Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KOTA SERANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS WALANTAKA
Jl.Raya Ciruas-Petir KM.5 Walantaka 42183 Telp. ( 0254 ) 280767
Email : pkmwalantaka@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM RABIES


PUSKESMAS WALANTAKA

I. Pendahuluan
Rabies yang disebut juga penyakit anjinggila yang merupakan
suatu penyakit infeksi akut pada Susunan Saraf Pusat (SPP) yang disebut
virus rabies melalui gigitan hewan menular, anjing,kucing, kera. Penyakit ini
bersifat zoonotik yaitu penyakit dapat ditularkan dari hewan ke manusia
melalui gigitan hewan penular rabies. Rabies sangat berbahaya karena
hampir semua diakhiri dengan kematian. Masa inkubasi umumnya 3-8
minggu, berhubungan dengan jarak yang harus ditempuh oleh virus
sebelum mencapai otak.

II. Latar Belakang

Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang sangat
ditakuti dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini ditularkan dari
hewan yang sudah terkena virus rabies kepada manusia yang disebut
dengan zoonosis. Penyakit rabies ini bersifat akut dan dapat menularkan
dengan secara cepat kepada satu penderita dengan penderita lain
melalui saliva (air liur) penderita yang sudah terkena virus rabies.
Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies dan penularannya kepada
manusia dapat terjadi melalui gigitan hewan penular rabies (HPR)
terutama anjing, kucing dan kera. Timbulnya penyakit ini pada manusia
dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi anti rabies (VAR) dan serum
anti rabies (SAR) setelah digigit hewan yang menderita rabies
(Soeharsono, 2002) Seperti kita ketahui bersama bahwa kebiasaan
memelihara anjing, kucing ataupun monyet yang sebenarnya memiliki
suatu resiko yang cukup besar bagi kehidupan terutama dalam bidang
kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit rabies. Kasus
klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan
kematian. Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis seperti
kepanikan, kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan
pada orang-orang yang terpapar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan
pada daerah tertular terjadi karena biaya penyidikan, pengendalian yang
tinggi, serta tingginya biaya postexposure treatment.
Disamping itu, kerugian akibat pembatalan kunjungan wisatawan,
terutama di daerah yang menjadi tujuan wisata penting di dunia, seperti
Bali, dapat saja terjadi jika tingkat kejadian rabies sangat tinggi.

III. Tujuan
A. Tujuan Umum
Menekan angka kasus penyakit rabies
B. Tujuan Khusus
1. Penemuan dini kasus gigitan anjing, kucing atau pun hewan
penularan lainnya.
2. Penatalaksanaan kasus gigitan anjing, kucing atau hewan
penularan lainnya.
3. Pemberian vaksin

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan

No Kegiatan Rincian Kegiatan


1 Penyuluhan Penyuluhan tentang penyakit
rabies dan cara pertolongan
pertama pada kasus gigitan
hewan penular rabies
2 Pelayanan Vaksin Rabies Pelayanan vaksin rabies bagi
penderita gigitan hewan penular
rabies (seperti anjing, kucing,
monyet)

V. Cara Pelaksanaan Kegiatan


1. Menyusun rencana kegiatan penyuluhan
2. Menyebarkan undangan
3. Menyiapkan alat. (laptop, infocus, materi penyuluhan)
4. Pelaksanaan kegiatan
5. Pencatatan pelaporan
6. Evaluasi
VI. Sasaran
Masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Walantaka
VII. Jadwal Kegiatan
2023
No Kegiatan
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1 Penyuluhan x x
2 Pelayanan
Vaksin
Rabies (bila
ditemukan
kasus)
VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan
pelaporan temuan kasus gigitan hewan penular rabies pada bulan tersebut.

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Walantaka Pelaksana Program

Nuramang, S.ST.M.Kes Siti Farah Fitriani Ali, SKM

Anda mungkin juga menyukai