Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN KESIMPULAN BACA JURNAL

RESIDEN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI

NAMA :
SEMESTER :
JUDUL : Effectiveness of Sexual Counseling Using
PLISSIT Model to Promote Sexual Function of
Women with Spinal Cord Injury: A Randomized
Controlled Trial
SUMBER : Springer
TAHUN PUBLIKASI : 2019
DISAMPAIKAN KEPADA
SUBDIVISI :
PEMEGANG MODUL :
PEMBIMBING :

Pendahuluan
Di Iran, prevalensi Spinal Cord Injury (SCI) diperkirakan 4,4 kasus per 10.000 orang.
Sebagian besar SCI disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan jatuh dari ketinggian.
Individu dengan SCI seringkali masih berusia muda dengan usia rata-rata 32,4 tahun.
Pasien dengan SCI biasanya menderita disfungsi sosial, fisik dan emosional, angka
mortalitas yang lebih tinggi. Selain itu, disertai gangguan kontrol usus dan kandung
kemih, kelelahan dan nyeri muskuloskeletal.
SCI juga berdampak buruk pada fungsi seksual seseorang. Sexual sequelae
terjadi karena kerusakan saraf sensorik, motorik dan otonom, yang dapat bermanifestasi
sebagai penurunan kelembaban vagina pada wanita dan disfungsi ereksi pada pria.
Prevalensi disfungsi seksual akibat SCI dilaporkan 32,4% pada pria dan 13,9% pada
wanita.
Studi tentang masalah seksual dengan SCI telah dilakukan sebagian besar pada
pria, dan beberapa studi menilai efek SCI pada kehidupan wanita. Namun, beberapa
komplikasi yang disebutkan seperti gangguan mental dan depresi lebih sering terjadi
pada wanita daripada pria. Keluhan utama wanita pasca SCI adalah ketidakpuasan
hubungan seksual dan rusaknya keintiman dengan suami yang mungkin berhubungan
dengan fungsi seksual. Sementara itu, sebagian besar studi fisiologis-neurologis tentang
respons seksual wanita dengan SCI dibagi menjadi dua kategori yaitu penilaian gairah
seksual dan penilaian kemampuan mencapai orgasme.
Konseling seksual dapat menjadi alat yang berguna untuk berbicara tentang
seks dengan pasien dan memberikan strategi dan solusi untuk mengurangi masalah.
Salah satu model konseling seksual adalah PLISSIT (Permission Limited Information
Specific Suggestion Intensive Therapy), yang sangat efektif pada pasien dengan
osteoma, multiple sclerosis, dan kanker sistem genital. Model PLISSIT adalah metode
konseling yang dibuat oleh Annon sebagai kerangka kerja bagi penyedia layanan
kesehatan untuk mempelajari dan menangani masalah seksual dan memiliki empat level
yang dapat diterapkan oleh penyedia layanan kesehatan, seperti bidan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas model PLISSIT pada fungsi
seksual wanita dengan SCI.

Metode
Desain studi ini adalah randomized controlled trial. Subjek penelitian ini berjumlah 44
wanita dengan SCI yang secara acak dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol
menggunakan random blocking. Kelompok intervensi menerima konseling seksual
PLISSIT dalam tiga sesi setiap minggunyan, dan kelompok kontrol menerima
konsultasi rutin dari pusat. Fungsi Seksual Wanita peserta dinilai menggunakan
women’s Sexual Function Index questionnaires sebanyak tiga kali. Two-way repeated
measures ANOVA digunakan untuk membandingkan fungsi seksual pada waktu yang
berbeda.

Hasil
Hasil analisis data menunjukkan bahwa mean skor fungsi seksual kelompok intervensi
meningkat secara signifikan dari baseline (15,99 ± 8,48) dibandingkan dengan 4 minggu
setelah intervensi (21,57 ± 5,58) dan 8 minggu setelahnya (21,75 ± 4,3) (p = 0,000).
Mean skor semua domain fungsi seksual termasuk hasrat seksual (p = 0,000), gairah (p
= 0,000), lubrikasi (p = 0,003), orgasme (p = 0,001), kepuasan seksual (p = 0,000) dan
nyeri (p = 0,048) dari peserta kelompok intervensi meningkat secara signifikan.
Diskusi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konseling seksual dengan model PLISSIT
mengurangi masalah seksual dan secara signifikan meningkatkan skor fungsi seksual,
dan dimensinya pada wanita dengan SCI. Hasil penelitian Khakbazan et al. konsisten
dengan penelitian ini tentang promosi fungsi seksual wanita dengan model PLISSIT
pada pasien dengan multiple sclerosis (MS). Kesamaan ini dapat dijelaskan oleh
masalah neurologis yang dimiliki pasien ini dan juga wanita dengan SCI.
Dalam penelitian ini, terdapat perbedaan yang signifikan dalam mean skor
dimensi yang berbeda dari fungsi seksual termasuk keinginan, gairah, lubrikasi,
orgasme, kepuasan dan rasa sakit setelah intervensi antara dua kelompok (p = 0,00).
Studi Khakbazan et al. menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam mean skor
semua area kecuali nyeri pada kelompok intervensi tetapi tidak menunjukkan
peningkatan pada kelompok kontrol yang konsisten dengan penelitian ini. Ayaz dan
Kobila juga menggunakan model PLISSIT untuk mengatasi masalah seksual pasien
osteomi dan menunjukkan peningkatan fungsi seksual kelompok intervensi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Studi mereka juga konsisten dengan hasil
penelitian ini.

Kesimpulan
Konseling seksual dengan model PLISSIT efektif dalam meningkatkan fungsi seksual
wanita dengan SCI, dan dapat digunakan untuk meningkatkan kesehatan seksual wanita
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai