Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian NFS

NFS (Network File System) adalah sebuah protokol berbagi pakai berkas melalui
jaringan. NFS ini meng-share file ataupun resource melalui network atau jaringan
tanpa peduli sistem operasi yang digunakan apa. NFS merupakan sebuah sistem
berkas terdistribusi yang dikembangkan oleh Sun Microsystems Inc. pada awal
dekade 1980-an yang menjadi standar de facto dalam urusan sistem berkas
terdistribusi. NFS didesain sedemikian rupa untuk mengizinkan pengeksporan
sistem berkas terhadap jaringan yang heterogen (yang terdiri dari sistem-sistem
operasi yang berbeda dan platform yang juga berbeda). Teknologi NFS ini
dilisensikan kepada lebih dari 200 vendor komputer dan jaringan, dan telah dibuat
implementasinya pada banyak platform dan sistem operasi, termasuk di antaranya
adalah UNIX, GNU/Linux, Microsoft Windows, dan lingkungan mainframe.
 

NFS dapat mengizinkan klien-klien untuk menemukan dan mengakses berkas yang
disimpan di dalam server jaringan jarak jauh. Memang, desain awal spesifikasi NFS
dikhususkan untuk penggunaan dalam jaringan lokal (LAN) dan tidak dioptimalkan
untuk penggunaan dalam WAN. Tapi, versi NFS 3 yang digunakan saat ini dapat
digunakan dalam jaringan WAN, sebaik ketika ia bekerja di dalam LAN. Fitur-fitur
yang dimiliki oleh NFS versi 3 adalah sebagai berikut:

 Mendukung ukuran berkas hingga satuan Terabyte, dengan menggunakan


indikator ukuran berkas hingga 64-bit (pada versi sebelumnya, hanya
mengimplementasikan indikator ukuran berkas hingga 32-bit saja, sehingga
total ukuran berkas maksimum adalah 4 gigabyte).

 Ukuran maksimum paket data yang didukung adalah 64 Kilobyte (pada versi
sebelumnya, hanya mencapai 8 KB untuk tiap paketnya, sehingga lebih lama
dalam melakukan transfer data dari satu host ke host lainnya yang
menjalankan NFS).

 Dapat memilih apakah hendak menggunakan protokol lapisan transport UDP


atau TCP (pada versi sebelumnya, NFS hanya menggunakan protokol lapisan
transport UDP sehingga kurang bagus diimplementasikan dalam jaringan
WAN).

 Server dapat melakukan penge-cache-an terhadap request yang dilakukan


oleh klien.

B. Implementasi Standar NFS

NFS diimplementasikan sebagai sebuah sistem client/server yang menggunakan


perangkat lunak NFS server dan NFS client yang berjalan di atas workstation. NFS
Server akan menggunakan protokol NFS untuk mengekspor sistem berkas yang
dimilikinya kepada klien NFS agar dapat dibaca ole klien, seolah-olah sistem berkas
remote tersebut merupakan sistem berkas yang dimiliki oleh klien secara lokal.
Sedangkan NFS Client Menyiapkan direktori yang dipakai untuk menampung
sharing direktori dari server, kemudian melakukan konfigurasi pengambilan file
lewat sharing dengan tempat penampungan telah disiapkanImplementasi standar
NFS biasanya seperti item-item berikut ini:

1. Server akan mengimplementasikan daemon NFS (dijalankan sebagai nfsd secara


default).NFS ini akan berjalan dan memungkinkan data yang di-share tersedia dan
bisa diakses oleh client

2. Administrator server berhak menentukan bagian-bagianyang di-share. Semuanya


akan diletakkan di file/etc/export command exportfs.

3. Administrator security di server memungkinkan hanya client yang valid yang


dapat mengakses file NFS yang di-share.

4. Konfigurasi jaringan memastikan bahwa client bisa mengakses melalui sistem


firewall.. Request dari client harus ada untuk mengekspor data, biasanya
menggunakan command mount.

6. Jika semua berjalan lancar, user dari client bisa melihat dan berinteraksi dengan
file di jaringan seolah-olah berinteraksi di komputer sendiri.  

C. Keuntungan dari NFS

Penggunaan NFS tentunya membawa keuntungan bagi organisasi yang


mengimplementasikannya , diantaranya :

 Workstation lokal dapat menggunakan space storage yang lebih sedikit


karena data yang sering diakses oleh banyak orang  atau yang memakan
banyak space dapat disimpan dalam NFS Server dan tetap dapat diakses oleh
banyak orang.

 Tidak perlu dibuat direktori Home yang terpisah ditiap workstation. Direktori
Home untuk setiap user dapat dibuat di NFS Server dan tiap user dapat
mengaksesnya melalui jaringan.

 Penggunaan NFS memungkinkan manajemen yang tersentralisasi.


Manajemen yang tersentralisasi ini dapat mengurangi pekerjaan
administrator dalam melakukan back-up  dan menambahkan software yang
digunakan banyak orang .

D. Kelemahan NFS

NFS juga memiliki beberapa kelemahan , khususnya dalam hal performa dan
keamanan. Sebagai File System yang berbasiskan Network , NFS sangat sensitif
terhadap kepadatan jaringan.  Trafik tinggi pada jaringan dapat menurunkan
performa NFS , begitu juga aktifitas yang tinggi pada storage akan mempengaruhi
performa NFS. Pada NFS client terlihat lambat karena proses membaca dan menulis 
pada storage membutuhkan waktu yang lebih lama. Jika File System yang di ekspor
sedang tidak tersedia ketika sebuah client mencoba melakukan mount , sistem dari
client akan crash, meskipun permasalahan ini dapat dikurangi dengan
menggunakan mount yang spesifik. Dan karena NFS itu tersentralisasi jika storage
yang di-mount oleh berbagai client tiba-tiba crash karena suatu sebab , maka tidak
akan ada yang dapat mengakses storage tersebut.

NFS juga memiliki permasalahan dalam keamanannya, karena NFS didesain dengan
asumsi jaringannya itu aman. Kelemahan utama dari keamanan dari NFS ialah NFS
itu berdasarkan RPC , yang tidak lain merupakan target utama dari serangan. Hal ini
dapat menyebabkan informasi yang seharusnya tidak di-mount menjadi terekspos di
internet yang berada di dalam Firewall maupun diluar. Meskipun berada di dalam
Firewall , menyediakan akses ke seluruh user untuk semua file memberikan  resiko
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang didapat. Oleh karena itu
seorang Administrator Sistem harus jeli dalam membatasi akses user dan permission
untuk file-file tertentu pada direktori atau file system yang di-mount.  NFS juga
memiliki fitur yang berpotensial meningkatkan resiko keamanan. Contohnya jika
root user  di suatu client melakukan mount pada NFS export, maka diharapkan root
pada client tidak memiliki hak sebagai root pada file system yang di mount. Secara
default, NFS telah mencegahnya dengan prosedur yang dinamakan root squashing ,
namun apabila tidak hati-hati bisa saja seorang Administrator menghapus prosedur
tersebut.

E. Cara Kerja NFS

 
Ketika client ingin mengakses suatu file melalui NFS , kernel melakukan
RPC(Remote Procedure Call) melalui TCP/UDP ke nfsd (NFS daemon) pada server.
RPC ini menggunakan file handle , nama file atau direktori yang ingin diakses, dan
user id dan grup id dari client sebagai parameter.  Parameter ini digunakan untuk
menentukkan apakah client berhak mengakses file tersebut. Untuk mencegah user
yang tidak berhak membaca dan memodifikasi file , user dan group id harus sama
untuk kedua hosts. Setelah akses diberikan , client dapat mengaksesnya seolah –
olah file atau direktori berada pada local disk.

Anda mungkin juga menyukai