Anda di halaman 1dari 12

Komunikasi Perpajakan

Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak


dan Pemeriksaan Pajak

Nama : Wenzi Prima Zalnira (19233099)


Jurusan : Manajemen Pajak
Mata Kuliah : Komunikasi Perpajakan
Jadwal : Kamis, 07.00-09.40 (15208)
Dosen Pengampu : Chichi Andriani, S.E, M.M
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (1)
Pasal 14 Ayat (1), (2) dan (3)

WP wajib melunasi pajak kurang


bayar ditambah sanksi bunga
Dirjen Pajak dapat menerbitkan
2% per bulan selama maksimal
STP dalam kondisi:
24 bulan, sejak saat terutang
hingga penerbitan STP.

Penelitian
PPh tidak atau menemukan pajak
STP berkedudukan setara
kurang kurang bayar akibat
salah tulis atau salah dengan SKPKB.
dibayar. hitung.
Sebab Penerbitan dan Sanksi STP (2)
Pasal 14 Ayat (1), (4), (5), dan PMK No. 189/ PMK.03/ 2007 Jo.
PMK No. 84/ PMK.03/ 2010
STP dapat pula diterbitkan atas PKP penerima restitusi PPN
Masukan yang gagal berpoduksi. PKP dikenai sanksi denda
Dirjen Pajak dapat menerbitkan STP dalam
2% per bulan dari pajak yang ditagih kembali, sejak
kondisi: penerbitan Surat Keputusan terkait restitusi hingga
penerbitan STP.

WP wajib melunasi pajak terutang ditambah sanksi denda 2% dari DPP.

PKP tidak mengisi faktur pajak secara


lengkap, kecuali untuk unsur identitas PKP melaporkan faktur pajak
PKP terlambat atau tidak
pembeli. Dikecualikan pula unsur dalam masa yang berbeda
membuat faktur pajak. nama, dan tanda tangan untuk PKP dengan masa penerbitan.
Pedagang Eceran.

STP dapat diterbitkan atas WP yang dikenai sanksi denda atau 3bunga.
Ilustrasi Sanksi Denda Akibat STP

Koperasi Revolusi melakukan penyerahan JKP dengan nilai


penggantian Rp 682.500.000,00 di masa Februari 2012 dan tidak
melaporkannya dalam SPT Masa Februari. STP diterbitkan di bulan
Agustus 2012 untuk menagih pajak berdasar faktur yang belum
dilaporkan.

DPP 682.500.000
PPN Kurang Bayar 68.250.000
Sanksi Denda = 2% x 682.500.000
= 13.650.000
Pajak yang harus dibayar = 68.250.000 + 13.650.000
= Rp 81.900.000,00
4
Pemeriksaan
Pasal 1 Angka (25), dan Pasal 29 Ayat (1)

Merupakan serangkaian kegiatan


menghimpun dan mengolah data,
keterangan, atau bukti secara
objektif dan profesional berdasar
standar tertentu, dengan tujuan:

Melaksanakan tujuan
lain sesuai peraturan
perundangan.

Menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban
perpajakan.
Tujuan Lain Pemeriksaan
Penjelasan Pasal 29 Ayat (1)
Pengukuhan atau
Pemberian NPWP
Penghapusan NPWP. pencabutan
secara jabatan.
pengukuhan PKP.

Apabila WP
Pengumpulan bahan Pencocokan data dan
mengajukan
penyusunan NPPN. alat keterangan.
keberatan.

Penentuan WP di Penentuan tempat Pemeriksaan terkait


lokasi terpencil. terutang PPN. penagihan pajak.

Pemenuhan
Kewajiban WP Terperiksa
Pasal 29 Ayat (3), dan (4)

Kewajiban WP terperiksa meliputi:

Memperlihatkan atau Memberikan kesempatan Memberikan


memasuki tempat atau
meminjamkan buku, ruangan yang dipandang keterangan yang
catatan, atau dokumen. perlu. diperlukan

Kewajiban WP untuk merahasiakan informasi terkait


pembukuan ditiadakan atas kepentingan pemeriksaan.
Pemeriksaan dan Penyegalan
Pasal 29 Ayat (2), Pasal 30, dan PMK No. 198/ PMK.03/ 2007

Penyegelan dilakukan jika:


Pemeriksa harus memiliki dan memperlihatkan kepada WP terperiksa:
WP tidak memberi kesempatan kepada pemeriksa untuk memasuki objek penyegelan.
Tanda pengenal pemeriksa.
WP atau pegawainya tidak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan.
Surat perintah pemeriksaan.
WP atau kuasa tidak berada di tempat saat pemeriksaan.
Wakil Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (1), dan (4)

Pengurus, bagi WP Badan, atau:


Kurator, khusus untuk WP dinyatakan pailit.
Orang atau badan pelaksana pemberesan, khusus untuk WP dalam pembubaran.
Likuidator, khusus untuk WP dalam likuidasi.

Wakil Warisan Belum Terbagi


Ahli waris.
Pelaksana wasiat atau pengurus harta peninggalan.

Wali atau pengampu, bagi anak yang belum dewasa atau orang dalam
pengampuan.

Kuasa Wajib Pajak, bagi WP secara umum.


bahwa wakil wajib pajak tidak
mungkin dibebani tanggung
Tanggung Jawab Wakil Wajib Pajak
jawab.
Pasal 32 Ayat (2)

Bertanggung jawab secara pribadi atau


secara renteng atas pembayaran pajak.
Kuasa Wajib Pajak
Pasal 32 Ayat (3), (3A) dan PMK No. 22/ PMK.03/ 2008

WP OP atau Badan dapat


menunjuk seorang Kuasa untuk
menjalankan hak dan memenuhi
kewajiban perpajakan, melalui
Surat Kuasa Khusus.

Surat Kuasa Khusus


bersifat tidak dapat
dilimpahkan.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai