Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN PROYEK AKHIR

SISTEM PEMANTAUAN GAS DI TEMPAT


PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR (TPA)
BERBASIS INTERNET OF THINGS
(STUDI KASUS : TPA MUARA FAJAR
PEKANBARU)

Raviqa Sandra Putri


NIM. 1856401009

Pembimbing
Sugeng Purwantoro E.S.G.S, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2021
LAPORAN PROYEK AKHIR

SISTEM PEMANTAUAN GAS DI TEMPAT


PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR (TPA)
BERBASIS INTERNET OF THINGS
(STUDI KASUS : TPA MUARA FAJAR
PEKANBARU)

Raviqa Sandra Putri


NIM. 1856401009

Pembimbing
Sugeng Purwantoro E.S.G.S, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER


POLITEKNIK CALTEX RIAU
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Sistem Pemantauan Gas di Tempat Pembuangan Sampah Akhir


(TPA) Berbasis Internet Of Things (Studi Kasus : TPA Muara
Fajar Pekanbaru

Raviqa Sandra Putri


NIM. 1856401009

Proyek Akhir ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk


memperoleh gelar Ahli Madya Teknik (A.Md.T.)
di Politeknik Caltex Riau

Pekanbaru, 15 September 2021

Disetujui oleh:
Pembimbing, Penguji,

1. Sugeng Purwantoro E.S.G.S, S.T., M.T. 1. Ardianto Wibowo, S.Kom., M.T.


NIP. 027710 NIP. 078517

2. Silvana Rasio Henim, S.ST, M.T.


NIP. 068407

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Komputer

Kartina Diah Kusuma Wardhani, S.T., M.T.


NIP. 078310

i
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam proyek akhir yang


berjudul:

“Sistem Pemantauan Gas di Tempat Pembuangan Sampah Akhir


(TPA) Berbasis Internet Of Things (Studi Kasus
: TPA Muara Fajar Pekanbaru”

Adalah benar hasil karya saya, dan tidak mengandung karya ilmiah atau
tulisan yang pernah diajukan di suatu Perguruan Tinggi.
Setiap kata yang dituliskan tidak mengandung plagiat, pernah
ditulis maupun diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis dalam
Laporan Proyek Akhir ini dan disebutkan pada daftar pustaka. Saya siap
menanggung seluruh akibat apabila terbukti melakukan plagiat.

Pekanbaru, 15 September 2021

Raviqa Sandra Putri

ii
ABSTRAK

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana


sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai
timbul di sumber, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan. TPA Muara Fajar adalah salah satu Tempat Pembuangan
Akhir sampah di Kota Pekanbaru yang peningkatan jumlah sampah nya
melebihi kapasitas lahan penampungan sampah sehingga, mampu
menghasilkan sampah 800 ton per hari nya pada cuaca kemarau dan 1000
ton per hari nya pada cuaca hujan. Masalah yang ditimbulkan dari
pengelolaan TPA Muara Fajar ini adalah pencemaran udara akibat proses
penguraian bahan organik secara anaerobik dan berpotensi menimbulkan
bau tak sedap serta gangguan kesehatan. Dengan adanya permasalahan
tersebut, maka dibangun sebuah sistem untuk memantau serta mendeteksi
gas berbahaya pada TPA yaitu gas H2S menggunakan sensor MQ-136,
gas CH4 oleh sensor MQ-4, serta gas Co2 dan NH3 menggunakan sensor
MQ-135. Sistem ini diimplementasikan dengan protokol IoT yaitu
MQTT Broker guna dalam menerima dan mengirim data hasil
pemantauan ke Website dengan notifikasi dari telegram web application.
Berdasarkan pengujian pada TPA Muara Fajar nilai ppm pada Gas Co2
dengan status danger yaitu diatas 1135,87 ppm, Gas H2S yaitu 0,21 ppm,
NH3 0.13 ppm, dan CH4 dengan status normal karena nilai kadar ppm
0.54 ppm.

Kata kunci: Gas Monitoring System, Web, Espduino 32, MQ 135, MQ 4,


MQ 137, Telegram.

iii
ABSTRACT

Landfill is a place where the garbage reaches the last stage in its
management since the start arising at source, collection, transportation,
processing and disposal. Landfill Muara Fajar is one of the Final Disposal
of garbage in the City of Pekanbaru is the increase in the number of bins
exceeds the capacity of the landfill land so, is able to produce a litter of
800 tons per day of his on the weather dry and 1000 tons per day of his
on rainy weather. Problems arising from the management of the Landfill
Muara Fajar this is the air pollution caused by the process of
decomposition of organic materials in anaerobic and potentially cause
odor and health problems. With the presence of these problems, we built
a system to monitor and detect harmful gases in the Landfill, namely H2S
gas using the sensor MQ-136, CH4 gas sensor MQ-4, as well as Co2 and
NH3 using the sensor MQ-135. The system is implemented with the
protocol of the IoT, namely MQTT Broker to send and receive data the
results of the monitoring to the Website with a notification from telegram
web application. Based on the testing at the Landfill Muara Fajar value
of ppm in Co2 Gas with the status of the danger that is above 1135,87
ppm, H2S Gas that is of 0.21 ppm, NH3 0.13 ppm, and CH4 with a status
of normal because the value of ppm levels of 0.54 ppm.

Keywords: Gas Monitoring System, Web, Espduino 32, MQ 135,


MQ 4, MQ 137, Telegram.

iv
KATA PENGANTAR

Rasa Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat


dan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan laporan proyek
akhir yang berjudul “Sistem Pemantauan Gas di Tempat Pembuangan
Sampah Akhir (TPA) Berbasis Internet Of Things (Studi Kasus : TPA
Muara Fajar Pekanbaru)”. Proyek akhir ini merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III pada Program Studi
Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan yang
tidak terhingga baik secara moril dan materil secara langsung maupun
tidak langsung. Ucapan terima kasih tersebut penulis tujukan kepada:

1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat


menyelesaikan tugas akhir ini dengan tepat waktu.
2. Kedua orang tua yaitu Bapak Maizal Chandra dan Ibu Santi
Kumala yang telah memberikan semangat, kasih sayang serta
dukungan materil kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir tepat waktu.
3. Kepada adik-adik saya, yaitu Adjie Laksmana Sandra Putra dan
Jihan Aqilla Sandra Putri yang telah memberikan dukungan berupa
semangat kepada penulis untuk terus bersemangat dalam
menyelesaikan Proyek Akhir.
4. Bapak Sugeng Purwoantoro E.S.G.S, S.T., M.T. selaku
pembimbing yang telah memberikan ilmu, saran serta
membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan Proyek
Akhir.
5. Ibu Wenda Novayani, S.S.T., M.Eng selaku dosen wali saya yang
telah memberikan dukungan dan motivasi agar selalu bersemangat
dalam menyelesaikan Proyek Akhir.
6. Dr. Mohammad Yanuar H, S.T., M.T. selaku Direktur Politeknik
Caltex Riau yang telah memberikan dukungan moral dalam
menyelesaikan Proyek Akhir ini.
7. Ibu Kartina Diah Kusuma Wardhani, S.T., M.T. selaku Ketua
Program Studi Teknik Komputer yang telah memberikan izin serta
memantau perjalanan penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir.

v
8. Terima Kasih kepada Afriandi atas yang selalu memberikan
dukungan dan rasa peduli yang tak terhingga, sehingga penulis
dapat menyelesaikan proyek akhir tepat waktu.
9. Seluruh Dosen Jurusan Teknologi Informasi yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan
proyek akhir.
10. Seluruh teman-teman di Program Studi Teknik Komputer Generasi
2018 yang telah memberikan semangat, dukungan, dan bantuan
kepada penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir.
11. Seluruh kakak dan abang di Program Studi Teknik Komputer
Generasi 2017 yang telah memberikan semangat, dukungan, dan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Proyek Akhir.
12. Seluruh teman - teman yang berada di Politeknik Caltex Riau yang
membantu penulis dalam mengerjakan Proyek Akhir.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Proyek


Akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala jenis kritik,
saran, dan masukan yang membangun sangat penulis harapkan agar dapat
memberikan wawasan bagi pembaca dan yang paling utama bagi penulis
sendiri.

Pekanbaru, 15 September 2020

Raviqa Sandra Putri

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................i


PERNYATAAN ..................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................ iii
ABSTRACT ...........................................................................................iv
KATA PENGANTAR .............................................................................v
DAFTAR ISI ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................ xii
DAFTAR AKRONIM ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................4
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................4
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................6
2.1 Tinjauan Pustaka ...................................................................6
2.2 Landasan Teori ......................................................................9
2.2.1 Modul Espduino 32 ...................................................9

2.2.2 Sensor MQ-136 .........................................................9

2.2.3 Sensor MQ-135 .......................................................10

2.2.4 Sensor MQ-4 ...........................................................10

vii
2.2.5 MQTT Broker .........................................................11

2.2.8 PhpMyAdmin ..........................................................16

2.2.9 Aplikasi Telegram ...................................................17

2.2.10 Karbon Dioksida.....................................................18

2.2.11 Metana ....................................................................18

2.2.12 Hidrogen Sulfide .....................................................19

2.2.13 Amonia ....................................................................20

BAB III PERANCANGAN ...............................................................22


3.1 Spesifikasi Alat ....................................................................22
3.1.1 Modul espduino 32 .....................................................22

3.1.2 Sensor MQ-136 ...........................................................22

3.1.3 SensorMQ135 .............................................................23

3.1.4 Sensor MQ-4 ...............................................................23

3.3 Block Diagram.....................................................................25


3.4 Rancangan Hardware ..........................................................26
3.4.1 Gambar Rangkaian.................................................26

3.4.2 Flowchart................................................................27

3.5 Rancangan Software ............................................................28


3.5.1 Use Case System .....................................................28

3.5.2 Use Case Scenario ..................................................29

3.6 Perancangan Basis Data ......................................................37


3.6.1 Desain Tabel Database...........................................37

3.6.2 Entity Relationship Diagram (ERD ........................38


viii
3.7 Proses Pengujian..................................................................39
3.7.1 Pengujian Input ......................................................39

3.7.2 Pengujian Proses ....................................................39

3.7.3 Pengujian Output ....................................................40

BAB IV PENGUJIAN .......................................................................41


4.1 Hasil Perancangan ...............................................................41
4.1.1 Implementasi Hardware .........................................41

4.2 Pengujian .............................................................................45


4.2.1 Pengujian Input ......................................................45

4.2.2 Pengujian Proses ....................................................47

4.2.3 Pengujian Output ....................................................50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................52


5.1 Kesimpulan ..........................................................................52
5.2 Saran ....................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................55
LAMPIRAN ........................................................................................... A
A. Tabel Biaya........................................................................... A
B. List Program ......................................................................... B

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sampah Gunung TPA Muara Fajar Pekanbaru.................... 2


Gambar 2.1 Espduino32 ......................................................................... 9
Gambar 2.2 Sensor MQ 136 ................................................................. 10
Gambar 2.3 Sensor MQ 135 ................................................................. 10
Gambar 2.4 Sensor MQ 4 ..................................................................... 11
Gambar 2.5 Komunikasi MQTT Broker .............................................. 12
Gambar 2.6 Firebase Realtime Database............................................. 13
Gambar 2.7 Pemrograman PHP............................................................. 15
Gambar 2.8 Database MySQL menggunakan PhpMyAdmin ............... 16
Gambar 2.9 Aplikasi Telegram ............................................................. 17
Gambar 2.10 Level Range Concentrate Co2 ......................................... 18
Gambar 3.1 Arsitektur sistem ................................................................ 24
Gambar 3.2 Blok Diagram .................................................................... 26
Gambar 3.3 Rancangan Rangkaian alat dan sistem monitoring gas
berbahaya pada TPA.............................................................................. 27
Gambar 3.4 Flowchart Swimlane Sistem Pemantauan Gas Berbahaya di
TPA ....................................................................................................... 28
Gambar 3.5 Use Case Sistem ................................................................ 28
Gambar 3.6 Prototype Dashboard ......................................................... 29
Gambar 3.7 Prototype Tampilan informasi grafik gas H2S berbahaya
pada TPA ............................................................................................... 30
Gambar 3.8 Prototype Tampilan informasi grafik gas H2S berbahaya
pada TPA ............................................................................................... 30
Gambar 3.9 Prototype Tampilan Informasi Grafik Gas NH3 pada TPA
............................................................................................................... 32

x
Gambar 3.10 Prototype Tampilan informasi grafik gas CH4 pada TPA
............................................................................................................... 32
Gambar 3. 11 Tampilan status hasil monitoring gas CO2 ..................... 33
Gambar 3.12 Tampilan status dari hasil monitoring gas NH3 ............. 34
Gambar 3.13 Tampilan status dari hasil monitoring gas CH4.............. 35
Gambar 3.14 Tampilan status dari hasil monitoring gas H2S .............. 36
Gambar 3.15 ERD Sistem Pemantauan Gas di TPA Muara Fajar
Pekanbaru .............................................................................................. 39
Gambar 4.1 Hardware Tampak Depan .................................................. 41
Gambar 4.2 Hardware Tampak Samping Kanan ................................... 42
Gambar 4.3 Hardware Tampak Samping Kiri ....................................... 42
Gambar 4.4 Posis Komponen Hardware ............................................... 43
Gambar 4.5 Nilai Sensor MQ 135, MQ 136, MQ 4 Serial Monitor
Arduino .................................................................................................. 46
Gambar 4.6 Lokasi Pengujian di TPA Muara Fajar Pekanbaru ............ 46
Gambar 4.7 Tampilan Status Notifikasi Co2 di Dashboard .................. 47
Gambar 4.8 Tampilan Status Notifikasi H2S di Dashboard .................. 48
Gambar 4.9 Tampilan Status Notifikasi NH3 di Dashboard ................ 49
Gambar 4.10 Tampilan Status Notifikasi CH4 di Dashboard .............. 50
Gambar 4.11 Data sensor pada Firebase Database............................... 51
Gambar 4.12 Tampilan Monitoring Gas Secara Real time di Chart
Dashboard .............................................................................................. 51

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu ................................................................. 8


Tabel 3. 1 Use Case Scenario .............................................................. 29
Tabel 3.2 Sensor Tabel ......................................................................... 37
Tabel 3.3 Gas Tabel ............................................................................... 37
Tabel 3.4 Data Tabel (Relasi Sensor Tabel dan Gas Tabel) .................. 38
Tabel 4.1 Penjelasan Posisi Komponen Hardware ............................... 43
Tabel 4. 2 Pengujian Input..................................................................... 45

xii
DAFTAR AKRONIM

IoT : Intenet Of Things


CNG : Ccompressed natural gas
M2M : Machine to Machine
NIOSH : Nasional Instute for Occupaonal Safety and Health
ANSI : American National Standard Institute
OSHA : Occupational Safety and Health Administration
MQTT : Message Queuing Telemetry Transport

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya eskalasi urbanisasi pada setiap tahunnya, menjadikan
pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan pelayanan yang
maksimal dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satu pelayanan
tesebut adalah penanggulangan kebersihan lingkungan pemukiman.
Akibat tuntutan serta pelayanan yang harus disediakan, menjadikan
pemerintah daerah harus lebih serius terhadap masalah persampahan.
Adapun pelayanan program nasional di setiap daerah terkait sarana dan
prasarana persampahan, yaitu penyediaan TPA sebagai konsep
manajemen pengelolaan sampah. Namun, dalam pengelolaan sampah ini
dapat terjadi penguraian sampah organik secara aerob serta aneorb yang
menimbulkan dampak negatif. Salah satu nya yaitu, dihasilkan timbulan
gas yaitu CH4, H2S, NH3, (anaerob) dan Co2 (aerob) yang sangat
berpotensi terhadap pencemaran udara dan gangguan kesehatan.
TPA Muara Fajar merupakan salah satu tempat pembuangan akhir
sampah di Kota Pekanbaru yang jumlah sampah nya melebihi kapasitas
lahan penampungan sampah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
pada TPA Muara fajar ini, bahwa sampah yang dihasilkan adalah sampah
rumah tangga yang terus mengalami peningkatan pada setiap tahunnya.
Kuantitas sampah pada cuaca kemarau mampu menghasilkan 800 ton dan
pada cuaca hujan bisa mencapai 1000 ton per hari nya, adapun kegiatan
dalam pemilahan sampah organik dan anorganik tidak diterapkan.
Sehingga, sampah dibiarkan menumpuk begitu saja hingga batas jumlah
maksimal akan ditimbun dengan tanah. Adapun menurut aturan dinas
kebersihan bahwasanya TPA Muara Fajar ini dilarang dalam melakukan
aktivitas pembakaran sampah yang dapat berakibatkan kabakaran

1
Gambar 1.1 Sampah Gunung TPA Muara Fajar Pekanbaru1

Pada Gambar 1.1, merupakan kondisi TPA Muara Fajar Pekanbaru


yang sering disebut sebagai sampah gunung rezeki bagi para pemulung.
Karena minimnya pencegahan berupa penanganan pada sampah di TPA
Muara Fajar Pekanbaru, dampak yang ditimbulkan adalah pencemaran
udara yang disertai dengan aroma bau tak sedap sehingga memberi
ketidaknyamanan warga setempat yang tinggal di lingkungan sekitar
TPA. Namun, walaupun belum banyak warga yang mengeluh mengenai
dampak kesehatan, udara yang tidak sehat juga dapat berpotensi terhadap
gangguan kesehatan nantinya. Berkenaan dengan masalah tersebut,
penelitian ini bermaksud membuat suatu alat monitoring gas berbahaya
pada TPA Muara Fajar. Sehingga, memudahkan untuk mendapatkan
informasi dini akan gas berbahaya tersebut.
Adapun gas yang akan diteliti pada proyek akhir ini adalah gas NH3
dan H2S sebagai sumber bau busuk pada sampah, Gas CH4 yang
merupakan sumber dari hasil penguraian sampah secara anaeorob serta
Co2 merupakan gas dari penguraian sampah secara aeorob. Dengan
membangun sebuah alat sistem pemantauan gas berbahaya di Tempat
Pembuangan Sampah Akhir berbasis Internet Of Things (IoT)
menggunakan protocol MQTT Broker untuk mengirim (publish) serta
menerima (subscriber) hasil pemantauan gas berbahaya akan ditampilkan
melalui website. Alat ini juga menggunakan sensor sebagai pendeteksi
gas berbahaya tersebut. yaitu sensor MQ-136 untuk mendeteksi gas H2S
dengan range deteksi 1-200 ppm, sensor MQ-4 mendeteksi gas CH4

1
https://metropekanbaru.com/warga-pekanbaru-hasilkan-seribu-ton-sampah-
tiap-hari/
2
dengan range deteksi 200-10000 ppm, serta sensor MQ-135 dapat
mendeteksi gas NH3 dan CO2 dengan range 0.01-10 ppm.
Pada studi kasus TPA Muara Fajar Pekanbaru, penulis melakukan
proses pengujian pada Hari Sabtu Tanggal 28 Agustus 2021 waktu 11.15
WIB siang hari, yang bertempatkan pada wilayah TPA 2 Muara Fajar
Pekanbaru yang merupakan wilayah tempat pembuangan sampah akhir.
Kondisi pengujian pada wilayah TPA 2 cukup baik dan aman karena,
penulis melakukan pengujian pada Hari Sabtu sehingga truk pengangkut
sampah tidak sepadat pada hari kerja yakni Hari Senin hingga Jumat.
Sehubungan dengan masa pandemi saat ini, penulis tetap mematuhi
aturan protokol kesehatan yakni memakai masker, membawa
handsanitizer, dan menjaga jarak, guna melindungi bakteri dan virus yang
ada pada lingkungan sampah di TPA. Pada lingkungan TPA 2 saat itu
penuh dengan sampah limbah rumah tangga yang baru saja dari proses
pengangkutan. Namun, ada juga sampah yang sudah lama dan sebgaian
sampah sudah dilakukan kegiatan penyemprotan asam laktat untuk
mengurangi bau pada sampah. Tujuan penulis membangun suatu sistem
pemantauan gas berbahaya yang ditujukan kepada para pekerja dan
pengelola yang ada di TPA Muara Fajar Pekanbaru. Penulis melakukan
proses pengujian dengan cara meletakkan hardware tepat pada
tumpukkan sampah agar penulis mendapatkan data yang akurat dari gas
yang akan dideteksi dengan memperhatikan dari berbagai sisi sistem
yakni dengan melihat dashboard real time, grafik, tabel, serta firebase
real time database, agar penulis dapat menganalisa data sensor yang
didapatkan. Namun pada saat proses pengujian berlangsung, terjadi
sedikit kendala pada bagian jumper yang menglami pergerakan sehingga
hasil deteksi sensor terkadang tidak stabil. Akan tetapi hal ini dapat
teratasi dan proses pengujian dapat berjalan dengan lancar. Adapun
implementasi hardware pada proses pengujian, penulis menggunakan
laptop dengan tujuan melihat data dari serial monitor arduino,
dikarenakan penulis belum mengimplementasikan hardware dengan
sumber daya sendiri yakni seperti penggunaan powerbank tanpa harus
menggunakan laptop kembali.
Dengan membangun sistem pemantauan gas berbahaya ini dapat
membantu pelayanan TPA dalam pencegahan dampak negatif dari akibat
gas berbahaya pada sampah dengan memberikan dan menampilkan data
pada website secara realtime. Dengan harapan sistem ini mampu
meningkatkan dalam upaya pengelolaan sampah di TPA Muara Fajar
Pekanbaru.

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terdapat
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1) Bagaimana cara sensor MQ-136 dapat mendeteksi gas H2S?.
2) Bagaimana cara sensor MQ-4 dapat mendeteksi gas CH4?.
3) Bagaimana Sensor MQ-135 mendeteksi dua gas yaitu NH3 dan
CO2?.
4) Bagaimana cara kerja protokol MQTT Broker sehingga dapat
mengirimkan informasi secara real time?.

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah dalam Proyek Akhir Perancangan sistem
pamantauan gas di TPA berbasis Internet Of Things digunakan untuk
membatasi pembahasan proyek Akhir yang terlalu luas. Batasan masalah
dalam Proyek Akhir ini adalah:

1) Peneliti menggunakan Protokol MQTT Broker hanya sebagai


media menerima dan mengirimkan data serta penyimpanan data
bersifat sementara.
2) Peneliti menggunakan Sensor MQ-4 yang berfungsi mendeteksi
gas CH4 saja.
3) Sensor MQ-136 hanya dapat mendeteksi gas H2S saja.
4) Diperlukan koneksi internet yang memadai agar kerja sistem
secara keseluruhan dapat berjalan dengan baik.
5) Penelitian dilakukan pada sebatas wilayah TPA 2 yang
merupakan daerah tempat penampungan sampah.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem
pemantauan gas berbahaya pada TPA Muara Fajar Pekanbaru dengan
sasaran tujuan kepada pengelola dan para pekerja yang bekerja di TPA
Muara Fajar Pekanbaru.

1.5 Manfaat Penelitian


1) Manfaat yang diterapkan dari penelitian ini adalah Mengurangi
dampak negatif dari akibat timbulan gas yang berbahaya pada
TPA.
4
2) Memberikan informasi kondisi TPA berupa notifikasi status dan
penanganan kepada pengelola dan para pekerja di TPA.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan proyek akhir ini secara
keseluruhan terdiri dari empat bab, masing-masing terdiri dari beberapa
sub bab. Adapun pokok pembahasan dari masing-masing bab tersebut
secara garis besar sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan Proyek Akhir yang akan dibuat pada penelitian saat ini,
serta landasan teori yang menjadi acuan dalam penelitian saat ini. Selain
itu akan dibahas landasan teori yang diperlukan untuk membuat Prototipe
Alat Sistem Pemantauan Gas di TPA Berbasis Internet Of Things, yaitu
Espduino 32, Sensor MQ 135, Sensor MQ 136, Sensor MQ 4, Kabel
Jumper, Breadboard, dan Laptop.
BAB III PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem terdiri dari
perancangan hardware, software, flowchart kerja sistem, perancangan
pengujian dalam pembuatan proyek akhir ini. .
BAB IV PENGUJIAN
Pada bab ini menyajikan hasil pengamatan rancangan atau
pembuatan atau modifikasi, yang telah disajikan pada bagian
sebelumnya, dengan tujuan dapat menunjukkan bentuk penyelesaian
problem teknologi dari objek studi yang dilakukan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini merupakan bagian akhir dari Laporan Proyek
Akhir yang berisi kesimpulan dan saran. Dimana kesimpulan merupakan
jawaban ataupun hasil dari penelitian yang telah dibuktikan melalui
pengujian. Saran yang disampaikan berupa kemungkinan atau prediksi
untuk batasan ataupun kekurangan yang ditemukan pada proses
pengujian.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Referensi penelitian terdahulu ini berguna untuk memberi masukan
dan ide untuk penelitian berikutnya. Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Tugar Aris A. P. Raharjo,
Sabriansyah Rizqika Akbar, Rakhmadhany Primananda. (2018), dengan
judul “Sistem Monitoring Volume Dan Gas Sampah Menggunakan
Metode Real Time Operating System (RTOS)” Sistem tersebut mengamati
volume sampah dan gas-gas yang dihasilkan oleh sensor NH3, CH4, H2S
dan infrared E18-D80NK, dengan menggunakan Real Time Operating
System (RTOS). RTOS digunakan sebagai salah satu tugas pembacaan
sensor dan pengiriman yang ditangani oleh mikrokontroller arduino mega
secara realtime. Dari hasil 10x pengujian yang dilakukan pada sampah
busuk diketahui pembacaan sensor MQ-135 memiliki rata-rata kadar gas
amonia yakni 35.71 PPM, MQ-4 memiliki kadar gas metana 293.5 PPM
, TGS2602 memiliki kadar 9.738 PPM gas hidrogen sufida dan sensor
Infrared E18-DN80NK dapat mendeteksi ketinggian sampah dengan
keluaran above threshold (sampah melebihi batas sensor) dan below
threshold ketika sampah belum melampaui babatas sensor dan
ditampilkan melalui web sederhana uang dapat diakses di android dan
web browser . Jadi kadar gas yang dihasilkan oleh sampah adalah gas
metana.
Penelitian yang dilakukan oleh Agam Sanjaya I.P, M.S.
Hendriyawan A. (2015), dengan judul “Rancang Bangun Sistem
Pemantauan dan Manajement Sampah di Kawasan Perkotaan
Menggunakan Internet Of Things”. Penelitian ini dirancang
menggunakan berbagai sensor seperti sensor laser untuk mendeteksi
volume tempat sampah, sensor load cell untuk mendeteksi berat, dan
sensor MQ135 untuk mendeteksi gas NH3 (amonia). Hasil pengukuran
dari sensor-sensor yang ada selanjutnya dikonversi oleh board Arduino
UNO R3, setelah dikonversi data tersebut dikirimkan ke board Node
MCU melalui komunikasi serial, data yang telah diterima selanjutnya di
upload ke real time database Firebase dan nantinya hasil pengukuran-
pengukuran berujung pada sebuah aplikasi Android yang bisa memantau

6
status tempat sampah kapanpun dan dimanapun selama ada koneksi
internet sehingga membuat petugas sampah lebih efisien dalam
memanajemen sampah di perkotaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Mulyono, Misbah, Hendra
Ariwinarno (2016), “Pembuatan Alat Deteksi Pencemaran Udara Untuk
Gas Buang Industri (H2S dan NH3) Berbasis Mikrokontroler”. Dalam
skripsi ini dibuat alat pendeteksi gas buang industri terutama Hidrogen
Sulfida (H2S) dan Amonia (NH3) berbasis mikrokontroller,
menggunakan sensor berbahan semikonduktor yaitu MQ136 untuk
mengukur kandungan gas H2S dengan range pengukuran 1-100 ppm,
serta MQ137 sebagai sensor gas NH3 dengan range pengukuran 5-500
ppm.
Penelitian yang dilakukan oleh Fathur Zaini Rachman (2018),“
Sistem Pemantau Gas di Tempat Pembuangan Sampah Akhir Berbasis
Internet of Things”. Dalam penelitian tersebut Penelitian ini
mengembangkan sistem pemantau gas berbahaya di tempat pembuangan
sampah akhir. Sistem ini telah mengimplementasikan Internet of Things
(IoT) menggunakan modul Wi-Fi ESP8266 untuk mengirimkan hasil
pemantauan konsentrasi gas metana (CH4) menggunakan MQ-4 dan
karbon dioksida (CO2) menggunakan MQ-135 serta suhu dan
kelembaban menggunakan DHT 11 yang akan dikirimkan ke server
ThingSpeak. Pengguna dapat memperoleh dan mengakses data
lingkungan ini melalui media sosial Twitter dan situs web dari mana saja.
Pengiriman data tercepat diperoleh dengan interval waktu 16 detik untuk
setiap pengirim.
Dari beberapa penelitian diatas yang telah dilakukan, maka dapat
memberikan gambaran menegenai penelitian yang akan dilakukan saat
ini, yaitu penelitian tentang membuat perancangan dan implementasi
sistem pemantauan di tempat pembuangan sampah akhir berbasis internet
of things menggunakan espduino-32 dan sensor gas MQ-135, MQ-136,
MQ-4. Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa membuat sebuah alat
pemantauan gas pada sampah TPA menggunakan sensor MQ-135, MQ-
136, MQ-4 yang digunakan untuk pendeteksi gas berbahaya serta
dilengkapi dengan grafik sebagai informasi konsentrasi dari gas, sehingga
pengelolaan sampah dapat dilakukan secara maksimal secara otomatis
jika telah mencapai ketinggian tertentu.
Berikut Tabel 2.1 perbandingan penelitian terdahulu dan
sekarang.

7
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Perangkat Bahasa
Peneliti Kontroller keluaran
Pendukung Pemrograman
Tugar Aris Website
A. P. Sensor MQ-
Raharjo, Arduino 135, Sensor
Sabriansyah Mega MQ-4,
Rizqika TGS2602, C
Akbar, sensor
Rakhmadhy infrared
Primananda.
(2018)
Sensor laser,
Agam Sensor load
Sanjaya I.P, Arduino cell, Sensor
Aplikasi
M.S. UNO R3, MQ-135, C
Android
Hendriyawa Node MCU. Relay, Elemen
n A. (2015) Pemanas, push
button
Mulyono,
Misbah, Sensor
ATMega85
Hendra MQ136, C++ Website
35
Ariwinarno Sensor MQ137
(2016)
Sensor
Ultrasonik,
Fathur Zaini Thingspea
Sensor
Rachman ESP8266 C k, Twitter
Waterflow,
(2018) notifikasi
Selenoid
Valve
Website,
Raviqa Sensor
Espduino- Telegram
Sandra Putri MQ135, C
32 notificatio
(2020) MQ136, MQ 4
n

8
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Modul Espduino 32
Development Board Bentuk Arduino Uno dengan mcu ESP 32
32bit dual core support Wifi dan Bluetooth BLE 4.0 proyek espduino-32
mencakup elemen protokol berikut:

Gambar 2.1 Espduino322

2.2.2 Sensor MQ-136


Sensor dan sirkuit gas MQ136 untuk menawarkan fitur plug and
use. Sensor ini alatan pendeteksi kebocoran gas di rumah dan aplikasi
industri. Sensor gas MQ136 memiliki sensitivitas tinggi terhadap
Hidrogen sulfida, sensitivitas rendah untuk gas mudah terbakar lainnya.
Itu dengan biaya rendah dan cocok untuk aplikasi yang berbeda.

2
https://www.tokopedia.com/hwthinker/wemos-esp32-4mb-flash-uno-d1-r32-
wifi-and-bluetooth
9
Gambar 2.2 Sensor MQ 1363

2.2.3 Sensor MQ-135


sensor MQ-135 yaitu sensor yang dapat mendeteksi gas amonia,
bensol, alkohol, karbondioksida, serta gas berbahaya lainnya. Modul ini
cocok digunakan pada proses penentuan kualitas udara (air quality
control).

Gambar 2. 3 Sensor MQ 1354

2.2.4 Sensor MQ-4


Sensor MQ-4 adalah komponen elektronika untuk mendeteksi
kadar gas alam terkompresi atau CNG (compressed natural gas)
utamanya mengandung gas metana (methane, CH4) yang merupakan
bentuk paling sederhana dari hidrokarbon. Walaupun tidak bersifat racun,

3
https://www.tokopedia.com/hwthinker/wemos-esp32-4mb-flash-uno-d1-r32-
wifi-and-bluetooth
4
https://digiwarestore.com/en/gas/h2s
10
gas metana dapat berbahaya karena mudah terbakar (combustive /
flammable gas). Gas ini tidak berbau dan tidak berwarna, menjadikannya
sulit untuk dideteksi secara langsung oleh manusia.
Sensor MQ-4 merupakan sensor yang sangat sensitif terhadap
CNG dan dapat mendeteksi konsentrat gas alam di udara mulai dari 200
ppm hingga 10.000 ppm. Keluaran sensor ini berupa resistansi analog
yang dengan mudah dapat dikonversi menjadi tegangan dengan
menambahkan satu resistor biasa. Dengan mengkonversi impedansi ini
menjadi tegangan, hasil bacaan sensor dapat dibacaoleh pin ADC (analog
to digital converter) pada mikrokontroler.

Gambar 2.4 Sensor MQ 45

2.2.5 MQTT Broker


Salah satu model komunikasi yang digunakan dalam sistem
Internet of Things adalah publish dan subscribe (PUB/SUB). MQTT
mengunakan topik dalam publish dan subscribe pada pengiriman pesan.
MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) adalah protokol yang
berjalan pada diatas stack TCP/IP dan mempunyai ukuran paket data
dengan low overhead yang kecil (minimum 2 bytes) sehingga berefek
pada konsumsi catu daya yang juga cukup kecil. Protokol ini adalah jenis
protokol data-agnostic yang artinya dapat mengirimkan data apapun
seperti data binary, text bahkan XML ataupun JSON dan protokol ini
memakai model publish dan subscribe daripada model client-server.
MQTT bersifat terbuka, simpel dan didesain agar mudah
untuk diimplementasikan, yang mampu menangani ribuan client jarak
jauh dengan hanya satu server. Karakteristik ini membuatnya ideal
untuk digunakan dalam banyak situasi, termasuk lingkungan terbatas
5
https://circuit.rocks/gas-sensor-mq4
11
seperti dalam komunikasi Machine to Machine (M2M) dan konteks
Internet of Things (IoT) dimana dibutuhkan kode footprint yang kecil
atau jaringan yang terbatas. Pola pesan publish-subscribe
membutuhkan broker pesan. Broker bertanggung jawab untuk
mendistribusikan pesan ke client tertarik berdasarkan topik pesan

Gambar 2.5 Komunikasi MQTT Broker6

Sistem umum MQTT seperti pada gambar diatas membutuhkan dua


komponen perangkat lunak utama yaitu:

• MQTT Client yang nantinya akan di install di device. Untuk Arduino


bisa memakai pubsubclient, pustaka seperti mqtt.js bisa dipakai pada
platform Node.js di Raspberry Pi ataupun laptop.

• MQTT Broker yang berfungsi untuk menangani publish dan


subscribe data. untuk platform Node.js anda bisa memakai broker
mosca sedangkan untuk platform yg lain banyak broker tersedia
seperti mosquitto, HiveMQ dll.

MQTT mengunakan topik dalam men-publish atau pun men-


subscribe pada pengiriman pesan. Dikarenakan terhubung pada berbagai
perangkat, maka komunikasi yang terjadi antar perangkat dilakukan
dengan pengiriman pesan, dimana setiap pesan selalu memiliki topik
yang nantinya digunakan sebagai kata kunci yang berupa string layaknya
password. Dalam komunikasi di dalam jaringan pada MQTT digunakan
istilah MQTT publisher dan subscriber sebagai perangkat-perangkat

6
http://blog.ulindev.com/mengenal-mqtt-protokol-untuk-iot/
12
yang ingin berkomunikasi satu sama lain, istilah dalam jaringan sebagai
client nya.

Sedangkan MQTT Broker bertindak sebagai pihak yang mengatur


dan meneruskan pesan-pesan yang diterima bahkan bisa
mempertahankan pesan pada setiap topik yang dikirimkan oleh MQTT
Publisher.

2.2.6 Firebase Database Real time


Firebase memiliki produk utama, yaitu menyediakan database
real time dan backend sebagai layanan (Backend as a Service). Layanan
ini menyediakan pengembang aplikasi API yang memungkinkan aplikasi
data yang akan disinkronisasi di klien dan disimpan di cloud Firebase ini.
Firebase menyediakan library untuk berbagai client platform yang
memungkinkan integrasi dengan Android, iOS, JavaScript, Java,
Objective-C dan Node aplikasi Js dan dapat juga disebut sebagai layanan
DbaaS (Database as a Service) dengan konsep real time

Gambar 2.6 Firebase Realtime Database7

Firebase digunakan untuk mempermudah dalam penambahan


fitur-fitur yang akan dibangun oleh developer. Semua data Firebase Real
time Database disimpan sebagai objek JSON. Bisa dianggap basis data
sebagai JSON tree yang di-host di awan. Tidak seperti basis data SQL,
tidak ada tabel atau rekaman. Ketika ditambahkan ke JSON tree, data
akan menjadi simpul dalam struktur JSON yang ada. Meskipun basis data
menggunakan JSON tree, data yang tersimpan dalam basis data bisa

7
https://firebase.google.com/
13
diwakili sebagai tipe bawaan tertentu yang sesuai dengan tipe JSON yang
tersedia untuk membantu menulis lebih banyak kode yang bisa
dipertahankan.
Firebase memiliki beberapa yang disediakan., yaitu:

1. Google Analytic
Analytics menyajikan data seputar perilaku pengguna pada aplikasi
Android dan iOS agar Anda dapat mengambil keputusan yang lebih baik
tentang produk dan pengoptimalan pemasaran. Lihat data error,
efektivitas notification, performa deep link, data pembelian dalam
aplikasi, dan lain-lain.

2. Real-time database
Untuk Menyimpan dan sinkronkan data antara pengguna dan
perangkat secara real time menggunakan database noSQL yang dihosting
secara cloud. real-time adalah kondisi pengoperasian dari suatu sistem
perangkat keras dan perangkat. lunak yang dibatasi oleh rentang waktu
dan memiliki tenggat waktu (deadline) yang jelas, relatif terhadap waktu
suatu peristiwa atau operasi terjadi, jadi data akan dikirim seketika waktu
itu juga.

3. Authentication
Untuk mengelelola pengguna dengan cara yang mudah dan aman.
Firebase menawarkan beberapa metode autentikasi, termasuk email dan
sandi, penyedia pihak ketiga seperti Google atau Facebook, atau langsung
menggunakan sistem akun Anda yang sudah ada.

4. Cloud Storage
Untuk menyimpan dan bagikan gambar, audio, video, atau konten
lain yang dibuat pengguna secara mudah dengan penyimpanan objek
yang andal, sederhana, dan hemat biaya yang dikembangkan untuk skala
Google.

5. Hosting
Permudah hosting web statis Anda dengan fitur yang dibuat khusus
untuk aplikasi web modern. Saat Anda mengupload aset web, kami secara
otomatis akan memasukkannya ke CDN global kami, dan memberinya
14
sertifikat SSL gratis, sehingga pengguna akan mendapatkan pengalaman
yang aman, andal, berlatensi rendah, di mana pun mereka berada. Dan
masih banyak lagi service lain yang dikembangkan pada Firebase ini.

2.2.7 Bahasa Pemrograman PHP

Sebuah website mempunyai bahasa pemrograman, salah satunya


adalah PHP: Hypertext Preprocessor atau biasanya disebut dengan PHP.
PHP merupakan bahasa pemrograman yang digunakan user untuk
membangun sebuah web berbasis client-server. Menurut Purwanto
(2012:04) “PHP (PHP: Hypertext Prepocessor) yaitu bahasa
pemrograman web server-side yang besifat open source”.
Menurut Sibero (2013:49) mengatakan bahwa PHP adalah
“pemrograman interpreter yaitu proses penerjemahan baris kode sumber
menjadi kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung pada saat
baris kode dijalankan”. Sedangkan Menurut Simarmata (2010:148)
menyatakan “PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor.
Mengijinkan pengembangan untuk menempelkan kode di dalam HTML
dengan menggunakan bahasa yang sama, seperti Perl dan UNIX shells”.
Berdasarkan teori diatas, PHP adalah bahasa pemrograman web
serverside yang besifat open source pemrograman interpreter yaitu proses
penerjemahan kode mesin yang dimengerti komputer secara langsung
pada saat baris kode dijalankan untuk menempelkan kode di dalam
HTML dengan menggunakan bahasa yang sama, seperti Perl dan UNIX
shells.

Gambar 2. 7 Pemrograman PHP8

8
https://eprints.sinus.ac.id/
15
2.2.8 PhpMyAdmin
Dalam buku Pengelolaan Database MySQL dengan
PhpMyAdmin yang dikutip dari Sugiri Haris Saputro (2008: 4)
PhpMyAdmin merupakan aplikasi berbasis web yang dikembangkan
menggunakan bahasa pemrograman PHP. Melalui PhpMyAdmin, user
dapat menggunakan perintah query tanpa harus mengetikan seperti pada
MS DOS. Perintah tersebut misalnya administrasi user dari privileges,
export dan import database, manajemen database, manajemen table dan
struktur 34 table, dan sebagainya. PhpMyAdmin sangat membantu user
friendly, sehingga mudah untuk digunakan walalupun pengguna baru
(newbie). Selain memakai MySQL untuk menjalankannya, PhpMyAdmin
memerlukan web server yang sering digunakan berpasangan dengan Php
yaitu Apache web server. Apache merupakan web server yang paling
banyak digunakan di internet. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor
seperti kecepatan, performasi dan tanpa biaya (gratis).

Gambar 2.8 Database MySQL menggunakan PhpMyAdmin9

9
https://elib.unikom.ac.id/ f
16
2.2.9 Aplikasi Telegram
Telegram adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan pengguna
atau user untuk mengirim pesan dengan cepat dan aman, selain itu
Telegram sangat ringan, mudah dan gratis. Telegram dapat digunakan
pada smartphone, tablet dan bahkan komputer. Telegram untuk platform
iOS diluncurkan pada tanggal 14 Agustus 2013. Sedangkan versi alfa
untuk platform Android secara resmi diluncurkan pada tanggal 20
Oktober 2013. Untuk iOS dapat berjalan pada versi iOS 6 dan ke atasnya,
Android berjalan pada versi Android 4.1 dan ke atasnya, dan Windows
Phone. Selain pada smartphone, Telegram juga dapat menggunakan versi
Web Telegram atau dengan memasang aplikasi Telegram Desktop untuk
sistem operasi Windows, OSX, dan Linux.
Telegram dapat mengirim pesan teks, foto, video dan dokumen
dalam jenis apapun (doc, zip, mp3, dan lain sebagainya), serta dapat
membuat sebuah grup sampai dengan 20.000 orang anggota atau channel
untuk mengirimkan pesan broadcast yang tidak terbatas. Selain itu,
Telegram juga mendukung panggilan suara yang telah di enkripsi end-to-
end sebagai keamanan tambahan. Selain keunggulan-keunggulan di atas,
salah satu keunggulan telegram yang lainnya adalah fasilitas Bot
Telegram. Bot Telegram merupakan akun khusus yang tidak memerlukan
nomor telepon tambahan untuk didaftarkan ke Server Telegram.
Telegram merupakan salah satu aplikasi yang mendukung adanya bot ini.
Dengan adanya bot ini dapat memudahkan pengguna membuat semacam
aplikasi chatting. Pada project akhir ini user menggunakan telegram
berbasis web dan menggunakan bot telegram yang berfungsi dalam
mengirim pesan status notifikasi sensor berupa link untuk menuju ke
tampilan status gas yang dideteksi.

Gambar 2.9 Aplikasi Telegram10

10
https://repository.upnvj.ac.id/
17
2.2.10 Karbon Dioksida
Karbon dioksida (CO2) yang terdiri dari 40 – 60 % dari gas di
TPA berasal dari proses biodegradasi senyawa organik baik. secara
aerobik maupun anaerobik. Karbon dioksida tidak berwarna dan tidak
berbau. CO2 dapat menggantikan oksigen dalam sistem pernapasan
dengan konsentrasi ambien sekitar 250 – 350 ppm. Nilai Ambang Batas
CO2 yaitu 5.000 ppm (0,5 %) yang merupakan paparan rata-rata untuk
orang dewasa yang sehat selama waktu kerja 8 jam sehari menurut
Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Sedangkan
Menurut NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health),
kadar karbondioksida aman untuk manusia adalah kurang dari 1000 ppm.
Adapun kadar konsentrasi udara bersih dan udara tercemar dari gas CO2
yaitu untuk udara bersih (310 – 330 ppm) serta udara tercemar (350 >
ppm)

Gambar 2.10 Level Range Concentrate Co211

2.2.11 Metana
Timbunan sampah dengan volume yang besar di tempat
pemrosesan akhir sampah berpotensi melepas gas metan (CH4) yang

11
https://www.co2monitor.com.au/co2-ppm
18
dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan memberikan kontribusi
terhadap pemanasan global.
Metana adalah gas utama yang dihasilkan oleh pembusukan
bakteri limbah di TPA. Metana (CH4) dapat menimbulkan ledakan dan
kebakaran pada TPA jika berada di udara dengan konsentrasi 5-15%
(NIST, 2001).
Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) tidak
memiliki batas paparan yang diizinkan untuk metana, tetapi Institut
Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH) maksimum
merekomendasikan konsentrasi metana yang aman untuk pekerja selama
periode 8 jam adalah 1.000 ppm (0,1 persen).12

Adapun level ppm in pollution gases CH413 :


• Range good : 0 ppm
• Medium : 1000 ppm
• Unhealty : 50.000 ppm
• Hazardous : 1,50.000 ppm

2.2.12 Hidrogen Sulfide
Polutan pencemar udara yang berasal dari sektor sampah salah
satunya yaitu hidrogen sulfida (H2S). Gas tersebut berasal dari proses
dekomposisi sampah. Gas H2S tersebut jika menyebar ke udara akan
menurunkan kualitas udara di lingkungan sekitarnya (Slamet, 2002). Pada
umumnya manusia dapat mengenali bau H2S ini dengan konsentrasi
0,0005 ppm sampai dengan 0,3 ppm14.

12
https://www1.agric.gov.ab.ca
13
https://books.google.co.id/
14
https://pasca.uns.ac.id/
19
Menurut AMERICAN NATIONAL STANDARD INSTITUTE
(ANSI)15

Berikut adalah efek H2S pada kesehatan menurut ANSI:


– 0,13 ppm : bau minimal
– 4,60 ppm : mudah terdeteksi, bau sedang
– 10 ppm : mulai iritasi mata
– 27 ppm : bau tidak enak, sangat kuat, dapat
ditoleransi
– 100 ppm : batuk, iritasi mata, kehilangan sensasi bau
setelah paparan 2 – 5 menit ( IDLH )
– 200 – 300 ppm : radang mata conjunctivitis, iritasi saluran
napas, setelah 1 jam paparan
– 500 – 700 ppm : hilang kesadaran, henti napas, kematian
dalam 30 – 60 menit
– 1000 – 2000 ppm : hilang kesadaran dengan segera, henti napas
dan kematian dalam beberapa menit.

2.2.13 Amonia
Gas amonia merupakan salah satu gas pencemar udara yang
dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti
dalam proses pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan
pengolahan sampah kota
Amonia memiliki karakteristik tidak berwarna namun memiliki
bau yang menyengat, bersifat korosif dan sangat toksik bahkan dalam
konsentrasi rendah. Gas amonia dapat tercium pada kadar 0,03 ppm.
Menurut SNI 19-7119.1-2005, konsentrasi maksimum ammonia yang
tidak menganggu kesehatan manusia adalah sebesar 2 ppm16.

15
https://oilandgasmanagement.net/portfolio/bahaya-gas-h2s/
16
https://pasca.uns.ac.id/s2ilmulingkungan
20
Toksisitas kronis amonia pada kadar >35 ppm dapat
menyebabkan kerusakan ginjal, kerusakan paruparu, mereduksi
pertumbuhan dan malfungsi otak serta penurunan nilai darah.
Amoniak bersifat sangat toksik bahkan dalam konsentrasi
rendah. Nilai ambang batas gas amoniak di udara untuk 8 jam kerja adalah
25 ppm (Surat Edaran Menaker, 1978). Nilai
ambang batas gas NH3 diudara menurut NIOSH (Nasional Instute for
Occupaonal Safety and Health) adalah 25 ppm17

17
https://books.google.co.id/
21
BAB III
PERANCANGAN

3.1 Spesifikasi Alat


Untuk memperjelas bagaimana pembuatan alat uji ini dan peralatan
apa saja yang digunakan dalam proyek akhir, berikut peralatan yang
dipakai.

3.1.1 Modul espduino 3218


• Overviews : WiFi, Bluetooth 4.2, Ethernet, real-time map
and other functions, espduino-32 is compatible with all version
of Aduino expansion boards.
• Size : 6.8 x 5.3 cm atau 2.68 x 2.09 inch
• Mcu : ESP-32-Wroom32
• DC : 5V-12V (rekomendasi max 9v DC)
• 1 analog input : 3.2V max input
• Port : micro – usb

3.1.2 Sensor MQ-13619


• Sensor type : semiconductor
• Standard encapsulation : bakelite, metal cap
• Target gas : Hydrogen Sulfide (H2S gas)
• Detection range : 1-200 ppm
• Loop Voltage (VC) : ≤24V DC
• Heater Voltage (VH) : 5.0V±0.1V AC or DC
• Load Resistance (RL) : adjustable
• Heater Resistance (RH) : 29Ω±3Ω(room tem)
• Heater consumption (PH) : ≤900Mw

18
http://raspberrypiwiki.com/ESPDUINO-32
19
https://digiwarestore.com/en/gas/h2s

22
• Sensitivity (S) : Rs (in air)/Rs (50ppm H2S) ≥3
• Output Voltage △Vs : ≥0.5V (in 50ppm H2S)
• Concentration Slope(α) : ≤0.6(R200ppm/R50ppm
H2S)
• Preheat time : over 48 hours

3.1.3 Sensor MQ 13520


• Dimensi : 5,6 cm (P) x 4 cm (L) x 3,4 cm(T)
• Tegangan kerja : 5VDC.
• Target gas : Amoniak (NH3), Nitrogen Oksida
(NOx), Alkohol, Bensol, Asap,
Karbon Dioksida (CO2), dll.
• Range deteksi : 10 ppm - 300 ppm Amonia, 10 ppm
1000 ppm Bensol, 10 - 300 ppm
Alkohol.
• UART TTL : 38400 bps, 8-bit data, 1-bit stop, no
parity, no flowcontrol.
• I2C : dapat di-cascade hingga 8 buah modul
dalam satu jalur komunikasi.

• Menggunakan ADC 10-bit untuk konversi data analog


darisensor.
• Memiliki output berupa data digital dengan nilai 0 – 1023
(hasil konversi ADC).

3.1.4 Sensor MQ-421


• Size : 32mm X22mm X27mm length X width
X height

20
http://newkarachielectronics.com/
21
https://circuit.rocks/gas-sensor-mq4
23
• Range detection : 200 - 10000ppm
• The main chip : LM393, ZYMQ-4 gas sensor
• VC : 5V±0.1
• VH : 5V±0.1
• RH : less than 95%Rh
• PH : less than 750mw
• Rs : 10KΩ- 60KΩ (1000ppm CH4 )

Small sensitivity to alcohol, smoke fast response, Stable, and long life.

3.2 Arsitektur Sistem


Arsitektur sistem dari Sistem Pemantau Gas di TPA berbasis IoT
yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut

Gambar 3.1 Arsitektur sistem

24
Sistem terdiri dengan sensor MQ 135, MQ 136, MQ 4, espduino
32, protokol MQTT, Telegram Web Application, website, database
phpmyadmin, dan database firebase. Arsitektur Sistem pada Gambar 3.1
menunjukkan komponen dan alur perancangannya.
Dimana input dari suatu sistem berasal dari sensor MQ-135, MQ-
136, dan MQ-4 yang dihubungkan pada modul komunikasi espduino 32
sebagai media komunikasi yang sudah tersedia akses wifi. Sehingga, data
dari sensor-sensor tersebut dapat dikirimkan denagn bantuan protokol
MQTT Broker dimana espduino 32 bertindak sebagai Publish yang
merupakan cara suatu device untuk mengirimkan datanya ke subscriber.
Dengan akses wifi internet yang dimiliki oleh device espduino-32
maka, notifikasi dari suatu gas akan masuk ke telegram berupa link akses
menuju tampilan status gas di website.
Adapun tugas dari MQTT Broker ini yaitu sebagai penghubung
transmisi data antara publisher dan subscriber. Setelah espduino 32
melakukan publish data sensor yakni berupa topic-topic dari sensor-
sensor gas melalui broker, maka selanjutnya broker akan meneruskan
data-data tersebut ke website yang berperan sebagai visualisasi data dan
sebagai subscriber yang akan melakukan subscribe pada topic-topic
sensor gas tersebut. Database firebase real time yang merupakan
database yang bersifat real time tanpa dapat menyimpan riwayat data-
data sensor sehingga hanya dapat menampilkan data sensor secara real
time dari espduino 32 dan menampilkannya pada website yang mana
bertindak sebagai subscriber. Dari data-data sensor gas tersebut, untuk
menyimpan riwayat data-data sensor tersebut disimpan dalam database
PhpMyAdmin.

3.3 Block Diagram


Proyek akhir ini dirancang menggunakan protokol masa kini dari
iot yang dinamakan MQTT Broker, dan wifi espduino 32 sebagai peran
penting dalam pengolahan data-data sensor. Sensor-sensor yang telah
dihubungkan oleh wifi espduino 32 akan mempublish data sensor melalui
MQTT Broker kemudian meneruskan data tersebut ke website yang
bertindak sebagai subscribe pada topic-topic dari sensor gas tersebut.
Adapun dengan akses wifi internet yang dimiliki oleh device
espduino-32 maka, notifikasi dari suatu gas akan masuk ke telegram
berupa link akses menuju tampilan status gas di website.

25
Dan riwayat penyimpanan dari data-data sensor tersebut akan
disimpan pada Database PhpMyAdmin. Untuk database firebase yang
bersifat secara real time yang hanya dapat menerima data-data sensor
pada device espduino 32 dan menampilkan data sensor tersebut pada web
secara real time. Blok diagram sistem dapat dilihat pada Gambar 3.2
berikut.

Gambar 3.2 Blok Diagram

3.4 Rancangan Hardware


Sistem ini merupakan alat yang dapat mendeteksi gas berbahaya
yang berada pada TPA. Sistem ini menggunakan sensor MQ-135, MQ-
136 dan MQ-4 Dan menggunakan espduino-32 sebagai konektivitas pada
MQTT broker dalam transmisi data sensor.

3.4.1 Gambar Rangkaian


Berikut adalah gambar rangkaian Perancangan alat dan sistem
monitoring gas berbahaya pada TPA menggunakan espduino-32
menggunakan dashboard pada web.

26
Gambar 3.3 Rancangan Rangkaian alat dan sistem monitoring gas
berbahaya pada TPA

3.4.2 Flowchart

Pada Gambar 3.4 merupakan flowchart dari sistem pemantauan


gas di Tempat Pembuangan Akhir sampah, proses pertama pada sistem
ini yaitu sensor-sensor gas telah dihubungkan pada espduino 32 maka
masing-masing sensor tersebut menginisialisasi dan mendeteksi kadar
gas yang ada di lingkungan TPA. Jika proses pertama berhasil maka tahap
selanjutnya espduino 32 akan memproses data-data dari sensor tersebut
dengan akses wifi dan melakukan publish data berupa topic-topic sensor
gas ke MQTT Broker. Namun, jika sensor-sensor gas gagal dalam
menginisialisasi data, maka sensor akan mengulang kembali proses
inisialisasi data.
Pada espduino 32 sebagai device yang bertindak sebagai publish
data sensor akan meneruskan topic-topic sensor gas ke website. Sehingga,
website sebagai subscribers akan meng-subscribe topic-topic dari sensor
gas dan memperoleh messages yang dibawakkan oleh topic-topic
tersebut.dan riwayat data-data sensor pada website tersebut disimpan
pada database PhpMyAdmin.
Adapun dengan akses wifi internet yang dimiliki oleh device
espduino 32 maka, notifikasi dari suatu gas akan masuk ke telegram
berupa link akses menuju tampilan status gas di website
27
Firebase real time database yang bertugas menampilkan data
sensor secara real time dari mikrontroler espduino 32 ke website. Karena
database ini hanya bersifat real time tanpa dapat menyimpan riwayat
data-data sensor gas.

Gambar 3.4 Flowchart Swimlane Sistem Pemantauan Gas Berbahaya di


TPA

3.5 Rancangan Software


3.5.1 Use Case System

Gambar 3.5 Use Case Sistem

28
3.5.2 Use Case Scenario
Nama use case: Melihat status Skenario :

Tabel 3.1 Use Case Scenario


User Sistem
1. User melihat status
2. Sistem manampilkan status
3. User mendapatkan
notifikasi
3. Sistem menampilkan
notifikasi

3.5.3 Prototype Dashboard


Berikut adalah tampilan monitoring konsentrasi gas CH4, CO2,
H2S, dan NH3 yang ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 Prototype Dashboard

29
Berikut tampilan informasi grafik gas pada setiap selang waktu
per menit dari monitoring konsentrasi gas CO2, CH4, H2S, NH3 yang
ditunjukkan pada Gambar 3.7 sampai dengan Gambar 3.11.

Gambar 3.7 Prototype Tampilan informasi grafik gas H2S berbahaya pada TPA

Gambar 3.8 Prototype Tampilan informasi grafik gas H2S berbahaya pada TPA

30
Gambar 3. 9 Prototype Tampilan Informasi Grafik Gas NH3 pada TPA

Gambar 3.10 Prototype Tampilan informasi grafik gas CH4 pada TPA

Berikut adalah salah satu prototipe tampilan status dari


monitoring konsentrasi gas berbahaya pada TPA

32
Gambar 3.11 Tampilan status hasil monitoring gas CO2

33
Gambar 3.12 Tampilan status dari hasil monitoring gas NH3

34
Gambar 3.13 Tampilan status dari hasil monitoring gas CH4

35
Gambar 3.14 Tampilan status dari hasil monitoring gas H2S

36
3.6 Perancangan Basis Data
Perancangan Basis Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan Database Phpmyadmin yang terdiri dari tabel sensor,
tabel gas, dan tabel data sebagai bentuk relasi antara tabel sensor dan
tabel gas.
3.6.1 Desain Tabel Database

Tabel 3.2 Sensor Tabel


No ID_Sensor Nama_Sensor
1. ID_Sensor MQ 135

2. ID_Sensor MQ 136

3. ID_Sensor MQ 4

Tabel 3. 3 Gas Tabel


No ID_Sensor ID_Gas Nama_Gas
1 ID_Sensor ID_Gas Co2
2. ID_Sensor ID_Gas NH3
3. ID_Sensor ID_Gas H2S
4. ID_Sensor ID_Gas CH4

37
Tabel 3.4 Data Tabel (Relasi Sensor Tabel dan Gas Tabel)
No ID_Sensor ID_Gas Konsentrasi Tanggal Waktu Status
(ppm)
1 ID_Sensor ID_Gas ppm [dd/mm/yy] [hh/mm/ss] Kondisi

2. ID_Sensor ID_Gas ppm [dd/mm/yy] [hh/mm/ss] Kondisi

3. ID_Sensor ID_Gas ppm [dd/mm/yy] [hh/mm/ss] Kondisi

4. ID_Sensor ID_Gas ppm [dd/mm/yy] [hh/mm/ss] Kondisi

3.6.2 Entity Relationship Diagram (ERD)


Adapun Entity Relationship Diagram (ERD) dari Sistem
Pemantauan Gas di TPA Muara Fajar Pekanbaru sebagai berikut.

Gambar 3.2 ERD Sistem Pemantauan Gas di TPA Muara Fajar Pekanbaru

38
ERD diatas merupakan relasi antara himpunan entitas Sensor
dengan himpunan entitas Gas. Pada entitas sensor memiliki atribut
id_sensor sebagai primary key, serta memiliki atribut nama_sensor.
Adapun pada entitas Gas memiliki atribut id_gas sebagai primary key,
dan memiliki atribut nama_gas serta terdapat id_sensor sebagai
foreign key. Himpunan relasi ini diberi nama data dan relasi ini
merupakan relasi one to many.
Pada relasi ini, setiap sensor dapat mendata satu atau banyak
gas, sedangkan setiap gas didata oleh paling banyak satu sensor.
Adapun pada relasi data antara entitas Sensor dengan entitas Gas
menghasilkan atribut turunan yakni atribut konsentrasi (ppm), atribut
tanggal, atribut waktu, serta atribut status.

3.7 Proses Pengujian


3.7.1 Pengujian Input
Pada pengujian input akan dilakukan pengujian terhadap
sensor MQ 135 yang digunakan sebagai pendeteksi gas Co2 dan NH3,
sensor MQ 136 sebagai pendeteksi gas H2S, serta MQ 4 sebagai
pendeteksi gas CH4. Sehingga pada pengujian tersebut dapat
diketahui kinerja alat dan fungsionalitas kerja sensor serta protokol
MQTT Broker terhadap jarak jauh mampu dideteksi secara akurat.

3.7.2 Pengujian Proses


Pengujian proses akan dilakukan dengan menyesuaikan kondisi
yang dirancang apakah telah sesuai atau tidak. Jika kadar gas melebihi
kondisi yang telah ditentukan maka akan diuji apakah proses berjalan
sesuai dengan kondisi yang ditentukan. Adapun kondisi yang akan
diuji pada pengujian proses ialah ketika gas berada di bawah kondisi
dari range ppm yang telah ditentukan maka status menyatakan kondisi
normal. Ketika telah berada diluar kondisi diatas maka, status kondisi
dalam keadaan berbahaya.

39
3.7.3 Pengujian Output
Pengujian output digunakan untuk menguji apakah data sensor
telah berhasil disimpan dalam database PhpmyAdmin dan hasil
monitoring gas sensor secara real time dari firebase database.
Sehingga, ketika kadar gas telah melebihi dari kondisi yang ditentukan
maka output yang akan dihasilkan berupa notifikasi dari telegram
menuju status dari website dashboard.

40
BAB IV
PENGUJIAN

4.1 Hasil Perancangan


Dalam hasil perancangan ini menjelaskan hasil dari
perencanaan rancangan hardware dan software.

4.1.1 Implementasi Hardware


Terlihat pada Gambar 4.1, Gambar 4.2, dan Gambar 4.3
merupakan implementasi dari rancangan prototipe hardware. Dimana
pada implementasi sudah terpasang komponen-komponen berupa
perangkat hardware seperti sensor MQ 135 untuk mendeteksi gas Co2
di udara lingkungan TPA dan gas NH3 untuk mendeteksi gas
pencemar udara yang dihasilkan dari penguraian senyawa organik
oleh mikroorganism secara anaerobik sehingga menghasilkan bau
pada sampah, sensor MQ 136 untuk mendeteksi gas H2S yang
merupakan sumber bau pada sampah dari penguraian senyawa organik
secara anaerobik, Sensor MQ 4 untuk mendeteksi gas CH4 yang
merupakan sumber dari bau pada sampah senyawa. Sebagai
mikrokontroler yang digunakan yaitu Espduino 32.

Gambar 4.1 Hardware Tampak Depan

41
Terlihat pada Gambar 4.2 merupakan hardware tampak
samping kanan dan Gambar 4.3 merupakan hardware tampak
samping kiri.

Gambar 4.2 Hardware Tampak Samping Kanan

Gambar 4.3 Hardware Tampak Samping Kiri

42
Pada Gambar 4.4 akan terlihat posisi peletakkan dari setiap
komponen-komponen hardware.

Gambar 4.4 Posis Komponen Hardware

Berikut pada Tabel 4.1 merupakan penjelasan dari posisi


komponen hardware.

Tabel 4.1 Penjelasan Posisi Komponen Hardware


Huruf Nama Komponen Ket
Box diletakkan di
bagian samping
kanan prototipe yang
A Box
digunakan untuk
meletakkan
beberapa komponen.
Sensor MQ 135
diletakkan di bagian
depan box. Sensor
B Sensor MQ 135
MQ 135 berfungsi
untuk mendeteksi
gas Co2 dan NH3.

43
Sensor MQ 135
diletakkan di bagian
depan box. Sensor
C Sensor MQ 136
MQ 136 berfungsi
untuk mendeteksi
gas H2S.
Sensor MQ 135
diletakkan di bagian
depan box. Sensor
D Sensor MQ 4
MQ 136 berfungsi
untuk mendeteksi
gas CH4
Espduino 32
diletakkan di dalam
E Mikrokontroler Espduino 32 box yang berfungsi
sebagai
mikrokontroler
Berfungsi
untuk membuat
rangkaian elektronik
sementara
F. Breadboard
dengan tujuan uji
coba atau
prototipe tanpa harus
menyolder.

44
4.2 Pengujian
4.2.1 Pengujian Input
Pada pengujian ini mendata tingkat keberhasilan dari sensor
MQ 135, MQ 136, MQ 4 dan Espduino 32, MQTT Broker. Berikut
hasil pengujian pada inputan yaitu Tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.2 Pengujian Input


No Nama keterangan Hasil
1. Sensor MQ 135 Membaca Gas Co2 Berhasil
dan NH3

2. Sensor MQ 136 Membaca Gas H2S Berhasil

3. Sensor MQ 4 Membaca Gas CH4 Berhasil

4. Espduino 32 Publish Data Berhasil

5. MQTT Broker Komnikasi data Berhasil

Pada Tabel 4.2 diatas terlihat bahwa sensor MQ 135, MQ 136,


MQ 4 dapat membaca gas sampah di lingkungan TPA, Sensor MQ
135, MQ 136, MQ 4 dapat bekerja dengan membaca berapa nilai gas
yang terdapat di lingkungan TPA Muara Fajar Pekanbaru yaitu terlihat
pada Gambar 4.5.

45
Gambar 4.5 Nilai Sensor MQ 135, MQ 136, MQ 4 Serial
Monitor Arduino

Gambar 4. 6 Lokasi Pengujian di TPA Muara Fajar Pekanbaru

46
4.2.2 Pengujian Proses
Adapun kondisi yang akan diuji pada pengujian proses ialah
ketika gas berada di bawah kondisi dari range ppm yang telah
ditentukan berdasarkan sumber teori dari peneliti terhadap kondisi
masing-masing gas di udara.

Gambar 4.7 Tampilan Status Notifikasi Co2 di Dashboard

Dari Gambar 4.7 merupakan hasil deteksi berupa ppm dari


Gas Co2 yang mucul pada dashboard web yakni dimana status Co2
menunjukkan 1135.87 ppm dalam artian status dari konsentrasi gas
Co2 adalah efek kesehatan yang merugikan.

47
Gambar 4. 8 Tampilan Status Notifikasi H2S di Dashboard

Dari Gambar 4.8 merupakan status notifikasi dari hasil deteksi


gas sensor berupa ppm dari Gas H2S yang muncul pada dashboard
web. Yakni dimana konsentrasi ppm dari gas H2S menunjukkan 2.01
ppm, sehingga status dari H2S adalah mudah terdekteksi dengan bau
yang sedang. Hal ini dibuktikan pada kondisi TPA saat itu sampah-
sampah limbah telah dilakukan proses penyemprotan asam laktat.
Oleh karena itu bau pada sampah tidak terlalu menyengat.

48
Gambar 4.9 Tampilan Status Notifikasi NH3 di Dashboard

Pada Gambar 4.9 merupakan status notifikasi dari Gas NH3


dengan kadar konsentrasi NH3 adalah 0.13 ppm yang sudah
menunjukkan status bau sampah pada TPA sudah dapat dideteksi.

49
Gambar 4.10 Tampilan Status Notifikasi CH4 di Dashboard

Pada Gambar 4.10 Gas CH4 berdasarkan hasil deteksi


menunjukkan kadar konsentrasi CH4 0.54 dengan status baik pada
lingkungan. Hal ini juga dibuktikan kondisi sampah-sampah TPA
pada saat itu dilakukan proses pengolahan sehingga sampah pada TPA
mengalami penyusutan.

4.2.3 Pengujian Output


Pengujian output digunakan untuk menguji apakah data sensor
telah berhasil disimpan dalam database firebase real time. Sehingga,
ketika kadar gas telah melebihi dari kondisi yang ditentukan maka
output yang akan dihasilkan berupa notifikasi status pada dashboard
web secara real time. Adapun sensor-sensor gas tersebut di tampilkan
secara real time pada database firebase. Pada gas CH4 menunjukkan
0.41 ppm, gas Co2 mempunyai 1159.71 ppm, gas H2S mempunyai
1.05 ppm, dan NH3 mempunyai 1.06 ppm.

50
Gambar 4.11 Data sensor pada Firebase Database

Gambar 4.12 Tampilan Monitoring Gas Secara Real time di


Chart Dashboard

51
Adapun hasil deteksi sensor gas juga ditampilkan pada
chart secara real time. Dimana Gas H2S mempunyai kadar 2.15
ppm, NH3 mempunyai 1.18 ppm, Co2 mempunyai 1302.44 ppm
dan Gas CH4 mempunyai kadar 0.65 ppm.

53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian terhadap perangkat hardware dan
software berupa komponen-komponen mikrokontroler serta web
dashboard, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

a. Rancangan prototipe sudah sesuai dengan rancangan yang


dibuat. Rancangan berupa Sistem Pemantauan Gas di TPA
menggunakan website berbasis Espduino 32.
b. Potokol MQTT yang digunakan dapat berkomunikasi
dengan baik dan dijalankan melalui command prompt.
c. Hasil deteksi secara real time dari sensor MQ 135, MQ 136,
MQ 4 dari espduino 32 dikirim ke firebase database
kemudian ditampilkan pada dashboard berbasis web.
d. Database phpmyadmin berfungsi dalam menyimpan riwayat
data sensor, sedangkan database firebase hanya sebagai
menapilkan data secara real time.
e. Pada percobaan di studi kasus TPA Muara Fajar Pekanbaru
bahwa sensor MQ 135, MQ 136, MQ 4 dapat membaca
dengan baik.
f. Status dari setiap gas ditentukan berdasarkan sumber teori
penelitian terhadap masing-masing gas pada kondisi udara.
g. Konsentrasi Gas Co2 pada TPA Muara Fajar Pekanbaru
menunjukkan 1135.87 ppm yang dapat mempengaruhi
kesehatan yang merugikan khususnya kepada para pekerja
yang bekerja di lapangan TPA Muara Fajar Pekanbaru.
h. Konsentrasi Gas H2S pada TPA Muara Fajar Pekanbaru
menunjukkan 2.01 ppm, yakni mudah terdekteksi dengan
bau yang sedang. dikarenakan kondisi telah dilakukan
proses penyemprotan asam laktat. Oleh karena itu bau pada
sampah di TPA tidak terlalu kuat atau menyengat .
i. Gas NH3 pada TPA Muara Fajar Pekanbaru dengan kadar
konsentrasi NH3 adalah 0.13 ppm yang sudah menunjukkan
status bau sampah pada TPA dapat dideteksi.

52
j. Gas CH4 pada TPA Muara Fajar Pekanbaru menunjukkan
kadar konsentrasi CH4 baik pada lingkungan. Hal ini juga
dibuktikan kondisi sampah-sampah TPA pada saat itu
dilakukan proses pengolahan sehingga sampah pada TPA
mengalami penyusutan dan mampu mengurangi potensi
rumah kaca.
k. Dari monitoring pada setiap gas memberikan kotak pesan
pada tampilan status berupa penanganan yang dilakukan
untuk mengurangi timbulan gas-gas berbahaya tersebut.

53
5.2 Saran
Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan yaitu:
1. Karena pada pembuatan project iot ini membutuhkan
beberapa kabel jumper. Sehingga pada proses pengujian,
nilai data dari sensor gas mengalami perubahan atau tidak
stabil dikarenakan kabel jumper yang sering mengalami
pergerakan.
2. Sensivitas yang dimiliki oleh sensor MQ 136 cukup rendah
sehingga butuh beberapa detik untuk dapat mengenali object
yang terdeteksi.
3. Pada saat melakukan proses pengujian penulis mengalami
kendala pada konektivitas wifi sehingga data yang masuk
mengalami kemacetan.
Oleh karena itu Saran untuk pengembangan lebih lanjut,
disarankan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pada penelitian selanjutnya, disarankan alangkah lebih baik
menggunakan papan PCB agar tidak mudah mengalami
pergerakan sehingga nilai konsentasi yang didapatkan
berubah-ubah, atau disarankan kabel jumper diatur
sedemikian rupa agar tidak terjadi pergerakan.
b. Pada penelitian berikutnya, alangkah baiknya penulis dapat
menggunakan sensor selain MQ1 36 yang dapat mendeteksi
gas H2S dengan sensitivitas yang tinggi. Sehingga nilai yang
didapatkan tidak perlu menunggu waktu yang cukup lama.
c. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
konektivitas wifi yang optimal sehingga pengiriman data
dapat berjalan dengan baik dan lancar.

54
DAFTAR PUSTAKA

Liandy, A. (2017). Rancang Bangun Pemantauan Gas Berbahaya Dan


Suhu Pada Ruangan Melalui Website Berbasis Arduino.
Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Malang.
Mulyono, Misbah, H. A. (2011). Pembuatan Alat Deteksi Pencemaran
Udara Untuk Gas Buang Industri (H2S dan NH3) Berbasis
Mikrokontroler. Universitas Muhammadiyah Gresik.
http://eprints.umg.ac.id/id/eprint/4554
Rachman, F. Z. (2018). Sistem Pemantau Gas di Tempat Pembuangan
Sampah Akhir Berbasis Internet of Things. Jurnal Teknologi
Dan Sistem Komputer, 6(3), 100–105.
https://doi.org/10.14710/jtsiskom.6.3.2018.100-105
Raharjo, T. A. A. P., Akbar, S. R., & Primananda, R. (2018). Sistem
Monitoring Volume Dan Gas Sampah Menggunakan Metode
Real Time Operating System ( RTOS ). Pengembangan
Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 2(11), 1–8.
Sanjaya I.P, A., & Hendriyawan A, M. . (2017). Rancang Bangun
Sistem Pemantauan Dan Manajemen Sampah Di Kawasan
Perkotaan Menggunakan Internet Of Things. Universitas
Teknologi Yogyakarta.
Sukamto, S. (2017). Perancangan Sistem Monitoring Gas Hasil
Pengolahan Sampah. JEECAE (Journal of Electrical,
Electronics, Control, and Automotive Engineering), 2(2), 121–

55
126. https://doi.org/10.32486/jeecae.v2i2.147
Wahjono, H. D. (2011). Fixed Monitoring System Untuk Pemantauan
Gas Yang Dihasilkan Di Tempat Pemrosesan Akhir ( Tpa )
Sampah Fixed Monitoring System for Monitoring Gas
Generated in. 7(3), 217–232.

56
LAMPIRAN

A. Tabel Biaya
Nama Harga Satuan
No Jumlah Total (Rp) Ket
Barang (Rp)
Sensor MQ
1 2 Unit 30.000,00 60.000,00 Beli
135
Sensor MQ
2 1 Unit 270.000,00 270.000,00 Beli
136

3 Sensor MQ 4 2 unit 40.000 80.000 Beli

4 Breadboard 1 unit 25.000,00 25.000,00 Beli

5 Kabel Jumper 20 lembar 2.000,00 40.000,00 Beli

6 Espsuino 32 1 unit 155.000,00 155.000,00 Beli

TOTAL 630.000

A
B. List Program

//WIFI----------------------------------------------------------------------->>
#include <WiFi.h>
const char* ssid = "RSP"; //nama WiFi
const char* password = "viqa1109"; //password WiFi

//MQTT------------------------------------------------------------------------
>>
#include <PubSubClient.h>
WiFiClient espClient;
PubSubClient client(espClient);
const char* mqtt_server = "test.mosquitto.org";
#define H2S_TOPIC "monitoringGas/h4Gh567/h2s"
#define NH3_TOPIC "monitoringGas/h4Gh567/nh3"
#define Co2_TOPIC "monitoringGas/h4Gh567/co2"
#define CH4_TOPIC "monitoringGas/h4Gh567/ch4"
long lastMsg = 0;
char msg[20];

//HTTP-------------------------------------------------------------------------
>>
#include <HTTPClient.h>
String serverName = "http://192.168.100.242/monitoringGas";

B
//SENSOR----------------------------------------------------------------------
--->>
#include <AverageValue.h>
#define ESPDUINO32_A4 IO36
#define WEMOS_D1R32_A4 IO36
#define MQ135Pin 36
#define ESPDUINO32_A3 IO34
#define WEMOS_D1R32_A3 IO34
#define MQ136Pin 34
#define ESPDUINO32_A5 IO39
#define WEMOS_D1R32_A5 IO39

#define MQ4Pin 39
int RAW1 = 0;
int RAW2 = 0;
int RAW3 = 0;
int Rload = 20000;
float rO_NH3 = 500;
float rO_CO2 = 30000;
float rO_H2S = 900;
float rO_CH4 = 1000;
double ppm_NH3 = 0.01;
double ppm_CO2 = 318;
double ppm_H2S = 10;
double ppm_CH4 = 1.5;
float a_NH3 = 102.6305;

C
float b_NH3 = -2.51528;
float a_CO2 = 110.7432567;
float b_CO2 = -2.856935538;
float a_H2S = 35.91995848;
float b_H2S = -3.47458664;
float a_CH4 = 971.1259958;
float b_CH4 = -2.82642704;
float minppm = 0;
float maxppm = 0;
const long MAX_VALUES_NUM = 10;
AverageValue<long> averageValue(MAX_VALUES_NUM);

//FUNGSI MQTT------------------------------------------------------------>
void receivedCallback(char* topic, byte* payload, unsigned int
length) {
Serial.print("Message received: ");
Serial.println(topic);
Serial.print("payload: ");
for (int i = 0; i < length; i++) {
Serial.print((char)payload[i]);
}
Serial.println();
}
void mqttconnect() {
while (!client.connected()) {

D
Serial.print("MQTT connecting ...");
String clientId = "ESP32Client";
if (client.connect(clientId.c_str())) {
Serial.println("connected");
// client.subscribe(LED_TOPIC);
} else {
Serial.print("failed, status code =");
Serial.print(client.state());
Serial.println("try again in 5 seconds");
delay(5000);
}
}
}

void setup() {
Serial.begin(115200);
Serial.println();

//MQ Sensor............................................
pinMode(MQ135Pin, INPUT);
pinMode(MQ136Pin, INPUT);
pinMode(MQ4Pin, INPUT);

//Menghubungkan ke WiFi..............................
Serial.print("Connecting to ");

E
Serial.println(ssid);
WiFi.begin(ssid, password);
while (WiFi.status() != WL_CONNECTED) {
delay(500);
Serial.print(".");
}

Serial.println("");
Serial.println("WiFi connected");
Serial.println("IP address: ");
Serial.println(WiFi.localIP());

//set MQTT..........................................
client.setServer(mqtt_server, 1883);
client.setCallback(receivedCallback);
}
void loop() {

//Koding MQ------------------------------------------------------------------
---------------------->>>>
float adcRaw1 = analogRead(MQ135Pin);
int adcRaw2 = analogRead(MQ136Pin);
float adcRaw3 = analogRead(MQ4Pin);
for (int test_cycle = 1 ; test_cycle <= 10 ; test_cycle++) { //membaca
nilai analog 10 kali

F
adcRaw1 = adcRaw1 + analogRead(MQ135Pin); //akumulasi
hingga 10 kali penjumlahan
}
adcRaw1 = adcRaw1 / 10.00; //mengambil rata rata
float rS1 = ((4096.0 * Rload) / adcRaw1) - Rload;
float ppm_NH3 = a_NH3 * pow((float)rS1 / (float)rO_NH3,
b_NH3);
float ppm_CO2 = a_CO2 * pow((float)rS1 / (float)rO_CO2, b_CO2);
double rS2 = ((4096.0 * Rload) / adcRaw2) - Rload;
float rSrO2 = rS2 / rO_H2S;
loat ppm_H2S = a_H2S * pow((float)rS2 / (float)rO_H2S, b_H2S);
averageValue.push(ppm_H2S);
double rS3 = ((4095.0 * Rload) / adcRaw3) - Rload; //Get value of
RS in a gas
float rSrO3 = rS3 / rO_CH4;
float ppm_CH4 = a_CH4 * pow((float)rS3 / (float)rO_CH4, b_CH4);
averageValue.push(ppm_CH4);
//convert the value to a char array
char amoString[8];
dtostrf(ppm_NH3, 1, 2, amoString);
char carboString[8];
dtostrf(ppm_CO2, 1, 2, carboString);
char sulfidString[8];
dtostrf(ppm_H2S, 1, 2, sulfidString);

G
char metaString[8];
dtostrf(ppm_CH4, 1, 2, metaString);

//Koding MQTT dan HTTP-------------------------------------------------


--------------------------------------->>>
if (!client.connected()) {
mqttconnect();
}
client.loop();
long now = millis();
if (now - lastMsg > 3000) {
Serial.print("Nh3 : ");
Serial.print(amoString);
Serial.println("ppm");
Serial.println("---------------");
Serial.print("CO2 : ");
Serial.print(carboString);
Serial.println("ppm");
Serial.println("---------------");
Serial.print("H2S : ");
Serial.print(sulfidString);
Serial.println("ppm");
Serial.println("---------------");
Serial.print("CH4 : ");

H
Serial.print(metaString);
Serial.println("ppm");
Serial.println();
Serial.println();
lastMsg = now;

client.publish(H2S_TOPIC, sulfidString);
client.publish(NH3_TOPIC, amoString);
client.publish(Co2_TOPIC, carboString);
client.publish(CH4_TOPIC, metaString);

httpGet(serverName + "/input2.php?h2s=" + sulfidString +


"&nh3=" + amoString + "&co2=" + carboString + "&ch4=" +
metaString );
}
}

//FUNGSI HTTP---------------------------------------------->>>
void httpGet(String url) {
if (WiFi.status() == WL_CONNECTED) {
HTTPClient http;

String serverPath = url;


http.begin(serverPath.c_str());
int httpResponseCode = http.GET();

I
if (httpResponseCode > 0) {
Serial.print("HTTP Response Code: ");
Serial.println(httpResponseCode);
String getData = http.getString();
Serial.println(getData);
} else {
Serial.print("Error code: ");
Serial.println(httpResponseCode);
}
http.end();
} else {
Serial.println("WiFi Disconnected");
}
}

Anda mungkin juga menyukai