Anda di halaman 1dari 98

PENGARUH MATA PELAJARAN KE-MUHAMMADIYAHAN

TERHADAP TINGKAT PENGAMALAN IBADAH


PERSPEKTIF HPTM PADA SISWA SMA
MUHAMMADIYAH BENTENG
KEPULAUAN SELAYAR

SKRIPSI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh


gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

HALIMA
29 19 00592

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1434 H / 2013 M
ABSTRAK

Halima (291900592). Pengaruh Mata Pelajaran Ke-


Muhammadiyahan Terhadap Tingkat Pengamalan Ibadah Perspektif
HPTM Pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar (dibimbing oleh Amirah Mawardi dan St. Rajiah Rusdy).
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan mata
pelajaran Ke- Muhammadiyahan dan tingkat pengamalan ibadah
perspektif HPTM siswa di SMA Muhammadiyah Serta pengaruh mata
pelajaran ke- Muhammadiyahan terhadap tingkat HPTM pada siswa SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research).pendekatan perpaduan antara kualitatif dan kuantitatif dan
analisis data secara deskriptif kuantitati. Adapun instrument yang
digunakan adalah pedoman observasi,angket, pedoman wawancara dan
catatan dokumentasi..
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tentang pelaksanaan
mata pelajaran ke-Muhammadiyahan menunjukkan 15 siswa (50%) yang
menyatakan baik dan 15 orang (50%), yang menyatakan kurang baik
pelaksanaannya. Serta siswa yang mengatakan tingkat pengamalan
ibadah menurut HPTM baik ada 19 orang (63%) dan 11 orang (37%)
yang tidak memiliki tingkat pengamalan ibadah menurut HPTM.
Sedangkan yang mengatakan berpengaruhi 19 orang (63%) dan yang
mengatakan tidak berpengaruh 11 orang (37%). di SMA Muhammadiyah
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Melihat persentase di atas dapat
disimpulkan bahwa mata pelajaran ke-Muhammadiyahan sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengamalan ibadah menurut HPTM siswa
SMA Muhammadiyah.hal ini dipengaruhi oleh faktor pergaulan, baik
pergaulan dalam masyarakat maupun sekolah. Oleh karena itu, seorang
guru senantiasa memberi pembinaan, perhatian, nasehat agar siswa
menjadi insan yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT. Serta
berakhlak mulia sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah itu sendiri.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………. i

HALAMAN ABSTRAK ………………………………………….. v

DAFTAR ISI ............................................................................ vi

DAFTAR TABEL ………………………………………………... viii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1


B. Rumusan Masalah ...................................................... 5
C.Tujuan Penelitian ........................................................ 5
D.Manfaat Penelitian ...................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................... 7

A. Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan ...................... 7


B. Ibadah ...................................................................... 18
C. Ibadah Dalam Himpunan Putusan Tarjih
Muhammadiyah ........................................................ 27
D. Manfaat Pelajaran Ke-Muhammadiyahan…………… 33

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................. 39

A. Jenis Penelitian ......................................................... 39


B. Lokasi dan Objek Penelitian ..................................... 39
C. Variabel Penelitian ..................................................... 40
D. Defenisi Operasional Variabel ................................... 40
E. Populasi dan Sampel ................................................. 41
F. Instrumen Penelitian .................................................. 43
G. Teknik Pengumpulan Data......................................... 45
H. Tehnik Analisis Data .................................................. 46

BAB IV. PENUTUP ................................................................. 49

A. Selayang pandang SMA Muhammadiyah Benteng


Kabupaten Kepulauan Selayar .................................. 49
B. Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di
SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ...................................................................... 58
C. Tingkat pengamalan ibadah Perspektif Siswa SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ...................................................................... 61
D. Pengaruh Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan
terhadap tingkat pengamalan ibadah HPTM pada siswa
SMA Muhammadiya Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ……………………………………. …………… 67

BAB V. PENUTUP .................................................................. 75

A. Kesimpulan ............................................................... 75
B. Saran-Saran .............................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keadaan Populasi penelitian di SMA


Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ................................................................. 42

Tabel 2 Keadaan sampel Guru dan siswa SMA


Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ................................................................. 43

Tabel 3 Keadaan Guru dan pegawai SMA Muhammadiyah


Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ............ 55

Tabel 4 Keadaan Siswa SMA Muhammadiyah Benteng


Kabupaten Kepulauan Selayar ........................... 57

Tabel 5 Keadaan saranan dan prasarana pendidikan SMA


Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ................................................................. 58

Tabel 6 Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan


di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar............................................. 59

Tabel 7 Tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM Siswa


SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar .............................................. 62

Tabel 8 Pandangan Siswa mengenai HPTM……… …... 64

Tabel 9 Pandangan siswa tentang tingkat pengamalan


ibadah perspektif HPTM Pada siswa SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar……………………………………………… 48

Tabel 10 Faktor- factor yang mempengaruhi tingkat


pengamalan ibadah perspektif HPTM Pada siswa
SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar ………………………………… 70

Tabel 11 Pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan


terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif
HPTM siswa SMA Muhammadiyah Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar ………. ……....... 73
`BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring perjalanan dinamika kehidupan umat hingga masa kini

yang dihadapkan pada arus globalisasi, maka Muhammadiyah dituntut

untuk semakin meningkatkan kepekaan dan perhatian lebih dalam

melakukan dakwahnya. Dinamika kehidupan masyarakat eraglobalisasi

telah mengalami evolusi dalam berbagai bidang, baik bidang sosial,

budaya, teknologi dan lainnya. Demikian pula Muhammadiyah sebagai

elemen penting sebagai salah satu agen of change peradaban manusia

juga menghadapi hal yang sama, sehingga melalui program-programnya,

Muhammadiyah telah mengawali untuk serta melakukan dakwah

pencerahan peradaban.

Salah satu elemen Muhammadiyah dalam melakukan dakwah

pencerahan peradaban adalah melalui Majelis Tarjih dan Pengembangan

Pemikiran Islam. Majelis ini merupakan ruh gerakan persyarikatan,

sehingga melalui majelis ini dilakukan kajian dan diskusi intensif atas

permasalahan-permasalahan baik yang terjadi pada intern

Muhammadiyah maupun dalam perikehidupan umat umumnya. Melalui

kajian-kajian ini diharapkan menjadi inspirasi dan menumbuhkan motivasi

khususnya bagi pimpinan persyarikatan dan warga Muhammadiyah untuk

melakukan dakwah Islamiyah dan ‘Amar ma’ruf nahi munkar’.


Dalam decade terakhir ini, sesuai Amanat Undang-Undang

pendidikan untuk membentuk budi pekerti Anak didik begitupun

perubahan zaman yang semakin menuntut adanya pembaruan dalam

segala bidang termasuk didalamnya bidang pendidikan, maka tidak bisa

dipungkiri mata pelajaran yang berbasis kemuhammadiyahan perlu untuk

dihadirkan sebagai mata pelajaran tambahan dan menjadi kewajiban

pada sekolah yang memang di bawah naungan Muhammadiyah

Mata pelajaran Kemuhammadiyahan yang mencakup didalamnya

pendidikan budi pekerti yang terakumulasi dalam bentuk penerapan

materi Ibadah, Akhlak dan Tauhid terbukti telah mampu memberikan

Sumbangsih untuk kemaslahatan Umat, bangsa dan Negara. Namun

fakta menggambarkan lain yakni kebobrokan Akhlak yang kebanyakan

terjadi entah pengaruh penerapan materi atau lebih kepada

keprofesionalan dari tenaga pendidik.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang menciptakan

kegiatan belajar-mengajar, baik yang bersifat mengajar maupun

mendidik.Dalam kaitannya dengan menciptakan iklim sekolah yang

kondusif sekolah secara kelembagaan perlu menciptakan lingkungan

yang memungkinkan warganya untuk terbiasa mengamalkan ajaran-

ajaran agama sehingga menjadi budaya bagi seluruh warga

sekolah.Peraturan di sekolah tidak sekedar memberiperhatian dan

pembinaan yang menyangkut pengembangan ranah kognitif yang

bermuara pada tumbuh dan berkembangnya kecerdasan dan

kemampuan intelektual akademik peserta didik sehingga nantinya akan


menjadi siswa yang cerdas dan berprestasi. Akan tetapi peraturan di

sekolah juga meliputi hal-hal yang berkaitan dengan ranah afektif yaitu

pengembangan karakter, budi pekerti dan keimanan yang kokoh

sehingga kelak akan menjadi manusia yang bermartabat dan berakhlak

mulia. Dari sekian aturan yang dibuat dan diberlakukan tersebut adalah

bagian dari realisasi fungsi dan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana

undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Bab II, Pasal 3 tentang

SIKDIKNAS menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional diatas, jelas

bahwa pengembangan karakter budi pekerti, Akhlak mulia mendapatkan

tempat yang tidak kalah pentingnya disbanding dengan tujuan

lainnya.Pendidikan berkarakter yang saat ini mulai diterapkan pemerintah

bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan

karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.

Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pengembangan

kepribadian dan budi pekerti siswa di sekolah yaitu perlu adanya

penerapan mata pelajaran Al-Islam dan ke-Muhammadiyahan yang

tentunya bisa membantu siswa dalam membina akhlak termasuk juga


pengamalan ajaran Islam(ibadah) siswa.Dengan berdasarkan landasan

pemikiran tersebut merupakan tanggung jawab bersama semua fihak

yang terlibat dalam proses pendidikan. baik, guru, siswa serta semua staf

yang terlibat dalam proses pendidikan dan lebih utama pada guru untuk

mendidik yang sebaik mungkin (Islami),sehingga bisa mempengaruhi

siswa untuk menjalankan ajaran islam (Ibadah) juga sebaik mungkin pula

dalam kehidupan sehari-hari.

Dari wacana diatas terdapat kesenjangan antara Harapan, cita-cita

dan Hasil yang di peroleh. olehnya itu, inilah yang menjadi sebuah bahan

permenungan sekaligus pemicu penasaran Penulis yang Akhirnya

Mengangkat Judul Penelitian “Pengaruh Mata Pelajaran Ke-

Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan Ibadah Perspektif

HPTM Pada Siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar”

Kajian ini akan menjadi pertimbangan para pengajar dalam kegiatan

belajar-mengajar khususnya bagi pengajar yang menerapkan mengenai

materi Ke-Muhammadiyahan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas masalah penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut

1. Bagaimana pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten KepulauanSelayar ?

2. Bagaimana tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ?

3. Bagaimana pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap

tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa SMA

Muhammadiyah Benteng kabupaten Kepulauan Selayar ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pokok

sebagaimana telah dipaparkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian

skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Untuk mengetahui tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM pada

siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.


3. Untuk mengetahui pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan

terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa SMA

Muhammadiyah Benteng kabupaten Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi insane

akademis dalam menambah wawasan dan memperkaya

pengetahuan tentang mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap

tingkat pengamalan ibadah perspektif pada siswa

b. Secara praktis penelitian ini dilakukan untuk dijadikan masukan bagi

siswa dan guru dalam menginternalisasi dan mengamalkan ibadah

perspektif Himpunan putusan tarjih Muhammadiyah dalam kehidupan

sehari-hari selaku muslimah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan

Mata pelajaran ke-Muhammadiyahan adalah salah satu mata

pelajaran pokok di semua lembaga pendidikan Muhammadiyah dari

pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi dibawah

persyarikatan Muhammadiyah. Semua tingkatan pendidikan tersebut wajib

melaksanakan pendidikan ke-Muhammadiyahan. Saat ini secara normatif

telah disusun rumusannya dalam bentuk bahan ajar al-Islam dan ke-

Muhammadiyahan. Materi ke-Muhammadiyahan yang diberikan di semua

sekolah Muhammadiyah adalah bagian dari usaha sadar persyarikatan untuk

memberi pengertian dan pemahaman kepada anak didik seputar

Muhammadiyah, seperti tujuan organisasi, keyakinan dan cita-cita hidup

Muhammadiyah, kepribadian Muhammadiyah, serta seluruh atribut atau

identitas organisasi Muhammadiyah. Dalam lima belas tahun terakhir (tiga

kali muktamar) dapat dilihat bahwa Muhammadiyah senantiasa memiliki

agenda yang jelas berkenaan dengan program pendidikan, keputusan-

keputusan dalam muktamar sebagaimana dapat kita lihat dalam rincian

program bidang pendidikan hasil keputusan Muktamar 43 Banda Aceh

sebagai berikut:

7
8

1. Peningkatan kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah

Muhammadiyah dilakukan dengan empat tema pokok, yaitu

pengembangan kualitas, pengembangan keunggulan, pengembangan

kekhasan program, dan pengembangan kelembagaan yang mandiri.

Empat tema pokok ini diimplementasikan dalam proses belajar

mengajar agar secara terpadu merupakan aktivitas alih pengetahuan,

alih metoda dan alih nilai.

2. Menata kembali kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah

Muhammadiyah pada semua jenjang dan jenis sekolah

Muhammadiyah yang meliputi pendidikan al-Islam Ke-

muhammadiyahan dan sebagai kekhasan sekolah Muhammadiyah,

spesifikasi setiap wilayah sesuai kebutuhan dan kondisi setempat,

pendidikan budaya dan seni yang bernafas Islam.

3. Menyusun peta Nasional Pendidikan Muhammadiyah yang memuat

spesifikasi tiap wilayah/daerah, agar didapatkan relevansi pendidikan

dengan kebutuhan masyarakat setempat.

4. Merespon secara positif pengembangan “sekolah unggulan” dengan

tetap mengembangkan kekhasanpendidikan Muhammadiyah,

terutama dalam pengembangan kurikulum dan proses belajar

mengajar, sehingga misi pendidikan Muhammadiyah tetap terlaksana.

5. Dalam pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM),

penyelenggaraan pendidikan diorientasikan kepada peningkatan


9

kompetensi lulusan yang elastis dan antisipatif terhadap tuntutan dan

kebutuhan masa depan, yang meliputi kompetensi akademik,

kompetensi professional, kompetensi menghadapi perubahan,

kompetensi kecendekiaan dan kompetensi iman dan taqwa

6. Qaidah pendidikan dasar dan menengah serta qaidah PTM perlu

disempurnakan, sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat.

7. Koordinasi dan pengawasan pelaksanaan qaidah pendidikan dasar

dan menengah serta perguruan tinggi perlu ditingkatkan.

8. Meningkatkan dan memantapkan kerjasama antara Majlis Dikdasmen

dan Majlis Dikti.

9. Mengupayakan beasiswa Muhammadiyah bagi para siswa dan atau

mahasiswa yang berprestasi.

10. Melalui amal usaha pendidikan meningkatkan kualitas kader-kader

ulama yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia.

11. Mengembangkan berbagai lembaga pendidikan khusus seperti

pesantren dan madrasah diniyah, taman pendidikan al-Qur’an, serta

taman kanak-kanak al-Qur’an. Penanganan pondok pesantren dan

madrasah menjadi tanggungjawab dan wewenang dari Majlis

Dikdasmen.

Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Perhatian dan komitmen Muhammadiyah dalam bidang pendidikan tidak

pernah surut, hal ini nampak dari keputusan-keputusan persyarikatan yang


10

dengan konsisten dalam setiap muktamar (sebagai forum tertinggi

persyarikatan Muhammadiyah) senantiasa ada agenda pembahasan dan

penetapan program lima tahunan bidang pendidikan, sejak pendidikan dasar

sampai pendidikan tinggi.

Adapun tujuan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan yang sebenarnya

yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan Khusus.

a) Agar anak didik mengenal Muhammadiyah dengan baik.

b) sesuai dengan pepatah “tak kenal maka tak sayang”, maka

setelah anak didik mengenal, diharapkan akan tumbuh rasa

memilikidan rasa tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan

Muhammadiyah rasa memiliki ini akan menjadi motivasi yang baik

sehingga anak didik tahu kewajibannya sebagai kader. jadi

pendidikan ke-Muhammadiyahan bukan sekedar ilmu untuk ilmu,

yang hanya diketahui kemudian dilupakan setelah lulus sekolah.

2. Tujuan Umum

a) Memberi bekal untuk anak didik agar siap mengenalkan dan

memperjuangan Islam kepada lingkungannya dalam bingkai

kebersamaan(organisasi).

b) Menumbuhkan jiwa tajdid sehingga anak didik bersemangat

mengkaji Islam dari sumber utama yakni Al-Quran dan Sunnah, dan

bukan menurut kata orang yang berakibat sikap ikut-ikutan (taglid)


11

dari pemahaman yang murni ini,akan diikuti dengan semangat

beramal nyata bagi sesama.

c) Kemuhammadiyahan dijadikan pelajaran pokok dengan tujuan

agar dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta

didik. Selain itu juga diharapkan agar kelak peserta didik bersedia

dengan suka rela mengamalkan berbagai prinsip keyakinan dan

cita-cita persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri.

Harapan tersebut sekiranya tidak berlebihan karena ada beberapa

alas anantara lain sebagai berikut:

1. Muhammadiyah memerlukan penerus keyakinan, cita-cita dan amal

usahanya

Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang oleh masyarakat luas

dikenal sebagai organisasi Islam yang bertaraf nasional

Muhammadiyah juga sebagai gerakan yang memiliki amal usaha

begitu banyak dan beragam.Amal usaha Muhammadiyah meliputi

bidang keagamaan, kemasyarakatan, kesehatan dan pendidikan.

Muhammadiyah perlu menyadari sepenuhnya bahwa untuk

meneruskan gerakan atau amal usaha tersebut mutlak diperlukan

kader penerus. Persyarikatan ini membutuhkan kader penerus yang

berkualitas dan penuh pengabdian. Selain itu memahami arah dan

tujuan misi yang diemban oleh Muhammadiyah.Oleh karena itu, salah


12

satu fungsi lembaga pendidikan Muhammadiyah adalah sebagai

lembaga pembibitan kader.

Lembaga pendidkan Muhammadiyah juga berperan sebagai lembaga

penyemai kader Muhammadiyah disamping kader umat dan kader

bangsa.Mengingat peranan tersebut, maka peserta didik di lembaga-

lembaga pendidikan Muhammadiyah senantiasa dikenalkan, dilatih

serta diajak menghayati cita-cita agung Muhammadiyah.Adapun cita-

citanya yaitu li i’laai kalimaatillaah, menegakkan dan menjunjung

tinggi agama Islam serta demi tercapainya ‘Izzul Islaam Wal

Muslimiin.

2. Muhammadiyah perlu dikenal oleh angkatan muda Muhammadiyah

Diajarkannya mata pelajaran Kemuhammadiyahan, sekurang-

kurangnya angkatan muda Indonesia dapat mengenal apa

Muhammadiyah. Terutama mereka yang memasuki jalur pendidikan

formal di lembaga pendidikan Muhammadiyah.Selain itu mengenal

peranannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan adanya mata pelajaran tersebut generasi Muda

Indonesia dapat mengetahui secara obyektif tentang persyarikatan

Muhammadiyah.Bahwa persyarikatan tersebut merupakan sebuah

gerakan Islam yang tersebar di Indonesia dan telah berjasa ikut serta

membangun bangsa Indonesia. Muhammadiyah telah

menyumbangkan andilnya kepada bangsa Indonesia dengan putera


13

puteri terbaiknya ikut berjuang di kancah perjuangan kemerdekaan

dan mengisinya hingga sekarang.

Dari ketiga tujuan pendidikan ke-Muhammadiyahan diatas dapat

disimpulkan bahwa mata pelajaraan ke-Muhammadiyahan sangat

bermanfaat bagi peserta didik,yang kemudian akan melanjutkan dan

memperjuangkan amal usaha Muhammadiyah itu sendiri sesuai

dengan tujuan Muhammadiyah yakni “ menciptakan masyarakat Islam

yang sebenar-benarnnya.

Muatan Kurikulum SMA Muhammadiyah meliputi sejumlah mata

pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi dasaryang ditetapkan oleh BSNP, dan

Muatan Lokal yang dikembangkan oleh sekolah serta Kegiatan

pengembangan diri.

a. Pendidikan Al-Islam, ke-Muhammadiyah dan bahasa Arab

(ISMUBA) meliputi mata pelajaran :

- Al-Qur’an / Hadits - Aqidah

- Akhlak - Tarikh

- Ibadah - Bahasa Arab

- Ke-Muhammadiyahan

Tujuan :

1) Menumbuhkembangkan aqidah Islam melalui pemberian,

pemupukan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik


14

tentang Al-Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang keimanan dan ketakwaan kepada

Allah SWT. Sesuai Al-qur’an dan As-Sunnah.

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan

berakhlak karimah, yaitu manusia yang berpengetahuan,

rajin beribadah, cerdas, produtif, kreatif, iniovatif, jujur,

adiil,etis berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),menjaga

keharmonisan secara personal dan social serta

mengembangkan budaya Islami dalam komunitas

sekolah/ madrasah sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah

3) Menanamkan menumbuhkan dan meningkatkn

kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ajara Islam

serta mendakwakannya secara berorganisasi sesuia

dengan petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah serta

menanamkan rasa tanggung jawab peserta didik melalui

pemahaman gerakan. Organisasi Muhammadiyah yang

merupakan pelopor, pelangsung, penerus dan

penyempurna amal usaha Muhammadiyah sehingga bias

mewujudkan cita-cita amal usaha Muhammadiyah, dan

tujuan Muhammadiyah itu sendiri. Inilah yang kemudian

menjadi tugas peserta didik untuk membesarkan

Muhammadiyah.
15

4) Menumbuhkan kecintaan dan kemampuan dasar

berbahasa arab peserta didik meliputi kemampuan

mendengar, menyimak, membaca dan menulis untuk

memahami sumber-sumber ajaran Islam dan

mengamalkannya, serta melanjutkan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

a. Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan :

Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang

kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan

pentingnya penanaman rasa persatuan dan kesatuan.

b. Bahasa Indonesia

Tujuan :

Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan

tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK.

c. Bahasa Inggris

Tujuan :

Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi

secara lisan dan tertulis untuk menghadapi

perkembangan IPTEK dalam menyongsong era

globalisasi.
16

d. Matematika

Tujuan :

Memberikan pemahaman logika dan kemampuan

dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK.

e. Ilmu Pebgtahuan Alam

Tujuan ;

Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada

siswa untuk menguasai dasar-dasar sain dalam

rangka penguasaan IPTEK.

f. Ilmu pengetahuan Sosial

Meliputi : sejarah, Ekonomi, Sosiologgi, dan Geografi

Tujuan :

Memberikan pengetahuan social kulturalmasyarakat

yang majemuk, mengembangka kesadaran hidup

bermasyarakat serta memiliki keterampilan hidup

secara mandiri.

g. Seni budaya

Meliputi : Seni rupa dan seni kriya.

Tujuan :

Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan

kecintaan pada seni budaya Nasional.


17

h. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

Tujuan :

Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan

kebugaran dan keterampilan dalam bidang olahraga,

menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin

dan percaya diri pada siswa.

i. Keterampilan

Tujuan :

Memberikan keteramapilan yang sesuai dengan bakat

dan minat peserta didik.

j. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Tujuan ;

- Memahami teknologi informasi dan komunikasi

- Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan

teknologi informasi dan komiunikasi.

- Mengembangka sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri

dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

- Menghargai karya cipta dibidang teknologi informasi dan

komunikasi.
18

B. Ibadah

Sesungguhnya, menurut fitrah dan penciptaannya, manusia adalah

makhluk sosial. Saling mengenal diantara manusia dan lingkungan

sekitar dalam rangka kemaslahatan bersama untuk saling tolong

menolong, saling melengkapi, dan saling ketergantungan antara satu

sama lain. Karena itu, sejak kecil ia terdorong untuk membentuk jaringan

hubungan dan persahabatan dengan kenalan yang bergaul dengan

sesama manusia dan lingkungan disekitarnya.

Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil

(sempurna).Didalam agama Islam juga mengatur kerjasama antara

sesama manusia dalam berbagai aspek kehidupan serta interaksi antar

sesama manusia dengan Allah Swt. sebagai sebagai agama

mengandung sistem kepercayaan dan peribadatan. Islam tidak saja

memiliki pokok-pokok kepercayaan tetapi juga memiliki sistem ibadah.

Al-Qur’an sebagai sumber dan dasar utama Islam mengandung ajaran

tentang berbagai hal yang terkait dengan peribadatan yang tujuan

pokoknya adalah kemuliyaan dan kebahagiaan. Kebahagiaan hanya

dapat diperoleh dengan melakukan hubungan dengan Allah dan

manusia dengan cara melakukan tindakan apapun disertai mengharap

ridho Allah Swt. Sesuai dengan tugas pokok manusia sebagai makhluk

ciptaan-Nya yang disebut ibadah.


19

Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an surah Adz-Zariyat (51) : 56 :

      

Terjemahnya :

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

beribadah kepada Ku.(Kementrian Agama RI,2011 : 517)

Dari ayat diatas jelas sekali bahwa manusia dalam hidupnya

mengemban amanah ibadah baik dalam hubungannya dengan Allah,

sesama manusia maupun alam dan lingkungannya. Dan tujuan akhir ibadah

yang dilakukan manusia adalah untuk mencapai keridhoan Allah Swt.

Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia dalam hidupnya

mengemban amanah ibadah baik dalam hubungannya dengan Allah,sesama

manusia maupun alam dan lingkungannya dan tujuan akhir ibadah yang

dilakukan manusia adalah untuk mencapai keridhoan Swt.Sebagai makhluk

sosial, tentu saja manusia tidak dapat hidup tanpa berinteraksi dengan

manusia lainnya.

Kata ibadah berasal daripada kalimat `abdun’. Ibadah dari segi bahasa

berarti patuh, taat, setia, tunduk, menyembah dan memperhambakan diri

kepada sesuatu. Dari segi istilah agama Islam pula ialah tindakan, menurut,

mengikut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara yang
20

disyariatkan oleh Allah dan diserukan oleh para Rasul-Nya, sama ada ia

berbentuk suruhan atau larangan. Ibnu Taimiah pula memberi takrif Ibadah,

yiaitu nama bagi sesuatu yang disukai dan kasihi oleh Allah swt.

Menurut Imam Ghazali ( 2012 : 27 )

Ibadah merupakan buah dari ilmu, semakin dalam ilmu yang dimiliki,
semakin berarti ibadah yang dijalankan.

Ibadah secara terminologi adalah menyembah, sedangkan secara

istilah adalah segala pekerjaan yang diniatkan untuk Allah Swt.baik secara

lisan maupun amal perbuatan Contoh secara lisan,mengucapkan perkataan-

perkataan yang baik dengan niat menjalankan perintah Allah Swt adalah

ibadah Contoh dari amal perbuatan hal-hal yang remeh seperti makan

dengan niat menjaga tubuh agar selalu sehat sehingga dapat menjalankan

perintah-perintah Allah dan lain sebagainya adalah ibadah.

Ahmad Mohd Salleh (2001 : 71) menyebutkan bahwa :

“Ibadah dari segi bahasa ialah merendah diri, tunduk, patuh dan
taat.Dari segi syarak pula beliau berpendapat ibadah ialah pengabdian diri
sepenuhnya kepada Allah Swt.”
Menurut istilah Fikih ( 2009 : 102 ) mengemukakan bahwa :

“Ibadah ialah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah Swt.


yang didasari oleh ketaatan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya”.
Ibadah diatas mengandung arti bahwa setiap perbuatan manusia

yang didasari oleh ketaatan kepada Allah Swt. dengan melakukan segala

amal perbuatan yang dianjurkan atau diperintah-Nya dan menjauhi segala


21

amal perbuatan yang dilarang-Nya merupakan suatu ibadah.Ibadah juga

dapat berarti“sikap tunduk seorang hamba dan merendahkan diri kepada

Allah Swt. sebagai tanda syukur atas segala karunia yang diterimanya

dengan cara mengerjakan perintah-Nya seperti shalat, puasa, zakat, haji dan

lain-lain. Serta menjauhi segala perbuatan maksiat yang dilarang-Nya”.

Dari definisi ibadah di atas bahwa yang dimaksud dengan ibadah

adalah sikap tunduk dan pengabdian seorang hamba kepada sang pencipta,

Allah Swt. yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan karunia

kepadanya. Sedangkan pengertian ibadah menurut ulama Fikih (2000: 38)

mengatakan bahwa :

Ibadah adalah perbuatan manusia dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah Swt. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan

mengamalkan segala perbuatan yang diizinkan-Nya. Amalan yang

diperintahkan Allah Swt. tersebut dapat berupa amalan khusus yaitu amalan

yang telah ditentukan rincian-rinciannya, tingkat, waktu dan cara-cara

tertentu seperti shalat, puasa dan haji, serta amalan yang umum yaitu

semua amalan yang di izinkan Allah Swt.

Ibadah yang dikemukakan oleh ulama Fikih sangat jelas bahwa

setiap usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. merupakan

ibadah. Dan ulama Fikih membagi amal perbuatan manusia dalam rangka

mendekatkan diri kepada Allah Swt. kedalam dua bagian yang pertama:

amalan yang khusus yaitu amalan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. .
22

baik waktu, rincian-rinciannya, tingkat dan cara-cara tertentu, dan yang

kedua amalan yang umum yaitu segala amalan yang dianjurkankan atau

diizinkan oleh Allah swt.

Majlis tarjih Muhammadiyah mengemukakan pengertian ibadah,

sebagai berikut:

“Ibadah adalah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Swt.


dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya,menjauhi larangan-larangan-
Nya dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum
dan ada yang khusus.Ibadah yang umum adalah segala amalan yang
diizinkan Allah, yang khusus adalah apa yang telah ditetapkan Allah akan
perincian-perinciannya, tingkat dan cara-caranya tertentu”.

Dari pengertian ini tergambar bahwa ibadah ialah bertaqarrub

(mendekatkan diri) kepada Allah Swt. dengan mematuhi segala yang

diperintah-Nya dan mengamalkan segala yang dianjurkan-Nya. Majlis tarjih

Muhammadiyah juga membagi ibadah itu kepada ibadah khusus

(khashahah) dan ibadah yang umum (Ammah) Ibadah yang dilakukan

manusia bukan untuk kepentingan Allah, tapi kembali untuk kepentingan


23

dan kebahagiaan manusia itu sendiri. Seandainya semua manusia beribadah

kepada Allah, itu semua tidak akan menambah keagungan, kebesaran dan

kemuliaan Allah Swt. sebaliknya jika semua manusia ingkar kepada-Nya, itu

semua tidak akan mengurangi sifat Maha Sempurna Allah Swt.

Ahmad D. Marimba (1998: 144) mengatakan bahwa:

Hubungan antara manusia dengan Tuhan yang bersifat penghambaan diri

(penyerahan diri) manusia kepada-Nya tidaklah membawa faedah kepada

yang disembah (Allah), melainkan kepada yang menyembah

(manusia).Tuhan bersifat sempurna, artinya Dia tidak dapat disifatkan

berkekurangan dalam hal apapun. Kebesaran Tuhan padanya, lepas dari

adanya penyembahan manusia terhadap-Nya. Kesempurnaan sifat-sifat

Tuhan berarti pula Dia tidak mengharapkan sesuatu apapun dari siapa pun

untuk kepentingan-Nya. Berulang kali dinyatakan dalam firman-Nya, bahwa

kepada siapa menyembah Allah,menuruti segala perintah-Nya dan menjauhi

segala larangan-Nya, maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat adalah

teruntuk baginya Perkataan Ahmad D. Marimba di atas berlandaskan firman

Allah Swt. Q.S. an-Naml (27) : 40) :

            

           
24

              

 

Terjemahannya:

Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah maka sesungguhnya ia


bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri,dan barang siapa yang
ingkar,maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha Mulia”.
(Kementrian Agama RI : 2007)
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan apa saja yang

dilakukan manusia kebaikan dan keburukan semuanya kembali kepada

pelakunya sendiri. Jika ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat, harus

mengerjakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-

Nya.Sedangkan ibadah dalam persfektif kurikulum yayasan Muham madiyah

adalah perbuatan siswa dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.

dengan mengamalkan segala yang diperntahkan-Nya meliputi : shalat,

puasa di bulan Ramadhan, zakat dan perintah-perintah wajib yang lainnya

serta menjauhkan diri dari setiap perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.

(Kurikulum Yayasan Muhammadiyah).

Berdasarkan ibadah dalam presfektif kurikulum yayasan

Muhammadiyah di atas jelas bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh

siswa terutama yang berkaitan dengan perintah-perintah yang wajib seperti :

shalat lima waktu, puasa pada bulan Ramadhan,naik haji bagi mampu dan
25

lain-lain serta siswa mau menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh

Allah

Swt. jika dilandasi usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,

perbuatan tersebut dinamakan dengan ibadah. Sedangkan Pengamalan

ibadah artinya melaksanakan semua yang diperintahkan Allah Swt. dan

meninggalkan atau menjauhi semua yang dilarang-Nya. Sesuatu yang

diperintahkan oleh Allah Swt. itu ada yang bersifat suruhan pasti (talab jazim)

yang melaksanakannya merupakan suatu kewajiban; ada pula yang bersifat

tidak pasti (talab ghairu jazim), yang melaksanakannya merupakan anjuran

sunat.

Adapun yang dilarang oleh Allah Swt. itu ada yang bersifat larangan

pasti (talab tarki jazim) yang meninggalkannya merupakan suatu perintah

yang haram; ada pula larangan yang bersifat tidak pasti (talab tarki ghairu

jazim), yang meninggalkannya merupakan suatu perintah yang tidak haram,

tetapi makruh; boleh dilaksanakan (tidak berdosa pelakunya) dan sebaiknya

ditinggalkan atau dijauhiSetiap manusia diperintahkan untuk beribadah

kepada Allah Swt. Firman-Nya: (Q.S. Al-Baqarah:21).

          

Terjemahannya:
26

”Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”.( Kementrian agama RI

: 2007).

Pada ayat ini Allah Swt. Memerintahkan kepada manusia untuk

menyembah atau beribadah kepada-Nya karena, Allah Swt. Yang telah

menciptakan manusia dan mencukupi kebutuhannya di dunia dengan

karunia-Nya dan tujuan manusia diperintahkan untuk beribadah adalah agar

mereka bertaqwa kepada Allah Swt. Sebagaimana Firman Allah SWT.

Dalam surah An-Nisaa (3) ayat : 36) :

            

         

            

Terjemahannya :

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapakmu,
karib-kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri”. (Kementrian Agama RI : 2007).
Pada ayat di atas, selain manusia diperintahkan untuk menyembah dan

beribadah kepada Allah Swt. juga dilarang untuk mempersekutukan Allah

dengan sesuatu apapun di dunia ini sebab syirik (menyekutukan) Allah


27

merupakan salah satu dosa besar yang tidak diampuni oleh Allah Swt. Allah

Swt.menegaskan kembali Firman-Nya yang berkenaan perintah menyembah

Allah dan larangan berbuat syirik (menyekutukan) Allah. (Q.S: Al-Ankabuut:

17) sebagai berikut :

            

             

  

Terjemahannya:

”Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,
dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya sesuatu yang kamu sembah
selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka
mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah
kepada-Nya. Hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan”
(Kementrian Agama RI : 2007).

Dari ayat diatas, Allah menegaskan kepada manusia bahwa jika

mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain maka sesungguhnya

mereka telah berbuat dusta. Apa yang mereka sembah selain Allah tidak

akan dapat mendatangkan atau memberikan rezeki kepada mereka sebab

hanya Allah yang Maha Pemberi rezeki kepada seluruh makhluk-Nya dan

kepada-nyalah manusia akan kembali, jadi hanya Allah Swt. yang patut

untuk disembah.
28

B. Ibadah Dalam Perspektif Himpunan putusan Tarjih Muhammadiayah

Kaitan antara Ibadah dengan himpunan putusan tarjih Muhammadiyah

merupakan satu rangkaian tatanan kehidupan yang tidak bisa dilepas antara

satu sama lain. Meskipun dalam Pandangan tarjih Muhammadiyah dalam

bidang ibadah dan mu’amalah, ada segi-segi prinsip yang berbeda di antara

keduanya, di mana dalam hal ibadah pandangan Muhammadiyah terlihat

kaku dan tegas, dengan tidak mentoleriratau berpegang kepada salah satu

madzhab, tetapi hanya berpegang kepada al-Qur’an dan petunjuk Rasul-

Nya. Ketegasan Muhammadiyah dalam bidang ibadah dilandasi dengan

hasratnya yang kuat untuk menghindari perselisihan pendapat yang tidak

pernah berkesudahan.

Semestinyalah dalam masalah ibadah ini tidak akan terjadi

perubahan, dengan berubahnya masa atau zaman. Shalat di masa Nabi,

sama dengan shalat di masa sekarang, kecuali dalam hal-hal tertentu, itupun

telah pula disyari’atkan. Jalan satu-satunya berpeganglah kepada madzhab

yang satu, yaitu madzhab Rasulullah Swt.

Dalam hal-hal yang menyangkut mu’amalah duniawiyah lebih

fleksibel, lebih lentur, bahkan bisa jadi pandangan Muhammadiyah yang

sekarang belum tentu sama dengan pandangannya di hari sebelumnya atau


29

dikemudian harinya. dalam hal ibadah pandangan Muhammadiyah terlihat

kaku dan tegas, dengan tidak memtolerir, atau berpegang kepada salah satu

madzhab, tetapi hanya berpegang kepada Al-Qur’an dan petunjuk Rasul-

Nya. Kelenturan Muhammadiyah dalam memahami persoalan mu’amalah,

dikarenakan masalah mu’amalah terus berkembang sepanjang

perkembangan masa atau zaman itu sendiri.

Sehubungan dengan sangat pentingnya pembahasan tentang

ibadah, maka Lajnah Tarjih telah mencurahkan perhatian yang besar dalam

masalah ibadah ini.Terjadinya banyak khilafiyah dalam masalah-masalah

ibadah sangat mengkhawatirkan Muhammadiyah.Maka dalam hal ibadah ini,

Muhammadiyah berpegang teguh kepada tuntunan Rasulullah SAW.tanpa

memberikan tambahan ataupun pengurangan sedikitpun.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam mengambil keputusannya,

Muhammadiyah mempunyai ciri khusus dalam masalah ibadah ini, yaitu

tidak sebagaimana umumnya dalam kitab-kitab fikih, di mana terdapat

syarat, rukun, dan mana yang wajib atau sunnat pada suatu macam

rangkaian ibadah.semuanya tersusun dalam bentuk “tuntunan” tanpa

menyebut status hukum dari perbuatan, perkataan, dan rangkaian ibadah

tersebut. argumentasi yang dipegang oleh Muhammadiyah adalah bahwa

terjadinya pokok pangkal yang menimbulkan perselisihan dalam masalah

ibadah ini adalah karena para ulama terdahulu dalam menghukumkan

sesuatu ibadah tersebut antara satu dengan yang lainnya berbeda.


30

Selanjutnya, bila ditanyakan bagaimana jika kita tidak mengamalkan salah

satu tuntunan tersebut? Jawabnya, bersediakah kita melaksanakan ibadah

sebagaimana yang dituntunkan Rasulullah atau tidak.Apabila dijawab

dengan sah atau tidak dalam mengamalkan tuntunan tersebut, berarti

membuka tabir perselisihan kembali.

Antara ibadah dalam perspektif himpunan putusan tarjih

Muhammadiyah ada segi-segi prinsip yang berbeda tetapi memiliki

hubungan dan pengaruh yang cukup besar.

Tarjih berasal dari kata " rojjaha – yurajjihu- tarjihan ", yang berarti

mengambil sesuatu yang lebih kuat.Menurut istilah ahli ushul fiqh adalah :

Usaha yang dilakukan oleh mujtahid untuk mengemukakan satu antara dua

jalan ( dua dalil ) yang saling bertentangan , karena mempunyai kelebihan

yang lebih kuat dari yang lainnya .

Tarjih dalam istilah persyarikatan ,sebagaimana terdapat uraian singkat

mengenai " Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhamadiyah " adalah

membanding-banding pendapat dalam musyawarah dan kemudian

mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat."Pada tahap-

tahap awal, tugas Majlis Tarjih, sesuai dengan namanya, hanyalah sekedar

memilih-milih antar beberapa pendapat yang ada dalam Khazanah

Pemikiran Islam, yang dipandang lebih kuat. Tetapi, dikemudian hari, karena

perkembangan masyarakat dan jumlah persoalan yang dihadapinya semakin

banyak dan kompleks,dan tentunya jawabannya tidak selalu di temukan


31

dalam Khazanah Pemikiran Islam Klasik, maka konsep tarjih Muhammadiyah

mengalami pergeseran yang cukup signifikan.

Tersebut di dalam majalah Suara Muhammadiyah no.6/1355 (1936)

hal 145 :

“ ….bahwa perselisihan faham dalam masalah agama sudahlah timbul dari

dahulu, dari sebelum lahirnya Muhammadiyah : sebab-sebabnya banyak ,

diantaranya karena masing-masing memegang teguh pendapat seorang

ulama tersebut di suatu kitab, dengan tidak suka menghabisi perselisihannya

itu dengan musyawarah dan kembali kepada Al Qur’an , perintah Tuhan

Allah dan kepada Hadits, sunnah Rasulullah.

Oleh karena kita khawatir, adanya pernyeknyokan dan perselisihan dalam

kalangan Muhammadiyah tentang masalah agama itu, maka perlulah kita

mendirikan Majlis Tarjih untuk menimbang dan memilih dari segala masalah

yang diperselisihkan itu yang masuk dalam kalangan Muhammadiyah

manakah yang kita anggap kuat dan berdalil benar dari Al qur’an dan hadits.

Inilah kemudian muncul kitab Masalah Lima tersebut meliputi :

1. Pengertian Agama (Islam) atau al Din , yaitu :

“Apa yang diturunkan Allah dalam Al Qur’an dan yang tersebut

dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan

larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia

dan akhirat.
32

2. Pengertian Dunia (al Dunya ):

“ Yang dimaksud urusan dunia dalam sabda Rasulullah saw : “

Kamu lebih mengerti urusan duniamu “ ialah :segala perkara yang

tidak menjadi tugas diutusnya para nabi (yaitu perkara-

perkara/pekerjaan-pekerjaan/urusan-urusan yang diserahkan

sepenuhnya kepada kebijaksanaan manusia

3. Pengertian Al Ibadah, ialah :

“Bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah,dengan jalan

mentaati segala perintah-perintahnya, menjahuhi larangan-

larangan-nya dan mengamalkan segala yang diijinkan Allah.

Ibadah itu ada yang umum dan ada yang khusus ;

a. yang umum ialah segala amalan yang diijinkan Allah

b. Yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan

perincian-perinciannya,tingkatdan cara-caranyayangtertentu.

4. Pengertian Sabilillah, ialah :

“Jalan yang menyampaikan perbuatan seseorang kepada

keridloaan Allah, berupa segala amalan yang diijinkan Allah untuk

memuliakan kalimat (agama)-Nya dan melaksanakan hukum-

hukum-Nya

5. Pengertian Qiyas, (Ini belum dijelaskan secara rinci baik

pengertian maupun pelaksanaannya)


33

Peraturan dan penerapan himpunan putusan tarjih Muhammadiyah

tentunya bertentangan dan memiliki pengaruh,baik internal maupun

eksternal siswi yang menjalankan ketetapan ini. Mengingat bahwa

penerapan himpunan putusan tarjih Muhammadiyah ini merupakan bagian

dari ketetapan yang tentunya senantiasa siswa berpegang teguh pada

ketetapan putusan tarjih Muhammadiyah selama berada dalam lingkungan

sekolah, maupun berada di luar sekolah sekiranya siswa mampu

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.maka tentunya dibalik itu

semua memiliki dampak dalam kehidupan bagi siswa itu sendiri dan

lingkungan sekitar. Hal ini dapat kita lihat melalui dari tingkat pengamalan

ibadah siswa dan kepribadian siswi mulai dari penampilan fisiknya, cara

berbicara maupun berinteraksi langsung atau bergaul dengan teman, guru

dan segi ibadahnya khususnya pada Allah Swt. Dan lain sebagainya. Jika

mata pelajaran ke-Muhammadiyahan memiliki pengaruh terhadap tingkat

pengamalan ibadah siswa, pertanyaannya apa saja pengaruh mata pelajaran

ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa itu?

Diawal penulis telah mengemukakan, bahwa ibadah merupakan perbuatan

manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan

menjalankan segala perintah-Nya dan mengamalkan segala perbuatan yang

diizinkan-Nya. amalan yang diperintahkan Allah Swt. Sebagai satu ibadah

yang boleh mendekatkan seoarang hamba dengan Tuhannya, melalui bukti

pengorbanan yang dilakukan. hanya juga dianggap sebagai simbolik


34

kesedian hamba untuk mengorbankan apa sahaja demi kerana Allah,

termasuklah sanggup mengorbankan dirinya demi menegakkan agama Allah

yang tercinta. Di samping itu melatih diri kita supaya sentiasa ikhlas dalam

beribadah, Melatih diri agar senatiasa bersedia untuk berkorban bila masa

diperlukan demi menegakkan agama Allah dan Memulia serta

mengagongkan satu syiar dari syiar-syiar agama Allah sebagai memenuhi

tuntutan Allah. Al-Qur`an telah menyebutkan (Surah al-Hajj : ayat 32)

         

Terjemahnya :

Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-

syi'ar Allah Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Kementrian

Agama RI : 2007).

Syi'ar Allah yang dimaksud ialah segala amalan yang dilakukan

dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.

Untuk lebih menjelaskan pengaruh Mata pelajaran ke-Muhammadiyahan

terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa maka dapat ditinjau dari berbagai

macam sudut pandang.ditinjau dari segi psikologis dan pendidikan.

a. Aspek psikologis
35

Secarapsikologis, yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas

perolehan belajar siswa. Namun,di antara faktor-faktor rohaniah yang

pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah tingkat

kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi

siswa.

b. Aspek pendidikan

Mendidik adalah tugas semua manusia. Dalam arti formal pendidikan

berwujud pertemuan antara si terdidik dengan pendidik dalam ruang

tertentu dengan menggunakan kurikulum tertentu, dalam rangka

mematangkan kecerdasan, mengembangkan potensi kejiwaan serta

mendewasakan dalam bertingkah laku. pendidikan harus diletakkan

dalam konteks yang luas. pendidikan dan salah satu jenis pendidikan

yang mempengaruhi adalah pendidikan sekolah. Karena pendidikan

sekolah sering diidentikkan dengan pendidikan keluarga

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa mata

pelajaran ke-Muhammadiyahan memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat

pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa. Manusia selama hidupnya

selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga sekolah dan masyarakat luas.

Oleh kerena itu, keluarga sering dipandang sebagai lingkungan pertama dan

utama. Makin bertambah usia manusia, peran sekolah dan masyarakat luas

makin penting, namun peran keluarga tidak terputus begitupun dengan


36

sekolah mempunyai pengaruh yang besar tehadap perkembangan jiwa

remaja.

C. Manfaat Mempelajari Ke-Muhammadiyahan

Berangkat dari tulisan Haedar Nashir dalam majalah Suara

Muhammadiyah No.5 tahun 87 (1-15 Maret 2002 M), halaman 36 s/d 37

Berpendapat bahwa materi pelajaran ke-Muhammadiyahan seyogyanya

titik tekannya berangkat dari masalah Ideologi bukan pada Keorganisasian.

Dalam kaitan ini Haedar Nashir ( 2002 : 36-37 ) mengemukakan

bahwa Manfaat pelajaran ke-Muhammadiyahan yang ditekankan pada

masalah ideologi :

1) Siswa mampu dan sanggup melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan

ide dan faham Muhammadiyah. Disamping siswa dapat berorganisasi

dengan baik dan benar, karena dilandaasi oleh rasa ikhlas semata-

mata karena Allah.

2) Menghasilkan kader-kader yang selalu merasa ada ikatan moral

dengan Muhammadiyah, rasa memiliki dan milik Muhammadiyah serta

ikut bertanggung jawab dengan Muhammadiyah dan seluruh amal

usaha Muhammadiyah.

3) Sekarang telah terjadi di Muhammadiyah, bahwa ada orang yang

berorganisasi di Muhammadiyah tapi tidak merasa memiliki

Muhammadiyah.Orang bekerja,hidup dan dihidupi Muhammadiyah

tetapi mereka bukan orang Muhammadiyah, bahkan sama sekali tidak


37

merasa hidup dan dihidupi Muhammadiyah.Ini semua disebabkan

mereka buta akan ideologi Muhammadiyah atau disebabkan tidak

pernah tersentuh oleh faham dan ideologi Muhammadiyah secara tepat

dan benar.

4) Siapa pun orangnya yang jujur dan tulus pasti mengakui bahwa dalam

bidang amal usaha Muhammadiyah hingga saat sekarang belum ada

yang mampu menandinginyadi dunia manapun. Namun ada satu

kelemahan dalam Muhammadiyah yaitu kelemahan di bidang ideolgi.

5) Pemurnian ajaran islam dan kembali kepada Al Quran dan Sunah serta

bersihkan Islam dari unsur tahayul bid’ah dan kurafat yang menjadi

salah satu di antara sekian sebab Muhammadiyah dirikan sampai saat

ini belum mampu diberantas secara total.

6) Bahkan misi yang sangat mendasar itu cenderung dilupakan , sehingga

orang-orang Muhammadiyah sendiri dan tokoh-tokohnya masih asik

dalam menikmati amalan-amalan tersebut dengan dalih yang dicari-

cari.

Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan sangat bermanfaat bagi setiap

orang Apalagi bagi Siswa itu sendiri. Mata pelajaran ke-Muhammadiyahan

merupakan salah satu kelompok ilmu “fardhu’ain” yaitu kelompok yang wajib

dipelajari yang berisi aqidah, ibadah , akhlak dan lain-lain, semua ilmu

berasal dari Allah Swt. Begitu juga dengan Ke-Muhammadiyahan.


38

Adapun manfaat mempelajari Ke-Muhammadiyahan adalah sebagai

berikut :

a. Ke-Muhammadiyahan merupakan suatu cabang mata Pelajaran untuk

membentuk kepribadian religius pada Siswa melalui Guru-guru

pendidik yang sudah mengetahui sekelompok ilmu tersebut kemudian

disalurkan kepada seluruh peserta didiknya dan akhirnya dapat

dijadikan pedeman hidup para Siswa untuk melengkapi ilmu yang

sesuai dengan jurusannya atau bidangnya.

b. Pentingnya mempelajari Mata Pelajaran Al-Islam dan ke-

Muhammadiyahan.Menurut pendapat saya, pentingnya atau pun

urgensi mempelajari mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan adalah kita

sebagai umat akan mengetahui islam itu secara kaffah atau

menyeluruh.

Selanjutnya, manfaat ataupun pentingnya mempelajari Ke-

Muhammadiyahan adalah menjadi seorang intelek yang religius.)

c. Selain itu, kita juga mengetahui struktur kepengurusan gerakan

Muhammadiyah.Karena dengan mempelajari Ke-Muhammadiyahan,kita

jadi tahu tujuan Allah Swt. menciptakkan kita ke dunia ini, kita jadi tahu

bahwa islam itu adalah rahmata lil’alamin rahmat bagi seluruh alam,

yang mencangkup segala sendi- sendi kehidupan dari masalah aqidah,

syariah, akhlak, ekonomi, hukum, politik, sampai pada IPTEK, semua

sudah diatur di dalam Islam, jadi kita sebagai seorang muslim harus
39

bangga sebagi umat Islam dan akan terus belajar dan menggamalkan

ilmu yang telah dipelajari. (PP Muhammadiyah 33 : 2007)

Ke-Muhammadiyahan dijadikan pelajaran pokok dengan tujuan agar

dapat diamati, dipahami dan dihayati oleh setiap peserta didik.Selain itu juga

diharapkan agar kelak peserta didik bersedia dengan suka rela

mengamalkan berbagai prinsip keyakinan dan cita-cita persyarikatan

Muhammadiyah.

Harapan tersebut sekiranya tidak berlebihan karena ada beberapa

alasan antara lain sebagai berikut:

a) Muhammadiyah memerlukan Penerus Keyakinan,Cita-Cita dan Amal

Usahanya. Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang oleh

masyarakat luas dikenal sebagai organisasi Islam yang bertaraf

nasional. Muhammadiyah juga sebagai gerakan yang memiliki amal

usaha begitu banyak dan beragam.Amal usaha Muhammadiyah

meliputi bidang keagamaan, kemasyarakatan, kesehatan dan

pendidikan.Muhammadiyah perlu menyadari sepenuhnya bahwa

untuk meneruskan gerakan atau amal usaha tersebut mutlak

diperlukan kader penerus. Persyarikatan ini membutuhkan kader

penerus yang berkualitas dan penuh pengabdian.Selain itu

memahami arah dan tujuan misi yang diemban oleh

Muhammadiyah.Oleh karena itu, salah satu fungsi lembaga


40

pendidikan Muhammadiyah adalah sebagai lembaga pembibitan

kader.

Lembaga pendidkan Muhammadiyah juga berperan sebagai

lembaga penyemai kader Muhammadiyah disamping kader umat dan kader

bangsa.Mengingat peranan tersebut, maka peserta didik di lembaga-

lembaga pendidikan Muhammadiyah senantiasa dikenalkan, dilatih serta

diajak menghayati cita-cita agung Muhammadiyah.Adapun cita-citanya yaitu

li i’laai kalimaatillaah, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam

serta demi tercapainya ‘Izzul Islaam Wal Muslimiin.

b) Muhammadiyah perlu Dikenal oleh Angkatan Muda Muhammadiyah

Diajarkannya mata pelajaran ke-Muhammadiyahan, sekurang-

kurangnya angkatan muda Indonesia dapat mengenal apa Muhammadiyah.

Terutama mereka yang memasuki jalur pendidikan formal di lembaga

pendidikan Muhammadiyah.Selain itu mengenal peranannya dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan adanya mata pelajaran tersebut generasi Muda Indonesia

dapat mengetahui secara obyektif tentang persyarikatan Muhammadiyah.

Bahwa persyarikatan tersebut merupakan sebuah gerakan Islam yang

tersebar di Indonesia dan telah berjasa ikut serta membangun bangsa

Indonesia.Muhammadiyah telah menyumbangkan andilnya kepada bangsa

Indonesia dengan putera puteri terbaiknya ikut berjuang di kancah

perjuangan kemerdekaan dan mengisinya hingga sekarang.


41
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau penelitian

eksperimen (field research), yakni peneliti langsung ke lokasi penelitian

untuk memperoleh data yang konkrit sesuai dengan karakteristik variable

dan tujuan.

Penelitian ini menggunakan metode perpaduan antara kualitatif dan

kuantitatif dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi,

angket.

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar. Sedangkan Objek penelitian ini

yaitu Guru dan Siswa SMA sebagai informal. Dasar pertimbangan

peneliti memutuskan untuk menjadikan SMA Muhammadiyah Benteng

sebagai lokasi penelitian adalah bahwa mata pelajaran ke-

Mumuhammadiyahan memiliki pengaruh terhadaptingkat pengamalan

ibadah perspektif HPTM sehingga sanat diperlukan oleh siswa sebagai

wujud pengabdian kepada Allah SWT dan ciptaan-Nya. Oleh karena itu

seorang Guru senantiasa memberikan pembinaan,nasehat,perhatian

41
42

agar siswa tersebut menjadi insane yang beriman,bertaqwa kepada Allah

SWT. Serta berakhlak mulia sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah..

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2009 :38) variable penelitian adalah :Suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya..

Sementara itu Abdul Khaidir Ahmad (2003 : 38) menyebutkan bahwa

variable adalah konsep yang mempunyai variasi nilai.

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Mata pelajaran Ke-

Muhammadiyahan, sedangkan variabel terikat adalah tingkat pengamalan

ibadah perspektif HPTM..

c. Definisi Operasional Variabel

1. Mata pelajaran Ke-Muhammadiyahan adalah salah satu mata pelajaran

pokok disemua lembaga pendidikan Muhammadiyah. Dari pendidikan

dasar, menengah, hingga perguruan tinggi di bawah persyarikatan

Muhammadiyah. Semua tingkatan pendidikan tersebut wajib

melaksanakan pendidikan Kemuhammadiyahan.

2. Pengamalan Ibadah adalah melaksanakan semua yang diperintahkan

Allah Swt. dan meninggalkan atau menjauhi semua yang dilarang-Nya


43

Kesimpulan dari variavel di atas adalah bahwa mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan yang berasal dari Al-Islam yang memiliki harapan besar

untuk mengamalkan ibadah siswa yang sesuai dengan HPTM,sehingga

melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dan menjauhi

segala larangan-Nya.yang vkemudian melalui HPTM ini siswa taat dalam

beribadah kepada Allah SWT.sehingga tercapai tujuan Muhammadiyah itu

sendiri.

Populasi dan sampel

1. Populasi

Menurut Mardalis (2009 : 53) :

Populasi adalah sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat-syarat


tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Kasus-kasus tersebut
dapat berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa.
Sedangkan menurut sugiyono (2009 : 80)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek


yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dari uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan obyek yang diteliti, tentang masalah apa saja yang memenuhi

syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya.Baik berupa orang, barang, benda, maupun kejadian.

2013.
44

Tabel 1
Keadaan Populasi
Jenis Kelamin
NO Guru/ Siswa Jumlah
Laki- laki Perempuan
1. Guru 8 15 23
2. Siswa 106 86 192
Jumlah 114 101 215
Sumber data : Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar

2. Sampel

Sampel adalah penarikan sebagian atau wakil dari populasi.

Menurut sugiyono (2009 : 81) :Sampel bagian dari jumlah atau

karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka

peneliti dapat menggunakan sampel dari populasi ini.

Mardalis (2009 : 35) mendefinisikan Sampel sebagai contoh yaitu

sebagian dari seluruh individu yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang

digunakan harus dapat mewakili populasi.

Apabila subjeknya kurang dari 100.lebih baik diambil semua, sehingga

penelitian menjadi penelitian populasi,selanjutnya jika jumlah subjeknya besa

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung

kemampuan peneliti.(Sukardi : 56-57).

Berdasarkan uraian diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah guru dan siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan

selayar yaitu 15% dari jumlah populasi. Sehingga jumlah sampel dalam
45

penelitian ini adalah 215 x15 = 32 orang.adpun metode pengambilan sampel

yang dilakukan adalah dengan menggunakan purposive (penentuan) untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada table bberikut ini :

Tabel 2
Keadaan Sampel
Jenis Kelamin
NO Guru/ Siswa Jumlah
Laki- laki Perempuan
1. Guru - 2 2
2. Siswa 15 15 30
Jumlah 15 17 32

d. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati untuk memperoleh data yang

valid dan reliabel.

Adapun instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Sutrisno Hadi dalam sugiyono (2009 : 145) menjelaskan sebagai

berikut “ observasi merupakan proses yang kompleks, suatu proses biologis

dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses pengamatan

dan ingatan.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengamatan langsung

untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan mendalam tentang obyek


46

penelitian khususnya yang berkaitan dengan pengaruh mata Pelajaran Ke-

Kemuhammadiyah terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif

Himpunan putusan tarjih Muhammadiyah pada Siswa SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Wawancara

Menurut Moleong (2010 :186) :Wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Maksud menyadarkan wawancara disini yaitu antara lain

untuk mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,

motivasi, tuntutan kepedulian dan lain-lain.

Defenisi lain dikemukakan oleh Mardalis (2009 : 64), menurutnya:

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti


untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melaluibercakap-
cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada si peneliti.

Dalam hal ini peneliti akan berhadapan dan melakukan percakapan

langsung dengan informan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan

tentang obyek penelitian untuk kemudian direkonstruksi menjadi data-data

penelitian yang empiris dan akurat.

3. Angket

Abdurrahmat Fathoni (2006 : 111) . Mengemukakan tentang pengertian

angket bahwa :

Agket yakni teknik pengumpulan data melaluai penyebaran kuesioner(daftar


pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan
dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum.
47

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

angket adalah suatu metode tentang cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada orang lain

yang ingin diperoleh datanya.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah prosedur yang di

lakukan peneliti yang berkualitas, valid dan akurat. Adapun alat atau

instrument yang akan digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian

ini adalah interview dan observasi.

1. Observasi

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung kepada obyek

yang diteliti serta mencatat apa saja peristiwa, fenomena, gelaja-gejala yang

terjadi itu khususnya yang terkait dengan pengaruh Mata Pelajaran Ke-

Kemuhammadiyah terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif

Himpunan putusan tarjih Muhammadiyah pada Siswa SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Interview

Dengan metode interview penulis melakukan wawancara langsung atau

pun tidakl angsung dengan responden, yakni pada Siswa SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.


48

3. Angket

Instrumen angket mengharuskan peneliti melakukan pengumpulan data

dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden

terpilih untuk dijawab tentang pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan

terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif himpunan putusan tarjih

Muhammadiyah pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar

4. Dokumentasi

Dengan metode dokumentasi, penulis akan berupaya mengumpulkan

seluruh data dalam dalam bentuk dokumen sekolah, buku-buku atau jurnal-

jurnal penting tentang tentang obyek penelitian utamanya yang terkait

dengan Mata pelajaran Ke-Muhammadiyahan dan Tingkat pengamalan

Ibadah perspektif Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.

f. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong sebagaimana yang di kutip oleh syaiful Annur (2005:

18) : bahwa :

Analisis data adalah proses merinci secara formal untuk menemukan


tema dan hipotesis seperti yang disarankan oleh data yang bertujuan untuk
mengorganisasikan data yaitu mengatur, mengurutkan, mengelompokan,
memberi kode, dan mengkategorikan sehingga proses analisis data tersebut
melibatkan sikap peneliti terhadap responden.

Dalam menganalisis data yang terkumpul penulis menggunakan

metode sebagai berikut :


49

1. Metode induktif yaitu teknik penulisan yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat

khusus untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum.

2. Metode Deduktif teknik penulisan yang digunakan untuk memecahkan

masalah yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum untuk

memperoleh pemecahan atau kesimpulan yang bersifat khusus.

Untuk menganalisis data hasil angket guna menjawab permasalahan

penelitian adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif

dengan rumus persentase yaitu

P = F/N X100 % (Tiro,2004 : 242)

Dengan keterangan :

P : Persentase

F : Frekuensi yang dicari persentasenya

N : jumlah responden

Berdasarkan indicator di atas dapat dilihat bagaiman pengaruh mata

pelajaran ke- Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah

perspektif HPTM siswa di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan selayar dengan ketentuan sebagai berikut :

Sangat baik =81%-100%

Baik = 61%-80%

Cukup baik =41%-60%

Kurang baik =21%-40%


50

Tidak baik =0%-20%


1

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Selayang Pandang SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

dibangun oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah

Muhammadiyah Selayar pada tahun 1978,yang merupakan pemecahan

dari SPG Muhammadiyah Selayar. Dalam perjalanan mencerdaskan

bangsa, SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

telah berhasil mencetak alumni menghampiri ribuan orang. Mereka itu

telah menyebar di berbagai penjuru tanah air dan menempati posisi di

bidang pemerintahan, pendidikan, perusahaan dan wiraswasta.

Pendidikan dan pelaksanaan kurikulum SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar berjalan sesuai dengan target

yang diharapkan, ini terjadi karena adanya kedisiplinan dari berbagai

pihak baik kepala sekolah, guru-guru maupun staf tata usaha yang

menangani kependidikan di sekolah ini. Penentan (pengolahan

kurikulum) sesuai dengan kalender akademiknya yang dikoordinir oleh

wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Sehingga sampai sekarang ini

kegiatan di sekolah menyangkut pengelolaan dan pelaksanaan

kurikulum tidak mendapatkan masalah yang begitu berat dalam

pelaksanaannya.
2

Pembinaan kesiswaan di SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar cukup baik seperti OSIS, Pramuka,

PMR, PORSENI, Studi Banding, aktif dalam kegiatan Nasional seperti

hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, perlombaan dalam

bidang ilmu pengetahuan dan sebagainya.

Salah satu yang menjadi penunjang keberhasilan sebuah sekolah

adalah pembinaan kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua

siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Sepanjang perjalanan dalam mencerdaskan tunas bangsa SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar pernah

mengalami kemunduran pada Tahun Ajaran 2006/2007 selama satu

tahun ajaran dan kembali bangkit dan Insya Allah akan meningkatkan

sumber daya yang ada, hal ini dibuktikan adanya beberapa prestasi

penting yang pernah diraih diantaranya:

a. Pernah menjadi sekolah paforit di Kabupaten Kepulauan

Selayar.

b. Menjadi juara dalam berbagai bidang olahraga seperti bola

basket, bola volley, sepak bola dan cabang olahraga lainnya.

c. Menjadi juara dalam perlombaan seni seperti lomba Tilawatil

Qur’an, lomba debat dan lain-lain.

Sekolah ini sepanjang perjalanannya telah mengalami

beberapa pergantian pimpinan, antara lain:

a. Natulung Mansyur : Tahun 1978-1985


3

b. Nur Yasin : Tahun 1985-2002

c. Abdul Karim : Tahun 2002-2006

d. Muh. Nasir, S.Ag : Tahun 2007 sampai sekarang

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar

a. Visi

Menghasilkan siswa terdidik berdasarkan IMTAQ (Iman dan

Taqwa) sebagai landasan yang kokoh bagi peningkatan kualitas

pendidikan Muhammadiyah.

Indikator pencapaian visi sebagai berikut :

1. Mampu bersaing melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

2. Mampu menghasilkan siswa beriman, bertakwa, dan berahlak

mulia.

3. Mampu bersaing di bidang Komputerisasi.

4. Mampu bersaing dalam Kompetisi Keilmuan, Olimpiade, dan

Kompetisi Bahasa Inggris.

5. Mampu bersaing dalam lomba Olahraga.

6. Mampu bersaing dalam lomba kesenian yang Islami.


4

b. Misi

Dengan berdasarkan pada visi, yang terdiri atas 6 (enam)

rumusan indikator, maka misi SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan berlangsungnya proses belajar mengajar.

2. Pengelolaan tenaga pendidik yang efektif

3. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang

dianut (amal Islami) dan budaya bangsa sehingga menjadi

sumber kearifan dalam bertindak.

4. Mengaktifkan kegiatan ekstrakurikuler.

5. Menumbuhkembangkan budaya mutu pendidikan

Muhammadiyah.

6. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an

dan Sunnah.

c. Tujuan

Adapun tujuan dari SMA MUhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar adalah menghasilkan manusia yang

cerdas, terampil, berakhlak mulia, unggul, disiplin dan mandiri.

(Dikutip dari Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2011/2012).


5

3. Keadaan Guru, Staf Pengajar dan Siswa SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Secara administrasi, SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan 4 wakil

kepala sekolah yang dibantu oleh beberapa staf dengan struktur

sebagai berikut :

a. Kepala sekolah : M. Nasir, S.Ag

b. Wakil kepala sekolah

1) Wakasek Urusan Kurikulum : H. Muh. Rusli, S.Pd

2) Wakasek Urusan Kesiswaan : Abd. Chalik, S.Pd

3) Wakasek Sarana dan Prasarana : Dra.Hj. Andi Opu

4) Wakasek Humas : Dra. Nur Aeni

c. Staf Pengajar

Klasifikasi Guru dan Pegawai di SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar terbagi atas

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS) 17 orang

2) Guru Tidak Tetap (GTT) 8 orang

Untuk menggambarkan strata kepemimpinan di SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar dbawah ini

terdapat table tentang keadaan guru dan pegawai di SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.


6

Tabel 3

Nama-Nama Pimpinan SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten


Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2011/2012

No Nama Jabatan

1. M. Nasir, S.Ag Kepala Sekolah

H. Muhammad Rusli,
2. Wakasek Urusan Kurikulum
S.Pd

3. Abd. Chalik, S.Pd Wakasek Urusan Kesiswaan

Wakasek Urusan Sarana dan


4. Dra. Hj. Andi Opu
Prasarana

5. Dra. Nur Aeni Wakasek Humas

Hasil Dokumentasi: Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten


Kepulauan Selayar T.A 2011/2012

Tabel 4
Keadaan Guru dan Pegawai SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2011/2012

No Nama Mata Pelajaran Ket

1 Drs. Abdul Haris J PKn, Sosiologi GT

2 Dra. Hj. St. Kalsum Sejarah, Sosiologi GT

3 Nurbaya, S.Pd Fisika, Geografi GT

4 Drs. Saeni Kimia GT

5 Andi Mulianti, S.Pd Bahasa Inggris GT

6 Andi Sawal, S.Pd Ekonomi, Akuntansi GT


7

Andi Jumriana Palaloi, Pendais, GT


7
S.Ag Kemuhammadiyahan

8 Arsyianti, S.Pd PKn, Sosiologi GT

Bahasa Indonesia, Seni GT


9 Andi Awing, S.Pd
Budaya, Bahasa Arab

10 Satria, S.Pd Matematika, Seni Budaya GT

Matematika, GT
11 Rukmini, S.Pd
Kemuhammadiyahan

12 Nur Rahmi, S.Pd Biologi, Seni Budaya GT

13 Dra. Srijayanti Ningsih Geografi GTT

14 Andi Suryani, S.Pd Goegrafi GTT

15 Nur Asni Ervina, S.Pd Bahasa Inggris GTT

16 Mardiana, S.Or, S.Pd Penjaskes GTT

17 Maslaida, S.Ag Kelautan GTT

18 Ahmad Nurfaisal, S.Pd Seni Budaya GTT

19 Jafri, S.Pd TIK GTT

20 H. Muh. Idris Pendidikan Al-Qur’an GTT

Hasil Dokumentasi: Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten


Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2011/2012

d. Pegawai Administrasi

Adapun jumlah pegawai administrasi di SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 5 orang terdiri

atas:

1) Kepala Tata Usaha :


8

2) Pelaksana Tata Usaha : Andi Warna Arif, Muniarni

3) Bagian Perpustakaan : Murni M

4) Laboran : Nur Baya, S.Pd

5) Kebersihan : Lari Gauk

6) Satpam : Manja

e. Keadaan Siswa

Siswa atau peserta didik merupakan orang yang berada

dalam masa perkembangan dan pertumbuhan, baik secara fisik

maupun rohani menuju kedewasaan. Siswa merupakan unsur

penting dalam proses belajar mengajar karena tanpa keberadaan

siswa maka mustahil suatu proses pembelajaran dapat berjalan

dengan baik dan lancar, karena diibaratkan suatu tubuh jika hilang

salah satunya maka tidak dapat melakukan fungsinya secara

sempurna. Begitu juga dengan pendidikan antara pendidik, peserta

didik, tempat, dan media merupakan satu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan.

Untuk mengetahui secara lengkap mengenai data dan jumlah

siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan

Selayar Tahun Ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:
9

Tabel 5

Keadaan siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten


Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014
Jenis Kelamin
No. Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. X 39 29 68
2. XI 33 33 66
3. XII 36 24 60
Jumlah 108 86 194
Sumber data: Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014

4. Keadaan sarana dan prasarana SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar

Sarana dan prasarana merupakan suatu unsure yang sangat

penting dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan

khususnya pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal. Karena

tanpa adanya sarana dan prasarana tersebut maka proses belajar

mengajar tidak dapat berjalan seperti yang dikehendaki.

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

sebagai suatu lembaga pendidikan yang memiliki visi dan misi untuk

mencerdaskan bangsa dan sangat menyadari betapa pentingnya hal

tersebut. Dan sekolah ini berupaya untuk melengkapi sarana dan

prasarana yang sangat menunjang dalam peningkatan mutu atau

prestasi belajar siswa.


10

Tabel 6
Keadaan sarana dan prasarana Pendidikan SMA Muhammadiyah
Benteng Kabupaten Kapulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1. Bangunan Gedung Bertingkat 1 unit Baik

2. Ruang kelas untuk belajar 9 unit Baik

3. Ruang tata usaha 1 unit Baik

4. Ruang kepala sekolah 1 unit Baik

5. Ruang wakil kepala sekolah 1 unit Baik

6. Ruang konselor 1 unit Baik

7. Ruang guru- guru 1 unit Baik

8. Laboratorium IPA Terpadu 1 unit Baik

9. Ruang Komputer 1 unit Baik

10. Ruang Perpustakaan 1 unit Baik

11. Tempat Parkir Motor 1 unit Baik

12. Gudang 1 unit Baik

13. WC / Kamar kecil 6 unit Baik

14. Ruang Osis 1 unit Baik

15. Kantin 1 unit Baik

16. Halaman Sekolah 1 Halaman Baik

17. Lapangan Volly Ball 1 unit Baik

18. Lapangan upacara 1 unit Baik

Sumber data: Tata Usaha SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten


Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2013/2014
11

B. Pelaksanaan Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan pada siswa SMA


Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Sebelum membahas lebih jauh mengenai pelaksanaan mata

pelajaran ke-Muhammadiyahan, maka tentunya harus mengetahui

mengenai metode penilaian yang dilakukan oleh penulis, oleh karena itu

langkah yang dilakukan penulis adalah memberikan tes kepada siswa

dalam bentuk pilihan ganda yang berdasarkan sampel yang telah

ditentukan oleh penulis sebelumnya yaitu SMA Muhammadiyah sebanyak

30 orang siswa-siswi 2 orang guru, dari jumlah keseluruhan.

Untuk mengetahui pelaksanaan mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan, tentunya penulis memberikan soal pilihan ganda

kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan mata pelajaran

ke-Muhammadiyahan itu terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa

kaitannya dengan HPTM. Maka untuk memberikan gambaran umum

tentang peserta didik tentang pelaksanaan mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa maka untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :

Table 6
Pelaksanaan Mata Pelajaran Ke-Muhammadiyahan di SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

NO Alternatife jawaban Frekuensi Persentase


1. Sangat baik 5 17%
2. Baik 10 33%
3. Kurang baik 15 50%
4. Tidak baik 0 0%
Jumlah 30 100%
Sumber data : Angket Nomor 1
12

Berdasarkan hasil responden di atas menunjukkan bahwa 5 siswa

yang menyatakan sangat baik dengan persentase 17%, yang menyatakan

baik 10 siswa dengan persentase 33%, kemudian 15 siswa yang

menyatakan kurang baik dengan persentase 50% dan yang menyatakan

tidak baik 0%.

Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa lebin banyak

siswa yang berpendapat kurang baik terhadap pelaksanaan mata

pelajaran ke-Muhammadiyahan di SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan menjadi suatu

keharusan yang harus diterapkan dalam sekolah Muhammadiyah itu

sendiri karena, mata pelajaran ke-Muhammadiyahan adalah bagian dari

mata pelajaran Al-islam ke-Muhammadiyahan sehingga sekolah islam

memberlakukan peraturan ke-islaman dalam aktifitas pendidikan dan

pembinaan kepada peserta didiknya agar supaya tercipta masyarakat

islam yang sebenar-benarnya sesuia dengan tujuan Muhammadiyah itu

sendiri.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Dra. Nur Aeni

guru ke-Muhammadiyahan SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

Kepulauan Selayar yang menyatakan bahwa:

Pelaksanaan pengajaran ke-Muhammadiyahan yang dalam satu


minggu hanya 1 jam saja, sangat kurang untuk siswa. Hal ini karena
mayoritas (84%) lebih bukan berasal dari kalangan Muhammadiyah.
13

Jam pelajaran yang sedikit akan menghambat mereka dalam


memahami apa sebenarnya Muhammadiyah itu, akan tetapi hal itu
bisa diatasi dengan kegiatan lainnya seperti HW (Hisbul Wat Hon)
dan IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) sebagai kegiatan ekstra
kurikuler di sekolah ini. Pendukungnya adalah guru pengajar ini
memang benar-benar aktif dalam dalam organisasi Muhammadiyah
sehingga lebih mengetahui seluk beluk Muhammadiyah. (Hasil
wawancara pada tanggal 21 November 2013).
Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Andi

Jumriana Palaloi,S.Ag dan Dra. Nur Aeni guru ke-Muhammadiyahan SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulaan Selayar yang menyatakan

bahwa:

Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan cukup baik,


meskipunn dalam satu pekan satu kali pertemuan akan tetapi, kami
sebagai guru mata pelajaran ini sangat memaksimalkan proses
mengajar kami. Terkadang ketika mengajar ada sebagian siswa
yang tidak serius dalam menerima mata pelajaran ke-
Muhammadiyahan. Ini disebabkan karena pengaruh dari teman,
lingkungan sekitar. Hal tersebutlah yang menjadi penghambat bagi
belajar siswa dan tingkat pengamalan ibadahnya dan pendukungnya
adalah guru itu sendiri. Dari factor tersebut kami menganalisa
bahwa pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan dapat
kami ajarkan dengan baik sesuai dengan disiplin ilmu yang
diinginkan menuju kearah yang lebih baik yang kemudian sangat
diharapkan kerja sama dari pihak majelis, kepala sekolah, dan orang
tua siswa. (Hasil wawancara pada tanggal 21 November 2013).
Dari hasil wawancara di atas menunjukan bahwa mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan kurang maksimal dalam satu pekan oleh karena itu,

seorang pendidik senantiasa meningkatkan proses belajar mengajarnya

karena keberhasilan seorang siswa bergantung pada guru pendidiknya.


14

C. Tingkat Pengamalan Ibadah persfektif HPTM di SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

Setelah penulis meneliti langsung di SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar maka tentunya dapat dirumuskan

beberapa jawaban mengenai persoalan yang terdapat dalam

skripsi ini. Untuk mengetahui tingkat pengamalan ibadah siswa di

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar,

maka ada beberapa hal yang harus dipahami bahwa untuk

mengamalkan ibadah HPTM,perlu adanya piguran/panutan,

kesadaran, penghayatan, dan adanya dukungan dari pihak-pihak

yang berwewenang, utamanya dari para guru dan pegawai di

dalam lingkungan sekolah itu sendiri yang akan memotivasi

mereka. Dalam kaitannya dengan tingkat pengamalan ibadah siswa

tentunya perlu adanya kesadaran, kerja keras, agar siswa

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam dengan

baik dan terlatih terus-menerus mendapatkan pemeliharaan akan

mampu menimbulkan motivasi yang tinggi dalam menegakkan

kebenaran di muka bumi.

Untuk mengetahui tingkat pengamalan ibadah perspektif

HPTM siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan

Selayar, tentunya penulis menyebarkan angket kepada siswa untuk

mengukur sampai dimana pengamalan ibadah perspektif yang


15

sesuai dengan HPTM.maka untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

table sebagai berikut :

Tabel 7
Tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa di SMA
Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
NO Alternatife jawaban Frekuensi Persentase
1. Sangat baik 7 23%
2. Baik 7 23%
3. Kurang baik 12 40%
4. Tidak ada 4 14%
Jumlah 30 100%
Sumber data : Angket Nomor 2

Berdasarkan angket di atas menunjukan bahwa 7 siswa yang

menyatakan sangat baik tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM

siswa dengan persentase 23% kemudian 7 siswa yang menyatakan baik

dengan persentase 23%, kemudian 12 siswa dengan persentase 40%

yang menyatakan kurang baik.4 siswa dengan persentase 14% yang

menyatakan tidak ada, tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan ibu Dra. Nur

Aeni guru ke-Muhammadiyahan SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar menyatakan bahwa:

Tingkat pengamalan ibadah siswa di SMA Muhammadiyah Benteng


sebagian besar sudah mencerminkan adanya penerapan nilai-nilai islam
(HPTM) meskipun demikian masih ada juga diantara siswa yang tingkat
pengamalan ibadahnya masih banyak dipengaruhi oleh factor
piguran/panutan yang akan memotivasi mereka, waktu dan kesempatan
yang diberikan terbatas, kemalasan siswa untuk beribadah dan dukungan
pihak-pihak yang berwewenang.(hasil wawancara pada tanggal 20
November 2013).
16

Setelah mengetahui sejauh mana pengaruh mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah siswa,

maka selanjutnya tanggapan siswa mengenai HPTM tergambar

dalam tabulasi table berikut ini

Tabel 8

Menurut Pandangan Siswa dengan HPTM

NO Alternatife jawaban Frekuensi Persentase


1. Sangat baik 16 54%
2. Baik 3 10%
3. Kurang baik 11 36%
4. Tidak baik 0 0%
Jumlah 30 100%
Sumber data : Angket Nomor 4

Berdasarkan tabulasi table di atas menunjukkan bahwa 16

siswa dengan persentase 54% yang menyatakan sangat baik mengenai

tingkat pengamalan ibadah HPTM, 3 siswa dengan persentase 10%

yang menyatakan baik mengenai tingkat pengamalan ibadah HPTM

yang menyatakan baik mengenai tingkat pengamalan ibadah HPTM 11

siswa dengan persentase 36% yang menyatakan kurang baik mengenai

tingkat pengamalan ibadah HPTM dan 0% yang menyatakan tidak baik.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan ibu

jumriana palaloi,S.Ag guru ke-Muhammadiyahan SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar yang menyatakan bahwa:


17

Tingkat pengamalan ibadah siswa-siswi SMA Muhammadiyah Benteng


Kabupaten Kepulauan Selayar sesuai dengan nilai-nilai islam (HPTM)
sangat memprihatikan dan pengamalan ibadahnya sangat kurang.
Sholat berjamaah yang dijadwalkan pun tidak terlaksana hanya
sebagian kecil saja yang sadar dengan latar belakang kepedulian orang
tuanya tinggi dengan penerapan nilai-nilai islam yang mereka bina
sejak dini.(Hasil wawancara pada tanggal 19 November 2013).
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengamalan ibadah mengandung nilai-nilai islam (HPTM) adalah

segala bentuk aplikasi baik perbuatan, tingkah laku, akhlak yang

direalisasikan oleh individu untuk memaksimalkan daya-daya insaninya,

agar ia mampu mengaktualisasikan dengan baik dalam kehidupan

sehari-sehari sehingga dapat memperoleh kualitas hidup di dunia

maupun di akhirat. Dimana yang dimaksud adalah pengamalan ibadah

muslim yakni tingkat ibadah yang terlatih dan terus menerus

mendapatkan pemeliharaan akan mampu menimbulkan motivasi yang

tinggi dalam menegakkan kebenaran dimuka bumi. Motivasi islam akan

mendudukkan seseorang kepada proporsi kemanusiaannya. Ia akan

dianggap baik dihadapan manusia lain dan dipandang baik oleh Allah

Swt. Seorang guru tentunya berperang penting dalam memberikan

pemahaman/pembinaan yang lebih baik terhadap siswa mengenai

HTPM, supaya lebih terpatri di dalam hati siswa tersebut.

D. Pengaruh Mata Pelajaran ke-Muhammadiyahan Terhadap Tingkat

Pengamalan Ibadah Perspektif HPTM pada Siswa SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar


18

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru, maka guru

tersebut memberikan gambaran bahwa manusia selama hidupnya

selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga sekolah dan masyarakat

luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut Tri pusat pendidikan, yang

akan mempengaruhi manusia secara bervariasi. Seperti diketahui,

setiap bayi manusia dilahirkan dalam lingkungan keluarga tertentu,

yang merupakan lingkungan pendidikan terpenting sampai anak masuk

taman kanak-kanak ataupun sekolah. Oleh karena itu, keluarga sering

dipandang sebagai lingkungan pertama dan utama. Makin bertambah

usia manusia, peran sekolah dan masyarakat luas makin penting,

namun peran keluarga tidak terputus.

Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perkembangan jiwa remaja. Sekolah selain mengemban fungsi

pengajaran juga fungsi pendidikan (Transformasi norma) dalam

kaitannya dengan pendidikan ini, peranan sekolah pada hakikatnya

tidak jauh dari peranan keluarga, yaitu sebagai rujukan dan tempat

perlindungan jika anak didik mengalami masalah. Oleh karena itulah

disetiap sekolah lanjutan ditunjuk wali kelas, yaitu guru-guru yang akan

membantu anak didik jika ia (mereka) mengalami kesulitan dalam

pelajarannya dan guru-guru bimbingan dan penyuluhan untuk

membantu anak didik yang mempunyai masalah pribadi dan masalah

penyesuaian diri baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap

tuntutan sekolah.
19

Untuk lebih menjelaskan pengaruh mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah perspektif

HPTM maka dapat ditinjau dari berbagai macam factor yaitu:

1. Faktor internal

Faktor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri meliputi dua aspek yaitu:

a) Aspek psikologis

Secara psikologis, yang dapat mempengaruhi kuantitas dan

kualitas perolehan belajar siswa. Namun diantara factor-faktor

rohaniah yang pada umumnya dipandang lebih ensensial itu

adalah tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat

siswa dan motivasi siswa.

b) Aspek pendidikan

Mendidik adalah tugas semua manusia. Dalam arti formal

pendidikan berwujud pertemuan antara si terdidik dengan pendidik

dalam ruang tertentu dengan menggunakan kurikulum tertentu,

dalam rangka mematangkan kecerdasan, mengembangakan

potensi kejiwaan serta mendewasakan dalam bertingkah laku.

Pendidikan harus diletakkan dalam konteks yang luas. Pendidikan

adan salah satu jenis pendidikan yang mempengaruhi adalah

pendidikan sekolah. Karena pndidikan sekolah sering diidentikkan


20

dengan pendidikan keluarga. (Hasil wawancara dengan ibu Dra.Nur

Aeni pada tanggal 21 November 2013).

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar orang

tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang

berasal dari ilngkungan seseorang mulai dari lingkungan

terkecilnya, yakni keuarga, teman, tetangga, sampai dengan

pengaruh dari berbagai media audiovisual seperti TV dan VCD,

atau media cetak seperti Koran, majalah, sehingga terkadang

seseorang yang awalnya memiliki kepribadian baik berubah

menjadi buruk karena pengaruh lingkungan tersebut. Maka dari itu

untuk menjadi pribadi yang lebih baik hendaknya menghindari hal-

hal buruk. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al-

Maidah (5) ayat 100:

Dari penjelasan di atas penuis dapat menyimpulkan bahwa

mata pelajaran pengamalan ibadah perspektif HPTM pada siswa.

Manusia selam hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari

keluarga sekolah dan masyarakat luas. Oleh karena itu, keluarga

sering dipandang sebagai lingkungan pertama dan utama. Makin

bertambah usia manusia, peran sekolah dan masyarakat luas

makin penting, namun peran keluarga tidak terputus begitupun

dengan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perkembangan jiwa siswa.


21

Tabel 10

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah


perspektif HPTM pada siswa SMA Muhammadiyah Benteng
Kabupaten Kepulauan Selayar

NO Alternatife jawaban Frekuensi Persentase


1. Pergaulan 11 37%
2. Lingkungan 6 20%
3. Keluarga 8 27%
4. Teman 5 16%
Jumlah 30 100%
Sumber data : Item Angket Nomor 5

Berdasarkan hasil angket di atas menunjukkan bahwa 11

siswa yang menyatakan pergaulan yang mempengaruhi tingkat

pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa dengan persentase

20%, kemudian 8 siswa dengan persentase 27% yang menyatakan

keluarga yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah HPTM

dan 5 siswa dengan persentase 16% yang menyatakan teman

yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM

siswa, maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih banyak

siswa yang berpendapat pergaulan yang mempengaruhi tingkat

pengamalan ibadah HPTM siswa. Oleh karena itu, perlu mendapat

arahan, bimbingan, ketauladan dari guru untuk membentuk akhlak

dan tingkat pengamalan ibadah siswa agar menjadi baik.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan ibu

Dra. Nur Aeni guru ke-Muhammadiyahan SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar menyatakan bahwa:


22

Tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM siswa di SMA


Muhammadiyah Benteng sebagian besar sudah mencerminkan
adanya penerapan nilai-nilai islam meskipun demikian masih ada
juga diantara siswa yang tingkat pengamalan ibadahnya masih
banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pergaulan dimana
ia tinggal yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang
berkaitan dengan ibadah HPTM selain itu keluarga juga
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi tingkat pengamalan
ibadahnya, kemudian piguran/panutan yang akan memotivasi
mereka, waktu dan kesempatan yangdiberikan terbatas,
kemalasan siswa untuk beribadah dan dukungan pihak-pihak yang
berwewenang. (Hasil wawancara pada tanggal November 2013).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa tingkat

pengamalan ibadah siswa yang sesuai dengan nilai-nilai HPTM

masih kurang oleh karena itu, yang menjadi faktor pendukungnya

adalah guru yang kemudian harus mensosialisasikan HPTM agar

supaya terpatri dalam hati siswa mengenai HPTM itu. Oleh karena

itu, sebagai seorang guru (pendidik) dituntut untuk professional

sesuai dengan Pasal 1 UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan

bahwa diantara tujuan pendidikan Nasional adalah

mengembangkan potensi siswa untuk memiliki kecerdasan,

kepribadian dan akhlak mulia.

Berdasarkan penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

tingkat pengamalan ibadah yang mengandung nilai-nilai islam

(HPTM) adalah segala bentuk aplikasi baik perbuatan, tingkah laku,

akhlak yang direalisasikan oleh individu untuk memaksimalkan

daya-daya insaninya, agar ia mampu mengaktualisasikan dengan

baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat memperoleh


23

kualitas hidup di dunia maupun di akhirat. Dimana yang dimaksud

adalah pengamalan ibadah muslim yakni tingkat ibadah yang

terlatih dan terus-menerus mendapatkan pemeliharaan akan

mampu menimbulkan motivasi yang tinggi dalam menegakkan

kebenaran di muka bumi. Motivasi islam akan mendudukkan

seseorang kepada proporsi kemanusiaannya. Ia akan dianggap

baik dihadapan manusia lain dan dipandang baik oleh Allah Swt.

Tabel 11
Pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat
pengamalan ibadah perspektif siswa SMA Muhammadiyah
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar

NO Alternatife jawaban Frekuensi Persentase


1. Sangat berpengaruh 7 23%
2. Berpengaruh 10 33%
3. Kurang berpengaruh 8 27%
4. Tidak berpengaruh 5 17%
Jumlah 30 100%
Sumber data : Item Angket Nomor 6

Berdasarkan hasil angket di atas menunjukkan bahwa 7 siswa

yang menyatakan 7 siswa yang menyatakan sangat berpengaruh

mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan

ibadah perspektif siswa dengan persentase 23%, kemudian 10

siswa yang menyatakan bahwa berpengaruh dengan persentase

33%, kemudian 8 siswa dengan persentase 17% yang menyatakan

tidak berpengaruh. Maka dari itu dapat ditarik kesimpulan bahwa

lebih banyak siswa yang berpendapat bahwa mata pelajaran ke-

Muhammadiyahan yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah

perspektif siswa. Oleh karena itu, perlu mendapat arahan,


24

bimbingan, ketauladan dari guru untuk membentuk Akhlak dan

tingkat pengamalan ibadah siswa agar menjadi lebih baik.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan ibu Dra.Nur

Aeni guru ke-Muhammadiyahan SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar menyatakan bahwa :

Siswa lebih mengetahui apa yang lebih diamalkan sebagai warga


Muhammadiyah yang diwajibkan selalu ber’amar ma’ruf nahi
mungkar, siswa lebih sadar dan mengetahui pengamalan sebagai
dasar amal gerak Muhammadiyah. Meskipun demikian, masih ada
juga diantara siswa yang dipengaruhi oleh keadaan keluarga,
piguran / panutan yang akan memotivasi mereka, waktu dan
kesempatan yang diberikan, kemalasan siswa untuk beribadah,
kemudian dukungan pihak-pihak yang berwenang.(Hasil
wawancara pada tanggal 23 November 2013).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pengaruh

mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan

ibadah perspektif terjadi karena kurangnya motivasi dari berbagai

pihak-pihak yang berwewenang dan kesadaran dari masing-masing

individu.

Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri

seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan dengan tujuan tertentu. Olehnya ituseorang guru atau

orang tua sangat berperan penting dalam hal ini agar mampu

merealisasikan setiap tingkah lakunya yang merupakan cerminan

ibadah, baik berkaitan dengan Tuhan, diri sendiri, sesamanya, serta

pada alam semesta.


25

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab

sebelumnya maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan menjadi

suatu keharusan diterapkan dalam sekolah Muhammadiyah itu

sendiri karena mata pelajaran ke-Muhammadiyahan adalah

bagian dari mata pelajaran Al- Islam ke-Muhammadiyahan.

Dari hasil penelitian peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan

mata pelajaran ke-Muhammadiyahan di SMA Muhammadiyah

Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar adalah masih kurang

karena pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan

dalam satu pecan hanya satu jam saja pertemuan proses

pembelajaran. Inilah yang kemudian yang akan menghambat

mereka dalam memahami mata pelajaran Al-Islam ke-

Muhammadiyahan. Salah satu pendukungnya adalah guru

pengajar atau pendidik mata peelajaran ke-Muhammadiyahan.

2. Tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM sangatlah

berbeda dengan siswa yang lainnya seperti pengamalan

ibadahnya dan tingkah laku keseluruhan yang berbeda dengan


26

orang lain. Ibadah dalam HPTM itu meneliti keseluruhan struktur

pengamalan ibadah individu.

3. Pengaruh Mata pelajaran ke-Muhammadiyah terhadap tingkah

pengamalan ibadah HPTM siswa SMA Muhammadiyah Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki 2 faktor/pengaruh yakni

factor intern dan factor ekstern. Berdasarkan kedua factor

tersebut mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat

pengamalan ibadah sedikit dipengaruhi keadaan keluarg,

pergaulan, lingkungan sekitar siswa itu sendiri, figuran/panutan

yang akan memotivasi mereka, kemudian dukungan pihak-pihak

yang berwewenang. Namun meskipun demikian hanya

sebagian kecil saja yang sadar dengan latar belakang

kepedulian orang tuanya tinggi dengan penerapan nilai-nilai

islam atau telah dibekali ilmu agama yang mereka bina sejak

dini.sehingga kekokohan pondasi agamanya cukup kuat untuk

terintimidasi nilai-nilai modernisasi dalam segi negatif.

B. Saran

Guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam tingkat pengamalan

ibadah siswa, peneliti memberikan beberapa saran yang sekiranya

dapat membantu sekolah dalam mengembangkan dan

mengamalkan ibadah siswa yang sesuai dengan nilai-nilai islami

(HPTM).

Adapun saran-sarannya,sebagai berikut:


27

1. Kepada Kepala sekolah

Penulis memberikan saran kepada kepala sekolah SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar agar

lebih meningkatkan pembinaan akhlakul karimah para siswa-

siswi terkhusus kepada tingkat pengamalan ibadah siswa

terhadap nilai-nilai islam terutama HPTM agar bias menjadi

tauladan bagi sekolah-sekolah formal lainnya.

2. Kepada para guru

Penulis juga memberikan masukan kepada para guru agar

sekiranya lebig meningkatkan terkait dengan pengamalan

ibadah siswa SMA Muhammadiyah sehingga ilmu yang dibekali

kepada peserta didik tidak semata-mata nilai edukasinya saja

tetapi dibekali pribadi yang mencerminkan nilai-nilai islam

sehingga bias menjadi panutan bagi para siswa di sekolah yang

lain.

3. Kepada para siswa-siswi

Penulis memberikan saran agar para siswa-siswi memperbaiki

dan lebih meningkatkan dan mengamalkan ibadahnya kepada

Allah Swt.sehingga bisa menjadi suri teladan di lingkungan

masyarakat pada umumnya dan lingkungan sekolah pada

khususnya karena dengan pribadi islam bukan hanya bahagia di

dunia tetapi kebahagiaan di akhirat akan terjamin.

4. Kepada seluruh pencinta dan pemerhati pendidikan


28

Penulis menyarankan agar memberikan kontribusi baik berupa

materi maupun material untuk tercapainya visi misi pendidikan

yang lebih maju dan memiliki pribadi yang menjunjung nilai-nilai

islam.
29
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an.

Abdul Aziz, Ahmad bin,2011. Dasar-dasar Pembinaan Wawasan Anak Muslim.


Surabaya : Pustaka Elba.

Ali Syariati, Tugas Cendekiawan Muslim, Rajawali. Jakarta. 1986

Endang Syaifuddin Anshari, 1991 Ilmu, Filsafat dan Agama, Surabaya: Bina Ilmu.

Elizabeth K. Notingham,Agama dan Masyarakat, Jakarta, CV. Rajawali 1985.

Harun Nasution, 1979 Islam ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid I-II. Jakarta : UI Press

Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah

Kementrian Agama RI, 2011. Al-Quran dan Terjemahannya.

Ke-Muhammadiyaha-an, 2002. Untuk SMU Muhammadiyah. Jilid 2 Jakarta: Majelis


Dikdasmen PP Muhammadiyah.

Khozin.2000. Pembaharuan Islam, Konsep, Pemikiran dan Gerakan. Malang:


Pengajaran AIK.

Mar’i, Dr. Ali Ahmad dan Al-Muyassar. ”Fiqih Al-ibadat Dirasah Muqaramah. Ha : 302

Moleong, Lexy J, 2005. Metodologi Penelitian. Cet 1, Bandung : CV. Pustaka Setia.

Nashir, Haedar. 2006. Meneguhkan Ideologi Gerakan Muhammadiyah Malang: UMM


Press.

Nurcholis Majdid, 1990. Islam, Doktrin dan peradaban. Jakarta : Paramadina

Palaloi Jumriana, dkk, 2013.Hasil Wawancara SMA Muhammadiyah Benteng


Kabupaten Kepulauan Selayar.

Quraisy Syihab, 1992. Membumikan Al-Qur’an. Bandung : Mizan.

Rosyad Shaleh, 2009. Orientansi Idealisme Gerakan Muhammadiyah (Tinjauan atas


Prinsip-prinsip Gerakan)

Saipul Annur, 2002. Metodologi Penelitian Pendidikan (Analisis Data Kuantitatif dan
Kualitatif), Palembang : P3RF Press.

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.


Tafsir Tematis Al-Qur’an. Yogyakarta. Suara Muhammadiyah 2000 PP.
Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami, Suara ,Muhammadiyah 2010

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan


Nasional. 2003. Jakarta : Sinar Grafika.

www. Geogle.com.

Yusran Razak, dkk., Pendidikan Agama, Uhamka Press, Jakarta 2001


PEDOMAN WAWANCARA

PENGARUH MATA PELAJARAN KE-MUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT


PENGAMALAN IBADAH PERSPEKTIF HPTM PADA SISWA SMA MUHAMMADIYAH
BENTENG KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Identitas Guru

Nama :

Jenis kelamin :

Jabatan :

Waktu/Tempat :

Daftar pertanyaan

1. Bagaimana pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan pada siswa SMA

Muhammadiyah Benteng Kabupaten kepulauan Selayar? Jelaskan.

2. Apa yang mempengaruhi mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat

pengamalan ibadah siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten kepulauan

Selayar?

3. Bagaimana pula menurut Bapak/Ibu guru tentang tingkat pengamalan ibadah

siswa di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten kepulauan Selayar yang

sesuai dengan HPTM? Jelaskan.

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah siswa

SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten kepulauan Selayar?


ANGKET PENELITIAN

Angket penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai pengaruh

mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah

perspektif HPTM di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten kepulauan

Selayar.

I. Di bawah ini terdapat beberapa item pertanyaan mengenai pengaruh

mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan

ibadah perspektif HPTM di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten

kepulauan Selayar. Kami mohon kepada teman-teman untuk memberikan

jawaban menurut pendapat teman-teman. Atas bantuan dan kerjasama

diucapkan terima kasih.

II. Identitas Responden

a. Nama :

b. Kelas :

c. NIS :

d. Waktu dan Tempat :

III. Petunjuk Pengisian

a. Berikanlah jawaban atas semua pertanyaan yang ada dengan cara

member tanda (X) pada jawaban yang dipilih.

b. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh dengan ketelitian sehingga

soal dapat dijawab.

IV. Item Pertanyaan

1. Bagaimana pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan

menurut anda?
a. Sangat baik c. baik

b. Kurang baik d. tidak baik

2. Bagaimana tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM anda?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Tidak baik d. tidak baik

3. Bagaimana pandangan anda tentang HPTM?

a. Sangat baik c. kurang baik

b. Baik d. tidak baik

4. Bagaimana tingkat pengamalan ibadah yang mengandung niali-nilai

islam sesuai dengan HPTM?

a. Baik c. sangat baik

b. Kurang baik d. tidak baik

5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah

siswa SMA Muhammadiyah Kabupaten Kepulauan Selayar?

a. Pergaulan c. keluarga

b. Lingkungan d. teman

6. Bagaimana pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap

tingkat pengamalan ibadah siswa?

a. Sangat berpengaruh c. kurang berpengaruh

b. Berpengaruh d. tidak berpengaruh


PEDOMAN WAWANCARA

PENGARUH MATA PELAJARAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP

TINGKAT PENGAMALAN IBADAH PERSPEKTIF HPTM PADA SISWA

SMA MUHAMMADIYAH BENTENG KABUPATEN

KEPULAUAN SELAYAR

Identitas Guru

Nama :

Jenis kelamin :

Jabatan :

Waktu/Tempat :

Daftar pertanyaan

1. bagaimana pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan pada siswa SMA


Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ? jelaskan
2. apa yang mempengaruhi mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat
pengamalan ibadah siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar ?
3. Bagaimana pula menurut Bapak/Ibu guru tentang pengamalan ibadah siswa di
SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar yang sesuai
dengan HPTM? Jelaskan
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah siswa
SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar `?
Angket Penelitian

Angket penelitian ini digunakan mendapatkan data mengenai pengaruh


mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah
perspektif HPTM di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar.

1. Di bawah ini terdapat beberapa item pertanyaan mengenai pengaruh mata


pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap tingkat pengamalan ibadah perspekti
HPTM di SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar.kami
mohon kepada teman-teman. Atas bantuan dan kerja sama diucapkan terima
kasih.

II. Identitas Responden

a. Nama :
b. Kelas :
c. Nis :
d. Waktu dan tempat :

III. Petunjuk Pengisian

a. berikanlah jawaban atas semua pertanyaan yang ada dengan cara


member tanda (X) pada jawaban yang dipilih
b. isilah angket ini dengan jujur serta penuh dengan ketelitian shingga soal
dapat dijawab.

IV. Item Pertanyaan


1. Bagaimana pelaksanaan mata pelajaran ke-Muhammadiyahan menurut
anda ?
a. Sangat baik c. kurang baik
b. baik d. tidak baik
2. bagaimana tingkat pengamalan ibadah perspektif HPTM anda ?
a. sangat baik c. kurang baik
b. baik d. tidak baik
3. bagaimana pandangan anda tentang HPTM ?
a. sangat baik c. kurang baik
b. baik d. tidak baik
4. bagaimana tingkat pengamalan ibadah yang mengandung nilai-nilai Islam
sesuia dengan HPTM ?
a. sangat baik c. kurang baik
b. baik d. tidak baik
5. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat pengamalan ibadah
siswa SMA Muhammadiyah Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar ?
a. Pergaulan c. keluarga
b. Lingkungan d. Teman
6. Bagaimana pengaruh mata pelajaran ke-Muhammadiyahan terhadap
tingkat pengamalan ibadah siswa ?
a. Sangat berpengaruh c. kurang berpengaruh
b. Berpengaruh d. tidak berpengaruh

Anda mungkin juga menyukai