Anda di halaman 1dari 20

Proses Penegakan Hukum

Mengumpulkan Bukti
Untuk Membuat Terang
Indikasi Tindak Pidana Tindak Pidana dan
di Bidang Perpajakan Menemukan Tersangka

Analisis dan Pemeriksaan


Pengembangan Bukti Penyidikan Penuntutan
IDLP Permulaan

Menemukan
Bukti Permulaan
Pemeriksaan BukPer

Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang


dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang
adanya dugaan telah terjadi tindak pidana perpajakan.

Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa


keterangan, tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya
dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu Tindak Pidana di Bidang
Perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara.

Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Jenis Pemeriksaan BukPer

Secara Terbuka Secara Tertutup


Dilakukan dalam hal: Pemeriksaan Bukti Permulaan
Terkait dengan permohonan (BukPer) secara tertutup
pengembalian kelebihan dilakukan tanpa
pembayaran pajak sebagaimana
pemberitahuan tentang adanya
dimaksud dalam Pasal 17B KUP;
Pemeriksaan BukPer kepada
atau
Tindak lanjut dari Pemeriksaan orang pribadi atau badan
untuk menguji kepatuhan yang dilakukan Pemeriksaan
pemenuhan kewajiban perpajakan BukPer.
Jangka Waktu BukPer

Jangka Waktu Pemeriksaan Bukti Permulaan

Secara Terbuka Secara Tertutup


12 bulan + 24 bulan 12 bulan + 24 bulan
Sejak tanggal penyampaian Surat Sejak tanggal Surat Perintah
Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Pemeriksaan Bukti Permulaan diterima
Permulaan sampai dengan tanggal oleh Pemeriksa Bukti Permulaan sampai
Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan. dengan tanggal Laporan Pemeriksaan
Bukti Permulaan.
Penyidikan

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah


serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang
terjadi serta menemukan tersangkanya.

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan merupakan upaya


penegakan hukum terakhir (ultimum remedium) yang dimiliki DJP sesuai
amanat undang-undang.

Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Pengungkapan Ketidakbenaran
Perbuatan atas Kemauan Sendiri Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA

SPT TELAH DISAMPAIKAN

WP Telah Diperiksa, Tetapi Belum Disidik,


Sehubungan dengan Tindak Pidana Pasal 38 dan 39 ayat (1) huruf c dan d UU KUP

WP TIDAK AKAN DISIDIK


Pasal 7 PP 74 Tahun 2011
stdtd PP 9 Tahun 2021
sepanjang mulainya
APABILA WP : Penyidikan belum
diberitahukan kepada
 Mengungkapkan ketidakbenaran perbuatan atas kemauan
Penuntut Umum melalui
sendiri penyidik pejabat Polisi
 Melunasi pajak yg kurang dibayar + denda 100% dari jumlah Negara Republik Indonesia
pajak yang kurang dibayar (Sebelum UU Cika berlaku sanksi
denda 150%)
Pengungkapan Ketidakbenaran
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA
Perbuatan atas Kemauan Sendiri

1 Menegaskan ketentuan terkait 2 Mengubah ketentuan terkait 3


Menghapus ketentuan pembayaran jumlah pajak yang pembayaran atas
format Surat sebenarnya terutang dan sanksi pengungkapan ketidakbenaran
Pemberitahuan dalam administrasinya terkait perbuatan yang tidak
pemulihan kerugian pada
Pengungkapan memenuhi ketentuan
pendapatan negara
Ketidakbenaran Perbuatan

Untuk memberikan Pembayaran jumlah pajak yang Pembayaran atas pengungkapan


kemudahan bagi Wajib sebenarnya terutang dan sanksi ketidakbenaran yang tidak
administrasi berupa denda memenuhi ketentuan tetap dapat
Pajak dalam melakukan dalam pengungkapan diperhitungkan sebagai
pengungkapan ketidakbenaran perbuatan pengurang kerugian pada
ketidakbenaran merupakan pemulihan kerugian pendapatan negara pada tahap
pada pendapatan negara Penyidikan.
perbuatan

Pasal 7 ayat (2) PP-74/2011 stdd PP- Pasal 7 ayat (2a) PP-74/2011 stdd PP- Pasal 25 ayat (1) PMK-239 stdd
9/2021 , Pasal 23 ayat (5) PMK-239 9/2021, Pasal 23 ayat (5a) PMK-239 PMK-18/2021
stdd PMK-18/2021 stdd PMK-18/2021
Pengungkapan Ketidakbenaran
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA
Perbuatan atas Kemauan Sendiri

Menegaskan bahwa atas 4 5


pembayaran atas pengungkapan Menegaskan ketentuan terkait
ketidakbenaran perbuatan yang pelaksanaan Bukper setelah
tidak memenuhi ketentuan tidak Pengungkpan Ketidakbenaran
dapat dipindahbukukan atau Perbuatan
diminta kembali

Untuk memberikan kepastian Apabila setelah Wajib Pajak melakukan


hukum bagi Wajib Pajak. pengungkapan ketidakbenaran perbuatan
Sebelumnya, ketentuan terkait masih ditemukan data yang menyatakan
lain dari pengungkapan ketidakbenaran
hal ini hanya mengatur bahwa perbuatan tersebut, terhadap Wajib Pajak
atas pembayaran tersebut tidak tetap dapat dilakukan Pemeriksaan Bukti
dapat diminta kembali. Permulaan.

Pasal 25 ayat (3) PMK-239 stdd Pasal 7 ayat (4) PP-74/2011 stdd
PMK-18/2021 PP-9/2021
Pengungkapan Ketidakbenaran
Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA
Perbuatan atas Kemauan Sendiri

Ketentuan Peralihan

Terhadap pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 8 ayat (3) UU KUP stdtd UU CIKA yang diajukan oleh Wajib Pajak
sejak tanggal 2 November 2020, pengenaan sanksi administrasinya sesuai
dengan UU KUP stdtd UU CIKA (100%).

DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK-18/2021
Penyidikan Pajak

SERANGKAIAN TINDAKAN YANG


DILAKUKAN PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN

*Berdasarkan Pasal 1 angka 31 UU KUP


PPNS DJP

PPNS DJP
Diangkat oleh Pejabat yang berwenang
sebagai penyidik

Mempunyai wewenang khusus melakukan


penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

Dilaksanakan sesuai dengan KUHP

*Berdasarkan Pasal 44 UU KUP


Wewenang Penyidik Pajak
• menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan atau laporan agar menjadi lebih lengkap
dan jelas
• meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan
mengenai OP atau badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan
• meminta keterangan dan bahan bukti dari OP atau Tindak Pidana
badan di bidang
perpajakan
• memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain
• melakukan penggeledahan untuk mendapatkan
bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen
lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan
bukti tersebut meminta bantuan tenaga ahli

*Berdasarkan Pasal 44 UU KUP


Wewenang Penyidik Pajak
14

• menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan


ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau
dokumen yang dibawa
• memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di
bidang perpajakan
• memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi
• menghentikan penyidikan dan/atau melakukan tindakan lain
yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang
perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.

*Berdasarkan Pasal 44 UU KUP


Kewajiban Pihak Ketiga
(dalam pemeriksaan, penagihan pajak, penyidikan tindak pidana perpajakan)
15

Pihak Ke III
Bank
Akuntan Publik
Notaris
memberikan
WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak
bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain

Pidana Kurungan paling lama 1 tahun &


denda paling banyak Rp 25 juta *Berdasarkan UU Pasal 35 dan PMK 199/PMK.03/2007
Penghentian Penyidikan Pajak
16

PPNS Jaksa Agung

Permintaan Menkeu untuk


kepentingan penerimaan negara

1. Tidak cukup bukti DENGAN SYARAT:


2. Bukan tindak pidana Setelah WP melunasi pajak yg
tidak atau kurang dibayar atau
3. Daluwarsa tidak seharusnya dikembalikan
4. Tersangka meninggal ditambah dengan sanksi
dunia administrasi berupa denda
sebesar 4x jumlah pajak yg tidak
atau kurang dibayar, atau yg tidak
seharusnya dikembalikan

*Berdasarkan Pasal 44A & 44B UU KUP


Update UU CIKA Dasar Hukum: Pasal 62 PP-74/2011 stdd PP-9/2021,
Pasal 3, dan Pasal 10A PMK-55/2016 stdd PMK-
18/2021

17

PENGHENTIAN PENYIDIKAN
melunasi pajak yang tidak atau kurang dibayar atau
yang tidak seharusnya dikembalikan

sanksi administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali


jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar atau tidak
seharusnya dikembalikan

KETENTUAN PERALIHAN
Terhadap permintaan penghentian penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
44B UU KUP stdtd UU CIKA, yang diajukan oleh Wajib Pajak sejak tanggal 2 November
2020, pengenaan sanksi administrasinya sesuai dengan UU KUP stdd UU CIKA (3 kali).

DASAR HUKUM Ketentuan Peralihan Pasal 9 PP-9/2021 dan Pasal 116 PMK-18/2021.
Tindak Pidana Aparat pajak
18

• Pegawai pajak yang karena kelalaiannya atau dengan sengaja


menghitung atau menetapkan pajak tidak sesuai dengan
ketentuan UU perpajakan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya dengan
sengaja bertindak di luar kewenangannya yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dapat
diadukan ke unit internal Depkeu yang berwenang melakukan
pemeriksaan dan investigasi dan apabila terbukti melakukannya
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan per-UU-an.

*Berdasarkan Pasal 36A UU KUP


Tindak Pidana Aparat pajak
19

• Pegawai pajak yang dalam melakukan tugasnya terbukti melakukan


pemerasan dan pengancaman kepada WP untuk menguntungkan diri
sendiri secara melawan hukum diancam dengan pidana (KUHP).
• Pegawai pajak yang dengan maksud menguntungkan diri sendiri
secara melawan hukum dengan menyalahgunakan kekuasaannya
memaksa seseorang untuk memberikan sesuatu, untuk membayar atau
menerima pembayaran, atau untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya
sendiri, diancam dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal
12 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dan perubahannya.
• Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata maupun
pidana, apabila dalam melaksanakan tugasnya didasarkan pada
iktikad baik dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundng-
undangan perpajakan. *Berdasarkan Pasal 36A UU KUP

Anda mungkin juga menyukai