Anda di halaman 1dari 9

Nama : Andini Saputri

Prodi : D3 Gizi
Nim : 201031002
Makul : Komputer

N Tujuan Subyek/Sampel Lokasi Hasil penelitian Data penelitian


O Penelitian
1 penelitian ini Penelitian ini menggunakan Desa kuta Hasil penelitian ada hubungan pola data yang dilakukan oleh peneliti
bertujuan untuk penelitian kuantitatif, dengan tengah pemberian makanan dengan status gizi yang dapat dilihat pada tabel 11
mengetahui pendekatan cross sectional. kabupaten (0,005), sedangkan lingkungan menunjukkan bahwa jumlah
faktor-faktor Adapun jumlah sampel dalam karo. keluarga (0,005) dan pengetahuan responden yang memiliki
yang penelitian ini berjumlah 80 keluarga (0,000). Diharapkan adanya pengetahuan baik sebanyak 9 orang
mempengaruhi orang anak sekolah 6-12 tahun peneliti lebih dalam dengan (100,0%), kategori pengetahuan
status gizi dan korban erupsi Gunung memperluas sampel serta lebih keluarga yang kurang sebanyak 71
menganalisis Sinabung. Total sampling dalam memperhatikan variabel-variabel yang orang (100,0%).
hubungan pola pengambilan sampel. terkait terhadap status gizi pada anak
pemberian usia sekolah.
makanan,
lingkungan
keluarga dan
pengetahuan
keluarga
terhadap status
gizi pada anak
usia sekolah 6-
12 tahun
korban erupsi
Gunung
Sinabung di
Perumahan
Huntara Desa
Kuta Tengah
Kabupaten Karo
Tahun 2019. P
2 Penelitian ini Jenis penelitian adalah SDN 58 Berdasarkan hasil analisis statistik Data primer dalam penelitian ini
bertujuan untuk penelitian survey analitik inpres diketahui bahwa tidak ada hubungan adalah data kebiasaan sarapan pagi
mengetahui dengan pendekatan cross pangale antara kebiasaan sarapan pagi dengan dan status gizi semua murid kelas
hubungan sectional study. Populasi dalam prestasi belajar siswa di SDN 58 Inpres 2,3,4,5 dan 6 sebanyak 51 siswa
terhadap penelitian sebanyak 51 siswa. status gizi dengan prestasi belajar kepada responden
prestasi belajar Teknik analisa data siswa di SDN 58 Inpres Pangale
siswa di SDN 58 menggunakan uji statistik Chi diperoleh nilai p= 0.97 dengan taraf
Inpres Pangale. square untuk mengetahui signifikan α=0,05, yang berarti p > α.
hubungan kebiasaan sarapan Disimpulkan bawa tidak ada hubungan
pagi dan status gizi terhadap antara kebiasaan sarapan pagi dan
prestasi belajar siswa. Hasil status gizi terhadap prestasi belajar
analisis bivariat distribusi siswa di SDN 58 Inpres pangale.
responden berdasarkan
kebiasaan sarapan pagi yang
rutin dengan jumlah 29
(56,9%). Disrtibusi responden
berdasarkan status gizi yang
normal sebanyak 32 (62.7%).
Distribusi responden
berdasarkan prestasi belajar
yang baik sebanyak 28 (54.9
%).
3 Tujuan dari Desain penelitian dalam SMPN 02 Hasil penelitian diperoleh siswa berjumlah 51 anak dengan 22 anak
penelitian ini penelitian ini adalah songgom dengan kebiasaan sarapan dan status berprestasi kurang sedangkan yang
adalah untuk crossectional. Populasinya gizi yang baik memiliki tingkat prestasi 29 anak berprestasi baik. Status Gizi
mengetahui adalah semua siswa kelas VII. di yang baik. Kesimpulan dalam pada kategori overweght berjumlah
hubungan SMP N 2 Songgom, sedangkan penelitian ini yaitu terdapat hubungan 9 anak dengan prestasi belajar siswa
antara sampel penelitian ini yaitu kebiasaan sarapan (P<0,005) dan kategori kurang berjumlah 6
kebiasaan siswa SMP N 02 Kelas VII A dan status gizi (p<0,005) terhadap prestasi sedangkan 3 anak lainnya kategori
sarapan dan VII E sebanyak 60 anak. dengan belajar siswa di SMP N 02 Songgom. baik dalam prestasi belajar siswa.
status gizi anak menggunakan teknik Kekuatan hubungan antara kebiasaan
usia sekolah pengambilan sampel secara sarapan dengan prestasi belajar siswa
dengan prestasi random sampling. sebesar 2,34 yang artinya siswa yang
belajar siswa Pengumpulan data untuk memiliki kebiasaan sarapan yang baik
SMP N 02 kebiasaan sarapan memiliki peluang mendapatkan
Songgom. menggunakan kuesioner prestasi belajar siswa yang baik 2,34
sedangkan status gizi dilihat kali lebih baik dibandingkan siswa yang
dari nilai IMT anak yang kebiasaan sarapannya kurang.
didapat dari pengukuran berat
badan dan tinggi badan siswa
SMP N 02 Songgom.

4 Tujuan Jenis penelitian ini adalah Sekoalah Berdasarkan tabel di atas dari 73 anak Hasil analisis uji Chi-Square
penelitian Kuantitatif Analitik dasar yang biasa sarapan pagi dengan status didapatkan nilai P Value = 0,000.
untuk Observasional dengan desain gizi kurus berjumlah 3(33,3%) yang Angka ini lebih kecil dibandingkan
mengetahui Cross Sectional. Pada penelitian tidak biasa 63 (98,4%), anak yang biasa dengan uji kemaknaan 0,005.
hubungan ini variabel independen dan sarapan pagi dengan status gizi normal Artinya terdapat Hubungan Status
Kebiasaan variabel dependen berjumlah 3 (33,3%) sedangkan yang Gizi Dengan Kebiasaan Sarapan Pagi
sarapan pagi dikumpulkan dalam waktu yang tidak biasa 1 (1,6%), sedangkan anak Pada Anak Di SD Negeri 171
dengan status bersamaan. . Pekanbaru Tahun 2019. Hasil
yang biasa sarapan pagi dengan status
gizi pasa anak penelitian ini sesuai dengan teori
gizi gemuk berjumlah 3 (33,3%) yang
sekolah dasar yang ditulis (Irawati 2000) yang
tidak biasa sarapan pagi 0 (0,0%). Hasil mengatakan kebiasaan sarapan pagi
analisis uji Chi-Square didapatkan nilai dapat berkontribusi terhadap status
P Value = 0,000. Angka ini lebih kecil gizi anak. Anak yang biasa makan
dibandingkan dengan uji kemaknaan pagi akan dapat memenuhi
0,005. Artinya terdapat Hubungan kebutuhan gizinya dalam sehari.
Status Gizi Dengan Kebiasaan Sarapan Anak yang biasa sarapa pagi
Pagi Pada Anak Di SD Negeri 171 beresiko terhadap status gizi. Dan
Pekanbaru Tahun 2019. menurut (Muhilal & Damayanti
2006), kekurangan gizi
menyebabkan anak
5 Tujuan dari Metode penelitian ini adalah SDN 003 Berdasarkan dari hasil penelitian dari Hasil uji statistik menggunakan uji
penelitian ini analitik observasional dengan batam kota 98 siswa kelas V SDN 003 Batam kota chi square, didapatkan nilai p=0,000
adalah untuk pendekatan crosssectional yang bulan dimana antara kebiasaan sarapan pagi (p<0,05) dengan tingkat
mengetahui dilakukan di Sekolah Dasar 003 dengan prestasi belajar dapat diketahui kepercayaan 95% sehingga dapat
hubungan Batam Kota pada Bulan Juni pada kebiasaan sarapan pagi yang tidak disimpulkan bahwa hipotesis
kebiasaan Tahun 2016-2017. Teknik baik dan prestasi belajar yang kurang diterima, yaitu terdapat hubungan
sarapan pagi pengambilan sampel yaitu baik adalah sebanyak 8 anak (72,7%), antara kebiasaan sarapan pagi
dengan prestasi simple random sampling kebiasaan sarapan pagi yang cukup dan dengan prestasi belajar.
belajar pada dengan jumlah sampel prestasi belajar yang kurang baik
siswa kelas V SD sebanyak 98 siswa. Hasil adalah sebanyak 5 anak (18,5%), dan
Negeri 003 penelitian analisis univariat kebiasaaan sarapan pagi yang baik dan
Batam Kota disajikan dalam tabel distribusi presatsi belajar yang kurang baik
Bulan. frekuensi dan analisis bivariat adalah sebanyak 2 anak (3,3%).
menggunakan chi-square
dengan sistem SPSS.

6 Tujuan Penelitian deskriptif potong Sekoalah selama periode penelitian didapatkan Mengenai pola menu sarapan,
penelitian ini lintang dilakukan di Poliklinik dasar 58 anak usia sekolah dasar yang sebagian besar responden (52,6%)
untuk Umum Departemen Ilmu poliklinik orangtuanya berkunjung ke Poliklinik mengaku memberikan atau
mengetahui Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Umum Departemen Ilmu Kesehatan mengkonsumsi menu sarapan
hubungan pada periode tanggal 18- 29 Mei Anak FKUI-RSCM dan bersedia untuk berupa nasi dengan lauk pauk,
Sarapan yang 2009. Pengambilan sampel mengisi kuesioner. Proporsi anak laki- 22,8% mengkonsumsi roti, 14%
tidak memadai dalam penelitian dilakukan laki dan anak perempuan yang hampir mengkonsumsi bubur, 3,5%
dapat menjadi secara konsekutif melalui seimbang yaitu 31 (53,4%) dan 27 mengkonsumsi mie dan 7,0%
faktor yang pengumpulan data (46,6%) anak. Usia rata-rata 9 tahun, mengkonsumsi menu yang
berpengaruh menggunakan kuesioner. usia paling muda 6 tahun dan paling bervariasi.
pada Populasi target adalah semua tua 13 tahun.
ketidakcukupan anak usia sekolah dasar beserta
gizi. orangtuanya.
7 Peneliti ini Jenis penelitian adalah SD inpres Hasil penelitian ini menunjukan bahwa data Riset Kesehatan Dasar
bertujuan untuk penelitian kuantitatif dengan moutong ada hubungan yang bermakna (Riskesdas) 2018 menunjukkan
mengetahui mengunakan pendekatan Cross tengah pengetahuan dengan status gizi dengan prevalensi status gizi pada anak usia
hubungan Sectional Study dimanan data nilai p-value = 0.043 < 0.05, ada 5-12 tahun berdasarkan indikator
perilaku menyangkut data variabel hubungan bermaknan sikap dengan Indeks Massa Tubuh/Umur (IMT/U)
mengkonsumsi independen dan variabel status gizi dengan nilai p value = 0.030 adalah 9.2%, terdiri dari 2,4%
makanan devenden dikumpulkan dalam < 0.05 dan ada hubungan bermakna sangat kurus dan 6,8% kurus.
jajanan kantin waktu yang bersamaan. tindakan dengan status gizi dengan Sementara untuk masalah gemuk
sekolah dengan Populasi dalam penelitian ini nilai p-value = 0.045 < 0.05 siswa kelas pada anak umur 5-12 tahun masih
status gizi siswa diambil pada kelas V dan VI V dan VI SD Inpres Moutong Tengah. tinggi yaitu 20%, terdiri dari gemuk
SD Inpres sebanyak 75 orang. Sampel 15,3% dan sangat gemuk (obesitas)
Moutong dalam penelitian ini adalah 15,3% (3).
Tengah. sampel jenuh dimana jumlah
sampel merupakan jumlah
keseluruhan dari populasi.
8 Penelitian ini Penelitian ini dilaksanakan di SD Hasil uji chi square didapatkan p-value presentase yang cukup tinggi apabila
bertujuan untuk SD Muhammadiyah Terpadu muhammadiy 0,406 artinya tidak ada hubungan dibandingkan dengan prevalensi
mengetahui Ponorogo kelas 4 dan 5 dengan ah terpadu antara kebiasaan sarapan pagi dengan nasional yaitu sebanyak 45,3%
hubungan sampel 113 siswa. Alat ukur ponorogo status gizi anak usia sekolah di SD dimana 22,2% kategori gemuk dan
antara yang digunakan adalah angket Muhammadiyah Terpadu Ponorogo. 23,1% kategori obesitas. Semakin
kebiasaan untuk menggali variabel Banyak faktor yang mempengaruhi sering anak melewatkan makan pagi
sarapan pagi kebiasaan sarapan, sedangkan status gizi. Responden biasanya tidak maka risiko terjadinya kegemukan
dengan status untuk mengetahui status gizi sarapan pagi, tetapi pada saat jam menjadi lebih tinggi.
gizi anak siswa menggunakan timbangan. istirahat mereka makan dengan
sekolah dasar. Status gizi dihitung IMT/U. Uji membeli kantin dan dalam
analisis bivariat menggunakan kesehariannya mereka suka makan
uji Chi Square taraf signifikansi sayur dan buah sehingga tidak ada
0,05 masalah dengan asupan gizi.
9 Penelitian ini Desain penelitian adalah quasy SDN babakan Subyek berusia antara 10–12 tahun Data Riset Kesehatan Dasar
bertujuan untuk experimental design with one dramaga 04 dengan rata-rata usia 10 tahun dan (Riskesdas) tahun 2010
menganalisis group pre and post-test. Subyek 67,3% di antaranya perempuan. menunjukkan bahwa sebesar 41,2%
pengaruh penelitian sebanyak 52 siswa Sebagian besar subyek (53,8%) anak usia sekolah di Indonesia
pendidikan gizi
kelas 5 SDN Babakan Dramaga memiliki uang saku di atas rata-rata mengonsumsi energi di bawah
terhadap
pengetahuan dan 04, Kabupaten Bogor. (Rp 9.714/ hari). Uang saku terbesar kebutuhan minimal, yaitu <70%
praktik membawa Intervensi pendidikan gizi yang diberikan orang tua atau wali Angka Kecukupan Gizi (AKG).
bekal menu dilakukan sebanyak 2 kali ialah Rp 30.000/hari, sedangkan Rp Kondisi ini dapat berdampak pada
seimbang (BMS) selama 2 minggu. 5.000/hari adalah uang saku yang terjadinya wasting pada anak.
pada anak paling kecil. Subyek membelanjakan Berdasarkan Riskesdas tahun 2013,
sekolah dasar. 71% uang sakunya untuk pengeluaran sebesar 11,2% anak usia 5–12 tahun
pangan, yaitu jajan saat istirahat di Indonesia mengalami wasting.
sekolah.
10 Tujuan Tipe penelitian yang dilakukan SDN 2 Penelitian ini dilakukan di Saparua, diketahui bahwa nilai R adalah 0,652
penelitian ini peneliti adalah penelitian saparua. Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi dan R Square sebesar 0,425. Hal
adalah untuk kuantitatif korelasional, Maluku, Indonesia. Lokasi penelitian ini tersebut berarti variabel asupan
mengetahui bertujuan untuk adalah SD Negeri 2 Saparua, dengan makan dan aktivitas fisik secara
hubungan mendeskripsikan hubungan populasi siswa kelas 3 hingga kelas 6 simultan berperan terhadap status
antara asupan asupan makan dan aktifitas fisik berjumlah 93 anak. Pulau Saparua gizi individu sebesar 42,5%,
makan, aktivitas terhadap status gizi anak usia adalah pulau kecil yang merupakan sedangkan sisanya 57,5%
fisik dan status sekolah di SD Negeri 2 Saparua. suatu kecamatan yang terletak dalam dipengaruhi oleh faktor lain yang
gizi pada anak Adapun variabel-variabel dalam wilayah Kabupaten Maluku Tengah, tidak diungkap dalam penelitian ini.
usia sekolah. penelitian ini adalah: variabel Provinsi Maluku, Indonesia.
independent (bebas) yaitu
asupan makan dan aktifitas fisik
anak usia sekolah di SD Negeri
2 Saparua dan variabel
dependent yaitu status gizi anak
usia sekolah di SD Negeri 2
Saparua. Responden yang
menjadi subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas
3-6 di SD Negeri 2 Saparua
berjumlah 120 siswa.
Berdasarkan populasi yang ada
maka dalam pengambilan
sampel penelitian ini dengan
menggunakan rumus Taro
Yamane atau Slovin (Ridwan,
2005).
11 tujuan dalam penelitian ini dilaksanakan SDN ketabang penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 87,5% dan sebagian besar
penelitian ini dengan metode observasional 1 kota terdapat hubungan antara aktivitas responden dengan status gizi
adalah untuk analitik menggunakan desain surabaya fisik, tingkat asupan energi, tingkat obesitas pun berada pada kategori
menganalisis cross-sectional pada 88 sampel asupan protein, tingkat asupan cukup yaitu sebesar 70,8%. Asupan
hubungan dan dipilih dengan karbohidrat dan tingkat asupan lemak protein sebagian besar responden
antara aktivitas menggunakan simple random dengan status gizi lebih anak sekolah dengan status gizi gemuk berada
fisik dan asupan sampling. Pengumpulan data (p<0,05). pada kategori cukup yaitu sebesar
gizi dengan terdiri dari pengukuran berat 85%.
status gizi pada badan, pengukuran tinggi
anak sekolah badan, recall 2x24 jam untuk
usia 8-12 tahun. mengetahui tingkat konsumsi
dan wawancara dengan
kuesioner Physical Activity
Questionnaire for Children
(PAQ-C).
12 Tujuan Penelitian ini merupakan SMP M 13 Penelitian ini telah dilakukan pada Status gizi gemuk dan obesitas pada
penelitian ini penelitian deskriptif,untuk pekan baru siswa-siswi SMP Negeri 13 Pekanbaru penelitian ini masih ditemukan
Berdasarkan mendapatkan gambaran status dengan jumlah responden 290 orang dalam jumlah yang cukup besar
data penelitian gizi pada siswa-siswi SMP yang terdiri dari 190 orang perempuan yaitu 33%. Kegemukan atau obesitas
dan Negeri 13 Pekanbaru pada dan 100 orang laki-laki. Populasi dalam adalah suatu kondisi berupa
pengembangan tahun 2016.Penelitian ini penelitian ini adalah seluruh siswa- kelebihan lemak tubuh yang
Departemen dilakukan di SMP Negeri 13 siswi kelas VII dan VIII yang masih terakumulasi sedemikian rupa
Kesehatan Pekanbaru pada bulan april terdaftar di SMP Negeri 13. sehingga menimbulkan dampak
tahun 2013, 2016. merugikan bagi kesehatan
penilaian status
gizi remaja awal
berusia 13-15

13 bertujuan untuk Penelitian ini merupakan SD di Prevalensi overweight dan obesitas overweight 50 subjek (11,7%) dan
mensejahteraka penelitian observasional dalam kacamatan sebesar 11,7% dan 8%. Pada penelitian obesitas 34 subjek (8%), 320 subjek
n rakyat dalam bidang gizi masyarakat dengan pedurungan ini ditemukan 13 subjek (40,62%) pada adalah status gizi normal (75,1%),
peningkatan rancangan case control study kota kelompok kasus dan 15 subjek dan 22 anak termasuk dalam status
kesehatan yang dilakukan pada bulan semarang (46,87%) pada kelompok kontrol yang gizi kurang (5,2%).
termasuk gizi. Oktober 2012. tidak biasa sarapan dan tidak terdapat
hubungan antara kebiasaan sarapan
dengan status gizi (p=0.614; OR=0,636;
CI= 0.479-3.470). Hasil penelitian juga
menunjukkan 29 subjek (90,65%)
kelompok kasus dan 17 subjek
(53,15%) kelompok kontrol biasa jajan
dan terdapat hubungan antara
kebiasaan jajan terhadap kejadian
obesitas dan kegemukan (p=0.001; OR=
7.012; CI=2.153-33.788). Terdapat 28
subjek (43,76%) yang tidak biasa
sarapan tetapi biasa jajan, dan tidak
terdapat subjek yang tidak biasa
sarapan tetapi tidak biasa jajan.
Terdapat hubungan yang bermakna
antara kebiasaan sarapan dengan
kebiasaan jajan (p=0,000; OR=1.500;
CI=0.361-0.693)
14 Penelitian ini Penelitian dengan rancangan SDN Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis kelamin responden terbanyak
bertujuan untuk cross sectional. Sampel sarapan berpengaruh terhadap status adalah perempuan yaitu sebesar
mengetahui penelitian adalah 72 orang gizi anak sekolah dengan p value 0,004. 52% (43 responden). Sedangkan
hubungan remaja putri dipilih dengan Kesimpulannya adalah sarapan usia responden paling banyak
kontribusi stratified propotinal random mempengaruhi status gizi anak sekolah adalah usia 9 tahun yaitu sebesar
energi sarapan sampling. sehingga semua orang tua harus 35% (29 responden) dan paling
dan makanan membuat jadwal yang ketat agar anak sedikit usia 12 tahun sebesar 1% (1
jajanan dengan tidak ketinggalan sarapan. responden), dengan usia terendah 8
status gizi tahun dan tertinggi 12 tahun. Dari
remaja putri. hasil penelitian didapatkan bahwa
sebanyak 6% responden
menyatakan tidak pernah sarapan
pagi, 11% responden menyatakan
jarang sarapan pagi, 10% responden
menyatakan kadang-kadang sarapan
pagi dan 73% 60 responden
menyatakan selalu sarapan pagi.

15 Penelitian ini Metode penelitian ini dilakukan SMP kota Berdasarkan analisis bivariat sil Riset Kesehatan Dasar
bertujuan untuk dengan menggunakan desain malang didapatkan bahwa variabel yang (Riskesdas) status gizi remaja usia
mengetahui penelitian cross sectional. berhubungan dengan status gizi remaja 13-15 pada tahun 2013 dan 2018
hubungan pola Sampel penelitian ini adalah putra SMPN Kota Malang adalah pola secara nasional adalah untuk status
konsumsi, siswa SMPN 5, 10, dan 27 kelas konsumsi (p = 0,000) dan aktivitas fisik gizi sangat kurus 3,3% menjadi
aktivitas fisik VII yang berjumlah 102 siswa. (p = 0,000) sedangkan untuk jumlah (p 1,9%, status gizi kurus 7,8% menjadi
dan jumlah Teknik sampling yang = 0,574) uang saku tidak terdapat 6,8%, status gizi normal 78,1%
uang saku digunakan dalam penelitian ini hubungan yang signifikan. Dari hasil
menjadi 75,3%,
dengan status menggunakan teknik stratified tersebut dapat disimpulkan bahwa
status gizi gemuk 8,3% menjadi
gizi remaja. random sampling. terdapat hubungan yang signifikan
11,2% sedangkan status gizi
antara pola konsumsi dan aktivitas fisik
obesitas 2,5% menjadi 4,8%.
dengan status gizi pada remaja putra
SMPN Kota Malang dan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara
jumlah uang saku dengan status gizi
remaja putra SMPN Kota Malang. Saran
dalam penelitian ini untuk siswa lebih
memperhatikan makanan yang
dikonsumsinya, menambah aktivitas
fisik agar status gizi dicaai optimal.

Anda mungkin juga menyukai