Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN MALARIA

:
No. Dokumen SPO/MJ/VIII/LAB/26/20
16
SPO No. Revisi :1

Tanggal Terbit : 1 Juni 2016


Halaman : 1 dari 2
Drg. Ambarwati
PEMERINTAH KOTA
Triwinahyu
YOGYAKARTA
NIP196612212006042001

Pengertian Pemeriksaan Malaria adalah pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan darah yang
bertujuan untuk mengetahui penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang
merupakan golongan plasmodium yang penularannya melalui gigitan nyamuk anopheles.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Malaria di Puskesmas
Kebijakan SK Kepala Puskesmas no 030 tahun 2016 tentang Pelayanan dan Jenis Pemeriksaan
Laboratorium.
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Darah kapiler
b. Alkohol swab
c. Blood Lancet
d. Tissu/ kapas kering
e. Kaca Obyek
f. Mikroskop
g. Methanol
h. Cat Giemsa
i. Rak pewarnaan
j. Pipet tetes
k. Oli immersi
l. Tally counter
Langkah Kerja :
I. Pengambilan Sampel dengan pengambilan darah kapiler
1. Petugas laboratorium memegang tangan klien dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas
2. Petugas laboratorium memilih jari tengah atau jari manis pada klien dewasa, ujung
ibu jari kaki pada bayi usia 6-12 bulan, atau tumit pada bayi <6 bulan
3. Petugas membersihkan jari dengan kapas alcohol
4. Petugas laboratorium menekan jari setelah kering, agar darah banyak terkumpul di
ujung jari
5. Petugas laboratorium menusuk ujung jari di bagian pinggir menggunakan lancet
dengan cepat
6. Petugas laboratorium membersihkan tetesan darah pertama yang keluar dengan
tisu atau kapas kering untuk menghilangkan bekuan darah dan sisa alcohol
PEMERIKSAAN MALARIA
:
No. Dokumen SPO/MJ/VIII/LAB/26/20
16
SPO No. Revisi :1

Tanggal Terbit : 1 Juni 2016


Halaman : 2 dari 2
Drg. Ambarwati
PEMERINTAH KOTA
Triwinahyu
YOGYAKARTA
NIP196612212006042001

7. Petugas laboratorium menekan kembali ujung jari sampai darah keluar

II. Pembuatan Sediaan


1. Sediaan Darah Tebal
a. Petugas laboratorium meneteskan 2 – 3 tetes ( ± 6 µl) darah pada kaca objek
bersih
b. Petugas laboratorium mencampurkan ketiga tetes tadi menggunakan ujung kaca
objek lain dengan gerakan memutar gerakan searah jarum jam hingga terbentuk
lingkaran dengan diameter ± 1cm.
c. Petugas membiarkan sediaan kering
2. Sediaan Darah Tipis
a. Petugas laboratorium meneteskan 1 tetes kecil darah ( ± 2 µl) di bagian tengah
kaca obyek
b. Petugas laboratorium meletakkan kaca obyek tersebut diatas meja atau
permukaan rata dengan darah disebelah kanan
c. Petugas laboratorium dengan tangan kanan meletakkan kaca penggeser
disebelah kiri tetesan darah.
d. Petugas laboratorium menggerakkan kaca penggeser ke kanan sehingga
menyentuh tetesan tersebut sampai darah tersebut menyebar rata sepanjang kaca
penggeser
e. Petugas laboratorium segera menggeserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut
450 sehingga didapatkan sediaan hapus seperti bentuk lidah
f. Petugas laboratorium membiarkan sediaan kering
III. Pewarnaan Sediaaan
1. Petugas laboratorium memfiksasi sediaan darah tipis yang sudah kering dengan
methanol, sediaan darah tebal tidak perlu fiksasi
2. Petugas laboratorium meletakkan sediaan darah tipis dan tebal pada rak pewarna
dengan posisi sediaan darah berada si atas
3. Petugas laboratorium menyiapkan larutan Giemsa 3 % dengan perbadingan 3
(giemsa stok ) + 97 (aquadest atau lartutan buffer phosphate ph 7, 2)
4. Petugas laboratorium menuangkan larutan giemsa 3 % dari tepi hingga menutupi
seluruh permukaan kaca obyek sehingga menggenangi sediaan selama 45-60
menit
5. Petugas laboraorium menuangkan air bersih secara perlahan dari tepi kaca obyek
PEMERIKSAAN MALARIA
:
No. Dokumen SPO/MJ/VIII/LAB/26/20
16
SPO No. Revisi :1

Tanggal Terbit : 1 Juni 2016


Halaman : 3 dari 2
Drg. Ambarwati
PEMERINTAH KOTA
Triwinahyu
YOGYAKARTA
NIP196612212006042001

sampai larutan giemsa terbuang dan menjadi jernih


6. Petugas laboratorium mengangkat sediaan dan menunggu hingga sediaan kering
dan siap diperiksa
IV. Pembacaan Sediaan
1. Pemeriksaan Sediaan Darah Tipis
a. Petugas laboratorium meletakkan sediaan pada meja sediaan mikroskop
b. Petugas laboratorium melihat sediaan dengan lensa obyektif perbesaran 10 x untuk
menentukan lapang pandang
c. Petugas laboratorium menambahkan minyak imersi pada sediaan dan mengganti
lensa obyektif dengan perbesaran 100x
d. Petugas laboratorium memutar mikrometer supaya lapang pandang fokus dan
eritrosit terlihat jelas
e. Petugas laboratorium memeriksa sediaan dengan menggerakkan meja sediaan
dengan arah ke kiri dan ke kanan sampai 200 lapang pandang untuk menentukan
hasil negative
f. Petugas laboratorium mencatat jenis parasit yang ditemukan beserta stadiumnya
2. Pemeriksaan S ediaan Darah Tebal
a. Petugas laboratorium meletakkan sediaan pada meja sediaan mikroskop
b. Petugas laboratorium melihat sediaan dengan lensa obyektif perbesaran 10 x untuk
menentukan lapang pandang
c. Petugas laboratorium menambahkan minyak imersi pada sediaan dan mengganti
lensa obyektif dengan perbesaran 100x
d. Petugas laboratorium memutar mikrometer supaya lapang pandang fokus dan
eritrosit terlihat jelas
e. Petugas laboratorium memeriksa sediaan dengan menggerakkan meja sediaan
dengan arah ke kiri dan ke kanan sampai ditemukan parasit kemudian dilanjutkan
dengan 100 lapang pandang sebelum diagnosa ditegakkan., pemeriksaan
dinyatakan negatif bila tidak ditemukan parasit pada 200 lapang pandang
3. Menghitung Jumlah Parasit
a. Petugas laboratorium menyiapkan 2 buah tally counter untuk menghitung parasit
dan leukosit
b. Petugas laboratorium menghitung jumlah parasit/µl darah berdasarkan jumlah
leukosit pada sediaan darah tebal
c. Petugas laboratorium menghitung jumlah parasit pada 200 leukosit, jika
PEMERIKSAAN MALARIA
:
No. Dokumen SPO/MJ/VIII/LAB/26/20
16
SPO No. Revisi :1

Tanggal Terbit : 1 Juni 2016


Halaman : 4 dari 2
Drg. Ambarwati
PEMERINTAH KOTA
Triwinahyu
YOGYAKARTA
NIP196612212006042001

menemukan 100 parasit atau lebih petugas laboratorium mencatat hasilnya per 200
leukosit, sehingga jumlah parasit dalam 1µl darah = jumlah parasit x 40
d. Petugas laboratorium menghitung jumlah parasit pada 500 leukosit jika hanya
menemukan 99 parasit atau kurang dari 100 parasit pada 200 leukosit. Petugas
laboratorium mencatat hasilnya per 500 leukosit, sehingga jumlah parasit dalam 1
µl darah = jumlah parasit x 16
e. Petugas menghitung jumlah parasit pada sediaan darah tipis jika kepadatan parasit
pada sediaan darah tebal sangat tinggi dan sulit untuk melakukan penghitungan.
Petugas laboratorium meng hitung jumlah parasit pada 1000 eritrosit. Sehingga
jumlah parasit dalam 1 µl = jumlah parasit x 5000

Unit Terkait a. Unit Laboratorium

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi perubahan
Diberlakukan
Kebijakan : SK Kepala Puskesmas no. 003 A tentang Pelayanan dan Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
`1 Perubahan 1 Juni 2016
Kebijakan : SK Kepala Puskesmas no. 030 Tahun 2016 tentang Pelayanan dan
Jenis Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN MALARIA
:
No. Dokumen SPO/MJ/VIII/LAB/26/20
16
SPO No. Revisi :1

Tanggal Terbit : 1 Juni 2016


Halaman : 5 dari 2
Drg. Ambarwati
PEMERINTAH KOTA
Triwinahyu
YOGYAKARTA
NIP196612212006042001

Keterangan :
Huruf menggunakan Times New Roman 11, spasi 1,5
Bagian-bagian yang di bold atau diketik dengan caps lock mengikuti template seperti di atas
Margin atas bawah samping 2, paper 21,5 x 33

Anda mungkin juga menyukai