1. Pelanggaran autonomi ( mengacu pada hak untuk membuat keputusan sendiri)
Perawat melakukan informend consent yaitu meminta persetujuan pasien ketika akan melakukan suatu tindakan keperawatan tampa ada unsur paksaan dari dr, perawat dll
2. Pelanggaran beneficience( berbuat baik)
Pasien a mengalami kecelakaan lalu lintas dengan pendarahan hebat sesuai rekomendasi dr pasien harus di tranfusi darah tetapi pasien mempunyai kepercayaan bahwa tranfusi darah bertentangan dengan keyakinanan klien hingga akhirnya perawat tidak melakukan tranfusi darah setelah pasien melakukan informend consend dengan perawat.
3. Pelanggaran veracity ( kejujuran )
Pasangan suami isti dengan inisial A dan B mengalami kecelakaan lalu lintas. Dengan kondisi pasien a hidup dan pasien B meninggal. Pasien a menanyakan kondisi suaminya ( pasien B). Perawat tidak memberitahukan bahwa suami ibu telah meninggal demi kesehatan klien dan dapat memperburuk keadaan pasien
4. Pelanggaran justice( keadilan)
Pasian A mendaftar dengan kartu miskin dengan antrian no 10 kemudian datanga pasien c anak anggota dewan / pejabat mendapatkan antrian no 12. Perawat mendahulukan pasien C dalam pelayanan kesehatan yang semestinya pasien a medapatkan pelayanan kesehatan terlebih dahulu. Sesuai dengan no antian.
5. Pelanggaran fidelity ( menepati janji)
Menyepakati kontrak atau janji bila perawat dan pasien akan melakukan kegiatan keperawatan seperti monitor TTV jam 10.30 wib maka perawat harus melaksanakan tindakan keperawatan sesuai jadwal yang di sepakati.
6. Pelanggaran confidentiality ( kerahasiaan)
Perawat tidak boleh menceritakan kerahasian klien pada orang lain kecuali seizin pasien atau keluarga klien demi kepentingan hokum. Pasien a dx sipilis, dr dan perawt harus menjaga kerahasiaan pasien tentang penyakit yang di derita klien baik untuk keluarga dan teman sejawat.