Anda di halaman 1dari 3

7.

1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pemeriksaan


Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (24) UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 16 Tahun
2000 (UU KUP), disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan pajak adalah
serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau
keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dsn
untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Sesuai Pasal 3 ayat (1) PerMenKeu No. 199/PMK.03/2007, ruang lingkup
pemeriksaan pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat
meliputi satu, beberapa atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu atau beberapa masa
pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak dalam tahun-tahun lalu maupun tahun
berjalan. Sedangkan ruang lingkup pemeriksaan pajak untuk tujuan lain dapat meliputi
penentuan, pencocokan atau pengumpulan materi yang berkaitan dengan tujuan
pemeriksaan.

7.2 Pedoman, Norma, dan Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak


A. Pedoman Pemeriksaan Pajak
Pedoman pemeriksaan pajak adalah Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 199/PMK.03/2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang Tata Cara
Pemeriksaan Pajak, ketentuan tersebut mengatur secara umum kebijakan dan
pedoman pemeriksaan pajak. Dalam melaksanakan pemeriksaan, pemeriksa pajak
harus mengetahui pedoman pemeriksaan pajak yang meliputi 3 hal, yaitu :
1. Pedoman Umum Pemeriksaan Pajak
2. Pedoman Pelaksanaan Pemeriksaan
3. Pedoman Laporan Pemeriksaan Pajak

B. Norma Pemeriksaan Pajak


Norma pemeriksaan pajak dibuat tidak lain dimaksudkan agar pemeriksa pajak
dan Wajib Pajak yang akan diperiksa masing-masing mengetahui hak dan
kewajibannya dalam pemeriksaan serta adanya kepastian hukum dalam rangka
pelaksanaan undang-undang perpajakan. Norma pemeriksaan dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Norma Pemeriksaan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan Lapangan
1
2. Norma Pemeriksaan Pemeriksa Pajak dalam rangka Pemeriksaan Kantor
3. Norma Pemeriksaan Berkaitan dengan Pelaksanaan Pemeriksaan
4. Norma Pemeriksaan Berkaitan dengan Wajib Pajak

C. Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak


Dalam pelaksanaan pemeriksaan, Keputusan Menteri Keuangan No.
545/KMK.04/2000 juga telah menetapkan adanya wewenang pemeriksa pajak,
yaitu sebagai berikut :
1. Wewenang Pemeriksa Pajak dalam melakukan Pemeriksaan Lapangan
2. Wewenang Pemeriksa Pajak dalam melakukan Pemeriksaan Kantor

7.3 Pengertian Tindak Pidana Pajak


Pengertian tindak pidana pajak seringkali disebut dengan istilah ‘delik’. Kata
delik berasal dari bahasa Latin yaitu ‘delictum’ dan bahasa Belanda disebut ‘delict’.
Sementara itu, dalam bahasa Indonesia delik diartikan sebagai perbuatan yang dapat
dikenakan hukuman karena merupakan pelanggaran terhadap undang-undang. Dalam
konteks hukum pajak, pengertian tindak pidana pajak mempunyai arti suatu peristiwa
atau tindakan melanggar hukum atau undang-undang pajak yang dilakukan oleh
seseorang yang tindakannya tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan oleh undang-
undang pajak telah dinyatakan sebagai suatu perbuatan pidana yang dapat dihukum.

7.4 Penuntutan Tindak Pidana Pajak


Penuntutan tindak pidana pajak merupakan rangkaian hukum berikutnya setelah
proses hukum berikutnya setelah proses hukum penyidikan berjalan tuntas. Proses
penuntutan dalam tindak pidana pajak adalah sama dengan tindak pidana umum
lainnya. Setelah proses penyidikan pajak selesai dilakukan, maka penyidik pajak akan
menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum. Sesuai hukum acara
pidana, penuntut umumlah yang menentukan kebijakan suatu penuntutan, termasuk
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan.
Dengan kata lain, penuntut umum yang menentukan apakah hasil penyidikan
yang dilakukan oleh penyidik pajak (Penyidik Pegawai Negeri Sipil/PPNS Ditjen
Pajak) sudah lengkap atau belum. Apabila penuntut umum belum menyatakan lengkap,
maka penyidik pajak harus melengkapi berkas penyidikannya.

2
Sesuai pasal 1 butir 6 KUHAP, penuntut umum adalah jaksa yang diberi
wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Dengan demikian, yang bertindak melakukan
penuntutan tindak pidana perpajakan adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-
undang. Pengertian penuntutan itu sendiri adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut
cara yang diatur dalam undang-undang dengan permintaan supaya diperiksa dan
diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai