B. LATAR BELAKANG
Di Indonesia penyakit ini telah lama dikenal, pertama dilaporkan pada tahun 1884 oleh
Schrool pada seekor kuda, tahun 1889 W.J. Esser menemukan pada seekor kerbau, tahun 1890
Pennwig melaporkan pada anjing dan pada manusia oleh E.V.De Haan tahun 1894, semua itu
terjadi di Jawa Barat. Sebelum tahun 1998 Rabies tersebar di 17 Provinsi, dengan masuknya
Rabies di pulau Flores Nusa Tenggara Timur maka daerah tertular Rabies bertambah menjadi
18 Provinsi.
Upaya penanggulangan Rabies di Indonesia telah didukung dengan perundang-
undangan, antara lain Undang Undang no. 6 tahun 1967 tentang ketentuan pokok peternakan
dan keshatan hewan.
Berdasarkan data Kemenkes dalam lima tahun terakhir ( 2015 – 2020 ) jumlah rata-rata
kasus gigitan hewan penular Rabies pertahun adalah 79.299 kasus dan rata-rata sebanyak
66.744 kasus mendapatkan vaksin anti Rabies ( VAR ).