Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 11

Shofwatun Noor Azizah 25000118120077


Nadinda Maretta D.P 25000118120092
Anna Uswatun Qoyimah 25000118130184
Gunanto 25000118130185
Faktor
Pendidikan
Terhadap Status
Gizi Masyaraka
Pesisir
Pendahuluan
Status gizi masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling
mempengaruhi secara komplek, ditingkat rumah tangga status gizi dipengaruhi
oleh kemampuan ibu rumah tangga menyediakan pangan yang cukup baik
kuantitas maupun kualitasnya. Asupan gizi ibu dan anak dipengaruhi tingkat
pendidikan perilaku serta keadaan kesehatan anggota rumah tangga.
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi dan kesehatan, khususnya ibu
merupakan salah satu penyebab masalah gizi pada balita.
Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status
gizi balita. Pendidikan ibu dikatakan mempengaruhi status gizi balita, hal ini
disampaikan pada buku laporan Milenium Development Golds (MDGs) yang
diterbitkan oleh departemen kesehatan. Anak dengan ibu berpendidikan rendah
memiliki angka mortalitas dari pada anak dengan ibu berpendidikan tinggi.
Metoda
Metoda yang digunakan oleh kelompok kami dalam melakukan review artikel
atau jurnal adalah telaah pustaka. Metode ini yaitu dengan mencari beberapa
jurnal kemudian mereview berdasarkan telaah pustaka dari artikel tersebut dan
memberikan ulasan dari sumber-sumber lain yang valid dan terpercaya.
Dalam artikel review ini kami menggunakan 10 artikel yang akan kami bahas di
tabel berikut ini.
Hasil
No. Judul artikel dan nama Authors  Method  Hasil dan diskusi  Simpulan
jurnal (vol, no)
1. Analisis Faktor yang Mubarak Rancangan penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada hubungan antara
Berhubungan dengan Status ini faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu dengan
Gizi Anak Balita di Wilayah menggunakan status gizi balita di wilayah pesisir status gizi anak balita di
Pesisir Kecamatan Soropia. penelitian kuantitatif Kecamatan Soropia adalah tingkat wilayah pesisir
Volume 5 Nomor 2 Bulan dengan pengetahuan ibu (p-value = 0,003) dan Kecamatan Soropia. Ada
April 2018. pendekatan cross penyakit menular (p-value = 0,000). hubungan antara
  sectional. Teknik Faktor yang tidak berhubungan dengan penyakit infeksi dengan
pengambilan sampel status gizi adalah budaya kebiasaan status gizi anak balita di
dengan metode makan (p-value = 0,097). wilayah pesisir
stratified random Kecamatan Soropia.
sampling yang Tidak ada hubungan
memenuhi kriteria antara budaya
inklusi dan eksklusi. kebiasaan makan
dengan status gizi anak
balita di wilayah pesisir
Kecamatan Soropia.
No. Judul artikel dan nama  Authors  Method  Hasil dan diskusi  Simpulan
jurnal (vol, no)
2. Hubungan Tingkat Pendidikan Miftakhul Jannah, Siti Desain penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Simpulan dalam penelitian
Ibu Dengan Status Gizi Balita Maesaroh menggunakan analitik pendidikan ibu mayoritas SMP sejumlah 24 ini adalah ada hubungan
Di Posyandu Bangunsari Semin dengan jenis rancangan ibu balita (43,6%), status gizi balita mayoritas tingkat pendidikan ibu
Gunung Kidul Tahun 2014. Vol. cross sectional. Populasi kurang sejumlah 22 balita (40%). Hasil uji dengan status gizi balita.
6, No. 1 (2015) dalam penelitian ini statistik kendall tau = 0,386 dengan signifikan
adalah semua ibu dan 0,001. Maka signifikansi menggunakan rumus
balita di posyandu Z, didapatkan hasil (4,16>1,96) jadi Ho ditolak
bangunsari semin dan Ha diterima
gunung kidul dengan
subyek penelitian
sebesar 55 responden.
Variabel bebas adalah
tingkat pendidikan ibu
dan variabel terikat
status gizi balita.
Pengumpulan data
dengan wawancara,
KMS, kohort balita.
Analisa data univariate
menggunakan distribusi
frekuensi dan bivariate
menggunakan kendall
tau.
No. Judul artikel dan nama        
jurnal (vol, no)
Authors Method Hasil dan diskusi Simpulan
3. Hubungan Pengetahuan Nurmaliza, Sara Penelitian ini - Berdasarkan analisa univariat Kesimpulan dari
Dan Pendidikan Ibu Herlina merupakan diperoleh mayoritas penelitian ini adalah
Terhadap Status Gizi penelitian kuantitatif pengetahuan ibu baik sebanyak ada hubungan antara
Balita. Jurnal Kesmas , analitik dengan 44 orang (62,9%), mayoritas pengetahuan dan
Volume 1, No 1, Januari- pendekatan cross pendidikan ibu tinggi sebanyak pendidikan terhadap
Juni 2018 sectional. Sampel 41 orang (58,6%) dan status gizi balita.
dalam penelitian ini - mayoritas status gizi balita baik
adalah sebagian ibu - sebanyak 44 (62,9%)
yang memiliki balita - Berdasarkan analisa bivariat
sebanyak 70 orang. dengan menggunakan uji chi-
Teknik pengambilan square doperoleh nilai
sampel yang Pvalue<0,05 yaitu 0,006 dan
digunakan adalah 0,034 maka dapat disimpulkan
purposive sampling. ada hubungan pengetahuan
Penelitian ini dan pendidikan terhadap status
dianalisa secara gizi balita.
univariat dan
bivariate.
No Judul artikel dan nama Authors Method Hasil dan diskusi Simpulan
jurnal (vol, no)
4. STUDI KOMPARASI Sasmiyanto, Desain penelitian Sebagian besar pendidikan Kecenderungan status gizi kurus
INDIKATOR SEHAT BAYI, Sasmiyanto, and Luh deskriptif dengan responden adalah pendidikan pada bayi dan balita serta
BALITA DAN IBU HAMIL DI Titi Handayani. pendekatan cross dasar (69,2%) dan bekerja terjadinya obesitas pada ibu
WILAYAH PESISIR sectional. (83,7%). Tingkat hamil di daerah pesissir
PANTAI DAN Pengumpulan data pengetahuan ibu rata-rata dimungkinkan karena pola
PEGUNUNGAN DI dengan kuesioner cukup (49,0%). Status gizi konsumsi yang banyak
KABUPATEN JEMBER dan observasi. bayi dan balita di daerah mengandung garam dan
TAHUN 2015." (Nurseline pesisisr cenderung kurus, tingginya protein pada ibu hamil.
Journal, Vol. 1 No. 2 sedangkan status gizi ibu Tetapi status gizi bayi dan balita
November 2016 p-ISSN hamil di daerah pesisir yang cenderung kurus pada
2540-7937 e-ISSN 2541- cenderung mengalami daerah pesisir dikarenakan
464X) obesitas. kurangnya pengetahuan ibu
Pengetahuan gizi kehamilan dalam merencanakan dan
diperlukan oleh seorang ibu mengatur menu makanan.
hamil dalam merencanakan Belum terdapat intervensi yang
menu makanannya. dilakukan untuk mengatasi
Mengatur makanan terutama masalah tersebut di daerah
untuk menangani keluhan- pesisir.
keluhan kehamilan pada
setiap trimesternya.
5. Hubungan Tingkat Laraeni, Yuli, Penelitian Tingkat pengetahuan  Tidak ada hubungan antara pengetahuan
Pengetahuan, Sikap, dan Reni Sofiyatin, Crossectional tentang konsumsi zat ibu terhadap konsumsi energi pada balita
Perilaku Ibu Terhadap and Yuanita berdasarkan besi pada ibu terhadap gizi kurang dengan indeks BB/U, karena
Konsumsi Zat Gizi (Energi, Rahayu rancangan konsumsi zat gizi (energi faktor yang mempengruhi asupan energi
Protein) pada Balita Gizi penelitian dan protein) merupakan yaitu ekonomi (pendapatan.
Kurang di Desa Labuhan yakni salah satu faktor yang  Tidak ada hubungan antara pengetahuan
Lombok." Media Bina Observasion dapat mempengaruhi ibu terhadap konsumsi protein pada balita
Ilmih15 9.1 (2015): 1-7. al Analitik perilaku dalam upaya gizi kurang karena anak balita gizi kurang
pencegahan gizi buruk rata-rata konsumsi sumber protein
pada masa pertumbuhan tergolong diatas kebutuhan karena
dan perkembangan anak ketersediaan pangan di daerah pesisir yang
balita. tingkat kaya akan sumber laut.
pengetahuan
responden yang paling
banyak adalah
pengetahuan
cukup sebanyak 46 orang
(78%).
6. Faktor yang Tsaralatifah, Metode observasional Sebagian Ibu yang berpendidikan rendah memiliki
Berhubungan dengan Rochana analitik dengan desain besar ibu baduta berpendidikan kecendurungan
Kejadian Stunting pada studi cross sectional rendah yaitu sejumlah balita denganstuntinglebih banyak terjadi.
Baduta di Kelurahan dan penarikan 16 responden dari 19 responden. Tingkat
Ampel Kota Surabaya. sampelnya tingkat pengetahuan gizi ibu pendidikan ibu kemungkinan dapat menjadi
Amerta Nutrition, 2020, menggunakan teknik baduta faktor
4.2: 171-177. simple random di dapatkan bahwa mayoritas ibu penyebab terjadinya stunting pada anak. Ibu
sampling. memiliki tingkat dengan
pengetahuan yang kurang tentang pendidikan tinggi akan lebih banyak
gizi. Setelah pengetahuannya dibandingkan dengan ibu
dilakukan uji fisher exact, hasil yang berpendidikan rendah. Akan tetapi hal
menunjukkan bahwa tersebut
terdapat hubungan yang signifikan tidak akan sejalan apabila pola asuh ibu
antara pengetahuan terhadap
gizi ibu dengan kejadian stunting anaknya masih kurang baik. para ibu yang
pada baduta (p = mempunyai pendidikan tinggi bekerja diluar
0,046) dengan OR sebesar 0,091. rumah tidak
Artinya baduta yang dapat secara bersamaan memastikan status
memiliki ibu dengan pengetahuan gizi
gizi rendah beresiko anaknya. Hal tersebut dapat memungkinkan
0,091 kali mengalami stunting.. terjadinya
stunting pada anak.
N Judul Artikel Authors Method Hasil & Diskusi Simpulan
- Pengetahuan
7 Ira Rahmawati, Terdapat perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku
Pengaruh Penelitian ini 1. Terjadinya bias ingatan pada kelompok
Toto Sudargo,
kontrol. ibu balita antara sebelum dan sesudah intervensi.
Penyuluhan Ira Paramastri merupakan
2. Nilai selisih rerata dari pretest ke
Selain itu, peningkatan pengetahuan, sikap, dan
dengan Media eksperimen semu postest 3 pada kelompok modul
mengalami peningkatan yang sangat perilaku ibu balita dengan media audio visual lebih
Audio Visual (quasi experimental)
tinggi. Hal ini disebabkan karena
tinggi daripada media modul dan kontrol.
terhadap rancangan pretest- penyuluhan dengan metode modul
berisi materi dengan simbol-simbol
Peningkatan postest, dengan
dalam bentuk tulisan pada lembaran-
Pengetahuan, control group lembaran kertas.
3. Pada metode media audio visual terjadi
Sikap, dan design.
peningkatan pengetahuan yang sangat
Perilaku Ibu signifikan. Hal ini disebabkan karena
penyuluh memberikan proses belajar
Balita Gizi
mengajar kepada responden dengan
Kurang dan memanfaatkan semua alat inderanya.
- Sikap
Buruk di
4. Pada kelompok media audio visual dan
Kabupaten modul tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Perubahan sikap yang
Kotawaringin
dihasilkan lambat, tapi dapat dikatakan
Barat Provinsi bahwa perubahan sikap yang terjadi
positif.
Kalimantan
- Perilaku
Tengah (Jurnal 5. Nilai perilaku pada kelompok kontrol
tidak signifikan, sedangkan kelompok
Gizi Klinik
modul signifikan.
Indonesia, Vol. 4, 6. Kelompok media audio visual dari
pretest ke postest 3 mengalami
No. 2, November
peningkatan yang signifikan. Hal ini
2007: 69-77) dikarenakan responden melihat
penampilan gambar dan langsung
mempraktikkannya.
No. Judul Artikel & Authors Method Hasil & Diskusi Simpulan
nama Jurnal

8 Studi tentang - Pengetahuan gizi ibu Pengetahuan gizi ibu


Ali Khomsan, Penelitian ini
Pengetahuan 1. Nilai rata-rata pengetahuan gizi rumah tangga di
Gizi Ibu dan Faisal Anwar, menggunakan ibu di Indramayu (pantai) lebih Indramayu lebih baik
Kebiasaan tinggi dibandingkan dengan ibu daripada di Bogor.
Dadang desai cross
Makan pada di Bogor (dataran tinggi). Namun, masih tergolong
Rumah Tangga Sukandar, Hadi sectional survey. - Frekuensi makan rumah tangga sedang sehingga
di Daerah 2. Frekuensi makan rumah tangga diperlukan berbagai
Riyadi, Eddy S
Dataran Tinggi di Bogor sebagian besar 1-2 kali upaya untuk
dan Pantai Mudjajanto perhari. Sedangkan Indramayu meningkatkannya. Selain
(Jurnal Gizi dan lebih dari 3 kali per hari. itu, terdapat perbedaan
Pangan, Juli - Konsumsi pangan hewani di terhadap jenis konsumsi
2006 1(1): 23- Indramayu relatif lebih tinggi daripada pangan serta masih
28). di Bogor. Konsumsi sayur di Bogor terdapat prioritas
relatif lebih tinggi. Konsumsi buah- makanan pada suami dan
buahan relatif lebih tinggi di tabu makanan.
Indramayu.
- Prioritas makanan lebih ditujukan
pada suami di kedua daerah.
- Tabu makanan masih ditemukan di
kedua daerah tersebut.
No Judul (vol,no) Authors Method Hasil dan Diskusi Kesimpulan
9 Hubungan Tingkat Pipit Amelia Desain penelitian - Balita dengan gizi kurus sebanyak 9,5% dan yang Tidak terdapat hubungan yang
Pengetahuan Ibu Burhani, Fadil cross sectional memiliki gizi normal sebanyak 90,5% bermakna antara tingkat pengetahuan
dan Tingkat Ekonomi Oenzil, Gusti dengan jumlah subjek - Tingkat ekonomi keluarga adalah keluarga miskiin ibu dan tingkat ekonomi keluarga
Keluarga Nelayan Revilla 21 orang ibu balita. sebanyak 95,2% sedangkan keluarga tidak miskin dengan status gizi balita Kelurahan
dengan Status Gizi Data dianalisis adalah sebanyak 4,8%. Air Tawar Barat Kota Padang
Balita di Kelurahan secara univariate - Presentase balita dengan status gizi kurus terdapat
Air Tawar Barat Kota dengan table hanya pada ibu yang memiliki pengetahuan rendah
Padang frekuensi dan analisa dan presentase balita gizi normal banyak terdapat
(Vol 5, No 3) bivariate dengan pada ibu dengan pengetahuan tinggi.
table silang. - Balita dengan status gizi kurus hanya trdapat pada
keluarga miskin.

No Judul (vol,no) Authors Method Hasil dan Diskusi Kesimpulan

10 Tingkat Pendapatan Vonny Persulessy, Merupakan penelitian - Pengetahuan ibu tentang gizi merupakan salah satu - Pengetahuan ibu tentang gizi
dan Pola Makan Abdillah Mursyid, observasional dominan yang mempengarhui perilakuk seseorang. dengan status balita tidak
Berhubungan Agus Wijanaka dengan rancangan Pengetahuan ibu tentang gizi yang merupakan menunjukkan hubungan yang
dengan Status Gizi cross sectional. variable luar pada penelitian ini tidak menunjukkan bermakna
Balita di daerah hubungan yang bermakna meskipun jumlah ibu yang  
Nelayan Distrik memiliki pengetahuan baik lebih banyak (41,5%)
Jayapura Utara Kota daripada ibu yang memiliki pengetahuan kurang.
Jayapura
Pembahasan
Hubungan konsumsi zat gizi dengan
Gambaran tingkat pendidikan atau tingkat pengetahuan ibu di daerah
pengetahuan ibu terhadap masalah gizi di pesisir
daerah pesisir
Berdasarkan artikel review yang kami lakukan, tingkat Tingkat pendidikan atau pengetahuan ibu tidak
pendidikan orang tua sangat berpengaruh pada masalah gizi yang memiliki hubungan yang signifikan dengan konsumsi
ada di masyarakat pesisir terutama balita. Dengan tingkat zat gizi. Faktor lain yang menyebabkan konsumsi zat
pendidikan yang tinggi ibu akan lebih tau bagaimana cara gizi anak balita yang berbeda dimana konsumsi energi
melakukan pola asuh yang baik pada anaknya dan tahu asupan apa
tergolong defisit berat sedangkan konsumsi protein
yang dibutuhkan oleh anaknya. Ibu yang memiliki status
tergolong diatas kebutuhan yakni faktor penyakit
pendidikan rendah cenderung kurang memperhatikan asupan dan
pola asuh yang diberikan kepada anaknya sehingga masalah gizi infeksi, dimana sangat mempengaruhi konsumsi zat
pada anak tersebut akan mudah mengahmpirinya. gizi pada anak balita, selain itu perilaku daripada anak
Dari masalah tersebut tentu saja harus ada intervensi yang balita yang setelah bermain tanah tidak mencuci
dilakukan, karena pendidikan formal sudah tidak bisa diulang tangannya langsung makan makanan yang diberikan
untuk orang tuanya, sehingga para orang tua terutama ibu harus kepadanya
diberikan edukasi dan sosialisai mengenai asupan gizi yang baik
untuk anaknya dan bagaimana memberikan pola asuh yang baik,
sehingga masalah gizi karena tingkat pendidikan yang rendah bisa
teratasi.
Hubungan kejadian stunting dengan Hubungan Pengetahuan Gizi Ibu
tingkat pengetahuan ibu di daerah pesisir terhadap Status Gizi
Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor Tingkat pengetahuan gizi ibu merupakan suatu
penyebab kejadian stunting pada balita. Pengetahuan adalah hal yang sangat penting dalam pemenuAhan gizi
hasil tahu terhadap suatu objek yang telah dilakukan keluarga. Tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik akan
pengindraan oleh seseorang. Pada manusia, mata dan telinga mempermudah dalam pelaksanaan tanggung jawab
adalah alat indra yang paling banyak menangkap atau pemilihan jenis pangan yang mengandung gizi yang
memperoleh informasi. Pengetahuan secara kognitif baik untuk seluruh keluarga. Sebaliknya, jika tingkat
merupakan domain yang penting dalam membentuk tindakan pengetahuan gizi ibu rendah, maka akan mempengaruhi
seorang (Notoatmodjo,2012 dalam Olsa et al., 2018).17. pola perilaku makan bagi keluarga. Pengetahuan ibu
Seorang ibu dengan pengetahuan yang baik tentang gizi dapat tentang kebutuhan gizi yang baik akan diiringi dengan
menurunkan kejadian stunting pada anak. Ia mampu perilaku pemberian makanan yang bergizi. Pengetahuan
memberikan nutrisi baik yang diperlukan sang anak untuk bisa didapatkan dari berbagai sumber informasi yang
tumbuh kembangnya. Informasi atau pengetahuan tentang ada seperti TV, surat kabar, dan lain-lain. Dengan
gizi dapat diperoleh dari mana saja. Dapat berasal dari tenaga demikian, tingkat pengetahuan gizi ibu berhubungan
kesehatan secara langsung saat melakukan penyuluhan, dari dengan status gizi.
internet maupun dari buku.
Pengaruh Pemberian Intervensi Penyuluhan terhadap
Peningkatan Pengetahuan Gizi
Masalah gizi merupakan masalah yang cukup serius.
Biasanya anak-anak menjadi kelompok yang rawan akan
masalah gizi. Masalah gizi dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak-anak. Oleh karena itu, perlunya upaya
penanganan untuk masalah gizi. Salah satu upaya penanganan
masalah gizi adalah dengan dilakukannya penyuluhan gizi
kepada masyarakat. Penyuluhan gizi merupakan prinsip
pemasaran yang bersifat edukatif serta bertujuan untuk
memperbaiki kesadaran gizi. Selain itu, penyuluhan gizi dapat
menjadi dasar terjadinya perubahan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang pada akhirnya dapat dihasilkan perilaku
peningkatan gizi yang baik. Banyak metode yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan. Hanya perlu
penyesuaian terhadap sasaran penyuluhan. Salah satu contohnya
adalah penyuluhan yang dilakukan pada kelompok ibu-ibu
dengan menggunakan metode audio visual.
Intervensi Pendidikan di Daerah Pesisir

Dari segi tingkat pendidikan masyarakat pesisir sebagian besar masih rendah. Serta kondisi
lingkungan pemukiman masyarakat pesisir, khususnya nelayan masih belum tertata dengan baik dan
terkesan kumuh. Masyarakat di kawasan pesisir Indonesia sebagian besar berprofesi sebagai nelayan
yang diperoleh secara turun-temurun dari nenek moyang mereka. Karakteristik masyarakat nelayan
terbentuk mengikuti sifat dinamis sumberdaya yang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil
tangkapan yang maksimal, nelayan harus berpindah-pindah. Kondisi masyarakat nelayan atau
masyarakat pesisir merupakan kelompok masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial
(khususnya dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan), dan kultural dibandingkan dengan
kelompok masyarakat lain. Karakteristik yang dimiliki masyarakat di daerah pesisir adalah keras,
keras dan emosional tinggi, tertutup dan sulit menerima perubahan, namun di sisi lain mereka adalah
seorang pekerja keras.
Intervensi yang dapat dilakukan yaitu dengan penyuluhan menggunakan media audio visual
agar bisa lebih mengerti maksud dari informasi yang disampaikan, selanjutnya dilakukan simulasi
setelah mendapatkan pengetahuan atau informasi dari informan. Penyuluhan diselenggarakan di
tempat yang nyaman sesuai kondisi yang ada, karena di daerah pesisir cenderung panas.
Intervensi Pendidikan di Dataran Rendah Intervensi Pendidikan di Daerah Pegunungan
Tingkat pendidikan masyarakat di daerah pegunungan
Pendidikan di daerah dataran rendah relatif maju
masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
dibandingkan dengan daerah di dataran lainnya. Hal tersebut
diakibatkan adanya keterbatasan biaya, sarana dan prasrana. Hal ini
dikarenakan di dataran rendah sarana dan prasarana yang menunjang
terlihat dari minimnya sarana pendidikan, jumlah sekolah dan guru
pendidikan sudah memadai, serta di daerah dataran rendah mudah
yang terbatas. Biaya yang tinggi dan kemampuan ekonomi
melakukan mobilisasi pelajar. Di daerah dataran rendah khususnya di
masyarakat yang rendah merupakan penyebab utama masyarakat
daerah pedesaan adat istiadat merupakan suatu tradisi yang masih
tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah atau
dilakukan oleh masyarakat secara turun-temurun. Hubungan antar
perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang rendah menjadikan
warga di masyarakat pedesaan sangat akrab. Namun, berbeda dengan
masyarakat tidak punya pilihan pekerjaan lain kecuali bekerja sebagai
masyarakat kota hubungan antar warganya sangat renggang bahkan
petani. Bila tingkat pendidikan masyarakat rendah maka tingkat
kadang dengan tetangga tidak saling mengenal.
kesejahteraan masyarakat juga rendah karena tingkat pendidikan
Intervensi yang dapat dilakukan yaitu dengan
berhubungan dengan pendapatan masyarakat. Karakteristik
penyuluhan menggunakan media sosial dan tatap muka secara
masyarakat di daerah pegunungan hidup saling bergotong royong,
langsung. Penggunaan media sosial dimanfaatkan untuk lebih
bersahaja, sederhana, santun, guyub, tidak terlalu konsumtif, jarang
menyebarkan informasi mengenai gizi. Penyuluhan secara tatap
terjadi pergesekan antar warga akibat persaingan, dan cenderung
muka juga dilakukan agar masyarakat dapat lebih mengerti mengenai
memiliki suara yang lebih besar atau kuat.
gizi dan setelahnya dapat diadakan simulasi terkait gizi.
Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan penyuluhan yang disesuaikan topiknya dengan masalah
gizi dan sumber daya yang ada di pegunungan. Seperti peningkatan
pengetahuan terkait gizi di daerah pesisir dan pemanfaatan sumber
daya hasil pertanian dan perkebunan untuk pemenuhan gizi seimbang,
sehingga topik dapat lebih relevan dengan penduduk pegunungan.
Kesimpulan
Permasalahan gizi merupakan suatu permasalahan yang cukup serius. Banyak faktor
yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
tingkat pengetahuan gizi ibu. Tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik akan memberikan
status gizi yang baik pula terhadap anaknya. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik, ibu
tersebut dapat memberikan nutrisi yang nutrisi baik yang diperlukan sang anak untuk
tumbuh kembangnya. Informasi atau pengetahuan tentang gizi dapat diperoleh dari mana
saja. Salah satunya dapat berasal dari penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi merupakan prinsip
pemasaran yang bersifat edukatif serta bertujuan untuk memperbaiki kesadaran
gizi.Permasalahan gizi merupakan suatu permasalahan yang cukup serius. Banyak faktor
yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
tingkat pengetahuan gizi ibu. Tingkat pengetahuan gizi ibu yang baik akan memberikan
status gizi yang baik pula terhadap anaknya. Dengan tingkat pengetahuan gizi yang baik, ibu
tersebut dapat memberikan nutrisi yang nutrisi baik yang diperlukan sang anak untuk
tumbuh kembangnya. Informasi atau pengetahuan tentang gizi dapat diperoleh dari mana
saja. Salah satunya dapat berasal dari penyuluhan gizi. Penyuluhan gizi merupakan prinsip
pemasaran yang bersifat edukatif serta bertujuan untuk memperbaiki kesadaran gizi.
Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah dengan penguatan kegiatan penyuluhan gizi
kepada kelompok ibu-ibu. Penyuluhan dilakukan dengan berbagai metode yang
disesuaikan dengan jenis sasaran target penyuluhan.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai