Anda di halaman 1dari 91

PERAN PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN

KELOMPOKTANI DI KECAMATAN ULU BARUMUN


KABUPATEN PADANG LAWAS
PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Pertanian

Oleh
NIA LITA M SIANTURI
0143150362

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI


JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2019

i
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERUNTUKAN

PERSEMBAHANKU
“Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya
akan selamat “
Matius (24:13)
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerah-Mu
dalam hidupku. Terimakasih karena berkat-Mu dalam hidupku.
Terimakasih karena berkat- Mu tak dapat ku hitung dan tak dapat diukur
dalam kehidupan ku. Syukurku tak dapat kurangkai lewat kata biarlah
hidupku berkenan di hadapanmu
Teruntuk buat Mama dan Papa tercinta
Karya ini kupersembahkan untuk mama dan papa. Terimakasih karena
berkat Doa mama dan papa aku bisa menjadi seperti sekarang ini.
Terimakasih karena mama dan papa selalu ada untukku, selalu support
dan selalu menasehati. Terimakasih sebanyak-banyaknya mama dan
papa. Terus doakan kesuksesan kami. Doaku semoga mama dan papa
terus diberkati oleh Tuhan Yesus.
Teruntuk buat Saudara/Saudariku Kandung tercinta
Terimakasih juga untuk buat Abangku ku Irwan Sianturi, Kakak
Irawati Sianturi, Kakak Lilis Sutraningsih, Kakak Sanny Sianturi, Abang
ku Hanter Sianturi, Kakak Asnida Sianturi, Kakak Juli Agus Sianturi,
Kakak Merdu Sianturi sekaligus Kembaranku, dan Adekku Gosema
Angelina Sianturi, yang selalu mendoakan kesuksesanku. Terimakasih
kalian telah melengkapi kebahagiaanku. Terimakasih banyak saudara/i
ku tercinta.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh Dosen
Polbangtan Medan khususnya dosen pembimbing Ibu Mawar Indah
Perangin-angin, STP. M.Si. dan Bapak Ir. Abusari Marbun, MP. Serta
dosen penguji Bapak Dr. Iman Arman, SP. MM, Dan Ibu Nurliana
Harahap, SP. M.Si yang telah membantu dan membimbing dengan sabar

vi
dalam penyelesaian Tugas Akhir. Tak lupa juga terimakasih untuk Ibu
Windi Manullang yang telah membantu dalam penyempurnaan penulisan
Tugas Akhir ini.
Terimakasih buat satu kamarku yang sudah selalu ada dan selalu
mendukung saya dalam melakukan kegiatan dan memberikan aku
semangat baru dalam menjalani hari-hariku dan kalian sudah kuanggap
seperti kelurga bagiku.
Terimakasih kepada teman-teman seangkatan yang sudah seperti
keluarga selama empat tahun ini. Sudah mendukung dam memberi suatu
momen dalam empat tahun kita jalani bersama. Disaat suka maupun duka
kita tetap jalani bersama-sama.
Terimakasih kepada temanku Romaito Harahap, Klara Naibaho,
Dan Azhar Riadi Pohan sudah mau menerima saya sebagai teman satu
tempat penelitian dilapangan, juga selama penelitian dilapangan sudah
mendukung dan memberi semangat, selalau bersama-sama dalam
melakukan penelitian dilapangan sehingga penelitian dapat berjalan
dengan baik.
Terimakasih buat Helmi, Royan, Melysa, Sri Haryati, Christna A
Silaban sudah membantu dalam pembuatan laporan ini sehingga saya
bisa sampe mencapai gelar sarjana S.Tr. Pt. Terimakasih buat sahabat
aku Marasian, Emma Marhayanti Ginting, Ferry dan Dicky Junaedi
sudah mendukung dan memberi semangat buat saya selama melakukan
seminar hasil dan sampe meja hijau.
Tak lupa ku ucapkan terimakasih untuk junior-junior terbaik yang
telah membantu selama prosese pengkajian di lapangan. Terimakasih
atas bantuannya.

vii
RIWAYAT HIDUP

Nia Lita M Sianturi, lahir di Desa Simatupang Kecamtan Muara


Kabupaten Tapanuli Utara pada tanggal 8 April 1995 dari pasangan
Ayahanda Kamidun Sianturi dengan Ibunda Rumondang
ompusunggu dan merupakan anak ke Sembilan dari sepuluh
bersaudara. Menyelesaikan pendidikan sekolah Dasar Negeri 173342
Simatupang pada tahun 2008, kemudian menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Aritonang pada tahun 2011, selanjutnya
menyelesaikan pendidikan, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muara pada Tahun
2014. Pada tahun 2015 melanjutkan Kuliah di Polbangtan Medan Provinsi
Sumatera Utara dengan Program Studi Penyuluhan Perkebunan Presisi. Pada tahun
2019 menyelesaikan program studi Diploma IV di Polbangtan Medan dengan
menyandang gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P).

viii
ABSTRAK

Nia Lita M Sianturi, NIRM 01.4.3.15.0362, Peran Penyuluh Dalam


Pengembangan Kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas Provinsi Sumatera Utara. Tujuan dari pengkajian ini adalah mengetahui
tingkat peran penyuluh dan hubungan peran penyuluh dalam pengembangan
kelompoktani. Pengkajian ini dilaksanakan di Kabupaten Padang Lawas Provinsi
Sumatera Utara pada bulan Maret sampai dengan Mei 2019. Metode yang
digunakan dalam pengkajian ini adalah deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan
observasi dan wawancara, menggunakan Kuisioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Sampel ditentukan dengan teknik Purposive Proportional Random
Sampling, sementara metode analisis data menggunakan skala likert dan korelasi.
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat peran penyuluh dalam
pengembangan kelompoktani yaitu 83 persen, sementara hasil korelasi bahwa peran
penyuluh sebagai Failitator, Motivator, dan Dinamisator mempunyai hubungan
terhadap pengembangan kelompoktani sedangkan peran penyuluh sebagai Inovator
dan Edukator tidak mempunyai hubungan terhadap pengembangan kelompoktani
di Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara.
Kata Kunci : Peran, Pengembangan Kelompoktani, Fasilitator, Motivator dan
Dinamisator

ix
ABSTRACT

Nia Lita M Sianturi, NIRM 01.4.3.15.0362, Role of Extension Instructors


in the Development of Farmers' Groups in Ulu Barumun District, Padang Lawas
Regency, North Sumatra Province. The purpose of this study was to determine the
level of the role of extension agents and the relationship of the role of extension
agents in the development of farmer groups. This assessment was carried out in
Padang Lawas Regency, North Sumatra Province in March to May 2019. The
method used in this study is descriptive quantitative conducted by observation and
interviews, using questionnaires that have been tested for validity and reliability.
The sample is determined by the Purposive Proportional Random Sampling
technique, while the data analysis method uses a Likert scale and correlation. The
results of the study indicate that the level of the role of extension agents in the
development of farmer groups is 83 percent, while the correlation that the role of
extension agents as facilitators, motivators, and dynamists has a relationship with
the development of farmer groups while the role of extension agents as innovators
and educators has no relation to the development of groups in Padang Lawas
Regency North Sumatra.
Keywords: Role, Group Development, Farmers, Motivators and Dynamicists

x
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Tugas Akhir (TA) dengan
judul “Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompoktani Di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera
Utara” dapat terselesaikan. Laporan ini dibuat sebagai hasil pelaksanaan Penelitian
Tugas Akhir (TA) yang dilaksanakan pada 25 Maret s/d 24 Mei 2019 di Kecamatan
Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ir. Yuliana Knasrini, M.Si, selaku Direktur Politeknik Pembangunan
Pertanian Medan.

2. Dr. Iman Arman, SP., MM, selaku Ketua Jurusan Perkebunan dan Ketua
Program Studi Penyuluhan Perkebunan Presisi.

3. Mawar Indah Perangin-angin, STP.M.Si, selaku Dosen Pembimbing I Tugas


Akhir

4. Ir. Abusari Marbun, M.P, selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir

5. Panitia Penyelenggara TA Politeknik Pembangunan Pertanian Medan

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis memohon maaf apabila nantinya ada kesalahan dalam penyusunan


laporan ini. Dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2019

Penulis

xi
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Lembar Pengesahan Penguji ........................................................................ ii
Lembar Pengesahan Pembimbing ............................................................... iii
Halaman Pernyataan Orisinalitas ............................................................... iv
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ............................................. v
Halaman Peruntukan ................................................................................... vi
Riwayat Hidup ............................................................................................... viii
Abstrak ........................................................................................................... ix
Abstract .......................................................................................................... x
Kata Pengantar ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 6


A. Landasan Teoritis ............................................................................ 6
B. Hasil Penelitian Terdahulu .............................................................. 19
C. Kerangka Pikir ................................................................................. 21
D. Hipotesis .......................................................................................... 22
III. METODOLOGI PELAKSANAAN .................................................... 23
A. Waktu dan Tempat........................................................................... 23
B. Jenis Penelitian ................................................................................ 23
C. Batasan Operasional ........................................................................ 24
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 35


A. Deskripsi Wilayah Pengkajian ........................................................ 35
B. Hasil dan Pembahasan ..................................................................... 41

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 52


A. Kesimpulan ...................................................................................... 52
B. Saran ................................................................................................ 53
C. Implikasi ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 59


DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 63

xii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1. Populasi Pengkajian di Kecamatan Ulu Barumun ........................ 26
2. Perhitungan Jumlah Sampel pada Maing-masing Kelompoktani . 27
3. Pengukuran Peran Penyuluh ......................................................... 28
4. Pengembangan Kelompoktani ...................................................... 29
5. Hasil Uji Validitas ......................................................................... 31
6. Hasil Uji Reabilitas ....................................................................... 32
7. Jumlah penduduk menurut Umur di kecamatan Ulu Barumun ..... 36
8. Penduduk menurut Pendidikan...................................................... 37
9. Penduduk menurut Pekerjaan ....................................................... 38
10. Luas Panen dan Produksi tanaman Pangan dan Hotikultura di
Kabupaten Ulu Barumun............................................................... 39
11. Jumlah petani, Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan ... 40
12. Daftar Kelompoktani Perkebunan Kecamatan Ulu Barumun ....... 41
13. Karateristik Responden Berdasarkan Umur .................................. 41
14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ....................... 42
15. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 43
16. Karakteristik Kelompoktani Responden ....................................... 44
17. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Fasilitator............................... 45
18. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Inovator ................................. 45
19. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Motivator ............................... 46
20. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Dinamisator ........................... 46
21. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Edukator ................................ 46
22. Pengembangan Kelompoktani ...................................................... 47
23. Analisi Tingkat Peran Penyuluh dalam Pengembangan
Kelompoktani ............................................................................... 48
24. Hasil analisis hubungan peran penyuluh dalam
pengembangan Kelompoktani....................................................... 49
25. Matriks Rancangan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Ulu
Barumun Kabupaten Padang Lawas ............................................. 54

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1. Kerangka Pikir ............................................................................ 21
2. Garis Kontinum ........................................................................... 33
3. Garis Kontinum Tingkat Peran ................................................... 48

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Kuesioner .................................................................................. 63
2. Data Pemuda Respon ............................................................... 68
3. Rekapitulasi Kuisioner ............................................................. 70
4. Hasil Uji Korelasi .................................................................... 71
5. Hasil uji Reabilitas ................................................................... 72

xv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelompoktani adalah kelembagaan petani/peternak/pekebun yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi
dan sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggotanya. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh dan untuk petani yang
saling mengenal, akrab, saling percaya, mempunyai kepentingan dalam
berusahatani, kesamaan dalam tradisi/pemukiman/hampar an usahatani. Dalam
pengembangannya kelompoktani memiliki tiga fungsi yaitu sebagai kelas belajar,
wadah kerjasama dan unit produksi. Sebagai wahana kerjasama, usahatani yang
dilaksanakan oleh masing-masing anggota kelompoktani, secara keseluruhan harus
dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan untuk mencapai
skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun kontinuitas
(Permentan Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007).
Pembinaan terhadap kelompoktani dan anggotanya tidak hanya semata-mata
untuk meningkatkan produksi agar tersedianya cukup bahan bagi petani itu sendiri
maupun masyarakat luas pada umumnya. Tetapi yang paling penting adalah
meningkatkan aktivitas kelompoktani agar meningkatkan aktivitas kelompoktani
agar meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan anggota kelompoktani.
Maka Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) secara terencana dan terarah berusaha
meningkatkan pemgetahuan, sikap dan keterampialn, anggota kelompoktani
melalui pembinaan kelompoktaani, msehingga petani menjadi tahu,mau dan
mampu di dalam mengelola usahataninya guna untuk mencapai kesejahteraan
hidupnya.
Upaya pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompoktani
beserta anggotanya untuk mencapai pertanian yang tangguh hanya dapat diperoleh
melalui proses belajar mengajar yang efektif melalui penyelenggaraan penyuluhan
pertanian dengan cara meningkatkan aktivitas kelompoktani.
Dari sisi lembaga, terbatasnya kesanggupan lembaga untuk mendampingi
seluruh masyarakat desa, melalui kelompok mencoba melakukan pendekatan
pengembangan masyarakat, dengan harapan hasil-hasil yang positif dapat

1
disebarluaskan ke anggota masyarakat lainnya. Kelompok dapat diartikan sebagai
suatu wadah masyarakat untuk berkumpul dan bekerjasama dalam mencapai tujuan
mereka.
Namun kelompoktani yang terbentuk sekarang ini kenyataannya merupakan
bagian dalam pengembangan masyarakat yang dirancang untuk mengakses proyek.
Sehingga sulit dipisahkan apakah kelompok masyarakat itu timbul dari motivasi
masyarakat sendiri ataukah terbentuk karena proyek. Kelompok yang dibentuk
karena adanya proyek, tidak akan mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, ketika
proyek selesai kelompok pun bubar. Demikian pula halnya dengan kelompok-
kelompok yang dibentuk oleh masyarakat untuk mendapatkan bantuan, ketika
bantuan tak kunjung datang maka aktifitas semakin surut dan akhirnya menghilang.
Untuk menyikapi hal ini, maka dikembangkan pendekatan pengembangan
kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menghadapi berbagai permasalahan dan kebutuhannya. Pengembangan kelompok
merupakan serangkaian proses kegiatan memampukan/memberdayakan kumpulan
anggota masyarakat yang mempunyai tujuan bersama. Proses pengembangan
kelompok dimulai dari proses pengenalan akan program, berlanjut pada kajian
pedesaan partisipatif dan diperkuat ketika masyarakat merasa mereka perlu berbagi
tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menjawab permasalahan yang mereka hadapi. Peran pihak luar hanyalah sebatas
mendampingi kelompok ke arah kemandirian. Sikap pendamping yang mau belajar
dari masyarakat, merasa setara (bukan guru petani), tanggap terhadap kebutuhan
masyarakat, sikap bersahabat akan sangat membantu proses ini.
Ulu Barumun adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Padang Lawas,
kecamatan ini memiliki luas wilayah 198,83 km². terdiri dari 15 desa yaitu, Desa
Sibulus Salam, Desa Pintu Padang, Desa Handang Kopo, Desa Simanuldang Jae,
Desa Simanuldang Julu, Desa Tapian Nauli, Desa Matondang, Desa Pasar Ipuh,
Desa Paringgonan, Desa Paringgonan Julu, Desa Pagaran Batu, Desa Tanjung,
Desa Siraisan, Desa Aek Haruaya, dan Desa Sibual Buali.( Programa, 2016).
Daerah ini memiliki salah satu sentra penghasil kelapa sawit yang dalam
teknis pelaksanaan kegiatannya sangat mengandalkan kelompoktani khususnya
para anggota kelompoktani atau petani. Peran aktif dari kelompoktani dalam

2
mendukung kegiatan sangat berpengaruh pada produktivitasnya dari usahataninya.
Kegiatan petani sendiri dapat ditingkatkan melalui pengembangan kelompoktani
yang ditujukan guna merangsang keaktifan setiap anggota kelompok untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan kelompok dalam peningkatan produksi
yang diharapkan nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan
keluargannya. Pengembangan kelompoktani diarahkan pada: (1). Penguatan
kelompoktani menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri; (2). Peningkatan
kemampuan anggota dalam pengembangan agribisnis; dan (3) Peningkatan
kemampuan kelompoktani dalam menjalankan fungsinya. (Permentan 82 Tahun
2013).
Usaha pengembangan pertanian tidak terlepas dari peran serta penyuluh
pertanian dari Kabupaten Padang Lawas. Pengembangan kelompoktani sendiri juga
tidak terlepas dari peran penyuluh pertanian yang ada. Keberadaan penyuluh
pertanian dapat membantu petani untuk mendapatkan informasi-informasi yang
petani perlukan. Penyuluh dapat mempengaruhi sasaran dalam perannya sebagai
Fasilitator, Inovator, Motivator, Dinamisator, Edukator. maupun sebagai penasehat
petani (Jarnie 2012) yang sesuai karateristik/ciri petani termasuk potensi wilayah.
Dengan begitu petani dapat mengembangkan wawasannya dengan dorongan dari
penyuluh. Peran serta petani dan penyuluh dengan menumbuhkembangkan kerja
sama antar petani dan penyuluh untuk mengembangkan usahataninya. Selain itu
pembinaan kelompoktani diharapkan dapat membantu menggali potensi,
memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif dan memudahkan
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya.
Oleh sebab itu penyuluh memegang peranan penting dalam membimbing
petani agar dapat memberikan yang terbaik dalam pengelolaan usahatani yang
dilakukannya. Untuk meningkatkan efektivitas dalam kerja latihan dan kunjungan
dari kegiatan penyuluhan guna menumbuhkan peran petani, pembangunan
pertanian, maka dilakukankanlah pembinaan terhadap kelompok-kelompoktani
yang terbentuk agar nantinya kelompoktani mampu berkembang menjadi kekuatan
ekonomi yang memadai dan selanjutnya mampu menopang kesejahteraan
anggotanya (Najib dan Rahwitu, 2010).

3
Pengembangan kelompoktani merupakan penguatan kelompok menjadi
kelembagaan petani yang kuat dan mandiri. Penilaian kelas kelompoktani
merupakan salah satu bentuk pembinaan untuk memotivasi petani agar lebih
berprestasi dalam mencapai kelas kemampuan yang lebih tinggi. Adapun
pelaksanaan kelas kelompoktani ini dilakukan setiap tahun. Lalu petunjuk
pelaksanaan penilaian kemampuan kelompoktani diarahkan untuk memiliki
kemampuan sebagai berikut: a). kemampuan merencanakan; b) kemampuan
mengorganisasikan; c) kemampuan melaksanakan. Peningkatan kemampuan
kelompoktani dalam menjalankan fungsinya yaitu sebagai kelas belajar; wahana
kerjasama; dan unit produksi.
Peran penyuluh pertanian di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas masih belum dilaksanakan peranannya secara optimal bagi petani. Masih
terdapat kelompoktani yang belum sepenuhnya aktif berpartisipasi dalam setiap
kegiatan yang dilaksanakan. Dari latar belakang diatas maka diketahui adapun
permasalahan kelas kelompok di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas yaitu 1). Kelasnya tidak aktif, 2) Tidak pernah naik kelas, 3) administrasinya
kurang lengkap dan lain-lainnya. Terlebih lagi, belum adanya kajian yang telah
dilaksanakan untuk menjawab persoalan diatas. Sehingga penulis tertarik untuk
mengkaji "PERAN PENYULUH DALAM PENGEMBANGAN
KELOMPOKTANI DI KECAMATAN ULU BARUMUN KABUPATEN
PADANG LAWAS SUMATERA UTARA”.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat peran penyuluh dalam Pengembangan Kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas?
2. Bagaimana hubungan antara peran penyuluh terhadap pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas?

4
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, adapun tujuan dari pengkajian ini antara
lain:
1. Mengetahui tingkat peran penyuluh dalam pengembangan Kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas
2. Mengetahui hubungan peran penyuluh terhadap Pengembangan Kelompoktani
di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.

D. Kegunaan

Adapun yang menjadi kegunaan pembuatan proposal adalah untuk:


1. Sebagai wadah dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
meningkatkan pengalaman tentang bagaimana melakukan suatu kegiatan
pengkajian penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan.
2. Bagi Mahasiswa, Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Terapan (S.Tr.Pt) di Politeknik Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Medan.
3. Bagi Pemerintah Daerah, di harapkan dapat di jadikan sebagai bahan informasi
dan landasan dalam mengambil dan menentukan kebijakan pembangunan
pertanian terkait dengan kinerja Penyuluh dalam pengembangan kelompoktani
di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.
4. Bagi penyuluh pertanian, dapat memberikan gambaran bagaimana Peran
Penyuluh Dalam Pengembangan Kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang lawas

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis
1. Penyuluh
Penyuluh menurut Van Den Ban (2004), diartikan sebagai keterlibatan
seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan
membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan
yang benar. Pendidikan penyuluhan adalah ilmu yang berorientasi keputusan tetapi
juga berlaku pada ilmu sosial berorientasi pada kesimpulan. Ilmu ini mendukung
keputusan strategi yang harus diambil dalam organisasi penyuluhan.
Penyuluh juga dapat menjadi sarana kebijaksanaan yang efektif untuk
mendorong pembangunan pertanian dalam situasi petani tidak mampu mencapai
tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Sebagai sarana
kebijakan, hanya jika sejalan dengan kepentingan pemerintah atau organisasi yang
mendanai jasa penyuluhan guna mencapai tujuan petani. Penyuluhan adalah sistem
pendidikan luar sekolah di mana orang dewasa dan pemuda belajar dengan
mengerjakan.
Pendidikan penyuluh adalah ilmu perilaku terapan, pengetahuan yang
diterapkan untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan di kompleks perilaku
manusia biasanya melalui berbagai strategi dan program perubahan dengan
menerapkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru (The Pulse Of Indian
Agriculture, 2010).
Menurut Suhardiyono (1992), penyuluh merupakan pendidikan non formal
bagi petani beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan
keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung
melalui proses belajar mengajar. Beberapa ahli penyuluhan menyatakan bahwa
sasaran penyuluhan yang utama adalah penyebaran informasi yang bermanfaat dan
praktis bagi masyarakat petani di pedesaaan dan kehidupan pertaniannya, melalui
pelaksanaan penelitian ilmiah dan percobaan di lapang yang diperlukan untuk
menyempurnakan pelaksanaan suatu jenis kegiatan serta pertukaran informasi dan
pengalaman diantara petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pengertian penyuluh pertanian menurut rumusan UU No.15/2006 dalam
Mardikanto (2009) adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku

6
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan pruduktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup.
Menurut Mardikanto (2009) kegiatan penyuluh diartikan dengan berbagai
pemahaman, yaitu seperti: penyebarluasan informasi, penerangan atau penjelasan,
pendidikan non formal (luar sekolah), perubahan perilaku, rekayasa sosial,
pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku individu, nilai-
nilai, hubungan antar individu, kelembagaan), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), serta penguatan komunitas (community strengthening).

2. Tujuan Penyuluh
Menurut Kartasapoetra (1994), dalam perencanaan dan pelaksanaan
penyuluh harus mencakup: tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan
penyuluh jangka pendek yaitu untuk menumbuhkan perubahan- perubahan yang
lebih terarah dalam aktivitas usaha tani di pedesaan, perubahan-perubahan mana
hendaknya menyangkut : tingkat pengetahuan, kecakapan atau kemampuan sikap
dan tindakan petani.
Adapun tujuan penyuluh jangka panjang yaitu agar tercapai peningkatan taraf
hidup masyarakat petani, mencapai kesejahteraan hidup yang lebih terjamin.
Tujuan ini hanya dapat tercapai apabila petani dalam masyarakat itu, pada
umumnya telah melakukan “ better farming, better business, dan better living”
yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Better farming, mau dan mampu mengubah cara-cara usaha taninya dengan
cara-cara yang lebih baik.
b. Better business, berusaha yang lebih menguntungkan, mau dan mampu
menjauhi para pengijon, lintah darat, dan melakukan teknik pemasaran yang
benar.
c. Better living, hidup lebih baik dengan mampu menghemat, tidak berfoya-foya
dan setelah berlangsungnya masa panenan, bisa menabung, bekerja sama
memperbaiki hygiene lingkungan, dan mampu mencari alternatif lain dalam

7
hal usaha, misal mendirikan industri rumah tangga yang lain dengan
mengikutsertakan keluarganya guna mengisi kekosongan waktu selama
menunggu panenan berikutnya (Setiana, 2005).
A.T. Mosher dalam Kartasapoetra (1994) menyatakan bahwa penyuluh
mempunyai tujuan yang dapat dirinci dalam tiga tujuan utama, yaitu : a. Membantu
petani untuk meningkatkan usahanya dan memperoleh mata pencaharian yang lebih
tegas, terarah dan lebih baik; b. Membantu para petani agar dapat memperbaiki
kehidupan fisiknya; c. Membantu para petani agar dapat mengembangkan
kehidupan masyarakatnya.
Menurut Samsudin (1982) tujuan penyuluh juga dibedakan antara tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan penyuluh jangka pendek yaitu
untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan
usaha tani petani di pedesaan. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah dalam
bentuk pengetahuan, kecakapan, sikap, dan motif tindakan petani. Dengan adanya
perubahan-perubahan tersebut diharapkan petani akan bersifat lebih terbuka, aktif
dan dinamis. Dengan demikian pokok dari tujuan penyuluhan pertanian bukan saja
menimbulkan dan merubah pengetahuan, kecakapan, sikap dan bentuk tindakan
petani, yang lebih penting adalah merubah sifat petani pasif dan statis menjadi
petani aktif dan dinamis.
Petani akhirnya harus mampu berpikir dan berpandapat sendiri untuk
mencoba dan melaksanakan sesuatu yang pernah didengar dan dilihatnya. Tujuan
penyuluh jangka panjang yaitu untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat tani,
atau agar kesejahteraan hidup petani lebih terjamin.
Masyarakat tani yang sejahtera adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
penyuluh. Hal ini baru bisa dicapai apabila petani mau dan mampu mengubah cara
berusaha taninya. Kemauan dan kemampuan mengubah cara berusaha tani
diharapkan usaha tani menjadi lebih produktif (better farming), lebih
menguntungkan (better business) dan akhirnya kehidupan menjadi lebih baik dan
layak (better living).

8
3. Peran Penyuluh
Penyuluh adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada
petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai
dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju.
Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya
mempunyai tiga peranan:
a. Berperan sebagai pendidik, memberikan pengetahuan atau cara-cara baru dalam
budidaya tanaman agar petani lebih terarah dalam usahataninya, meningkatkan
hasil dan mengatasi kegagalan-kegagalan dalam usaha taninya.
b. Berperan sebagai pemimpin, yang dapat membimbing dan memotivasi petani
agar mau merubah cara berfikir, cara kerjanya agar timbul keterbukaan dan mau
menerima cara-cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil, sehingga
tingkat hidupnya lebih sejahtera.
c. Berperan sebagai penasehat, yang dapat melayani, memberikan petunjuk-
petunjuk dan membantu para petani baik dalam bentuk peragaan atau contoh-
contoh kerja dalam usahatani memecahkan segala masalah yang dihadapi
(Kartasapoetra, 1994).
Tugas utama dari penyuluh adalah untuk membantu keluarga pedesaan dan
membantu diri mereka sendiri dengan menerapkan ilmu, baik fisik maupun sosial,
dengan kegiatan pertanian, keluarga dan masyarakat hidup (Brunner, E. dan Hsin
Pao Yang, E, 2004).
Menurut Lionberger dan Gwin (1982), keberhasilan seorang penyuluh,
sebenarnya tergantung kepada kemampuannya untuk menyatu (dengan kliennya)
dan pengetahuan serta ketrampilan yang diperlukan oleh kliennya. Keberhasilan ini
adalah dalam upaya membantu klien untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Untuk
mencapai keberhasilan, seorang penyuluh harus mempunyai kondisi prioritas yang
perlu dipertimbangkan, yaitu meliputi :
a. Kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi
b. Tersedianya suatu sistem (sarana) penunjang yang memungkinkan penyuluh dan
kliennya melakukan sesuatu yang ingin mereka lakukan

9
c. Adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan para penyuluh dan kliennya
melakukan apa yang mereka ingin lakukan dalam upayanya untuk memperoleh
suatu manfaat atau imbalan tertentu (baik yang sifatnya ekonomis atau sosial).
Kehadiran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan peranan penyuluh
pertanian di tengah-tengah masyarakat tani di desa masih sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan sumber daya manusia (petani) sehingga mampu mengelola sumber
daya alam yang ada secara intensif demi tercapainya peningkatan produktifitas dan
pendapatan atau tercapainya ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.
Memberdayakan petani – nelayan dan keluarganya melalui penyelenggaraan
penyuluh pertanian, bertujuan untuk mencapai petani – nelayan yang tangguh
sebagai salah satu komponen untuk membangun pertanian yang maju, efisien dan
tangguh sehingga terwujudnya masyarakat yang sejahtera menurut Djari (2001)
dalam Tabloid Agribisnis Dwimingguan Agrina.
a. Fasilitator
Fasilitator atau pendampingan adalah peran penyuluhan dalam hal
melayani, memenuhi kebutahan petani, memfasilitasi keluhan petani ataupun
masalah usahatani yang dihadapi petani. Fasilitasi yang diberikan penyuluhan ini
tidak sepenuhnya dapat membantu petani mengatasi masalah usahataninya namun
hanya sebagai penengah dalam mengatasi masalah petani (Mardikanto, 2009).
Peran petugas penyuluh memfasilitasi petani mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi petani seperti keterbatasan tenaga kerja, modal,
teknologi saran dan prasarana pendukung yang dimiliki petani, penyuluh
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh petani penyuluh mengupayakan dan
menghubungkan pelaku utama dengan pihak Bank untuk mendapatkan modal usaha
dengan cara kredit usahatani, menggerakan tabungan kelompok pelaku usaha, dan
pengadaan alat dan mesin pertanian(hand traktor, power tereser) dengan cara
revolving.
Petugas penyuluh memfasilitasi proses diskusi dalam pertemuan kelompok
petani, pertemuan kelompok satu bulan sekali, membahas tentang penggunaan pola
tanam dan pengendalian hama penyakit, petugas penyuluh memfasilitasi kelompok
petani dalam memperoleh modal kelompok hanya sebagian saja. Oleh karena itu,
penyuluh perlu untuk meningkatkan perannya sebagai fasilitator agar lebih optimal

10
memfasilitasi anggota kelompok petani sehingga partisipasi anggota kelompok
dapat bersifat menyeluruh.
b. Inovator
Peran penyuluhan sebagai inovator adalah menyebarluaskan informasi, ide,
inovasi, dan teknologi baru kepada petani. Penyuluhan pertanian melakukan
penyuluhan dan menyampaikan berbagai pesan yang dapat digunakan petani untuk
meningkatkan usahatani.
Penyuluh memberikan informasi yang disampaikan mudah dimengerti
petani, penyuluh mampu memposisikan diri sebagai bagian dari kelompok ketika
berbicara atau berdiskusi dengan kelompok, Informasi dan teknologi tersebut bisa
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media
penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas
informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada sasaran sebagai pengguna
teknologi seperti : media cetak, media audio visual, media berupa obyek fisik atau
benda nyata. Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena
itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting sebagai
saluran, penyampaian pesan.
c. Motivator
Kemampuan penyuluh dalam memberikan semangat kepada anggota-
anggota kelompok untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam kegiatan usaha tani,
petugas peyuluh pertanian memotivasi anggota kelompok agar terlibat aktif dalam
kegiatan kelompoknya, petugas peyuluh pertanian memotivasi anggota kelompok
dalam usaha mencapai hasil yang dinginkan oleh kelompoknya, tampak bahwa
keterlibatan penyuluh cukup besar dalam memberikan motivasi dalam
pengembangan usaha tani.
Penyuluh harus propesional bukan hanya sekedar bisa bicara dalam teori
tapi bisa melakukan secara realita dilapangan sehingga apa yang disampaikan akan
mendapat kepercayaan masyarakat petani, penyuluh selalu memotivasi
kelompoknya melalui peningkatan dinamika kelompok, pengendalian hama
penyakit, pemupukan dan peningkatan saat panen yang ideal. Karena itu salah satu
tugas pokok penyuluh agar kelompoktani bisa berkembang dan dirasakan

11
manfaatnya oleh petani, penyuluh selalu memotivasi anggota kelompoknya dalam
mencapai hasil yang diinginkan kelompoknya, penyuluh harus dapat memberikan
solusi bagi petani binaannya, dan keterlibatan penyuluh sangat besar, bagi penyuluh
yang mempunyai kreativitas untuk melanjutkan pengembangan usaha taninya.

d. Dinamisator
Kemampuan penyuluh menjembatani kelompok petani dalam bimbingan
teknis dengan pemerintah maupun non-pemerintah, petugas penyuluh pertanian
membantu menjembatani penyelesaian konflik yang terjadi dalam kelompok petani
atau dengan pihak luar, proses mediasi sangat tergantung pada lakon yang
dimainkan oleh pihak yang terlibat dalam penyelesaian perselisihan tersebut, di
mana pihak yang terlibat langsung adalah mediator dan para pihak yang berselisih
itu sendiri. Mediator sebagai negosiator harus memiliki keterampilan dalam
mengelola konflik, melakukan pemecahan masalah secara kreatif melalui kekuatan
komunikasi dan analisis. Penyuluh diberikan pelatihan singkat bagaimana
mengontrol marah dan emosi dalam proses penyelesaian masalah yang di hadapi
petani, penyuluh membantu dalam mengumpulkan masalah-masalah dalam
masyarakat untuk bahan penyusunan program penyuluhan pertanian kepada petani.

e. Edukator
Peran penyuluh sebagai edukasi merupakan kegiatan memfasilitasi proses
belajar yang dilakukan oleh para penerima manfaat penyuluhan (beneficiaries atau
stakeholders) pembangunan yang lainnya. Indikator dari peran penyuluh sebagai
edukasi ada tiga: pertama, materi program penyuluhan relevan dengan kebutuhan
petani; kedua, keterampilan petani meningkat; dan yang ketiga, pengetahuan petani
meningkat.
Kemampuan penyuluh dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petani dalam mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, penyuluh
membimbing dan melatih petani keterampilan teknis, melalui pembagian benih
sebelum semai dengan menggunakan larutan air garam, cara pengendalian hama
penyakit. penyuluh memiliki berbagai informasi pengetahuan teknis yang
dibutuhkan petani yang mencakup teknologi, penyuluh memberi masukan

12
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, serta bertukar gagasan berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman petani.
Setiap penyuluh sudah dibekali latihan dasar penyuluh diantaranya berisi
penyusunan programa penyuluh yang wajib disusun setiap tahunnya, sehingga
permasalahan petani merupakan bahan bagi penyuluh untuk dituangkan dalam
programanya berdasarkan skala proritas, perubahan perilaku, tingkat pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Penyuluh dibekali berbagi ilmu pertanian sesuai dengan
kebutuhan wilayah binaan masing-masing penyuluh bahkan juga dibekali
deversifikasi usaha tani.
Penyuluh membimbing dan melatih petani keterampilan teknis, karena
penyuluh menguasai teknologinya, melalui cemarah, didkusi, dan melaksanakan
program penyuluh. Penyuluh harus membuatkan (satuan operasional pelaksana
(SOP), melaui tujuan, masalah, materi penyuluhan dan metode penyuluhan,
penyuluh harus tahu menganalisa usaha taninya dan membimbing petani sesuai
satuan operasional pelaksana (SOP) sesuai jadwal yang ditentukan.
Penyuluh harus bisa mengusai semua teknis pertanian karena sudah dilatih
lewat ( Baleltan ) Balai Pelatihan Pertanian secara periodik sehingga informasi
teknis ketersediaan benih yang bersertifikat dan cara pengendalian hama penyakit
yang dibutuhkan oleh petani dapat di implementasikan dan penyuluh selalu
memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya, selalu
komunikasi dua arah sangat penting, karena teknologi yang ada belum tentu sesuai
dengan kondisi dilapangan, sehingga petani yang sukses adalah teknologi terapan
lokal yang perlu diadopsi oleh penyuluh.

4. Kelompoktani
Kelompoktani merupakan sebuah kelembagaan ditingkat petani yang
dibentuk untuk mengorganisir para petani dalam berusaha tani (Hermanto dan
Swastika, 2011). Kelompoktani juga diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 82 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan
Kelompoktani yang mendefinisikan bahwa “kelompoktani adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan sumberdaya, kesamaan

13
komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha
anggota”. Dalam kelompoktani terdapat anggota kelompoktani yang disebut
sebagai pelaku utama dan pelaku usaha.
Pelaku utama adalah petani yang melakukan usaha tani dibidang pangan,
holtikultura, perkebunan, dan/ atau peternakan. Sedangkan pelaku usaha adalah
setiap orang yang melakukan usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumber daya lainnya untuk dapat meningkatkan produktivitas,
efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran
dalam pelestarian lingkungan hidup.
Berdasarkan hasil penelitian Fatchiya (2010) kelompok mempunyai peranan
sebagai koordinator pemasaran. Pembeli yang berminat terhadap hasil pertanian
tidak perlu repot untuk menemui petani kepada tiap-tiap individu yang
membudidayakan hasil pertanian yang sama, tetapi dapat berkunjung langsung
kepada kelompoknya sebagai pemasar dari hasil budi daya anggota kelompoknya.
Kelompok juga mempunyai fungsi sebagai tempat pembinaan bagi anggota
kelompoktani. Pembinaan melalui kelompok memudahkan penyuluh
menyelenggarakan kegiatan penyuluhan dikarenakan kelompok memiliki kegiatan
budi daya yang sama, terjadi proses belajar bersama, dan adanya tanggung jawab
bersama atas program bantuan yang diberikan. Fungsi-fungsi kelompoktani juga
diatur dalam Permentan No. 82 Tahun 2013 yaitu:
1. Kelas belajar, yaitu kelompoktani sebagai wadah belajar mengajar bagi anggota
guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar tumbuh dan
berkembang menjadi usaha tani yang mandiri sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, pendapatan serta kehidupan yang lebih baik;
2. Wahana Kerjasama: kelompoktani merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama baik di antara sesama petani dalam poktan dan antar poktan maupun
dengan pihak lain. Melalui kerjasama tersebut diharapkan dapat membuat
usahatani lebih efisien dan lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan, gangguan serta lebih menguntungkan;
3. Unit Produksi: Usahatani yang dilaksanakan oleh masing-masing anggota
poktan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang

14
dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomis usaha, dengan menjaga
kuantitas, kualitas maupun kontinuitas.
4. Kelompoktani ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk mereka dengan
jumlah berkisar 20 sampai 25 orang petani atau disesuaikan dengan kondisi
lingkungan masyarakat sekitarnya (Menteri Pertanian). Kepengurusan anggota
kelompoktani sekurangkurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan
seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan. Sebagai penentu keberlanjutan dari
penumbuhan kelompoktani maka harus dibentuk rencana kerja kelompok.
Kemudian, dalam meningkatkan kemampuan petani anggota kelompoktani
dalam pengembangan agribisnis (Permentan No. 82 Tahun 2013), maka:
5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif agar petani mampu untuk membentuk
dan menumbuhkembangkan kelompoknya secara partisipatif;
6. Menumbuhkembangkan kreatifitas dan prakarsa anggota kelompoktani untuk
memanfaatkan setiap peluang usaha, informasi, dan akses permodalan yang
tersedia;
7. Membantu memperlancar proses dan mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta menyusun rencana dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam usaha
taninya;
8. Meningkatkan kemampuan dalam menganalisis potensi pasar dan peluang usaha
serta menganalisis potensi wilayah dan sumber daya yang dimiliki untuk
mengembangkan komoditi yang dikembangkan/ diusahakan guna memberikan
keuntungan usaha yang optimal;
9. Meningkatkan kemampuan anggota untuk dapat mengelola usaha tani secara
komersial, berkelanjutan, dan akrab lingkungan;
10. Meningkatkan kemampuan anggota dalam menganalisis potensi usaha masing-
masing anggota untuk dijadikan satu unit usaha yang menjamin permintaan
pasar yang dilihat dari kuantitas, kualitas, serta kontinuitas.
11. Mengembangkan kemampuan anggota untuk menciptakan teknologi yang
spesifik lokalitas;
12. Mendorong dan mengadvokasi agar para petani mau dan mampu melaksanakan
kegiatan simpan-pinjam guna memfasilitasi pengembangan modal usaha
kelompoktani.

15
5. Karakterisitk Pengembangan Kelompoktani (Y)
a. Kelengkapan Administrasi
Petani sering di hadapkan dengan sosialisasi dan penyuluh pertanian,
didalamnya penyuluh memenuhi administrasi. Administrasi yang dimaksud adalah
administrasi penyuluhan agar kegiatan sosialisasi berjalan dengan lancar atau
terstruktur. Kelembagaan penyuluhan pertanian merupakan salah satu wadah
organisasi yang terdapat dalam Dinas Pertanian. Kelembagaan pertanian
menyesuaikan dengan perubahanperubahan yang ada. Organisasi digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orangorang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-
parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi (Ode, 2014).
Administrasi sangat penting dalam suatu organisasi. Keberhasilan suatu
organisasi dapat diukur juga dari administrasi. Dalam penyelenggaraan kerja yang
dilakukan oleh orang-orang secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai
suatu tujuan yang ditetapkan dan juga admnistrasi yang menjalankan suatu kegiatan
kelompoktani, Agri-sosio ekonomi – Volume 12 Nomor 2, Mei 2016 : 121 - 132
dimana Administrasi ini berupa buku daftar anggota, daftar tamu, keuangan, hadir
rapat, dan lain-lain administrasi sangat diperlukan. Administrasi pertanian sangat
penting bagi masyarakat kususnya kelompoktani, dengan adanya sumberdaya
manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yaitu
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan
serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi persaingan global yang selama ini
terabaikan.
b. Susunan kepengurusan
Susunan kepengurusan adalah suatu susunan komponen-komponen atau unit-
unit kerja dalam sebuah kepengurusan. Struktur organisasi menunjukan bahwa
adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan-kegiatan berbeda yang
dikoordinasikan. Dan selain itu susunan pengrus juga menunjukkan mengenai

16
spesialisasi-spesialisasi dari pekerjaan, saluran perintah maupun penyampaian
laporan.
Susunan kepengurusan adalah suatu susunan atau hubungan antara komponen
bagian-bagian dan posisi dalam sebuah pengurus, komponen-komponen yang ada
dalam pengrus mempunyai ketergantungan. Sehingga jika terdapat suatu komponen
baik maka akan berpengaruh kepada komponen yang lainnya dan tentunya akan
berpengaruh juga kepada pengrus tersebut.
Susunan kepengurusan merupakan susunan dan hubungan antara setiap
bagian maupun posisi yang terdapat pada sebuah organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan-kegiatan operasionalnya dengan maksud untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Susunan kepengurusan dapat
menggambarkan secara jelas pemisahan kegiatan dari pekerjaan antara yang satu
dengan kegiatan yang lainnya dan juga bagaimana hubungan antara aktivitas dan
fungsi dibatasi. Di dalam susunan kepengurusan yang baik harus dapat menjelaskan
hubungan antara wewenang siapa melapor atau bertanggung jawab kepada siapa,
jadi terdapat suatu pertanggungjawaban apa yang akan di kerjakan. Itulah beberapa
definisi susunan kepengurusan.

c. Permodalan
Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha
pertanian. Sayangnya, aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber permodalan
yang disediakan masih sangat terbatas, terutama bagi petani-petani yang menguasai
lahan sempit dan petani tanpa lahan yang merupakan komunitas terbesar dari
masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak jarang ditemui bahwa kekurangan
biaya merupakan kendala bagi petani dalam mengelola dan mengembangkan
usahatani.
Menurut Bambang Riyanto, modal merupakan hasil produksi yang
digunakan kembali untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya,
kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli, atau pun kekuasaan
menggunakan yang ada dalam barang – barang modal.

17
d. Kerjasama dan pertemuan
Kerjasama kelompoktani adalah kerjasama antara anggota dengan pihak luar,
baik dengan kelompok yang lain maupun pihak – pihak lain misalnya : lembaga
pemerintah, Bank, Perusahaan, LSM dan lain sebagainya. Bentuk kerjasama yang
dilakukan dapat bermacam-macam misalnya : penyediaan saprodi, kerjasama
pemasaran hasil, penyediaan modal, penyediaan teknologi, atau tempat belajar ,
kerjasama dengan LSM dalam pengembangan organisasi kelompok dan masih
banyak lagi bentuk – bentuk kerjasama lainnya yang bisa dilakukan.
Kerjasama dalam jangka panjang misalnya pemasaran hasil pertanian kepada
perusahaan tertentu dan banyak contoh lain sebagaimana sudah sering dialami oleh
kelompoktani.
Kerjasama ini penting untuk dilaksanakan karena :
1. Membantu mengatasi kekurangan/kelemahan anggota kelompoktani.
2. Untuk mendapatkan informasi baru .
3. Untuk memperkuat kelompoktani baik dari segi administrasi, organisasi
maupun usaha kelompok.
4. Untuk menghadapi permasalahan – permasalahan yang dihadapi.
Pertemuan kelompok adalah komunikasi antara beberapa orang dalam suatu
kelompok seperti dalam rapat. Pertemuan kelompoktani biasanya diadakan ketika
akan melakukan kegiatan dan setelah panen untuk bahan evaluasi kegiatan
kedepannya agar lebih baik (Mandasari, 2014).
Penguatan kelembagaan kelompoktani juga dilakukan melalui kegiatan
pendampingan dan pertemuan atau musyawarah petani dengan dihadiri tokoh
masyarakat, penyuluh pertanian dan instansi terkait sehingga kelompoktani yang
terbentuk makin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan
produksi dan pendapatan dari usahataninya (Nuryanti dan Swastika, 2011).

18
e. Pengembangan usaha tani
Pengembangan usaha tani suatu proses mendesain pembelajaran secara logis,
dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan
kompetensi peserta didik.
Menurut Soekartawi (2002), usahatani pada hakekatnya adalah perusahaan,
maka seorang petani atau produsen sebelum mengelola usahataninya akan
mempertimbangkan antara biaya dan pendapatan, dengan cara mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien, guna memperoleh keuntangan yang
tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan
dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran
(output) yang melebihi masukan (input).

B. Hasil Penelitian Terdahulu


1. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Komunikator Dalam Penerapan Usaha
Pertanian Lahan Sempit Di Desa Hukurila Kotamadya Ambon

Richard Mozes Amahorseya, Hafied Cangara, Sylvia Sjam (Vol. 3, No.4


Oktober – Desember 2014). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas
peran penyuluh pertanian dalam penerapan model kawasan rumah pangan lestari
dalam hubungannya dengan usaha pertanian lahan sempit yang dilakukan oleh
kelompoktani didesa hukurila kotamadya ambon. Disimpulkan bahwa sesuai hasil
penelitian ini adanya hubungan signifikan peran penyuluh pertanian dengan hasil
kerja kelompoktani dalam proses komunikasi secara efektif.

2. Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Kelompoktani Di Nagari Sungai


Pua Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam

Penelitian ini merupakan penelitian survei, menggunakan responden yang


dipilih dengan menggunakan metode sampling bertahap (multistage sampling)
dengan memilih 5 dari 25 kelompoktani dan memilih 30 responden dari
kelompoktani terpilih, yang dilakukan secara sengaja (purposive). Data di analisis
secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

19
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran penyuluh sebagai penyuluh
Motivator, Edukator, Organisator, dan Komunikator dikategorikan berperan,
sedangkan peran penyuluh sebagai Katalisator dan Konsultan dikategorikan tidak
berperan. Kendala-kendala yang dihadapi oleh penyuluh dalam pengembangan
kelompoktani adalah mengatur jadwal pertemuan dengan 25 kelompoktani karena
penyuluh hanya berjumlah satu orang, daerah yang luas yang mengakibatkan
penyuluh banyak menghabiskan waktu diperjalanan, tidak semua solusi dan saran
dari penyuluh dapat diterima kelompoktani karena petani belum terbiasa
menggunakan teknologi baru, dan kelompoktani masih belum berkembang karena
masih bergantung kepada penyuluh. Dari hasil ini disarankan agar penyuluh
diharapkan lebih meningkatkan kontribusinya dengan membantu petani dalam
memecahkan masalah, membantu proses dilapangan dan menghubungkan petani
dengan sumber teknologi.

20
C. Kerangka Pikir

Identifikasi
- Pengetahuan petani terhadap manfaat kelompoktani masih rendah
- Kurang lengkapnya administrasi kelompoktani
- Peranan penyuluh masih rendah

Tujuan
Berdasarkan permasalahan diatas, adapun tujuan dari pengkajian ini antara lain:
1. Mengetahui tingkat Peran Penyuluh dalam Pengembangan Kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas
2. Mengetahui hubungan peran penyuluh terhadap Pengembangan Kelompoktani
di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.

Pengembangan
Peran Penyuluh (X) Kelompoktani (Y)
1. Sebagai Fasilitator (X1)
2. Sebagai Inovator (X2)
3. Sebagai Motivator (X3)
4. Sebagai Dinamisator (X4)
5. Sebagai Edukator (X5)

Analisis data
Melakukan Pengujian hipotesis
terhadap Pengembangan kelompoktani
yaitu dengan Rumus Korelasi Rank Implikasi
Spearman
6 ∑ni=1 di2
𝑟𝑠 =
n3 – n

Gambar : 1. Kerangka Pikir

21
D. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kajian teori maka hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:

1. Diduga tingkat peran penyuluh dalam pengembangan kelompoktani di


Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas rendah.
2. Diduga ada hubungan peran penyuluh terhadap pengembangan kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas

22
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Tugas Akhir telah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret - 24 Mei 2019 di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatra Utara.
Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive atau sengaja.

B. Jenis Penelitian
Dalam pencapaian hasil penelitian penulis melakukan penelitian dengan
menggunakan cara penelitian Deskriptif Kuantitatif, penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.
Penelitian deskriptif kuantitatif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah
aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian
deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsipkan peristiwa dan kejadian yang menjadi
pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.
Variabel yang diteliti bisa tunggal ( satu variabel) bisa juga lebih dan Satu variabel.
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif.
Dalam arti sempit, penelitian deskriptif diartikan sebagai penelitian yang hanya
menunjukkan Gambaran, uraian, atau rincian tentang gejala yang diteliti. Tetapi,
dalam arti Luas penelitian deskriptif juga lebih jauh menceritakan hubungan atau
keterkaitan antar gejala (Variabel), seberapa jauh terdapat kesepakatan atas hasil-
hasil yang disampaikan (Mardikanto, 2001). Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik survei. Yang melibatkan obyek penelitian dengan
populasi yang relatif besar ( Mardikanto, 2001).
Menurut Wirartha (2006), penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil. Data yang dipelajari diambil dari populasi
tersebut sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan
hubungan antar variabel, sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini
menggunakan skala ordinal sehingga untuk mengetahui pusat-pusat kecenderungan
adalah pola nilai tengah atau medan skor (Mardikanto, 2001).

23
C. Batasan Operasional
1. Pembatasan Masalah
a. Sampel
Petani yang diambil sebagai sampel dalam pengkajian ini adalah petani yang
kelas kelompoktaninya masih pemula di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten
Padang Lawas.
b. Peran Penyuluh
Peran penyuluh yang dikaji dalam pengkajian ini adalah peran penyuluh
sebagai motivator, edukator, dinamisator, fasilitator, dan inovator.
c. Pengembangan Kelompoktani
Adapun pengembangan kelompoktani dalam pengkajian ini dinilai dari segi
kelengkapan administrasi, susunan kepengurusan, permodalan (kas kelompok),
kerjasama dan pertemuan, serta pengembangan usaha tani.
2. Defenisi Operasional
a. Peran Penyuluh (X)
Peran penyuluh yang dikaji dalam pengkajian ini adalah
1) Peran penyuluh sebagai fasilitator, yaitu penyuluh melayani kebutuhan yang di
perlukan oleh petani (sarana-prasarana, teknologi baru), atau memberi
kemudahan dan bantuan dalam pelaksanaan suatu kegiatan penyuluhan serta
memfasilitasi semua kebutuhan petani dalam mengembangkan kelompoktani
diukur dengan menggunakan skala likert dengan kriteria sangat tinggi (skor 5)
sampai dengan kriteria sangat rendah (skor 1).
2) Peran penyuluh sebagai inovator, penyuluh sebagai pembaharu atau pencetus
ide-ide baru dalam pengembangan kelompoktani diukur dengan skala likert
dengan kriteria sangat tinggi (skor 5) sampai dengan kriteria sangat rendah (skor
1)
3) Peran penyuluh sebagai motivator, yaitu penyuluh senantiasa membuat petani
tahu, mau dan mampu.
4) Peran penyuluh sebagai dinamisator, yaitu menimbulkan perubahan melalui
pelayanan, peragaan atau contoh, pemberian petunjuk serta motivasi kepada
petani/peternak.

24
5) Peran penyuluh sebagai edukator, yaitu untuk memfasilitasi proses belajar yang
dilakukan oleh para penerima manfaat penyuluh (beneficiaries) dan atau
(stakeholders) pembangunan yang lainnya. Seperti telah dikemukakan,
meskipoun edukasi berarti pendidikan, tetapi proses pendidikan tidak boleh
menggurui apalagi memaksakan kehendak (indoktrinasi, agitasi), melainkan
harus benar-benar berlangsung sebagai proses belajar bersama yang partisipatif
dan dialogis.
b. Pengembangan Kelompoktani (Y)
Pengembangan kelompoktani yang dikaji adalah:
Kelengkapan administrasi, Susunan Kepengurusan, Permodalan (kas
Kelompok), Kerjasama dan Pertemuan, dan Pengembangan usaha tani.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diambil di dalam pelaksanaan pengkajian terdiri dari data primer dan
data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan melibatkan petani serta
anggota keluarganya, sehingga diharapkan data yang diperoleh betul- betul akurat.
Data sekunder data yang diperoleh dari instansi yang terkait dan literatur yang
relevan.
Teknik penelitian ini menggunakan teknik survei. Singarimbun dan Effendi
(1995), menyebutkan teknik survei yaitu teknik pengkajian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat penggumpulan
data yang pokok.
Menurut Kerlinger (1991), survei dapat dikelompokkan secara mudah menurut
metode-metode yang digunakan untuk memperoleh informasi, yaitu sebagai
berikut: wawancara, kuisioner. Survei yang terbaik yaitu menggunakan wawancara
kepada responden sebagai pengumpul informasi.
Wawancara, yaitu cara pengumpulan data tentang identitas responden, faktor
yang mempengaruhi motivasi, dan motivasi petani dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuisioner yang telah
disiapkan.Selanjutnya dilakukan pencatatan yaitu cara pengumpulan data tentang
identitas responden, faktor yang mempengaruhi motivasi, motivasi petani dan data
pendukung dengan mengutip dan mencatat sumber-sumber informasi baik dari

25
responden,pustaka, maupun instansi-instansi terkait yang ada hubungannya dengan
penelitian ini.
Observasi dilakukan untuk mengetahui secara umum karakteristik kecamatan
Ulu Barumun yang terdiri dari lima belas desa, 35 kelompoktani dengan jumlah
penduduk 16.309 jiwa. Serta dokumentasi untuk memperoleh data baik dari
responden maupun dari instansi terkait.
Kuisioner/angket yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan daftar
pertanyaan/ pernyataan yang disusun secara tertulis kemudian disebarkan langsung
ke responden. Adapun alat instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai
alat pengumpul data dengan menggunakan daftar pertanyaan /pernyataan yang
disusun secara tertulis kemudian disebarkan langsung keresponden. Adapun
kuisioner /angket yang berisi pertanyaan/pernyataan yang berkaitan dengan tujuan
pengkajian. Yaitu meliputi pertanyaan untuk mengukur variabel faktor yang
mempengaruhi (X) dan Peran Penyuluh (Y). Tentunya dalam penyusunan kuisioner
harus benar dalam menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid ) dan
konsisten.
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya yang
diduga Singarimbun dan Efendi dalam Nur Songko (2018). Petani yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah Kelompoktani pemula di Kecamatan Ulu
Barumun Kabupaten Padang Lawas. Ciri-cirinya kontaktani belum aktif, taraf
pembentukan kelompoktani, pemimpin formal aktif dan kegiatan kelompok bersifat
informtif.
Tabel 1. Populasi Pengkajian di Kecamatan Ulu Barumun
No Desa Nama Kelompoktani Jumlah Petani
1. Sibual-buali Maju Bersama 10
2. Paringgonan Sabasimba 25
3. Siraisan Saredia 35
4. Siraisan Sinta Nala 27
5. Simanuldang Julu Sahabat Mandiri 30
6. Pintu Padang Harapan Jaya 22
7. Pintu Padang Ranitas 20
8. Paran Batu Seroja 24
9. Sihudissalam Bina Bersama 38
10. Simanuldang Jae Cipta Tani Lestari 35
11. Tanjung Mekar Bumi 22
12. Andang Kopo Perkebunan 18
Jumlah 338
Sumber : Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ulu Barumun Tahun 2017

26
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari polulasi yang dijadikan sebagai objek penelitian,
dengan kata lain sampel yang perlu diperhatikan adalah bahwa karakteristik yang
ada dalam populasi harus terwakili oleh sampel. Penarikan sampel dengan
menggunakan rumus Taro Yamane dimana jika populasi melebihi 100 maka presisi
yang digunakan adalah 15% - 20%.
Adapun rumus Taro yamane adalah sebagai berikut:
𝑵
n = 𝒏(𝒅)𝟐 +𝟏

Keterangan :
n = Jumlah sampel
N= Jumlah Populasi
d= Presisi
Dengan jumlah petani dalam kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun
Kabupaten Padang Lawas sebanyak 338 orang yang menjadi populasi dalam
pengkajian ini, jika merujuk pada rumus Taro Yamane di atas maka tingkat
presisinya responden melebihi 100 orang adalah 15 %.

338
n = 338 (0,15)2 + 1

338
n = 7.605 + 1
338
n = 8,605 = 39,27 dibulatkan menjadi 40 Orang.
Adapun jumlah sampel pada setiap kelompoktani disajikan pada Tabel berikut.
Tabel 2. Perhitungan Jumlah Sampel Pada Masing – Masing Kelompoktani
Nama Jumlah Menghitung Jumlah
No Desa
Kelompoktani Petani Sampel Sampel
1. Sibual-buali Maju Bersama 10 10/338 x40 = 1.18 1
2. Paringgonan Sabasimba 25 25/338 x 40 = 2.95 3
3. Siraisan Saredia 35 35/338 x 40 = 4.14 4
4. Siraisan Sinta Nala 27 27/338 x 40 = 3.19 3
5. Simanuldang Julu Sahabat Mandiri 30 30/338 x 40 = 3.55 4
6 Pintu Padang Harapan Jaya 22 22/338 x 40 = 2.60 3
7. Pintu Padang Ranitas 20 20/338 x 40 = 2.36 2
8. Paran Batu Seroja 24 24/338 x 40 = 2.84 3
9. Sihudissalam Bina Bersama 38 38/338 x 40 = 4.49 4
10. Simanuldang Jae Cipta Tani Lestari 35 35/338 x 40 = 4.14 4
11. Tanjung Kurnia VI 30 30/338 x 40 = 3.55 4
12. Tanjung MekarBumi 22 22/338 x 40 = 2.60 3
13. Andang Kopo Perkebunan 18 18/338 x 40 = 2.13 2
.JUMLAH 338 40
Sumber : Data Primer Tahun 2019

27
Pemilihan sampel pada kelompoktani pada pengkajian ini dilakukan secara acak
tanpa melihat kriteria tertentu pada sampel tersebut.
3. Teknik analisis Data
a. Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengtumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik (Arikunto,
2006). Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam pengkajian ini
adalah lembar kuesioner/angket.
Sugiono (2017) menyatakan bahwa titik tolak dari penyusunan instrumen adalah
variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel- variabel
tersebut diberikan defenisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator
yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Pengukuran data dalam pengkajian ini menggunakan
data ordinal. Menurut Misbahuddin dan Iqbal Hasan (2014) data ordinal adalah data
yang berasal dari objek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat
terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya, dengan jarak atau rentang yang tidak
harus sama. Untuk memudahkan penyusunan instrument, maka perlu digunakan
“matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrument”. Pengkajian ini
melakukan pengukuran variabel berupa kisi-kisi untuk memperoleh data yang
akurat dan relevan disajikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Pengukuran Variabel Peran Penyuluh (X).
Variabel Indikator Kriteria Skor
1. Sebagai Fasilitator Melayani kebutuhan/ a. Sangat Tinggi 5
menfasilitasi yang b. Tinggi 4
diperlukan oleh petani c. Cukup/Sedang 3
d. Rendah 2
e. Sangat Rendah 1
Memberikan sarana a. Sangat Tinggi 5
prasarana kepetani agar b. Tinggi 4
menunjang suatun kegiatan c. Cukup/Sedang 3
usahatani d. Rendah 2
e. Sangat Rendah 1
2. Sebagai Inovator Memberikan inovasi baru a. Sangat Tinggi 5
atau teknologi baru dalam b. Tinggi 4
pengembangan c. Cukup/Sedang 3
kelompoktani d. Rendah 2
e. Sangat Rendah 1

28
Lanjutan Tabel 3
Variabel Indikator Kriteria Skor
3. Sebagai Motivator Memberikan dukungan dan a. Sangat Tinggi 5
semangat kepada b. Tinggi 4
kelompoktani agar mau dan c. Cukup/Sedang 3
mampu meningkatkan d. Rendah 2
usaha kelompoknya e. Sangat Rendah 1
4. Sebagai Membantu petani dalam a. Sangat Tinggi 5
Dinamisator mengembangkan kerjasama b. Tinggi 4
usahatani antar c. Cukup/Sedang 3
kelompoktani d. Rendah 2
e. Sangat Rendah 1
Sering melaksanakan lomba a. Sangat Tinggi 5
dalam kelompoktani b. Tinggi 4
maupun antar kelompok c. Cukup/Sedang 3
d. Rendah 2
e. Sangat Rendah 1
5. Sebagai Edukator Memberikan pelatihan atau a. Sangat Tinggi 5
cara dalam penggunaan b. Tinggi 4
teknologi baru c. Cukup/Sedang 3
d. Rendah 2
e. Sangat Rendah 1
Aktif dalam membina a. Sangat Tinggi 5
menjalankan tugas dan b. Tinggi 4
fungsinya dalam c. Cukup/Sedang 3
menghadiri dan d. Rendah 2
memfasilitasi pertemuan e. Sangat Rendah 1
kelompok
Sumber : Data Primer 2019
Tabel 4. Pengembangan Kelompoktani (Y)
Variabel Indikator Kriteria Skor
Pengembangan Kelengkapan Administrasi yang a. Sangat Lengkap 5
Kelompoktani dibuktikan dengan adanya: buku tamu, b. Lengkap 4
(Y) buku daftar anggota, buku daftar hadir c. Cukup lengkap 3
pertemuan, notulen rapat, buku kas, d. Tidak lengkap 2
buku tabungan, buku simpan pinjam, e. Belum memiliki buku 1
buku inventaris barang, buku informasi, administrasi kelompok
buku catatan, hasil kegiatan
Susunan Kepengurusan seperti : Ketua, a. Sangat Lengkap 5
Bendahara, sekretaris b. Lengkap 4
c. Cukup Lengkap 3
d. Tidak Lengkap 2
e. Belum memiliki 1
pengurus sama sekali
Permodalan (Kas kelompok) a. Sangat Mudah 5
b. Mudah 4
c. Cukup Mudah 3
d. sulit 2
e. Sangat sulit 1
Kerjasama dan Pertemuan dengan a. sangat sering 5
Melakukan gotong royong dan b. sering 4
Melakukan kelas belajar supaya petani c. cukup sering 3
lebih tahu dalam meningkatkan d.Tidak Pernah 2
pendapatan sendiri e. sangat tidak pernah 1

29
Lanjutan Tabel 4.
Variabel Indikator Kriteria Skor
Pengembangan Pengembangan usaha tani a. Sangat Tinggi 5
Kelompoktani Memanfaatkan jerami padi yang b.Tinggi 4
(Y) dihasilkan dari usahataninya menjadi c. Cukup Sedang 3
pupuk organic d.Rendah 2
e.Sangat Rendah 1
Sumber : Data Primer 2019

b. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji instrument data untuk mengetahui seberapa cermat
suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Item dapat dikatakan valid jika
adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya
dukungan item tersebut dalam mengungkapkan yang ingin diungkapkan (Priyatno,
2014). Item yang digunakan adalah pertanyaan/pernyataan dalam bentuk kuesioner
atau angket yang disebarkan kepada responden. Skala pertanyaan/pernyataan
dikatakan valid, apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur
apa yang seharusnya diukur. Jika skala pengukuran tidak valid maka tidak dapat
digunakan, sebab tidak mengukur apa yang seharusnya diukur.
Rianse (2012), menyatakan bahwa pengujian validitas konstruksi dilakukan
dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrument
dengan rumus Pearson Product Moment, dengan persamaan sebagai berikut:
n(ΣXY) − (ΣX)(ΣY)
rhitung =
√{nΣX 2 − (ΣX)2 . (nΣY 2 − (ΣY)2 )}

Keterangan ;

rhitung = Koefisien Korelasi


ΣXi = Jumlah Skor Item
ΣYi = Jumlah Skor Total (seluruh item)
n = Jumlah Responden
Tentang uji validitas ini dapat disampaikan hal-hal pokoknya, sebagai berikut:
a. Uji ini sebenarnya untuk melihat kelayakan butir-butir pertanyaan dalam
kuesioner tersebut dapat mendefinisikan suatu variabel.
b. Daftar pertanyaan ini pada umumnya untuk mendukung suatu kelompok
variabel tertentu.

30
c. Jika r tabel < r hitung, maka butir soal disebut valid.
Berikut tabel hasil uji validitas kuisioner peran penyuluh terhadap
pengembangan kelompoktani disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Validitas


No Variabel R tabel Jumlah Jumlah
Pernyataan Yang Pernyataan Yang
Diuji Valid
1 Sebagai Fasilitator (X1) 0,514 5 5
2 Sebagai Inovator (X2) 0,514 5 5
3 Sebagai Motivator (X3) 0,514 5 5
4 Sebagai Dinamisator (X4) 0,514 5 5
5 Sebagai Edukator (X5) 0,514 5 5
6 Pengembangan Kelompoktani (Y) 0,514 5 5

Jumlah 30 30
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan data pada tabel 5, uji validitas dilakukan pada setiap butir
pernyataan dari 6 variabel dan hasilnya dibandingkan dengan r tabel < r hitung, maka
butir soal disebu t valid dan sebaliknya. Pernyataan yang valid dapat digunakan
untuk menyebarkan kuesioner yang akan disebar. Hasil validitas menunjukkan
bahwa pernyataan yang valid terdapat sebanyak sebanyak 30 dari 30 pernyataan
yang diuji dengan r tabel 0,514. Pengujian validitas terlampir pada lampiran 3.

c. Uji Reliabilitas
Riduan (2009), Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah. Pengujian realibilitas menggunakan rumus Alpha
Cronbach yang diinterpretasikan sebagai korelasi dari skala yang diamati dengan
semua kemungkinan pengukuran skala lain yang mengukur hal yang sama dan
menggunakan butir pertanyaan yang sama. Rumus Alpha Cronbach, yaitu:

𝟐
𝒏 ∑𝑺
𝒕
r =(𝒏−𝟏) (𝟏 𝟐 )
𝑺
𝒕

31
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas
n = banyaknya butir item
2
∑s 𝑡 = jumlah varian skor dari tiap item
2
S𝑡 = varian total

Jika nilai Cronbach’s Alpha > rtabel disebut reliabel. Sebaliknya jika nilai
Cronbach’s Alpha < rtabel disebut tidak reliabel atau Jika nilai Alpha > 0,60 disebut
reliabel. Sebaliknya jika nilai Alpha < 0,60 disebut tidak reliabel. Alat untuk
melakukan uji relibialitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 24.
Berikut tabel hasil uji reliabilitas kuisioner peran penyuluh terhadap pengembangan
kelompoktani.
Tabel 6. Hasil uji reliabilitas
No Variabel Cronbach's Alpha Alpha Keterangan
Variabel X
1 Fasilitator 0,822 0,60 Reliabel
2 Inovator 0,914 0,60 Reliabel
3 Motivator 0,748 0,60 Reliabel
4 Dinamisator 0,862 0,60 Reliabel
5 Edukator 0,860 0,60 Reliabel
Variabel Y
6 Pengembangan kelompoktani 0,672 0,60 Reliabel

Sumber :Data Primer 2019


Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa seluruh variable X dan Y
dinyatakan reliabel. Hal ini karena nilai cronbach’s alpha > 0.60.

d. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Tingkat Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas

Mengkaji hipotesis pertama yaitu tingkat Peran Penyuluh dalam


pengembangan Kelompoktani, instrumen penelitian disebar kepada responden,
kemudian jawaban responden direkapitulasi. Jumlah skor terendah satu dan
tertinggi lima dikalikan dengan banyaknya kuisioner. Selanjutnya skor yang
diperoleh dari jawaban responden dibagi skor tertinggi dikali 100 %. Nilai skor ini
yang akan menentukan tingkat Peran Penyuluh. Total skor dari masing-masing
individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item dari individu tersebut.
Setelah total nilai yang diperoleh dan nilai maksimum yang dicapai didapatkan

32
maka dilakukan analisis guna untuk mengetahui tingkat peranan penyuluh melalui
kuesioner dengan menggunakan skala likert (Riduwan, 2009) untuk mengetahui
interpretasi dengan rumus :
Untuk menguji hipotesis pertama dengan tingkat Peran Penyuluh digunakan
persentase nilai peran yang diperoleh. Perhitungan peran di dapat dari:
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
× 𝟏𝟎𝟎 %
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐦𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐮𝐦 𝐏𝐞𝐫𝐚𝐧

Kriteria pengujian tingkat peran penyuluh dinilai sebagai berikut:


Sangat rendah = 0 - 20 %
Rendah = 21 % - 40 %
Sedang = 41 % - 60 %
Tinggi = 61 % - 80 %
Sangat tinggi = 81 % - 100 %

Hasil nilai yang diperoleh jika diplot melalui garis kontinium dapat dilihat
pada Gambar 1 berikut.
0 20 40 60 80 100

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi


rendah
2. Gambar: Garis kontinum
3. Analisis Hubungan Antara Peran Penyuluh dalam Pengembangan
Kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas

Untuk mengetahui hubungan peran dengan peran penyuluh terhadap


pengembangan kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas, maka digunakan analisis korelasi untuk mencari keeratan hubungan antara
dua variabel. Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa Korelasi Rank Spearman,
sumber data untuk kedua variabel yang akan dikonversikan dapat berasal dari
sumber yang tidak sama, jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal, serta
data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal. Jadi korelasi
Rank Spearman adalah bekerja dengan data ordinal atau berjenjang/ranking, dan

33
bebas distribusi. Adapun rumus korelasi Spearman Rank menurut Siegel (2011)
adalah sebagai berikut.
6 ∑ni=1 di2
𝑟𝑠 =
n3 – n
Dimana:
𝑟𝑠 = Koefisien Korelasi Spearman Rank
n = Jumlah Sampel
di = Selisih ranking antar variabel

Untuk menguji tingkat signifikansi hubungan digunakan uji t jika sampel


yang digunakan lebih dari 10 (n > 10) dengan tingkat kepercayaan 95 % dengan
rumus sebagai berikut.

n −2
t = rs√
1 − (rs)2

Sedangkan kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaaan


95 % (α=0,05) adalah sebagai berikut:
a. Jika t hitung ≥ t tabel (α=0,05) maka Ho ditolak, artinya ada hubungan peran
penyuluh terhadap pengembangan kelompoktani.
b. Jika t hitung < t tabel (α=0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan peran
penyuluh terhadap pengembangan kelompoktani.

34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Wilayah Pengkajian


1. Keadaan Geografis
Kecamatan Ulu Barumun merupakan salah satu dari 12 (dua belas) kecamatan
yang berada di Kabupaten Padang Lawas dengan luas wilayah 198,83 Km².
Kecamatan ini terdiri dari lima belas desa. Berikut peta profil Kecamatan Ulu
Barumun dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4. Peta Kecamatan Ulu Barumun

Berdasarkan peta wilayah diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Ulu


Barumun berbatasan dengan berbagai wilayah disekitarnya. Berikut batas wilayah
geografis Kecamatan Ulu Barumun :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Barumun Tengah.
- Sebelah Selatan dengan Kabupaten Mandailing Natal.
- Sebelah Barat dengan Kecamatan Sosopan.
- Sebelah Timur dengan Kecamatan Barumun dan Kecamatan Lubuk Barumun.

35
Kecamatan Ulu Barumun terletak diantara 0057’28 sampai dengan
110’37” Lintang Utara dan 9932’46 sampai dengan 9943’28” Bujur Timur (BPS
Kabupaten Padang Lawas, 2016).
Luas wilayah Kecamatan Ulu Barumun adalah 19.883 Ha yang terdiri dari
tanah sawah 1.037 Ha, lahan pertanian bukan sawah 8.572 Ha dan lahan bukan
pertanian 10.274 Ha. Kecamatan Ulu Barumun terdiri dari lima belas desa yaitu,
Desa Sibulus Salam, Desa Pintu Padang, Desa Handang Kopo, Desa Simanuldang
Jae, Desa Simanuldang Julu, Desa Tapian Nauli, Desa Matondang, Desa Pasar
Ipuh, Desa Paringgonan, Desa Paringgonan Julu, Desa Pagaran Batu, Desa
Tanjung, Desa Siraisan, Desa Aek Haruaya dan Desa Sibual-buali. Kecamatan Ulu
Barumun terdiri dari 18.063 jiwa dan 3.344 KK (Programa, 2019)
2. Sumber Daya Manusia
Jumlah penduduk dalam wilayah kerja BPP Ulu Barumun berjumlah 18.063
jiwa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah laki-laki 8.196 jiwa
atau 45,4 % dan perempuan 9867 jiwa atau 54.6%. Dari jumlah laki-laki dan
perempuan terdapat 3.344 kepala keluarga. Dalam hal ini WKBPP Ulu Brumun
sebagian besar penduduknya berusahatani sebanyak 2245 KK sedangkan yang
selebihnya berusaha dibidang lain dengan latar belakang yang sangat bervariasi.
a) Penduduk Berdasarkan Umur
Berikut jumlah penduduk berdasarkan umur di Kecamatan Ulu Barumun
disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur Di Kecamatan Ulu Barumun
Umur (tahun)
No Kelurahan/Desa
1–5 6 – 13 14 – 20 21–30 31-50 >51
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siraisan 486 498 576 453 125 17
2 Tanjung 212 174 164 321 469 204
3 Paranbatu 110 170 220 340 80 60
4 Sibual-Buali 50 70 100 500 500 100
5 Aek Haruaya 10 50 150 150 50 10
6 Pasar Ipuh 101 126 164 162 25 15
7 Paringgonan Julu 80 115 135 127 23 12
8 Paringgonan 500 426 520 682 482 282
9 Matondang 188 285 296 348 298 85
10 Simanuldang Julu 102 131 152 149 195 61
11 Handang Kopo 150 106 100 93 80 27

36
Lanjutan Tabel 7.
No Kelurahan/Desa Umur (Tahun)
1–5 6 – 13 14 – 20 21–30 31-50 >51
1 2 3 4 5 6 7 8
12 Tapian Nauli 105 54 65 28 20 12
13 Simanuldang Jae 35 56 87 139 213 54
14 Subulus Salam 18 34 67 82 95 13
15 Pintu Padang 110 395 165 118 287 66
Jumlah 2521 2476 3392 3485 4039 3217
Sumber : Programa BPP Ulu Barumun 2019

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat usia 21-50 berjumlah 7.524 orang (41.6%)
dimana pada usia ini dapat dikatakan usia produktif dan usia tersebut mampu
bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kemampuan fisik yang dimiliki juga
masih optimal dan memiliki respon yang baik dalam menerima hal-hal yang baru
dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang dijalankan termasuk kegiatan usahatani
yang diusahakan.
b) Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Berikut jumlah penduduk berdasarkan pendidikan di Kecamatan Ulu
Barumun disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Ulu
Barumun
Perguruan Buta
Belum
No Kelurahan/Desa SD SMP SMA Tinggi Huruf
Sekolah
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Siraisan 486 498 576 453 125 17
2 Tanjung 212 277 489 491 61 14
3 Paranbatu 160 200 90 80 40 10
4 Sibual-Buali 350 200 90 102 23 5
5 Aek Haruaya 30 35 95 102 - 10
6 Pasar Ipuh 101 126 98 66 11 5
7 Paringgonan Julu 80 115 75 60 9 7
8 Paringgonan 1192 880 520 230 70 -
9 Matondang 188 172 85 50 9 -
10 Simanuldang Julu 102 102 69 35 8 -
11 Handang Kopo 150 96 84 45 36 5
12 Tapian Nauli 105 64 21 15 11 8
13 Simanuldang Jae 35 43 23 34 26 12
14 Subulus Salam 18 28 18 25 21 8
15 Pintu Padang 365 307 260 168 15 6
Jumlah 3262 2812 2187 1657 361 97
Sumber : Programa BPP Ulu Barumun 2019
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
belum sekolah sebanyak 3262 jiwa (31%), SD sebanyak 2812 jiwa (21%), SMP

37
2187 jiwa (21%), SMA 1657 jiwa (16%), Perguruan Tinggi sebanyak 361 jiwa
(3,4%) dan buta huruf sebanyak 97 jiwa (7,6%). Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk yang ada di Kecamatan Ulu Barumun telah menganggap pentingnya arti
pendidikan, ini berarti tingkat pendidikan di Kecamatan Ulu Barumun pada kondisi
yang sangat baik meskipun terdapat 97 jiwa (7,6%) penduduk yang buta huruf, hal
ini disebabkan usia mereka telah lanjut, dimana terbatasnya sekolah, tidak punya
biaya serta kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan. Jumlah penduduk
terbesar terdapat pada penduduk yang belum sekolah yaitu jiwa atau 3.262 jiwa
(31%).
c) Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
Berikut data jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan di Kecamatan Ulu
Barumun dan disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Di Kecamatan Ulu
Barumun
Kelurahan/Desa
No. Jenis Pekerjaan Buruh PNS/
Petani Pedagang Pengrajin
Tani ABRI
1 2 3 4 5 6 7
1 Siraisan 292 33 40 8 27
2 Tanjung 251 18 15 17 9
3 Paran batu 123 40 20 5 20
4 Sibual-buali 150 18 10 3 30
5 Aek haruaya 23 15 - 1 -
6 Pasar ipuh 106 21 7 3 15
7 Paringgonan julu 87 26 9 2 7
8 Paringgonan 444 62 20 - 40
9 Matondang 205 38 42 2 13
10 Simanuldang julu 156 17 19 1 8
11 Handang kopo 61 1 2 3 1
12 Tapiann nauli 41 3 4 1 1
13 Simanuldang jae 62 18 6 5 12
14 Subulus salam 36 13 3 2 6
15 Pintu padang 250 50 20 3 3
Jumlah 4.768 2245 370 217 56
Sumber : Programa BPP Ulu Barumun 2019
Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat jumlah penduduk di Kecamatan Ulu
Barumun memiliki beragam pekerjaan, dimana jenis pekerjaan petani/pekebun
berada diurutan pertama dengan jumlah 4.768 jiwa .

38
3. Keadaan pertanian
Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas, peran penting tersebut dalam
hal pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Ketersediaan pangan tidak terlepas
dari jenis komoditi tanaman yang ditanam oleh para petani. Luas areal panen dan
produksi tanaman pangan suatu wilayah dapat menggambarkan potensi yang
dimiliki suatu daerah serta kemampuan dalam menghasilkan makanan pokok bagi
penduduk. Berikut adalah luas areal panen serta produksi tanaman pangan di
Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura Di
Kecamatan Ulu Barumun
Luas Panen Produksi
No. Komoditas
(Ha) (Ton/Tahun)
1 2 3 4
1 Padi Sawah 1518 5742,59
2 Padi Ladang 4646 112,42
3 Jagung 240 149,8
4 Ubi Kayu 715 624,99
5 Ubu Jalar 7411 132,43
6 Kacang Tanah 466 46,13
7 Kacang Kedelai 315 22,88
8 Kacang Hijau 218 16,4
9 Ketimun 26 36
10 Kacang Panjang 329 145
11 Terong 3 15
12 Tomat 328 112
13 Kangkung 6 18
14 Bayam 9 45
15 Cabe 21 31
16 Petsai 20 100
17 Bawang Daun 8 32
Sumber : Programa BPP Kecamatan Ulu Barumun Tahun 2019

Berdasarkan tabel 10, potensi paling besar adalah komoditas padi. Jumlah
produksi dalam satu tahun sebesar 5742,59 ton, diikuti oleh ubi kayu sebesar 624,99
ton/tahun, dan yang paling sedikit adalah terong sebesar 15 ton. Prioritas komoditi
yang dibudidayakan oleh petani disuatu wilayah dipengaruhi oleh kebiasaan serta
tingkat kebutuhan oleh masyarakat terhadap komoditi tertentu.
Tanaman perkebunan juga menjadi tumpuan hidup masyarakat di Kecamatan
Ulu Barumun. Komoditi perkebunan ini dapat memberikan tambahan penghasilan
secara ekonomi. Berikut adalah luas areal dan produksi tanaman perkebunan di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas disajikan pada Tabel 11.

39
Tabel 11. Luas Areal Dan Produksi Tanaman Perkebunan Di Kecamatan
Ulu Barumun
No. Komoditi Luas Areal (Ha) Produksi (Ton)
1 2 4 5
1 Karet 14.373 2881,53
2 Kelapa Sawit 910,5 10.929,6
3 Kopi Robusta 138,55 403,39
4 Kelapa 87,5 228,96
5 Kakao 165 64,72
7 Kemiri 50,5 981,5
8 Aren 16 15,6
9 Pinang 49,25 158,09
Sumber : Ulu Barumun Dalam Angka Tahun 2016

Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa areal tanaman karet merupakan
areal terluas yakni 14373 Ha dan produksi mencapai 2881,53 ton. Tanaman karet
ini tersebar di desa yang berada di Kecamatan Ulu Barumun. Selain tanaman karet,
tanaman kelapa sawit merupakan komoditas kedua yang mempunyai areal terluas
yaitu 910,5 Ha dengan produksi mencapai 10.929,6 ton dan yang paling sedikit
adalah aren yang mempunyai areal seluas 16 Ha dengan produksi mencapai 15,6
ton.
4. Data Kelembagaan
Kecamatan Ulu Barumun merupakan wilayah binaan penyuluh pertanian
lapangan, dari jumlah penyuluh pertanian lapangan yang dimiliki, dari lima belas
desa dengan wkpp, sembilan telah berhasil dibentuk 39 kelompoktani dengan
klasifikasi sebanyak 10 kelompoktani perkebunan. Berikut daftar kelompoktani
perkebunan di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 12.

40
Tabel 12. Daftar Kelompoktani Perkebunan Kecamatan Ulu Barumun

No Nama Kelurahan/Desa Jumlah Tahun Kelas


Kelompoktani Anggota Berdiri Kelompok
(KK)
1 2 3 4 5 6
1 Siraisan Siuta Nala 27 2016 Pemula
2 Simanuldang Julu Sahabat Mandiri 30 2015 Pemula

3 Pintu Padang Harapan Jaya 22 2016 Pemula


4 Pintu Padang Ramos 20 2015 Pemula
5 Pagaran Batu Seroja 24 2015 Pemula
6 Sibulus Salam Bina Bersama 38 2015 Pemula
7 Simanuldang Jae Ciptatani lestari 35 2015 Pemula

8 Tanjung Kurnia VI 30 2015 Pemula


9 Tanjung Mekar Bumi 22 2015 Pemula
10 Handang Kopo Perkebunan 18 2015 Pemula
Sumber : Programa BPP Kecamatan Ulu Barumun Tahun 2019
B. Hasil dan Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Karakteristik kelompoktani yang responden yang digunakan dalam
pengkajian ini adalah umur, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.
a. Karakteristik berdasarkan umur.
Karakteristik responden berdasarkan umur disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 31 tahun – 40 tahun 14 35
2 41 tahun – 50 tahun 15 37,5
3 51 tahun – 60 tahun 8 20
4 61 tahun – 70 tahun 3 7,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan umur dapat diketahui seberapa besar pengalaman seseorang
dalam membentuk dan mengembangkan kelompoktaninya.
Berdasarkan Tabel 13 diketahui bahwa umur terendah petani yang dijadikan
responden berada pada umur 31 tahun – 40 tahun dan umur petani tertinggi berada
pada umur 61 tahun – 70 tahun. Umur responden 31 tahun – 40 tahun sebanyak 15
orang atau 37,5%; umur 41 tahun – 50 tahun sebanyak 15 orang atau 37,5%; umur
51 tahun – 60 tahun sebanyak 8 orang atau 20% dan umur 61 tahun – 70 tahun
sebanyak 2 orang atau 5%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petani yang menjadi

41
responden terbanyak adalah yang berumur 41 tahun - 50 tahun sebanyak 15 orang
atau 37,5%.
Menurut Mardikanto (1993), bahwa tingkat kedewasaan seseorang adalah
dari usia 20 tahun sampai dengan usia 50 tahun. Dengan melihat kelompok umur
responden maka dapat dikatakan bahwa umumnya responden tergolong dalam usia
produktif dengan rentang umur 31 tahun – 50 tahun sebanyak 14 orang atau 35%.
Pada usia tersebut pada umumnya responden memiliki semangat yang besar dan
tinggi terhadap inovasi yang disampaikan. Selain itu, seseorang juga memiliki
kondisi fisik yang kuat dan daya pikir yang tinggi sehingga mempengaruhi
produktivitas dan cara pandang seseorang dalam suatu hal ataupun kegiatan.
Sehingga responden diusia produktif sangat berpeluang dalam memberikan dampak
positif dibanding dengan responden pada usia nonproduktif.
Dampak positif yang diberikan oleh responden (petani) dapat mempengaruhi
peningkatan perkembangan kelompoktaninya. Kelompoktani pada dasarnya adalah
organisasi nonformal di pedesaan yang ditumbuhkembangkan “dari,oleh untuk
petani” yang memiliki karakteristik. Dapat disimpulkan tumbuh dan
berkembangnya suatu kelompoktani tergantung pada bagaimana kondisi petani atau
anggota kelompoknya. Semakin produktif petani maka akan semakin memberi
pengaruh positif bagi kelompoknya.
b. Karakteristik berdasarkan pendidikan
Tingkat pendidikan petani akan mempengaruhi cara berpikir dalam
menjalankan dan mengembangkan usahataninya. Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
NO Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 S-1 5 12,5
2 D3 1 2,5
3 SMA 20 50
4 SMK 2 5
5 SMP 9 22,5
5 SD 3 7,5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 14 diketahui bahwa tingkat pendidikan responden sudah
cukup baik, yaitu tingkat S-1 sebanyak 5 orang atau 12,5%; tingkat D3 sebanyak 1
orang atau 2,5%, tingkat SMA sebanyak 20 orang atau 50%; tingkat SMK sebanyak
2 orang atau 5% , tingkat SMP sebanyak 9 orang atau 22,5% dan tingkat SD

42
sebanyak 3 orang atau 7,5%. Dimana tingkat pendidikan responden tertinggi berada
pada tingkat pendidikan SMA sebanyak 20 orang atau 50%. Secara keseluruhan
responden sudah dapat menulis serta membaca, sehingga hal ini dapat mempercepat
penyampaian serta penyerapan teknologi yang disampaikan.
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (2003), yang mengatakan bahwa
tingginya tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat penerapan teknologi baru
sehingga petani mau menerapkan teknologi. Tingkat pendidikan sangat
berpengaruh terhadap penerimaan teknologi yang diberikan, makin tinggi tingkat
pendidikan seseorang semakin cepat dalam proses alih teknologi.
Petani yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan mempengaruhi tingkat
penerapan teknologi baru dimana akan berpengaruh positif pada usahataninya
sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan
petani semakin sejahtera. Sehingga akan membentuk petani yang mandiri dan
memiliki cara pandang yang berbeda. Hal ini akan berpengaruh pada berkembang
atau tidaknya suatu kelompoktani yang pada dasarnya ditumbuhkembangkan “dari,
oleh dan untuk petani”.
c. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin
Kegiatan usahatani di Kecamatan Ulu Barumum umumnya lebih banyak
dilakukan kaum laki-laki, yang menjadi kepala keluarga sedangkan kaum
perempuan hanya sebatas membantu atau sebagai ibu rumah tangga. Karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki – laki 38 95
2 Perempuan 2 5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa petani yang menjadi responden
adalah laki – laki sebanyak 38 orang atau 95% dan perempuan sebanyak 2 orang
atau 5%. Disimpulkan bahwa responden terbesar adalah berjenis kelamin laki-laki.
Hal ini menunjukkan bahwa laki – laki mendominasi pekerjaan di Kecamatan Ulu
Barumum, karena merupakan kepala keluarga dan memiliki tanggung jawab yang
besar.
Disamping itu, sebanyak 2 responden merupakan perempuan. Hal ini
menunjukkan walaupun laki – laki merupakan kepala keluarga dan memiliki

43
tanggung jawab yang besar, tidak dipungkiri perempuan juga dapat bekerja mem
bantu dalam melakukan usahatani khususnya. Dan pada umumnya, kegiatan bertani
di Kecamatan Ulu Barumum tidak hanya dilakukan oleh laki – laki tetapi para istri
atau ibu rumah tangga turut membantu.
d. Karakteristik Kelompoktani Responden
Nama-nama kelompoktani dan kelas kelompok responden di Kecamatan Ulu
Barumun yang dijadikan sampel disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Karakteristik Kelompoktani Responden
No Desa/Kelurahan Nama Kelompoktani Kelas Kelompok
1 Sibua-buali Maju Bersama Pemula
2 Paringggonan Sabasimba Pemula
3 Siraisan Saredia Pemula
4 Siraisan Sinta Nala Pemula
5 Simanuldang Jae Sahabat mandiri Pemula
6 Pintu Padang Harapan Jaya Pemula
7 Pintu Padang Ranitas Pemula
8 Paran Batu Seroja Pemula
9 Subulus Salam Bina bersama Pemula
10 Simanuldang Jae Cipta tani lestari Pemula
11 Tanjung Kurnia vi Pemula
12 Tanjung Mekar bumi Pemula
13 Andang Kopo Perkebunan Pemula

Sumber : Data Primer 2019


Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa kelompoktani responden pada 10
(Sepuluh) desa/kelurahan terdapat 13 kelompoktani berada pada kelas kelompok
pemula. Dimana setiap kelompoktani yang menjadi responden adalah pengurus
kelompok, yaitu ketua, sekretaris dan bendahara. Hal ini dilakukan sesuai dengan
kebutuhan pengkajian yang mengkaji bagaimana peran penyuluh pertanian dalam
pengembangan kelompoktani.
2. Distribusi Variabel Hasil Pengkajian
Penilaian peran penyuluh ditekankan pada teknik pengumpulan data
kuesioner yang disebarkan kepada 13 kelompoktani responden, yaitu diambil
perwakilan pengurus setiap kelompok sebanyak 40 orang sampel. Dari hasil
tabulasi nilai responden terhadap peran penyuluh pertanian dalam pengembangan
kelompoktani dapat dilihat pada persentase peran penyuluh pertanian dalam
pengembangan kelompoktani diukur dengan nilai yang meliputi peran penyuluh
sebagai failitator, inovator,, motivator, dinamisator, dan edukator.

44
a) Deskriptif variabel Fasilitator (X1)
Peran penyuluh pertanian sebagai Fasilitator dalam pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Fasilitator
Kriteria Skor Jumlah Total Jumlah Responden Persentase(%)
Skor (Orang)
Sangat tinggi 5 81-100 13 32,5
Tinggi 4 61-80 27 67,5
Sedang 3 41-60 0 0
Rendah 2 21-40 0 0
Sangat Rendah 1 0-20 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019
Dari Tabel 17 sebanyak 13 responden memiliki kriteria sangat tinggi dengan
persentase 32,5%, dan sebanyak 27 responden memiliki kriteria tinggi dengan
persentase 67,5.
b) Deksriptif variabel Inovator (X2)
Peran penyuluh pertanian sebagai Inovator dalam pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Inovator
Kriteria Slor Jumlah Jumlah Responden Persentase(%)
Total (Orang)
Skor
Sangat tinggi 5 81-100 18 45
Tinggi 4 61-80 22 55
Sedang 3 41-60 0 0
Rendah 2 21-40 0 0
Sangat Rendah 1 0-20 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019
Dari Tabel 18 sebanyak 18 responden memiliki kriteria sangat tinggi dengan
persentase 45%, dan sebanyak 22 responden memiliki kriteria tinggi dengan
persentase 55%.
c) Deskriptif variabel Motivator (X3)
Peran penyuluh pertanian sebagai Motivator dalam pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 19.

45
Tabel 19. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Motivator
Kriteria Skor Jumlah Jumlah Responden Persentase(%)
Total Skor (Orang)
Sangat tinggi 5 81-100 23 57,5
Tinggi 4 61-80 17 42,5
Sedang 3 41-60 0 0
Rendah 2 21-40 0 0
Sangat Rendah 1 0-20 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019
Pada Tabel 19 sebanyak 23 responden memiliki kriteria sangat tinggi
dengan persentase 57,5%, dan sebanyak 17 responden memiliki kriteria tinggi
dengan persentase 42,5%.
d) Deskriptif variabel Dinamisator (X4)
Peran penyuluh pertanian sebagai Dinamisator dalam pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Dinamisator
Kriteria Skor Jumlah Total Jumlah Persentase(%)
Skor Responden
(Orang)
Sangat tinggi 5 81-100 24 60
Tinggi 4 61-80 16 40
Sedang 3 41-60 0 0
Rendah 2 21-40 0 0
Sangat 1 0-20 0 0
Rendah
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer (2019)
Dari Tabel 20 sebanyak 24 responden memiliki kriteria sangat tinggi dengan
persentase 60%, dan sebanyak 16 responden memiliki kriteria tinggi dengan
persentase 40%.
e) Deskriptif variabel Edukator (X5)
Peran penyuluh pertanian sebagai Edukator dalam pengembangan kelompoktani
di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Peran Penyuluh Pertanian Sebagai Edukator
Kriteria Skor Jumlah Total Skor Jumlah Responden (Orang) Persentase(%)
Sangat tinggi 5 81-100 25 50
Tinggi 4 61-80 25 50
Sedang 3 41-60 0 0
Rendah 2 21-40 0 0
Sangat Rendah 1 0-20 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019

46
Dari Tabel 21 sebanyak 25 responden memiliki kriteria sangat tinggi dengan
persentase 50%, dan sebanyak 25 responden memiliki kriteria tinggi dengan
persentase 50%.
f) Deskriptif Pengembangan Kelompoktani (Y)
Pengembangan kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun disajikan pada
tabel 22.
Tabel 22. Pengembangan Kelompoktani
Kriteria Skor Jumlah Jumlah Persentase(%)
Total Responden
Skor (Orang)
Sangat tinggi 5 81-100 19 47,5
Tinggi 4 61-80 20 50
Sedang 3 41-60 1 2,5
Rendah 2 21-40 0 0
Sangat Rendah 1 0-20 0 0
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer 2019

Dari Tabel 22 sebanyak 19 responden memiliki kriteria sangat tinggi dengan


persentase 47,5%, dan sebanyak 20 responden memiliki kriteria tinggi dengan
persentase 50% dan sebanyak 1 responden memiliki kriteria Sedang dengan
Persentase 2,5%.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Hipotesis I
Untuk menjawab hipotesis pertama yaitu, untuk mengetahui tingkat peran
penyuluh dalam pengembangan kelompoktani dengan menggunakan skala likert
dengan ke tentuan sebagai berikut:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉


N = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑴𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 𝒀𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒙 𝟏𝟎𝟎

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Ulu Barumun


Kabupaten Padang Lawas menunjukkan bahwa tingkat pengembangan
kelompoktani dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

47
Tabel 23. Analisis tingkat peran penyuluh dalam pengembangan kelompoktani
No Peran Penyuluh Skor Yang Skor Persentase
Diperoleh Maksimal (%)
1. Peran penyuluh 497 600 83
sebagai fasilitator
2 Peran penyuluh 817 1000 82
sebagai innovator
3. Peran penyuluh 666 800 83,3
sebagai motivator
4. Peran penyuluh 833 1000 83
sebagai dinamisator
5. Peran penyuluh 838 1000 84
sebagai edukator
Jumlah 3.651 4.400 83
Sumber : Data Primer 2019

Berdasarkan tabel 23 tingkat peran penyuluh dalam pengembangan


kelompoktani di kecamatan Ulu Barumun dikategorikan sangat tinggi yaitu 83%.
Hal ini berarti penyuluh sangat berperan dalam pengembangan kelompoktani dan
juga dapat dilihat pada garis kontinum di bawah ini:

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

83%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
3. Garis kontinum
Gambar.2 Garis kontinum tingkat peran penyuluh dalam pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.
b. Uji Hipotesis Kedua
Metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat hubungan peran penyuluh
terhadap pengembangan kelompoktani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
pada SPSS 24 dengan tingkat kepercayaan 95% ( α= 0.05). Menurut Sarwono
(2006), Korelasi Rank Spaerman menggunakan aplikasi SPSS 24 dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Angka korelasi berkisar 0 s/d 1.
2. Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan
kedua variabel. Patokan angkanya adalah sebagai berikut :
a. 0 – s/d 0.25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

48
b. > 0.25 - 0.5 : Korelasi cukup
c. > 0.5 - 0.75 : Korelasi kuat
d. > 0.75 – 1 : Korelasi sangat kuat
Berdasarkan hasiil uji spss 24 bahwa tingkat hubungan peran penyuluh
terhadap pengembangan kelompoktani dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 24. Hasil analisis hubungan peran penyuluh dalam pengembangan
kelompoktani
No Variabel Pengembangan kelompoktani
Rs (Rank Spearman) Sig Keterangan
1. Fasilitator (X1) .518** .001 Berhubungan
signifikan
2 Inovator (X2) .285 .075 Tidak berhubungan
signifikan
3 Motivator (X3) .445** .004 Berhubungan
signifikan
4 Dinamisator (X4) .346* .029 Berhubungan
signifikan
5 Edukator (X5) .149 .359 Tidak berhubungan
signifikan
*correlation is significant at the 0,05 level(2-tailed)
** correlation is significant at the 0,01 level(2-tailed)

4. Pembahasan
a. Hubungan peran penyuluh sebagai fasilitator dengan pengembangan
kelompoktani
Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapat nilai 0,518 artinya
peran penyuluh sebagai fasilitator mempunyai korelasi kuat. Nilai signifikan
0,01<0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel
Berdasarkan hasil dilapangan menunjukkan bahwa penyuluh melayani
kebutuhan yang di perlukan oleh petani (sarana-prasarana, teknologi baru), atau
memberi kemudahan dan bantuan dalam pelaksanaan suatu kegiatan penyuluhan
serta memfasilitasi semua kebutuhan petani dalam mengembangkan kelompoktani.
Hal ini sejalan dengan penelitian Indah Winarni,dkk. (2015). Jadi dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Peran penyuluh sebagai fasilitator yaitu
meningkatkan pengetahuan petani, termasuk di dalamnya gencar mencari pelatihan,
seminar atau kegiatan lain yang dilaksanakan oleh instansi terkait atau pihak lain
sehingga petani bisa mengikuti pelatihan tersebut terhadap pengembangan
kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.

49
b. Hubungan peran penyuluh sebagai innovator dalam pengembangan
kelompoktani
Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapat nilai 0,285 artinya peran
penyuluh sebagai inovator mempunyai korelasi cukup. Nilai signifikan 0,075>0,05
maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Berdasarkan penelitian di lapangan menunjukkan peran penyuluh sebagai
inovator, tidak berhubungan dengan pengembangan kelompoktani. Innovator
artinya penyuluh sebagai pemberi motivasi kepada kelompoktani belum berjalan
dengan baik.
Pengkajian ini sejalan dengan penelitian Kurnia Tanjungsari, dkk. (2016) yang
berarti petugas lapang tidak sering menjalankan perannya sebagai inovator. Petugas
lapang tidak sering berperan dalam menyadarkan petani untuk mengembangkan
kelompoktani.
c. Hubungan peran penyuluh sebagai motivator dalam pengembangan
kelompoktani
Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapat nilai 0,445 artinya
peran penyuluh sebagai inovator mempunyai korelasi cukup. Nilai signifikan 0,004
< 0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan anatar kedua variabel
Berdasarkan penelitian di lapangan menunjukkan peran penyuluh sebagai
motivator artinya penyuluh memberikan motivasi kepada kelompoktani berjalan
dengan baik, hal ini ditunjukkan dari penyuluh sering melakukan pertemuan dan
memberikan motivasi kepada petani.
Pengkajian ini sejalan dengan penelitian Kurnia Tanjungsari, dkk. (2016)
yang berarti petugas lapang sering menjalankan perannya sebagai motivator.
Petugas lapang sering berperan dalam memberikan dorongan untuk
mengembangkan kelompoktani.
d. Hubungan peran penyuluh sebagai dinamisator dalam pengembangan
kelompoktani
Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapat nilai 0,346 artinya
peran penyuluh sebagai inovator mempunyai korelasi cukup. Nilai signifikan
0,029<0,05 maka terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel

50
Berdasarkan penelitian di lapangan menunjukkan peran penyuluh sebagai
dinamisator artinya penyuluh memberikan perubahan melalui pelayanan, peragaan
atau contoh, pemberian petunjuk serta motivasi kepada petani/peternak.
Hal ini sejalan dengan penelitian Suria Putra BM, dkk. (2016) berarti
penyuluh pertanian sudah sangat optimal dalam menumbuhkan dan
mengembangkan kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun. Untuk peran penyuluh
dalam memberikan arahan dalam pembentukan /pengembangan kelompoktani
diperoleh skor 83,3% dengan kategori sangat tinggi. Ini berarti penyuluh selalu
memberikan pembinaan dan pengembangan kelompoktani dengan berjalan baik
sehingga peran penyuluh terhadap pengembangan signifikan.
e. Hubungan peran penyuluh sebagai edukator dalam pengembangan
kelompoktani
Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapat nilai 0,149 artinya peran
penyuluh sebagai edukator mempunyai korelasi sangat lemah. Nilai signifikan
0,359 >0,05 maka terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kedua variabel.
Berdasarkan penelitian di lapangan menunjukkan peran penyuluh sebagai
edukator artinya penyuluh memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh para
penerima manfaat penyuluh. Artinya peran penyuluh sebagai edukator tidak
mempunyai hubungan terhadap pengembangan kelompoktani.
Hal ini sejalan dengan penelitian Suria Putra BM, dkk. (2016) berarti penyuluh
belum optimal dalam memberikan penyuluhan kepada petani dan belum berupaya
meningkatkan pengetahuan petani, merubah sikap kearah yang lebih baik, dan
meningkatkan keterampilan petani.

51
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan
Kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Tingkat peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas tergolong sangat tinggi
dengan nilai 83 %.
2. Hubungan peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas tergolong dalam :
a. Peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompoktani sebagai
fasilitator, Motivator, dan Dinamisatior terdapat hubungan yang
signifikan. Hal ini menunjukkan tinggi atau rendahnya tingkat peran
penyuluh pertanian terdapat hubungan dengan tinggi atau rendahnya
tingkat Pengembangan Kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun.
b. Peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompoktani sebagai
innovator dan Edukator tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hal ini
menunjukkan tinggi atau rendahnya tingkat peran penyuluh pertanian
tidak ada hubungannya dengan tinggi atau rendahnya tingkat
pengembangan kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten
Padang Lawas .

B. Saran

Berdasarkan pembahasan tingkat peran penyuluh pertanian dalam


pengembangan kelompoktani di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang
Lawas, adapun saran yang diberikan adalah :
1. Kepada pemerintah setempat diharapkan dapat memfasilitasi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan guna meningkatkan peran penyuluh pertanian
dalam pengembangan kelompoktani
2. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan apabila ingin melakukan pengkajian
tentang peran penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompoktani dapat

52
memilih metode serta variabel yang berbeda sehingga diperoleh
perbandingan hasil pengkajian yang lebih baik.

C. Implikasi

Hasil pengkajian yang telah dilakukan menunjukan bahwa tingkat peran


penyuluh pertanian dalam pengembangan kelompok tani 83%. Sebagai bentuk
tindak lanjut berdasarkan hasil pengkajian tentang peran penyuluh pertanian dalam
pengembangan kelompok tani, maka disusunlah suatu rancangan penyuluhan
pertanian dalam bentuk matriks rencana kegiatan penyuluhan yang sesuai dengan
Permentan No. 47 Tahun 2016 tentang pedoman penyusunan programa penyuluhan
pertanian.

Sasaran dalam penyuluhan ini adalah penyuluh. Dimana keadaan yang ada
adalah penyuluh yang sudah berperan dalam pengembangan kelompoktani sesuai
petunjuk sebesar 83% dan masalahnya adalah penyuluh yang belum berperan dalam
pengembangan kelompoktani sesuai petunjuk sebesar 17%. Sehingga diketahui
tujuan penyuluhan tersebut adalah penyuluh mampu berperan dalam
mengembangkan kelompoktani sesuai petunjuk dari 83% menjadi 95%.

Penyuluhan akan dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu pada bulan Maret
2020 dan Oktober 2020 di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas.
Materi dalam penyuluhan ini adalah peningkatan peran penyuluh pertanian dalam
pengembangan kelompoktani dengan metode ceramah dan diskusi serta
dilaksanakan oleh Koordinator. Penyuluh pertanian dan ditanggungjawabi oleh
Dinas Pertanian.

53
Tabel 25. Matriks Rancangan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas
Sasaran Kegiatan

Pelaku
Pelaku Utama Petugas
No Keadaan Tujuan Masalah Usaha
Sumber Penanggung
Materi Metode Vol Lokasi Waktu Pelaksana Ket
Biaya Jawab
Wanit Taruna Petani
L P L P
a Tani Tani Dewasa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Penyuluh Penyuluh
Penyuluh
mampu belum
yang sudah
berperam berperan
berperan Peningkata
dalam dalam Cerama Maret
dalam n Peran
pengemban pengemba h, 2 2020 Koor.
pengembang Penyuluh Kec.
gan ngan √ Diskusi dan Penyuluh
an Dalam Ulu Dinas
1 kelompokta kelompokt Oktober APBD Pertanian
kelompoktan Pengemban Barumu Pertanian
ni sesuai ani sesuai 2020
i sesuai gan n
petunjuk petunjuk
petunjuk Kelompok
dari 83% sebesar
sebesar 83% tani
menjadi 17%
95%

54
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM)

Judul Penyuluhan : Peningkatan Peran Penyuluh Pertanian dalam Pengembangan


Kelompoktani

Tujuan Penyuluhan : Penyuluh mampu berperan dalam pengembangan kelompoktani


sesuai petunjuk dari 83% menjadi 95%

Sasaran Penyuluhan : Penyuluh pertanian di Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten


Padang Lawas

Metode : Ceramah dan Diskusi

Media : Powerpoint, folder

Waktu : 60 Menit

Pokok Uraian Kegiatan Waktu Keterangan


Kegiatan

Pendahuluan 1. Salam Pembuka


2. Menjelaskan materi dalam pertemuan 10 Menit Ceramah

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan


Isi Materi 1. Penjelasan Penyuluhan Pertanian
2. Penjelasan Peran Penyuluh
3. Penjelasan Pengembangan Ceramah
40 Menit
Kelompoktani dan Diskusi

4. Peran Penyuluh dalam Pengembangan


Kelompoktani
Pengakhiran 1. Membuat Kesimpulan 10 Menit Ceramah
2. Salam Penutup

Ulu Barumun, Mei 2019


Penyaji

Nia Lita M Sianturi

55
SINOPSIS

Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku


usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Penyuluhan pertanian merupakan agen perubahan yang
langsung berhubungan dengan petani. Fungsi utamanya yaitu mengubah perilaku
petani dengan pendidikan non formal sehingga petani mempunyai kehidupan yang
lebih baik secara berkelanjutan.
Peranan penyuluh dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu: menyadarkan
masyarakat atas peluang yang ada untuk merencanakan hingga menikmati hasil
pembangunan, memberikan kemampuan masyarakat untuk menentukan program
pembangunan, memberi kemampuan masyarakat dalam mengontrol masa
depannya sendiri, dan memberi kemampuan dalam menguasai lingkungan
sosialnya. Peranan penyuluh sangatlah penting melakukan perubahan perilaku
petani terhadap sesuatu (inovasi baru), serta terampil melaksanakan berbagai
kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan produktifitas, pendapatan atau
keuntungan, maupun kesejahteraan petani.
Peranan utama penyuluh lebih dipandang sebagai proses membantu petani
untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka,
dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari
masing masing pilihan tersebut. Penyuluh dapat mempengaruhi sasaran dalam
perannya sebagai Motivator, Edukator, Dinamisator, Organisator, Komunikator,
maupun sebagai penasehat petani.
a. Fasilitator, yaitu selalu menumbuhkan dan mengembangkan kelompoktani
agar mampu berfungsi sebagai kelas belajar mengajar, wahana kerjasama dan
sebagai unit produksi
b. Inovator, yaitu orang yang tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan
pembangunan dalam artian yang lebih umum ataupun pesan yang sifatnya
pribadi untuk mengubah perilaku petani. Tugas komunikator adalah

56
berkomunikasi kepada komunikan. Yuhana, dkk. (2008) menyatakan terdapat
paling tidak empat faktor yang ada pada sumber yang dapat meningkatkan
ketepatan komunikasi, yaitu: keterampilan berkomunikasi, sikap mental,
tingkat pengetahuan, dan posisi dalam sistem sosial budaya.
c. Motivator, yaitu penyuluh senantiasa membuat petani tahu, mau dan mampu.
d. Dinamisator, yaitu menimbulkan perubahan melalui pelayanan, peragaan
atau contoh, pemberian petunjuk serta motivasi kepada petani/peternak
e. Edukator, yaitu untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh para
penerima manfaat penyuluh (beneficiaries) dan atau (stakeholders)
pembangunan yang lainnya. Seperti telah dikemukakan, meskipun edukasi
berarti pendidikan, tetapi proses pendidikan tidak boleh menggurui apalagi
memaksakan kehendak (indoktrinasi, agitasi), melainkan harus benar-benar
berlangsung sebagai proses belajar bersama yang partisipatif dan dialogis.

Pengembangan kelompok tani merupakan serangkaian proses kegiatan


memampukan/ memberdayakan kumpulan anggota kelompok tani untuk
mempunyai tujuan bersama. Kelompok tani dikatakan berkembang apabila
memiliki karakteristik yang berciri sebagai berikut : a) Saling mengenal, akrab dan
saling percaya diantara sesama anggota, b) Mempunyai pandangan dan kepentingan
yang sama dalam berusaha tani, c) Memiliki kesamaan dalam tradisi atau
pemukiman, hampaan usaha, jenis usaha, status ekonomi maupun sosial, bahasa,
pendidikan dan ekologi, d) Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama
anggota berdasarkan kesepakatan bersama.
Dapat dilihat bahwa peran penyuluh sangat berat, mengharuskannya memiliki
kemampuan tinggi, Oleh karena itu kualitas dari penyuluh harus terus ditingkatkan
sehingga mampu berperan dalam memberikan penyuluh dan mewujudkan
pembangunan pertanian. Peranan agen penyuluh padalah membantu petani
membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara
berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani.
Peranan utama penyuluh lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk
mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan
menolong petani mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi dari masing
masing pilihan tersebut.

57
Pengembangan kelompok tani dilaksanakan dengan menumbuhkan
kesadaran petani, dimana keberadaan kelompok tani tersebut dilakukan dari petani,
oleh petani, dan untuk petani. Pengembangan kelompok tani perlu dilaksanakan
dengan nuansa peran (variasi atau perbedaan peran) dari anggota kelompok
sehingga prinsip kesetaraan, transparasi, tanggungjawab, serta kerjasama menjadi
muatan baru dalam pemberdayaan petani.
Penumbuhan dan pengembangan kelompok tani dilakukan melalui
pemberdayaan petani untuk merubah pola pikir petani agar mau meningkatkan
usahataninya dan meningkatkan kemampuan kelompok tani dalam melaksanakan
fungsinya. Pemberdayaan petani dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan
penyuluh dengan pendekatan kelompok.
Kegiatan penyuluh melalui pendekatan kelompok dimaksudkan untuk
mendorong terbentuknya kelembagaan petani yang mampu membangun sinergi
antar petani dan antar poktan dalam rangka mencapai efisiensi usaha. Selanjutnya,
dalam rangka meningkatkan kemampuan poktan dilakukan pembinaan dan
pendampingan oleh penyuluh pertanian, dengan melaksanakan penilaian klasifikasi
kemampuan poktan secara berkelanjutan yang disesuaikan dengan kondisi
perkembangannya
Peran penyuluh dalam pengembangan kelompok tani perlu dilaksanakan
dengan nuansa partisipatif sehingga prinsip kesetaraan, transparansi, tanggung
jawab, akuntabilitas serta kerjasama menjadi muatan-muatan baru dalam
pemberdayaan petani. Suatu kelompok tani yang terbentuk atas dasar adanya
kesamaan kepentingan diantara petani menjadikan kelompok tani tersebut dapat
eksis dan memiliki kemampuan untuk melakukan akses kepada seluruh sumber
daya seperti sumber daya alam, manusia, modal, informasi, serta sarana dan
prasarana dalam mengembangan usahatani yang dilakukannya.

Penulis

Nia Lita M Sianturi

58
88
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, E. dan Hsin Pao Yang, E. (2004) Amerika Pedesaan dan Layanan
Ekstensi, Universitas Columbia. http/: www. Wikimedia Foundation,
Inc.com. Diakses pada tanggal 30 September 2010.

Departemen Pertanian. 2007. Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani.


http://www.deptan.go.id/bpsdm/peraturan/Permentan%202732007%20
Lampiran%201.PDF. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2008.

Fashihullisan, Muhammad. 2009. Penyuluhan Pertanian Peranan Penyuluhan


DalamPembangunan.http://fashihullisantugaspenyuluhan.blogspot.com
/200 9/ 12/peranan-penyuluhan-dalam-pembangunan.html. Diakses pada
tanggal 25 Januari 2018.
Fatah, Luthfi. 2007. Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan. Banjarbaru
: Pustaka Banua.
Hermanto, & Swastika, D. K. S. (2011). Penguatan kelompok tani: langkah awal
peningkatan kesejahteraan petani. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian, 9 (4),
371-390. Bogor.

Jarmie, MJ. 2000. Peranan Ilmu Penyuluhan Menuju Pembangunan Pertanian


yang Berwawasan Agribisnis dalam Pemberdayaan Sumberdaya
Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat Madani. Bogor : Institut
Pertanian Bogor.
Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara.
Jakarta.

Kerlinger, Fred N. 1973. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : Gadjah


Mada University Press.
Kelsey, LD and Cannon Canon. 2004. Cooperative Extension Work. Comstock
Publishing Associates. New York.

Mandasari, 2014. Analisis Hubungan Good Corporate Governance Terhadap


Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan. Universitas Bina Nusantara. Jakarta

Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan di Indonesia. Sebelas Maret University


Press. Surakarta. Najib, M. Rahwita, H. (2010).“Peran Penyuluhan
Petani Dalam Pengembangan Kelompok Tani Di Desa Bukit Raya
Kecamatan Tenggarong”. Jurnal Ziraa’ah. Vol 28. Hal:116-127.
Universitas Mulawarman.
.2001. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan.
Surakarta : Prima Theresia Pressindo.

59
.1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta : Sebelas
Maret University.
Mosher, A.T. 1996. Getting Agriculture Moving. New York : A Praeger, Inc.
Publisher. 286 Hal.
Najib, M. dan Rahwita, H. 2010. Peran Penyuluhan Petani Dalam Pengembangan
Kelompok Tani Di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong. Jurnal
Ziraa’ah. Vol 28. Hal:116-127. Universitas Mulawarman.
Nuryanti dan Swastika, 2011. Peran Kelompok Tani Dalam penerapan Teknologi
Pertanian. Forum Penelitian Agroekonomi. Volume 29 No.2. Yogyakarta.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta : Kencana.
Ode, 2014. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Publisher: Iinstitut Pertanian Bogor.

Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


Pertanian Nomor 168 Tahun 2011. Tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penilaian Kemampuan Kelompoktani.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273 Tahun 2007. Tentang Pedoman
Pembinaan Kelembagaan Petani.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013. Tentang Pedoman Pembinaan
Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani. BKP5K Kabupaten
Bogor(ID)
Planck, Ulrich. 1993. Sosiologi Pertanian. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20.
Yogyakarta : CV Andi Offset.
. 2014. SPSS 22 Pengolah Data terpraktis. Yogyakarta : Penerbit
Andi.
Puspadi, Ketut. 2010. Ekonomi dan Produksi Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.
Redfield, Robert. 1985. Masyarakat Petani dan Kebudayaan. Jakarta : CV.
Rajawali.
Rianse, Usman dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Bandung : Alfabeta.
Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian. Bandung : Alfabeta.
. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung : Alfabeta.
Samsudin. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina
cipta. Bandung.

60
Sarwono, J. 2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta :
Andi Yogyakarta.
. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta.
Sastraatmadja, A. Soedradjat. 1984. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan.
Bandung : Nova.
Setiana, 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia
Indonesia. Bogor.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2006. Metode Penelitian Survei (Editor).
Jakarta : LP3ES.
Situmorang, Benyamin dan Paningkat Siburian. 2017. Penelitian Pendidikan.
Medan : Pussis Unimed.

Soekartawi, 2002. Analisis Usahatani. Jakarta : UI- Press.

Soerjono, S. 1981. Pengantar penelitian Hukum. Jakarta : Universitas Indonesia.


Soetarno, R. 1994. Psikologi Sosial.Yogyakarta : Kanisius.
Suhardiyono (1992). Penyuluhan Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian..
Jakarta. Erlangga

Suhardiyono. 1989. Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian. Jakarta : Penerbit Erlangga.


Suria Putra BM, Defidelwina, SP., M.Sci, Rina Febrinova, SE., MMA, 2016.
Peran Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Kelompok Tani Padi
Sawah Di Desa Rambah Baru Kecamatan Rambah Samo Kabupaten
Rokan Hulu. Jakarta. Universitas Pasir Pengaraian Rokan Hulu.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan.


Bandung : Alpabeta.
. 2012. Statistik Nonparametrik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Tanjungsari kurnia, Sunarru Samsi Hariadi, dan Endang Sulastri. 2016. Peran
Petugas Lapang Terhadap Partisipasi Petani Dalam Pengembangan
Model Desa Kakao Di Kabupaten Gunungkidul. Yogyakarta. Agro
Ekonomi Vol. 27/No. 2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 Tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan (SP3K).

61
Winarni indah, 2015. Hubungan Pengawasan Dan Efektivitas Kerja Pertanian
Pada Badan Penyuluhan. Kabupaten Kutai Timur, Samarinda. eJournal
Administrative Reform, Volume 1, Nomor 1, 2015: 89-98.

Wiraatmaja, Soekandar. 1973. Pokok-Pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta :


Yasaguna.
Yuhana, S. 2008. Akselerasi Pengembangan Pasar Komoditas gro. Dikutip dari
http://klipingut.wordpress.com/2008/01/04/akselerasi-pengembangan-
pasar-komoditas-agro/.
Van Den Ban, A.W dan Hawkins, 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.

62
Lampiran 1. Kuisioner TUGAS AKHIR Peran Penyuluh dalam Pengembangan Kelompoktani di
Kecamatan Ulu Barumun Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara

KUISIONER TUGAS AKHIR

No. Responden

KATA PENGANTAR

Perihal : Permohonan Pengisian Angket


Lampiran : Satu Berkas
Judul KIPA : Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Kelompoktani di Kecamatan Ulu
Barumun Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara

Kepada Bapak/Ibu/Sdr
di Tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka penyusunan Karya Ilmiah Penugasan Akhir (Tugas Akhir) sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Terapan (S.Tr.) di Politeknik Pembangunan Pertanian
Medan, maka saya memohon dengan sangat kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk mengisi angket yang
telah disediakan. Angket ini bukan tes psikologi, maka dari itu Bapak/Ibu/Sdr tidak perlu takut
atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang Bapak/Ibu/Sdr rasakan
selama ini.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi
penulis. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr, saya ucapkan terimakasih.

Padang Lawas, April 2019


Hormat Saya

Nia Lita M Sianturi

63
1. Petunjuk Pengisian
a. Mohon angket ini di isi oleh Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada
b. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
c. Ada empat (5) alternatif jawaban untuk setiap variabelnya yaitu :
5 = Sangat Setuju (SS)
4 = Setuju (S)
3 = Ragu-ragu (RR)
2 = Tidak Setuju (TS)
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2. Karakteristik Responden
Nama : ..................................................................................
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Alamat : ...................................................................................
Umur : .................................................................................
Pendidikan Terakhir : ...................................................................................
Pendapatan/Bulan : .................................................................................
Jumlah Anggota Keluarga : ..................................................................................

* Coret yang tidak perlu.

64
Isilah Pernyataan-Pernyataan Berikut Dengan Tanda Menggunakan Check List (√) Pada Kolom
Jawaban.
Daftar Kuisioner Peran Penyuluh Dalam Pengembangan Kelompoktani di Kecamatan Ulu
Barumum Kabupaten Padang Lawas Provinsi Sumatera Utara

A. Peran Penyuluh (X)


1. Peran Penyuluh Sebagai Fasilitator
No PERNYATAAN SS S RR TS STS SKOR
1. Penyuluh dalam melaksanakan kegiatan
penyuluhan menyediakan alat bantu praga
dengan usahanya sendiri.
2. Penyuluh membantu anggota kelompoktani
dalam pembuatan kelengkapan administrasi
kelompoktani
3. Penyuluh memfasilitasi anggota
kelompoktani dalam mengakses informasi
dari berbagai sumber

4. Penyuluh memfasilitasi pertemuan


kelompok
5. Penyuluh dapat berperan dalam
mendampingi petani untuk
mengembangkan kelompoktani

2. Peran Penyuluh Sebagai Inovator


No PERNYATAAN SS S RR TS STS SKOR
1. Penyuluh Memberikan informasi dari
inovasi teknologi pertanian terbaru
2. Penyuluh melaksanakan berbagai
demplot dalam rangka mendapatkan
/menguji temuan baru
3. Penyuluh sering menjelaskan
perhitungan-perhitungan dalam
menetapkan suatu usaha tani

4. Peran penyuluh memberikan informasi


terbaru dalam upaya pengembangan
kelompoktani
5. Tingkat frekuensi penyuluhan tentang
pengembangan kelompoktani

65
3. Peran Penyuluh Sebagai Motivator
No PERNYATAAN SS S RR TS STS SKOR
1. Penyuluh sering melaksanakan
peninjauan ke lahan petani
2. Penyuluh memberikan masukan dan
saran didalam meningkatkan nilai
tambah ekonomis produk
3. Penyuluh sering memberikan masukan
dalam cara mendapatkan modal
usahatani

4. Penyuluh berperan dalam menggugah


potensi dan kemampuan yang ada pada
anda untuk mengembangkan
kelompoktani
5. Penyuluh menyadarkan diri anda tentang
pengembangan kelompoktani

4. Peran Penyuluh Sebagai Dinamisator


No PERNYATAAN SS S RR TS STS SKOR
1. Penyuluh Membantu petani dalam
mengembangkan kerjasama usahatani
agar kelompoktani
2. Penyuluh melakukan
kerjasama/pertemuan antar
kelompoktani dalam kegiatan
penyuluhan
3. Penyuluh mengaktifkan peran pengurus
dan anggota kelompoktani
4. Penyuluh memberikan bimbingan
kepada setiap kelompoktani untuk
mengembangkan usahataninya
5. Penyuluh menerapkan cara dalam
berusahatani kepada setiap
kelompoktani

5. Peran Penyuluh Sebagai Edukator


No PERNYATAAN SS S RR TS STS SKOR
1. Penyuluh selalu meningkatkan
pengetahuan petani terhadap ide baru
untuk pengembangan usaha
kelompoktani
2. Penyuluh memberikan pelatihan atau
cara dalam penggunaan teknologi baru

66
3. Penyuluh selalu aktif dalam membina,
menjalankan tugas dan fungsinya dalam
menghadiri dan memfasilitasi pertemuan
kelompok

4. Penyuluh mampu dalam meningkatkan


keterampilan metode pengembangan
kelompoktani

5. Penyuluh harus terbuka dalam


menanggapi keluhan petani dalam
melakukan pengembangan
kelompoktani

B. Pengembangan Kelompoktani (Y)


No PERNYATAAN SS S RR TS STS SKOR
1. Pengurus Kelompoktani harus
melengkapi yang dibutuhkan oleh
kelompoktani berupa buku ADRT,
buku tamu, buku daftar anggota, buku
daftar hadir pertemuan, notulen rapat,
buku kas, buku tabungan, buku simpan
2. Penyuluh mengatur dan melaksanakan
pembagian tugas/kerja diantara sesama
anggota sesuai dengan kesepakatan
bersama
3. Penyuluh harus dapat menghitung
jumlah modal yang didapatkan dari
usaha yang dikelola bersama
4. Penyuluh mengadakan pertemuan/rapat
anggota yang diselenggarakan secara
berkala dan berkesinambungan
5. Penyuluh menerapkan pengetahuan
kepada kelompoktani dalam
memanfaatkan/mengolah usahatani

67
Lampiran 2. Data Responden
No Nama Responden Jenis Umur Pendidikan Jumlah Anggota
Kelamin Terakhir Keluarga/Orang
1 Hamonangan L 37 SMA 4
Pasaribu
2 Burhanuddin L 42 SMA 5
Harahap
3 Tondi Martua L 18 SD 5
4 Maskud Harahap L 42 SMA 5
5 Ali Gunawan L 31 S1 3
Harahap
6 Tirmiji Pasaribu L 35 SMK 3
7 Ahmad Ridoan L 31 S1 4
Daulay
8 Roseni Hasibuan P 51 SMP 4
9 Ali Oji Daulay L 37 SMA 4
10 Hilaluddin L 60 SMA 4
11 Martunas Lestari L 33 SMA 4
Hasibuan
12 Amru Harahap L 42 SMA 3
13 Marwan Nasution L 56 SMA 7
14 Fadilah Hasibuan P 35 SMA 6
15 Akmal L 43 SMP
16 Husein L 39 SMA 3
17 Lukman Hasibuan L 52 SMA 7
18 Juanda L 44 SMP 5
19 Armad Yakub, Dly L 50 S1 3
20 Ali Ramadan L 41 MAN 5
Daulay
21 Tarjikmidin L 48 SMP 6
Hasibuan
22 M.A.Hasan Muda L 50 SMP 9
23 Panjang Hasibuan L 67 SMA 2
24 Ruslan Harahap L 54 SMP 10
25 Rusman Hasibuan L 49 SMA 5
26 Abdullah Harahap L 35 SMA 6
27 Rosminar Siregar P 34 SMK 3
28 Roman Pulungan L 29 SMA 2
29 Rusli Hasibuan L 58 SD 6
30 Abdulrahim L 45 SMA 4
Harahap
31 Hendri Sahnan LBS L 34 SMP 6
32 Mhd. Toha Lubis L 61 SMA 5
33 Jumpa Kurnia L 36 S1 4
Hasibuan
34 Fajian Lubis L 47 D3 5
35 Mansur Hasibuan L 43 SMP 3

68
36 Sarwedi Hasibuan L 32 SD 5
37 Abdul Hasin L 52 SMP 8
38 Rendi Hasibuan L 45 SMA 3
39 Fadil Hasibuan L 48 SMA 4
40 Ronni Hasibuan L 52 SMA 4

69
Lampiran 3. Rekapitulasi Kuisioner
No Fasilitator Inovator Motivator Dinamisator Edukator Pengembangan Kelompoktani

1 2 3 Total 1 2 3 4 5 Tota 1 2 3 4 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 Total


l
1 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 5 4 5 4 18 5 4 4 4 5 22 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
2 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
3 4 5 5 14 4 5 2 4 4 19 4 4 4 5 17 5 5 4 3 4 21 5 5 4 4 5 23 5 4 4 13
4 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 18 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 25 4 5 4 13
5 3 4 4 11 4 3 3 4 3 17 3 4 4 4 15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 5 13
6 2 4 5 11 4 4 5 4 4 21 4 5 4 4 17 3 4 4 4 4 19 4 4 4 4 5 21 5 2 4 11
7 2 4 4 10 4 3 4 4 4 19 4 4 3 4 15 4 4 3 4 4 19 4 2 3 3 4 16 4 4 4 12
8 5 4 4 13 4 4 4 4 4 20 5 5 4 5 19 4 4 4 5 5 22 4 5 5 4 4 22 4 4 5 13
9 4 5 4 13 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 17 4 5 5 4 5 23 4 5 4 5 4 22 4 4 5 13
10 5 5 5 15 5 3 4 4 4 20 5 5 4 4 18 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20 5 4 5 14
11 5 5 4 14 4 4 4 5 4 21 5 4 4 5 18 5 5 4 5 5 24 5 5 5 5 5 25 5 4 5 14
12 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
13 4 4 4 12 4 4 3 4 4 19 4 5 4 4 17 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 5 13
14 3 4 4 11 4 3 3 4 3 17 4 4 3 4 15 3 3 4 4 4 18 4 4 4 3 4 19 3 2 4 9
15 3 4 4 11 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 15 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 3 19 4 4 4 12
16 4 3 4 11 4 4 4 4 3 19 4 4 3 4 15 4 3 4 4 4 19 5 4 4 4 4 21 3 3 4 10
17 3 4 4 11 4 3 3 5 4 19 4 4 4 3 15 4 4 5 4 4 21 5 4 4 4 5 22 4 3 4 11
18 4 4 4 12 5 4 4 4 3 20 4 4 3 5 16 4 5 4 4 4 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
19 4 4 5 13 5 5 5 4 4 23 5 5 4 4 18 3 4 5 5 5 22 4 4 4 4 4 20 5 4 5 14
20 5 4 5 14 5 4 5 4 3 21 3 5 5 4 17 4 4 5 4 4 21 3 5 5 4 4 21 4 4 4 12
21 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
22 5 4 3 12 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 17 4 5 4 5 4 22 3 5 4 5 4 21 4 5 4 13
23 5 4 3 12 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 17 4 5 4 5 4 22 3 5 4 5 4 21 4 5 4 13
24 5 4 3 12 4 5 4 5 4 22 4 5 4 4 17 4 5 4 5 4 22 3 5 4 5 4 21 4 5 4 13
25 5 5 4 14 4 4 5 4 3 20 5 4 4 4 17 4 5 4 5 4 22 3 4 4 5 5 21 4 4 5 13
26 5 4 4 13 5 4 4 5 4 22 4 4 5 4 17 4 5 4 4 4 21 5 4 4 4 4 21 4 4 4 12
27 3 4 5 12 4 5 5 4 4 22 4 5 3 5 17 4 5 4 4 4 21 4 5 5 4 4 22 4 4 3 11
28 5 4 5 14 4 5 4 5 4 22 5 4 4 4 17 4 5 4 3 5 21 5 3 5 4 4 21 5 5 5 15

70
29 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 5 5 4 4 22 4 5 4 4 4 21 4 4 4 12
30 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
31 5 4 5 14 4 5 4 5 3 21 5 4 4 4 17 4 5 4 3 5 21 5 3 5 4 4 21 4 5 4 13
32 4 5 5 14 5 5 5 4 4 23 5 5 4 4 18 4 4 5 5 5 23 5 5 4 4 5 23 3 3 4 10
33 4 4 4 12 5 5 4 4 4 22 5 4 4 4 17 5 4 5 5 4 23 5 4 4 5 5 23 4 5 4 13
34 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 12
35 5 4 3 12 5 4 3 4 5 21 5 4 4 3 16 3 4 4 4 3 18 5 3 5 4 4 21 5 4 4 13
36 5 4 3 12 5 4 3 4 5 21 5 4 4 3 16 3 4 4 4 3 18 5 3 5 4 4 21 5 4 4 13
37 5 4 5 14 5 4 4 3 2 18 3 5 4 5 17 3 5 4 3 5 20 3 5 4 3 5 20 4 4 4 12
38 3 4 5 12 4 5 5 4 4 22 4 5 3 5 17 4 5 4 4 4 21 4 5 5 4 4 22 4 4 3 11
39 5 4 5 14 4 5 4 5 4 22 5 4 4 4 17 4 5 4 3 5 21 5 3 5 4 4 21 5 5 5 15
40 4 4 4 12 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 16 4 5 5 4 4 22 4 5 4 4 4 21 4 4 4 12
Jumlah 165 165 167 497 170 168 158 169 152 817 1 1 1 1 66 15 1 16 163 168 833 167 168 170 165 168 838 166 161 168 495
Total 7 7 5 6 6 9 7 7
0 4 7 5 6

71
Lampiran 4. Hasil uji korelasi
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 Y
Spearman's rho X1 Correlation Coefficient 1.000 .410** .696** .542** .330* .518**
Sig. (2-tailed) . .009 .000 .000 .037 .001
N 40 40 40 40 40 40
X2 Correlation Coefficient .410** 1.000 .544** .527** .485** .285
Sig. (2-tailed) .009 . .000 .000 .001 .075
N 40 40 40 40 40 40
X3 Correlation Coefficient .696** .544** 1.000 .639** .474** .445**
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000 .002 .004
N 40 40 40 40 40 40
X4 Correlation Coefficient .542** .527** .639** 1.000 .496** .346*
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 . .001 .029
N 40 40 40 40 40 40
X5 Correlation Coefficient .330* .485** .474** .496** 1.000 .149
Sig. (2-tailed) .037 .001 .002 .001 . .359
N 40 40 40 40 40 40
Y Correlation Coefficient .518** .285 .445** .346* .149 1.000
Sig. (2-tailed) .001 .075 .004 .029 .359 .
N 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

72
La mpiran 5. Hasil Uji Realibitas
1. V ariabel Fasilitator

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.822 5

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 15.87 6.410 .836 .713
p2 15.33 9.952 .429 .838
p3 15.87 6.410 .836 .713
p4 15.67 8.095 .435 .842
p5 15.67 7.238 .626 .784

2. V ariabel Inovator

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 14.93 3.924 .930 .861
p2 14.93 3.924 .930 .861
p3 14.93 3.924 .930 .861
p4 14.80 5.743 .605 .929
p5 14.80 5.743 .605 .929

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.914 5

73
3. V ariabel M otivator

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 16.33 2.952 .297 .778
p2 16.60 2.114 .794 .583
p3 16.60 2.114 .794 .583
p4 16.33 2.810 .380 .750
p5 16.27 3.067 .350 .754

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.748 5

4. V ariabel Dina misator

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 16.87 2.838 .813 .796
p2 16.80 3.314 .672 .835
p3 16.73 3.781 .567 .860
p4 16.87 2.838 .813 .796
p5 16.73 3.781 .567 .860

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.862 5

74
5. V ariable Edukator

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 16.60 4.114 .697 .836
p2 16.60 2.829 .779 .813
p3 16.67 3.667 .771 .810
p4 16.73 3.495 .725 .817
p5 16.60 3.971 .524 .867

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.860 5

75

Anda mungkin juga menyukai