Proposal SHI - Khairil Anhar Pulungan (151190086)
Proposal SHI - Khairil Anhar Pulungan (151190086)
Proposal Skripsi
Oleh :
151190086
YOGYAKARTA
2022
DAMPAK RIVALITAS ALJAZAIR-MAROKO TERHADAP UPAYA RESTORASI
Kawasan Afrika Utara atau lebih tepatnya Arab Maghrib, masih menjadi salah satu
kawasan dengan tingkat integrasi regional yang paling rendah. Arab Maghreb Union
(selanjutnya disingkat AMU) yang didirikan pada Februari 1979 di kota Marakesh, Maroko,
harus mengalami stagnansi dan disfungsi struktural sebagai akibat dari kurangnya Mutual
Trust (rasa saling percaya antar negara) dan keinginan untuk bekerjasama dari negara-negara
Aljazair dan Maroko merupakan dua negara bertetangga di wilayah Afrika Utara
(Maghrib) yang telah terlibat dalam serangkaian permusuhan dan pertentangan selama
beberapa dekade belakangan ini sebagai akibat dari separatisme di wilayah sahara barat.
Sementara di lain sisi, keduanya merupakan anggota dari Arab Maghreb Union (AMU),
sebuah organisasi regional yang berfokus pada integrasi ekonomi, pembangunan, dan politik.
Alasan utama pengambilan judul ini adalah terkait pola hubungan internasional
dimana negara-negara dunia lebih mengarahkan pandangan pada upaya kerjasama yang
bersifat regional seperti ASEAN, Uni-Eropa, dan khususnya AMU. Kerjasama yang bersifat
regional dinilai lebih efisien dan menjanjikan, melihat pada dasarnya sebuah kawasan tertentu
berisi negara-negara yang berbagi nilai budaya, stuktur geografis, hingga latar belakang
sejarah yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Persamaan relatif ini menjadi insentif bagi
Mutual Trust atau rasa saling percaya satu sama lain dalam penciptaan kerjasama yang
1
Pasca serangkaian revolusi dan kudeta masyarakat arab terhadap pemerintahan di
negara-negara arab berkecamuk, wacana restorasi atau pembangunan kembali AMU mulai
dari Maroko pada kunjungannya ke Tunisia 2012 lalu. Namun kemudian wacana ini
tampaknya harus terbengkalai setelah pada 24 Agustus 2021 lalu, Aljazair melalui menteri
sebagai tindak lanjut dari dugaan serangan siber dan dukungan terhadap kelompok separatis
Hal inilah yang pada akhirnya menarik penulis untuk menganalisa peran seperti apa yang
dijalankan Aljazair dan Maroko di kawasan, serta bagaimana ketegangan hubungan keduanya
berdampak pada usaha restorasi AMU dan upaya integrasi regional di Arab Maghrib melalui
Maghrib merupakan sebutan bagi kawasan di Afrika Utara berbatasan langsung dengan laut
mediterania di sebelah Utara dan gurun sahara di sebelah Selatan. Sementara istilah negara
maghrib mengacu pada Aljazair, Libya, Tunisia, Mauritania, dan Maroko (dalam hal ini ada
republik Arab Sahrawi yang statusnya masih dipertentangkan). Negara-negara Maghrib ini
kemudian tergabung dalam Arab Maghreb Union (AMU) dalam usaha mengintegrasikan
1
Aljazeera News. 2021. “Algeria cuts diplomatic ties with Morocco over hostile actions”.
2
Gambar 1 : Peta Arab Maghrib dan demografi (Brussel International Center Report. 2019).
Union de Maghrebe de Arabe (UMA), atau secara global dikenal dengan Arab
integrasi ekonomi politik regional maghrib melalui perdagangan bebas dan pembukaan akses
perbatasan antar negara maghrib untuk memudahkan mobilisasi masyarakat, barang dan jasa.
Organisasi ini di diinisiasikan oleh diktator Libya sebelumnya, Muammar Ghadafi, yang
sekaligus menandai berdirinya AMU pada 17 Februari 1989.2 Perjanjian utama dalam akta
berdirinya AMU tersusun atas keinginan untuk memperdalam Kerjasama ekonomi dan
Keinginan untuk menciptakan kawasan Maghrib yang terintegrasi secara ekonomi dan
politik melalui AMU ini berakar pada relativitas kesamaan budaya, sejarah dan kondisi
2
Lounnas, Djalil dan Nizar Messari. 2018. “Algeria-Morocco Relations And Their Impact On the Maghrebi
Regional System”. Menara Working Papers. No. 20, October 2018.
3
geografis kawasan. Secara budaya, masyarakat negara-negara maghrib yang jika ditotalkan
berjumlah lebih dari 100 juta jiwa didominasi oleh orang-orang berbahasa Arab, sementara
sisanya adalah dari etnis berber dan pendatang-pendatang lain dari eropa. Islam sunni sebagai
agama dominan di maghrib juga menjadi salah satu unsur penyusun penting dari kesamaan
budaya masyarakat Maghrib. Dari sisi sejarah, Algeria, Maroko, dan Tunisia dulunya berdiri
sebagai bekas jajahan bangsa Perancis. Sementara seperti dijelaskan sebelumnya, negara-
negara maghribi memiliki kondisi geografis yang hampir mirip dengan struktur savanah laut
mediterania di Utara, lalu gurun pasir sahara di sebelah Selatan. Membentang dari timur
Libya hingga ujung Mauritania. Dimana pendapatan utama dari negara-negara maghrib
berasal dari minyak bumi, agrikultur, mineral alam yang dialamnya termasuk emas dan
fosfat.
Meskipun memberikan jalur dan kemungkinan lebih besar terhadap tujuan integrasi
bersama, kesamaan relatif ini nyatanya tidak cukup kuat untuk membangun integrasi. Proyek
integrasi yang diusahakan AMU harus menghadapi banyak sekali tantangan dan
permasalahan yang nantinya berujung pada hilangnya peran organisasi tersebut menuju
kondisi yang disebut ‘Dormant” atau tertidur, dimana fungsi-fungsinya tidak lagi berjalan
perbedaan pandangan antara pemimpin negara menjadi dinding penghalang proses integrasi
regional maghrib. Sementara itu, ketegangan dan pertikaian berkelanjutan dari Aljazair dan
Maroko menjadi semacam semen perekat dari dinding tersebut yang semakin sulit untuk
Dalam hal ekonomi, negara-negara maghrib sangat tidak terintegrasi terutama dalam
hal perdagangan dan perputaran barang regional. Negara-negara Maghrib cenderung menutup
perbatasannya satu sama lain sebagai dampak dari ketidakstabilan politik, jaringan terorisme,
4
dan ketegangan hubungan seperti yang terjadi antara Aljazair dan Maroko. Negara-negara
negara-negara lain diluar maghrib. Hal ini seperti yang dijelaskan dalam gambar dibawah
ini :
Hal ini juga membuat AMU menjadi organisasi regional dengan tingkat integrasi
ketergantungan pada sumber impor dari eropa dan negara maju lainnya, penutupan
negara-negara maghrib tahun 2013 jika di rata-ratakan bernilai hanya sekitar 5% dan terus
pengalami penurunan. Dibuktikan dengan hanya 3,1% di 2016, dan 2,7% di 2017. Selain itu,
3
IMF .2018.”Economic Integration in the Maghreb – An Unstapped Source of Growth”. International Monatary
Fund Report
5
negara-negara maghrib juga memberlakukan tariff tinggi untuk barang-barang yang dating
dari sesama mereka. Seperti misalnya Aljazair sendiri dengan tingkat tariff dagang mencapai
12%, menjadikannya sebagai negara dengan pasar paling ketat di region Maghrib.4
Aljazair dan Maroko sendiri merupakan dua negara terdepan di Maghrib yang berbagi
1550 Km perbatasan bersama. Masyarakat kedua negara tersebut pada dasarnya hampir sama,
jika tidak dapat dikatakan sepenuhnya sama. Sekitar 70% penduduk Aljazair berasal dari
etnis arab, tidak jauh berbeda dari 76% etnis arab di Maroko, sementara sisanya merupakan
komposisi dari etnis berber dan imigran dari benua eropa. Secara historis, keduanya juga
merupakan bekas jajahan Perancis yang kemudian memilih untuk Merdeka ditahun 1952
untuk Maroko yang kemudian sepuluh tahun kemudian untuk Aljazair (1962). Permasalahan
utama dari ketegangan hubungan Aljazair dan Maroko adalah isu Sahara barat, dimana
sebuah gerakan separatisme yang ingin mendirikan pemerintahan sahara barat dan keluar dari
negara Maroko. Isu inilah yang membentuk pola hubungan penuh kecurigaan dan rivalitas
duta besarnya untuk Aljazair, setelah menteri luar negeri Aljazair melontarkan komentar
negatif terhadap pemerintahan Maroko. Kelanjutannya pada januari 2018, terjadi kontak
militer anatara kelompok POLISARIO dan angkatan perang Maroko di wilayah Guerguerat,
yang merupakan zona demiliterisasi dekat dengan perbatasan Aljazair. Pertempuran ini
sempat dikhawatirkan akan mengalami eskalasi dan menyeret Aljazair dalam perang terbuka
Perbedaan arah politik luar negeri juga menjadi faktor tambahan yang mempengaruhi
hubungan rivalitas Aljazair-Maroko. Seperti pada bulan Mei 2018, Maroko bergabung
4
Parshotam, Amisha.2020. “Regional Integration for the Arab Maghreb Union : Looking Beyond the Horizon”.
Konrad Regional Political Dialogue South Mediteraian. No.30. November 2020
5
Ibid
6
Ibid
6
dengan Islamic Military Counter Terorism Coalllition (IMTC) yang didirikan oleh Arab
Saudi, sementara Aljazair menolak untuk bergabung setelah Maroko melalui IMTC
menyatakan bahwa Iran melalui Hizbullah telah menyuplai persenjataan kepada kelompok
kemudian melaksanakan latihan militer berskala besar diwilayah barat, berdekatan dengan
perbatasan Maroko. Latihan ini merupakan unjuk kekuatan terbesar yang dilakukan oleh
Tensi terus memanas dalam hubungan Aljazair dan Maroko meskipun pada faktanya
mereka masih berhubungan secara diplomatik. Sayangnya hal ini segera hancur setelah
Maroko menginisiasi normalisasi hubungan dengan Israel, yang dikutuk oleh Aljazair sebagai
sebuah penghianatan terhadap tanah Arab.8 Aljazair membalas dengan melakukan review
terhadap hubungan diplomatic dengan Maroko. Yang pada akhirnya berujung pada
diputusnya hubungan diplomatik dengan Maroko oleh Aljazair yang diumumkan melalui
konfernsi pers menteri luar negeri Ramtane Lamamra pada 24 Agustus 2021. Untuk kesekian
kalinya hal ini menutup sebagian jalan bagi cita-cita integrasi yang selalu dicita-citakan
masyarakat AMU.
menginisiasikan dan mengundang para pimpinan maghrib untuk membahas agenda restorasi
AMU pada November 2018. Aljazair menghubungi sekretaris jenderal AMU, Tayeb
Bakouche untuk mengadakan pertemuan antara para menteri luar negeri negara maghrib yang
kemudian akan berlanjut pada koferensi besar para pimpinan maghrib.pertemuan ini akan
membahas terkait restorasi atau lebih jelasnya perbaikan ulang struktur, keaktifan, dan
7
Barth, May.2019. “Regionalism in North Africa: The Arab Maghreb Union in 2019”. Brussels International
Center policy report. June 2019
8
Afrique, Jenue.2021. “Algeria Breaks off Relations with Morocco, Citing Fires and Israel”. The Africa Report
diakses dari https://www.theafricareport.com/121545/algeria-breaks-off-relations-with-morocco-citing-fires-
and-israel/
7
program itegrasi regional maghrib dibawah pilar AMU Sayangnya hal ini harus berhenti pada
hanya pertemuan menteri luar negeri dikarenakan tensi memanas yang berujung pada
C. Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian ini, penulis bergerak dari pertanyaan penelitian yakni:
Restorasi Arab Maghreb Union (AMU) Sebagai Pilar Integrasi Regional Maghrib Pasca Arab
Spring?”
D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, maka penelitian ini pada dasarnya
berpegang pada konsep Regionalisme, Sebuah konsep yang sering dipersamakan dengan
konsep kawasan atau studi region. Teori regionalisme mulai berkembang pada masa pasca
perang dingin dengan berakhirnya dualisme blok barat dan timur melahirkan apa yang
negara mulai menemukan kepentingan untuk menjalin Kerjasama dalam cakupan Kawasan
(Region).
Regionalisme tersusun atas proses yang disebut integrasi regional. Sebuah proses yang
melalui institusi formal, namun lebih jauh lagi untuk meningkatkan hubungan antar negara-
negara tersebut yang membentuk sebuah identitas tunggal bagi mereka. Terbentuknya
identitas tunggal tersebut diartikan sebagai regional Cohesion, sebuah persepsi yang
terbangun antar beberapa negara bahwa mereka berbagi tempat dan kepentingan yang sama
dalam banyak hal seperti budaya, nilai, permasalahan, dan kebutuhan bersama. Regional
8
Cohesion sendiri menurut Andrew Hurrel merupakan kondisi yang mencakup dua hal yakni;
(1) ketika region mampu memainkan peran dalam mengintegrasikan hubungan antara negara-
negara didalamnya dan mengatur cara mereka berinteraksi ke dunia luar secara tidak terpisah
satu sama lain, (2) Ketika region mampu membentuk sebuah basis kebijakan bersama dan
(Cohesion) antar negara-negara bukan hanya dalam hal wilayah geografis, namun juga Social
Cohesiveness (etnisitas, ras, bahasa, agama, hingga latar belakang sejarah dan kebudayaan),
Cohesiveness (Keberadaan institusi regional).10 Dalam hal ini, negara-negara maghrib masih
dalam proses panjang menuju regionalisme, dengan rivalitas Aljazair-Maroko sebagai satu
T. May Rudy memberikan penegasan yang dikutip oleh Nuraeni S, Deasy Silvya, dan
Arifin Sudirman bahwa hal yang paling mendasar dan penting dalam kajian regionalisme
adalah peninjauan terhadap derajat keeratan dan Integrasi (Level Of Cohesiveness), Strukur
politik, hubungan dan distribusi peran dalam kawasan (Structure Of Relations, serta tinjauan
terhadap probabilitas kerjasama melalui rasa kebersamaan dan identitas bersama (Mutual
Identity). Namun, dikarenakan kebanyakan faktor diatas lebih bersifat normatif, hal ini
11
cukup sulit untuk diukur dengan indikator spesifik yang tepat. Meskipun dikatakan bahwa
Aljazair-Maroko terlibat dalam rivalitas dan ketegangan, keduanya masih bekerjasama dalam
9
Hurrell, Andrew. 1995. “Explaining the Resurgence of Regionalism in World Politics”. Cambridge Review of
International Studies. Vol. 21, No. 04. October 1995. Hal 331-358
10
Nye, Joseph S. 1968. International Regionalism : readings . Brown and Co. Boston 1968.
11
S, Nuraeni, Deasy Silvya, Arifin Sudirman. Regionalisme Dalam Studi Hubungan Internasional. Penerbit
Pustaka Pelajar. Yoyakarta
9
Pada Konferensi Uni Afrika ke-28 pada januari 2017, di Addis Ababa, Raja Muhammad
VI dari Maroko menyatakan bahwa Integrasi kawasan arab maghrib yang dulu diperjuangkan
bersama dalam kerangka AMU sekarang hanyalah mimpi yang telah padam dan hilang dari
jiwa negara-negara maghrib.12 Menjadi bukti bahwa kawasan maghrib kekurangan optimisme
terhadap Integrasi yang menjadi salah satu penysusun utama dari regionalisme. Para
pemimpin Maghrib gagal melihat bahwa kerjasama yang terintegrasi secara ekonomi dan
politik akan memberikan keuntungan bersama yang lebih besar daripada pembatasan dan
penutupan akses seperti yang dijelaskan dibagian sebelumnya. Terutama terkait variabel
utama dalam penelitian ini, yakni rivalitas Aljazair dan Maroko yang merupakan dua
E. Argumen Pokok
Berdasarkan rumusan masalah yang diambil, argumen dasar dari penulis berkaitan
dengan dampak yang disebabkan rivalitas Aljazair-Maroko terhadap upaya restorasi AMU
adalah stagnansi hingga kegagalan total AMU sebagai institusi pelaksana upaya integrasi
regional. Integrasi regional membutuhkan tingkat Regional Cohesion atau kesatuan Kawasan
dan hal inilah yang belum dimiliki oleh AMU dalam regionalismenya. Negara-negara
maghrib belum bisa mencapai level dasar dalam banyak segi Cohesion seperti perdagangan
mobilitas antar penduduk negara di Kawasan maghrib meskipun untuk beberapa bidang
seperti Bahasa dan kebudayaan telah dicapai pada level tertentu. Mengingat bahwa saat ini
Libya masih tenggelam dalam perebutan kekuasaan domestik, menempatkan Aljazair dan
Maroko sebagai dua tokoh utama yang seharusnya berperan sebagai penggerak regionalisme
maghrib. Keengganan mereka untuk bekerjasama satu sama lain, terlihat dari penutupan
12
----. 2018. “Maghreb : Dream of Unity, Reality of Divisions”. Aljazeera Centre For Studies.diakses dari
https://studies.aljazeera.net/en/reports/2018/06/maghreb-dream-unity-reality-divisions-
180603092643658.html
10
perbatasan,tariff dagang tinggi, hingga pemutusan hubungan diplomatik bermakna bahwa
kemungkinan untuk diaktifkannya kembali AMU akan sangat kecil. Ini berarti bahwa pilar
institusi utama bagi integrasi maghrib, yakni AMU akan kembali hilang. Regionalisme dan
F. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikaji, maka metode penelitian yang akan digunakan dalam
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan penulis yaitu deskriptif kualitatif yang berupa
penjelasan yang disertai fakta-fakta yang berasal dari data yang dapat ditemukan oleh penulis
dalam sumber tertulis yang nantinya akan dicantumkan dalam penelitian ini.
sekunder yang dapat diperoleh dari hasil penelitian terdahulu, yang sekiranya mempunyai
fokus pembahasan serupa. Selain itu, penulis juga mengumpulkan data-data dari buku, berita,
maupun artikel yang relevan dengan masalah yang dikaji baik dalam bentuk data fisik
Dalam hal temuan dan data, penulis meganalisisnya melalui cara deskriptif. Temuan
dan data berbentuk apapun yang didapatkan dalam proses penelitian akan dikaji secara
seksama sesuai dengan pisau analisis yang dipakai oleh penulis yang kemudian
diinterpretasikan kedalam penelitian ini dengan lebih sesuai dan relevan kedalam tulisan yang
komprehensif.
11
Tujuan Utama dari penelitian ini adalah untuk menjadi alat bantu bagi penulis dan
pembaca dalam mengetahui bagaimana sebenarnya sebuah pertikaian dan hubungan yang
penuh ketegangan antar negara, dalam hal ini Aljazair dan Maroko berdampak pada agenda
integrasi suatu kawasan, yakni regional arab maghrib. Serta bagaimana hubungan kedua
negara tersebut berdampak pada keberlangsungan sebuah institusi regional, dalam hal ini
Arab Maghrib Union (AMU) yang pada dasarnya tidak hanya terdiri dari Aljazair dan
Maroko saja.
Manfaat dari penelitian ini pada dasarnya adalah sebagai sumber pengetahuan
tambahan tentang studi regional terutama di kawasan Maghrib dan benua Afrika melalui
persfektif ilmu hubungan internasional. Seperti bagaimana dimasa sekarang ini, isu
yang telah berhasil maupun dalam proses integrasi sebuah kawasan secara ekonomi,
H. Batasan Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan fokus yang terarah terkait prioritas objek atau
fenomena yang diteliti untuk dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif dan
terstruktur. Maka berangkat dari pertanyaan penelitian sebelumnya, penelitian ini terbatas
pada penjelasan tentang bagaimana rivalitas dan ketegangan antara Aljazair dan Maroko
berdampak pada stagnannya proses integrasi kawasan maghrib yang diperjuangkan oleh
institusi Arab Maghrib Union (AMU). Penjelasan didalam penelitian ini hanya akan melihat
pada beberapa hal seperti, peran apa yang dimainkan oleh Aljazair dan Maroko dalam sistem
regional maghrib, bagaimana wacana restorasi arab maghrib berkembang pasca Arab Spring,
dan keterkaitan antara kedua hal tersebut. Maka dari itu, data yang diambil akan lebih
dominan pada sumber-sumber referensi tahun 2011 sebagai titik puncak fenomena Arab
12
Spring khususnya hingga 3 tahun belakangan ini dimana Covid-19 yang menghancurkan
banyak lini ekonomi berhasil menuntut negara-negara maghrib untuk segera menginisiasikan
I. Sistematika Penelitian
Bab Satu, yaitu pendahuluan yang terdiri dari alasan pemilihan judul, latar belakang,
rumusan masalah, kerangka teori, argumen pokok, metode penelitian, tujuan dan manfaat
Bab Dua, yaitu pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah dengan
memaparkan secara sistematis keberadaan institusi Arab Maghreb Union (AMU), alas an
berdirinya, perkembangan serta permasalahan yang dihadapi AMU terutama dalam hal
kondisi hubungan Aljazair-Maroko. Bab ini juga akan membahas lebih lanjut peran Aljazair-
Maroko dan rivalitas keduanya dalam perjalanan AMU, hingga persoalan-persoalan yang
menjadi kunci bagi ketegangan dan rivalitas mereka dihubungkan dengan kondisi AMU, serta
bagaimana hal pertama tadi berdampak pada proyek integrasi regional melalui restorasi
AMU.
Bab Tiga, yaitu pembahasan tentang implementasi konsep Regionalisme dalam hal
dampak yang disebabkan oleh rivalitas Aljazair dan Maroko terhadap upaya restorasi AMU
Referensi
Buku
13
S, Nuraeni, Deasy Silvya, Arifin Sudirman. 2010. Regionalisme Dalam Studi Hubungan
Nye, Joseph S. 1968. International Regionalism : readings . Brown and Co. Boston. January
1968.
Report
Lounnas, Djalil dan Nizar Messari. 2018. “Algeria-Morocco Relations And Their Impact On
the Maghrebi Regional System”. Menara Working Papers. No. 20, October 2018.
Parshotam, Amisha.2020. “Regional Integration for the Arab Maghreb Union : Looking
Beyond the Horizon”. Konrad Regional Political Dialogue South Mediteraian. No.30.
https://www.kas.de/en/web/poldimed/single-title/-/content/regional-integration-for-the-
Barth, May.2019. “Regionalism in North Africa: The Arab Maghreb Union in 2019”.
Brussels International Center policy report. June 2019. Diakses dari https://www.bic-
2022.
Cambridge Review of International Studies. Vol. 21, No. 04. October 1995. Hal 331-
Mei 2022.
https://www.imf.org/en/Publications/Departmental-Papers-Policy-Papers/Issues/
14
2019/02/08/Economic-Integration-in-the-Maghreb-An-Untapped-Source-of-Growth-
Berita
Afrique, Jenue.2021. “Algeria Breaks off Relations with Morocco, Citing Fires and Israel”.
Aljazeera News. 2021. “Algeria cuts diplomatic ties with Morocco over hostile actions”.
----. 2018. “Maghreb : Dream of Unity, Reality of Divisions”. Aljazeera Centre For
Belbagi, Zaid. 2020. “Maghreb Countries Must Take This Opportunity To Unite”. Arab
Fetouri, Mustafa. 2019. “The Arab Maghreb Union That Never Was”. Middle East Monitor.
15