Anda di halaman 1dari 33

I.

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan bagian dari


pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dengan jalan meningkatkan produksi pertanian, perkianan dan kehutanan secara
terus-menerus guna memenuhi kebutuhan konsumsi yang cenderung meningkat
dan memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri yang berkembang
serta meningkatkan devisa negara dengan ekspor hasil-hasil pertanian kehutanan
keluar negri. Programa penyuluhan pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan
dan kehutanan merupakan rencana yang disusun secara strategis memuat
penjabaran aspirasi kebutuhan petani di Gampong Ulee Nyeu Kecamatan Banda
Baro Kabupaten Aceh utara.
Gampong Ulee Nyeu merupakan salah satu desa yang terletak di
Kecamatan Banda Baro dimana sebagian besar masyarakatnya bermata
pencaharian petani. Komoditi utama yang dikembangkan di Gampong tersebut
sebagian besar Padi Sawah dan Bawang Merah. Komoditi ini sudah lama
diusahakan di gampong tersebut.
Dilihat dari kondisi wilayah gampong Ulee Nyeu dalam pemenuhan
pangan dari hasil produksi padi sawah sudah memenuhi kebutuhan konsumsui
sehari-hari. Akan tetapi, produksi padi dari gampong ini belum bisa meningkatkan
pendapatan petani yang ada di gampong ini sehingga kesejahteraan petani juga
belum sepenuhnya telah meningkat. Selain itu produksi dari holtikuktura,
perkebunan dan juga peternakan belum bisa dikatakan telah bagus karena masih
banyak terdapat kendala-kendala dalam melakukan usaha yang mereka jalankan.
Sehingga perlu manajemen, program-program penyuluhan yang dapat
membantu mengatasi persoalan yang dihadapi petani di Gampong Ulee Nyeu.
Dengan adanya programa penyuluhan yang telah tersusun secara strategis
diharapkan mampu meningkatkan produksi dari komoditi-komoditi yang
dibudidayakan di Gampong Ulee Nyue. Sehingga hal ini dapat meningkatkan
kesejahteraan petani-petani yang ada di Gampong Ulee Nyue Kecamatan Banda
Baro Kabupaten Aceh Utara.
II. PENETAPAN KEADAAN WILAYAH

2.1. Gambaran Umum Wilayah Praktikum


2.1.1. Sejarah dan LatarBelakang Penamaan Gampong

Asal usul penamaan Gampong Ulee Nyeue tidak diketahui secara pasti.
Walaupun kami sudah bertanya kepada orang-orang yang sudah tua dan sudah
lama menetap di Ulee Nyeue, mereka tetap tidak mengetahui asal mula penamaan
Gampong Ulee Nyeue. Namun, kami mendapatkan kisah sekilas yang merupakan
hasil wawancara dengan seorang masyarakat Gampong tersebut.
Ulee Nyeue merupakan nama gampong yang berasal dari bahasa Aceh,
yaitu Ulee yang berarti kepala dan Nyeue berarti peras atau giling. Dahulu banyak
orang yang memiliki kebun tebu. Banyak masyarakat pula yang membuat gula
dan mengambil sari tebu dengan cara dinyeue atau diperas menggunakan alat
tradisional. Dan menariknya, gampong ini merupakan pusat tempat melakukan
pemerasan tebu tersebut. Sehingga tempat dinamakan tempat ini dengan pusatnya
tempat menggiling atau meremas tebu. Dan bahasa Aceh dinamakan dengan Ulee
Nyeue.

Gampong Ulee Nyeue sudah tergolong kedalam gampong yang maju


mengingat keadaan masyarakatnya baik dari segi pendidikan maupun
perekonomian makin bertambah setiap tahunnya. Namun demikian pertambahan
pendidikan tidak diikuti dengan bertambahnya tingkat kesempatan kerja yang
layak, sehingga masih banyak masyarakatnya yang berposisi sebagai
pengangguran dan berada pada garis kemiskinan. Sedangkan keadaan
pemerintahannya dipimpin oleh seorang geuchik dan sudah terbentuknya
lembaga-lembaga Gampong lainnya, dalam berbagai hal mereka membuat
perencanaan yang sangat baik dengan selalu mengedepankan musyawarah untuk
pengambilan keputusan, untuk bidang pembangunan sudah mulai melakukan
berbagai perencanaan baik untuk penunjang ekonomi maupun untuk sosial
gampong.
Seiring perkembangan zaman, ilmu dan teknologi gampong Ulee Nyeue pun
menyesuaikan diri dengan hal itu sehingga Gampong Ulee Nyeue semakin maju
dalam berepa bidang tapi bukan berarti tidak ada kekurangan misalnya
kekurangan air untuk bercocok tanam, air bersih dan lain-lain.

Tabel 2.1. Penelusuran Sejarah Tuha Peut Gampong


NAMA SUMBER
NO PERIODE INFORMASI KETERANGAN
TUHA PEUT
(1) (2) (3) (4) (5)
Aparatur
1 1989 – 1999 Tgk. H. Sulaiman H Amin LMD
Gampong

Aparatur
2 2000 – 2003 Tgk. H. Abdullah Is Tuha Peut
Gampong

Aparatur
3 2004 – 2009 Tgk. Asnawi H.Ali Tuha Peut
Gampong

Aparatur
4 2010 – 2012 Tgk. Muslem Bendeh Tuha Peut
Gampong

Aparatur
5 2013 – 2014 Tgk. Abdullah Wahi Tuha Peut
Gampong

Aparatur
6 2014 s/d Skrg Tgk. Abdullah Wahi Tuha Peut
Gampong
Tabel 2.2. Penelusuran Sejarah Pembangunan Gampong

PERISTIWA / JENIS SUMBER


NO THN SUMBER DANA DAMPAK KETERANGAN
PEMBANGUNAN INFORMASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Hilangnya Asset Perlu Peningkatan


1 1910 Swadaya Tgk. Muslem
Pembangunan Meunasah Gampong Pembangunan

Telah Dilakukan
Bandes dan Swadaya Hilangnya Asset
2 1920 Pembangunan Meunasah Tgk. Muslem Renovasi Untuk
Masyarakat Gampong
TahapPengerasan
Bandes dan Swadaya Hilangnya Asset Perlu Peningkatan
3 1928 Pembangunan Meunasah Tgk. Muslem
Masyarakat Gampong Pembangunan
Pembangunan Sekolah Bandes dan Swadaya Hilangnya Asset Perlu Peningkatan
4 1939 Tgk. Muslem
Rakyat Masyarakat Gampong Pembangunan
Rehabilitasi Sekolah Rakyat Perlu Peningkatan
Bandes dan Swadaya Hilangnya Asset
5 1960 dari Bambu menjadi dinding Tgk. Muslem Pembangunan
Masyarakat Gampong
Papan
Hilangnya Asset Perlu Peningkatan
6 1975 Pembangunan Gedung SD Bandes Tgk. Muslem
Gampong Pembangunan
Pembangunan Mesjid Bandes dan Swadaya Masyarakat Sudah Bisa Perlu Peningkatan
7 1980 Tgk. Muslem
Baitusshalihin Masyarakat Melakukan Peribadatan Pembangunan
Hilangnya Asset Perlu Peningkatan
8 1981 Pembangunan Jembatan Swadaya Masyarakat Tgk. Muslem
Gampong Pembangunan
Hilangnya Asset Perlu Peningkatan
9 1983 Pembangunan Irigasi Bandes Tgk. Muslem
Gampong Pembangunan
Masyarakat menanbah Perlu Peningkatan
10 1989 Pembuatan Saliran Irigasi Bandes Tgk. Muslem
pendapatan Pembangunan
Perlu penambahan
Anak-anak dapat
11 1995 Pembangunan Gedung SMP Bantuan Pemerintah Yaron Suli Ruang Beljar dan
melanjutkan Sekolah
Perpustakaan
Sekarang digunakan
Penambahan Asset
12 1993 Pembelian Tanah Gampong Bandes Yaron Suli Lapangan Bola Volly
Gampong
Untuk Pemuda
Hilangnya Asset
13 1996 Pembangunan Mushala Swadaya Masyarakat Yaron Suli Hancur Akibat Konflik
Gampong
Masyarakat Perlu Peningkatan
14 2000 Pembuatan MCK PPG Yaron Suli
mendapatkan air bersih Pembangunan
Petni memudahkan Perlu Peningkatan
15 2001 Pembuatan Saluran Irigasi Swadaya Yaron Suli
pembagian air ke sawah Pembangunan
Swadaya Masyarakat HilangnyaAsset Perlu Peningkatan
16 2002 Pembangun Tebing Sungai Yaron Suli
Bandes Gampong Pembangunan

Masyarakat Sudah
17 2002 Pengerasan Jalan Swadaya Memiliki Jalan Yaron Suli Perlu Peningkatan
Penghubung Antar
Gampong
Sebagian Rumah
18 2003 Pembangunan Sumur Bor CWSHP Masyarakat memiliki Yaron Suli Perlu peningkatan
sarana air bersih
Pembanguna Rumah Kaum Tidak Ditempati Lagi Sudah Tidak Layak
19 2004 Bantuan Dinas Sosial Yaron Suli
Dhuafa Oleh Masyarakat Huni
Lanjutan Pembangunan Sebagian Masyarakat Sudah Rampung dan
20 2005 Bantuan Sosial Yaron Suli
Rumah Kaum Dhuafa Sudah Memilki Rumah selesai
Masyarakat Sudah
Memiliki Sarana
Alokasi Dana Gampong
21 2006 Pengadaan Teratak Gampong Penghubung antara Yaron Suli Perlu Peningkatan
(ADG)
gampong dan Kebun
Karet
Memudahkan
Pembangunan Jalan Antar
22 2007 Bantuan Pemerintah Masyarakat transport Aparatur Gampong Perlu peningkatan
Kecamatan
antar Gampong
Sebagian Masyarakat
Pembangunan Rumah
23 2008 BRA Sudah Memiliki Rumah Aparatur Gampong Sudah Ditempati
Masyarakat
Layak Huni
Meningkatkan
24 2009 Pembangunan Irigasi Sawah BKPG Produktifitas Pertanian Aparatur Gampong Perlu Perawatan
Masyarakat
25 2009 Perkersan Jalan BKPG Memudahkan Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Masyarakat
mengangkut hasil
pertanian
Memudahkan
Masyarakat
26 2010 Perkersan Jalan PNPM-MP Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
mengangkut hasil
pertanian
Meningkatkan
27 2010 Saluran Irigasi BKPG Produktifitas Pertanian Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Masyarakat
Menjaga abrasi Badan
28 2011 Talud Jalan PNPM-MP Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Jalan
Meningkatkan
29 2011 Saluran Irigasi BKPG Produktifitas Pertanian Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Masyarakat
Menjaga abrasi Badan
30 2012 Talud Jalan PNPM-MP Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Jalan
Meningkatkan
31 2012 Saluran Irigasi BKPG Produktifitas Pertanian Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Masyarakat
Memperlancar
32 2013 Jalan Rabat Beton PNPM-MP Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Transportasi
Meningkatkan
33 2013 Saluran Irigasi BKPG Produktifitas Pertanian Aparatur Gampong Sudah Berfungsi
Masyarakat
34 2013 Pembangunan Rumah Duafa Bansos Dapat menikmati rumah Manfaluti Sudah Ditempati
layak huni untuk kaum
pra sejahtra
Untuk memperlancar
35 2013 Rabat Beton dan Saluran PPIP Transportasi dan Manfaluti Sudah Berfungsi
terhidar genangan air
Meningkatkan
36 2014 Saluran Irigasi PNPM-MP Produktifitas Pertanian Manfaluti Sudah Ditempati
Masyarakat
Dapat menikmati rumah
Pembungan Rumah Duafa
36 2014 Bansos layak huni untuk kaum Manfaluti Sudah Ditempati
Baitul Mal
pra sejahtra
Menghindari Terjadi
37 2014 Drainase BKPG Manfaluti Sudah Berfungsi
Genangan Air
Meningkatkan
38 2014 Saluran Irigasi PNPM-MP Produktifitas Pertanian Manfaluti Sudah Berfungsi
Masyarakat
Menghindari Terjadi
39 2015 Saluran Pembuang Dana Desa Abdullah, SE Sudah Berfungsi
Genangan Air

40 2015 Plat Beton Dana Desa Sarana Penghubung Abdullah, SE Sudah Berfungsi
2.2. Keadaan Geografis Gampong
2.2.1. Letak & Luas Wilayah
Gampong Ulee Nyeue merupakan Gampong yang terletak di sebelah Utara
dari Pusat Kecamatan Banda Baro dengan jarak 50 M antara Gampong Ulee
Nyeue dengan Kecamatan Banda Baro. Dengan kondisi fisik dasar Gampong Ulee
Nyeue dapat kita lihat dari segi pemanfaatan lahan, Gampong Ulee Nyeue dengan
luas 804,3 Ha. Dalam pemanfaatan lahannya dikelompokkan dalam 4 (empat)
bagian yang terdiri dari:

1. Luas Pemukiman/perumahan : 201 Ha


2. Persawahan : 170 Ha
3. Tanah Kas Gampong : 1,3 Ha
4. Luas lahan terlantar : 187 Ha
5. Luas tanah perkuburan : 3,2 Ha
Secara demografis, Gampong Ulee Nyeue berbatasan langsung dengan 4
Gampong, yaitu :

a. Sebelah Utara : Cot Jabet


b. Sebelah Selatan : Alue Keurinyai
c. Sebelah Timur : Sangkelan
d. Sebelah Barat : Paya Uleue

2.2.2. Sumber Daya Alam


Gampong Ulee Nyeue memiliki beberapa potensi sumber daya alam yang
bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi, baik yang berasal dari pemanfatan
lahan untuk pertanian. Dengan luas wilayah keseluruhan desa mencapai 804,3 Ha,
masing-masing terbagi untuk wilayah permukiman, sawah dan kebun dan fasilitas
lainnya. Adapun sumber daya alam yang dimiliki oleh Gampong Ulee Nyeue,
diantaranya adalah :
1. Pertanian (Padi, Bawang, Sayur, Jagung )
2. Perkebunan (Kelapa, Coklat, Pinang, Ubi, Kelapa Sawit dll)
3. Peternakan ( Sapi, Kambing, Domba dll )
4. Perikanan Air Tawar
5. Perindustrian
Berikut rincian sumber daya alam yang dimiliki oleh Gampong Ulee Nyeue :
Tabel 2.3. Sumber Daya Alam Gampong Ulee Nyeue

No. Sumber Daya Alam Volume Satuan


1 Pertanian
170
a. Padi
3,5 H
b. Kacang Tanah
-
c. Kedelai
-
d. Jagung
2H
e. Cabe
16 H
f. Bawang Merah
-
g. Tomat
-
h. Kangkung
-
i. Bayam

2 Perkebunan
15 H
a. Kelapa
2H
b. Coklat
5H
c. Pinang
2,5 H
d. Kelapa Sawit

3 Peternakan
a. Sapi 82 Ekor
b. Kambing 30 Ekor
c. Domba 27 Ekor
d. Ayam 200 Ekor
e. Bebek 125 Ekor

4 Perikanan
a. Mujair
b. Nila
c. Lele
5 Perindustrian
a. Mujair
b. Nila
c. Lele
2.2.3. Orbitasi
Tabel 2.4. Orbitasi
No Uraian Satuan Keterangan
I Orbitasi Umum
1 Jarak ke ibu kota provinsi 299 Km -
2 Jarak ke ibu kota kabupaten 32 Km -
3 Jarak ke ibu kota kecamatan 300 M -
II Orbitasi Khusus
1 Jarak ke gunung 5 Km -
2 Jarak ke laut 17 Km -
3 Jarak ke sungai 3 Km Krueng Jamuan
4 Jarak ke pinggiran hutan 4 Km -
5 Jarak ke pasar 10 Km -
6 Jarak ke pelabuhan 13 Km Krueng Geekueh
7 Jarak ke bandar udara 14 Km Malikussaleh
8 Jarak ke terminal 26 Km Lhoksemawe
Polsek/Danramil Banda
9 Jarak ke kantor polisi/militer 20 M
Baro
10 Jarak ke tempat wisata 16 Km Pulau Seumadu
11 Jarak ke tempat hiburan 21 Km Suzuya Lhokseumawe

2.2.4. Karakteristik Gampong


Gampong Ulee Nyeue merupakan kawasan pedesaan yang bersifat
agraris, dengan mata pencaharian sebagian besar penduduknya adalah
bercocok tanam, terutama bertani dan berkebun. Sedangkan pencaharian
lainnya adalah dari pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan. Ada
juga yang berdagang, beternak, PNS, wirausaha dan lain-lain.

2.3. Demografi Wilayah Gampong


2.3.1. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data yang di dapat, jumlah penduduk Gampong Ulee Nyeue
adalah 1290 jiwa. Dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Gampong Ulee Nyeue

Jumlah Jenis Kelamin Jumlah


No Jurong/Dusun
KK Lk Pr (jiwa)
1. Cot Kubucut 62 103 123 225
2. Cot Lampai 43 68 88 156
3. Beurandeh 70 87 76 163
4. Cot Kuta 52 93 96 189
5. Cot Seunebok 50 98 88 186
6. Keudee 95 168 203 371
TOTAL 372 614 647 1290

2.3.2. Berdasarkan Kelompok Umur


Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok Umur
No. Dusun >1 - >5 - >7 - >15 - Jumlah
0 > 12 >56
<5 <7 <15 <56
Bulan Tahun
Tahun Tahun Tahun Tahun
1 Cot Kubucut 5 16 20 37 89 56 225
2 Cot Lampai 10 9 12 12 61 52 156
3 Beurandeh 4 12 27 29 47 44 163
4 Cot Kuta 12 14 18 16 67 73 189
5 Cot Seunebok 2 7 21 27 72 57 186
6 Keudee 2 8 33 52 217 59 371
2.3.3. Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 2.6. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Strata 2 (Paska Sarjana) 1 Orang


2 D 4 / Strata 1 66 Orang
3 D 3 / Sarjana Muda 10 Orang

4 D1/D2 - Orang
5 SLTA Sederajat 96 Orang
6 SLTP Sederajat 72 Orang
7 SD Sederajat 80 Orang
8 Tidak Sekolah 52 Orang
Jumlah 377 Orang

2.3.4. Data Jumlah Dusun, RT & RW


1. Jumlah Dusun : 6 Dusun
2. Jumlah RW :-
3. Jumlah RT :-

2.4. Keadaan Sosial


2.4.1. Kesehatan
2.4.1.1 Derajat Kesehatan
Untuk angka kematian bayi dan ibu relatif kecil terjadi, karena kader
Posyandu dan Bidan Desa serta tenaga kesehatan secara rutin melakukan
kunjungan/pengobatan, dan selalu proaktif dan peduli terhadap masalah kesehatan
warga. Selain itu, peran aktif pihak Kecamatan dan Puskesmas dalam memonitor
dan melakukan sosialisasi kesehatan ke Gampong Ulee Nyeue sangatlah
membantu penanganan masalah-masalah kesehatan.

2.4.1.2. Puskesmas & Sarana Kesehatan Lainnya


Gampong Ulee Nyeue tidak memiliki Puskesmas, selain karena seluruh
Puskesmas berpusat di Kecamatan, jarak antara Gampong Ulee Nyeue dengan
Puskesmas hanya 500 M. Untuk mengatasi persoalan kesehatan, warga Gampong
Ulee Nyeue relatif menggunakan sarana Posyandu yang ada di Gampong. Kondisi
ini mungkin berbeda di tempat lain, misalnya seperti kecamatan lain yang
memiliki pustu atau polindes.
Secara geografis, luas wilayah Gampong di Aceh atau Kabupaten Aceh
Utara pada umumnya berbeda-beda ada yang besar ada juga yang kecil. Jadi,
untuk setiap Gampong di Kabupaten Aceh Utara, memiliki satu Posyandu untuk
setiap Gampong, seperti Gampong Ulee Nyeue. Kalaulah ada Gampong-gampong
yang luas wilayahnya atau jumlah penduduk Gampong yang lumayan banyak
penduduk, dengan inisiatif pemerintah Daerah hanya ada tambahan Pustu atau
tambahan Puskesmas, seperti yang kita ketahui bahwa adanya di Gampong Cot
Jabet satu-satunya Puskesmas di Kecamatan Banda Baro.

2.4.2. Kesejahteraan Sosial

 Jumlah Keluarga Katagori Kaya : 3 KK


 Jumlah Keluarga Katagori Sedang : 73 KK
 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera : 295 KK
 Pasangan usia subur dibawah 20 tahun : - KK
 Pasangan usia subur 20 – 29 tahun : 16 KK
 Pasangan usia subur 30 – 40 tahun : 152 KK
 Peserta KB aktif : 168 KK

2.4.3. Pendidikan

 SMK Swasta : - Buah


 SMP Swasta : - Buah
 SMP Negeri : 1 Buah
 Madrasah Tsanawiyah Swasta : 1 Buah
 Sekolah Dasar Negeri : 2 Buah
 TK Swasta : 1 Buah
 Pondok Pesantren : 1 Buah

2.4.4. Ketenagakerjaan
 Petani : 61 Orang
 Petani penggarap : 171 Orang
 Pertukangan : 15 Orang
 Buruh Kebun : - Orang
 Pedagang : 72 Orang
 Pengemudi/jasa : 20 Orang
 PNS : 24 Orang
 TNI/ POLRI : 2 Orang
 Pensiunan : 2 Orang
 Industri Kecil : 7 Orang
 Peternak : 1 Orang

2.4.5. Kesenian & Kebudayaan

 PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) : 2 Kali/Tahun


 Gotong Royong : 3 Kali/Bulan
 Dalail Khairat : 2 Group
 Group Zikir : 2 Group
 Ta’ziah : 2 Group
 Organisasi Kematian : 4 Group
 Kegiatan Walimah : 4 Setiap
Kegiatan/Bulan
 Santunan Yatim Piatu : 4 Kali/Tahun
 Rapai : 2 Group
 Tarian : 1 Group

2.4.6. Sarana Ibadah


 Meunasah : 2 Unit
 Balai Pengajian : 6 Unit

2.5. Keadaan Sarana & Prasarana Ekonomi


2.5.1. Perekonomian Gampong
Rata-rata penduduk Gampong Ulee Nyeue memiliki profesi sebagai petani
dan profesi lainnya yang tidak menentu. Sebagian besarnya mengharapkan
pendapatannya di sektor pertanian, kebun dan peternakan. Masih sangat sedikit
yang memiliki pendapatan selain 3 jenis pekerjaan tersebut. Namun, seiring
keluarnya UU Desa No. 6 Tahun 2014, dengan bantuan anggaran yang sangat
besar bagi desa-desa di seluruh Indonesia, Gampong Ulee Nyeue merasa optimis
jika dana tersebut nantinya dapat digunakan untuk memperkuat pondasi ekonomi
Gampong dan warga, khususnya untuk sektor-sektor terapan dalam hal budidaya
pertanian, perkebunan dan peternakan di Gampong Ulee Nyeue.

2.5.2. Kemampuan Keuangan Desa


Kemampuan keuangan Gampong Ulee Nyeue masih mengandalkan
bantuan dari pemerintah, sementara untuk pendapatan asli Gampong dan bantuan
pihak ketiga masih sangat kurang. Kedepan, dengan dana Gampong yang
diperoleh melalui UU Desa, Gampong Ulee Nyeue berencana untuk memperkuat
sektor-sektor yang berpotensi meningkatkan pendapatan asli Gampong.

2.5.3. Prasarana dan Sarana yang Menunjang Perekonomian Desa


2.5.3.1. Sarana Jalan
Jalan Gampong yang merupakan akses menuju pusat kota kecamatan
keadaannya rusak. Jalan lorong untuk tiap Dusun belum semuanya di rabat beton.

2.5.3.2. Sarana Irigasi


Saluran irigasi yang ada di Gampong Ulee Nyeue masih belum begitu
maksimal, masih ada beberapa ruas yang belum di bangun permanen dan ada juga
yang mengalami kerusakan dan harus diperbaiki. Untuk saluran kecil, rencananya
Gampong Ulee Nyeue akan memperbaikinya dengan menggunakan dana
Gampong.

2.5.3.3. Sarana Telekomunikasi dan informasi


Dengan banyaknya alat telekomunikasi yang ada seperti telepon gengam
(HP), akses internet membuat komunikasi semakin lancar dan mudah. Disamping
itu sebagian keluarga telah memilki sarana TV, Radio, Komputer yang
menjadikan pengetahuan perkembangan zaman semakin cepat. Untuk kedepan,
rencananya Gampong Ulee Nyeue akan membuat website khusus Gampong,
sehingga semua informasi tentang pengelolaan dan kebijakan Gampong bisa
diketahui oleh khalayak luas.

2.5.3.4. Sarana Perekonomian


Secara umum, sarana perekonomian Gampong Ulee Nyeue cukup
memadai. Kondisi ini terlihat dari sejumlah sarana yang dimiliki dan dikelola
dengan baik oleh warga Gampong Ulee Nyeue, diantaranya adalah
1. Sarana Dagang
a. Toko/Kios/ Warung : 62 Buah

2. Pertanian
a. Padi : 170 Ha
b. Jagung : 4 Ha
c. Pinang : 5 Ha
d. Ubi : 2 Ha
e. Coklat : 2 Ha
f. Sayur Mayur : - Ha

3. Perikanan
a. Lele : - Ha
b. Mujaer : - Ha
c. Gurame : - Ha

4. Peternakan
a. Domba : - ekor
b. Ayam : - ekor
c. Sapi : - ekor
d. Kerbau : - ekor
e. Kambing : - ekor
f. Bebek : - ekor

2.6. Keadaan Pemerintahan Gampong


2.6.1. Pembagian Wilayah Gampong
Wilayah yang berada di Gampong Ulee Nyeue terbagi menjadi 6 Dusun,
dengan jumlah KK mencapai 371 KK

Tabel 2.7. Jumlah KK Tiap-Tiap Dusun

No. Dusun Jumlah KK


1 Cot Kubucut 62

2 Cot Lampai 43

3 Beurandeh 70
4 Cot Kuta 51
5 Cot Seunebok 50
6 Keudee 95
Total
372
2.6.2. Struktur Organisasi Pemerintah Gampong
Gampong Ulee Nyeue menganut sistem kelembagaan pemerintahan yang sederhana dan minimal, selengkapnya seperti berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN


GAMPONG ULEE NYEUE - KECAMATAN BANDA BARO
KABUPATEN ACEH UTARA

TUHA PEUT
GEUCHIEK
ABDULLAH WAHI, S.Pdi
ASNAWI H ALI

SEKRETARIS DESA

IMUM GAMPONG SAHIMI H YUSUF

Tgk ARASYID AJALIL

Kaur Pemerintah Kaur Pembangunan Kaur Umum


Sahimi H Yusuf M Kasem Hanafiah Saifullah

Bendahara
Rusli Ajalil

Cot Lampai Cot Kubucut Beurandeh Cot Kuta Seunebok Keudee


2.6.3. Abdul
StrukturMutaleb
Tuha Peut GampongMarsyidi Azharii Hasan Usman Syarifuddin M Dahlan
2.7. Arah Kebijakan Keuangan Gampong
Arah Kebijakan Keuangan Gampong Ulee Nyeue adalah kebijakan
penyusunan program dan indikasi kegiatannya pada pengelolaan pendapatan dan
belanja Gampong secara efektif dan efisien. Secara garis besar, Arah Kebijakan
Keuangan Gampong Ulee Nyeue, meliputi :
2.7.1. Arah Kebijakan Pendapatan Gampong
A. Sumber pendapatan Gampong
 Pendapatan Asli Gampong, yang meliputi hasil usaha gampong, hasil
kekayaan Gampong, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong,
dan lain-lain pendapatan asli Gampong yang sah.
 Bagi hasil pajak daerah Kabupaten paling sedikit 10 % (sepuluh per
seratus) untuk Gampong dan dari retribusi Kabupaten sebagian
diperuntukkan bagi Gampong.
 Bagian dari dana perimbangan keuangan Daerah yang diterima oleh
Pemerintah Kabupaten untuk Gampong paling sedikit 10 % (sepuluh per
seratus) yang pembagiannya untuk Gampong secara proporsional yang
merupakan Alokasi Dana Gampong (ADG).
 Bagian dari Dana Desa yang besarannya ditetapkan berdasarkan
peraturan pemerintah dengan besaran penerimaan di dasarkan pada
pertimbangan bobot variabel luas wilayah desa, jumlah penduduk desa,
angka kemiskinan desa, serta tingkat kesulitan geografis desa.
 Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.

B. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Gampon


Kebijakan umum pengelolaan pendapatan Gampong adalah
meningkatkanefektivitas dan optimalisasi sumber-sumber pendapatan Gampong
melalui:
 Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan Gampong dan
sumber-sumber penerimaan lainnya yang sah.
 Peningkatkan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak
dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
 Pengelolaan dan pemanfaatan asset-aset Gampong Ulee Nyeue yang
potensial.
 Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan Gampong.
 Peningkatan pelayanan kepada wajib/obyek pajak.
 Peningkatan sosialisasi/penyuluhan tentang pajak kepada masyarakat.
 Pembangunan infrastruktur pendukung peningkatan pendapatan Gampong.
 Penyusunan dan perubahan peraturan tentang pendapatan Gampong.

2.7.2. Arah Kebijakan Belanja Gampong


A. Jenis Belanja Gampong
1. Belanja Langsung
- Belanja Program Sarana dan Prasarana
- Belanja Program Pemberdayaan
- Belanja Program Pemerintahan
- Belanja Bidang Pembinaan
2. Belanja Tidak Langsung
- Belanja Pegawai
- Belanja Hibah
- Belanja Bantuan Sosial
- Belanja Tak Terduga
B. Kebijakan Pengelolaan Belanja Gampong
Kebijakan dan proyeksi belanja Gampong adalah kebijakan mengenai
pengalokasian belanja pada bidang, fungsi dan sektor, serta proyeksi besaran
anggaran bidang, fungsi dan sektor dalam jangka waktu enam tahun. Berdasarkan
masalah yang dihadapi Gampong serta program prioritas pembangunan tahun
2016 - 2022 maka arah kebijakan belanja Gampong adalah sebagai berikut :
1. Efesiensi angaran pada belanja tidak langsung.
2. Memperbesar alokasi belanja langsung dan belanja bantuan sosial dalam
mempercepat pengurangan kemiskinan. Kegiatan yang dibiayai antara
lain:
a) APBA/APBN, meliputi APBK Kabupaten, APBA Propinsi dan APBN.
Apabila kegiatan tersebut didasarkan kepada hal berikut :
1. Bukan Kewenangan Gampong.
2. Biayanya terlalu besar/tidak mampu dibiayai.
3. Gampong tidak mempunyai kapasitas teknis untuk melaksanakannya.
b) APB Gampong. Apabila kegiatan tersebut mencakup hal-hal sebagai
Kewenangan Gampong, Biayanya terjangkau oleh anggaran Gampong,
Gampong memiliki kapasitas teknis untuk melaksanakannya.
c) Lainya, Berasal dari selain sumber diatas, misal: Bantuan dari
organisasi non pemerintah, Bantuan Program (misal : PPIP, Donatur, dll)
dan Pihak ketiga lainnya (warga perantauan, Perusahaan, dll).
Berdasarkan masalah yang di hadapi Gampong Ulee Nyeue serta program
prioritas tahun 2016-2022, maka arah kebijakan anggaran pembangunan di
Gampong Ulee Nyeue adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi anggaran pada belanja tidak langsung.
b. Memperbesar alokasi belanja langsung dan bantuan sosial dalam
mempercepat pengurangan kemiskinan.
c. Mencari peluang pendanaan dari berbagai sumber, baik dari bantuan
pos pemerintah maupun dari bantuan langsung masyarakat yang
digulirkan.
d. Membangun nilai investasi melalui usaha-usaha produktif dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Gampong.
2.7.3. Arah Kebijakan Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah gampong, baik
penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau diterima kembali, yang
dalam penganggaran pemerintah gampong dimaksudkan untuk menutup defisit
dan atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain
berasal dari sisa lebih perhitungan tahun sebelumnya, penjualan kekayaan
gampong dan pinjaman, sedangkan pengeluaran pembiayaan digunakan untuk
penyertaan modal gampong, pembentukan dana cadangan dan pembayaran
pinjaman.

2.7.4. Kebijakan Umum Anggaran


Menurut Permendagri no. 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan
Desa bahwa Keuangan Desa harus dikelola dengan transparan, akuntabel,
partisipatif, tertib dan disiplin anggaran.

Mengacu pada peraturan tersebut, maka semua penerimaan dan


pengeluaran keuangan gampong dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus
dimasukan dalam APB-Gampong, dan selanjutnya APB-Gampong tersebut
dijadikan dasar bagi pemerintah gampong dalam pengelolaan penerimaan dan
pengeluaran gampong yang disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan serta kemampuan keuangan desa. Oleh karena itu prinsip
pengelolaan ini akan tercermin pada proses penyusunan anggaran desa, struktur
pendapatan dan struktur belanja gampong.
III. RUMUSAN MASALAH

3.1. Sumber daya Alam


3.1.1. Masalah Umum
a. Tanaman Pangan/Palawija.
- Produktivitas padi sawah baru mencapai 6 ton/Ha
- Produktivitas tanaman keledai baru mencapai 2 ton/Ha
- Produktifitas tanaman kacang tanah baru mencapai 2,4 ton/Ha.
b. Tanaman Hortikultura
- Produktivitas tanaman kacang panjang baru mencapai 19 ton/ha
- Produktivitas mentimun baru mencapai 12 ton/Ha
- Produktivitas bawang merah abru mencapai 14 ton/Ha.
c. Tanaman perkebunan
- Produktivitas Tanaman kelapa dalambatu mencapai 7 ton/Ha
- Produktivitas tanaman kelapa sawit baru mencapai 1 ton/Ha
- Produktivitas tanaman kakau baru mencapai 1,2 ton/Ha.
d. Perternakan
- Produktivitas daging sapu baru mencapai 135 kg/ekor
- Produktivitas daging kerbau baru mencapai 230 kg/ekor
- Produktivitas daging kambing baru mencapai 30 kg/ekor
- Produktivitas daging domba baru mencapai 45 kg/ekor
- Produktivitas daging ayam buras baru mencapai 1,3 kg/ekor
- Produktivitas telur ayam buras baru mencapai 17 butir/ekor.
3.1.2. Masalah Khusus
a. Tanaman Pangan/Palawija
1. Tanaman Padi
- Baru 60% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan benih padi varietas
unggul dan bibit muda.
- Baru 50% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pembuatan persemaian padi
sesuai dengan anjuran.
- Baru 45% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pengaturan jarak tanam sistim
legowo.
- Baru 35% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan air secara
intermittent (terputus) dilahan sawah.
- Baru 35% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan pupuk organic
untuk lahan sawah.
2. Tanaman Kedelai
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan benih bermutu.
- Baru 30% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam PHT.
- Baru 45% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, dan sikap dalam pengaturan jarak tanam.
3. Tanaman Kacang Tanah
- Baru 42% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pengaturan jarak tanam.
- Baru 30% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam PHT.
4. Tanaman Jagung
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan benih bermutu.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pengaturan jarak tanam.
- Baru 45% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pemupukan yang berimbang.
b. Tanaman Perkebunan
1. Kelapa Dalam
- Baru 35% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam PHT
- Baru 33% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penentuan saat panen.
2. Kelapa Sawit
- Baru 45% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam menggunakan bibit yang
unggul.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat miningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pemupupukan sesuai anjuran.
3. Kakao
- Baru 38% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pemangkasan.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pemupupukan sesuai anjuran.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pengendalian PBK yang
memenuhi syarat.
c. Tanaman Hortikultura
1. Kacang Panjang
- Baru 38% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pengendalian hama dan
penyakit.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan pupuk organik.
2. Kacang Panjang
- Baru 45% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam penggunaan pupuk organik.
3. Bawang Merah
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pengendalian hama dan
penyakit
d. Peternakan
1. Sapi
- Baru 30% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan
lingkungan yang baik.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pemberian pakan secara
anjuran.
2. Kerbau
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan
lingkungan yang baik.
- Baru 42% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan penyakit
pada kerbau.
3. Kambing
- Baru 37% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan
lingkungan.
- Baru 38% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan
penyakit.
4. Domba
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan
penyakit pada domba.
- Baru 37% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan
lingkungan.
5. Ayam Buras
- Baru 36% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan
penyakit.
- Baru 40% pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam memproduksi telur ayam buras.
IV. Tujuan
Dalam meningkatkan produksi tanaman pangan, tanaman perkebunan,
peternakan, dan perikanan baik kualitas maupun kuantitas di wilayah kerja
penyuluhan pertanian Gampong Ulee Nyeu tingkat kemampuan pelaku utama dan
pelaku usaha baik pengetahuan, keterampilan dan sikap didalam pendukung
program pemerintah untuk mensejahterakan tingkat kehidupan pelaku utama dan
pelaku usaha yang umumnya hidup dibawah garis kemiskinan. Guna mencapai
sasaran program pembangunan pertanian dalam wilayah kerja penyuluh pertanian
Kecamatan Banda Baro dengan memanfaatkan potensi sumberdaya wilayah
secara optimal baik sumberdaya manusia maupun sumberdaya lainnya.

A. Tujuan Umum

1. Tanaman Pangan/Palawija.
- Meningkatkan Produktivitas padi sawah dari 6 ton/Ha menjadi 6,3 ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitas tanaman keledai dari 2 ton/Ha menjadi 2,5
ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitass tanaman kacang tanah dari 2,4 ton/Ha
menjadi 3 ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitas tanaman jagung dari 3,6 ton/Ha menjadi 4
ton/Ha
2. Tanaman Hortikultura
- Meningkatkan Produktivitas tanaman kacang panjang dari 19 ton/ha
menjadi 20 ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitas mentimun dari 12 ton/Ha menjadi 13 ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitas bawang merah dari 14 ton/Ha menjadi 17
ton/Ha
3. Tanaman perkebunan
- Meningkatkan Produktivitas Tanaman kelapa dalam batu dari 7 ton/Ha
menjadi 7,5 ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitas tanaman kelapa sawit dari 10 ton/Ha menjadi
10,5 ton/Ha
- Meningkatkan Produktivitas tanaman kakao dari 1,2 ton/Ha menjadi 2
ton/Ha
4. Perternakan
- Meningkatkan Produktivitas daging sapi dari 135 kg/ekor menjadi 150
kg/ekor
- Meningkatkan Produktivitas daging kerbau dari 230 kg/ekor menjadi 250
kg/ekor
- Meningkatkan Produktivitas daging kambing dari 30 kg/ekor menjadi 40
kg/ekor
- Meningkatkan Produktivitas daging domba dari 45 kg/ekor menjadi 55
kg/ekor
- Meningkatkan Produktivitas daging ayam buras dari 1,3 kg/ekor menjadi
1,5 kg/ekor
- Meningkatkan Produktivitas telur ayam buras dari 17 butir/ekor menjadi
25 butir/ekor
B. Tujuan Khusus
a. Tanaman Pangan/Palawija
1. Tanaman Padi
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan benih padi varietas unggul dan
bibit muda .
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pembuatan persemaian padi sesuai dengan
anjuran dari 60 % menjadi 70 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pengaturan jarak tanam sistim legowo dari 65
% menjadi 75 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan air secara intermittent (terputus)
dilahan sawah.
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan pupuk organic untuk lahan
sawah.
2. Tanaman Kedelai
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan benih bermutu dari 40 %
menjadi 50 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam PHT dari 45 % menjadi 55 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
dan sikap dalam pengaturan jarak tanam 35 % menjadi 45 %.
3. Tanaman Kacang Tanah
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pengaturan jarak tanam dari 42 % menjadi 52
%
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam PHT dari 30 % mejadi 40 %
4. Tanaman Jagung
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan benih bermutu 30 % menjadi 40
%
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pengaturan jarak tanam dari 40 % menjadi 50
%
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pemupukan yang berimbang dari 30 %
menjadi 40 %
b. Tanaman Perkebunan
1. Kelapa Dalam
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam PHT dari 35 % menjadi 45 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penentuan saat panen 35 % menjadi 45 %.
2. Kelapa Sawit
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam menggunakan bibit yang unggul dari 45 %
menjadi 55 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat miningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pemupupukan sesuai anjuran dari 40 %
menjadi 50 %.
3. Kakao
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pemangkasan dari 38 % menjadi 48 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pemupupukan sesuai anjuran dari 48 %
menjadi 55 %.
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pengendalian PBK yang memenuhi syarat
dari 40 % menjadi 50 %
c. Tanaman Hortikultura
1. Kacang Panjang
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pengendalian hama dan penyakit dari 38 %
menjadi 48 %.
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan pupuk organic dari 40 %
menjadi 50 %.
2. Kacang Panjang
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam penggunaan pupuk organic dari 40 %
menjadi 50 %
3. Bawang Merah
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pengendalian hama dan penyakit dari 40 %
menjadi 60 %.
d. Peternakan
1. Sapi
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan lingkungan yang baik
dari 40 % menjadi 50 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pemberian pakan secara anjuran dari 30 %
menjadi 40 %.
2. Kerbau
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan lingkungan yang baik
dari 40 % menjadi 50 %.
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan penyakit pada kerbau
dari 45 % menjadi 55 %.
3. Kambing
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan lingkungan dari 40 %
menjadi 50 %.
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan penyakit dari 40 %
menjadi 55 %.
4. Domba
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan penyakit pada domba
dari 40 % menjadi 50 %.
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam sanitasi kandang dan lingkungan 30 %
menjadi 40 %.
5. Ayam Buras
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam pencegahan hama dan penyakit 40 %
menjadi 50 %
- Agar pelaku utama dan pelaku usaha dapat meningkatkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dalam memproduksi telur ayam buras dari 30 %
menjadi 45 %

Anda mungkin juga menyukai