Anda di halaman 1dari 4

Steven Orlando

2101680546
LB53
TUGAS GSLC TAX AUDIT

1. Jelaskan Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan


Penyidikan Pajak ( Pasal 44 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 ) merupakan
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan
bukti, yang dengan bukti itu akan dapat menunjukkan adanya tindak pidana di bidang
perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
Penyidikan pajak dilakukan sebagai akibat tindak lanjut dari pemeriksaan bukti
permulaan. Penyidikan merupakan proses kelanjutan dari hasil pemeriksaan yang
mengindikasikan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan. Tindak pidana di
bidang perpajakan meliputi perbuatan; yang dilakukan oleh seseorang atau oleh badan yang
diwakili orang tertentu (pengurus), memenuhi rumusan undang-undang, diancam dengan
sanksi pidana, melawan hukum, dilakukan di bidang perpajakan, dan dapat menimbulkan
kerugian bagi pendapatan negara.

2. Siapa Penyidik Pajak dan jelaskan tugasnya!


Penyidik pajak merupakan Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang hukum acara pidana yang berlaku. [Pasal 44 ayat (1) UU KUP]
Tugas penyidik adalah mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya

Wewenang penyidik antara lain (Pasal 44 ayat (2) UU KUP):


- menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan
dengan tindak pidanadi bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lebih lengkap dan jelas;
- meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan
tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan;
- meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan
tindak pidana di bidang perpajakan;
- memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan;
- melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,
dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
- meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
di bidang perpajakan;
- menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,
dan/atau dokumen yang dibawa;
- memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
- memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
- menghentikan penyidikan; dan/atau
- melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagai
penyidik tindak pidana di bidang perpajakan, termasuk melakukan penyitaan. Penyitaan
tersebut dapat dilakukan, baik terhadap barang bergerak maupun tidak bergerak, termasuk
rekening bank, piutang, dan surat berharga milik Wajib Pajak, Penanggung Pajak, dan/atau
pihak lain yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

3. Jelaskan Bukti Permulaan!


Bukti Permulaan adalah Keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan,
tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang
atau telah terjadi suatu tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja
yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Istilah Bukti Permulaan dalam perpajakan biasanya digunakan untuk Pemeriksaan
Bukti Permulaan.
Pemeriksaan Bukti Permulaan biasanya dilakukan terhadap Wajib Pajak yang melakukan
Tindak Pidana Dibidang Perpajakan.
Pemeriksaan Bukti Permulaan dilakukan sebelum dilakukan Tindakan Penyidikan.
Sebagai hasil Pemeriksaan Bukti Permulaan, maka terhadap Wajib Pajak akan diterbitkan
Surat Ketetapan Pajak (SKP).

Pemeriksaan Bukti Permulaan dapat dilakukan:

a. secara terbuka; atau


b. secara tertutup.

Pemeriksaan Bukti Permulaan secara terbuka dilakukan dengan pemberitahuan secara


tertulis kepada Wajib Pajak. Pemeriksaan Bukti Permulaan secara tertutup dilakukan tanpa
pemberitahuan kepada Wajib Pajak.

Pemeriksaan Bukti Permulaan harus dilakukan secara terbuka dalam hal Pemeriksaan
Bukti Permulaan tersebut terkait dengan:

a. permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 17B Undang-Undang KUP; atau
b. tindak lanjut dari Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan yang terdapat indikasi tindak pidana di bidang perpajakan.
4. Jelaskan Penghentian Penyidikan Perpajakan. Carilah dasar hukumnya di UU KUP dan
tuliskan pasal dan isi pasal tersebut!

Pasal 44A

Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1) menghentikan penyidikan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2) huruf j dalam hal tidak terdapat cukup bukti,
atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan, atau
penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah daluwarsa, atau tersangka meninggal
dunia.
Penjelasan Pasal 44A

Dalam hal penyidikan pidana di bidang perpajakan dihentikan kecuali karena


peristiwanya telah daluwarsa, maka surat ketetapan pajak tetap dapat diterbitkan.

Pasal 44B

(1) Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa
Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling lama
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permintaan.

(2) Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang tidak atau
kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi
administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali jumlah pajak yang tidak atau kurang
dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.

Anda mungkin juga menyukai