............................
Tempat/ Tgl Lahir : ………………(21)..............................
Kewarganegaraan : ………………(22)..............................
Pekerjaan : ………………(23)..............................
Tempat Tinggal : ………………(24)..............................
No. Identitas : ………………(25)..............................
Terhitung mulai tanggal : ………………(26)..............................
- 214 -

Dikeluarkan di : …...……(27)………….
Pada tanggal : …………(28)………….

…………..(29)……………..
SELAKU PENYIDIK

……………………(30)…………………

……………………(31)…………………
- 215 -

Tata Cara Pengisian


Surat Ketetapan Pencabutan Penghentian Penyidikan (STAP-P3)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor, kode direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai, dan
tahun diterbitkan Surat Ketetapan Pencabutan Penghentian
Penyidikan (STAP-P3)
Nomor (4) : Diisi jenis Tindak Pidana yang dilakukan (Kepabeanan,
Cukai, dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang)
Nomor (5) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan Surat Perintah
Dimulainya Penyidikan
Nomor (6) : Diisi nomor Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
Nomor (7) : Diisi tanggal diterbitkannya surat pemberitahuan
dimulainya Penyidikan
Nomor (8) : Diisi nama Tersangka
Nomor (9) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (Kepabeanan,
Cukai, dan/atau Tindak Pidana Pencucian Uang)
Nomor (10) : Diisi Pasal yang dilanggar
Nomor (11) : Diisi Undang-Undang yang dilanggar
Nomor (12) : Diisi nama Tersangka/Saksi yang diperiksa
Nomor (13) : Diisi tanggal berita acara pemeriksaan Tersangka/Saksi
Nomor (14) : Diisi nomor surat pemberitahuan penghentian Penyidikan
Nomor (15) : Diisi tanggal surat pemberitahuan penghentian Penyidikan
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka sesuai surat pemberitahuan
penghentian Penyidikan
Nomor (17) : Diisi nomor surat ketetapan penghentian Penyidikan
Nomor (18) : Diisi tanggal surat ketetapan penghentian Penyidikan
Nomor (19) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan surat perintah
dimulainya Penyidikan
Nomor (20) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (21) : Diisi tempat dan tanggal lahir/ umur Tersangka
Nomor (22) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Lampiran V
Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor PER- 19/BC/2021
Tentang Tata Laksana Penyidikan di
LIngkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

A. Contoh Format Identitas Tersangka

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“UNTUK KEADILAN”

IDENTITAS TERSANGKA (.....(3).....)

………………….…………(4)…………………..……………..

Yang mengambil foto,


Tersangka Penyidik

.............(5).............. ................(7)..................

..............(6)............... ................(8)..................
-2-

Tata Cara Pengisian


Identitas Tersangka

Nomor (1) : Diisi Nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (2) : Diisi Alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi

di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang


melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi Jenis identitas milik Tersangka (KTP/ SIM/
PASSPORT/KITAS/lainnya)
Nomor (4) : Diisi Foto atau scan identitas Tersangka
Nomor (5) : Diisi Tanda tangan/cap ibu jari Tersangka
Nomor (6) : Diisi Nama dan nama alias Tersangka
Nomor (7) : Diisi Tanda tangan Penyidik yang mengambil foto identitas
Tersangka
Nomor (8) : Diisi Nama Penyidik yang mengambil foto identitas Tersangka
-3-

B. Contoh Format Daftar Isi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR ISI BERKAS PERKARA

No NAMA SURAT BANYAKNYA KETERANGAN


1. Sampul Berkas Perkara …(4)… lembar Dibuat oleh : …(5)…….
Nomor: ........(3)................. Tanggal ………(6)…….
2. Foto Tersangka …(7)… lembar Dibuat oleh : …(8)…….
Tanggal ………(9)…….
3. Daftar Isi Berkas Perkara …(10)… lembar Dibuat oleh : …(11)…….
Tanggal ………(12)…….
LK, SPTP dan PDP
4. Laporan Kejadian Tindak Pidana …(14)… lembar Dibuat oleh : …(15)…….
Nomor : Tanggal ………(16)…….
……………(13)……………..
5. Surat Perintah Tugas Penyidikan …(18)… lembar Dibuat oleh : …(19)…….
Nomor : Tanggal ………(20)…….
……………(17)……………..
6. Pemberitahuan Dimulainya …(22)… lembar Dibuat oleh : …(23)…….
Penyidikan Nomor : Tanggal ………(24)…….
……………(21)……………..
RESUME
7. Resume …(26)… lembar Dibuat oleh : …(27)…….
……………(25)…………….. Tanggal ………(28)…….
PANGGILAN SAKSI-SAKSI
8. ……………(29)…………….. …(30)… lembar Dibuat oleh : …(31)…….
Tanggal ………(32)…….
PEMERIKSAAN SAKSI-SAKSI
9. ……………(33)…………….. …(34)… lembar Dibuat oleh : …(35)…….
Tanggal ………(36)…….
PEMERIKSAAN AHLI ……………(37)……………..
10. ……………(38)…………….. …(39)… lembar Dibuat oleh : …(40)…….
Tanggal ………(41)…….
PEMERIKSAAN TERSANGKA a.n. …………(42)………………..
11. ……………(43)…………….. …(44)… lembar Dibuat oleh : …(45)…….
Tanggal ………(46)…….
PENANGKAPAN TERSANGKA
12. ……………(47)…………….. …(48)…lembar
Dibuat oleh : …(49)…….
Tanggal ………(50)…….
PENAHANAN dan PERPANJANGAN PENAHANAN TERSANGKA
13. ……………(51)…………….. …(52)…lembar Dibuat oleh : …(53)…….
Tanggal ………(54)…….
PENGGELEDAHAN RUMAH/BANGUNAN
1. ……………(55)……………..
14. ……………(56)…………….. …(57)…lembar Dibuat oleh : …(58)…….
Tanggal ………(59)…….
PENYITAAN BARANG BUKTI
15. ……………(60)…………….. …(61)…lembar Dibuat oleh : …(62)…….
Tanggal …………….
PENCARIAN ORANG a.n. …………(63)………………..
16. ……………(64)…………….. …(65)…lembar Dibuat oleh : …(66)…….
Tanggal ………(67)…….
PENCACAHAN DAN PENYISIHAN
-4-

17. ……………(68)…………….. …(69)…lembar Dibuat oleh : …(70)…….


Tanggal ………(71)…….
DAFTAR SAKSI, AHLI, TERSANGKA DAN BARANG BUKTI
18. Daftar Saksi dan Ahli …(72)…lembar Dibuat oleh : …(73)…….
Tanggal ………(74)…….
19. Daftar Tersangka …(75)…lembar Dibuat oleh : …(76)…….
Tanggal ………(77)…….
20. Daftar Barang Bukti …(78)…lembar Dibuat oleh : …(79)…….
Tanggal ………(80)…….
21. LAMPIRAN

Jakarta,
…………(81)………………..
Penyidik,

………………(82)………………..
-5-

Tata Cara Pengisian


Daftar Isi Berkas Perkara

Nomor (1) : Diisi Nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi Alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi Nomor sampul berkas perkara
Nomor (4) : Diisi Jumlah lembar sampul berkas perkara
Nomor (5) : Diisi Nama Penyidik yang membuat sampul berkas
perkara
Nomor (6) : Diisi Tanggal dibuatnya sampul berkas perkara
Nomor (7) : Diisi Jumlah lembar foto Tersangka
Nomor (8) : Diisi Nama Penyidik yang membuat foto Tersangka
Nomor (9) : Diisi Tanggal dibuatnya foto Tersangka
Nomor (10) : Diisi Jumlah lembar daftar isi berkas perkara
Nomor (11) : Diisi Nama Penyidik yang membuat daftar isi berkas
perkara
Nomor (12) : Diisi Tanggal dibuatnya daftar isi berkas perkara
Nomor (13) : Diisi Nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (14) : Diisi Jumlah lembar Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (15) : Diisi Nama Penyidik yang membuat Laporan Kejadian
Tindak Pidana
Nomor (16) : Diisi Tanggal dibuatnya Laporan Kejadian Tindak
Pidana
Nomor (17) : Diisi Nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (18) : Diisi Jumlah lembar Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (19) : Diisi Nama Penyidik yang membuat Surat Perintah
Tugas Penyidikan
Nomor (20) : Diisi Tanggal dibuatnya Surat Perintah Tugas
Penyidikan
Nomor (21) : Diisi Nomor Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan
-6-

Nomor (22) : Diisi Jumlah lembar Surat Pemberitahuan Dimulainya


Penyidikan

Nomor (23) : Diisi Nama Penyidik pembuat Surat Perintah Tugas


Penyidikan
Nomor (24) : Diisi Tanggal dibuanya Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan
Nomor (25) : Diisi Resume
Nomor (26) : Diisi Jumlah lembar Resume
Nomor (27) : Diisi Nama Penyidik yang membuat resume
Nomor (28) : Diisi Tanggal dibuatnya resume
Nomor (29) : Diisi Surat Panggilan setiap Saksi beserta nomornya
Nomor (30) : Diisi Jumlah lembar Surat Panggilan Saksi
Nomor (31) : Diisi Nama Penyidik yang membuat Surat Panggilan
Saksi
Nomor (32) : Diisi Tanggal dibuatnya Surat Panggilan Saksi
Nomor (33) : Diisi Masing-masing Berita Acara Pemeriksaan Saksi
Masing-masing Berita Acara Pengambilan Sumpah
Saksi
Nomor (34) : Diisi Jumlah lembar masing-masing Berita Acara
Pemeriksaan Saksi
Jumlah lembar masing-masing Berita Acara
Pengambilan Sumpah Saksi
Nomor (35) : Diisi Nama Penyidik yang membuat:
Berita Acara Pemeriksaan Saksi
Berita Acara Pengambilan Sumpah Saksi.
Nomor (36) : Diisi Tanggal dibuatnya:
Berita Acara Pemeriksaan Saksi
Berita Acara Pengambilan Sumpah Saksi
Nomor (37) : Diisi Bidang Keahlian dari Ahli yang akan diperiksa
Nomor (38) : Diisi Dokumen pemeriksaan ahli diantaranya:
Surat Permohonan Penunjukan Ahli
Surat Tugas yang dari Ahli
Berita Acara Pengambilan Sumpah Ahli
Berita Acara Pemeriksaan Ahli
Nomor (39) : Diisi Jumlah lembar masing-masing dokumen
pemeriksaan ahli
Nomor (40) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
-7-

dokumen pemriksaan Ahli


Nomor (41) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
pemeriksaan Ahli.
Nomor (42) : Diisi Nama lengkap Tersangka
Nomor (43) : Diisi Berita Acara Pemeriksaan Tersangka
Nomor (44) : Diisi Jumlah lembar Berita Acara Pemeriksaan
Tersangka
Nomor (45) : Diisi Nama Penyidik yang membuat Berita Acara
Pemeriksaan Tersangka
Nomor (46) : Diisi Tanggal dibuatnya Berita Acara Pemeriksaan
Tersangka
Nomor (47) : Diisi Dokumen terkait penangkapan:
Surat Perintah Penangkapan
Berita Acara Penangkapan
Nomor (48) : Diisi Jumlah lembar masing-masing dokumen terkait
penangkapan
Nomor (49) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
dokumen terkait penangkapan
Nomor (50) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
terkait penangkapan.
Nomor (51) : Diisi Dokumen terkait penahanan dan perpanjangan
penahanan tersangka, yaitu:
Surat Perintah Penahanan
Berita Acara Penahanan
Surat Pemberitahuan Penangkapan dan Penahanan
Tersangka
Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan
Surat Perpanjangan Penahanan
Berita Acara Perpanjangan Penahanan
Surat Pemberitahuan Perpanjangan Penahanan
Nomor (52) : Diisi Jumlah lembar masing-masing dokumen terkait
penahanan dan perpanjangan penahanan
Nomor (53) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
dokumen terkait penahanan dan perpanjangan
penahanan
Nomor (54) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
terkait penahanan dan perpanjangan penahanan.
Nomor (55) : Diisi Alamat tempat dilakukannya penggeledahan
-8-

Nomor (56) : Diisi Dokumen terkait penggeledahan yaitu:


Surat permintaan ijin penggeledahan
Surat perintah penggeledahan
Penetapan penggeledahan
Berita Acara Penggeledahan
Nomor (57) : Diisi Jumlah lembar masing-masing dokumen terkait
penggeledahan
Nomor (58) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
dokumen terkait penggeledahan
Nomor (59) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
terkait penggeledahan
Nomor (60) : Diisi Dokumen terkait penyitaan barang bukti yaitu:
Surat Perintah Penyitaan
Berita Acara Penyitaan
Surat tanda terima barang bukti
Permohonan penetapan penyitaan
Penetapan penyitaan
Nomor (61) : Diisi Jumlah lembar masing-masing dokumen terkait
penyitaan barang bukti
Nomor (62) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
dokumen terkait penyitaan
Nomor (63) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
terkait penyitaan
Nomor (64) : Diisi Dokumen terkait pencarian orang yaitu:
Surat Perintah Pencarian Orang
Berita Acara Pencarian Orang
Dokumen pendukung (Surat Keterangan
RT/RW/Lurah/Kepala Desa)
Nomor (65) : Diisi Jumlah lembar masing-masing dokumen terkait
pencarian orang
Nomor (66) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
dokumen terkait pencarian orang
Nomor (67) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
terkait pencarian orang
Nomor (68) : Diisi Dokumen terkait pencacahan dan penyisihan
yaitu:
• Surat Tugas Pencacahan dan Penyisihan Barang
Bukti
-9-

• Berita Acara Pencacahan Barang Bukti


• Berita Acara Penyisihan Barang Bukti
Nomor (69) : Diisi Jumlah lembar masiing-masing dokumen terkait
pencacahan dan penyisihan barang bukti
Nomor (70) : Diisi Nama Penyidik yang membuat masing-masing
dokumen terkait pencacahan dan penyisihan barang
bukti
Nomor (71) : Diisi Tanggal dibuatnya masing-masing dokumen
terkait pencacahan dan penyisihan barang bukti
Nomor (72) : Diisi Jumlah lembar daftar saksi dan ahli
Nomor (73) : Diisi Nama Penyidik yang membuat daftar saksi dan
ahli
Nomor (74) : Diisi Tanggal dibuatnya daftar saksi dan ahli
Nomor (75) : Diisi Jumlah lembar daftar tersangka
Nomor (76) : Diisi Nama pejabat yang membuat daftar tersangka
Nomor (77) : Diisi Tanggal dibuatnya daftar tersangka
Nomor (78) : Diisi Jumlah lembar daftar barang bukti
Nomor (79) : Diisi Nama Penyidik yang membuat daftar barang
bukti
Nomor (80) : Diisi Tanggal dibuatnya daftar tersangka
Nomor (81) : Diisi Kota dan tanggal dibuatnya daftar isi berkas
perkara
Nomor (82) : Diisi Nama Penyidik yang membuat daftar isi berkas
perkara
- 10 -

C. Contoh Format Resume

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

RESUME

I. DASAR
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor: LK- ……(3)….. tanggal ……(4)……...;
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: SPTP-……(5)……. tanggal ……(6)………;
3. Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor: ……(7)…... tanggal ……(8)……;

II. PERKARA
Penyidikan atas perkara tindak pidana di bidang ……(9)…….. yaitu
…………(10)……………

III. FAKTA-FAKTA
A. PANGGILAN
1. Berdasarkan Surat Panggilan Nomor …..(11)….. tanggal …(12)... telah memanggil
........(13).........
B. PEMERIKSAAN SAKSI-SAKSI
1. N a m a : ……………(14)……………..
Tempat / Tgl. Lahir : ……………(15)……………..
Umur : ……………(16)……………..
Jenis Kelamin : ……………(17)……………..
Kewarganegaraan : ……………(18)……………..
Agama : ……………(19)……………..
Pekerjaan : ……………(20)……………..
Alamat sesuai KTP : ……………(21)……………..
Nomor HP : ……………(22)……………..

MENERANGKAN SEBAGAI BERIKUT :


• …………………………(23)………………………………..
2. dst.
C. PEMERIKSAAN AHLI
1. Nama : ……………(24)……………..
Tempat / Tgl. Lahir : ……………(25)……………..
Umur : ……………(26)……………..
Jenis Kelamin : ……………(27)……………..
Kewarganegaraan : ……………(28)……………..
Agama : ……………(29)……………..
Pekerjaan : ……………(30)……………..
Alamat sesuai KTP : ……………(31)……………..
Nomor HP : ……………(32)……………..
- 11 -

MENERANGKAN SEBAGAI BERIKUT :


• …………………………(33)………………………………..
2. dst.
D. PEMERIKSAAN TERSANGKA
1. Nama : ……………(34)……………..
Tempat / Tgl. Lahir : ……………(35)……………..
Umur : ……………(36)……………..
Jenis Kelamin : ……………(37)……………..
Kewarganegaraan : ……………(38)……………..
Agama : ……………(39)……………..
Pekerjaan : ……………(40)……………..
Alamat sesuai KTP : ……………(41)……………..
Nomor HP : ……………(42)……………..
MENERANGKAN SEBAGAI BERIKUT :
• …………………………(43)………………………………..
2. dst.
E. PENANGKAPAN
Telah dilakukan penangkapan terhadap ……(44)………. Berdasarkan Surat Perintah
Penangkapan nomor ……(45)…….. tanggal ……(46)……. Dan telah dibuatkan Berita
Acara Penangkapan tertanggal …………(47)………
F. PENAHANAN
Berdasarkan Surat Perintah Penahanan nomor ……(48)……Tersangka atas nama
………(49)……. Mulai ditahan di ……(50)……. Terhitung mulai tanggal ……(51)……..
sampai dengan ……(52).….. dan telah dibuatkan Berita Acara Penahanan tertanggal
……………(53)………………
G. PENGGELEDAHAN
1. Berdasarkan Surat Perintah Pengeledahan nomor ………(54)……… tanggal
……………(55)………….. telah dilakukan penggeledahan terhadap:

a. ………(56)…………………..
b. ………(57)…………………..
Terhadap penggeledahan telah mendapat persetujuan penggeledahan dari
Pengadilan Negeri ………(58)……….. dengan surat nomor ………(59)………..
tanggal …………(60)…………

H. PENYITAAN
1. Berdasarkan Surat Perintah Penyitaan nomor ……………(61)…………….. tanggal
……………(62)…………….. telah dilakukan penyitaan terhadap:

a. ………(63)…………………..
b. ………(dst)…………………..
Terhadap penyitaan telah mendapat persetujuan penyitaan dari Pengadilan Negeri
……………(64)…………….. dengan surat nomor…………(65)……………..tanggal
……………(66)……………..

I. ANALISIS FAKTA
…………………(67)……………………
- 12 -

J. ANALISIS YURIDIS
…………………(68)……………………
K. KESIMPULAN
…………………(69)……………………
Demikian Resume ini dibuat dengan sebenarnya, atas kekuatan sumpah jabatan,
kemudian ditutup dan ditandatangani di …(70)…, tanggal …………(71)……………..,

Penyidik,

………………(72)………..…
- 13 -

Tata Cara Pengisian


Resume

Nomor (1) : Diisi Nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi Alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi Nomor LK
Nomor (4) : Diisi Tanggal diterbitkannya LK
Nomor (5) : Diisi Nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (6) : Diisi Tanggal diterbitkannya Surat Perintah Tugas
Penyidikan (SPTP)
Nomor (7) : Diisi nomor surat pemberitahuan dimulainya penyidikan
Nomor (8) : Diisi Tanggal diterbitkannya surat pemberitahuan
dimulainya penyidikan
Nomor (9) : Diisi kepabeanan/cukai/bidang Lain yang menjadi
kewenangan Penyidik
Nomor (10) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (11) : Diisi nomor surat panggilan
Nomor (12) : Diisi tanggal surat panggilan
Nomor (13) : Diisi nama saksi yang dipanggil
Nomor (14) : Diisi nama saksi yang dipanggil
Nomor (15) : diisi tempat dan tanggal lahir saksi
Nomor (16) : Diisi umur Saksi
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin Saksi
Nomor (18) : Diisi kewarganegaraan Saksi
Nomor (19) : Diisi agama Saksi
Nomor (20) : Diisi pekerjaan Saksi
Nomor (21) : Diisi alamat sesuai KTP Saksi
Nomor (22) : Diisi nomor handphone Saksi
Nomor (23) : Diisi keterangan yang didapat hasil dari pemeriksaan
atas Saksi
Nomor (24) : Diisi nama Ahli
Nomor (25) : Diisi tempat dan tanggal lahir Ahli
Nomor (26) : Diisi umur Ahli
Nomor (27) : Diisi jenis kelamin Ahli
Nomor (28) : Diisi kewarganegaraan Ahli
- 14 -

Nomor (29) : Diisi agama Ahli


Nomor (30) : Diisi pekerjaan Ahli
Nomor (31) : Diisi alamat sesuai KTP Ahli
Nomor (32) : Diisi nomor handphone Ahli
Nomor (33) : Diisi Keterangan yang didapat hasil dari pemeriksaan
atas Ahli
Nomor (34) : Diisi nama Tersangka
Nomor (35) : Diisi tempat dan tanggal lahir Tersangka
Nomor (36) : Diisi umur Tersangka
Nomor (37) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (38) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (39) : Diisi agama Tersangka
Nomor (40) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (41) : Diisi alamat sesuai KTP Tersangka
Nomor (42) : Diisi nomor handphone Tersangka
Nomor (43) : Diisi keterangan yang didapat hasil dari pemeriksaan
atas Tersangka
Nomor (44) : Diisi nama Tersangka
Nomor (45) : Diisi nomor surat perintah penangkapan
Nomor (46) : Diisi tanggal surat perintah penangkapan
Nomor (47) : Diisi tanggal berita acara penangkapan
Nomor (48) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (49) : Diisi nama Tersangka yang ditahan
Nomor (50) : Diisi tempat dilakukannya Penahanan
Nomor (51) : Diisi tanggal dimulainya Penahanan
Nomor (52) : Diisi tanggal berakhirnya Penahanan
Nomor (53) : Diisi tanggal Berita Acara Penahanan
Nomor (54) : Diisi nomor surat perintah penggeledahan
Nomor (55) : Diisi tanggal surat perintah penggeledahan
Nomor (56) : Diisi nama tempat/rumah/bangunan lain/sarana
pengangkut/badan/ pakaian serta alamatnya
Nomor (57) : Diisi nama tempat/rumah/bangunan lain/sarana
pengangkut/badan/ pakaian serta alamatnya
Nomor (58) : Diisi kabupaten/kota pengadilan negeri tempat meminta
penetapan penggeledahan
Nomor (59) : Diisi nomor ijin/penetapan penggeledahan
Nomor (60) : Diisi tanggal ijin/penetapan geledah
Nomor (61) : Diisi nomor surat perintah Penyitaan
Nomor (62) : Diisi tanggal surat perintah Penyitaan
- 15 -

Nomor (63) : Diisi benda yang dilakukan Penyitaan


Nomor (64) : Diisi kabupaten/kota pengadilan negeri tempat meminta
penetapan Penyitaan
Nomor (65) : Diisi nomor penetapan Penyitaan
Nomor (66) : Diisi tanggal penetapan Penyitaan
Nomor (67) : Diisi analisa Penyidik atas fakta-fakta yang didapat
selama proses Penyidikan yang mengarah pada
kesesuaian antar alat bukti yang didapat.
Nomor (68) : Diisi analisa Penyidik atas fakta-fakta yang didapat
disandingkan dengan unsur-unsur pasal yang dilanggar
yang mengarah pada pemenuhan unsur pasal.
Nomor (69) : Diisi kesimpulan yang dituangkan oleh Penyidik yang
menyatakan bahwa berdasarkan hasil penyidikan
membuktikan apakah unsur-unsur pasal terpenuhi atau
tidak terpenuhi.
Nomor (70) : Diisi tempat/kabupaten/kota dibuatnya Resume
Nomor (71) : Diisi tangal ditandatanganinya Resume
Nomor (72) : Diisi nama Penyidik yang membuat Resume
- 16 -

D. Contoh Format Berita Acara Olah Tempat Kejadian Perkara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., saya : ---------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)……………. ------------


Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Olah Tempat Kejadian Perkara Nomor : SP.OTKP- ..............(18)..................
tanggal ………(19)…..…….

Melakukan olah tempat kejadian perkara sebagai berikut : -------------------------------------------------


……………………………………………………..(20)…………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : ……………………………………(21)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(22)……………………………………
Alamat : ……………………………………(23)……………………………………
2. Nama : ……………………………………(24)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(25)……………………………………
Alamat : ……………………………………(26)……………………………………

Dengan cara sebagai berikut: ……………………………..…..…..(27)………………………………


………………………………………………………………………………………………………………

---- Demikian Berita Acara Olah Tempat Kejadian Perkara ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(28).................
pada hari dan tanggal tersebut di atas.---------------------------------------------------------------------------

Tersangka*, Yang melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara


Penyidik,

..............(29)............................ ........................(31)............................

1. ……………(32)…………………
.............(30)................

........................(33)............................

2. …………...(34)………………...
- 17 -

Saksi-saksi :
.....................(35)............................

1. ……………..(36)…………………

....................(37)............................

2. ……………..(38)………………...

* Coret yang tidak perlu


- 18 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Olah Tempat Kejadian Perkara

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari melakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (4) : Diisi tanggal melakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (5) : Diisi bulan melakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (6) : Diisi tahun melakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (7) : Diisi pukul/jam melakukan melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (8) : Diisi Nama Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (9) : Diisi Pangkat Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (10) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara
Nomor (11) : Diisi Nama Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (13) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (14) : Diisi Nomor LK
Nomor (15) : Diisi Tanggal LK
Nomor (16) : Diisi Nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi Tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi Nomor surat perintah olah tempat kejadian perkara
Nomor (19) : Diisi tanggal dilakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (20) : Diisi tempat dan alamat tempat kejadian perkara yang
dilakukan olah tempat kejadian perkara
Nomor (21) : Diisi nama yang menyaksikan olah tempat kejadian
- 19 -

perkara
Nomor (22) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
Nomor (23) : Diisi alamat yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
Nomor (24) : Diisi nama yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
Nomor (25) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
Nomor (26) : Diisi alamat yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
Nomor (27) : Diisi cara olah tempat kejadian perkara
Nomor (28) : Diisi nama kota saat berita acara olah tempat kejadian
perkara ditandatangani
Nomor (29) : Diisi tanda tangan atau cap ibu jari Tersangka
Nomor (30) : Diisi nama Tersangka
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik yang melakukan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (35) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (36) : Diisi nama yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
Nomor (37) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan olah tempat
kejadian perkara
Nomor (38) : Diisi nama yang menyaksikan olah tempat kejadian
perkara
- 20 -

E. Contoh Format Berita Acara Rekonstruksi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA REKONSTRUKSI

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., saya : ---------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada Kantor …….......……(10)……………


bersama-sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada Kantor yang sama. --------------------------


Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...............(13)................. tanggal
...........(14)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP- ................(15)................. tanggal
...........(16).............
3. Surat Perintah Rekonstruksi Nomor : SP.Rekon- ..............(17).................. tanggal
………(18)…..…….

Melakukan olah tempat kejadian perkara sebagai berikut : -------------------------------------------------


……………………………………………………..(19)…………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : ……………………………………(20)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(21)……………………………………
Alamat : ……………………………………(22)……………………………………
2. Nama : ……………………………………(23)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(24)……………………………………
Alamat : ……………………………………(25)……………………………………

Dengan cara sebagai berikut: ……………………………..…..…..(26)………………………………


………………………………………………………………………………………………………………

---- Demikian Berita Acara Rekonstruksi ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(27)................. pada hari dan
tanggal tersebut di atas.----------------------------------------------------------------------------------------------

Tersangka*, Yang melakukan Rekonstruksi,

..............(28)............................ ..................(30).........................

1. ……………(31)…………………
.............(29)................

..................(32)........................

2. …………...(33)………………...
- 21 -

Saksi-saksi :
....................(34)........................

2. ……………..(35)…………………

....................(36)........................

3. ……………..(37)………………...

* Coret yang tidak perlu


- 22 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Rekonstruksi

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari melakukan rekonstruksi
Nomor (4) : Diisi tanggal melakukan rekonstruksi
Nomor (5) : Diisi bulan melakukan rekonstruksi
Nomor (6) : Diisi tahun melakukan rekonstruksi
Nomor (7) : Diisi pukul/jam melakukan melakukan rekonstruksi
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Nomor (10) : Diisi nama kantor Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Nomor (13) : Diisi Nomor LK
Nomor (14) : Diisi Tanggal LK
Nomor (15) : Diisi Nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (16) : Diisi Tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi nomor surat perintah rekonstruksi
Nomor (18) : Diisi tanggal dilakukan rekonstruksi
Nomor (19) : Diisi tempat dan alamat tempat kejadian perkara yang
dilakukan rekonstruksi
Nomor (20) : Diisi nama yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (21) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (22) : Diisi alamat yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (23) : Diisi nama yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (24) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (25) : Diisi alamat yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (26) : Diisi cara rekonstruksi
Nomor (27) : Diisi nama kota saat berita acara rekonstruksi
Nomor (28) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (29) : Diisi nama Tersangka
Nomor (30) : Diisi tanda tangan yang melakukan rekonstruksi
Nomor (31) : Diisi nama Penyidik yang melakukan rekonstruksi
- 23 -

Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan rekonstruksi


Nomor (33) : Diisi nama Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Nomor (34) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (35) : Diisi nama yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (36) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan rekonstruksi
Nomor (37) : Diisi nama yang menyaksikan rekonstruksi
- 24 -

F. Contoh Format Berita Acara Membawa Tersangka/Saksi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
BERITA ACARA MEMBAWA TERSANGKA/SAKSI
NOMOR : BAP-……(3)…../………(4)……/PPNS/......(5)........

--- Pada hari ini ….....(6)…….. tanggal ………(7)…........ bulan ……....(8)…........ tahun
…….......(9)…........... pukul ............(10).........., saya : --------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada Kantor …….......……(13)……………


bersama-sama dengan : --------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(14)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(15)…………, Jabatan : Penyidik pada Kantor …….......……(16)……………


Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Surat Panggilan Ke I No. SP- .........................(17)................. tanggal ...........(18)............
2. Surat Panggilan Ke II No. SP- ........................(19)................. tanggal ...........(20).............
3. Surat Perintah Membawa No. SPM- ..............(21).................. tanggal ………(22)…..…….

Telah membawa seorang laki-laki / perempuan : -------------------------------------------------------

Nama : ……………………………(23)……………………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………(24)……………………………………….
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………(25)……………………………………….
No. Identitas : ……………………………(26)……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………(27)……………………………………….
Alamat : ……………………………(28)……………………………………….
Kewarganegaraan : ……………………………(29)……………………………………….
Agama : ……………………………(30)……………………………………….

Dalam perkara tindak pidana ........(31).......... yaitu


……………………(32)…………………………..., melanggar ……...........…(33)……...................
Yang bersangkutan dibawa dari
……...........…(34)……...................ke……...........…(35)……...................untuk dihadapkan
Kepada...................(36)...................................... di ..........(37)..........., untuk didengarkan
keterangannya sebagai Saksi/Tersangka.
Uraian tentang pelaksanaan membawa tersangka / saksi adalah sebagai berikut :
...................(38)......................................
Demikian Berita Acara Membawa Tersangka/Saksi ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(39).................
pada hari dan tanggal tersebut di atas.---------------------------------------------------------------------------

Yang dibawa Penyidik Pegawai Negeri Sipil

.............(40)................ .....................(42)............................

.............(41)................ 1. …………...…(43)…………………

.....................(44)............................

2. ………...…...(45)………………......
- 25 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Membawa Tersangka/Saksi

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berita acara membawa Tersangka/Saksi
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi Tahun diterbitkannya berita acara membawa
Tersangka/Saksi
Nomor (6) : Diisi hari dilakukannya membawa Tersangka/Saksi
Nomor (7) : Diisi tanggal dilakukannya membawa Tersangka/Saksi
Nomor (8) : Diisi bulan dilakukannya membawa Tersangka/Saksi
Nomor (9) : Diisi tahun dilakukannya membawa Tersangka/Saksi
Nomor (10) : Diisi pukul dilakukannya membawa Tersangka/Saksi
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pembawaaan
Tersangka/Saksi
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pembawaan
Tersangka/Saksi
Nomor (13) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang bersama-sama melakukan
pembawaan Tersangka/Saksi
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pembawaan
Tersangka/Saksi
Nomor (16) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (17) : Diisi nomor surat panggilan I
Nomor (18) : Diisi tanggal surat panggilan I
Nomor (19) : Diisi nomor surat panggilan II
Nomor (20) : Diisi tanggal surat panggilan II
Nomor (21) : Diisi nomor surat perintah membawa Tersangka/Saksi
- 26 -

Nomor (22) : Diisi tanggal surat perintah membawa Tersangka/Saksi


Nomor (23) : Diisi nama orang yang dibawa
Nomor (24) : Diisi jenis kelamin orang yang dibawa
Nomor (25) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang dibawa
Nomor (26) : Diisi nomor identitas orang yang dibawa
Nomor (27) : Diisi pekerjaan orang yang dibawa
Nomor (28) : Diisi alamat orang yang ditangkap sesuai KTP-nya. Dalam
hal yang bersangkutan tinggal di tempat yang berbeda
dengan alamat KTP, maka yang ditulis adalah alamat
tempat tinggal saat dilakukan penangkapan
Nomor (29) : Diisi kewarganegaraan orang yang dibawa
Nomor (30) : Diisi agama orang yang dibawa
Nomor (31) : Diisi jenis tindak pidana yaitu kepabeanan, cukai, atau
tindak pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (32) : Diisi uraian singkat tindak pidana
Nomor (33) : Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (34) : Diisi tempat Saksi/Tersangka dibawa
Nomor (35) : Diisi kantor tujuan untuk dimintakan keterangan
Nomor (36) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (37) : Diisi nama kantor Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (38) : Diisi uraian singkat proses pembawaan Tersangka/Saksi
Nomor (39) : Diisi nama kota dimana berita acara dibuat
Nomor (40) : Diisi tanda tangan orang yang dibawa
Nomor (41) : Diisi nama orang yang dibawa
Nomor (42) : Diisi Tanda tangan Penyidik yang membawa
Tersangka/Saksi
Nomor (43) : Diisi nama Penyidik yang membawa Tersangka/Saksi
Nomor (44) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membawa
Tersangka/Saksi
Nomor (45) : Diisi nama Penyidik yang membawa Tersangka/Saksi
- 27 -

G. Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan (Saksi)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


(SAKSI)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., di ………(8)…........, Saya: ---

--------------------------------------------------………(9)…........------------------------------------------------
Pangkat : ………(10)…........ penyidik pada ………(11)…........, berdasarkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan nomor SPTP-………(12)…........ tanggal ………(13)…........, telah melakukan
pemeriksaan terhadap seseorang yang belum saya kenal, mengaku bernama : ---------------------
---

----------------------------------------------- ………(14)…........--------------------------------------------------

Umur ………(15)…........, Tempat Tanggal Lahir: ………(16)…........, Jenis Kelamin:


………(17)…........, Agama: ………(18)…........, Pekerjaan: ………(19)…........, Alamat tempat
tinggal: ………(20)…........ Nomor HP: ………(21)…........, NIK: ………(22)…........ ----

--------- Ia diperiksa dan didengar keterangannya sebagai SAKSI dalam kasus dugaan Tindak
pidana di bidang ………(23)…........ yaitu ………(24)…........, diduga melanggar Pasal
………(25)…........ dengan tersangka* ………(26)…........ sesuai Laporan Kejadian Nomor LK-
………(27)…........ tanggal ………(28)…......... ----------------------------------------------
---------Atas pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik yang meriksa, yang diperiksa memberikan
jawaban dan keterangan sebagai berikut : ------------------------------------------------

PERTANYAAN : JAWABAN :

1. Apakah saat ini Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, bersedia
diperiksa dan akan memberikan keterangan yang sebenarnya ? ------------------------
-------- 1. Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia
-------- diperiksa dengan memberikan keterangan yang sebenarnya.---------

2. Apakah Saudara bersedia memberi keterangan yang benar dan jujur ?-----------------
-------- 2. Ya, saya bersedia memberi keterangan yang benar dan jujur.----------

3. Saudara diperiksa sehubungan dengan kasus dugaan Tindak pidana di bidang


………(29)…........ yaitu ………(30)…........, diduga melanggar Pasal
………(31)…........ dengan tersangka* ………(32)…........ sesuai Laporan Kejadian
Nomor LK-………(33)…........ tanggal ………(34)…......... Apakah Saudara
mengetahui?------------
-------- 3. Ya, saya mengetahui.---------------------------------------------------------------

4. Jelaskan Riwayat Pendidikan Saudara? ------------------------------------------------------------


-------- 4. Riwayat pendidikan saya adalah:

5. Jelaskan riwayat pekerjaan Saudara? ----------------------------------------------------------


-------- 5. Riwayat pendidikan saya adalah:
- 28 -

--------

6. “Pertanyaan selanjutnya sesuai kebutuhan penyidik”

18.
Apakah semua keterangan Saudara di atas benar semua? -------------------------------
-------- 18. Ya, benar. ---------------------------------------------------------------------------

19. Apakah masih ada keterangan lagi yang ingin Saudara tambahkan? ------------------
-------- 19. Tidak. ---------------------------------------------------------------------------------

20. Apakah selama pemeriksaan ini Saudara mengalami tekanan atau paksaan dalam
memberikan keterangan? --------------------------------------------------------------------------
-------- 20. Tidak. ---------------------------------------------------------------------------------

21. Apakah saudara bersedia untuk dimintakan keterangan kembali apabila


dibutuhkan? --------------------------------------------------------------------------------------------
-------- 21. Ya saya bersedia. -----------------------------------------------------------------

---------- Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat kemudian dibacakan kembali kepada
yang diperiksa dan yang diperiksa menyatakan setuju dan membenarkan semua keterangan
tersebut di atas, untuk menguatkannya membubuhkan tanda tangannya di bawah ini. ------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Yang diperiksa,

………(35)…........

………(36)…........

---------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya atas dasar sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di Jakarta pada tempat, hari dan tanggal
tersebut di atas.------------------------------------------------------------------------------------------

Penyidik,

………(37)…........

………(38)…........
- 29 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pemeriksaan Saksi

Nomor (1) : Diisi Nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi Alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya pemeriksaan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya pemeriksaan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya pemeriksaan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya pemeriksaan
Nomor (7) : Diisi pukul dilakukannya pemeriksaan
Nomor (8) : Diisi kantor atau tempat dilakukannya pemeriksaan
Nomor (9) : Diisi nama penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (10) : Diisi pangkat penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (11) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nama orang yang diperiksa
Nomor (15) : Diisi umur orang yang diperiksa
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang diperiksa
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin orang yang diperiksa
Nomor (18) : Diisi agama orang yang Diperiksa
Nomor (19) : Diisi pekerjaan orang yang Diperiksa
Nomor (20) : Diisi alamat orang yang diperiksa sesuai kartu identitas
Nomor (21) : Diisi nomor handphone orang yang diperiksa
Nomor (22) : Diisi nomor identitas orang yang dibawa
Nomor (23) : Diisi jenis Tindak Pidana: kepabeanan, cukai, atau tindak
pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (24) : Diisi uraian singkat tindak pidana
Nomor (25) : Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (26) : Diisi nama Tersangka apabila belum ada Tersangka tidak
perlu dicantumkan
Nomor (27) : Diisi nomor LK
Nomor (28) : Diisi tanggal LK
Nomor (29) Diisi jenis tindak pidana: kepabeanan, cukai, atau tindak
- 30 -

pidana pencucian uang (TPPU)


Nomor (30) Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (31) Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (32) Diisi nama Tersangka apabila belum ada tersangka tidak
perlu dicantumkan
Nomor (33) Diisi nomor LK
Nomor (34) Diisi tanggal LK
Nomor (35) : Diisi tanda tangan orang yang diperiksa
Nomor (36) : Diisi nama orang yang diperiksa
Nomor (37) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
pemeriksaan
Nomor (38) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pemeriksaan
- 31 -

H. Contoh Berita Pengambilan Sumpah Saksi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH


(SAKSI)

----------- Pada hari ini …(3)… tanggal …(4)… bulan …(5)… tahun …(6)… saya : --------
-------------- Nama : ………(7)………
-------------- Pangkat : ………(8)………
-------------- Jabatan : ………(9)………
Telah mengambil sumpah seorang SAKSI: ----------------------------------------------------------
-------------- Nama : ………(10)………
-------------- Tempat/Tgl. Lahir : ………(11)………
-------------- Jenis Kelamin : ………(12)………
-------------- Agama : ………(13)………
-------------- Pekerjaan : ………(14)………
-------------- Alamat Domisili : ………(15)………

Sesuai dengan agama ………(16)……… yang dianutnya dengan disaksikan oleh : ------
-------
------------ 1. Nama : ………(17)………
------------ Pangkat : ………(18)………
------------ Jabatan : ………(19)………
------
------------ 2. Nama : ………(20)………
------------ Pangkat : ………(21)………
------------ Jabatan : ………(22)………
Sesuai dengan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana maka untuk menguatkan keterangannya sebagai SAKSI dalam perkara dugaan
Tindak Pidana di bidang ………(23)……… berdasarkan Laporan Kejadian Tindak
Pidana Nomor : LK- ...........(24)........... tanggal ………(25)…….., yang bersangkutan
telah disumpah dengan mengucapkan lafal sumpah sesuai agama yang dianutnya
sebagai berikut.
----------- Dengan mengucapkan lafal sumpah sebagai berikut : --------------------------------
………(26)………
---------- Selesai mengucapkan lafal sumpah, maka ia membubuhkan tanda tangan di
bawah ini beserta dua orang saksi tersebut di atas. -----------------------------------------------
-----------------
Saksi-saksi: Yang bersumpah :

………(29)……… ………(27)………

1. ………(30)……… ………(28)………

………(31)………

2. ………(32)………
- 32 -

----------- Demikian Berita Acara Pengambilan Sumpah Saksi ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di
………(33)……… pada hari dan tanggal seperti tersebut di atas. ------------------------------
-------------------------------

Yang Mengambil Sumpah,

………(34)………

………(35)………
- 33 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengambilan Sumpah Saksi

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari pengambilan sumpah
Nomor (4) : Diisi tanggal pengambilan sumpah
Nomor (5) : Diisi bulan pengambilan sumpah
Nomor (6) : Diisi tahun pengambilan sumpah
Nomor (7) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (8) : Diisi pangkat Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (9) : Diisi jabatan Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (10) : Diisi nama saksi
Nomor (11) : Diisi tempat, tanggal lahir saksi
Nomor (12) : Diisi jenis kelamin saksi
Nomor (13) : Diisi agama saksi
Nomor (14) : Diisi pekerjaan saksi
Nomor (15) : Diisi alamat domisili saksi
Nomor (16) : Diisi agama saksi
Nomor (17) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan pengambilan
sumpah
Nomor (18) : Diisi pangkat pegawai yang menyaksikan pengambilan
sumpah
Nomor (19) : Diisi nama jabatan pegawai yang menyaksikan
pengambilan sumpah
Nomor (20) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan pengambilan
sumpah
Nomor (21) : Diisi pangkat yang menyaksikan pengambilan sumpah
Nomor (22) : Diisi nama jabatan pegawai yang menyaksikan
pengambilan sumpah
Nomor (23) : Diisi bidang pelanggaran (Kepabeanan/Cukai/Tindak
Pidana Pencucian Uang)
Nomor (24) : Diisi nomor LK
Nomor (25) : Diisi tanggal LK
Nomor (26) : Diisi lafal sumpah yang disesuaikan dengan agama saksi
- 34 -

Lafal sumpah saksi:


1. Untuk yang beragama ISLAM
“Demi Allah, saya bersumpah, bahwa saya sebagai
saksi telah memberikan keterangan yang
sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.
Apabila saya tidak memberikan keterangan
yang sebenarnya, saya akan mendapat kutukan
dari Tuhan.”

2. Untuk yang beragama KHATOLIK


“Demi Allah, bapak, Putra dan Rokh Kudus, saya
bersumpah, bahwa saya sebagai Saksi, telah
menerangkan dengan sungguh-sungguh dan
sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.
Jika saya berdusta, saya akan mendapat hukuman
dari Tuhan.”

3. Untuk yang beragama PROTESTAN


“Demi Allah, Bapak, Putra, dan Rokh kudus, saya
bersumpah, bahwa saya sebagai Saksi, telah
menerangkan dengan sungguh-sungguh dan
sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya. Jika
saya berduta, saya akan mendapat hukuman dari
Tuhan. Semoga Allah menolong saya.”

4. Untuk yang beragama HINDU DHARMA


“Demi Ida Sanghyang Widi Wasa, saya bersumpah,
bahwa saya sebagai saksi, telah memberikan
keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang
sebenarnya. Apabila saya tidak memberikan
keterangan yang sebenarnya, saya akan mendapat
kutukan dari Tuhan.”

5. Untuk yang beragama BUDHA


“Demi Sanghyang Adhi Budha, saya berjanji,
bahwa saya sebagai Saksi, telah memberikan
keterangan yang sebenarnya. Jika saya berdusta
atau menyimpang dari pada yang telah saya
ucapkan ini, maka saya bersedia menerima karma
- 35 -

yang buruk.”

6. Untuk yang memeluk Aliran Kepercayaan Kepada


Tuhan YME.
“Demi Tuhan Yang Maha Esa, saya berjanji bahwa
saya, telah memberikan keterangan yang
sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya.
Dan jika saya, tidak memberikan keterangan
yang sebenarnya semoga Tuhan yang Maha Esa
memberikan kutukan kepada saya.”
Nomor (27) : Diisi tanda tangan saksi
Nomor (28) : Diisi nama saksi
Nomor (29) : Diisi tanda tangan pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (30) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (31) : Diisi tanda tangan pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (32) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (33) : Diisi nama kota tempat pengambilan Sumpah
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sumpah
- 36 -

I. Contoh Berita Pengambilan Sumpah Ahli

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH


(AHLI)

----------- Pada hari ini …(3)… tanggal …(4)… bulan …(5)… tahun …(6)… saya : --------
-------------- Nama : ………(7)………
-------------- Pangkat : ………(8)………
-------------- Jabatan : ………(9)………
Telah mengambil sumpah seorang AHLI: ------------------------------------------------------------
-------------- Nama : ………(10)………
-------------- Tempat/Tgl. Lahir : ………(11)………
-------------- Jenis Kelamin : ………(12)………
-------------- Agama : ………(13)………
-------------- Pekerjaan : ………(14)………
-------------- Alamat Domisili : ………(15)………
-------------- Alamat Kantor : ………(16)………

Sesuai dengan agama ………(17)……… yang dianutnya dengan disaksikan oleh : ------
------------ 1. Nama : ………(18)………
------------ Pangkat : ………(19)………
------------ Jabatan : ………(20)………
------------ 2. Nama : ………(21)………
------------ Pangkat : ………(22)………
------------ Jabatan : ………(23)………
Sesuai dengan Pasal ………(24)……… Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana maka untuk menguatkan keterangannya sebagai
………(25)……… dalam perkara dugaan Tindak Pidana di bidang ………(26)………
berdasarkan Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...........(27)........... tanggal
………(28)…….., yang bersangkutan telah disumpah dengan mengucapkan lafal
sumpah sesuai agama yang dianutnya sebagai berikut.
----------- Dengan mengucapkan lafal sumpah sebagai berikut : --------------------------------
………(29)………
---------- Selesai mengucapkan lafal sumpah, maka ia membubuhkan tanda tangan di
bawah ini beserta dua orang saksi tersebut di atas. -----------------------------------------------
Saksi-saksi: Yang bersumpah :

………(32)……… ………(30)………

1. ………(33)……… ………(31)………

………(34)………

2. ………(35)………
- 37 -

----------- Demikian Berita Acara Pengambilan Sumpah Ahli ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di
………(36)……… pada hari dan tanggal seperti tersebut di atas. ------------------------------

Penyidik Yang Mengambil Sumpah,

………(37)………

………(38)………
- 38 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengambilan Sumpah Ahli

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari pengambilan sumpah
Nomor (4) : Diisi tanggal pengambilan sumpah
Nomor (5) : Diisi bulan pengambilan sumpah
Nomor (6) : Diisi tahun pengambilan sumpah
Nomor (7) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (8) : Diisi pangkat Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (9) : Diisi jabatan Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (10) : Diisi nama ahli
Nomor (11) : Diisi tempat, tanggal lahir ahli
Nomor (12) : Diisi jenis kelamin ahli
Nomor (13) : Diisi agama ahli
Nomor (14) : Diisi pekerjaan ahli
Nomor (15) : Diisi alamat domisili ahli
Nomor (16) : Diisi alamat kantor ahli
Nomor (17) : Diisi agama ahli
Nomor (18) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan pengambilan
sumpah
Nomor (19) : Diisi pangkat pegawai yang menyaksikan pengambilan
sumpah
Nomor (20) : Diisi nama jabatan pegawai yang menyaksikan
pengambilan sumpah
Nomor (21) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan pengambilan
sumpah
Nomor (22) : Diisi pangkat yang menyaksikan pengambilan sumpah
Nomor (23) : Diisi nama jabatan pegawai yang menyaksikan
pengambilan sumpah
Nomor (24) : Diisi dasar pasal pengambilan sumpah (pengambilan
sumpah sebelum pemeriksaan berdasarkan Pasal 120,
pengambilan sumpah setelah pemeriksaan berdasarkan
Pasal 116)
Nomor (25) : Diisi kedudukan ahli
- 39 -

Nomor (26) : Diisi bidang pelanggaran (Kepabeanan/Cukai/Tindak


Pidana Pencucian Uang)
Nomor (27) : Diisi nomor LK
Nomor (28) : Diisi tanggal LK
Nomor (29) : Diisi lafal sumpah yang disesuaikan dengan agama ahli
Lafal sumpah ahli:
1. Untuk yang beragama ISLAM
“Demi Allah, saya bersumpah, bahwa saya sebagai
Ahli telah / akan)* memberikan keterangan menurut
pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain
dari pada yang sebaik-baiknya. Apabila saya tidak
memberikan keterangan yang sebenarnya, saya
akan mendapat kutukan dari Tuhan.”

2. Untuk yang beragama KHATOLIK


“Demi Allah, bapak, Putra dan Rokh Kudus, saya
bersumpah, bahwa saya sebagai Ahli, telah /
akan)* memberikan keterangan menurut
pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain
dari pada yang sebaik-baiknya. Jika saya berdusta,
saya akan mendapat hukuman dari Tuhan.”

3. Untuk yang beragama PROTESTAN


“Demi Allah, Bapak, Putra, dan Rokh kudus, saya
bersumpah, bahwa saya sebagai Ahli, telah /
akan)* memberikan keterangan menurut
pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, tidak lain
dari pada yang sebaik-baiknya. Jika saya berduta,
saya akan mendapat hukuman dari Tuhan. Semoga
Allah menolong saya.”

4. Untuk yang beragama HINDU DHARMA


“Demi Ida Sanghyang Widi Wasa, saya bersumpah,
bahwa saya sebagai Ahli, telah / akan)*
memberikan keterangan menurut pengetahuan saya
yang sebaik-baiknya, tidak lain dari pada yang
sebaik-baiknya. Apabila saya tidak memberikan
keterangan yang sebenarnya, saya akan mendapat
kutukan dari Tuhan.”
- 40 -

5. Untuk yang beragama BUDHA


“Demi Sanghyang Adhi Budha, saya berjanji, bahwa
saya sebagai Ahli, telah / akan)* memberikan
keterangan menurut pengetahuan saya yang
sebaik-baiknya tidak lain dari pada yang sebaik-
baiknya. Jika saya berdusta atau menyimpang pada
yang telah saya ucapkan ini, maka saya bersedia
menerima karma yang buruk.”

6. Untuk yang memeluk Aliran Kepercayaan Kepada


Tuhan YME.
“Demi Tuhan Yang Maha Esa, saya berjanji bahwa
saya sebagai Ahli, telah / akan)* memberikan
keterangan menurut pengetahuan saya yang sebaik-
baiknya, tidak lain dari pada yang sebaik-baiknya.
Dan jika saya, tidak memberikan keterangan yang
sebenarnya semoga Tuhan yang Maha Esa
memberikan kutukan kepada saya.”
Nomor (30) : Diisi tanda tangan ahli
Nomor (31) : Diisi nama ahli
Nomor (32) : Diisi tanda tangan pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (33) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (34) : Diisi tanda tangan pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (35) : Diisi nama pegawai yang menyaksikan sumpah
Nomor (36) : Diisi nama kota tempat pengambilan Sumpah
Nomor (37) : Diisi tanda tangan Penyidik yang mengambil sumpah
Nomor (38) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sumpah

*Pilih salah satu


- 41 -

J. Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan Ahli

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


(AHLI)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., di ………(8)…........, Saya: ------------------------------

--------------------------------------------------………(9)…........------------------------------------------------------
Pangkat : ………(10)…......../ penyidik pada ………(11)…........, berdasarkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan nomor SPTP-………(12)…........ tanggal ………(13)…........, telah melakukan
pemeriksaan terhadap seseorang yang belum saya kenal, mengaku bernama : ---------------------

----------------------------------------------- ………(14)…........--------------------------------------------------

Umur ………(15)…........, Tempat Tanggal Lahir: ………(16)…........, Jenis Kelamin:


………(17)…........, Agama: ………(18)…........, Pekerjaan: ………(19)…........, Alamat tempat
tinggal: ………(20)…........ Nomor HP: ………(21)…........, NIK: ………(22)…........ -----------------
--------- Ia dikenal secara luas sebagai seorang ahli dibidang ………(23)…........---------------------

--------- Ia diperiksa dan didengar keterangan keahliannya sebagai AHLI dalam kasus dugaan
Tindak pidana di bidang ………(24)…........ yaitu ………(25)…........, diduga melanggar Pasal
………(26)…........ dengan tersangka* ………(27)…........ sesuai Laporan Kejadian Nomor LK-
………(28)…........ tanggal ………(29)…......... -----------------------------------------------------------------
---------Atas pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik yang memeriksa, yang diperiksa
memberikan jawaban dan keterangan sebagai berikut : ----------------------------------------------------

PERTANYAAN : JAWABAN :
1. Apakah Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rokhani dan bersedia untuk
didengar sebagai saksi ahli ? ------------------------
-------- 1. Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia
-------- didengar keterangan saya sehubungan dengan pengetahuan saya.-

2. Apakah Saudara bersedia memberi keterangan yang sebenarnya ?-----------------


-------- 2. Ya, saya bersedia.----------

3. Saudara diperiksa sehubungan dengan kasus dugaan Tindak pidana di bidang


………(30)…........ yaitu ………(31)…........, diduga melanggar Pasal ………(32)…........
dengan tersangka* ………(33)…........ sesuai Laporan Kejadian Nomor LK-
………(34)…........ tanggal ………(35)…......... Apakah Saudara mengetahui?------------
-------- 3. Ya, saya mengetahui.------------------------------------------------------------------

4. Sesuai dengan pasal 120 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana. Sebelum memberikan keterangan sebagai AHLI, apakah Saudara
bersedia mengucapkan sumpah sesuai agama yang Saudara anut bahwa Saudara
akan memberikan keterangan menurut pengetahuan dan keahlian Saudara dengan
sebenar-benarnya? ----------------------------------------------------------------------------------------
-------- 4. Ya, saya bersedia,. ---------------------------------------------------------------------

5. Apakah Saudara kenal atau ada hubungan keluarga dengan Tersangka? ------------------
- 42 -

-------- 5. Tidak saya tidak mengenal dan mempunyai hubunga keluarga dengan
Tersangka. -------------------------------------------------------------------------------
6. Apakah yang menjadi dasar penugasan Saudara sebagai AHLI untuk memberikan
keterangan dalam perkara tindak pidana pencucian uang ini? ----------------------------------
-------- 6. Saya ditunjuk sebagai AHLI dalam perkara ini sehubungan dengan
penyidikan Tindak Pidana ditangani oleh penyidik DJBC. -------------------
7. Sejak kapan saudara mempunyai keahlian di bidang ………(36)…........?
-------- 7. Sejak tahun
8. Jelaskan riwayat pendidikan Saudara? ---------------------------------------------------------
-------- 8. Riwayat pendidikan saya adalah:
--------
9. Jelaskan riwayat pekerjaan Saudara? ---------------------------------------------------------
--------- 9. Riwayat pekerjaan saya adalah:
-------
10. Apakah yang menjadi dasar penugasan Saudara sebagai AHLI untuk memberikan
keterangan dalam perkara tindak pidana pencucian uang ini?
-------- 10. Saya ditunjuk sebagai AHLI dalam perkara ini sehubungan dengan
penyidikan Tindak Pidana ditangani oleh penyidik DJBC
18. Sampai disini pemeriksaan apakah masih ada pendapat atau keterangan lain yang
akan Saudara AHLI sampaikan? -------------------------------
-------- 18. Tidak ada. ---------------------------------------------------------------------------

19. Apakah pendapat atau keterangan Saudara AHLI tersebut diatas sudah benar
semuanya dan dapat dipertanggungjawabkan? ------------------
-------- 19. Sudah benar semuanya dan dapat dipertanggungjawabkan. ---------

20. Apakah dalam pemeriksaan sekarang ini Saudara AHLI merasa ditekan, dipaksa
maupun dipengaruhi oleh penyidik atau orang lain dalam memberikan pendapat
atau keterangan tersebut diatas? -----------------------------------------------------------------
---------
-------- 20. Tidak. ---------------------------------------------------------------------------------

21. Apakah Saudara AHLI bersedia dimintai pendapat atau keterangan kembali
apabila diperlukan?-----------------------------------------------------------------------------------
---------
-------- 21. Ya saya bersedia. -----------------------------------------------------------------

---------- Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat kemudian dibaca dan dibacakan kembali
kepada AHLI dan AHLI menyatakan setuju serta membenarkan semua keterangan di atas dan
untuk menguatkan keterangannya itu membubuhkan tandatangannya di bawah ini. ---------------
--------------------------------------------------------------------------------------------
Yang memberikan keterangan AHLI,

………(37)…........

………(38)…........

---------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya atas dasar sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di Jakarta pada tempat, hari dan tanggal
tersebut di atas.------------------------------------------------------------------------------------------

Penyidik,

………(39)…........

………(40)…........
- 43 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pemeriksaan Ahli

Nomor (1) : Diisi Nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) Diisi Alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya pemeriksaan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya pemeriksaan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya pemeriksaan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya pemeriksaan
Nomor (7) : Diisi pukul dilakukannya pemeriksaan
Nomor (8) : Diisi kantor atau tempat dilakukannya pemeriksaan
Nomor (9) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (10) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (11) : Diisi nama kantor Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nama Ahli
Nomor (15) : Diisi umur Ahli
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir Ahli
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin Ahli
Nomor (18) : Diisi agama Ahli
Nomor (19) : Diisi pekerjaan Ahli
Nomor (20) : Diisi alamat Ahli sesuai kartu identitas
Nomor (21) : Diisi nomor handphone Ahli
Nomor (22) : Diisi nomor identitas Ahli
Nomor (23) : Diisi keahlian Ahli
Nomor (24) : Diisi jenis Tindak Pidana: kepabeanan, cukai, atau tindak
pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (25) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (26) : Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (27) : Diisi nama Tersangka, apabila belum ada Tersangka tidak
perlu dicantumkan
Nomor (28) : Diisi nomor LK kantor yang melakukan Penyidikan
Nomor (29) : Diisi tanggal LK
Nomor (30) : Diisi jenis Tindak Pidana: kepabeanan, cukai, atau tindak
- 44 -

pidana pencucian uang (TPPU)


Nomor (31) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (32) : Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (33) : Diisi nama Tersangka, apabila belum ada Tersangka tidak
perlu dicantumkan
Nomor (34) : Diisi nomor LK
Nomor (35) : Diisi tanggal LK
Nomor (36) Diisi keahlian Ahli
Nomor (37) Diisi tanda tangan Ahli
Nomor (38) Diisi nama Ahli
Nomor (39) Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
Pemeriksaan
Nomor (40) Diisi nama Penyidik yang melakukan pemeriksaan
- 45 -

K. Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan (Tersangka)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMERIKSAAN


(TERSANGKA)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., di ………(8)…........, Saya: ---

--------------------------------------------------………(9)…........------------------------------------------------
Pangkat : ………(10)…......../ Penyidik pada ………(11)…........, berdasarkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan nomor SPTP-………(12)…........ tanggal ………(13)…........, telah melakukan
pemeriksaan terhadap seseorang yang belum saya kenal, mengaku bernama : ---------------------

----------------------------------------------- ………(14)…........------------------------------------------------------

Umur ………(15)…........, Tempat Tanggal Lahir: ………(16)…........, Jenis Kelamin:


………(17)…........, Agama: ………(18)…........, Pekerjaan: ………(19)…........, Alamat tempat
tinggal: ………(20)…........ Nomor HP: ………(21)…........, NIK: ………(22)…........ ----

--------- Ia diperiksa dan didengar keterangannya sebagai TERSANGKA dalam kasus dugaan
Tindak pidana di bidang ………(23)…........ yaitu ………(24)…........, diduga melanggar Pasal
………(25)…........ sesuai Laporan Kejadian Nomor LK-………(26)…........ tanggal
………(27)…......... -----------------------------------------------------------------------------------------------------
---------Atas pertanyaan yang diajukan oleh Penyidik yang meriksa, yang diperiksa memberikan
jawaban dan keterangan sebagai berikut : ----------------------------------------------------------------------

PERTANYAAN : JAWABAN :

1. Apakah saat ini Saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, bersedia
diperiksa dan akan memberikan keterangan yang sebenarnya ? ------------------------
-------- 1. Ya, saya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani dan bersedia
-------- diperiksa dengan memberikan keterangan yang sebenarnya.---------

2. Apakah Saudara bersedia memberi keterangan yang benar dan jujur ?-----------------
-------- 2. Ya, saya bersedia memberi keterangan yang benar dan jujur.----------

3. Apakah Saudara dalam pemeriksaan ini menggunakan penasehat hukum ?-----------


-------- 3. Ya, saya menggunakan penasehat hukum dari ………(28)….........----

4. Apakah saat ini Saudara sedang menjalani hukuman pidana atau sebelumnya
Saudara sudah pernah dihukum?Jelaskan!--------------------------------------------------------
-------- 4. ………(29)…........
5. Saudara diperiksa sehubungan dengan kasus dugaan Tindak pidana di bidang
………(30)…........ yaitu ………(31)…........, diduga melanggar Pasal
………(32)…........ sesuai Laporan Kejadian Nomor LK-………(33)…........ tanggal
………(34)…......... Apakah Saudara mengerti?-----------------------------------------------
-------- 5. Ya saya mengerti
6. Jelaskan riwayat pekerjaan Saudara? ----------------------------------------------------------
-------- 6. Riwayat pendidikan saya adalah:
--------
- 46 -

“Pertanyaan selanjutnya sesuai kebutuhan penyidik”

18. Apakah semua keterangan Saudara di atas benar semua? -------------------------------


-------- 18. Ya, benar. ---------------------------------------------------------------------------

19. Apakah masih ada keterangan lagi yang ingin Saudara tambahkan? ------------------
-------- 19. Tidak. ---------------------------------------------------------------------------------

20. Apakah selama pemeriksaan ini Saudara mengalami tekanan atau paksaan dalam
memberikan keterangan? --------------------------------------------------------------------------
-------- 20. Tidak. ---------------------------------------------------------------------------------

21. Apakah Saudara mempunyai saksi yang depat menguntungkan Saudara ? ----------
-------- 21. Ya (sebutkan Nama dan Identitas lengkapnya untuk dilakukan
pemanggilan). ----------------------------------------------------------------------

22. Apakah saudara bersedia untuk dimintakan keterangan kembali apabila


dibutuhkan? --------------------------------------------------------------------------------------------
-------- 22. Ya saya bersedia. -----------------------------------------------------------------

---------- Setelah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat kemudian dibacakan kembali kepada
yang diperiksa dan yang diperiksa menyatakan setuju dan membenarkan semua keterangan
tersebut di atas, untuk menguatkannya membubuhkan tanda tangannya di bawah ini. ------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------

Mengetahui Kuasa Hukum, Yang Diperiksa,

………(35)…........ ………(37)…........

………(36)…........ ………(38)…........

---------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sebenarnya atas dasar sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ……(39)…… pada tempat, hari dan tanggal
tersebut di atas.------------------------------------------------------------------------------------------

Penyidik,

………(40)…........

………(41)…........
- 47 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pemeriksaan Tersangka

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya pemeriksaan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya pemeriksaan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya pemeriksaan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya pemeriksaan
Nomor (7) : Diisi pukul dilakukannya pemeriksaan
Nomor (8) : Diisi direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Tempat
dilakukannya pemeriksaan
Nomor (9) : Diisi Nama Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (10) : Diisi Pangkat Penyidik yang melakukan Pemeriksaan
Nomor (11) : Diisi Nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nama orang yang diperiksa
Nomor (15) : Diisi umur orang yang diperiksa
Nomor (16) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang diperiksa
Nomor (17) : Diisi jenis kelamin orang yang diperiksa
Nomor (18) : Diisi agama orang yang diperiksa
Nomor (19) : Diisi pekerjaan orang yang diperiksa
Nomor (20) : Diisi alamat orang yang diperiksa sesuai kartu identitas
Nomor (21) : Diisi nomor handphone orang yang diperiksa
Nomor (22) : Diisi nomor identitas orang yang dibawa
Nomor (23) : Diisi jenis Tindak Pidana: kepabeanan, cukai, atau tindak
pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (24) : Diisi delik pidana yang dilanggar
Nomor (25) : Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (26) : Diisi nomor LK
Nomor (27) : Diisi tanggal LK
Nomor (28) : Diisi nama firma hukum
- 48 -

Nomor (29) : Diisi jika pernah kapan dan dalam kasus hukum apa
Nomor (30) Diisi jenis Tindak Pidana: kepabeanan, cukai, atau tindak
pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (31) Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (32) Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (33) Diisi nomor LK
Nomor (34) : Diisi tanggal LK
Nomor (35) : Diisi tanda tangan kuasa hukum
Nomor (36) : Diisi nama kuasa hukum
Nomor (37) : Diisi tanda tangan orang yang diperiksa
Nomor (38) : Diisi nama orang yang diperiksa
Nomor (39) : Diisi nama kota tempat ditandatanganinya berita acara
pemeriksaan Tersangka
Nomor (40) : Diisi Tanda tangan Penyidik yang melakukan
pemeriksaan
Nomor (41) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pemeriksaan
- 49 -

L. Contoh Format Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMERIKSAAN KONFRONTASI

---------------- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., di ………(8)…........, Saya : ------------------------------
---------------------------
--------------------------------------------------………(9)…........------------------------------------------------
Pangkat : ………(10)…......../Penyidik pada ………(11)…........, berdasarkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan nomor SPTP-………(12)…........ tanggal ………(13)…........, bersama dengan
: ------------------------------
--------------------------------------------------………(14…........)------------------------------------------------
Pangkat : ………(15)…......../Penyidik pada ………(16)…........, berdasarkan Surat Perintah
Tugas Penyidikan nomor SPTP-………(17)…........ tanggal ………(18)…........
-------------- Telah melakukan konfrontasi terhadap 3 (tiga) orang Saksi dalam perkara dugaan
Tindak pidana di bidang ………(19)…........ yaitu ………(20)…........, diduga melanggar Pasal
………(21)…........ dengan tersangka ………(22)…........ sesuai Laporan Kejadian Nomor LK-
………(23)…........ tanggal ………(24)…........., masing-masing bernama : ------------------------------

-------------------------------------------------- ………(25)…........ ---------------------------------------------------


-------------------------------------------------- ………(26)…........ ---------------------------------------------------
-------------------------------------------------- ………(27)…........ ---------------------------------------------------

Dan berdasarkan pemeriksaan saksi : ----------------------------------------------------------------------------


………(26)…........, tanggal ………(28)…......... -----------------------------------------------------------------
………(27)…........, tanggal ………(29)…......... -----------------------------------------------------------------
………(28)…........, tanggal ………(30)…......... -----------------------------------------------------------------
-------------- Pemeriksaan dilakukan dengan cara masing-masing duduk berhadapan. ---------------
-------------- Atas pertanyaan yang diajukan penyidik kepadanya, yang diperiksa memberi
keterangan dan jawaban sebagai berikut : -----------------------------------------------------------------------

PERTANYAAN : JAWABAN :

01. Apakah saat ini Saudara-saudara dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta bersedia
untuk dikonfrontasi? ------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------
--------------- 01. a. Jawaban ………(26)…........ : Ya, saat ini Saya dalam keadaan
--------------- sehat jasmani dan rohani serta bersedia untuk dikonfrontasi. --
--------------- b. Jawaban ………(27)…........ : Ya, saat ini Saya dalam keadaan
--------------- sehat jasmani dan rohani serta bersedia untuk dikonfrontasi. --
--------------- c. Jawaban ………(28)…........ : Ya, saat ini Saya dalam keadaan
--------------- sehat jasmani dan rohani serta bersedia untuk dikonfrontasi. --

02. Apakah Saudara-saudara sebelumnya sudah saling mengenal serta memiliki hubungan
keluarga satu dengan lainnya? ----------------------------------------------------------------------------------
--------------- 02. a. Jawaban ………(26)…........ :
--------------- b. Jawaban ………(27)…........ :
--------------- c. Jawaban ………(28)…........ :
- 50 -

---------------
---------------

03. dst -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


--------------- 03. dst

06. Apakah semua keterangan yang Saudara-saudara berikan di atas sudah benar? ----------------
------------
--------------- 06. a. Jawaban ………(26)…........ :
--------------- b. Jawaban ………(27)…........ :
--------------- c. Jawaban ………(28)…........ :

07. Apakah Saudara-saudara bersedia diperiksa kembali untuk diminta keterangan tambahan
jika diperlukan dalam perkara ini? ------------------------------------------------------------------------------
------------------
--------------- 07. a. Jawaban ………(26)…........ :
--------------- b. Jawaban ………(27)…........ :
--------------- c. Jawaban ………(28)…........ :

08. Apakah selama dalam pemeriksaan ini Saudara-saudara ada mendapat tekanan, paksaan
atau arahan dari Saya selaku penyidik atau dari pihak lain untuk memberikan keterangan di
atas? ------------
--------------- 08. a. Jawaban ………(26)…........ :
--------------- b. Jawaban ………(27)…........ :
--------------- c. Jawaban ………(28)…........ :

09. Apakah masih ada lagi keterangan lain yang ingin Saudara-saudara tambahkan sehubungan
dengan perkara di atas? -------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------
--------------- 09. d. Jawaban ………(26)…........ :
--------------- e. Jawaban ………(27)…........ :
--------------- a. Jawaban ………(28)…........ :

-------------- Sampai disini Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi selesai, kemudian dibacakan
kembali kepada yang diperiksa dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti, kemudian
yang diperiksa membenarkan semua keterangan di atas dan untuk menguatkannya masing-
masing membubuhkan tanda tangannya di bawah ini. ---

Yang diperiksa;

………(31)…........
………(26)…........

………(32)…........
………(27)…........

………(33)…........
………(28)…........
- 51 -

-------------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi dibuat dengan sebenarnya dengan
mengingat sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di (kota tempat pemeriksaan)
pada hari dan tanggal tersebut di atas. ---------------

Penyidik;

………(34)…........
………(35)…........

………(36)…........
………(37)…........
- 52 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pemeriksaan Konfrontasi

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya pemeriksaan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya pemeriksaan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya pemeriksaan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya pemeriksaan
Nomor (7) : Diisi pukul dilakukannya pemeriksaan
Nomor (8) : Diisi kantor atau tempat dilakukannya pemeriksaan
Nomor (9) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (10) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (11) : Diisi nama kantor Penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (12) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (13) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang bersama-sama melakukan
pemeriksaan
Nomor (15) : Diisi pangkat Penyidik yang bersama-sama melakukan
pemeriksaan
Nomor (16) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang bersama-sama melakukan pemeriksaan
Nomor (17) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (19) : Diisi jenis tindak pidana: kepabeanan, cukai, atau Tindak
Pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (20) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (21) : Diisi bunyi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (22) : Diisi nama Tersangka apabila belum ada Tersangka tidak
perlu dicantumkan
Nomor (23) : Diisi nomor LK
Nomor (24) : Diisi tanggal LK
Nomor (25) : Diisi nama Saksi 1 yang diperiksa
Nomor (26) : Diisi nama Saksi 2 yang diperiksa
Nomor (27) : Diisi nama Saksi 3 yang diperiksa
- 53 -

Nomor (28) : Diisi tanggal pemeriksaan konfrontasi


Nomor (29) : Diisi tanggal pemeriksaan konfrontasi
Nomor (30) : Diisi tanggal pemeriksaan konfrontasi
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Saksi yang diperiksa 1
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Saksi yang diperiksa 2
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Saksi yang diperiksa 3
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
pemeriksaan
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pemeriksaan
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik yang bersama-sama
melakukan pemeriksaan
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik yang bersama-sama melakukan
pemeriksaan
- 54 -

M. Contoh Format Berita Acara Penangkapan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENANGKAPAN

--------- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., Saya : ---------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)…………… ------------

Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana nomor: LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............ ------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor: SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17)............. -----------------------------------------------------------------------------------------------
3. Surat Perintah Penangkapan nomor: SPP- ................(18).................. tanggal
………(19)…..……. -----------------------------------------------------------------------------------------------

Telah melakukan penangkapan terhadap tersangka : -------------------------------------------------------

Nama : ……………………………(20)……………………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………(21)……………………………………….
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………(22)……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………(23)……………………………………….
Kewarganegaraan : ……………………………(24)……………………………………….
Agama : ……………………………(25)……………………………………….
Alamat : ……………………………(26)……………………………………….

Karena diduga keras telah melakukan Tindak Pidana di bidang ........(27).......... yaitu
……………………..…(28)…………………..……..., melanggar Pasal ….…(29)…... Undang-
Undang …………………………..…(30)………………………….……
Demikian Berita Acara Penangkapan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(31)................. pada hari dan
tanggal tersebut di atas.----------------------------------------------------------------------------------------------

Yang ditangkap Penyidik

........(32).......... ........(34)..........

........(33).......... ........(35)..........

........(36)..........

........(37)..........
- 55 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penangkapan

Nomor (1) : Diisi Nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi Alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya penangkapan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya penangkapan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya penangkapan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya penangkapan
Nomor (7) : Diisi pukul dilakukannya penangkapan
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (10) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (13) : Diisi Nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor Surat Perintah Penangkapan (SPTP)
Nomor (19) : Diisi tanggal Surat Perintah Penangkapan (SPTP)
Nomor (20) : Diisi nama orang yang ditangkap
Nomor (21) : Diisi jenis kelamin orang yang ditangkap
Nomor (22) : Diisi tempat/tanggal lahir orang yang ditangkap
Nomor (23) : Diisi pekerjaan orang yang ditangkap
Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan orang yang ditangkap
Nomor (25) : Diisi agama orang yang ditangkap
Nomor (26) : Diisi alamat orang yang ditangkap
Nomor (27) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai/ undang-undang lain yang menurut
- 56 -

undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)


Nomor (28) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana
Nomor (29) : Diisi pasal Pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (30) : Diisi undang-undang yang dilanggar (kepabeanan/cukai
/undang-undang lain yang menurut undang-undang
menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (31) : Diisi nama kota dimana berita acara dibuat
Nomor (32) : Diisi tanda tangan orang yang ditangkap
Nomor (33) : Diisi nama orang yang ditangkap
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penangkapan
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penangkapan
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penangkapan
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penangkapan
- 57 -

N. Contoh Format Berita Acara Pencarian Orang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
BERITA ACARA PENCARIAN ORANG

--------- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., saya : ---------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)…………… ------------


--------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana nomor: LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............ ------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan nomor: SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17)............. -----------------------------------------------------------------------------------------------
3. Surat Perintah Pencarian Orang nomor: SPPO- ................(18).................. tanggal
………(19)…..……. -----------------------------------------------------------------------------------------------
Telah melakukan pencarian orang terhadap: -------------------------------------------------------------------
Nama : ……………………………(20)……………………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………(21)……………………………………….
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………(22)……………………………………….
Pekerjaan : ……………………………(23)……………………………………….
Kewarganegaraan : ……………………………(24)……………………………………….
Agama : ……………………………(25)……………………………………….
Alamat : ……………………………(26)……………………………………….
--------- Dalam perkara dugaan Tindak Pidana di bidang ……………..…..(27)……….….……
yaitu ………………………………..…….…(28)……………………….…………, diduga melanggar
Pasal ........…(29)……… Undang-Undang ……………………(30)………………........
--------- Pencarian dilakukan dari tanggal ….…..(31)…….. sampai dengan ………(32)…….…
atas orang dengan identitas dan tempat tinggal sebagaimana dimaksud di atas. --------------------
--------- Setelah pencarian dilakukan atas orang dengan nama dan identitas sebagaimana
dimaksud, yang bersangkutan ………………………..…..(33)……………………………... ---------
--------- Demikian Berita Acara Pencarian Orang ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan
sumpah jabatan dan ditandatangani di ………(34)………. pada hari dan tanggal tersebut di
atas. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang melakukan pencarian:
Penyidik
……..…..(35)………….

………....(36)………….

………….(37)………….

……...…..(38)………….
- 58 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pencarian Orang

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya pencarian orang
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya pencarian orang
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya pencarian orang
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya pencarian orang
Nomor (7) : Diisi pukul dilakukannya pencarian orang
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (10) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (13) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah pencarian orang
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah pencarian orang
Nomor (20) : Diisi nama orang yang dicari
Nomor (21) : Diisi jenis kelamin orang yang dicari
Nomor (22) : Diisi tempat/tanggal lahir orang yang dicari
Nomor (23) : Diisi pekerjaan orang yang dicari
Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan orang yang dicari
Nomor (25) : Diisi agama orang yang dicari
Nomor (26) : Diisi alamat orang yang dicari
Nomor (27) : Diisi bidang pelanggaran undang-undang
(kepabeanan/cukai /undang-undang lain yang menurut
undang-undang menjadi kewenangan Penyidik)
- 59 -

Nomor (28) : Diisi uraian singkat Tindak Pidana


Nomor (29) : Diisi pasal Pidana yang disangkakan/diduga dilanggar
Nomor (30) : Diisi undang-undang yang dilanggar (kepabeanan/cukai
/undang-undang lain yang menurut undang-undang
menjadi kewenangan Penyidik)
Nomor (31) : Diisi tanggal mulai berlakunya surat perintah pencarian
orang
Nomor (32) : Diisi tanggal berakhirnya surat perintah pencarian orang
Nomor (33) : Diisi hasil pencarian orang (ditemukan / tidak
ditemukan)
Nomor (34) : Diisi kota tempat dilakukannya pencarian orang
Nomor (35) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan pencarian
orang
Nomor (36) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pencarian orang
Nomor (37) : Diisi tanda tangan penyidik yang melakukan pencarian
orang
Nomor (38) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pencarian orang
- 60 -

O. Contoh Format Berita Acara Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
BERITA ACARA PENAHANAN

--------- Pada hari ini, ……(3)….. tanggal ……(4)……. Bulan ……(5)...... tahun
…………(6)…………., Saya : ---------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------- .............(7)............... ----------------------------------------

Pangkat / Gol : ........(8)........, Jabatan : Penyidik ........(9)........., bersama-sama dengan : ---------

1. ...........(10)............/.........(11)......../Penyidik.............(12)............---------------------------------
2. ...........(13)............/.........(14)......../Penyidik .............(15)........... --------------------------------

Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Surat Perintah Penahanan Nomor : ………….….(16)……….….tanggal ……(17)……….


2. Laporan Kejadian Nomor : ………....(18)..………………. tanggal ……...……(19)……….
3. Pasal ……(20)……… Undang-Undang Nomor ………………(21)…………………………

telah melakukan penahanan terhadap: --------------------------------------------------------------------

Nama : …………………...............(22)……………………….............
Jenis Kelamin : …………………...............(23)……………………….............
Tempat/Tgl Lahir : …………………...............(24)……………………….............
NIK : …………………...............(25)……………………….............
Pekerjaan : …………………...............(26)……………………….............
Kewarganegaraan : …………………...............(27)……………………….............
Agama : …………………...............(28)……………………….............
Alamat sesuai identitas : …………………...............(29)……………………….............
Alamat tempat tinggal : …………………...............(30)……………………….............

karena diduga keras telah melakukan tindak pidana .......(31)....... yaitu


……………………………………………(32)………………………………………….…………...,
melanggar pasal …………………….... (33) ……………………………. ---------------------------
Keadaan kesehatan/fisik dan mental Tersangka sebelum dimasukkan ke dalam ruangan
tahanan sehat jasmani dan rohani.
------------------ Sidik jari : .................(34)...................
------------------ Pemotretan : .................(35)...................
------------------ Barang-barang tititpan berupa : .................(36)...................
----------- Demikian Berita Acara Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan
sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di .......(37)....... pada hari dan tanggal
tersebut di atas. --------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tersangka Penyidik

.........(38)........... ..................(40).......................

.........(39)........... 1. ..................(41).......................

..................(42).......................

2. ……........…(43)..……………
- 61 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penahanan

Nomor (1) : Diisi Nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi Alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya Penahanan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya Penahanan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya Penahanan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya Penahanan
Nomor (7) : Diisi nama penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (8) : Diisi pangkat/golongan Penyidik yang melakukan
Penahanan
Nomor (9) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (11) : Diisi pangkat/golongan Penyidik yang melakukan
Penahanan
Nomor (12) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (14) : Diisi pangkat/golongan Penyidik yang melakukan
Penahanan
Nomor (15) : Diisi nama kantor Penyidik yang melakukan
penahanan
Nomor (16) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (17) : Diisi tanggal surat perintah Penahanan
Nomor (18) : Diisi nomor LK
Nomor (19) : Diisi tanggal LK
Nomor (20) : Diisi pasal yang dilanggar
Nomor (21) : Diisi undang-undang yang dilanggar
Nomor (22) : Diisi nama Tersangka
Nomor (23) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (24) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka
- 62 -

Nomor (25) : Diisi nomor identitas Tersangka


Nomor (26) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (27) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (28) : Diisi agama Tersangka
Nomor (29) : Diisi alamat Tersangka sesuai KTP
Nomor (30) : Diisi alamat tempat tinggal Tersangka
Nomor (31) : Diisi bidang Tindak Pidana (kepabeanan/cukai)
Nomor (32) : Diisi pasal yang dilanggar
Nomor (33) : Diisi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (34) Diisi ya/tidak (pilih salah satu)
Nomor (35) Diisi ya/tidak (pilih salah satu)
Nomor (36) Diisi barang-barang milik Tersangka yang dititipkan
kepada Penyidik
Nomor (37) : Diisi nama kota dilakukannya Penahanan dan
dibuatnya berita acara Penahanan ini
Nomor (38) Diisi tanda tangan/ cap ibu jari Tersangka
Nomor (39) : Diisi nama Tersangka
Nomor (40) Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
Penahanan
Nomor (41) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (42) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
Penahanan
Nomor (43) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penahanan
- 63 -

P. Contoh Format Berita Acara Penitipan Tahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENITIPAN TAHANAN

--------- Pada hari ini, ……(3)….. tanggal ……(4)……. Bulan ……(5)...... tahun
…………(6)…………., Saya : ---------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------- .............(7)............... ---------------------------------------

Pangkat / Gol : ........(8)........, Jabatan : Penyidik pada ........(9)........., bersama-sama dengan : -

------------------------------------ …………(10)………... ----------------------------------------

Pangkat / Gol : ……...(11)……, Jabatan : Penyidik pada …….(12)……..--------------------------

Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------

1. Surat Perintah Penahanan Nomor : ………….….(13)……….….tanggal ……(14)……….


2. Berita Acara Penahanan Nomor : ………………..(15)………….tanggal …….(16)……….

telah melakukan penitipan tersangka: ----------------------------------------------------------------------

Nama : …………………...............(17)……………………………….............
Jenis Kelamin : …………………...............(18)……………………………….............
Tempat/Tgl Lahir : …………………...............(19)……………………………….............
Nomor Identitas : …………………...............(20)……………………………….............
Pekerjaan : …………………...............(21)……………………………….............
Kewarganegaraan : …………………...............(22)……………………………….............
Agama : …………………...............(23)……………………………….............
Alamat : …………………...............(24)……………………………….............

Tersangka dititipkan di ……………..(25)……………… dan diterima oleh : -----------------------

Nama : …………………...............(26)……………………………….............
Pangkat/ Gol. : …………………...............(27)……………………………….............

----------- Demikian berita acara penitipan Tersangka ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di .......(28)....... pada hari dan
tanggal tersebut di atas. ---------------------------------------------------------------------------------

Pihak Yang Menerima Penitipan Penyidik Yang Melakukan Penitipan

.........(29)........... ..................(31).......................

.........(30)........... 1. ..................(32).......................

..................(33).......................

2. ……………(34)..………………
- 64 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penitipan Tahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya penitipan tahanan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya penitipan tahanan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya penitipan tahanan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya penitipan tahanan
Nomor (7) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penitipan
tahanan
Nomor (8) : Diisi pangkat/golongan Penyidik yang melakukan
penitipan tahanan
Nomor (9) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
penyidik yang melakukan penitipan tahanan
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penitipan
tahanan
Nomor (11) : Diisi pangkat/golongan Penyidik yang melakukan
penitipan tahanan
Nomor (12) : Diisi direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan penitipan tahanan
Nomor (13) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat perintah Penahanan
Nomor (15) : Diisi nomor berita acara Penahanan
Nomor (16) : Diisi tanggal berita acara Penahanan
Nomor (17) : Diisi nama Tersangka
Nomor (18) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (19) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka
Nomor (20) : Diisi nomor identitas Tersangka
Nomor (21) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (22) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (23) : Diisi agama Tersangka
Nomor (24) : Diisi alamat Tersangka
- 65 -

Nomor (25) : Diisi tempat tahanan dititipkan


Nomor (26) : Diisi nama orang yang menerima penitipan tahanan
Nomor (27) : Diisi pangkat/ golongan orang yang menerima
penitipan tahanan
Nomor (28) : Diisi lokasi berita acara dibuat
Nomor (29) : Disii tanda tangan pihak yang menerima penitipan
tahanan
Nomor (30) : Diisi nama pihak yang menerima penitipan Tersangka
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penitipan tahanan
Nomor (32) : Diisi Nama Penyidik yang melakukan penitipan
tahanan
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penitipan tahanan
Nomor (34) : Diisi Nama Penyidik yang melakukan penitipan
tahanan
- 66 -

Q. Contoh Format Berita Acara Perpanjangan Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PERPANJANGAN PENAHANAN

------ Pada hari ini ….(3)…. tanggal …(4)…. bulan …..(5)…. tahun ……(6)…… saya : -----------

---------------------------------------------- …………(7)…………. ------------------------------------------------

Pangkat : ……(8)……., Jabatan : Penyidik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bersama-sama
dengan : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------- …………(9)………… ---------------------------------------------------

Pangkat : …………(10)…………., Jabatan : Penyidik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ---------

Berdasarkan Surat Perintah Perpanjangan Penahanan Nomor SPPP-


…………….(11)………….. tanggal ………(12)…………, telah melakukan perpanjangan
penahanan terhadap seorang laki-laki : --------------------------------------------------------------------------

Nama : ……………………………(13)………………………………….
Jenis Kelamin : ……………………………(14)………………………………….
Tempat/Tgl Lahir : ……………………………(15)………………………………….
Nomor Identitas : ……………………………(16)………………………………….
Pekerjaan : ……………………………(17)………………………………….
Kewarganegaraan : ……………………………(18)………………………………….
Alamat tempat tinggal : ……………………………(19)………………………………….

Karena diduga keras telah melakukan tindak pidana ……….(20)………… yaitu


……………………………………………….(21)……………………….…………………………..,
melanggar ……………………(22)……………………………………. Undang-Undang nomor
……………………………………..(23)…………………………………..

Keadaan kesehatan/fisik dan mental Tersangka sebelum dimasukkan ke dalam ruangan


tahanan sehat jasmani dan rohani.
------------------ Sidik jari : .............(24)..............
------------------ Pemotretan : .............(25)..............
------------------ Barang-barang tititpan berupa : .............(26)..............

----------- Demikian Berita Acara Perpanjangan Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di Jakarta pada hari dan
tanggal tersebut di atas. ---------------------------------------------------------------------------------------------

Tersangka Penyidik

…………(27)…………….. …………(29)……………..

1. …………(30)……………..
…………(28)……………..
…………(31)……………..

2. …………(32)……………..
- 67 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Perpanjangan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya perpanjangan Penahanan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya perpanjangan Penahanan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya perpanjangan Penahanan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya perpanjangan Penahanan
Nomor (7) : Diisi nama Penyidik yang melakukan perpanjangan
Penahanan
Nomor (8) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan perpanjangan
Penahanan
Nomor (9) : Diisi nama Penyidik melakukan perpanjangan
Penahanan
Nomor (10) : Diisi pangkat Penyidik melakukan perpanjangan
Penahanan
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan
(SPPP)
Nomor (12) : Diisi tanggal surat perintah perpanjangan Penahanan
(SPPP)
Nomor (13) : Diisi Nama orang yang penahanannya diperpanjang
Nomor (14) : Diisi Jenis kelamin Tersangka yang penahanannya
diperpanjang
Nomor (15) : Diisi Tempat, tanggal lahir Tersangka yang
penahanannya diperpanjang
Nomor (16) : Diisi Nomor identitas Tersangka yang penahanannya
diperpanjang
Nomor (17) : Diisi Pekerjaan Tersangka yang penahanannya
diperpanjang
Nomor (18) : Diisi Kewarganegaraan Tersangka yang penahanannya
diperpanjang
Nomor (19) : Diisi Alamat Tersangka yang penahanannya
diperpanjang sesuai KTP-nya. Dalam hal yang
bersangkutan tinggal di tempat yang berbeda dengan
alamat KTP, maka yang ditulis adalah alamat tempat
- 68 -

tinggal saat dilakukan penangkapan


Nomor (20) : Diisi jenis tindak pidana: kepabeanan, cukai, atau
tindak pidana pencucian uang (TPPU)
Nomor (21) : Diisi uraian singkat tindak pidana
Nomor (22) : Diisi pasal yang dilanggar
Nomor (23) : Diisi Undang-undang yang dilanggar
Nomor (24) : Diisi ya/ tidak (pilih salah satu)
Nomor (25) : Diisi ya/ tidak (pilih salah satu)
Nomor (26) : Diisi barang-barang milik Tersangka yang dititipkan
kepada Penyidik
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Tersangka yang penahanannya
diperpanjang
Nomor (28) : Diisi nama Tersangka yang penahanannya
diperpanjang
Nomor (29) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
perpanjangan penahanan
Nomor (30) : Diisi nama Penyidik yang melakukan perpanjangan
penahanan
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
perpanjangan penahanan
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang bersama-sama melakukan
perpanjangan penahanan
- 69 -

R. Contoh Format Berita Acara Penangguhan Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENANGGUHAN PENAHANAN

------ Pada hari ini ….(3)…. tanggal ….(4)… bulan ...(5)… tahun …(6)… jam ….(7)…. Saya:

--------------------------------------------- …………(8)…………. ---------------------------------------------

Pangkat : ……(9)……., Jabatan : Penyidik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, berdasarkan : --

-------------------- 1. Surat Perintah Penahanan Nomor : SPP - ……………..(10)………………


tanggal ………(11)…………
-------------------- 2. Surat Perintah Penangguhan Penahanan : SPPP - ………(12)……….
Tanggal ……….(13)……….
-------------------- 3. Surat Permohonan Tertulis Tersangka/ Keluarga Tersangka/ Penasehat
Hukum Nomor : …………..(14)………….. tanggal
………….(15)…………..

Telah melakukan penangguhan penahanan terhadap tersangka seorang laki-laki/ perempuan :

Nama : ……………………………(16)…………………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………(17)…………………………………..
Pekerjaan : ……………………………(18)…………………………………..
Kewarganegaraan : ……………………………(19)…………………………………..
Agama : ……………………………(20)…………………………………..
Alamat tempat tinggal : ……………………………(21)…………………………………..

Dengan ketentuan : ----------------------------------------------------------------------------------------------

1. Jaminan Orang :-----------------------------------------------------------------------------------------------


--------------------- Nama : ……………………(22)…………………….
--------------------- Tempat/ Tgl Lahir : ……………………(23)…………………….
--------------------- Pekerjaan : ……………………(24)…………………….
--------------------- Kewarganegaraan : ……………………(25)…………………….
------------------------------------------ Hubungan : ……………………(26)…………………….
dengan
Tersangka
--------------------- Alamat : ……………………(27)…………………….
2. Jaminan Uang : ----------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------- Jumlah Lembar : ……………………(28)……………………
-------------------- Jumlah Nilai : ……………………(29)……………………
-------------------- Nominal : ……………………(30)……………………
-------------------- Disimpan di : ……………………(31)……………………

3. Diharuskan wajib lapor bagi tersangka :………………......……...(32)………………..…..


Keadaan kesehatan fisik/ mental tersangka :…………......……..(33)………………........

Barang-barang titipan berupa : …………………..........................….(34)…………………….


Telah dikembalikan kepada tersangka oleh ……..........…………….(35)…….......................
- 70 -

----------- Demikian Berita Penangguhan Penahanan ini ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di …..(36)…… pada hari dan
tanggal tersebut di atas. ---------------------------------------------------------------------------------------------

Tersangka Penyidik

……….(37)………….. ……………(39)…………………..

……….(38)………….. ……………(40)…………………..
- 71 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penangguhan Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya penangguhan Penahanan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya penangguhan Penahanan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya penangguhan Penahanan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya penangguhan Penahanan
Nomor (7) : Diisi waktu dilakukannya penangguhan Penahanan
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (10) : Diisi nomor surat perintah Penahanan (SPP)
Nomor (11) : Diisi tanggal surat perintah Penahanan
Nomor (12) : Diisi nomor surat perintah penangguhan Penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal surat perintah penangguhan Penahanan
Nomor (14) : Diisi nomor surat permohonan penangguhan Penahanan
dari Tersangka, keluarga, atau penasehat hukum
Tersangka
Nomor (15) : Diisi tanggal surat permohonan penangguhan Penahanan
dari Tersangka, keluarga, atau penasehat hukum
Tersangka
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka yang dilakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (17) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka yang dilakukan
penangguhan Penahanan
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka yang dilakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (19) : Diisi kewarganegaraan Tersangka yang dilakukan
penangguhan Penahanan
Nomor (20) : Diisi agama Tersangka yang dilakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (21) : Diisi alamat Tersangka yang dilakukan penangguhan
penahanan. Dalam hal yang bersangkutan tinggal di
- 72 -

tempat yang berbeda dengan alamat KTP, maka yang


ditulis adalah alamat tempat tinggal saat dilakukan
penangkapan
Nomor (22) : Diisi nama orang yang menjaminkan penangguhan
Penahanan
Nomor (23) : Diisi tempat, tanggal lahir orang yang menjaminkan
penangguhan Penahanan
Nomor (24) : Diisi pekerjaan orang yang menjaminkan penangguhan
Penahanan
Nomor (25) : Diisi kewarganegaraan orang yang menjaminkan
penangguhan Penahanan
Nomor (26) : Diisi hubungan orang yang menjaminkan penangguhan
penahanan dengan tersangka
Nomor (27) : Diisi alamat orang yang menjaminkan penangguhan
Penahanan.
Nomor (28) : Diisi jumlah lembar yang dijaminkan
Nomor (29) : Diisi jumlah nilai yang dijaminkan
Nomor (30) : Diisi nominal yang dijaminkan
Nomor (31) : Diisi tempat disimpannya jaminan uang
Nomor (32) : Diisi nama Tersangka yang dilakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (33) : Diisi kondisi kesehatan Tersangka yang dilakukan
penangguhan Penahanan
Nomor (34) : Diisi uraian barang yang dititipkan
Nomor (35) : Diisi nama pegawai yang menyerahkan barang yang
dititipkan
Nomor (36) : Diisi lokasi berita acara dibuat
Nomor (37) : Diisi tanda tangan Tersangka yang dilakukan
penangguhan Penahanan
Nomor (38) : Diisi nama Tersangka yang dilakukan penangguhan
Penahanan
Nomor (39) Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penangguhan Penahanan
Nomor (40) Diisi nama Penyidik yang melakukan penangguhan
Penahanan
- 73 -

S. Contoh Format Berita Acara Pengalihan Jenis Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
\
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGALIHAN JENIS PENAHANAN

--------- Pada hari ini, …..(3)….. tanggal …(4)…. Bulan …(5).... tahun …(6)…., saya : ------------

------------------------------------- .............(7)............... ---------------------------------------

Pangkat / Gol : ........(8)........, Jabatan : Penyidik pada ........(9)........., bersama-sama dengan : -

----------------------------------- …………(10)………. --------------------------------------------

Pangkat / Gol : …….(11)……, Jabatan : Penyidik pada ……..(12)…….,-------------------------------

Berdasarkan : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Surat Perintah Penahanan Nomor : ………..(13)………… tanggal ……(14)……---------------
2. Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan Nomor : ……(15)……. tanggal ….(16)…..-----
3. Laporan Kejadian Nomor : ….............(17)…………. tanggal …………(18)………….----------

telah melakukan pengalihan jenis Penahanan terhadap : ---------------------------------------------

Nama : …………………...............(19)……………………….............
Jenis Kelamin : …………………...............(20)……………………….............
Tempat/Tgl Lahir : …………………...............(21)……………………….............
Nomor Identitas : …………………...............(22)……………………….............
Pekerjaan : …………………...............(23)……………………….............
Kewarganegaraan : …………………...............(24)……………………….............
Agama : …………………...............(25)……………………….............
Alamat sesuai identitas : …………………...............(26)……………………….............
Alamat tempat tinggal : …………………...............(27)……………………….............

Dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Undang-undang, tingkat


penyelesaian perkara, keadaan tersangka dan tindak pidana yang dilakukan serta situasi
masyarakat setempat dipandang perlu untuk mengalihkan jenis Penahanan tersangka. ----------

----------- Demikian Berita Acara Pengalihan Jenis Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya
atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di .......(28)....... pada hari
dan tanggal tersebut di atas. ---------------------------------------------------------------------------------------

Tersangka Penyidik

.........(29)........... ..................(31).......................

.........(30)........... 1. ..................(32).......................

..................(33).......................

2. ……………(34)..……………..
- 74 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengalihan Jenis Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya pengalihan jenis Penahanan
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya pengalihan jenis Penahanan
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya pengalihan jenis Penahanan
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya pengalihan jenis Penahanan
Nomor (7) : Diisi nama penyidik yang melakukan pengalihan jenis
Penahanan
Nomor (8) : Diisi pangkat/golongan penyidik yang melakukan
pengalihan jenis Penahanan
Nomor (9) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penyidik yang
melakukan pengalihan jenis Penahanan
Nomor (10) : Diisi nama penyidik yang melakukan pengalihan jenis
Penahanan
Nomor (11) : Diisi pangkat/golongan penyidik yang melakukan
pengalihan jenis Penahanan
Nomor (12) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan pengalihan jenis Penahanan
Nomor (13) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat perintah Penahanan
Nomor (15) : Diisi nomor surat perintah pengalihan jenis Penahanan
Nomor (16) : Diisi tanggal surat perintah pengalihan jenis Penahanan
Nomor (17) : Diisi nomor LK
Nomor (18) : Diisi tanggal LK
Nomor (19) : Diisi nama Tersangka
Nomor (20) : Diisi jenis kelamin Tersangka
Nomor (21) : Diisi tempat, tanggal lahir Tersangka
Nomor (22) : Diisi nomor identitas Tersangka
Nomor (23) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
- 75 -

Nomor (25) : Diisi agama Tersangka


Nomor (26) : Diisi alamat Tersangka sesuai KTP
Nomor (27) : Diisi alamat tempat tinggal Tersangka
Nomor (28) : Diisi nama kota dilakukannya pengalihan jenis Penahanan
dan dibuatnya berita acara ini
Nomor (29) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (30) : Diisi nama Tersangka
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan Penahanan
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penahanan
- 76 -

T. Contoh Format Berita Acara Pembantaran Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMBANTARAN PENAHANAN


Nomor : BA.BANTAR-…..(3)…../…..(4)…../…..(5)…..

---------- Pada hari ini, ……(6)…… tanggal ……(7)…… bulan ……(8)…… tahun ……(9)……,
pukul ……(10)…… Saya :
--------------------………......................……………(11)……....................…………….--------------------
Pangkat .……..…(12)………… Jabatan ..………..(13)….………. Selaku Penyidik dari kantor
tersebut di atas, berdasarkan Surat Perintah / Surat Tugas Nomor :
…..…..……………..…(14)…..……………..…….. tanggal …..…..…….(15)..….………… perihal
Pembantaran Penahanan, telah melakukan pembantaran penahanan terhadap seorang laki-
laki/perempuan:
Nama : ………………………………(16)………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………………(17)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(18)………………………………
Alamat : ………………………………(19)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(20)………………………………
Agama : ………………………………(21)………………………………
Yang diduga keras telah melakukan tindak pidana : ............................(22).................................
Terakhir ditahan pada: ……………………………(23)………………………………………………..
Melaksanakan jenis penahanan terakhir : .......................................(24)......................................
Ditahan sejak tanggal .................(25)................... sampai dengan tanggal ..............(26)............
Tersangka tersebut di atas ditahan dan dibantarkan berdasarkan :
1. surat perintah Penahanan --------------------------------------------------------------------------------------
Nomor SPP -…..(27)…../…..(28)…../ …..(29)..... tanggal .......................(30)..........................
2. surat perintah perpanjangan Penahanan dari kejaksaan ---------------------------------------------
Nomor ..........................(31)……......................... tanggal .......................(32)..........................
3. surat perintah perpanjangan Penahanan dari ketua pengadilan ------------------------------------
Nomor ..........................(33)……......................... tanggal .......................(34)..........................
4. surat perintah pembantaran Penahanan -------------------------------------------------------------------
Nomor ..........................(35)……......................... tanggal .......................(36)..........................
---------------------- berdasarkan surat keterangan dari kepala rumah sakit / tempat rawat inap
nomor ..........................(37)…….................... tanggal ................(38).............. diberitahukan
bahwa keadaan kesehatan fisik/mental tersangka : ..........................(39).................................
barang-barang titipan berupa : ..............................................(40)................................................
- 77 -

---------- Demikian berita acara pembantaran Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian di tutup dan ditandatangani di …………(41)…………
pada hari dan tanggal tersebut di atas. ------------------------------------------------------------------------

Tersangka, Penyidik,

……………(42)…………… ……………(44)……………

……………(43)…………… …….………(45)……….....…
- 78 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pembantaran Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berita acara pembantaran Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan berita acara pembantaran
Penahanan
Nomor (6) : Diisi hari penerbitan berita acara pembantaran penahanan
Nomor (7) : Diisi tanggal penerbitan berita acara Pembantaran
Penahanan
Nomor (8) : Diisi bulan penerbitan berita acara Pembantaran
Penahanan
Nomor (9) Diisi tahun penerbitan berita acara Pembantaran
Penahanan
Nomor (10) : Diisi jam penerbitan berita acara pembantaran Penahanan
Nomor (11) : Diisi nama pejabat penerbit berita acara pembantaran
Penahanan
Nomor (12) : Diisi pangkat pejabat penerbit berita acara pembantaran
Penahanan
Nomor (13) : Diisi jabatan pejabat penerbit berita acara pembantaran
Penahanan
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah / surat tugas
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah / surat tugas
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka
Nomor (17) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (21) : Diisi agama Tersangka
Nomor (22) : Diisi tindak pidana yang dilakukan Tersangka
Nomor (23) Diisi tempat Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (24) : Diisi jenis Penahanan terakhir Tersangka
- 79 -

Nomor (25) : Diisi tanggal Penahanan Tersangka


Nomor (26) : Diisi masa berakhirnya Penahanan Tersangka
Nomor (27) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (28) : Diisi kode kantor/satuan kerja penerbit surat perintah
Penahanan
Nomor (29) : Diisi tahun penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (30) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (31) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
kejaksaan
Nomor (32) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
penahanan dari Kejaksaan
Nomor (33) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
ketua pengadilan
Nomor (34) : Diisi Tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
penahanan dari ketua pengadilan
Nomor (35) : Diisi nomor surat perintah pembantaran Penahanan dari
kepala satuan kerja
Nomor (36) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pembantaran
Penahanan
Nomor (37) : Diisi nomor surat keterangan kesehatan dari kepala rumah
sakit / tempat rawat inap
Nomor (38) : Diisi Tanggal penerbitan surat keterangan kesehatan dari
kepala rumah sakit / tempat rawat inap
Nomor (39) : Diisi keadaan kesehatan fisik/mental tersangka saat
dilakukannya pembantaran Penahanan
Nomor (40) : Diisi barang-barang titipan tersangka yang sebelumnya
dititipkan saat pertama kali ditahan
Nomor (41) : Diisi kota/kabupaten penerbitan berita acara pembantaran
Penahanan
Nomor (42) : Diisi tanda tangan Tersangka pembantaran Penahanan
Nomor (43) : Diisi Tanda tangan Penyidik yang melakukan pembantaran
Penahanan
Nomor (44) : Diisi nama Tersangka pembantaran Penahanan
Nomor (45) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pembantaran
Penahanan
- 80 -

U. Contoh Format Berita Acara Pencabutan Pembantaran Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENCABUTAN PEMBANTARAN PENAHANAN


Nomor : BAP-…..(3)…../…..(4)…../…..(5)…..

---------- Pada hari ini, ……(6)…… tanggal ……(7)…… bulan ……(8)…… tahun ……(9)……,
pukul ……(10)…… saya :
--------------------…….......................…….………(11)………....….................……….--------------------
Pangkat .……..…(12)………… Jabatan ..………..(13)….………. Selaku Penyidik dari kantor
tersebut di atas, berdasarkan Surat Perintah / Surat Tugas Nomor :
…..…..……………..…(14)…..……………..…….. tanggal …..…..…….(15)..….………… perihal
Pencabutan Pembantaran Penahanan, telah melakukan penahanan terhadap seorang laki-
laki/perempuan:
Nama : ………………………………(16)………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………………(17)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(18)………………………………
Alamat : ………………………………(19)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(20)………………………………
Agama : ………………………………(21)………………………………
Yang diduga keras telah melakukan tindak pidana : ............................(22).................................
Terakhir ditahan pada: ……………………………(23)………………………………………………..
Melaksanakan jenis penahanan terakhir : .......................................(24)......................................
Dibantarkan sejak tanggal ...............(25).............. sampai dengan tanggal ..............(26)............
Tersangka tersebut di atas ditahan dan dibantarkan berdasarkan :
1. Surat Perintah Penahanan --------------------------------------------------------------------------------------
Nomor SPP -…..(27)…../…..(28)…../ …..(29)..... tanggal .......................(30)..........................
2. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Kejaksaan ---------------------------------------------
Nomor ..........................(31)……......................... tanggal .......................(32)..........................
3. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Ketua Pengadilan ------------------------------------
Nomor ..........................(33)……......................... tanggal .......................(34)..........................
4. Surat Perintah Pembantaran Penahanan -------------------------------------------------------------------
Nomor ..........................(35)……......................... tanggal .......................(36)..........................
---------------------- Berdasarkan Berita Acara Pembantaran Penahanan Nomor
..........................(37)…….................... tanggal ..............(38).............. diberitahukan bahwa
Keadaan Kesehatan fisik/mental tersangka : ............................(39).................................
dikembalikan untuk dikurung dan melanjutkan masa tahanannya.---------------------------------------
Barang-barang titipan berupa : ..............................................(40)................................................
- 81 -

---------- Demikian Berita Acara Pencabutan Pembantaran Penahanan ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian di tutup dan ditandatangani di
…………(41)………… pada hari dan tanggal tersebut di atas. ------------------------------------------

Tersangka, Penyidik

……………(42)…………… ……………(44)……………

……………(43)…………… …….………(45)……….....…
- 82 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pencabutan Pencabutan Pembantaran Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berita acara pencabutan pembantaran
Penahanan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (6) : Diisi hari penerbitan berita acara pencabutan pembantaran
Penahanan
Nomor (7) : Diisi tanggal penerbitan berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (8) : Diisi bulan penerbitan berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (9) : Diisi tahun penerbitan berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (10) : Diisi jam penerbitan berita acara pencabutan pembantaran
Penahanan
Nomor (11) : Diisi nama pejabat penerbit berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (12) : Diisi pangkat pejabat penerbit berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (13) : Diisi jabatan pejabat penerbit berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah / surat tugas
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah / surat tugas
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka
Nomor (17) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (21) : Diisi agama Tersangka
- 83 -

Nomor (22) : Diisi Tindak Pidana yang dilakukan Tersangka


Nomor (23) Diisi tempat Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (24) : Diisi jenis Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (25) : Diisi tanggal dimulainya pembantaran Tersangka
Nomor (26) : Diisi tanggal berakhirnya pembantaran Tersangka
Nomor (27) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (28) : Diisi kode kantor/satuan Kerja penerbit surat perintah
Penahanan
Nomor (29) : Diisi tahun penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (30) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (31) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
kejaksaan
Nomor (32) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
Penahanan dari kejaksaan
Nomor (33) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
ketua pengadilan
Nomor (34) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
Penahanan dari ketua pengadilan
Nomor (35) : Diisi nomor surat perintah pembantaran Penahanan
Nomor (36) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pembantaran
Penahanan
Nomor (37) : Diisi nomor berita acara pembantaran
Nomor (38) : Diisi tanggal penerbitan berita acara pembantaran
Nomor (39) : Diisi keadaan kesehatan fisik/mental Tersangka saat
dilakukannya pencabutan pembantaran Penahanan
Nomor (40) : Diisi barang-barang titipan Tersangka yang sebelumnya
dititipkan saat pertama kali ditahan
Nomor (41) : Diisi kota/kabupaten penerbitan berita acara pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (42) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan pencabutan
pembantaran Penahanan
Nomor (44) : Diisi nama Tersangka
Nomor (45) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pencabutan
pembantaran Penahanan
- 84 -

V. Contoh Format Berita Acara Penahanan Lanjutan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENAHANAN LANJUTAN


Nomor : BAP-…..(3)…../…..(4)…../…..(5)…..

---------- Pada hari ini, ……(6)…… tanggal ……(7)…… bulan ……(8)…… tahun ……(9)……,
pukul ……(10)…… Saya :
--------------------…………….....................………(11)…….....................…………….--------------------
Pangkat .……..…(12)………… Jabatan ..………..(13)….………. Selaku Penyidik dari kantor
tersebut di atas, berdasarkan Surat Perintah / Surat Tugas Nomor :
…..…..……………..…(14)…..……………..…….. tanggal …..…..…….(15)..….………… perihal
Penahanan Lanjutan, telah melakukan penahanan terhadap seorang laki-laki/perempuan :
Nama : ………………………………(16)………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………………(17)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(18)………………………………
Alamat : ………………………………(19)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(20)………………………………
Agama : ………………………………(21)………………………………
Yang diduga keras telah melakukan tindak pidana : ............................(22).................................
Terakhir ditahan pada: ……………………..................................………(23)……..........................
Melaksanakan jenis penahanan terakhir : ............................................(24).................................
Ditahan sejak tanggal .................(25)................... sampai dengan tanggal ..............(26)............
Tersangka tersebut di atas ditahan berdasarkan :
1. Surat Perintah Penahanan --------------------------------------------------------------------------------------
Nomor SPP -…..(27)…../…..(28)…../ …..(29)..... tanggal .......................(30)..........................
2. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Kejaksaan ---------------------------------------------
Nomor ..........................(31)……......................... tanggal .......................(32)..........................
3. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Ketua Pengadilan ------------------------------------
Nomor ..........................(33)……......................... tanggal .......................(34)..........................
---------------------- Keadaan Kesehatan fisik/mental tersangka : ...................(35)..........................
Barang-barang titipan berupa : ....................................................................(36)..........................
---------- Demikian Berita Acara Penahanan Lanjutan ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian di tutup dan ditandatangani di ….…(37)…....… pada hari
dan tanggal tersebut di atas. -------------------------------------------------------------------------------------

Tersangka, Penyidik,

……………(38)…………… ……………(40)……………

……………(39)…………… …….………(41)……….....…
- 85 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penahanan Lanjutan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berita acara penahanan Lanjutan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan berita acara Penahanan lanjutan
Nomor (6) : Diisi hari penerbitan berita acara Penahanan lanjutan
Nomor (7) : Diisi tanggal penerbitan berita acara Penahanan lanjutan
Nomor (8) : Diisi bulan penerbitan berita acara Penahanan lanjutan
Nomor (9) : Diisi tahun penerbitan berita acara Penahanan lanjutan
Nomor (10) Diisi jam penerbitan berita acara Penahanan lanjutan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik penerbit berita acara Penahanan
lanjutan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik penerbit berita acara Penahanan
lanjutan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik penerbit berita acara Penahanan
lanjutan
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah / surat tugas
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah / surat tugas
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka
Nomor (17) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (21) : Diisi agama Tersangka
Nomor (22) : Diisi tindak pidana yang dilakukan Tersangka
Nomor (23) Diisi tempat Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (24) : Diisi jenis Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (25) : Diisi tanggal Jenis penahanan Tersangka
Nomor (26) : Diisi masa berakhirnya jenis Penahanan Tersangka
Nomor (27) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
- 86 -

Nomor (28) : Diisi kode kantor/satuan kerja penerbit surat perintah


Penahanan
Nomor (29) : Diisi tahun penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (30) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (31) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
kejaksaan
Nomor (32) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
Penahanan dari kejaksaan
Nomor (33) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
ketua pengadilan
Nomor (34) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
Penahanan dari ketua pengadilan
Nomor (35) : Diisi keadaan kesehatan fisik/mental tersangka saat
dilakukannya Penahanan lanjutan
Nomor (36) : Diisi barang-barang titipan tersangka yang sebelumnya
dititipkan saat pertama kali ditahan
Nomor (37) : Diisi kota/kabupaten penerbitan berita acara Penahanan
lanjutan
Nomor (38) : Diisi tanda tangan Tersangka Penahanan lanjutan
Nomor (39) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan Penahanan
lanjutan
Nomor (40) : Diisi nama Tersangka Penahanan lanjutan
Nomor (41) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan Penahanan
lanjutan
- 87 -

W. Contoh Format Berita Acara Pengeluaran Tahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGELUARAN TAHANAN


Nomor : BAP-…..(3)…../…..(4)…../…..(5)…..

---------- Pada hari ini, ……(6)…… tanggal ……(7)…… bulan ……(8)…… tahun ……(9)……,
pukul ……(10)…… saya :
--------------------…………………......................…(11)……….……..................…….--------------------
Pangkat .……..…(12)………… Jabatan .…......(13)………. Selaku Penyidik dari kantor tersebut
di atas, berdasarkan Surat Perintah / Surat Tugas Nomor :
…..…..……………..…(14)…..……………..…….. tanggal …..…..…….(15)..….………… perihal
Pengeluaran Tahanan, telah mengeluarkan dari tahanan tersangka :
Nama : ………………………………(16)………………………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………………………(17)………………………………
Pekerjaan : ………………………………(18)………………………………
Alamat : ………………………………(19)………………………………
Kewarganegaraan : ………………………………(20)………………………………
Agama : ………………………………(21)………………………………
Yang diduga keras melakukan tindak pidana: .................................(22)..................................
Terakhir ditahan pada: …………….................................………………(23)………………….…….
Melaksanakan jenis penahanan terakhir : ...........................................(24)...................................
Ditahan sejak tanggal .................(25)................... sampai dengan tanggal ..............(26).............
dan tanggal .................................(27)............ sampai dengan tanggal .....................(28).............
Tersangka tersebut di atas ditahan berdasarkan :
1. Surat Perintah Penahanan --------------------------------------------------------------------------------------
Nomor SPP -…..(29)…../…..(30)…../ …..(31)..... tanggal .......................(32)..........................
2. Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan --------------------------------------------------------------
Nomor SPP -…..(33)…../…..(34)…../ …..(35)..... tanggal .......................(36)..........................
3. Surat Perintah Penangguhan Penahanan -----------------------------------------------------------------
Nomor SPP -…..(37)…../…..(38)…../ …..(39)..... tanggal .......................(40)..........................
4. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Kejaksaan ---------------------------------------------
Nomor ..........................(41)……......................... tanggal .......................(42)..........................
5. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Ketua Pengadilan ------------------------------------
Nomor ..........................(43)……......................... tanggal .......................(44)..........................

---------------------- Keadaan Kesehatan fisik/mental tersangka : ...................(45)...........................


Barang-barang titipan berupa : ....................................................................(46)..........................
Telah dikembalikan kepada tersangka oleh : ...............................................(47)..........................
- 88 -

---------- Demikian Berita Acara Pengeluaran Tahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian di tutup dan ditandatangani di …………(48)…………
pada hari dan tanggal tersebut di atas. ------------------------------------------------------------------------

Tersangka, Penyidik,

……………(51)……………
……………(49)……………

…….………(52)……….....…
……………(50)……………
- 89 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengeluaran Tahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (4) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tahun penerbitan berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (6) : Diisi hari penerbitan berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (7) : Diisi tanggal penerbitan berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (8) : Diisi bulan penerbitan berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (9) : Diisi tahun penerbitan berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (10) Diisi jam penerbitan berita acara pengeluaran tahanan
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik penerbit berita acara pengeluaran
tahanan
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik penerbit berita acara pengeluaran
tahanan
Nomor (13) : Diisi jabatan Penyidik penerbit berita acara pengeluaran
tahanan
Nomor (14) : Diisi nomor surat perintah / surat tugas
Nomor (15) : Diisi tanggal surat perintah / surat tugas
Nomor (16) : Diisi nama Tersangka
Nomor (17) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka
Nomor (18) : Diisi pekerjaan Tersangka
Nomor (19) : Diisi alamat Tersangka
Nomor (20) : Diisi kewarganegaraan Tersangka
Nomor (21) : Diisi agama Tersangka
Nomor (22) : Diisi tindak pidana yang dilakukan Tersangka
Nomor (23) : Diisi tempat Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (24) : Diisi jenis Penahanan terakhir Tersangka
Nomor (25) : Diisi tanggal jenis Penahanan pertama Tersangka
Nomor (26) : Diisi masa berakhirnya Jenis Penahanan pertama
Tersangka
- 90 -

Nomor (27) : Diisi tanggal Jenis Penahanan kedua Tersangka


Nomor (28) : Diisi masa berakhirnya jenis Penahanan kedua Tersangka
Nomor (29) : Diisi nomor surat perintah Penahanan
Nomor (30) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (31) : Diisi tahun penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (32) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah Penahanan
Nomor (33) : Diisi nomor surat perintah pengalihan jenis Penahanan
Nomor (34) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (35) : Diisi tahun penerbitan surat perintah pengalihan jenis
Penahanan
Nomor (36) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah pengalihan jenis
Penahanan
Nomor (37) : Diisi nomor surat perintah penangguhan Penahanan
Nomor (38) : Diisi kode direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (39) : Diisi tahun penerbitan surat perintah penangguhan
Penahanan
Nomor (40) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah penangguhan
Penahanan
Nomor (41) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
kejaksaan
Nomor (42) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
Penahanan dari kejaksaan
Nomor (43) : Diisi nomor surat perintah perpanjangan Penahanan dari
ketua pengadilan
Nomor (44) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah perpanjangan
Penahanan dari ketua pengadilan
Nomor (45) : Diisi keadaan kesehatan fisik/mental tersangka saat
dilakukannya pengeluaran tahanan
Nomor (46) : Diisi barang-barang titipan Tersangka yang diserahkan
kembali saat pengeluaran tahanan
Nomor (47) : Diisi Penyidik yang bertanggung jawab mengamankan
barang milik Tersangka saat menjadi tahanan
Nomor (48) : Diisi kota/kabupaten penerbitan berita acara pengeluaran
- 91 -

tahanan
Nomor (49) : Diisi tanda tangan Tersangka
Nomor (50) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan pengeluaran
tahanan
Nomor (51) : Diisi nama Tersangka
Nomor (52) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengeluaran tahanan
- 92 -

X. Contoh Format Pengembalian Tahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGEMBALIAN TAHANAN


NOMOR BA.PENGEMBALIAN - …(3).../…(4)…./PPNS/…(5)….

Pada hari ini ……(6)……. tanggal ……..(7)…….. bulan ………(8)……… tahun


…….(9)…….., Saya : -------------------------------------------------------------------------------------------------

Nama : …………………………………..(10)……………………………………………

Pangkat : …………………………………..(11)……………………………………………

Jabatan : …………………………………..(12)……………………………………………

-------- Berdasarkan Surat Perintah Pengembalian Tahanan nomor SPPT-


…………..(13)……….. tanggal ………(14)…..…. telah mengembalikan tahanan dengan
identitas sebagai berikut :--------------------------------------------------------------------------------------------

Nama : ……………………………….(15)…………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………….(16)…………………………………..
Tempat / Tanggal Lahir : ……………………………….(17)…………………………………..
Pekerjaan : ……………………………….(18)…………………………………..
Kewarganegaraan : ……………………………….(19)…………………………………..
Agama : ……………………………….(20)…………………………………..
Alamat : ……………………………….(21)…………………………………..

Kepada rumah tahanan ……………………(22)……………………. dikarenakan keperluan


untuk………………………….(23)…………………………. telah selesai dilaksanakan.---------------
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------- Keadaan fisik dan mental pada saat dikembalikan adalah…………….(24)……………….
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------- Demikian Berita Acara Pengembalian Tahanan ini dibuat dengan sebenar-benarnya
atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ……….(25)……….
pada hari dan tanggal tersebut di atas. --------------------------------------------------------------------------

Tersangka, Yang Mengembalikan,

…………(28)…………. ……………(26)………..

…………(29)………… ……………(27)………..
- 93 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengembalian Tahanan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit berita acara
pengembalian tahanan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit berita acara
pengembalian tahanan
Nomor (3) : Diisi Nomor berita acara pengembalian tahanan
Nomor (4) : Diisi kode kantor penerbit berita acara pengembalian tahanan
Nomor (5) : Diisi Tahun penerbitan berita acara pengembalian tahanan
Nomor (6) : Diisi hari penerbitan berita acara pengembalian tahanan
Nomor (7) : Diisi tanggal penerbitan berita acara pengembalian tahanan
Nomor (8) : Diisi bulan penerbitan berita acara pengembalian tahanan
Nomor (9) : Diisi tahun penerbitan berita acara pengembalian tahanan
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pegembalian tahanan
Nomor (11) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pegembalian tahanan
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang melakukan pegembalian tahanan
Nomor (13) : Diisi nomor surat perintah pengembalian tahanan
Nomor (14) : Diisi tanggal surat perintah pengembalian tahanan
Nomor (15) : Diisi nama orang yang ditahan
Nomor (16) : Diisi jenis kelamin orang yang ditahan
Nomor (17) : Diisi tempat tanggal lahir orang yang ditahan
Nomor (18) : Diisi pekerjaan orang yang ditahan
Nomor (19) : Diisi kewarganegaraan orang yang ditahan
Nomor (20) : Diisi agama orang yang ditahan
Nomor (21) : Diisi alamat orang yang ditahan
Nomor (22) : Diisi nama rutan tempat tahanan dikembalikan
Nomor (23) : Diisi uraian keperluan peminjaman tahanan
Nomor (24) : Diisi kondisi fisik dan mental tahanan pada saat dikembalikan
Nomor (25) : Diisi nama tempat berita acara pengembalian tahanan dibuat
Nomor (26) : Diisi tanda tangan pihak yang mengembalikan tahanan
Nomor (27) : Diisi nama pihak yang mengembalikan tahanan
Nomor (28) : Diisi tanda tangan orang yang ditahan
Nomor (29) : Diisi nama orang yang ditahan
- 94 -

Y. Contoh Format Berita Acara Penggeledahan (Rumah/Sarana


Pengangkut/Badan)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGGELEDAHAN


(RUMAH/SARANA PENGANGKUT/BADAN)

---------- Pada hari ini, ……(3)…… tanggal ……(4)…… bulan ……(5)…… tahun ……(6)……,
pukul ……(7)…… saya :
--------------------…………......................…………(8)…….....................…………….--------------------
Pangkat .………(9)…………. Jabatan Penyidik pada ..……..(10)….………. , sesuai dengan:-----
1. Surat Perintah Penggeledahan No...............(11).........tanggal................(12).........................
2. Laporan Kejadian No. ..................................(13)................. tanggal ......(14).........................
3. Izin Penggeledahan Pengadilan Negeri No........(15)........ tanggal .........(16).........................
4. ....................................................................(17).....................................................................
Telah melakukan penggeledahan terhadap sebuah rumah tinggal / tempat tertutup lainnya /
sarana pengangkut berupa / badan di ….............................(18)..................................................
(Jl. No. RT, Kelurahan) / (Nama Sarana Pengangkut, Nomor Polisi/Register) / (Lokasi), ---------
dengan / tanpa izin tersangka / penghuni rumah / pemilik sarana pengangkut / pengemudi /
nahkoda / pilot ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ...................(19).....................
Tempat/Tanggal Lahir : ...................(20).....................
Pekerjaan : ...................(21).....................
Alamat : ...................(22).....................
Kewarganegaraan : ...................(23).....................
Agama : ...................(24).....................
dengan disaksikan oleh : ...................(25).....................
1. Nama : ...................(26).....................
Alamat : ...................(27).....................
Pekerjaan : ...................(28).....................
2. Nama : ...................(29).....................
Alamat : ...................(30).....................
Pekerjaan : ...................(31).....................
Uraian singkat jalannya penggeledahan dan hasilnya : ----------------------------------------------------
....................................................................(32)...........................................................................
---------------------------- Demikian Berita Acara Penggeledahan ini dibuat dengan sebenarnya
atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di...............(33)...............
pada tanggal tersebut di atas. -------------------------------------------------------------------------------------
Tersangka/Penghuni rumah/ Yang melakukan Penggeledehan
Pemilik sarana pengangkut : Penyidik

__________(34)__________ __________(36)__________

__________(35)__________ __________(37)__________
- 95 -

Saksi-saksi :
1. .....................(38).......................
2. .....................(38).......................
3. .....................(38).......................
4. .....................(38).......................
- 96 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penggeledahan (Rumah/Sarana Pengangkut/Badan)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari penerbitan berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (4) : Diisi tanggal penerbitan berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (5) : Diisi bulan penerbitan berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (6) : Diisi tahun penerbitan berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (7) : Diisi jam penerbitan berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (8) : Diisi nama pejabat penerbit berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik penerbit berita acara penggeledahan
(rumah/sarana pengangkut/badan)
Nomor (10) : Diisi direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah penggeledahan
Nomor (12) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah penggeledahan
Nomor (13) : Nomor LK
Nomor (14) : Diisi tanggal penerbitan LK
Nomor (15) : Diisi nomor surat izin penggeledahan dari ketua pengadilan
negeri
Nomor (16) : Diisi tanggal surat izin penggeledahan dari ketua
pengadilan negeri
Nomor (17) : Diisi keterangan/izin lainnya dilakukan penggeledahan
Nomor (18) : Diisi (Jl. No. RT, kelurahan) / (nama sarana pengangkut,
nomor polisi/register) / (lokasi)
Nomor (19) : Diisi Nama Tersangka/penghuni rumah/pemilik sarana
- 97 -

pengangkut/pengemudi/nahkoda/pilot
Nomor (20) : Diisi tempat/tanggal lahir Tersangka / penghuni rumah /
pemilik sarana pengangkut / pengemudi / nahkoda / pilot
Nomor (21) : Diisi pekerjaan Tersangka / penghuni rumah / pemilik
sarana pengangkut / pengemudi / nahkoda / pilot
Nomor (22) : Diisi alamat Tersangka / penghuni rumah / pemilik sarana
pengangkut / pengemudi / nahkoda / pilot
Nomor (23) : Diisi kewarganegaraan Tersangka / penghuni rumah /
pemilik sarana pengangkut / pengemudi / nahkoda / pilot
Nomor (24) : Diisi agama Tersangka / penghuni rumah / pemilik sarana
pengangkut / pengemudi / nahkoda / pilot
Nomor (25) : Diisi jumlah saksi penggeledahan
Nomor (26) : Diisi nama saksi penggeledahan
Nomor (27) : Diisi alamat saksi penggeledahan
Nomor (28) : Diisi pekerjaan saksi penggeledahan
Nomor (29) : Diisi nama saksi penggeledahan
Nomor (30) : Diisi alamat saksi penggeledahan
Nomor (31) : Diisi pekerjaan saksi penggeledahan
Nomor (32) : Diisi Uraian singkat tindak pidana yang terjadi dengan
menyebutkan pasal pidananya dan tujuan penggeledahan
Nomor (33) : Diisi kota/kabupaten diterbitkannya berita acara
penggeledahan

Nomor (34) : Diisi tanda tangan Tersangka/penghuni rumah/pemilik


sarana pengangkut yang digeledah
Nomor (35) : Diisi nama Tersangka/penghuni rumah/pemilik sarana
pengangkut yang digeledah
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penggeledahan
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penggeledahan
Nomor (38) : Diisi nama saksi penggeledahan
- 98 -

Z. Contoh Format Berita Acara Penyitaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENYITAAN

---------- Pada hari ini, ……(3)…… tanggal ……(4)…… bulan ……(5)…… tahun ……(6)……,
pukul ……(7)…… saya : ---------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------……………….....................……(8)…...............……….......……….--------------------
Pangkat .…………(9)…………. Jabatan ..………..(10)….………. Selaku Penyidik pada kantor
tersebut di atas, berdasarkan Surat Perintah / Surat Tugas Penyitaan Nomor :
…..…..……………..…(11)…..……………..…….. tanggal …..…..…….(12)..….………… perihal
penyitaan barang bukti, disaksikan oleh :
1. Nama : ………………………………………(13)………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………(14)………………………………………
Pangkat : ………………………………………(15)………………………………………
Jabatan : ………………………………………(16)………………………………………
Alamat : ………………………………………(17)………………………………………

2. Nama : ………………………………………(13)………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………(14)………………………………………
Pangkat : ………………………………………(15)………………………………………
Jabatan : ………………………………………(16)………………………………………
Alamat : ………………………………………(17)………………………………………
Dengan Surat Izin dari Ketua Pengadilan Negeri Nomor ....................(18)…..……........ tanggal,
..............(19)............... Atas disitanya barang bukti berupa .......................(20)......................... di
................(21)................... milik ..........................................(22)……………………...................
---------- Demikian Berita Acara Penyitaan Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian di tutup dan ditandatangani di …………(23)…………
pada hari dan tanggal tersebut di atas. ------------------------------------------------------------------------

Yang Menyaksikan, Penyidik Yang Melakukan


Penyitaan,

……………(24)…………… ………….…(26)……………

……………(25)…………… …….………(27)…………....

……………(24)……………

……………(25)……………
- 99 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penyitaan

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang melakukan
Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari penerbitan berita acara Penyitaan barang bukti
Nomor (4) : Diisi tanggal penerbitan berita acara Penyitaan barang bukti
Nomor (5) : Diisi bulan penerbitan berita acara Penyitaan barang bukti
Nomor (6) : Diisi tahun penerbitan berita acara Penyitaan barang bukti
Nomor (7) : Diisi jam penerbitan berita acara Penyitaan barang bukti
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik penerbit berita acara Penyitaan barang
bukti
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik penerbit berita acara Penyitaan
barang bukti
Nomor (10) : Diisi jabatan Penyidik penerbit berita acara Penyitaan
barang bukti
Nomor (11) : Diisi nomor surat perintah / surat tugas Penyitaan barang
bukti
Nomor (12) : Diisi tanggal surat perintah / surat tugas Penyitaan barang
bukti
Nomor (13) : Diisi nama orang yang menyaksikan Penyitaan barang bukti
Nomor (14) : Diisi pekerjaan orang yang menyaksikan Penyitaan barang
bukti
Nomor (15) : Diisi pangkat orang yang menyaksikan Penyitaan barang
bukti
Nomor (16) : Diisi nama jabatan orang yang menyaksikan Penyitaan
barang bukti
Nomor (17) : Diisi alamat orang yang menyaksikan Penyitaan barang
bukti
Nomor (18) : Diisi nomor surat izin dari ketua pengadilan negeri
Nomor (19) : Diisi tanggal penerbitan surat izin ketua pengadilan negeri
Nomor (20) : Diisi jenis barang bukti yang dilakukan Penyitaan
Nomor (21) : Diisi lokasi dilakukannya Penyitaan barang bukti
Nomor (22) : Diisi pemilik yang barang buktinya dilakukan Penyitaan
Nomor (23) : Diisi kota/kabupaten dibuatnya berita acara Penyitaan
- 100 -

barang bukti
Nomor (24) : Diisi tanda tangan Saksi Penyitaan barang bukti
Nomor (25) : Diisi nama orang yang menyaksikan Penyitaan barang bukti
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan Penyitaan
barang bukti
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik yang melakukan Penyitaan barang
bukti
- 101 -

AA. Contoh Format Berita Acara Surat Tanda Terima Barang Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

SURAT TANDA TERIMA BARANG BUKTI


NOMOR STT-BB - …(3).../…(4)…./PPNS/…(5)….

Yang bertanda tangan di bawah ini ………..(6)……..…., Pangkat: ……..(7)……..,


Jabatan: …….(8)…….., bersama-sama dengan: …………..(9)………….,
Pangkat:………….(10)…………,, Jabatan: …………….(11)……………., pada hari ini
………(12)……. tanggal …………..(13)………… bulan ………..(14)……….. tahun
……….(15)………… telah menerima penyerahan barang-barang dari penguasa barang: ---------

Nama : ……………………………….(16)…………………………………..
Jenis Kelamin : ……………………………….(17)…………………………………..
Tempat / Tanggal Lahir : ……………………………….(18)…………………………………..
NIK : ……………………………….(19)…………………………………..
Pekerjaan : ……………………………….(20)…………………………………..
Kewarganegaraan : ……………………………….(21)…………………………………..
Agama : ……………………………….(22)…………………………………..
Alamat : ……………………………….(23)…………………………………..

Disaksikan oleh: --------------------------------------------------------------------------------------------------------


-

Nama : ………………….(24)………………………………
Pekerjaan : ………………….(25)………………………………
Alamat : ………………….(26)………………………..…….

Nama : ………………….(27)………………………………
Pekerjaan : ………………….(28)………………………………
Alamat : ………………….(29)………………………..…….

----------Barang-barang tersebut sebagai bukti dalam perkara dugaan tindak pidana di bidang
………….(30)…….. yaitu ………………………….(31)……………………………………
melanggar ………………(32)……………… --------------------------------------------------------------------

----------Barang-barang tersebut berupa : ------------------------------------------------------------------------

…………………………………………………..(33)……………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
- 102 -

……(34)……., ……….(35)…………
Yang Menguasai Yang Menerima,

…………(38)…………. ……………(36)………..

…………(39)………… ……………(37)………..

Saksi-saksi

…………(42)…………. ……………(40)………..

…………(43)………… ……………(41)………..
- 103 -

Tata Cara Pengisian


Surat Tanda Terima Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat Tanda
Terima Barang Bukti
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Surat Tanda
Terima Barang Bukti
Nomor (3) : Diisi Nomor Surat Tanda Terima Barang Bukti
Nomor (4) : Diisi kode kantor penerbit surat tanda terima barang bukti
Nomor (5) : Diisi Tahun penerbitan surat tanda terima barang bukti
Nomor (6) : Diisi nama Penyidik yang menerima barang bukti
Nomor (7) : Diisi pangkat Penyidik yang menerima barang bukti
Nomor (8) : Diisi jabatan Penyidik Penyidik yang menerima barang bukti
Nomor (19) : Diisi nama rekan Penyidik yang bersama-sama menerima barang
bukti
Nomor (10) : Diisi pangkat rekan Penyidik yang Bersama-sama menerima
barang bukti
Nomor (11) : Diisi jabatan rekan Penyidik yang bersama-sama menerima
barang bukti
Nomor (12) : Diisi hari dilakukannya penerimaan barang bukti
Nomor (13) : Diisi tanggal dilakukannya penerimaan barang bukti
Nomor (14) : Diisi bulan dilakukannya penerimaan barang bukti
Nomor (15) : Diisi tahun dilakukannya penerimaan barang bukti
Nomor (16) : Diisi Nama penguasa barang
Nomor (17) : Diisi Jenis kelamin penguasa barang
Nomor (18) : Diisi tempat/tanggal lahir penguasa barang
Nomor (19) : Diisi NIK penguasa barang
Nomor (20) : Diisi pekerjaan penguasa barang
Nomor (21) : Diisi kewarganegaraan penguasa barang
Nomor (22) : Diisi agama penguasa barang
Nomor (23) : Diisi alamat penguasa barang sesuai NIK atau domisili penguasa
barang
Nomor (24) : Diisi nama pihak yang menjadi saksi
Nomor (25) : Diisi pekerjaan pihak yang menjadi saksi
Nomor (26) : Diisi alamat pihak yang menjadi saksi
Nomor (27) : Diisi nama pihak yang bersama-sama menjadi saksi
Nomor (28) : Diisi pekerjaan pihak yang bersama-sama menjadi saksi
- 104 -

Nomor (29) : Diisi alamat pihak yang bersama-sama menjadi saksi


Nomor (30) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (31) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan tindak pidana
Nomor (32) : Diisi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (33) : Diisi daftar barang bukti yang diterima
Nomor (34) : Diisi nama kota tempat terbitnya surat tanda terima barang bukti
Nomor (35) : Diisi tanggal terbitnya surat tanda terima barang bukti
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik yang menerima barang bukti
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik yang menerima barang bukti
Nomor (38) : Diisi tanda tangan pihak yang menguasai barang bukti
Nomor (39) : Diisi nama pihak yang menguasai barang bukti
Nomor (40) : Diisi tanda tangan saksi yang menyaksikan penerimaan barang
bukti
Nomor (41) : Diisi nama saksi yang menyaksikan penerimaan barang bukti
Nomor (42) : Diisi tanda tangan saksi yang bersama-sama menyaksikan
penerimaan barang bukti
Nomor (43) : Diisi nama saksi yang bersama-sama menyaksikan penerimaan
barang bukti
- 105 -

BB. Contoh Format Berita Acara Pemotretan Dan/Atau Perekaman


Melalui Media Audiovisual

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMOTRETAN DAN/ATAU PEREKAMAN


MELALUI MEDIA AUDIOVISUAL

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... bertempat di ............(7).........., saya : ------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)……………. ------------


Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ................(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media Audiovisual : SPPP-
...........(18).................. tanggal ………(19)…..…….

Telah memotret dan/atau merekam melalui media audiovisual terhadap orang/barang/sarana


pengangkut* sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------------------------
……………………………………………………..(20)…………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………
Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : ……………………………………(21)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(22)……………………………………
Alamat : ……………………………………(23)……………………………………
2. Nama : ……………………………………(24)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(25)……………………………………
Alamat : ……………………………………(26)……………………………………

Dengan cara sebagai berikut: ……………………………......(27)………………………………........


………………………………………………………………………………………………………………

---- Demikian Berita Acara Pemotretan dan/atau Perekaman ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(28).................
pada hari dan tanggal tersebut di atas.---------------------------------------------------------------------------

Yang dipotret dan/atau Yang melakukan pemotretan dan/atau perekaman


direkam/Pemilik/Yang menguasai*, Penyidik,
- 106 -

.............(29)................ ....................(31)...............

.............(30)................ ………..……(32)…………

...................(33)................

……............(34)…………..

Saksi-saksi :
....................(35)........................

1. ……………..(36)…………………

....................(37).........................

2. ……………..(38)………………....

* Coret yang tidak perlu


- 107 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pemotretan dan/atau Perekaman melalui Media Audiovisual

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukan pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukan pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukan pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukan pemotretan dan/atau perekaman
melalui media audiovisual
Nomor (7) : Diisi tempat/alamat dilakukan pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (10) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (13) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan(SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (20) : Diisi rincian data orang/barang/sarana pengangkut yang
dipotret/direkam melalui media audiovisual
Nomor (21) : Diisi nama yang menyaksikan pemotretan dan/atau
- 108 -

perekaman melalui media audiovisual


Nomor (22) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (23) : Diisi alamat yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (24) : Diisi nama yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (25) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (26) : Diisi alamat yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual
Nomor (27) : Diisi cara pemotretan dan/atau perekaman melalui media
audiovisual
Nomor (28) : Diisi nama kota saat berita acara pemotretan dan/atau
perekaman melalui media audiovisual ditandatangani
Nomor (29) : Diisi tanda tangan seseorang yang dipotret dan/atau
direkam/pemilik/kuasanya barang/sarana pengangkut
Nomor (30) : Diisi nama seseorang yang dipotret dan/atau
direkam/pemilik/kuasanya barang/sarana pengangkut
Nomor (31) : Diisi tanda tangan Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik yang memotret/merekam
Nomor (35) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan pemotretan
dan/atau perekaman
Nomor (36) : Diisi nama yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman
Nomor (37) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan pemotretan
dan/atau perekaman
Nomor (38) : Diisi nama yang menyaksikan pemotretan dan/atau
perekaman
- 109 -

CC. Contoh Format Berita Acara Pengambilan Sidik Jari

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
BERITA ACARA PENGAMBILAN SIDIK JARI

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., saya : ---------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada ……..........……(10)……………


bersama-sama dengan : ---------------------------------------------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada ……..........……(13)…………… ----------

Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...................(14)................. tanggal
...........(15).............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP- ...............(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Pengambilan Sidik Jari Nomor : SPPSJ- .............(18).................. tanggal
………(19)…..…….

Telah mengambil sidik jari saksi/tersangka* dengan identitas sebagai berikut: ----------------------

Nama : ……………………………..…..(20)………..........…………………..
Jenis Kelamin : …………………………..……..(21)…..........………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………..…..(22)…..........………………………..
Pekerjaan : …………………………..……..(23)…..........………………………..
Kewarganegaraan : …………………………..……..(24)…..........………………………..
Agama : …………………………..……..(25)…..........………………..………
Alamat : …………………………..……..(26)…..........…………………..……

Pengambilan sidik jari dilakukan di …………………………….(27)………..……..…..……………


Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : …………………………………(28)…………………………………
Pekerjaan : …………………………………(29)…………………………………
Alamat : …………………………………(30)…………………………………

2. Nama : …………………………………(31)…………………………………
Pekerjaan : …………………………………(32)…………………………………
Alamat : …………………………………(33)…………………………………

--------Sehubungan dengan terjadinya tindak pidana di bidang …….(34)……. yaitu


………..(36)………, diduga melanggar …………....……..……(35)…………………..………………

---- Demikian Berita Acara Pengambilan Sidik Jari ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan
sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(37)................. pada hari
dan tanggal tersebut di atas.----------------------------------------------------------------------------------------
- 110 -

Saksi/Tersangka*, Yang melakukan pengambilan sidik jari


Penyidik,

..............(38)............................ ........................(40)............................

…………......…(41)…………...………
..............(39)............................
........................(42)............................

…………..........(43)…………...……...

Saksi-saksi :
.....................(44)............................

1. …………...…(45)……………...……

.....................(46)............................

2. ……………...(47)……………...…...

* Coret yang tidak perlu


- 111 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengambilan Sidik Jari

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari diambilnya sidik jari
Nomor (4) : Diisi tanggal diambilnya sidik jari
Nomor (5) : Diisi bulan diambilnya sidik jari
Nomor (6) : Diisi tahun diambilnya sidik jari
Nomor (7) : Diisi pukul diambilnya sidik jari
Nomor (8) : Diisi nama penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (9) : Diisi pangkat penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (10) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (12) : Diisi Pangkat Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (13) Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah pengambilan sidik jari
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah pengambilan sidik jari
Nomor (20) : Diisi nama Saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (21) : Diisi jenis kelamin Saksi/Tersangka yang diambil sidik
jari
Nomor (22) : Diisi tempat/tanggal lahir Saksi/Tersangka yang diambil
sidik jari
Nomor (23) : Diisi pekerjaan Saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (24) : Diisi kewarganegaraan Saksi/Tersangka yang diambil
sidik jari
Nomor (25) : Diisi agama Saksi/Tersangka yang diambil sidik jari
- 112 -

Nomor (26) : Diisi alamat Saksi/Tersangka yang diambil sidik jari


Nomor (27) : Diisi lokasi/alamat dilakukan pengambilan sidik jari
Nomor (28) : Diisi nama yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (29) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (30) : Diisi alamat yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (31) : Diisi nama yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (32) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (33) : Diisi alamat yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (34) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan (kepabeanan,
cukai atau tindak pidana pencucian uang)
Nomor (35) : Diisi uraian singkat peristiwa dugaan Tindak Pidana
Nomor (36) : Diisi pasal dan undang-undang yang dilanggar
Nomor (37) : Diisi nama kota saat berita acara pengambilan sidik jari
ditandatangani
Nomor (38) : Diisi tanda tangan saksi/tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (39) : Diisi nama saksi/tersangka yang diambil sidik jari
Nomor (40) : Diisi tanda tangan Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (41) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (42) : Diisi tanda tangan Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (43) : Diisi nama Penyidik yang mengambil sidik jari
Nomor (44) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan pengambilan sidik
jari
Nomor (45) : Diisi nama yang menyaksikan pengambilan sidik jari
Nomor (46) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan pengambilan sidik
jari
Nomor (47) : Diisi nama yang menyaksikan pengambilan sidik jari
- 113 -

DD. Contoh Format Berita Acara Pemberian Tanda Pengaman

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”
BERITA ACARA PEMBERIAN TANDA PENGAMAN

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... pukul ............(7).........., saya : ---------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(12)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)…………… -------------

Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor : LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor : SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Pemberian Tanda Pengaman Nomor : SPPTP- ..............(18)..................
tanggal ………(19)…..…….

Telah memberikan tanda pengaman atas : ---------------------------------------------------------------------

a. Rumah: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alamat Rumah : ……….………………(20)………………
No. Reg. Rumah/NPPBKC/NPWP* : ………….……………(21)………………
Nama Pemilik/Yang Menguasai* : …….…………………(22)………………
Nomor Identitas : ……….………………(23)………………

b. Sarana Pengangkut: --------------------------------------------------------------------------------------------


Nama dan Jenis Sarana Pengangkut : ……….………………(24)………………
No. Voy/Penerbangan/Trayek * : ………….……………(25)………………
Ukuran/Kapasitas Muatan : ……….………………(26)………………
Nahkoda/Pilot/Pengemudi/Yang Menguasai* : …….…………………(27)………………
Nomor Identitas : …………….…………(28)………………
Bendera : ………….……………(29)………………
Nomor Register/Polisi* : ……….………………(30)………………

c. Barang: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jumlah/Jenis/Nomor Petikemas/Kemasan : ……….………………(31)………………
Jumlah/Jenis Barang : ………….……………(32)………………
Jenis/Nomor dan Tgl Dokumen : ……….………………(33)………………
Pemilik/Importir/Eksportir/Yang Menguasai* : ……….………………(34)………………
Nomor Identitas : …………….…………(35)………………

Dengan menggunakan tanda pengaman …………………(36)………………… sebanyak


……………(37)……………… nomor ………………(38)………………… penempatan/pelekatan
tanda pengaman sebagai berikut …………(39)……………..
Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : ……………………………………(40)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(41)……………………………………
Alamat : ……………………………………(42)……………………………………
2. Nama : ……………………………………(43)……………………………………
- 114 -

Pekerjaan : ……………………………………(44)……………………………………
Alamat : ……………………………………(45)……………………………………
---- Demikian Berita Acara Pemberian Tanda Pengaman ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ...................(46).................
pada hari dan tanggal tersebut di atas.---------------------------------------------------------------------------

Pemilik/Nahkoda/Pilot/Pengemudi Yang melakukan pemberian tanda pengaman


Importir/Eksportir/Yang Menguasai*, Penyidik,

.............(47)................ .....................(49)............................

……………(50)…………………
.............(48)................

.....................(51)............................

…………...(52)………………...

Saksi-saksi :
.....................(53)............................

1. ……………(54)…………………

.....................(55)............................

2. …………...(56)………………...

* Coret yang tidak perlu


- 115 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pemberian Tanda Pengaman

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari diberikannya tanda pengaman
Nomor (4) : Diisi tanggal diberikannya tanda pengaman
Nomor (5) : Diisi bulan diberikannya tanda pengaman
Nomor (6) : Diisi tahun diberikannya tanda pengaman
Nomor (7) : Diisi pukul diberikannya tanda pengaman
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang memberikan tanda pengaman
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang memberikan tanda
pengaman
Nomor (10) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang memberikan tanda pengaman
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang memberikan tanda pengaman
Nomor (12) Diisi pangkat Penyidik yang memberikan tanda
pengaman
Nomor (13) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang memberikan tanda pengaman
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah pemberian tanda pengaman
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah pemberian tanda pengaman
Nomor (20) : Diisi lokasi/alamat rumah yang terhadapnya diberikan
tanda pengaman
Nomor (21) : Diisi nomor registrasi terkait dengan rumah yang
diberikan tanda pengaman, misalnya nomor
rumah/NPPBKC/NPWP, dll
Nomor (22) : Diisi nama pemilik/yang menguasai rumah yang
terhadapnya diberikan tanda pengaman
- 116 -

Nomor (23) : Diisi nomor identitas pemilik/yang menguasai rumah


yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (24) : Diisi nama dan jenis sarana pengangkut yang
terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (25) : Diisi nomor voy/penerbangan/trayek sarana pengangkut
yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (26) : Diisi ukuran/kapasitas muatan dari sarana pengangkut
yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (27) : Diisi nama nahkoda/pilot/pengemudi/yang menguasai
sarana pengangkut yang terhadapnya diberikan tanda
pengaman
Nomor (28) : Diisi nomor identitas nahkoda/pilot/pengemudi/yang
menguasai sarana pengangkut yang terhadapnya
diberikan tanda pengaman
Nomor (29) : Diisi bendera negara yang terpasang pada sarana
pengangkut yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (30) : Diisi nomor registrasi/polisi pada sarana pengangkut
yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (31) : Diisi jumlah/jenis/nomor petikemas/kemasan barang
yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (32) : Diisi jumlah/jenis barang yang terhadapnya diberikan
tanda pengaman
Nomor (33) : Diisi jenis/nomor dan tanggal dokumen yang menyertai
barang yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (34) : Diisi nama pemilik/importir/eksportir/yang menguasai
barang yang terhadapnya diberikan tanda pengaman
Nomor (35) : Diisi nomor identitas pemilik/importir/eksportir/yang
menguasai barang yang terhadapnya diberikan tanda
pengaman
Nomor (36) : Diisi jenis tanda pengaman yang digunakan (kertas,
kunci, timah, lak, segel elektronik, dll)
Nomor (37) : Diisi jumlah tanda pengaman yang digunakan
Nomor (38) : Diisi nomor tanda pengaman yang digunakan
Nomor (39) : Diisi bagian/lokasi tempat tanda pengaman yang
ditempatkan/dilekatkan
Nomor (40) : Diisi nama yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (41) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
- 117 -

Nomor (42) : Diisi alamat yang menyaksikan pemberian tanda


pengaman
Nomor (43) : Diisi nama yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (44) : Diisi pekerjaan yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (45) : Diisi alamat yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (46) : Diisi nama kota saat berita acara pemberian tanda
pengaman ditandatangani
Nomor (47) : Diisi tanda tangan pemilik/nahkoda/pilot/pengemudi
importir/eksportir/Kuasanya
Nomor (48) : Diisi nama pemilik/nahkoda/pilot/pengemudi
importir/eksportir/kuasanya
Nomor (49) : Diisi tanda tangan Penyidik yang memberikan tanda
pengaman
Nomor (50) : Diisi nama Penyidik yang memberikan tanda pengaman
Nomor (51) : Diisi tanda tangan Penyidik yang memberikan tanda
pengaman
Nomor (52) : Diisi nama Penyidik yang memberikan tanda pengaman
Nomor (53) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (54) : Diisi nama yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (55) : Diisi tanda tangan yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
Nomor (56) : Diisi nama yang menyaksikan pemberian tanda
pengaman
- 118 -

EE. CONTOH FORMAT SURAT BERITA ACARA PEROLEHAN DATA


ELEKTRONIK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEROLEHAN DATA ELEKTRONIK


NOMOR BA.PEROLEHAN - …(3).../SPFD-…(4)…./PPNS/…(5)….

Pada hari ini ……(6)……. tanggal ……..(7)…….. bulan ………(8)……… tahun


…….(9)…….., kami selaku Ahli Forensik Digital yang ditugaskan berdasarkan Surat Perintah
Forensik Digital nomor SPFD- ………(10)……….. tanggal ………..(11)………. yang diminta
oleh Penyidik ……….(12)……… melalui Surat/Nota Dinas* nomor ………..(13)………. tanggal
………(14)……….. hal …………………………….(15)………………………….. dalam rangka
penyidikan tindak pidana di bidang ……….(16)……… yang dilakukan oleh :

Nama : ……………………………….(17)…………………………………..

Jenis Kelamin : ……………………………….(18)…………………………………..

Tempat / Tanggal Lahir : ……………………………….(19)…………………………………..

NIK : ……………………………….(20)…………………………………..

Pekerjaan : ……………………………….(21)…………………………………..

Alamat : ……………………………….(22)…………………………………..

telah melakukan perolehan Data Elektronik dengan rincian sebagaimana terlampir yang diduga
data atau informasi tersebut berhubungan dengan kegiatan Penyidikan yang sedang dilakukan.

Demikian Berita Acara Perolehan Data Elektronik ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Penyidik, Ahli Forensik Digital,

…………(25)…………. ……………(23)………..

…………(26)………… ……………(24)………..
- 119 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Perolehan Data Elektronik

Nomor (1) : Diisi Nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Berita Acara
Perolehan Data Elektronik
Nomor (2) : Diisi Alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Berita Acara
Perolehan Data Elektronik
Nomor (3) : Diisi Nomor Berita Acara Perolehan Data Elektronik
Nomor (4) : Diisi Nomor Surat Perintah Forensik Digital
Nomor (5) : Diisi Tahun penerbitan Berita Acara Perolehan Data Elektronik
Nomor (6) : Diisi hari penerbitan Berita Acara Perolehan Data Elektronik
Nomor (7) : Diisi tanggal penerbitan Berita Acara Perolehan Data Elektronik
Nomor (8) : Diisi bulan penerbitan Berita Acara Perolehan Data Elektronik
Nomor (9) : Diisi tahun penerbitan Berita Acara Perolehan Data Elektronik
Nomor (10) : Diisi nomor Surat Perintah Forensik Digital
Nomor (11) : Diisi tanggal Surat Perintah Forensik Digital
Nomor (12) : Diisi nama instansi Penyidik yang meminta bantuan uji Forensik
Digital
Nomor (13) : Diisi nomor Surat/Nota Dinas* permintaan bantuan uji Forensik
Digital
Nomor (14) : Diisi tanggal Surat/Nota Dinas* permintaan bantuan uji Forensik
Digital
Nomor (15) : Diisi perihal Surat/Nota Dinas* permintaan bantuan uji Forensik
Digital
Nomor (16) : Diisi jenis tindak pidana yang dilakukan
Nomor (17) : Diisi Nama Tersangka
Nomor (18) : Diisi Jenis Kelamin Tersangka
Nomor (19) : Diisi Tempat Tanggal Lahir Tersangka
Nomor (20) : Diisi Nomor NIK/Nomor Paspor Tersangka
Nomor (21) : Diisi Pekerjaan Tersangka
Nomor (22) : Diisi alamat sesuai NIK atau domisili tersangka
Nomor (23) : Diisi tanda tangan pihak yang melakukan Forensik Digital
Nomor (24) : Diisi nama pihak yang melakukan Forensik Digital
Nomor (25) : Diisi nama Penyidik yang meminta bantuan uji Forensik Digital
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik yang meminta bantuan uji Forensik
Digital
- 120 -

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

LAMPIRAN BERITA ACARA PEROLEHAN DATA ELEKTRONIK

No. Informasi Hasil Duplikasi Forensik Metode/ Alat Perangkat Sumber

1. …………………..(3)…………………. …………..(4)………. …………(5)………….

2.

Dst.

Penyidik, Ahli Forensik Digital,

…………(8)…………. ……………(6)………..

…………(9)………… ……………(7)………..
- 121 -

Tata Cara Pengisian


Lampiran Berita Acara Perolehan Data Elektronik

Nomor (1) : Diisi Nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Berita Acara
Perolehan Data Elektronik
Nomor (2) : Diisi Alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi di
bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Berita Acara
Perolehan Data Elektronik
Nomor (3) : Diisi informasi hasil duplikasi forensik yang diterima
Nomor (4) : Diisi metode atau alat yang digunakan untuk uji forensik digital
Nomor (5) : Diisi perangkat sumber yang diterima
Nomor (6) : Diisi tanda tangan pihak yang melakukan Forensik Digital
Nomor (7) : Diisi nama pihak yang melakukan Forensik Digital
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang meminta bantuan uji Forensik Digital
Nomor (9) : Diisi tanda tangan Penyidik yang meminta bantuan uji Forensik
Digital
- 122 -

FF. Contoh Format Berita Acara Pembungkusan, Penyegelan, Dan/Atau


Pelabelan Barang Bukti (BB)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PEMBUNGKUSAN, PENYEGELAN, DAN/ATAU PELABELAN


BARANG BUKTI (BB)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... bertempat di ............(7).........., saya : ----------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ……(12)………...…, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)……………. -------------


-------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan Barang Bukti (BB) Nomor
SP-BSLBB ..............(18).................. tanggal ………(19)…..…….

Telah melakukan Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan terhadap Barang Bukti


yang disita berupa : ---------------------------------------------------------------------------------------------------

a. ………………………(20)……………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………………………..
yang diduga ada kaitannya dengan tindak pidana ……….(21)…… , sebagaimana dimaksud
dalam Pasal ……(22)……
Dengan disaksikan oleh : --------------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : …………(23)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(24)……………………………………………………………..
Alamat : …………(25)……………………………………………………………..
2. Nama : …………(26)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(27)……………………………………………………………..
Alamat : …………(28)……………………………………………………………..

Demikian Berita Acara Pembungkusan, Penyegelan, Dan/Atau Pelabelan Barang Bukti (BB) ini
dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan
ditandatangani di …................(29)….............. pada hari dan tanggal tersebut di atas.--------------

Pemilik Barang / Tersangka Penyidik

…..........(30)…............. …..................(32)….........................

………………(33)…………………
…..........(31)….............

…...............(34)….....................

……………(35)…………………
- 123 -

Saksi – Saksi

…………………(36)……………………………………….

1. …………………(37)……………………………………….

…………………(38)……………………………………….

2. …………………(39)……………………………………….
- 124 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pembungkusan, Penyegelan, dan/atau Pelabelan
Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas


dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea
Cukai yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea
Cukai yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari pembungkusan, penyegelan, dan/atau
pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi tanggal pembungkusan, penyegelan, dan/atau
pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi bulan pembungkusan, penyegelan, dan/atau
pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi tahun pembungkusan, penyegelan, dan/atau
pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi tempat pembungkusan, penyegelan, dan/atau
pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (10) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea
Cukai Penyidik yang melakukan pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (13) Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas
dan fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea
Cukai Penyidik yang melakukan pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
- 125 -

Nomor (14) : Diisi nomor LK


Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
(SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
(SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah pembungkusan,
penyegelan, dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (20) : Diisi uraian barang bukti (BB) yang dibungkus,
disegel, dan/atau pelabelan
Nomor (21) : Diisi bidang tindak pidana yang dilanggar
(kepabeanan / cukai / TTPU/lainnya)
Nomor (22) : Diisi pasal pidana yang disangkakan/diduga
dilanggar
Nomor (23) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (24) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi saksi
dilakukannya Pembungkusan, Penyegelan,
dan/atau Pelabelan Barang Bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi alamat orang yang menjadi saksi
dilakukannya pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi nama orang yang menjadi saksi dilakukannya
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi saksi
dilakukannya pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi alamat orang yang menjadi saksi
dilakukannya pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (29) : Diisi kota tempat pembuatan berita acara
Nomor (30) : Diisi tanda tangan pemilik barang / Tersangka
Nomor (31) : Diisi nama pemilik barang / Tersangka
Nomor (32) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
- 126 -

barang bukti (BB)


Nomor (33) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (34) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (35) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (36) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi Saksi
dilakukannya pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (37) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
Nomor (38) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi Saksi
dilakukannya pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (39) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
pembungkusan, penyegelan, dan/atau pelabelan
barang bukti (BB)
- 127 -

GG. Contoh Format Berita Acara Penyerahan Barang Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENYERAHAN BARANG BUKTI (BB)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... bertempat di............(7).........., saya : -----------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ……(12)………..…, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)………….… -------------


-------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Penyitaan Nomor ................(18)................. tanggal ...........(19).............
4. Surat Penetapan Penyitaan Nomor: ...........(20)........... tanggal ……....(21)....……
5. Surat Perintah Penyerahan Barang Bukti (BB) Nomor SP-SERAH.BB
..............(22).................. tanggal ………(23)…..…….

Telah menyerahkan Barang Bukti yang disita berupa : ------------------------------------------------------


a. ………………………(24)……………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………………………..

yang diterima oleh: --------------------------------------------------


Nama : …………(25)……………………………………………………………..
Pangkat : …………(26)……………………………………………………………..
Jabatan : …………(27)……………………………………………………………..
Penyerahan barang bukti dilakukan di …………………………….(28)………………………………
Dengan disaksikan oleh : --------------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : …………(29)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(30)……………………………………………………………..
Alamat : …………(31)……………………………………………………………..
2. Nama : …………(32)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(33)……………………………………………………………..
Alamat : …………(34)……………………………………………………………..

Demikian Berita Acara Penyerahan Barang Bukti (BB) ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di …................(35)…..............
pada hari dan tanggal tersebut di atas. --------------------------------------------------------------------------

Yang Menerima, Yang Menyerahkan,


Penyidik

…..........(40)…............. …..........(36)….............

……………(41)………………… ……………(37)…………………
- 128 -

…..........(38)….............

……………(39)…………………

Saksi – Saksi

…………………(42)……………………………………….

1. …………………(43)……………………………………….

…………………(44)……………………………………….

2. …………………(45)……………………………………….
- 129 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penyerahan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi tanggal penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi bulan penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi tahun penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi tempat penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (10) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (13) Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah penyitaan
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah penyitaan
Nomor (20) : Diisi nomor surat penetapan penyitaan
Nomor (21) : Diisi tanggal surat penetapan penyitaan
Nomor (22) : Diisi nomor surat perintah pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
Nomor (23) : Diisi tanggal surat perintah pembungkusan, penyegelan,
dan/atau pelabelan barang bukti (BB)
- 130 -

Nomor (24) : Diisi jumlah jenis barang bukti (BB) yang diserahkan
Nomor (25) : Diisi nama orang yang menerima barang bukti (BB)
Nomor (26) : Diisi pangkat orang yang menerima barang bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi jabatan orang yang menerima barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi nama tempat penyerahan barang bukti
(Contoh: RUPBASAN, Tempat Penimbunan Pabean (TPP),
Gudang Penimbunan, dll)
Nomor (29) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (30) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi Saksi penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (31) : Diisi alamat orang yang menjadi Saksi penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (32) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (33) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi Saksi penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (34) : Diisi alamat orang yang menjadi Saksi penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (35) : Diisi kota tempat pembuatan berita acara
Nomor (36) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (37) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (38) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penyerahan
barang bukti (BB)
Nomor (39) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyerahan barang
bukti (BB)
Nomor (40) : Diisi tanda tangan penerima barang bukti (BB)
Nomor (41) : Diisi Nama penerima barang bukti (BB)
Nomor (42) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi Saksi
dilakukannya penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (43) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (44) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi Saksi
dilakukannya penyerahan barang bukti (BB)
Nomor (45) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
penyerahan barang bukti (BB)
- 131 -

HH. CONTOH FORMAT BERITA ACARA PENYIMPANAN/PENITIPAN


BARANG BUKTI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENYIMPANAN/PENITIPAN*) BARANG BUKTI (BB)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... bertempat di............(7).........., saya : -------------------------------------

------------------------------------- ………………(8)…………….. -------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada Kantor …….......……(10)……………


bersama-sama dengan : ------------------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------- ………………(11)…………….. -------------------------------------

Pangkat : ……(12)……, Jabatan : Penyidik pada …….......……(13)…………… -------------------


Berdasarkan : --------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Penyitaan nomor ................(18)................. tanggal ...........(19).............
4. Surat Penetapan Penyitaan dari Ketua Pengadilan Nomor:
...........(20)........... tanggal ……....(21)....……
5. Surat Perintah Penyimpanan/Penitipan*) Barang Bukti (BB) Nomor SP-PPBB
..............(22).................. tanggal ………(23)…..…….
Telah menyimpan/menitipkan dalam keadaan lengkap dan baik Barang Bukti (BB) yang disita
berupa : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
.......................................………………………(24)…………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
di ......................................…………………… (25)…………………………………………………,

Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------


1. Nama : ………………………..………(26)………………………………………
Pekerjaan : ………………………..………(27)………………………………………
Alamat : ………………………..………(28)………………………………………
2. Nama : ………………………..………(29)………………………………………
Pekerjaan : ………………………..………(30)………………………………………
Alamat : ………………………..………(31)………………………………………

--- Demikian Berita Acara Penyimpanan/Penitipan Barang Bukti (BB) ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di
…................(32)….............. pada hari dan tanggal tersebut di atas. ----------------------------------

Yang Menyimpan
Penyidik
- 132 -

…..........(33)….............

……………(34)…………………

…..........(35)….............

……………(36)…………………

Saksi – Saksi

……………………………(37)…………………………….

1. ……………………………(38)……………………………

……………………………(39)…………………………….

2. ……………………………(40)…………………………….

Catatan:
*) coret yang tidak perlu
- 133 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penyimpanan/Penitipan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi tanggal penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi bulan penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi tahun penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi tempat penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (10) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (13) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (14) : Diisi nomor Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (15) : Diisi tanggal Laporan Kejadian Tindak Pidana
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan
Nomor (18) : Diisi nomor Surat Perintah Penyitaan
Nomor (19) : Diisi tanggal Surat Perintah Penyitaan
Nomor (20) : Diisi nomor Surat Penetapan Penyitaan
Nomor (21) : Diisi tanggal Surat Penetapan Penyitaan
Nomor (22) : Diisi nomor Surat Perintah Penyimpanan/Penitipan
Barang Bukti (BB)
- 134 -

Nomor (23) : Diisi tanggal Surat Perintah Penyimpanan/Penitipan


Barang Bukti (BB)
Nomor (24) : Diisi jumlah dan jenis Barang Bukti (BB) yang
disimpan/dititipkan
Nomor (25) : Diisi tempat penyimpanan/penitipan barang bukti
Nomor (26) : Diisi nama orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi alamat orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (29) : Diisi nama orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (30) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (31) : Diisi alamat orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (32) : Diisi nama kota tempat pembuatan Berita Acara
Penyimpanan/Penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (33) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (34) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (35) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (36) : Diisi nama Penyidik yang melakukan
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (37) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi saksi
dilakukannya penyimpanan/penitipan Barang Bukti
(BB)
Nomor (38) : Diisi nama orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
Nomor (39) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi saksi
dilakukannya penyimpanan/penitipan Barang Bukti
(BB)
Nomor (40) : Diisi nama orang yang menjadi saksi dilakukannya
penyimpanan/penitipan Barang Bukti (BB)
- 135 -

II. Contoh Berita Acara Pengambilan Barang Bukti (BB)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGAMBILAN BARANG BUKTI (BB)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... bertempat di ............(7).........., saya: -----------------------------------------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ……(12)……...……, Jabatan : Penyidik pada ……(13)……. ----------


Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Penyitaan Nomor: ...........(18)........... tanggal ...........(19)...........
4. Surat Penetapan Penyitaan Nomor: ...........(20)........... tanggal ……....(21)....……
5. Berita Acara Penitipan/Penyimpanan*) Barang Bukti tanggal ...........(22)...........
6. Surat Perintah Pengambilan Barang Bukti (BB) Nomor SP-AMBIL.BB
..............(23).................. tanggal ………(24)…..…….

Telah menerima dalam keadaan lengkap dan baik Barang Bukti yang dititipkan/disimpan*)
berupa : --------------
a. ………………………(25)……………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………………………..
yang diambil dari: ----------
Nama : …………(26)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(27)……………………………………………………………..
Alamat : …………(28)……………………………………………………………..
Pengambilan barang bukti dilakukan di ……..(29)…..
Dengan disaksikan oleh : --------------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : …………(30)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(31)……………………………………………………………..
Alamat : …………(32)……………………………………………………………..
2. Nama : …………(33)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(34)……………………………………………………………..
Alamat : …………(35)……………………………………………………………..
Demikian Berita Acara Pengambilan Barang Bukti (BB) ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di …................(36)…..............
pada hari dan tanggal tersebut di atas. --------------------------------------------------------------------------
Yang Menyerahkan, Yang Menerima,
Penyidik

…..........(41)…............. …..........(37)….............

……………(42)………………… 1. ……………(38)…………………
- 136 -

…..........(39)….............
2. ……………(40)…………………

Saksi – Saksi
…………………(43)……………………………………….

1. …………………(44)……………………………………….

…………………(45)……………………………………….

2. …………………(46)……………………………………….
- 137 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengambilan Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi tanggal pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi bulan pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi tahun pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi tempat pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (10) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (13) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah penyitaan
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah penyitaan
Nomor (20) : Diisi nomor surat penetapan penyitaan
Nomor (21) : Diisi tanggal surat penetapan penyitaan
Nomor (22) : Diisi tanggal Berita Acara penitipan/penyimpanan*) barang
bukti
Nomor (23) : Diisi nomor surat perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (24) : Diisi tanggal surat perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti (BB) yang diambil
- 138 -

Nomor (26) : Diisi nama orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi pekerjaan orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi alamat orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (29) : Diisi tempat pengambilan barang bukti
(Contoh: TPP, RUPBASAN, atau gudang penyimpanan)
Nomor (30) : Diisi nama orang yang menjadi saksi pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (31) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi saksi pengambilan
barang bukti (BB)
Nomor (32) : Diisi alamat orang yang menjadi saksi pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (33) : Diisi nama orang yang menjadi saksi pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (34) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi saksi pengambilan
barang bukti (BB)
Nomor (35) : Diisi alamat orang yang menjadi saksi pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (36) : Diisi Kota tempat pembuatan berita acara pengambilan
barang bukti
Nomor (37) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan pengambilan
barang bukti (BB)
Nomor (38) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (39) : Diisi Tanda tangan Penyidik yang melakukan pengambilan
barang bukti (BB)
Nomor (40) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengambilan barang
bukti (BB)
Nomor (41) : Diisi tanda tangan orang yang menyerahkan Barang Bukti
(BB)
Nomor (42) : Diisi nama orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Saksi yang menyaksikan pengambilan
barang bukti
Nomor (44) : Diisi nama Saksi yang menyaksikan pengambilan barang
bukti
Nomor (45) : Diisi tanda tangan Saksi yang menyaksikan pengambilan
barang bukti
Nomor (46) : Diisi nama Saksi yang menyaksikan pengambilan barang
bukti
- 139 -

JJ. Contoh Format Berita Acara Pengeluaran Barang Bukti (BB)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGELUARAN BARANG BUKTI (BB)

--- Pada hari ini ….....(3)…….. tanggal ………(4)…........ bulan ……....(5)…........ tahun
…….......(6)…........... bertempat di ............(7).........., saya: -------------------------------------------------
---------

---------------------------------------- ………………(8)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ………(9)…………, Jabatan : Penyidik pada …….......……(10)…………… bersama-


sama dengan : ------------------------------------------------------

---------------------------------------- ………………(11)…………….. ----------------------------------------

Pangkat : ……(12)……………, Jabatan : Penyidik pada ……(13)…... ----------


Berdasarkan : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Tindak Pidana Nomor LK- ...............(14)................. tanggal
...........(15)............
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor SPTP- ................(16)................. tanggal
...........(17).............
3. Surat Perintah Penyitaan Nomor: ……(18)….. tanggal ………..(19)……
4. Surat Penetapan Penyitaan Nomor: ...........(20)........... tanggal ……....(21)....……
5. Berita Acara Penyimpanan/Penitipan*) tanggal …….(22)………
6. Surat Perintah Pengeluaran Barang Bukti (BB) Nomor SP-KELUAR.BB
..............(23).................. tanggal ………(24)…..…….

Telah mengeluarkan dalam keadaan lengkap dan baik Barang Bukti berupa : --------------
a. ………………………(25)……………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………………………..
yang diserahkan oleh: -------------------------------------------
Nama : …………(26)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(27)……………………………………………………………..
Alamat : …………(28)……………………………………………………………..
Pengeluaran dilakukan di ……..(29)…..
Dengan disaksikan oleh : --------------------------------------------------------------------------------------------
1. Nama : …………(30)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(31)……………………………………………………………..
Alamat : …………(32)……………………………………………………………..
2. Nama : …………(33)……………………………………………………………..
Pekerjaan : …………(34)……………………………………………………………..
Alamat : …………(35)……………………………………………………………..

--- Demikian Berita Acara Pengeluaran Barang Bukti (BB) ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di …................(36)…..............
pada hari dan tanggal tersebut di atas. --------------------------------------------------------------------------
Yang Menyerahkan, Yang Menerima,
Penyidik

…..........(41)…............. …..........(37)….............

……………(42)………………… ……………(38)…………………
- 140 -

…..........(39)….............
……………(40)…………………

Saksi – Saksi
…………………(43)……………………………………….

1. …………………(44)……………………………………….

…………………(45)……………………………………….

2. …………………(46)……………………………………….
- 141 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengeluaran Barang Bukti (BB)

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (4) : Diisi tanggal pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (5) : Diisi bulan pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (6) : Diisi tahun pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (7) : Diisi tempat pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengeluaran barang
bukti (BB)
Nomor (9) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pengeluaran
barang bukti (BB)
Nomor (10) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (11) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengeluaran barang
bukti (BB)
Nomor (12) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan pengeluaran
barang bukti (BB)
Nomor (13) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (14) : Diisi nomor LK
Nomor (15) : Diisi tanggal LK
Nomor (16) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (17) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (18) : Diisi nomor surat perintah penyitaan
Nomor (19) : Diisi tanggal surat perintah penyitaan
Nomor (20) : Diisi nomor surat penetapan penyitaan
Nomor (21) : Diisi tanggal surat penetapan penyitaan
Nomor (22) : Diisi tanggal berita acara penyimpanan/penitipan*)
Nomor (23) : Diisi nomor surat perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (24) : Diisi tanggal surat perintah pengambilan barang bukti (BB)
Nomor (25) : Diisi jumlah dan jenis barang bukti (BB) yang dikeluarkan
- 142 -

Nomor (26) : Diisi nama orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (27) : Diisi pekerjaan orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (28) : Diisi alamat orang yang menyerahkan barang bukti (BB)
Nomor (29) : Diisi tempat pengeluaran barang bukti
(Contoh: TPP/RUPBASAN/gudang penyimpanan)
Nomor (30) : Diisi nama Saksi pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (31) : Diisi pekerjaan Saksi pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (32) : Diisi alamat Saksi pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (33) : Diisi nama Saksi pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (34) : Diisi pekerjaan Saksi pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (35) : Diisi alamat Saksi pengeluaran barang bukti (BB)
Nomor (36) : Diisi kota tempat pembuatan berita acara pengeluaran
barang bukti
Nomor (37) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan pengeluaran
barang bukti (BB)
Nomor (38) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengeluaran barang
bukti (BB)
Nomor (39) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan pengeluaran
barang bukti (BB)
Nomor (40) : Diisi nama Penyidik yang melakukan pengeluaran barang
bukti (BB)
Nomor (41) : Diisi tanda tangan orang yang menyerahkan barang bukti
Nomor (42) : Diisi nama orang yang menyerahkan barang bukti
Nomor (43) : Diisi tanda tangan Saksi yang menyaksikan penyerahan
barang bukti
Nomor (44) : Diisi nama Saksi yang menyaksikan penyerahan barang
bukti
Nomor (45) : Diisi tanda tangan Saksi yang menyaksikan penyerahan
barang bukti
Nomor (46) : Diisi nama Saksi yang menyaksikan penyerahan Barang
bukti
- 143 -

KK. Contoh Format Berita Acara Penyisihan Barang Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………… ……….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENYISIHAN BARANG BUKTI

---------- Pada hari ini, ……(3)…… tanggal ……(4)…… bulan ……(5)…… tahun ……(6)……,
kami :
1. Nama : ………………………………………(7)………………………………………
Pangkat : ………………………………………(8)………………………………………
Jabatan : ………………………………………(9)………………………………………

2. Nama : ………………………………………(10)………………………………………
Pangkat : ………………………………………(11)………………………………………
Jabatan : ………………………………………(12)………………………………………
Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ……………………………………(13)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(14)……………………………………
Alamat Kantor : ……………………………………(15)……………………………………
berdasarkan : --------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Laporan Kejadian Nomor : LK-…………(16)………… tanggal …………(17)…………
2. Surat Perintah Tugas Penyidikan Nomor: SPTP-…………(18)………… tanggal
…………(19)…………
3. Surat Perintah Penyisihan Barang Bukti nomor SPSIH-…………(20)………… tanggal
…………(21)…………
telah melakukan penyisihan barang bukti berupa …………(22)…………, dengan cara
…………(23)………… Penyisihan barang bukti tersebut untuk dipergunakan sebagai
pembuktian di persidangan . -------------------------------------------------------------------------------------
---------- Demikian Berita Acara Penyisihan Barang bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan dan ditandatangani di …………(24)………… pada hari dan tanggal
tersebut di atas. -----------------------------------------------------------------------------------------------------

Yang menyaksikan : Yang melakukan Penyisihan

……………(25)…………… ……………(27)……………

……………(26)…………… ……………(28)……………

……………(29)……………

……………(30)……………
- 144 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Penyisihan Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya penyisihan barang bukti
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya penyisihan barang bukti
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya penyisihan barang bukti
Nomor (6) : Diisi tahun dilakukannya penyisihan barang bukti
Nomor (7) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyisihan barang
bukti
Nomor (8) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penyisihan
barang bukti
Nomor (9) : Diisi jabatan Penyidik yang melakukan penyisihan
barang bukti
Nomor (10) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyisihan barang
bukti
Nomor (11) : Diisi pangkat Penyidik yang melakukan penyisihan
barang bukti
Nomor (12) : Diisi jabatan Penyidik yang melakukan penyisihan
barang bukti
Nomor (13) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
penyisihan barang bukti
Nomor (14) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi Saksi dilakukannya
penyisihan barang bukti
Nomor (15) : Diisi alamat kantor orang yang menjadi Saksi
dilakukannya penyisihan barang bukti
Nomor (16) : Diisi nomor LK
Nomor (17) : Diisi tanggal LK
Nomor (18) : Diisi nomor Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (19) : Diisi tanggal Surat Perintah Tugas Penyidikan (SPTP)
Nomor (20) : Diisi nomor surat perintah penyisihan barang bukti
Nomor (21) : Diisi tanggal surat perintah penyisihan barang bukti
Nomor (22) : Diisi barang bukti yang disisihkan
Nomor (23) : Diisi cara penyisihan barang bukti
Nomor (24) : Diisi tempat dilakukannya penyisihan barang bukti
- 145 -

Nomor (25) : Diisi tanda tangan orang yang menjadi Saksi


dilakukannya penyisihan barang bukti
Nomor (26) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi dilakukannya
penyisihan barang bukti
Nomor (27) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penyisihan
barang bukti
Nomor (28) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyisihan barang
bukti
Nomor (29) : Diisi tanda tangan Penyidik yang melakukan penyisihan
barang bukti
Nomor (30) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyisihan barang
bukti
- 146 -

LL. Contoh Format Tanda Terima Berkas Perkara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

TANDA TERIMA BERKAS PERKARA

NOMOR BERKAS TANGGAL NAMA PENERIMA TANDA TANGAN


PERKARA BERKAS
PERKARA
(3) (4) (5) (6)
- 147 -

Tata Cara Pengisian


Tanda Terima Berkas Perkara

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berkas perkara
Nomor (4) : Diisi tanggal berkas perkara
Nomor (5) : Diisi nama penerima berkas perkara
Nomor (6) : Diisi tanda tangan penerima berkas perkara
- 148 -

MM. Contoh Format Berita Acara Serah Terima Tersangka dan Barang
Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA SERAH TERIMA


TERSANGKA DAN BARANG BUKTI

-----------Pada hari ini……(3)………. tanggal ……(4)……. bulan …..(5)….. tahun


………(6)……… di ………………(7)…………, saya : -------------------------------------------------------
-------------------------------------------------- (8) ---------------------------------------------------------------------
Pangkat / Gol : ………(9)………., Jabatan : Penyidik pada …………(10)………., berdasarkan
Surat Pengantar Nomor : SP.TBB-……….(11)………… tanggal ………….(12)…………. hal
penyerahan Tersangka, telah menyerahkan dalam keadaan lengkap dan baik : ---------------------
---------------------------------------
Tersangka a.n. ……(13)……… seperti terlampir dalam daftar Tersangka dan Berkas Perkara
No. BP-…….(14)…… tanggal ……(15)……….kepada Penuntut Umum yang diterima oleh : ---
Nama : ....................................(16)..........................................................
Pekerjaan : ....................................(17)..........................................................
Pangkat / Jabatan : ....................................(18)..........................................................
Alamat : ....................................(19)..........................................................
Serah terima ini dilakukan di ……………………..(20)…………………… disaksikan oleh :
1. Nama : …………………………(21)…………………………………………
Pekerjaan : …………………………(22)…………………………………………
Pangkat / Jabatan : …………………………(23)…………………………………………
Alamat : …………………………(24)…………………………………………

2. Nama : ....................................(25)..........................................................
Pekerjaan : ....................................(26)..........................................................
Pangkat / Jabatan : ....................................(27)..........................................................
Alamat : ....................................(28)...........................................................

Beserta Barang-barang bukti seperti terlampir dalam daftar barang bukti Berkas Perkara No.
BP-………(29)…………….. tanggal ………(30)…………
-------------Demikian Berita Acara Serah Terima Tersangka dan Barang Bukti ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di Jakarta
pada hari dan tanggal tersebut di atas. ------------------------------------------------------------------
Yang menerima : Yang menyerahkan,
Penyidik :

..............(31)...................... …………(32)……………….
Saksi – saksi :

1. …………..(33)…………… 2. .................(34).........................
- 149 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Serah Terima Tersangka dan Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari dilakukannya penyerahan Tersangka dan
barang bukti
Nomor (4) : Diisi tanggal dilakukannya penyerahan Tersangka dan
barang bukti
Nomor (5) : Diisi bulan dilakukannya penyerahan Tersangka dan
barang bukti
Nomor (6) : Diisi tahun penyerahan Tersangka dan barang bukti
Nomor (7) : Diisi lokasi dilakukannya penyerahan Tersangka dan
barang bukti
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyerahan
tersangka dan barang bukti
Nomor (9) : Diisi pangkat dan golongan Penyidik yang melakukan
penyerahan tersangka dan barang bukti
Nomor (10) : Diisi nama kantor Penyidik yang melakukan penyerahan
tersangka dan barang bukti
Nomor (11) : Diisi nomor surat pengantar SP.TBB
Nomor (12) : Diisi tanggal surat pengantar SP.TBB
Nomor (13) : Diisi nama Tersangka
Nomor (14) : Diisi nomor berkas perkara
Nomor (15) : Diisi tanggal berkas perkara
Nomor (16) : Diisi nama orang yang menerima penyerahan Tersangka
dan barang bukti
Nomor (17) : Diisi pekerjaan orang yang menerima penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (18) : Diisi pangkat dan jabatan orang yang menerima
penyerahan Tersangka dan barang bukti
Nomor (19) : Diisi alamat orang yang menerima penyerahan Tersangka
dan barang bukti
Nomor (20) : Diisi lokasi dilakukannya penyerahan Tersangka dan
- 150 -

barang bukti
Nomor (21) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (22) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (23) : Diisi pangkat dan jabatan orang yang menjadi Saksi
penyerahan Tersangka dan barang bukti
Nomor (24) : Diisi alamat orang yang menjadi Saksi penyerahan
tersangka dan barang bukti
Nomor (25) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (26) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (27) : Diisi pangkat dan jabatan orang yang menjadi Saksi
penyerahan Tersangka dan barang bukti
Nomor (28) : Diisi alamat orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (29) : Diisi nomor berkas perkara
Nomor (30) : Diisi tanggal berkas perkara
Nomor (31) : Diisi nama penerima Tersangka dan barang bukti
Nomor (32) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (33) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
Nomor (34) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi penyerahan
Tersangka dan barang bukti
- 151 -

NN. Contoh Format Berita Acara Pengembalian Barang Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..
………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

BERITA ACARA PENGEMBALIAN BARANG BUKTI

---------- Pada hari ini, ……(3)…… tanggal ……(4)…… bulan ……(5)…… tahun ……(6)……,
pukul ……(7)…… saya : --------------------……………………(8)………………….--------------------
Pangkat .…………(9)…………. Jabatan ..………..(10)….………. Selaku Penyidik dari kantor
tersebut di atas, dengan disaksikan oleh :
1. Nama : ………………………………………(11)………………………………………
Pangkat : ………………………………………(12)………………………………………
Jabatan : ………………………………………(13)………………………………………

2. Nama : ………………………………………(11)………………………………………
Pangkat : ………………………………………(12)………………………………………
Jabatan : ………………………………………(13)………………………………………
Masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan : ----------------------------------------------------
1. Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Nomor : ………………(14)……………………
tanggal ………………………………………………(15)...……..…..……………………………...
2. Pertimbangan Penyidik bahwa kepentingan Penyidik dan penuntutan tidak memerlukan
lagi (telah dikonsultasikan dengan Penunt Umum / Hakim yang berwenang) --------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. …………………………………………………(16)...……..…..……………………………………
Telah mengembalikan benda sitaan/barang bukti yang telah disita berdasarkan Surat Perintah
Penyitaan Nomor : ……………………………………….(17).......……..…..…………………………
tanggal ………………(18)..…………. yaitu berupa …………….……….(19)....……………………
Kepada :---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ……………………………………(20)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(21)……………………………………
Alamat : ……………………………………(22)……………………………………
Dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------------------------------------------------------
Nama : ……………………………………(23)……………………………………
Pekerjaan : ……………………………………(24)……………………………………
Alamat : ……………………………………(25)……………………………………
Demikian Berita Acara Pengembalian Barang bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas
kekuatan sumpah jabatan dan ditandatangani di …………(26)………… pada hari dan tanggal
tersebut di atas. -----------------------------------------------------------------------------------------------------
Yang Menerima, Yang Mengembalikan,

……………(27)…………… ……………(28)……………

……………(20)…………… ………….…(8)……..………

……………(29)……………

……………(11)……………
- 152 -

Tata Cara Pengisian


Berita Acara Pengembalian Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi hari penerbitan berita acara pengembalian barang
bukti
Nomor (4) : Diisi tanggal penerbitan berita acara pengembalian barang
bukti
Nomor (5) : Diisi bulan penerbitan berita acara pengembalian barang
bukti
Nomor (6) : Diisi tahun penerbitan berita acara pengembalian barang
bukti
Nomor (7) : Diisi jam penerbitan berita acara pengembalian barang
bukti
Nomor (8) : Diisi nama pejabat penerbit berita acara pengembalian
barang bukti
Nomor (9) : Diisi pangkat pejabat penerbit berita acara pengembalian
barang bukti
Nomor (10) : Diisi jabatan pejabat penerbit berita acara pengembalian
barang bukti
Nomor (11) : Diisi nama pejabat yang menjadi Saksi penerbitan berita
acara pengembalian barang bukti
Nomor (12) : Diisi pangkat pejabat yang menjadi Saksi penerbitan berita
acara pengembalian barang bukti
Nomor (13) : Diisi nama jabatan pejabat yang menjadi Saksi penerbitan
berita acara pengembalian barang bukti
Nomor (14) : Diisi nomor surat ketetapan penghentian penyidikan
Nomor (15) : Diisi tanggal penerbitan surat ketetapan penghentian
penyidikan
Nomor (16) : Diisi surat / nota dinas yang diperlukan untuk diketahui
Nomor (17) : Diisi nomor surat perintah penyitaan
Nomor (18) : Diisi tanggal penerbitan surat perintah penyitaan
Nomor (19) : Diisi barang bukti yang dikembalikan
- 153 -

Nomor (20) : Diisi Nama orang yang menerima pengembalian barang


bukti
Nomor (21) : Diisi pekerjaan orang yang menerima pengembalian
barang bukti
Nomor (22) : Diisi alamat orang yang menerima pengembalian barang
bukti
Nomor (23) : Diisi nama orang yang menjadi Saksi pengembalian
barang bukti
Nomor (24) : Diisi pekerjaan orang yang menjadi Saksi pengembalian
barang bukti
Nomor (25) : Diisi alamat orang yang menjadi Saksi pengembalian
barang bukti
Nomor (26) : Diisi tempat penerbitan berita acara pengembalian
barang bukti
Nomor (27) : Diisi tanda tangan orang yang menerima pengembalian
barang bukti
Nomor (28) : Diisi tanda tangan pejabat yang menerbitkan berita
acara barang bukti
Nomor (29) : Diisi tanda tangan pejabat yang menjadi Saksi
penerbitan berita acara barang bukti
- 154 -

OO. Contoh Format Daftar Tindak Pidana

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR TINDAK PIDANA

TERSANGKA

TANGGAL KETERANGAN
TANGGAL TAKSIRAN
LAPORAN SINGKAT TANGGAL
NO DAN TEMPAT KERUGIAN NAMA, UMUR, PEKERJAAN WNA WNI
KEJADIAN TERJADINYA PENAHANAN
KEJADIAN NEGARA TEMPAT LAHIR, DAN TEMPAT
TINDAK PIDANA TINDAK PIDANA
AGAMA TINGGAL

L/P L/P
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
- 155 -

BERKAS PERKARA VONIS TERSANGKA

NOMOR DAN NOMOR TINDAK MELANGG


PIDANA KETERAN
TANGGAL KETERAN DAFTAR LANJUT AR PASAL
KURUNGAN GAN
SURAT GAN BARANG BARANG UNDANG-
PIDANA PIDANA PENGGANTI LAIN-LAIN
TANGGAL NOMOR PENGANTAR BUKTI BUKTI UNDANG
PENJARA DENDA DENDA BILA
PENYERAHAN
TIDAK
BERKAS
DIBAYAR
PERKARA
(13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23)

…..(24)……,……(25)……..
Penyidik,

…..………...(26)………….

……………..(27)………….
- 156 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Tindak Pidana

Nomor (1) Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
: melakukan Penyidikan
Nomor (2) Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
: melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut berkas perkara yang sudah
dilimpahkan ke pengadilan
Nomor (4) : Diisi tanggal LK
Nomor (5) : Diisi dengan tanggal dan tcmpat kejadian sesuai dengan LK
Nomor (6) : Diisi uraian singkat dan jelas terjadinya tindak pidana
sesuai dengan isi LK
Nomor (7) : Diisi dengan perincian kerugian negara menurut jenis
pungutan dan jumlah kerugian negara seluruhnya.
Nomor (8) : Diisi nama, umur, tempat lahir dan agama Tersangka.
Pengisian sub kolom ini supaya diusahakan selengkap
mungkin.
Nomor (9) : Diisi pekerjaan dan alamat tempat tinggal Tersangka
Nomor (10) : Diisi L (laki-laki) atau P (perempuan) sesuai jenis kelamin
tersangka jika WNA
Nomor (11) : Diisi L (laki-laki) atau P (perempuan) sesuai jenis kelamin
tersangka jika WNI
Nomor (12) : Diisi dengan tanggal penahanan tersangka sesuai dengan
tanggal surat perintah penahanan
Nomor (13) : Diisi tanggal pemberkasan yang ada pada sampul berkas
perkara
: Diisi nomor yang ada pada sampul berkas perkara atau
Nomor (14) sama dengan nomor urut dalam daftar berkas perkara
: Diisi dengan tanggal dan nomor surat pengantar penyerahan
Nomor (15) berkas perkara ke penuntut umum
Nomor (16) : Diisi dengan keterangan tcntang telah antara lain Tersangka
ditahan / tidak diterimanya keterangan / hasil pemeriksan
yang diminta
Nomor (17) : Diisi nomor urut yang ada dalam daftar barang bukti
Nomor (18) : Diisi tindak lanjut barang bukti
- 157 -

Nomor (19) : Diisi masa kurungan jika hasil vonis berupa pidana penjara
Diisi jumlah pidana denda jika hasil vonis berupa pidana
Nomor (20) : denda
: Diisi masa kurungan jika hasil vonis berupa pidana
Nomor (21) kurungan pengganti denda bila tidak dibayar
: Diisi dengan pasal sebagaimana tercantum dalam berkas
Nomor (22) perkara. Apabila putusan Hakim (vonis) berlainan dengan
pasal yang dipersangkakan, dimasukkan ke dalam kolom
keterangan
Nomor (23) Diisi dengan keterangan yang belum tertampung dalam
kolom sebelurnnya, misalnya nomor pasport dan lain-lain
Nomor (24) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (25) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar penahanan
Nomor (26) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar
penahanan
Nomor (27) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar penahanan
- 158 -

PP. Contoh Format Daftar Berkas Perkara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR BERKAS PERKARA

Uraian Singkat Nama, Umur (Tgl Lahir), Penyerahan ke


Nomor Tanggal Nomor dan Tanggal Pekerjaan dan Alamat
Peristiwa dan Pasal Penyidik Penuntut Keterangan
Urut Pencacatan Laporan Kejadian
yang Dilanggar Saksi Tersangka Umum
1 2 3 4 5a 5b 6 7 8
1. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..

2. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..

3. dst.
- 159 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR BERKAS PERKARA

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Kolom 1 : Diisi nomor urut berkas perkara yang sudah selesai
diberkas sehingga menjadi nomor berkas
Kolom 2 : Diisi tanggal yang ada pada sampul berkas perkara
(tanggal selesai pemberkasan)
Kolom 3 : Diisi nomor dan tanggal LK
Kolom 4 : Diisi uraian singkat tindak pidana dan pasal dari
Undang-Undang yang dipersangkakan dilanggar
Kolom 5 : Diisi selengkap-lengkapnya sesuai dengan berkas
perkara, untuk saksi pada kolom 5a dan Tersangka pada
kolom 5b
Kolom 6 : Diisi nama, pangkat, dan jabatan Penyidik sesuai dengan
yang tercantum pada berkas perkara
Kolom 7 : Diisi nomor dan tanggal surat pengiriman berkas (kolom
1,2, dari daftar pengiriman berkas perkara) dan nomor
urut pada buku ekspedisi untuk pengiriman yang
bersangkutan
Kolom 8 : Diisi keterangan tambahan atau hal-hal yang belum
tercantum pada kolom-kolom sebelurnnya seperti nomor
daftar barang bukti, dan lain-lainnya
- 160 -

QQ. Contoh Format Daftar Laporan Kejadian Tindak Pidana

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR LAPORAN KEJADIAN TINDAK PIDANA

Laporan Kejadian Pelapor Uraian Singkat Pasal Yang


No. Tersangka Keterangan
Nomor Tanggal Nama/ Pekerjaan L/P Umur Alamat Kejadian Dilanggar
1 2a 2b 3a 3b 3c 3d 4 5 6 7
1. ……………….. ……………….. ……………….. ……… ……… ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..

2. ……………….. ……………….. ……………….. ……… ……… ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..

3. dst.
- 161 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR LAPORAN KEJADIAN TINDAK PIDANA

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Kolom 1 : Diisi nomor urut (urutan) diterimanya LK
Kolom 2a : Diisi nomor (kolom 2a) dan tanggal (kolom 2b) LK
dan 2b
Kolom 3a, : Diisi keterangan tentang pelapor yang diambil dari tanda
3b, 3c, terima LK seperti nama/pekerjaan (kolom 3a), jenis
dan 3d kelamin (kolom 3b), umur (kolom 3c) dan alamat (kolom
3d)
Kolom 4 : Diisi uraian singkat dan jelas terkait LK serta memuat
unsur-unsur pidananya
Kolom 5 : Diisi pasal yang dilanggar sesuai dengan uraian dalam LK
dan unsur- unsur pidananya
Kolom 6 : Diisi keterangan tentang Tersangka berdasarkan uraian
pada LK. Jika tidak terdapat keterangan mengenai
Tersangka, kolom tidak perlu diisi
Kolom 7 : Diisi keterangan tambahan atau hal-hal lain yang belum
tercantum pada kolom-kolom sebelumnya, antara lain
kepada siapa laporan kejadian akan diteruskan
- 162 -

RR. Contoh Format Daftar Surat Perintah Tugas Penyidikan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR SURAT PERINTAH TUGAS PENYIDIKAN

No dan Tanggal Laporan


No. Tanggal Nama, Pangkat dan Jabatan Dalam Perkara Keterangan
Kejadian
1 2 3 4 5 6
1. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..

2. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..

3. dst.
- 163 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR SURAT PERINTAH TUGAS PENYIDIKAN

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Kolom 1 : Diisi nomor urut dan menjadi nomor surat perintah tugas
Penyidikan
Kolom 2 : Diisi tanggal surat perintah Penyidikan
Kolom 3 : Diisi nama, Pangkat, dan jabatan yang mendapatkan
perintah untuk melakukan Penyidikan
Kolom 4 : Diisi uraian singkat, jelas perkara yang akan disidik
Kolom 5 : Diisi nomor dan tanggal LK
Kolom 6 : Diisi keterangan tambahan atau hal-hal lain yang belum
tercantum pada kolom-kolom sebelumnya
- 164 -

SS. Contoh Format Daftar Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN

Uraian Singkat Surat Tersangka


Nomor Tindak Pidana dan Pemberitahuan Tanggal Dasar
Tanggal Penasehat Keterangan
Urut Pasal Pidana yang Dimulainya Nama Lahir/ Alamat Penyidikan
Dipersangkakan Penyidikan Hukum
Umur
1 2 3 4 5a 5b 5c 5d 6 7
……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..
1.

……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..


2.

3. dst.
- 165 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Kolom 1 : Diisi nomor urut yang digunakan untuk menomori surat
pemberitahuan dimulainya penyidikan
Kolom 2 : Diisi tanggal yang tercantum dalam surat pemberitahuan
dimulainnya penyidikan
Kolom 3 : Diisi uraian singkat terkait tindak pidana yang terjadi
serta pasal yang dipersangkakan sesuai dengan LK
Kolom 4 : Diisi sesuai dengan kebutuhan (surat pemberitahuan
dimulainya penyidikan)
Kolom 5 : Diisi keterangan tentang Tersangka berdasarkan uraian
pada LK, seperti nama (kolom 5a), umur (kolom 5b) dan
alamat (kolom 5c) ditambah nama penasehat hukum,
tanggal dan surat kuasa dan atau penunjukannya (5d)
Kolom 6 : Diisi dasar Penyidikan seperti LK
Kolom 7 : Diisi keterangan tambahan atau hal-hal yang belum
tercantum pada kolom-kolom sebelumnya
- 166 -

TT. Contoh Format Daftar Olah Tempat Kejadian Perkara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA

Surat Perintah Nomor dan Tanggal


Nomor Berita Acara Uraian Singkat Olah
Tanggal Tugas Surat Perintah Penyidik Lokasi TKP Keterangan
Urut Olah TKP TKP
Penyidikan Olah TKP
1 2 3 4 5 6 7 8 9
……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..
1.

……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..


2.

3. dst.
- 167 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR OLAH TEMPAT KEJADIAN PERKARA

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Kolom 1 : Diisi nomor urut yang digunakan untuk menomori daftar
olah tempat kejadian perkara
Kolom 2 : Diisi Tanggal saat dilakukan penomoran pada daftar olah
tempat kejadian perkara
Kolom 3 : Diisi nomor surat perintah tugas penyidikan
Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal diterbitkannya surat perintah
olah tempat kejadian perkara
Kolom 5 : Diisi Penyidik yang melakukan olah tempat kejadian
perkara
Kolom 6 : Diisi berita acara olah tempat kejadian perkara
Kolom 7 : Diisi lokasi tempat kejadian perkara
Kolom 8 : Diisi uraian singkat terkait olah tempat kejadian perkara
Kolom 9 : Diisi keterangan tambahan atau hal-hal yang belum
tercantum pada kolom-kolom sebelumnya
- 168 -

UU. Contoh Format Daftar Rekonstruksi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR REKONSTRUKSI

Nomor dan Tanggal


Nomor Surat Perintah Berita Acara Lokasi Uraian Singkat
Tanggal Surat Perintah Penyidik Keterangan
Urut Tugas Penyidikan Rekonstruksi Rekonstruksi Rekonstruksi
Rekonstruksi
1 2 3 4 5 6 7 8 9
……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..
1.

……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ……………….. ………………..


2.

3. dst.
- 169 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR REKONSTRUKSI

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Kolom 1 : Diisi nomor urut yang digunakan untuk menomori daftar
rekonstruksi
Kolom 2 : Diisi tanggal saat dilakukan penomoran pada daftar
rekonstruksi
Kolom 3 : Diisi nomor surat perintah tugas penyidikan
Kolom 4 : Diisi nomor dan tanggal diterbitkannya surat perintah
rekonstruksi
Kolom 5 : Diisi Penyidik yang melakukan rekonstruksi
Kolom 6 : Diisi berita acara rekonstruksi
Kolom 7 : Diisi lokasi tempat rekonstruksi
Kolom 8 : Diisi uraian singkat terkait rekonstruksi
Kolom 9 : Diisi keterangan tambahan atau hal-hal yang belum
tercantum pada kolom-kolom sebelumnya
- 170 -

VV. Contoh Format Daftar Surat Panggilan Saksi/Tersangka

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR SURAT PANGGILAN SAKSI / TERSANGKA

NAMA, ALAMAT
TANGGAL DAN
DASAR DAN PEKERJAAN SEBAGAI
NO TANGGAL JAM PENYIDIK KETERANGAN
PANGGILAN ORANG YANG SAKSI/TERSANGKA
MENGHADAP
DIPANGGIL
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

…..(11)……,……(12)……..
Penyidik,

…..………...(13)………….

……………..(14)………….
- 171 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Surat Panggilan Saksi/Tersangka

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : a) Diisi dengan nomor urut yang menjadi nomor surat
panggilan;
b) surat panggilan kedua, penomorannya ditambah
dengan A
Nomor (4) : Diisi dengan tanggal yang tercantum pada surat panggilan
Nomor (5) : Diisi dengan sesuai dengan yang tercantum pada surat
panggilan
Nomor (6) : Diisi dengan sesuai dengan yang tercantum pada surat
panggilan
Nomor (7) : Diisi dengan lengkap sesuai dengan yang tercantum pada
surat panggilan
Nomor (8) : Diisi sesuai dengan keperluan pemanggilan untuk didengar
keterangannya sebagai Saksi/Tersangka
Nomor (9) : Diisi dengan nama, jabatan dan nomor ruang kerja penyidik
Nomor (10) : Dapat diisi dengan Surat Panggilan Pertama/Kedua, Surat
bantuan Penangkapan
Nomor (11) : Diisi kota Kantor yang melaksanakan penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar surat panggilan Saksi /
Tersangka
Nomor (13) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar surat
panggilan Saksi / Tersangka
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar surat panggilan
Saksi / Tersangka
- 172 -

WW. Contoh Format Daftar Membawa Saksi / Tersangka

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR MEMBAWA SAKSI / TERSANGKA

NAMA, ALAMAT
TANGGAL DAN
DASAR DAN PEKERJAAN SEBAGAI
NO TANGGAL JAM PENYIDIK KETERANGAN
MEMBAWA ORANG YANG SAKSI/TERSANGKA
MENGHADAP
DIBAWA
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

…..(11)……,……(12)……..
Penyidik,

…..………...(13)………….

……………..(14)………….
- 173 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Membawa Saksi/Tersangka

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut yang menjadi nomor surat perintah
membawa Saksi / Tersangka
Nomor (4) : Diisi tanggal yang tercantum pada surat perintah membawa
Saksi / Tersangka
Nomor (5) : Diisi sesuai dengan yang tercantum pada surat perintah
membawa Saksi / Tersangka
Nomor (6) : Diisi sesuai dengan yang tercantum pada surat perintah
membawa Saksi / Tersangka
Nomor (7) : Diisi lengkap sesuai dengan yang tercantum pada surat
perintah membawa Saksi / Tersangka
Nomor (8) : Diisi sesuai dengan keperluan dibawa untuk didengar
keterangannya sebagai Saksi / Tersangka
Nomor (9) : Diisi nama, jabatan dan nomor ruang kerja Penyidik
Nomor (10) : Diisi keterangan tambahan terkait surat perintah membawa
Saksi / Tersangka
Nomor (11) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar membawa Saksi /
Tersangka
Nomor (13) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar membawa
Saksi / Tersangka
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar membawa Saksi
/ Tersangka
- 174 -

XX. Contoh Format Daftar Saksi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR SAKSI

NAMA DAN
ALAMAT YANG
KETERANGAN / PERKARA
NO TANGGAL DIMINTA LAMPIRAN KETERANGAN
PEMERIKSAAN TERSANGKA
KETERANGAN /
PEMERIKSAAN
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

…..(10)……,……(11)……..
Penyidik,

…..………...(12)………….

……………..(13)………….
- 175 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Saksi

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut pengiriman surat permintaan keterangan
atau pemeriksaan
Nomor (4) : Diisi sama dengan tanggal surat permintaan keterangan
atau pemeriksaan
Nomor (5) : Diisi dengan nama dan alamat pada surat permintaan
keterangan atau pemeriksaan
Nomor (6) : Diisi sesuai dengan keperluan dan dijelaskan secara singkat
tentang keterangan mengenai hal apa yang diminta, apabila
pemeriksaan, maka dijelaskan pemeriksaan yang
dikehendaki sesuai dengan keperluan penyidikan
Nomor (7) : Diisi dengan uraian tentang lampiran surat-surat atau
contoh barang yang dilampirkan untuk diperiksa
Nomor (8) : Diisi dengan nama Tersangka serta nomor dan tanggal
daftar laporan kejadian tindak pidana
Nomor (9) : Diisi keterangan terkait penangkapan
Nomor (10) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (11) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar Saksi
Nomor (12) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar Saksi
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar Saksi
- 176 -

YY. Contoh Format Daftar Ahli

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR AHLI

NO. NAMA ALAMAT PEKERJAAN AGAMA KETERANGAN


(3) (4) (5) (6) (7) (8)

…..(9)….., …..……(10)……….
Selaku Penyidik,

…………(11)……….

…………(12)……….
- 177 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR AHLI

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan


fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai yang
melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut daftar ahli
Nomor (4) : Diisi nama ahli
Nomor (5) : Diisi alamat ahli
Nomor (6) : Diisi pekerjaan ahli
Nomor (7) : Diisi agama ahli
Nomor (8) : Diisi keterangan lainnya
Nomor (9) : Diisi nama kota diterbitkannya daftar ahli
Nomor (10) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar ahli
Nomor (11) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit daftar ahli
Nomor (12) : Diisi nama Penyidik penerbit daftar ahli
- 178 -

ZZ. Contoh Format Daftar Tersangka

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
……………….………………(1)……………………………..
……………….………………(2)……………………………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR TERSANGKA
Nomor: …. / …. / ….. / ….. / …. (3)

NO. NAMA ALAMAT PEKERJAAN AGAMA KETERANGAN


1 2 4 5 6 7
1. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….

2. ………………. ………………. ………………. ………………. ……………….

3. dst.

…..(4)….., …..……(5)……….
Penyidik,

…………(6)……….

…………(7)..…………….…….
- 179 -

TATA CARA PENGISIAN


DAFTAR TERSANGKA
Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor berkas perkara
Nomor (4) : Diisi Kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai
Penyidik yang melakukan Penyidikan
Nomor (5) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar Tersangka
Nomor (6) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar
Tersangka
Nomor (7) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar Tersangka
Kolom 1 : Diisi nomor urut
Kolom 2 : Diisi nama Tersangka sesuai dengan data yang dimiliki
oleh Penyidik
Kolom 3 : Diisi alamat Tersangka sesuai dengan data yang dimiliki
oleh Penyidik
Kolom 4 : Diisi pekerjaan Tersangka
Kolom 5 : Diisi agama Tersangka
Kolom 6 : Diisi keterangan tambahan terkait identitas Tersangka
- 180 -

AAA. Contoh Format Daftar Penangkapan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR PENANGKAPAN

NAMA,
TEMPAT/TGL
PETUGAS YANG LAHIR, ALAMAT & DASAR YANG
NO TANGGAL KETERANGAN
MELAKSANAKAN PEKERJAAN, PENANGKAPAN MEMERINTAHKAN
ORANG YG
DITANGKAP
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

…..(10)……,……(11)……..
Penyidik,

…..………...(12)………….

……………..(13)………….
- 181 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Penangkapan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut yang menjadi nomor surat perintah
penangkapan
Nomor (4) : Diisi tanggal surat perintah penangkapan
Nomor (5) : Diisi nama, pangkat, dan jabatan petugas yang
melaksanakan penangkapan
Nomor (6) : Diisi tempat/tanggal lahir, alamat dan pekerjaan orang
yang ditangkap sesuai dengan surat perintah penangkapan
Nomor (7) : Diisi dasar penangkapan sesuai dengan isi surat perintah
penangkapan
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang memberi perintah penangkapan
Nomor (9) : Diisi keterangan tambahan terkait penangkapan
Nomor (10) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (11) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar penangkapan
Nomor (12) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar
penangkapan
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar penangkapan
- 182 -

BBB. Contoh Format Daftar Pencarian Orang

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR PENCARIAN ORANG

CIRI
URAIAN
NOMOR DAN PASAL YANG IDENTITAS
NO SINGKAT KETERANGAN
TANGGAL LK DILANGGAR ORANG YANG
KEJADIAN
DICARI

(3) (4) (5) (6) (7) (8)

…..(9)……,……(10)……..
Penyidik,

…..………...(11)………….

……………...(12)………….
- 183 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Pencarian Orang

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut yang menjadi nomor surat perintah
pencarian orang
Nomor (4) : Diisi nomor dan tanggal LK
Nomor (5) : Diisi uraian singkat kejadian sesuai LK
Nomor (6) : Diisi dengan pasal yang dilanggar sesuai dengan uraian
dalam LK dan unsur-unsur pidananya
Nomor (7) : Diisi identitas orang yang dicari
Nomor (8) : Diisi keterangan tambahan terkait orang yang dicari
Nomor (9) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (10) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar pencarian orang
Nomor (11) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar pencarian
orang
Nomor (12) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar pencarian orang
- 184 -

CCC. Contoh Format Daftar Penahanan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR PENAHANAN

UMUR PERPANJANGAN PENAHANAN TANGGAL


NOMOR SURAT
SURAT SURAT
LAPORAN SURAT NOMOR DAN PERINTAH TINDAK PIDANA
NOMOR DAN PERINTAH PERINTAH
NO NAMA KEJADIAN PERINTAH TANGGAL PENGALIHAN DAN YANG KETERANGAN
TANGGAL PENANGGUHAN PENGELUARAN
TINDAK PENAHANAN SURAT JENIS DIPERSANGKAKAN
L P SURAT PENAHANAN TAHANAN MASUK KELUAR
PIDANA PERINTAH PENAHANAN
PERPANJANGAN
PERPANJANGAN
PENAHANAN
PENAHANAN

(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

…..(18)……,……(19)……..
Penyidik,

…..………...(20)………….

……………..(21)………….
- 185 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Penahanan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut digunakan sebagai nomor pencatatan
surat-surat sebagai berikut:
a) surat perintah penahanan
b) surat perintah penangguhan penahanan
c) surat perintah pengalihan jenis penahanan
d) surat permintaan perpanjangan penahanan
e) surat perintah perpanjangan penahanan
f) surat perintah pengeluaran tahanan
Nomor (4) : Diisi dengan nama Tersangka sesuai dengan yang
tercantum pada surat-surat tersebut di atas
Nomor (5) : Diisi umur sesuai dengan yang tercantum pada surat-surat
di atas sesuai dengan jenis kelaminnya
Nomor (6) : Diisi alamat sesuai dengan yang tercantum pada surat-
surat di atas
Nomor (7) : Diisi nomor daftar laporan kejadian tindak pidana
bersangkutan
Nomor (8) : Diisi nomor dan tanggal surat perintah penahanan
bersangkutan
Nomor (9) : Diisi nomor dan tanggal surat perrnintaan perpanjangan
penahanan
Nomor (10) : Diisi nomor dan tanggal surat perintah perpanjangan
penahanan
Nomor (11) : Diisi nomor dan tanggal surat perintah penangguhan
penahanan
Nomor (12) : Diisi nomor dan tanggal surat perintah pengalihan jenis
penahanan
Nomor (13) : Diisi nomor dan tanggal surat perintah pengeluaran
tahanan
- 186 -

Nomor (14) : Diisi tindak pidana yang dipersangkakan sesuai dengan


yang tercantum pada surat perintah penahanan
Nomor (15) : Diisi tanggal dimulainya penahanan sesuai dengan surat
perintah penahanan
Nomor (16) : Diisi tanggal saat berlakunya surat perintah pengeluaran
tahanan
Nomor (17) : Diisi dengan hal-hal yang belum tercantum pada kolom-
kolom sebelumnya seperti ketentuan tentang tahanan dan
lainnya
Nomor (18) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (19) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar penahanan
Nomor (20) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar
penahanan
Nomor (21) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar penahanan
- 187 -

DDD. Contoh Format Daftar Penggeledahan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR PENGGELEDAHAN

NAMA
SURAT
TEMPAT / SURAT IZIN
PETUGAS YANG DASAR PERMINTAAN
NO TANGGAL ALAMAT KETERANGAN
MELAKSANAKAN PENGGELEDAHAN IZIN PENGGELEDAHAN
YANG
PENGGELEDAHAN
DIGELEDAH
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

…..(11)……,……(12)……..
Penyidik,

…..………...(13)………….

……………...(14)………….
- 188 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Penggeledahan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut yang menjadi nomor surat perintah
penggeledahan
Nomor (4) : Diisi dengan tanggal surat perintah penggeledahan
Nomor (5) : Diisi dengan nama, pangkat, dan jabatan Petugas
Nomor (6) : Diisi sesuai dengan surat perintah penggeledahan
Nomor (7) : Diisi sesuai dengan isi surat perintah penggeledahan
Nomor (8) : Diisi dengan nomor dan tanggal sesuai dengan surat
permintaan izin penggeledahan
Nomor (9) : Diisi dengan nomor dan tanggal surat izin penggeledahan
Nomor (10) : Diisi misalnya dengan keterangan tanpa izin ketua
pengadilan dan lain-lain
Nomor (11) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar penggeledahan
Nomor (13) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar
penggeledahan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar penggeledahan
- 189 -

EEE. Contoh Format Daftar Penyitaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR PENYITAAN

NAMA
SURAT
PETUGAS YANG TEMPAT / DASAR SURAT IZIN
NO TANGGAL PERMINTAAN KETERANGAN
MELAKSANAKAN ALAMAT PENYITAAN PENYITAAN
IZIN PENYITAAN
PENYITAAN
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

…..(11)……,……(12)……..
Penyidik,

…..………...(13)………….

……………...(14)………….
- 190 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Penyitaan

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor yang menjadi nomor surat perintah penyitaan
Nomor (4) : Diisi dengan tanggal surat perintah penyitaan
Nomor (5) : Diisi dengan nama, pangkat, dan jabatan petugas
Nomor (6) : Diisi nama tempat / alamat sesuai dengan surat perintah
penyitaan
Nomor (7) : Diisi sesuai dengan isi surat perintah penyitaan
Nomor (8) : Diisi nomor dan tanggal surat permintaan izin penyitaan
bersangkutan
Nomor (9) : Diisi nomor dan tanggal surat izin penyitaan dari ketua
pengadilan
Nomor (10) : Diisi misalnya dengan keterangan tanpa izin ketua
pengadilan dan lain-lain
Nomor (11) : Diisi kota Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (12) : Diisi tanggal diterbitkannya daftar penyitaan
Nomor (13) : Diisi tanda tangan Penyidik yang membuat daftar penyitaan
Nomor (14) : Diisi nama Penyidik yang membuat daftar penyitaan
- 191 -

FFF. Contoh Format Daftar Barang Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

NO. JENIS PEMILIKAN DISITA


REG. BARANG DIAKUI TANGGAL DARI OLEH KETERANGAN
BARANG BUKTI OLEH MANA SIAPA
BUKTI
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

…..(10)….., …….(11)……….
Penyidik,

…..………...(12)…..………....

…..………...(13)…..………....
- 192 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Daftar
Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Daftar
Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
Nomor (3) : Diisi nomor registrasi barang bukti yang diserahkan
Nomor (4) : Diisi jenis barang bukti yang diserahkan
Nomor (5) : Diisi nama pemilik barang bukti yang diserahkan
Nomor (6) : Diisi tanggal penyitaan barang bukti yang diserahkan
Nomor (7) : Diisi tempat penyitaan barang bukti yang diserahkan
Nomor (8) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyitaan barang
bukti
Nomor (9) : Diisi keterangan lain terkait barang bukti yang diserahkan
Nomor (10) : Diisi nama kota tempat penerbitan Daftar Barang Bukti
Nomor (11) : Diisi tanggal penerbitan Daftar Barang Bukti
Nomor (12) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Daftar Barang Bukti
Nomor (13) : Diisi nama Penyidik penerbit Daftar Barang Bukti
- 193 -

GGG. Contoh Format Daftar Penyerahan Berkas Perkara

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR PENYERAHAN BERKAS PERKARA

TANGGAL,
NAMA, TANDA
TANGAN, DAN
TANGGAL BARANG
NO TERSANGKA CAP KETERANGAN
PENCATATAN BUKTI
INSTANSI
YANG
MENERIMA

(3) (4) (5) (6) (7) (8)


- 194 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Penyerahan Berkas Perkara

Nomor (1) : Diisi nama Direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik yang
melakukan Penyidikan
Nomor (2) : Diisi alamat Direktorat yang melaksanakan tugas dan
fungsi di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai Penyidik
yang melakukan Penyidikan
Nomor (3) : Diisi nomor urut pengiriman berkas perkara
Nomor (4) : Diisi tanggal yang ada pada sampul berkas perkara yang
dikirim
Nomor (5) : Diisi nama Tersangka sesuai dengan sampul berkas perkara
bersangkutan
Nomor (6) : Diisi dengan barang bukti seperti yang tersebut pada daftar
barang bukti
Nomor (7) : Diisi selengkap-lengkapnya dengan keterangan tanggal dan
waktu penyerahan berkas perkara, nama serta tanda
tangan petugas yang menerima yang diberi cap instansi
yang menerima
Nomor (8) : Diisi dengan hal-hal yang belum tercantum pada kolom-
kolom terdahulu sebelumnya
- 195 -

HHH. Contoh Format Daftar Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

“PRO JUSTITIA”

DAFTAR PENYERAHAN TERSANGKA DAN BARANG BUKTI

BERITA ACARA
SERAH TERIMA
NO SPTBB NAMA ALAMAT PEKERJAAN AGAMA KETERANGAN
TERSANGKA DAN
BARANG BUKTI

(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

NO. REG. JENIS PEMILIKAN DIAKUI DISITA


BARANG BARANG OLEH TANGGAL DARI MANA OLEH SIAPA KETERANGAN
BUKTI BUKTI
(11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
- 196 -

…..(18)….., …….(19)……….
Penyidik,

…..………...(20)…..………....

…..………...(21)…..………....
- 197 -

Tata Cara Pengisian


Daftar Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti

Nomor (1) : Diisi nama direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Daftar
Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
Nomor (2) : Diisi alamat direktorat yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang Penyidikan atau Kantor Bea Cukai penerbit Daftar
Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
Nomor (3) : Diisi nomor urut daftar penyerahan Tersangka dan barang
bukti
Nomor (4) : Diisi nomor dan tanggal surat penyerahan Tersangka dan
barang bukti
Nomor (5) : Diisi tanggal berita acara penyerahan Tersangka dan barang
bukti
Nomor (6) : Diisi nama tersangka yang diserahkan
Nomor (7) : Diisi alamat tersangka yang diserahkan
Nomor (8) : Diisi pekerjaan tersangka yang diserahkan
Nomor (9) : Diisi agama tersangka yang diserahkan
Nomor (10) : Diisi keterangan lain terkait tersangka yang diserahkan
Nomor (11) : Diisi nomor registrasi barang bukti yang diserahkan
Nomor (12) : Diisi jenis barang bukti yang diserahkan
Nomor (13) : Diisi nama pemilik barang bukti yang diserahkan
Nomor (14) : Diisi tanggal penyitaan barang bukti yang diserahkan
Nomor (15) : Diisi tempat penyitaan barang bukti yang diserahkan
Nomor (16) : Diisi nama Penyidik yang melakukan penyitaan barang
bukti
Nomor (17) : Diisi keterangan lain terkait barang bukti yang diserahkan
Nomor (18) : Diisi nama kota tempat penerbitan Daftar Penyerahan
Tersangka dan Barang Bukti
Nomor (19) : Diisi tanggal penerbitan Daftar Penyerahan Tersangka dan
Barang Bukti
- 198 -

Nomor (20) : Diisi tanda tangan Penyidik penerbit Daftar Penyerahan


Tersangka dan Barang Bukti
Nomor (21) : Diisi nama Penyidik penerbit Daftar Penyerahan Tersangka
dan Barang Bukti
- 199 -

III. Contoh Format Daftar Penghentian Penyidikan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
………………….…………(1)…………………..……………..

………………….…………(2)…………………..……………..

DAFTAR PENGHENTIAN PENYIDIKAN


URAIAN
SINGKAT NOMOR DAN SURAT
ALASAN
TINDAK TANGGAL PEMBERIAHUAN
NO TANGGAL TERSANGKA PENGHENTIAN KETERANGAN
PIDANA DAN LAPORAN DIMULAINYA
PENYIDIKAN
PASAL YANG KEJADIAN PENYIDIKAN
DILANGGAR
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

…..(11)……,……(12)……..
Penyidik,

…..………...(13)………….

……………..(14)………….

Anda mungkin juga menyukai