Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR POSTURAL DRAINASE

A. Definisi

Postural drainase merupakan posisi terapeutik pada pasien untuk memungkinkan sekresi paru-
paru mengalir berdasarkan gravitasi kedalam bronkus mayor dan trakea. Postural drainase menggunakan
posisi yang khusus untuk mengalirkan sekresi dengan menggunakan pengaruh gravitasi, tindakan postural
drainase dilakukan 2-3 kali perhari tergantung seberapa banyak penumpukan yang terjadi. Waktu terbaik
melakukan tindakan postural drainase adalah sebelum sarapan, sebelum makan siang, sore hari atau
sebelum tidur, penting diingat agar tindakan tersebut tidak dilakukan pada saat pasien selesai makan
karena dapat merangsang muntah Postural drainase dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya secret
dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran secret sehingga tidak terjadi atelectasis. Pada
penderita dengan produksi sputum yang banyak PD lebih efektif bila disertai dengan lapping dan
vibrating. Terapi postural memanfaatkan kekuatan gravitasi untuk membantu mengalirkan secret dengan
efektif dari paru-paru ke saluran pernafasan utama, sehingga dapat dikeluarkan dengan batuk efektif dan
suction, klien ditempatkan dengan kepala atau dada lebih rendah dalam waktu lebih dari 15menit. Pada
klien kritis dan tergantung pada ventilator postural drainase dilakukan 4-6 hari

Drainase postural adalah pembersihan berdasarkan gravitasi sekret jalan napas dari segmen bronkus
khusus. Ini dicapai dengan melakukan satu atau lebih dari 10 posisi tubuh yang berbeda. Tiap posisi
mengalirkan sekret khusus dari percabangan trakeobronkial-area paru atas,tengah,bawah-ke trakea. Batuk
atau pengisapan kemudian dapat menghilangkan secret dari trakea

C. Tujuan

1. Meningkatkan efisiensi pola pernapasan

2. Membersihkan jalan nafas

3. Untuk mengeluarkan secret pada jalan nafas

4. Untuk menurunkan akumulasi secret pada klien tidak sadar atau lemah

5. Klien akan berventilasi dengan jalan nafas bersih, yang dibuktikan dengan

frekuensi pernafasan klien dalam batas normal dan bunyi nafas pada semua Lobus bronkus.

D. Indikasi

1. Mencegah penumpukan secret yaitu pada :

a. Pasien yang memakai ventilasi

b. Pasien yang melakukan tirah baring yang lama

c. Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik, bronkiektasis
2. Mobilisasi secret yang tertahan :

a. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh secret

b. Pasien dengan abses paru dan pneumonia

c. Pasien pre dan post operatif

d. Pasien neurology dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk.

E. Tahap Persiapan

1. Kaji RR, kedalaman & auskultasi suara nafas, penggunaan otot bantu pernapasan, serta pergerakan
dinding dada.

2. Kaji kondisi klien dan status medis klien yang mengindikasikan bahwa klien memerlukan postural
drainage (mis : hasil rontgen menunjukkan atelectasis, lobar collapse pneumonia, bronchiectasis, ketidak
efektifan batuk dan mengeluarkan sputum, suara napas abnormal, dan terabanya fremitus).

3. Identifikasi segmen bronchial yang mana yang hendak mendapatkan postural drainage (untuk
memberikan posisi yang tepat pada klien).

4. Persiapan Alat

a. Bantal dua atau tiga

b. Stetoskop

c. Air hangat dalam gelas dan sedotan

d. Papan pemiring atau pendongak ( bila drainase dilakukan dirumah )

e. Tisu wajah

f. Segelas air

g. Wadah dari kaca

h. Kursi

i. Bengkok (2)

1) Bengkok yang berisi Lysol untuk bekas handscoon dan alat

2) Bengkok untuk sampah


F. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif.

2. Ketidakefektifan pola nafas

3. Kurang pengetahuan

G. Implementasi

1. Persiapan Pasien

a. Longgarkan seluruh pakaian terutama daerah leher dan pinggang

b. Identifikasi pasien yang jelas untuk memastikan pasien yang memperoleh obat

c. Terangkan cara pengobatan kepada pasien secara ringkas tetapi lengkap

d. Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan

e. Pasien diatur dalam posisi senyaman mungkin

f. Periksa nadi dan tekanan darah

g. Apakah pasien mempunyai refleks batuk atau memerlukan suction untuk mengeluarkan

secret

2. Persiapan Lingkungan

a. Atur pencahayaan

b. Tutup tirai untuk menjaga privasi klien

3. Persiapan Perawat

a. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau disiramkan

b. Perawat harus mengetahui prosedur kerja dari postural drainage

c. Menggunakan sarung tangan

H. Prosedur Kerja

1. Terapis harus di depan pasien untuk melihat perubahan yang terjadi selama Postural Drainage

2. Pilih area yang tersumbat yang akan didrainase berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis
dan gambaran foto dada.
3. Baringkan klien dalam posisi mendrainase area tersumbat.

4. Minta klien mempertahankan posisi selama 10 sampai 15 menit.

5. Selama 10-15 menit drainase pada posisi ini, lakukan perkusi dada, vibrasi dan/atau gerakkan iga di
atas area yang didrainase.

6. Setelah drainase pada postur pertama, minta klien duduk dan batuk. Tampung sekresi yang dikeluarkan
dalam wadah yang bersih. Bila klien tidak dapat batuk, harus dilakukan pengisapan (suctioning).

7. Berikan tisu untuk membersihkan sputum.

8. Minta klien istirahat sebentar bila perlu.

9. Berikan minum.

10. Ulangi langkah 1-11 sampai semua area yang tersumbat telah terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih
dari 30 sampai 60 menit.

11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.

12. Cuci tangan.

13. Dokumentasi (jam, hari, tanggal, respon pasien).

14. Jika sputum masih belum bisa keluar, maka prosedur dapat diulangi kembali dengan memperhatikan
kondisi pasien.

15. Postural Drainase dilakukan dua kali sehari, bila dilakukan pada beberapa posisi tidak lebih dari 40
menit, tiap satu posisi 3 – 10 menit

16. Dilakukan sebelum makan pagi dan malam atau 1 s/d 2 jam sesudah makan

I. Metode Postural Drainage

1. Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri

Atas Minta klien duduk di kursi, bersandar pada pada bantal

2. Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri

Atas Minta duduk klien di kursi, menyandar ke depan pada bantal atau meja

3. Lobus Anterior Kanan dan Kiri

Minta klien berbaring datar dengan bantal kecil di bawah lutut

4. Bronkus Lobus Lingual Kiri Atas


Minta klien berbaring miring ke kanan dengan lengan di ata kepala pada posisi tranbelendung, dengan
kaki tempat tidurdi tinggikan 30 cm(12 inci). Letakkan bantal di belakang punggung, dan gulingkan klien
¼ putaran ke atas bantal

5. Bronkus lobus Kanan Tengah

Minta klien berbaring miring kekiri dan tinggikan kaki tempat tidur 30 cm (12 inci). Letakkan bantal di
belakang punggung dan gulingkan klien ¼ putaran ke atas bantal

6. Bronkus Lobus Anterior Kanan dan KIri bawah

Minta klien berbaring terlentang dengan posisi trandelenburg, dengan kaki tempat tidur di tinggikan 45
sampai 50 cm (18 sampai 20 inci).

7. Bronkus Lobus Lateral Kiri Bawah

Minta klien berbaring miring ke kanan pada posisi trendelenburg dengan kaki tempat tidur di tinggikan 45
samapi 50 cm (18 sampai 20 inci)7.

8. Bronkus Lobus Superior Kanan dan Kiri Bawah

Minta klien berbaring tengkurap dengan bantal di bawah lambung

9. Bronkus Basalis Posterior Kanan dan Kiri

Minta klien barbaring tengkurap dalam posisi trendelenberg dengan kaki tempat tidur ditinggikan sampai
50 cm (18 sampai 20 inci)

J. Drainase postural dapat dihentikan bila :

1. Suara pernapasan normal atau tidak terdengar ronchi.

2. Klien mampu bernapas secara efektif.

3. Hasil roentgen tidak terdapat penumpukan secret

K. Evaluasi Setelah Dilakukan Drainase Postural

1. Auskultasi : Suara pernapasan meningkat dan sama kiri dan kanan.

2. Inspeksi: Dada kanan dan kiri bergerak bersama-sama.

3. Batuk produktif (secret kental/encer).

4. Perasaan klien mengenai darinase postural (sakit, lelah, lebih nyaman).

5. Efek drainase postural terhadap tanda vital (Tekanan darah, nadi, respirasi, temperature).
6. Rontgen thorax

L. Dokumentasi

1. Nama pasien

2. Tanggal dilakukan tindakan

3. Tindakan yang dilakukan

4. Hasil evaluasi

5. Nama perawat

6. Paraf perawat

Anda mungkin juga menyukai