Cakupan
Upaya Target
No Kegiatan Satuan Pencapaian
Kesehatan Sasaran Sub
Variabel
Variabel
1 2 3 4 5 6 7
Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
PANDU PTM HT
100%
50%
27%
24%
Target
0%
Capaian
18%
100% 100%
Posbindu DM
IVA
Masalah
No Indikator Target Capaian
1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
2. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes)
Petugas PTM terbatas dan tupoksi masing-masing tenaga kesehatan di Program PTM juga tidak hanya deteksi dini tapi mengerjakan upaya kesehatan dalam gedung,
program lain dan tupoksi tambahan.
3. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan
Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini
oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya
media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
Hal ini juga disebabkan kurangnya dukungan lintas sektor dalam pengadaan alat dan bahan habis pakai untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
4. Tidak meratanya pemahaman kader posbindu dalam melakukan deteksi dini
Perbedaan tingkat pendidikan dan kecepatan pemahaman tiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan kader posbidu di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Ada
yang dengan cepat sudah menguasai cara melakukan deteksi dini, ada yang setengah paham dan ada juga yang tidak paham-paham. Hal ini menyebabkan ketergantungan
pada sebagian orang saat pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes) di posbindu.
5. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi dan diabetes dan stigma yang buruk tentang hipertensi dan diabetes
Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes) adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya
hipertensi dan diabetes terutama Hipertensi dan Diabetes, kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi
dan Diabetes serta cara minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan diabetes, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat
terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga juga takut untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk datang berobat Hipertensi ke puskesmas
2. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi ) di karenakan Petugas PTM terbatas dan tenaga kesehatan di alokasikan untuk pelayanan
kesehatan dalam gedung.
3. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan . Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan
bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa
menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi , kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi serta cara
minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga
juga takut untuk minum obat setiap hari dan rajin berobat Hipertensi
Indikator- III : Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
No Indikator Target Capaian
1 Persentase Skrining Usia Produktif (15-59 tahun) 100% 27%
2 Persentase Pasien Hipertensi Yang Dilayani 100% 24%
No Indikator Target Capaian
Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining
1 100% 18% Masalah
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
3 Persentase Pasien Diabetes Yang Dilayani 100% 100%
4 Persentase Wanita Usia Subur Yang Melakukan Skrining 100% 18%
Kanker Serviks Dan Kanker Payudara Dengan IVA Dan Sadanis
5 Persentase Kelurahan Yang Menjalankan Posbindu Di Wilayah 100% 100%
Kecamatan Sawah Besar
6 Persentase Puskesmas yang melaksanakan pelayanan 100% 100%
penyakit tidak menular secara terpadu (PANDU PTM)
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara serta stigma yang buruk tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara
Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini Kanker Servix dan Kanker Payudara adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya Kanker Servix
dan Kanker Payudara
Mangga Dua
1 12,1% 0,9% 87,0%
Selatan
2 Karang Anyar 11,1% 0,0% 88,9%
Gunung
5 8,9% 1,3% 89,8%
Sahari Utara
No Kelurahan
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Mangga Dua
1 36,4% 63,6% 7,3% 92,7% 0,6% 99,4%
Selatan
Gunung
5 50,3% 49,7% 12,4% 87,6% 4,1% 95,9%
Sahari Utara
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
3. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara serta stigma yang buruk tentang bahaya Kanker Servix dan Kanker Payudara
Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini Kanker Servix dan Kanker Payudara adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya Kanker Servix
dan Kanker Payudara
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk deteksi dini. Selain itu peningkatan kasus juga menyebabkan
berlakunya PSBB , pembatasan kerumunan dan pengalokasian petugas puskesmas yang lebih diutamakan untuk penanganan situasi pandemi menurunkan angka skrining
yang dilakukan petugas puskesmas
2. Waktu pemeriksaan deteksi dini lama
Format skrining yang cukup banyak menyebabkan lamanya waktu pemeriksaan deteksi dini dan sulitnya untuk berkolaborasi dengan program lain
6. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes)
Petugas PTM terbatas dan tupoksi masing-masing tenaga kesehatan di Program PTM juga tidak hanya deteksi dini tapi mengerjakan upaya kesehatan dalam gedung,
program lain dan tupoksi tambahan.
7. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan
Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini
oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya
media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
Hal ini juga disebabkan kurangnya dukungan lintas sektor dalam pengadaan alat dan bahan habis pakai untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
8. Tidak meratanya pemahaman kader posbindu dalam melakukan deteksi dini
Perbedaan tingkat pendidikan dan kecepatan pemahaman tiap orang berbeda-beda. Begitu juga dengan kader posbidu di wilayah Puskesmas Kecamatan Sawah Besar. Ada
yang dengan cepat sudah menguasai cara melakukan deteksi dini, ada yang setengah paham dan ada juga yang tidak paham-paham. Hal ini menyebabkan ketergantungan
pada sebagian orang saat pelaksanaan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi dan diabetes) di posbindu.
9. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi dan diabetes dan stigma yang buruk tentang hipertensi dan diabetes
Salah satu yang menyebabkan masyarakat tidak datang untuk deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes) adalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya
hipertensi dan diabetes terutama Hipertensi dan Diabetes, kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi
dan Diabetes serta cara minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan diabetes, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat
terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga juga takut untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (Hipertensi dan Diabetes)
Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut
No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Waktu pemeriksaan Penyederhaan format Penyederhaan format deteksi
deteksi dini lama deteksi dini baik di dalam dini baik di dalam gedung
gedung maupun luar gedung maupun luar gedung
3. Kurangnya jumlah Berkolaborasi lintas program Bekerja sama dengan poli
tenaga kesehatan dan lintas sektor Catin, Tim KPLDH ,UKS untuk
untuk melakukan mendapatkan data deteksi
deteksi dini faktor dini faktor risiko PTM
risiko PTM (hipertensi
dan diabetes)
4. Kurangnya alat Pengusulan di RKBU untuk RKBU 2021
pemeriksaan, bahan pengadaan posbindu kit,
habis pakai untuk leaflet Hipertensi dan
pemeriksaan dan Diabetes
media penyuluhan
5. Tidak meratanya Pembinaan kader posbindu Pembinaan kader melalui
pemahaman kader secara berkala sosial media
posbindu dalam
melakukan deteksi dini
6. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Hipertensi dan sosial media
masyarakat tentang Diabetes - Pembinaan kader
bahaya hipertensi dan Posbindu PTM agar
diabetes dan stigma dapat menyebarkan
yang buruk tentang informasi dengan lebih
hipertensi dan baik melalui sosial
diabetes media
Analisa Penyebab
1. Munculnya Pandemi Sars Cov 19
Situasi Pandemi menyebabkan warga takut datang ke puskesmas dan mengurangi motivasi masyarakat untuk datang berobat Hipertensi ke puskesmas
2. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan deteksi dini faktor risiko PTM (hipertensi ) di karenakan Petugas PTM terbatas dan tenaga kesehatan di alokasikan untuk pelayanan
kesehatan dalam gedung.
3. Kurangnya alat pemeriksaan, bahan habis pakai untuk pemeriksaan dan media penyuluhan . Melakukan deteksi dini lebih banyak dilakukan di luar gedung oleh petugas Puskesmas dan
bantuan kader. Kondisi di luar gedung terutama untuk pelaksanaan deteksi dini oleh kader terhambat oleh kurangnya sarana dan prasarana, yaitu timbangan yang mulai rusak, tidak bisa
menggunakan tensi manual, kurangnya stik gula dan kurangnya media promosi kesehatan yang mudah diakses tentang hipertensi dan diabetes.
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya hipertensi , kurangnya pemahaman tentang cara minum obat yang benar sehingga ditemukan kasus putus obat Hipertensi serta cara
minum obat yang salah. Adanya stigma buruk tentang hipertensi dan, misalnya “kalau tahu penyakitnya cepat meninggal”, “minum obat terus bikin gangguan ginjal”, dll, menyebabkan warga
juga takut untuk minum obat setiap hari dan rajin berobat Hipertensi
Rencana Tindak Lanjut dan Pelaksanaan Tindak Lanjut
No Masalah Penyebab Masalah Rencana Tindak Lanjut Pelaksanaan Tindak Lanjut
1. Situasi Pandemi Sars - Pemberian transport - Pemberian transport
Cov 19 kader Posbindu untuk kader Posbindu di RPK
menambah motivasi 2021 dan RUK 2022
kader dalam pelaksanaan - Penganggaran APD untuk
deteksi dini di Posbindu pelaksanaan skrining
- Penganggaran APD untuk
pelaksanaan skrining
2. Kurangnya jumlah Berkolaborasi lintas program Bekerja sama dengan poli
tenaga kesehatan dan lintas sektor Catin, Tim KPLDH ,UKS untuk
untuk melakukan mendapatkan data deteksi
deteksi dini faktor dini faktor risiko PTM
risiko PTM (hipertensi)
3. Kurangnya alat Pengusulan di RKBU untuk RKBU 2021
pemeriksaan, bahan pengadaan posbindu kit,
habis pakai untuk leaflet Hipertensi dan
pemeriksaan dan Diabetes
media penyuluhan
4. Kurangnya Penyuluhan Tentang PTM - Penyuluhan PTM melalui
pengetahuan Terutama Hipertensi sosial media
masyarakat tentang - Pembinaan kader
bahaya hipertensi dan Posbindu PTM agar
stigma yang buruk dapat menyebarkan
tentang hipertensi informasi dengan lebih
baik melalui sosial
media
I. PRIORITAS MASALAH :
Kurangnya skrining
1 faktor risiko PTM 5 4 4 4 5 4 5 5 5 41 1
(terutama HT dan DM)
TOTAL 27 24 25 20
Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut: