Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG IMUNISASI PADA BAYI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2022

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

A. Pokok Bahasan : Imunisasi Dasar Lengkap


B. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Manfaat imunisasi
4. Kontraindiksi pemberian imunisasi
5. Jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
6. Jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap
C. Sasaran : Ibu dan Anak
D. Tempat : Pustu
E. Tanggal : 7 Juli 2022
F. Waktu : 09.00 - selesai
G. Tujuan:
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan orang tua dapat mengetahui
imunisasi dasar lengkap yang harus diberikan kepada bayinya
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Memahami tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi imunisasi
b. Memahami tentang jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
c. Memahami tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
H. Rangkaian Acara Penyuluhan
No Kegiatan Respon masyarakat Waktu
1 Pendahuluan
a.Penyampaian salam a. Membalas salam
b.Perkenalan b. Memperhatikan
c.Menjelaskan topic penyuluhan c. Memperhatikan 2 menit
d.Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
e.Menjelaskan waktu pelaksanaan e. Memperhatikan
2 Penyampaian materi oleh pemateri: Peserta
1. Pengertian imunisasi memperhatikan
2. Tujuan imunisasi
pemateri dengan
3. Manfaat imunisasi
4. Kontraindiksi pemberian imunisasi serius
5. Jenis dan efek samping imunisasi dasar
1 0 menit
lengkap
6. Jadwal pemberian imunisasi dasar
lengkap
3 Tanya Jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta
untukbertanya tentang materi yang Peserta aktif bertanya 5 menit
kurang dipahami
4 Penutup
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan a.Memperhatikan 3 menit
2. Mengakhiri dengan salam
b.Menjawab salam

I. Materi : (Terlampir)
J. Metode : Ceramah dan tanya jawab.
K. K. Media : Leaflet
L. Evaluasi :
Peserta mampu :
1) Menjelaskan tentang pengertian, tujuan, manfaat dan kontraindikasi imunisasi
2) Menyebutkan jenis dan efek samping imunisasi dasar lengkap
3) Menjelaskan tentang waktu pemberian imunisasi dasar lengkap
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
IMUNISASI DASAR LENGKAP

A. PENGERTIAN IMUNISASI
1. Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen
lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap
penyakit tertentu. (Proverawati, 2010).
2. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah
terhada penyakit tertentu. (Alimul, 2009)

B. TUJUAN IMUNISASI
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang
sering berjangkit (Proverawati, 2010).
Tujuan pemberian imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap
penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Alimul,
2009).

C. MANFAAT IMUNISASI
1. Untuk Anak : Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit dan
kemungkinan cacat atau kematian.
2. Untuk Keluarga: Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak
sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya
akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk Negara: Memperbaiki tingkat kesehatan, mrnciptakan bangsa yang kuat dan
berakal untuk melanjutkan pembangunan negara. (Proverawati, 2010)

D. KONTRAINDIKASI IMUNISASI
1. Analfilaksis atau reaksi hipersensitifitas yang hebat merupakan kontraindikasi mutlak
terhadap dosis vaksin berikutnya. Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38 oC
merupakan kontraindikasi pemberian DPT, hepatitis B-1 dan campak.
2. Jangan berikan vaksin BCG kepada bayi yang menunjukkan tanda dan gejala AIDS,
sedangkan vaksin yang lain sebaiknya diberikan.
3. Jika orang tua sangat berkeberatan terhadap pemberian imunisasi kepada bayi yang
sakit, lebih baik jangan diberikan vaksin, tetapi mintalah ibu kembali lagi ketika bayi
sudah sehat (Proverawati, 2010)

E. JENIS IMUNISASI
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian suatu bibit penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar
nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap
antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan
meresponnya.Contoh imunisasi aktif adalah imunisasi polio dan campak. Dalam
imunisasi aktif terdapat beberapa unsur-unsur vaksin, yaitu :
a. Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan dimatikan, eksotoksin
yang didetoksifikasi saja, atau endotoksin yang terikat pada protein pembawa seperti
polisakarida, dan vaksin dapat juga berasal dari ekstrak komponen-komponen
organisme dari suatu antigen. Dasarnya adalah antigen harus merupakan bagian dari
organisme yang dijadikan vaksin.
b. Pengawet/stabilisator, atau antibiotik. Merupakan zat yang digunakan agar
vaksin tetap dalam keadaan lemah atau menstabilkan antigen dan mencegah
tumbuhnya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan seperti air raksa atau antibiotik
yang biasa digunakan.
c. Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan
yang digunakan sebagai media tumbuh antigen, misalnya telur, protein serum, bahan
kultur sel.
d. Adjuvan, terdiri dari garam aluminium yang berfungsi meningkatkan sistem
imun dari antigen. Ketika antigen terpapar dengan antibodi tubuh, antigen dapat
melakukan perlawanan juga, dalam hal ini semakin tinggi perlawanan maka semakin
tinggi peningkatan antibodi tubuh.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan suatau proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara memberikan
zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia (kekebalan yang didapatkan bayi dari ibu melalui
plasenta) atau binatang (bisa ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba sudah
masuk dalam tubuh yang terinfeksi.
Contoh imunisasi pasif adalah penyuntikan ATS pada orang yang mengalami
luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana
bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta
selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak. (Proverawati, 2010
F. JENIS VAKSIN LIMA IMUNISASI LENGKAP
1. BCG
a Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan
dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.TBC yang berat contohnya
adalah TBC pada selaput otak, TBC milier pada seluruh lapangan paru, atau TBC
tulang.Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah
dilemahkan.
b Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 dosis sejak lahir sebelum umur 3
bulan.Vaksin BCG diberikan melalui intradermal/intracutan. Efek samping pemberian
imunisasi BCG adalah terjadinya ulkus pada daerah suntikan, limfadenitis regionalis,
dan reaksi panas.
c Reaksi : Bengkak, kemerahan pada lokasi suntikan dan timbul bekas luka
d Pengobatan : Dibiarkan saja sampai 7 hari kering

2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit hepatitis B. kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk
cair.Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis B adalah 3 dosis.Imunisasi hepatitis ini
diberikan melalui intramuscular.
a Reaksi : Nyeri pada daerah suntikan dan timbul kemerahan dan biasanya tidak
diserta dengan demam
b Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik

3. Polio
Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.Kandungan
vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.Frekuensi pemberian imunisasi polio adalah 4
dosis.Imunisasi polio diberikan melalui oral.Belum ditemukan adanya efek samping
imunisasi polio.
4. Pentabio
Saat ini program pemerintah terbaru terkait pemberian imunisai adalah
penggunakaan vaksin kombinasi yang dikenal sebagai Vaksin Pentavalen.Vaksin ini
merupakan gabungan vaksin DPT-HB ditambah Hib.Sebelumnya kombinasi ini hanya
terdiri dari DPT dan HB (kita kenal sebagai DPT Combo). Sesuai dengan kandungan
vaksinnya, vaksin Pentavalen mencegah berberapa jenis penyakit, antara lain Difteri,
batuk rejan atau batuk 100 hari, tetanus, hepatitis B, serta radang otak (meningitis) dan
radang paru (pneumonia) yang disebabkan oleh kuman Hib (Haemophylus influenzae
tipe b). Vaksin pentavalen merupakan gabungan dari 5 jenis vaksin dalam satu
sediaan. Kelima vaksin tersebut meliputi :
a Difteri –> Kuman yang menyebabkan penyakit difteri, menyerang salura pernapasan,
menimbulkan lapisan putih di tenggorokan dengan efek dapat menyumbat saluran
nafas, dan toksinnya dapat mengganggu kerja jantung.
b Pertusis –> kuman penyebab penyakit batuk rejan atau batuk 100 hari dengan ciri
khas batuk beruntung
c Tetanus –> kuman penyebab penyakit tetanus, yaitu kekakuan seluruh tubuh
termasuk otot pernapasan sehingga menyebabka kematian akibat gagal nafas
d Hepatitis B –> virus penyabab peradangan pada hati dimana keadaan kronis dapat
menyebabkan kerusakan hati (sirosis hepatis) dan kanker hati (hepatoma)
e Haemophilus influenza tipe B –> kuman penyebab radang paru-paru (pneumonia)
dan radang otak (meningitis) terbanyak pada anak-anak
Kenapa Haemophillus Influenzae type b (Hib)? Hal ini antara lain disebabkan beberapa
kenyataanepidemiologi berikut:
a Haemophilus Influenzae tipe b (Hib) merupakan suatu bakteri gram negatif dan hanya
ditemukan pada manusia
b Penyebaran melalui percikan ludah (droplet)
c Kelompok usia paling rentan terhadap infeksi Hib adalah usia 4 – 8 bulan
d Sebagian besar orang yg mengalami infeksi tidak menjadi sakit, tetapi menjadi karier
e Prevalensi karier cukup tinggi (>3% ), sehingga kemungkinan kejadian meningitis dan
pneumonia akibat Hib, biasanya juga tinggi.
Vaksin Pentavalen diberikan saat anak berusia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan
ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai imunisasi booster (lanjutan).
Sebagaimana imunisasi lainnya, Imunisasi Pentavalen bisa didapatkan secara gratis di
semua Posyandu, Puskesmas atau fasilitas kesehatan pemerintah lainnya.
a Reaksi : Demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari
b Pengobatan : Kompres dingin pada area suntik, dan obat penurun panas

5. DPT
Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)merupakan imunisasi yang digunakan
untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini
merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat
racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan zat anti (toksoid).
Frekuensi pemberian imuisasi DPT adalah 3 dosis.Pemberian pertama zat anti
terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan
organ-organ tubuh membuat zat anti.Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat
anti yang cukup.Imunisasi DPT diberikan melalui intramuscular.
Pemberian DPT dapat berefek samping ringan ataupun berat.Efek ringan misalnya
terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam.Efek berat
misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran
menurun, terjadi kejang, encephalopathy, dan syok. Reaksi dan penanganan sama
dengan imunisasi pentabio.
6. Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit
menular.Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilema hkan.Frekuensi pemberian
imunisasi campak adalah 1 dosis.Imunisasi campak diberikan melalui
subkutan.Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat
suntikan dan panas (Alimul, 2009).
a Reaksi : Biasanya tidak terdapat reaksi. Mungkin terjadidemam ringan dan
sedikit bercak merah pada pipidi bawah telinga pada hari ke 7-8 setelah
penyuntikan, atau pembengkakan pada tempat penyuntikan
b Pengobatan :Kompres dingin pada area suntik dan obat penurun panas
G. JADWAL IMUNISASI
1. BCG
a Imunisasi BCG diberikan pada umur sebelum 3 bulan. namun dianjurkan
pemberian imunisasi BCG pada umur antara 0-12 bulan.
b Dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1 tahun).
c Imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan.
d Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun dapat mencegah
komplikasinya.
e Apabila BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji
tuberkulin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
2. HB (Hepatitis B)
a Imunisasi hepatitis B-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah
lahir.
b Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi
hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun
optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
c Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi
hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali
pemberian.
3. Hib (Haemophylus influenzae tipe b)
a Imunisasi hepatitis B-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi
hepatitis B-1 yaitu saat bayi berumur 1 bulan. Untuk mendapatkan respon imun
optimal, interval imunisasi hepatitis B-2 dengan hepatitis B-3 minimal 2 bulan,
terbaik 5 bulan. Maka imunisasi hepatitis B-3 diberikan pada umur 3-6 bulan.
b Kemudian dilanjutkan ketika anak berusia 1,5 tahun, yang kita kenal sebagai
imunisasi booster (lanjutan).
c Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi
hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi hepatitis B dengan jadwal 3 kali
pemberian.
4. Polio
a Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio -1, 2, dan 3. (1.OPV,
hidup dilemahkan, tetes, oral.; 2.IPV, in-aktif, suntikan).
b Polio-0 diberikan saat bayi lahir sesuai pedoman PPI sebagai tambahan untuk
mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
c Untuk imunisasi dasar (polio-2, 3, 4) diberikan pada umur 2,4, dan 6 bulan,
interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu.
d OPV diberikan 2 tetes per-oral. IPV dalam kemasan 0,5 ml, intramuscular. Vaksin
IPV dapat diberikan tersendiri atau dalam kemasan kombinasi (DPT/IPV)

5. DPT(Difteri, Pertusis, Tetanus)


a Imunisasi DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DPT tidak boleh
diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. Interval terbaik
diberikan 8 minggu, jadi DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 pada umur 4
bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan.
b Dosis DPT adalah 0,5 ml, intramuskular, baik untuk imunisasi dasar maupun
ulangan.
c Vaksin DPT dapat diberikan secara kombinasi dengan vaksin lain yaitu
DPT/Hepatitis B dan DPT/IPV.
6. Campak
Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan
dalam, pada umur 9 bulan. (IDAI, 2008)
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.

IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta: Satgas Imunisasi.


Marimbi, Hanum.2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada
Balita.Yogyakarta : Nuha Medika.

Proverawati, Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta : Nuha Offset.

Anda mungkin juga menyukai