Anda di halaman 1dari 4

TEOREMA PYTHAGORAS

Teorema Pythagoras banyak dimanfaatkan


dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
diantaranya dalam bidang pertukangan.
Seorang tukang yang akan membangun suatu
rumah biasanya mengukur lahan yang akan
dibangun. Tukang tersebut memastikan bahwa
sudut-sudut pondasi bangunan yang akan
dibangun benar benar siku-siku dengan cara
menggunakan segitiga dengan kombinasi
ukuran sisi 60 cm, 80 cm, dan 100 cm.
Barangkali Pak Tukang sendiri tidak
menyadari mengapa bilangan itu yang tepat
untuk membentuk sudut siku-siku. Untuk
mengetahui kebenaran cara yang digunakan
oleh pak tukang tersebut akan kita pelajari
pada bab ini.
Ukuran-ukuran yang digunakan oleh pak
tukang tersebut akan kita buktikan memenuhi
teorema Pythagoras. Dalam Kegiatan akan Sumber : Kemdikbud
kita pelajari lebih banyak tentang apa itu Seorang Tukang sedang
teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras erat mengukur kesikuan lahan
kaitannya dengan segitiga siku-siku. Teorema
bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan
masalah di sekitar.
Sebelum mempelajari materi Bab ini kalian harus menguasai materi mengenai segitiga, segi
empat, sudut, dan bilangan kuadrat. Namun sebelumnya mari kita ingat kembali mengenai luas
persegi dan luas segitiga siku-siku.

A. Teorema Pythagoras D C
1. Luas Persegi dan Luas segitiga siku-siku
Perhatikan gambar 6.1
Pada gambar tersebut tampak sebuah persegi ABCD yang panjang sisinya s s
satuan panjang
Luas Persegi ABCD = sisi × sisi A s B
L =s × s Gambar 6.1
L = s2 satuan luas

Selanjutnya perhatikan gambar 6.2


Pada gambar tersebut tampak sebuah persegi panjang PQRS yang S R
Panjangnya p dan lebarnya l satuan. Diagonal QS membagi persegi
panjang
l

p p Q
Gambar 6.2
PQRS menjadi dua buah segitig siku-siku, yaitu ∆ PQS dan ∆ QRS. .
Adapun luas ∆ PQS sama dengan luas ∆ QRS, sehingga di peroleh
Luas ∆ PQS = Luas ∆ QRS
1
= × luas persegi panjang PQRS
2
Karena persegi panjang PQRS berukuran panjang p dan lebar l,
Luas ∆ PQS = Luas ∆ QRS
1
= × p × l atau
2
1
Luas segitiga siku-siku = × alas × tinggi
2

Luas persegi dan luas segitiga siku-siku sangat bermanfaat


dalam menemukan teorema Pythagoras .

2. Menemukan Teorema Pythagoras


Untuk menemukan teorema pythagoras lakukan kegiatan berikut.Ambillah dua potong kertas
berbentuk persegi panjang berukuran (b + c) cm seperti tampak pada Gambar 6.3 (i) dan 6.3 (ii).
Kita akan menemukan hubungan antara besarnya a, b, c .

Gambar 6.3 (i) menunjukkan ABCD berukuran (b+c) cm. D c b C


Pada keempat sudutnya buatlah empat segitiga siku-sikun c
dengan panjang sisi siku-sikunya b cm dan c cm . b a
Dari gambar 6.3 (i) tampak luas persegi ABCD sama dengan a
a2
luas persegi ( Luas daerah yang tidak diarsir ) ditambah luas a
empat segitig siku-siku ( luas daerah yang diarsir), sehingga di a b
c
peroleh
Luas daerah yang diarsir = Luas empat segitiga siku-siku A b c B
1
= 4× ×b×c Gambar 6.3(i)
2
= 2 bc
Dan luas daerah yang tidak diarsir = Luas persegi PQRS
= a × a = a2
H c N b G
Lalu buatlah persegi EFGH berukuran (b+c) cm seperti
tampak pada gambar 6.3 (ii). Pada dua buah sudutnya buatlah b
empat segitiga siku-siku sedemikian sehingga membentuk dua b2
persegi panjang berukuran K L M
(b × c) cm.
Dari gambar 6.3 (ii) tampak bahwa lus persegi EFGH sama c c2 c
dengan luas persegi ( luas daerah yang tidak diarsir) ditambah E b O c F
luas empat segitiga siku-siku ( luas daerah yang diarsir ),
sehingga diperoleh Gambar 6.3(ii)
Luas daerah yang diarsir = Luas dua persegi panjang
=2×b×c
=2 bc
Luas daerah tidak diarsir = Luas persegi KMGN + Luas persegi
OFML
= (b × b) + (c × c)
= b2 +¿ c2
Dari gambar 6.3 (i) dan 6.3 (ii) tampak bahwa ukuran persegi
ABCD = ukuran persegi EFGH sehingga diperoleh b2
Luas persegi ABCD = Luas persegi EFGH
b
c c2
2 bc +¿ a2
= 2bc +¿ b +¿ c 2 2
a
a2 = b2 +¿ c2
Kesimpulan di atas jika digambarkan akan tampak seperti
a2
gambar 6.3(iii).

Luas daerah persegi yang panjang sisinya adalah sisi miring


Gambar 6.3 (iii)
suatu segitiga siku-siku sama dengan jumlah luas daerah
persegi yang panjang sisinya adalah sisi siku-siku segitiga
tersebut

Kesimpulan tersebut dikenal dengan teorema Pythagoras dan dapat dirumuskan sebgai berikut.
“ untuk setiap segitiga siku-siku, berlaku kuadrat sisi miring ( sisi terpanjang) sama dengan
jumlah kuadrat panjang sisi siku-sikunya”.
Jika ABC adalah segitiga siku-siku dengan a panjang sisi
miring, sedangkan b dan c merupkan sisi siku-sikunya maka C
berlaku
a2 = b2 +¿ c2 a
b
Pernyataan di atas bisa di tulis dalam bentuk pengurangan menjadi
b2 = a2 −¿ c2
atau A c B
c2
= a2 −¿ b2
Bisa pula dinyakan dengan
BC2 = AC2 +¿ AB2
Gambar 6.4
AC 2
= BC2 −¿ AB2
AB2 = BC2 −¿ AC2

Contoh:
Nyatakanlah hubungan yang berlaku mengenai sisi-sisi segitiga pada gambar di bawah ini
Q
a. p b.

r
R l

q
Gambar 6.5 k
P m
Penyelesaian :
a. q2 = p2 +¿ r2 atau PR2 = QR2 +¿ PQ2
p 2
= q2 −¿ r2 QR2 = PR2 −¿ PQ2
r2 = q2 −¿ p2 PQ2 = PR2 −¿ QR2

b. l2 = m2 +¿ k2
m 2
= ....2 −¿ ....2
k2 = ....2 −¿ ....2
(lengkapi titik-titiknya )

3. Menggunakan teorema Pythagoras untuk menghitung Panjang Salah satu sisi segitiga Siku-
siku jika kedua Sisi lainnya diketahui
Contoh :
Diketahui segitiga ABC siku-siku di B dengan AB = 6 cm dan BC = 8 cm . Hitunglah panjang
AC
Penyelesaian :
Dengan menggunakan teorema Pythagoras berlaku A
AC2 = AB2 +¿ BC2
= 62 +¿ 82 6 cm
= 36 +¿ 64
= 100 B C
AC = √ 100 = 10 8 cm
Jadi Panjang AC = 10 cm Gambar 6.6

Latihan
Pada gambar segitiga berikut hitunglah nilai x

Anda mungkin juga menyukai