Di
Indonesia, vaksin DPT merupakan salah satu vaksinasi yang wajib diberikan kepada anak-anak.
Di dalam vaksin DPT, terkandung diptheria toxoid, tetanus toxoid, dan pertussis antigens, yang akan
memicu sistem kekebalan tubuh untuk memproduksi antibodi dalam memerangi infeksi dari ketiga
penyakit tersebut jika sewaktu-waktu menyerang
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum menjalani vaksinasi DPT:
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Vaksin DPT tidak boleh diberikan kepada
seseorang yang alergi terhadap kandungan dalam vaksin ini.
Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami koma, penyakit saraf, kejang, sindrom
Guillain-Barre, gangguan pembekuan darah, atau sistem imun lemah.
Beri tahu dokter jika Anda sedang mengalami demam atau penyakit infeksi lain, pemberian vaksin DPT
dapat ditunda hingga kondisi membaik.
Beri tahu dokter jika Anda atau anak mengalami demam tinggi,
Vaksin DPT primer akan diberikan pada anak-anak, booster akan dilakukan pada saat usia anak 10–18
tahun.
Beri tahu dokter jika Anda atau anak sedang menggunakan obat lain termasuk suplemen atau produk
herbal.Segera temui dokter jika terjadi reaksi alergi setelah menggunakan vaksin DPT
Sesuai dengan jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin DPT
merupakan salah satu vaksin yang wajib diberikan kepada anak. Vaksin DPT primer akan diberikan
sebanyak 3 kali dan vaksin booster sebanyak 2 kali.
Berikut ini adalah dosis dan jadwal pemberian vaksin DPT berdasarkan tujuan pemberian dan usia
pasien:
Dosis 1–3 sebagai imunisasi primer, yaitu 0,5 ml diberikan ketika anak berusia 2, 3, dan 4 bulan atau 2, 4,
dan 6 bulan dengan rentang waktu antar pemberian adalah 4–6 minggu.
Dosis keempat atau booster pertama sebanyak 0,5 ml, diberikan saat anak berusia 15–20 atau 18 bulan,
setidaknya 6 bulan setelah dosis ketiga.
Dosis kelima atau booster kedua sebanyak 0,5 ml diberikan ketika anak berusia 5–7 tahun.
Vaksin DPT akan diberikan langsung oleh dokter atau petugas kesehatan di bawah pengawasan dokter di
fasilitas kesehatan (faskes). Ikuti jadwal penyuntikan yang diberikan oleh dokter.
Jika Anda atau anak yang di vaksin mengalami demam tinggi, pemberian vaksin dapat ditunda hingga
kondisi membaik. Vaksin DPT akan disuntikkan ke otot (intramuscular/IM).
Pada bayi yang berusia 6 minggu hingga 1 tahun, penyuntikan vaksin akan dilakukan ke otot paha,
sedangkan pada anak yang berusia lebih dari 1 tahun, vaksin akan disuntikkan ke otot lengan atas.
Anak harus mendapatkan seluruh dosis vaksin yang sudah ditentukan. Jika anak Anda melewatkan salah
satu dosis, segera ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk menerima dosis yang terlewat.
Jika digunakan bersama obat yang memiliki efek imunosupresif (imunosupresan), termasuk obat
kortikosteroid, maka bisa mengurangi efektivitas dari vaksin DPT. Sebelum menjalani vaksinasi beri tahu
dokter tentang obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang Anda atau anak gunakan.
Ada beberapa efek samping yang bisa setelah pasien menerima vaksin DPT, antara lain:
-Demam
-Rewel atau anak terlihat lelah
-Muntah
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung reda atau justru semakin
parah. Segera temui dokter jika Anda atau anak mengalami reaksi alergi atau mengalami efek samping
serius setelah penyuntikan vaksin DPT. Beberapa efek samping serius yang bisa terjadi adalah:
-Kejang
-Batuk Rejan
-Difteri
-Tetanus