Anda di halaman 1dari 33

PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

PKM KECAMATAN SAWAH BESAR, TAHUN 2022

UPAYA PELAYANAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


A. Penilaian Kinerja Puskesmas Tahun 2020

Cakupan
Upaya Target
No Kegiatan Satuan Pencapaian
Kesehatan Sasaran Sub
Variabel
Variabel
1 2 3 4 5 6 7
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

Skrining Kanker Serviks Dan Kanker


Orang 17241 3101 18%
Payudara Dengan IVA Dan Sadanis

Kelurahan Yang Menjalankan


Posbindu Di Wilayah Kecamatan Orang 5 5 100%
Sawah Besar
Penduduk Penderita Diabetes Yang
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Orang 1896 1896 100%
1 PTM
Sesuai Standar
Penduduk Penderita Hipertensi Yang
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Orang 27535 6523 24%
Sesuai Standar
Penduduk Usia 15-59 Tahun Yang
Diskrining Faktor Risiko Penyakit Orang 68122 18460 27%
Tidak Menular (PTM)
Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan penyakit tidak menular Puskesmas 1 1 100%
secara terpadu (PANDU PTM)
15-59
100%

PANDU PTM HT
100%
50%
27%
24%
Target
0%
Capaian
18%

100% 100%
Posbindu DM

IVA

B. Indikator -I : Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun)

No Indikator Target Capaian


1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%
2 Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani 100% 24%
3 Persentase Pasien Diabetes Yang Dilayani 100% 100%
Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining
4 100% 18%
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
5 Persentase Kelurahan Yang Menjalankan Posbindu Di Wilayah 100% 100%
Kecamatan Sawah Besar
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan
6 100% 100%
penyakit tidak menular secara terpadu (PANDU PTM)

Masalah
No Indikator Target Capaian
1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%

Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
2. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes)
Petugas PTM terbatas dan tupoksi masing-masing tenaga kesehatan di Program PTM juga tidak hanya deteksi dini tapi mengerjakan upaya kesehatan dalam gedung,
program lain dan tupoksi tambahan.
3. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan
Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini
oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya
media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
Hal ini juga disebabkan kurangnya dukungan lintas sektor dalam pengadaan alat dan bahan habis pakai untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
4. Tidak meratanya pemahaman kader posbindu dalam melakukan deteksi dini
Perbedaan tingkat pendidikan dan kecepatan pemahaman tiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan kader posbidu di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Ada
yang dengan cepat sudah menguasai cara melakukan deteksi dini, ada yang setengah paham dan ada juga yang tidak paham-paham. Hal ini menyebabkan ketergantungan
pada sebagian orang saat pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes) di posbindu.
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi dan diabetes dan stigma yang buruk tentang hipertensi dan diabetes
Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes) adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya
hipertensi dan diabetes terutama Hipertensi dan Diabetes, kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi
dan Diabetes serta cara minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan diabetes, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat
terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga juga takut untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)

Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut


No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Waktu pemeriksaan Penyederhaan format Penyederhaan format deteksi
deteksi dini lama deteksi dini baik di dalam dini baik di dalam gedung
gedung maupun luar gedung maupun luar gedung
3. Kurangnya jumlah Berkolaborasi lintas program Bekerja sama dengan poli
tenaga kesehatan dan lintas sektor Catin, Tim KPLDH ,UKS untuk
untuk melakukan mendapatkan data deteksi
deteksi dini faktor dini faktor risiko PTM
risiko PTM (hipertensi
dan diabetes)
4. Kurangnya alat Pengusulan di RKBU untuk RKBU 2021
pemeriksaan, bahan pengadaan posbindu kit,
habis pakai untuk leaflet Hipertensi dan
pemeriksaan dan Diabetes
media penyuluhan
5. Tidak meratanya Pembinaan kader posbindu Pembinaan kader melalui
pemahaman kader secara berkala sosial media
posbindu dalam
melakukan deteksi dini
6. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Hipertensi dan sosial media
masyarakat tentang Diabetes - Pembinaan kader
bahaya hipertensi dan Posbindu PTM agar
diabetes dan stigma dapat menyebarkan
yang buruk tentang informasi dengan lebih
hipertensi dan baik melalui sosial
diabetes media

Indikator- II : Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani


No Indikator Target Capaian
1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%
2 Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani 100% 24%
3 Persentase Pasien Diabetes Yang Dilayani 100% 100%
Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining
4 100% 18%
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
Persentase Kelurahan Yang Menjalankan Posbindu Di Wilayah
5 100% 100%
Kecamatan Sawah Besar
Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan
6 100% 100%
penyakit tidak menular secara terpadu (PANDU PTM)

No Indikator Target Capaian


Masalah
1 Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani 100% 24%

Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk datang berobat Hipertensi ke puskesmas
2. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi ) di karenakan Petugas PTM terbatas dan tenaga kesehatan di alokasikan untuk pelayanan
kesehatan dalam gedung.
3. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan . Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan
bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa
menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi , kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi serta cara
minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga
juga takut untuk minum obat setiap hari dan rajin berobat Hipertensi

Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut


No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Kurangnya jumlah Berkolaborasi lintas program Bekerja sama dengan poli
tenaga kesehatan dan lintas sektor Catin, Tim KPLDH ,UKS untuk
untuk melakukan mendapatkan data deteksi
deteksi dini faktor dini faktor risiko PTM
risiko PTM (hipertensi)
3. Kurangnya alat Pengusulan di RKBU untuk RKBU 2021
pemeriksaan, bahan pengadaan posbindu kit,
habis pakai untuk leaflet Hipertensi dan
pemeriksaan dan Diabetes
media penyuluhan
4. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Hipertensi sosial media
masyarakat tentang - Pembinaan kader
bahaya hipertensi dan Posbindu PTM agar
stigma yang buruk dapat menyebarkan
tentang hipertensi informasi dengan lebih
baik melalui sosial
media

Indikator- III : Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
No Indikator Target Capaian
1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%
2 Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani 100% 24%
No Indikator Target Capaian
Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining
1 100% 18% Masalah
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
3 Persentase Pasien Diabetes Yang Dilayani 100% 100%
4 Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining 100% 18%
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
5 Persentase Kelurahan Yang Menjalankan Posbindu Di Wilayah 100% 100%
Kecamatan Sawah Besar
6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan 100% 100%
penyakit tidak menular secara terpadu (PANDU PTM)
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama

Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara serta stigma yang buruk tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara

Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini Kanker Servix dan Kanker Payudara adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya Kanker Servix
dan Kanker Payudara

Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut


No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Waktu pemeriksaan Penyederhaan format Penyederhaan format deteksi
deteksi dini lama deteksi dini baik di dalam dini baik di dalam gedung
gedung maupun luar gedung maupun luar gedung
5. Tidak meratanya Pembinaan kader posbindu Pembinaan kader melalui
pemahaman kader secara berkala sosial media
posbindu dalam
melakukan deteksi dini
6. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Kanker Servix dan sosial media
masyarakat tentang Kanker Payudara - Pembinaan kader
bahaya Kanker Servix Posbindu PTM agar
dan Kanker Payudara dapat menyebarkan
informasi dengan lebih
baik melalui sosial
media

C.Hasil Survey Mawas Diri dan FGD/MMD

Ibu Melakukan Pemeriksaan IVA/PAP Smear

Ibu Melakukan Pemeriksaan IVA/PAP Smear


No Kelurahan
IVA Pap Smear Tidak

Mangga Dua
1 12,1% 0,9% 87,0%
Selatan
2 Karang Anyar 11,1% 0,0% 88,9%

3 Kartini 5,3% 5,3% 89,4%

4 Pasar Baru 14,6% 3,4% 82,0%

Gunung
5 8,9% 1,3% 89,8%
Sahari Utara

Posbindu Hipertensi Diabetes

No Kelurahan
Ya Tidak Ya   Tidak Ya Tidak

Mangga Dua
1 36,4% 63,6% 7,3%   92,7% 0,6% 99,4%
Selatan

2 Karang Anyar 45,0% 55,0% 8,8%   91,2% 1,3% 98,7%


3 Kartini 33,7% 66,3% 7,3%   92,7% 1,1% 98,9%

4 Pasar Baru 39,2% 60,8% 5,6%   94,4% 4,0% 96,0%

Gunung
5 50,3% 49,7% 12,4%   87,6% 4,1% 95,9%
Sahari Utara

No Indikator Target Capaian


Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining
1 100% 18% Masalah
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis

Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19

Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara serta stigma yang buruk tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara

Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini Kanker Servix dan Kanker Payudara adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya Kanker Servix
dan Kanker Payudara

Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut


No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining

2. Waktu pemeriksaan Penyederhaan format Penyederhaan format deteksi


deteksi dini lama deteksi dini baik di dalam dini baik di dalam gedung
gedung maupun luar gedung maupun luar gedung
5. Tidak meratanya Pembinaan kader posbindu Pembinaan kader melalui
pemahaman kader secara berkala sosial media
posbindu dalam
melakukan deteksi dini
6. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Kanker Servix dan sosial media
masyarakat tentang Kanker Payudara - Pembinaan kader
bahaya Kanker Servix Posbindu PTM agar
dan Kanker Payudara dapat menyebarkan
informasi dengan lebih
baik melalui sosial
media
Masalah
No Indikator Target Capaian
1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%

Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
6. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes)
Petugas PTM terbatas dan tupoksi masing-masing tenaga kesehatan di Program PTM juga tidak hanya deteksi dini tapi mengerjakan upaya kesehatan dalam gedung,
program lain dan tupoksi tambahan.
7. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan
Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini
oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya
media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
Hal ini juga disebabkan kurangnya dukungan lintas sektor dalam pengadaan alat dan bahan habis pakai untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
8. Tidak meratanya pemahaman kader posbindu dalam melakukan deteksi dini
Perbedaan tingkat pendidikan dan kecepatan pemahaman tiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan kader posbidu di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Ada
yang dengan cepat sudah menguasai cara melakukan deteksi dini, ada yang setengah paham dan ada juga yang tidak paham-paham. Hal ini menyebabkan ketergantungan
pada sebagian orang saat pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes) di posbindu.
9. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi dan diabetes dan stigma yang buruk tentang hipertensi dan diabetes
Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes) adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya
hipertensi dan diabetes terutama Hipertensi dan Diabetes, kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi
dan Diabetes serta cara minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan diabetes, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat
terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga juga takut untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut
No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Waktu pemeriksaan Penyederhaan format Penyederhaan format deteksi
deteksi dini lama deteksi dini baik di dalam dini baik di dalam gedung
gedung maupun luar gedung maupun luar gedung
3. Kurangnya jumlah Berkolaborasi lintas program Bekerja sama dengan poli
tenaga kesehatan dan lintas sektor Catin, Tim KPLDH ,UKS untuk
untuk melakukan mendapatkan data deteksi
deteksi dini faktor dini faktor risiko PTM
risiko PTM (hipertensi
dan diabetes)
4. Kurangnya alat Pengusulan di RKBU untuk RKBU 2021
pemeriksaan, bahan pengadaan posbindu kit,
habis pakai untuk leaflet Hipertensi dan
pemeriksaan dan Diabetes
media penyuluhan
5. Tidak meratanya Pembinaan kader posbindu Pembinaan kader melalui
pemahaman kader secara berkala sosial media
posbindu dalam
melakukan deteksi dini
6. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Hipertensi dan sosial media
masyarakat tentang Diabetes - Pembinaan kader
bahaya hipertensi dan Posbindu PTM agar
diabetes dan stigma dapat menyebarkan
yang buruk tentang informasi dengan lebih
hipertensi dan baik melalui sosial
diabetes media

No Indikator Target Capaian


Masalah
1 Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani 100% 24%

Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk datang berobat Hipertensi ke puskesmas
2. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi ) di karenakan Petugas PTM terbatas dan tenaga kesehatan di alokasikan untuk pelayanan
kesehatan dalam gedung.
3. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan . Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan
bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa
menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi , kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi serta cara
minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga
juga takut untuk minum obat setiap hari dan rajin berobat Hipertensi
Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut
No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Kurangnya jumlah Berkolaborasi lintas program Bekerja sama dengan poli
tenaga kesehatan dan lintas sektor Catin, Tim KPLDH ,UKS untuk
untuk melakukan mendapatkan data deteksi
deteksi dini faktor dini faktor risiko PTM
risiko PTM (hipertensi)
3. Kurangnya alat Pengusulan di RKBU untuk RKBU 2021
pemeriksaan, bahan pengadaan posbindu kit,
habis pakai untuk leaflet Hipertensi dan
pemeriksaan dan Diabetes
media penyuluhan
4. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Hipertensi sosial media
masyarakat tentang - Pembinaan kader
bahaya hipertensi dan Posbindu PTM agar
stigma yang buruk dapat menyebarkan
tentang hipertensi informasi dengan lebih
baik melalui sosial
media

I. PRIORITAS MASALAH :

1. Kurangnya skrining faktor risiko PTM (terutama HT dan DM)


2. Kurangnya Skrining Usia Produktif (15-59 tahun)
3. Deteksi Dini Ca Serviks dan Ca payudara melalui IVA dan SADANIS masih kurang
II. SCORING PRIORITAS MASALAH DGN SCORING USG (URGENCY – SERIOUSNESS- GROWTH)

Kriteria Total Skoring Prioritas


No Kegiatan/Masalah
U (urgency) S (Seriousness) G (Growth) (U+S+G) Masalah
    1 2 3 1 2 3 1 2 3    

Kurangnya skrining
1 faktor risiko PTM 5 4 4 4 5 4 5 5 5 41 1
(terutama HT dan DM)

Kurangnya skrining usia


2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 39 2
produktif (15-59 tahun)

Deteksi Dini Ca Serviks


dan Ca payudara
2 4 3 5 5 4 3 5 5 5 39 3
melalui IVA dan
SADANIS masih kurang
III. PENENTUAN AKAR PENYEBAB MASALAH
IV. MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
DENGAN TEHNIK MCUA Multiple Criteria Utility Assessment

NO AKAR PENYEBAB MASALAH ALTERNATIFPEMECAHAN MASALAH


1 Kurangnya pengetahuan tentang
Penyakit Tidak Menular dan
Penyuluhan dan sosialisasi tentang Penyakit Tidak
Pencegahannya
Menular di Masyarakat
2 Stigma bahwa Penyakit Tidak
Menular itu tidak berbahaya

3 Pengetahuan kader Posbindu Pembinaan Posbindu


sebagai perpanjangan tangan
Puskesmas masih harus di-update
4 Pandemi COVID-19. Sehingga tidak Melaksanakan Posbindu di dalam gedung
bisa melaksanakan Posbindu diluar
gedung
5 Kurangnya alat dan bahan habis Usulan pengadaan alat dan bahan habis pakai
pakai
AL-1 AL-2 AL-3 AL-4
NO PARAMATER BOBOT
N BN N BN N BN N BN
1 Mudah dilaksanakan 4 3 12 3 12 3 12 2 8
2 Murah Biayanya 3 3 9 2 6 3 9 2 6
3 Waktu penerapan masalah sampai pemecahan 2 2 4 2 4 1 2 1 4
masalah tidak terlalu lama

4 Dapat memecahkan masalah dengan 1 2 2 2 2 2 2 2 2


sempurna.

TOTAL 27 24 25 20

AL-1: Penyuluhan dan sosialisasi tentang Penyakit Tidak Menular di Masyarakat


AL-2: Pembinaan Posbindu
AL-3: Melaksanakan Posbindu di dalam gedung
AL-4: Usulan pengadaan alat dan bahan habis pakai

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Memberikan Penyuluhan dan sosialisasi tentang Penyakit Tidak Menular di Masyarakat


2. Melaksanakan Posbindu di dalam gedung
3. Melakukan Pembinaan Posbindu
4. Mengajukan usulan pengadaan alat dan bahan habis pakai

Anda mungkin juga menyukai