Anda di halaman 1dari 13

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)

(The Indonesian Institute of Accountants)


1

Instruktur : Didik Susanto


Proses Penegakan Hukum

Mengumpulkan Bukti
Untuk Membuat Terang
Indikasi Tindak Pidana Tindak Pidana dan
di Bidang Perpajakan Menemukan Tersangka

Analisis dan Pemeriksaan


Pengembangan Bukti Penyidikan Penuntutan
IDLP Permulaan

Menemukan
Bukti Permulaan
Pemeriksaan BukPer

Pemeriksaan Bukti Permulaan sederhananya adalah pemeriksaan


yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya
dugaan telah terjadi tindak pidana perpajakan.

Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan,


tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa
sedang atau telah terjadi suatu Tindak Pidana di Bidang Perpajakan yang dilakukan
oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.

Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Jenis Pemeriksaan BukPer

Secara Terbuka Secara Tertutup


Dilakukan dalam hal: Pemeriksaan Bukti Permulaan
Terkait dengan permohonan (BukPer) secara tertutup dilakukan
pengembalian kelebihan pembayaran tanpa pemberitahuan tentang
pajak sebagaimana dimaksud dalam
adanya Pemeriksaan BukPer kepada
Pasal 17B KUP; atau
Tindak lanjut dari Pemeriksaan untuk
orang pribadi atau badan yang
menguji kepatuhan pemenuhan dilakukan Pemeriksaan BukPer.
kewajiban perpajakan
Jangka Waktu BukPer

Jangka Waktu Pemeriksaan Bukti Permulaan

Secara Terbuka Secara Tertutup


12 bulan + 24 bulan 12 bulan + 24 bulan
Sejak tanggal penyampaian Surat Sejak tanggal Surat Perintah Pemeriksaan
Pemberitahuan Pemeriksaan Bukti Permulaan Bukti Permulaan diterima oleh Pemeriksa
sampai dengan tanggal Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan sampai dengan tanggal
Bukti Permulaan. Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
6

Penyidikan
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan pemahaman
sederhana adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik
untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi
serta menemukan tersangkanya.

Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan merupakan upaya penegakan hukum


terakhir (ultimum remedium) yang dimiliki DJP sesuai amanat undang-undang.

Dasar Hukum
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
7

Penyidikan Pajak
SERANGKAIAN TINDAKAN YANG
DILAKUKAN PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

MEMBUAT TERANG
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN

*Berdasarkan Pasal 1 angka 31 UU KUP


IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
8

PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) DJP

PPNS DJP
Diangkat oleh Pejabat yang berwenang sebagai
penyidik

Mempunyai wewenang khusus melakukan penyidikan tindak


pidana di bidang perpajakan

Dilaksanakan sesuai dengan KUHP

*Berdasarkan Pasal 44 UU KUP


IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
9

Wewenang Penyidik Pajak


• menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan
atau laporan agar menjadi lebih lengkap dan jelas
• meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai
OP atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
• meminta keterangan dan bahan bukti dari OP atau badan
• memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain
Tindak Pidana di
• melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti bidang perpajakan
pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut meminta bantuan
tenaga ahli

*Berdasarkan Pasal 44 UU KUP


IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
10

Wewenang Penyidik Pajak


• menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan
atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang, benda, dan/atau dokumen yang dibawa
• memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang
perpajakan
• memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi
• menghentikan penyidikan dan/atau melakukan tindakan lain yang perlu
untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan.

*Berdasarkan Pasal 44 UU KUP 10


IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
11

Kewajiban Pihak Ketiga


(dalam pemeriksaan, penagihan pajak, penyidikan tindak pidana perpajakan)

Pihak Ke III
Bank
Akuntan Publik
Notaris
memberikan
WAJIB Keterangan/
Konsultan Pajak
bukti
Kantor Administrasi
Pihak III lain

Pidana Kurungan paling lama 1 tahun & denda


paling banyak Rp 25 juta *Berdasarkan Pasal 41A UU KUP
11
IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI)
(The Indonesian Institute of Accountants)
12

Penghentian Penyidikan Pajak


PPNS Jaksa Agung

Permintaan Menkeu untuk kepentingan


penerimaan negara

1. Tidak cukup bukti DENGAN SYARAT:


2. Bukan tindak pidana Setelah WP melunasi pajak yg tidak atau
kurang dibayar atau tidak seharusnya
3. Daluwarsa dikembalikan ditambah dengan sanksi
4. Tersangka meninggal dunia administrasi berupa denda sebesar 4x
jumlah pajak yg tidak atau kurang
dibayar, atau yg tidak seharusnya
dikembalikan

*Berdasarkan Pasal 44A & 44B UU KUP 12


IKATAN AKUNTAN INDONESIA (IAI) 13
(The Indonesian Institute of Accountants)

Anda mungkin juga menyukai