Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KESIMPULAN BACA JURNAL

RESIDEN ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


NAMA :
SEMESTER :
JUDUL : Isolated medial collateral ligament tears: an
update on management
SUMBER : Efort Open Review
TAHUN PUBLIKASI : 2018
DISAMPAIKAN KEPADA
SUBDIVISI :
PEMEGANG MODUL :
PEMBIMBING :

Pendahuluan

Robekan ligamen kolateral medial (MCL) adalah cedera ligamen lutut yang paling

sering terjadi. Insiden tahunan cedera MCL di antara pemain sepak bola pada

pelajar adalah 24,2 per 100.000 atlet. Robekan inkomplit (derajat I, II) dan

robekan terisolasi/isolated tear (derajat III) dari MCL tanpa ketidakstabilan valgus

dapat diobati tanpa tindakan pembedahan, dengan rehabilitasi fungsional dini.

Anatomi dan biomekanik yang relevan

LaPrade et al telah secara ekstensif menggambarkan anatomi dan biomekanik dari

sisi medial lutut. Penting bagi klinisi untuk memiliki pengetahuan yang baik

tentang tiga bony prominence pada femur (tuberkel adduktor, epikondilus medial,

dan tuberkel gastrocnemius) dan empat tendon di sisi medial lutut (adductor

magnus, kepala medial gastrocnemius, semimembranosus, dan pes anserinus).


Diagnosis Cedera Ligamen Kolateral Medial

Diagnosis CML dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang. Cedera MCL terisolasi terjadi saat momen valgus dengan

posisi lutut yang tertekuk dan dalam situasi kontak atau non-kontak. Mekanisme

rotasi lebih sering mengakibatkan cedera ligamen multipel.

Temuan klinis yang paling menonjol adalah ekimosis dan pembengkakan

di atas garis sendi medial yang terasa nyeri. Pengaplikasian valgus stress pada

ekstensi penuh dan fleksi lutut 20º hingga 30 memungkinkan untuk

membandingkannya dengan lutut yang tidak cedera dan mengevaluasi celah

kompartemen. Klasifikasi Fetto dan Marshall membagi cedera lutut sisi medial

menjadi derajat I (tidak ada kelemahan valgus), tingkat II (kelemahan valgus pada

fleksi 30°), dan derajat III (kelemahan valgus pada 0° dan 30°).

Semua pasien harus menjalani radiografi polos antero-posterior dan

lateral. Radiografi stres Valgus juga dapat berguna untuk ukuran yang lebih

kuantitatif dari celah kompartemen medial. Magnetic resonance imaging (MRI)

berguna untuk mengkonfirmasi pemeriksaan klinis dan mengevaluasi lokasi

(femoral vs tibialis vs midsubstance), lesi yang menyertai (meniskus medial dan

ligamen cruciatum), dan derajat cedera. Gapping kompartemen medial dapat

dipastikan selama pemeriksaan artroskopi lutut di bawah beban valgus dan pada

fleksi 20°, yang disebut tes 'medial drive-through'. Temuan artroskopi menilai

pembukaan berlebihan (lebih besar dari 1 cm) dari kondilus femoralis medial dan

tibial plateau.
Tatalaksana

Kegagalan pengobatan non-bedah dapat mengakibatkan ketidakstabilan medial

persisten, disfungsi sekunder ligamen anterior, kelemahan, dan osteoarthritis.

Rekonstruksi atau repair MCL adalah prosedur yang relatif jarang, karena

pengobatan non-bedah seringkali berhasil mengembalikan pasien ke tingkat

fungsi sebelumnya. Perbaikan akut diindikasikan pada robekan grade III terisolasi

dengan keselarasan valgus yang berat, MCL entrapment over pes anserinus, atau

avulsi intra-artikular atau tulang. Indikasi perbaikan primer didasarkan pada

kualitas ligamen asli yang dihasilkan dan waktu sejak cedera. Repair primer MCL

biasanya dilakukan dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah cedera. Repair

augmentasi MCL superfisial (sMCL) adalah teknik bedah yang dapat digunakan

ketika kualitas ligamen asli yang dihasilkan membuat perbaikan primer tidak

mungkin dilakukan. Rekonstruksi diindikasikan ketika cedera MCL gagal sembuh

dalam keselarasan netral atau varus. Rekonstruksi mungkin disarankan untuk

memperbaiki ketidakstabilan kronis. Cedera lutut kronis sisi medial dengan

ketidaksejajaran valgus harus ditangani dengan pendekatan dua tahap. Osteotomi

femoralis distal harus dilakukan terlebih dahulu, diikuti dengan rekonstruksi

struktur lutut medial.

Kesimpulan

Robekan inkomplit (derajat I, II) dan robekan terisolasi (derajat III) dari MCL

tanpa ketidakstabilan valgus dapat diobati secara non-bedah dengan rehabilitasi


fungsional dini. Perawatan non-bedah seringkali berhasil mengembalikan pasien

ke tingkat fungsi sebelumnya, namun bila tidak berhasil perlu tindakan operatif.

Anda mungkin juga menyukai