Modul 15 Globalisasi Dan Wawasan Nusantara
Modul 15 Globalisasi Dan Wawasan Nusantara
Fakultas : EKONOMI
Program studi : MANAJEMEN
Tatap Muka
15
Kode Matakuliah : 21441E2FA
Disusun oleh : Inggar Saputra S.Pd., M.Si
Abstract kemampuan Akhir yang diharapkan
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai Good Setelah anda membaca dan memahami secara
Governance. mendalam diharapkan anda dapat mampu
memahami dan menjelaskan Good Governance.
kewarganegaraan
2021
2 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Daftar Isi
DAFTAR ISI
-------------------
A.WAWASAN NUSANTARA. 3
F. FORUM DISKUSI. 15
DAFTAR PUSTAKA 16
MODUL 15
kewarganegaraan
2021
3 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
GLOBALISASI DAN
WAWASAN NUSANTARA
Gelombang globalisasi yang tidak mungkin dihindari oleh semua bangsa di dunia sangat
berkaitan dengan ketahanan nasional masing-masing bangsa tersebut. Ketahanan nasional
Indonesia yang pada hakikatnya sebagai suatu kondisi dinamis bangsa dalam menghadapi
dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) dari luar maupun
dari dalam yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup sebagai
bangsa dan negara, dapat menjadi rujukan bersama dalam menangkal hal-hal negatif dan
mengambil manfaat sebesar-besarnya dari globalisasi.
Dalam konteks ini, globalisasi tidak harus dibenci dan dijauhi, tetapi harus digali
manfaatnya untuk kesejahteraan bersama, dan pada saat yang sama diminimalisasi
mudaratnya. Sikap optimis dan waspada terhadap peluang dan tantangan yang ditimbulkan
oleh globalisasi dapat direspons dengan komitmen dan kebijakan pemerintah.
A.WAWASAN NUSANTARA.
Bangsa Indonesia telah merumuskan identitas nasionalnya dengan apa yang disebut
sebagai konsep Wawasan Kebangsaan dan Wawasan Nusantara. Dua konsep ini merupakan
cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Melalui konsep diri ini,
bangsa Indonesia memiliki ukuran dan kategori siapa dirinya dan bagaimana berbuat dan
memandang dunia luar. Jika konsep Wawasan Kebangsaan banyak menekankan aspek nilai
yang terkandung pada empat konsensus dasar bangsa Indonesia, sebagaimana dibahas pada
bab sebelumnya, bagian ini akan menjelaskan sekilas tentang konsep Wawasan Nusantara
yang lebih bersifat teritorial. Namun demikian, terdapat kesamaan tujuan esensial dari kedua
wawasan nasional ini: adalah untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan serta bangga
dan cinta negeri di kalangan warga negara Indonesia.
kewarganegaraan
2021
4 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Dalam Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan Tahun 2012-2024 yang disusun
oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
dijelaskan bahwa Wawasan Nusantara adalah kesamaan persepsi pada segenap komponen
bangsa Indonesia sebagai dasar bagi terbangunnya rasa dan semangat nasional yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional, sebagai faktor pendorong untuk berbuat dan
berprestasi bagi kejayaan negara dan bangsa. Wawasan Nusantara mencakup bagaimana
implementasi dari realitas konstelasi geografis dan keragaman yang dimiliki NKRI sebagai
negara kepulauan yang memiliki konsep kesatuan yang padu: ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam Wawasan Nusantara terkandung empat konsepsi
pokok, yaitu:
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara Indonesia;
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa;
c. Sistem pertahanan dan keamanan negara Indonesia adalah sistem pertahan dan
keamanan rakyat semesta, yaitu seluruh komponen bangsa terlihat dan memiliki
peranan: rakyat sebagai kekuatan pendukung sedangkan TNI dan Kepolisian sebagai
kekuatan utama. Keterlibatan seluruh rakyat, wilayah dan sumber daya nasional
secara aktif, terpadu, terarah dan berkelanjutan menunjukkan sifat semesta tersebut.
Ketahanan nasional Indonesia dikelola berdasarkan delapan zone ( gatra), yang biasa
disebut dengan istilah astra gatra, yang terdiri dari tiga zona alamiyah ( trigatra ) dan lima
zone ( Panca gatra ). Tri gatra meliputi geografi, kekayaan alam dan kependudukan
Indonesia; sedangkan Panca Gatra meliputi ideology, politik, ekonomi sosial budaya dan
pertahanan keamanan(IPOLEKSOSBUDHANKAM). Ketahanan nasional ada hakikatnya
sangat tergantung pada kemampuan dan profesionalitas bangsa Indonesia (khususnya
negara) dalam mengelola, memanfaatkan, dan mengatur komponen-komponen Tri Gatra
dalam rangka menopang ketahanan (stabiltas dan kualitas) Panca Gatra, yakni ketahanan
ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya, pertahanan keamanan.
Kehidupan berbangsa dan bernegara dalam banyak hal memiliki kesamaan engan
kehidupan setiap individu.Kondisi sehat jasmani dan rohani yang diidamkan setiap orang
terkadang mengalami hambatan dan ancaman yang merongrong ekebalan (imunitas) tubuh.
Demikian pun sebuah bangsa, ia tidak pernah lepas ari tantangan dan ancaman terhadap
imunitas ketahanannya, baik yang alamiah maupun sosial. Untuk tetap mempertahankan
ketahanan nasional tetap kondusif dan dinamis, bangsa Indonesia harus selalu peduli akan
munculnya gangguan atau ancaman dari luar maupun dirinya sendiri yang berpotensi merusak
sendi-sendi ketahanannya. Di era demokrasi ini kewaspadaan nasional seyogianya
diorientasikan bagi peningkatan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan yang
tecermin pada peningkatan budaya berdemokrasi secara bermartabat untuk mewujudkan
masyarakat madani di Indonesia yang egaliter, toleran, tanpa diskriminasi dengan konsistensi
negara menjalankan prinsip prinsip demokrasi deliberasi dan HAM. Kebijakan tentang
kewarganegaraan
2021
7 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
kewaspadaan nasional dimasa lalu yang lebih berorientasi mengontrol warga negara demo
keamanan negara Indonesia sebagai mitra sejajar dalam mempertahanan dan meningkatkan
kualitas ketahanan nasional.
Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentang semakin tinggi tingkat
gantungan di antara sesama masyarakat dunia, baik budaya maupun ekonomi.istilah
globalisasi juga sering dihubungkan dengan sirkulasi gagasan, bahasa, dan budaya populer
yang melintasi batas negara. Fenomena global ini acap kali disederhanakan oleh kalangan
ahli sebagai gejala kecenderungan dunia menuju sebuah perkampungan global (global village)
di mana interaksi manusia berlangsung tanpa halangan batas geografis.Hal ini tentunya
sebagai bagian tak terpisahkan dari kemajuan teknologi infomasi yang menyediakan fasilitas
komunikasi secara murah dan mudah. Pada saat yang sama, isu-isu dunia di bidang politik,
ekonomi' demokrasi dan HAM dengan begitu cepat dapat memengaruhi situasi yang terjadi di
suatu negara. Globalisasi adalah fenomena dunia berwajah banyak Globalisasi sering di
indentikkan dengan:
a. Intenasionalisasi, yaitu hubungan antarnegara, meluasnya arus perdagangan dan
penanaman modal;
b. Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka
ekonomi tanpa pagar (border-less world) dalam hambatan perdagangan, pembatasan
keluar masuk mata uang, kendali devisa, dan izin masuk suatu negara (visa);
c. Universalisasi, yaitu ragam selera atau gaya hidup seperti pakaian, makanan, kendaraan, di
seluruh pelosok penjuru dunia;
d. Westernisasi atau Amerikanisasi, yaitu ragam hidup model budaya Barat atau Amerika; dan
e. de-teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografis sehingga ruang sosial dalam
perbatasan, tempat, dan jarak menjadi berubah.
1. Bidang politik :
a. Demokrasi menjadi sistem politik di Indonesia yang berintikan kebebasan
mengemukakan pendapat.
b. Politik luar negeri yang bebas aktif.
c. Melaksanakan sistem pemerintahan yang baik (good governance) dengan prinsip
partisipasi, transparasi, rule of law, responsif, efektif, dan efisien.
2Bidang ekonomi:
a. Menjaga kestabilan ekonomi makro dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku
bunga.
b. Menyediakan lembaga lembaga ekonomi yang modern (perbankan, pasar modal, dan
lain “lain)
c. Mengeksploitasi sumber daya alam secara proporsional.
3. Bidang sosial-budaya:
a. Meningkatkan sumber daya manusia, yaitu kompetensi dan komitmen melalui
demokratisasi pendidikan.
b. Penguasaan ilmu dan teknologi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan
masyarakat.
c. Menyusun kode etik profesi yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa, namun
sejalan dengan prinsip dan nilai universal.
Satu di antara isu penting yang bersifat global adalah munculnya ide dan praktik
multikulturalisme, yaitu suatu gagasan kesediaan untuk hidup berdampingan dengan orang
atau kelompok lain yang berbeda secara damai. Sebuah gagasan yang lahir dari wacana
global tentang pluralisme dan harmoni, keberagaman dalam keserasian dan kedamaian,
sekaligus sebagai sebuah kritik tajam bagi mereka yang masih bersikap diskriminatif terhadap
kelompok marginal, minoritas, miskin, dan kaum perempuan. Menurut Farida Hanum, secara
sederhana multikulturalisme adalah sebuah pengakuan atas pluralisme budaya. Pluralisme
bukanlah sesuatu yang statis atau ada begitu saja (taken for granted), tetapi ia terbentuk
kewarganegaraan
2021
10 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
akibat proses dinamis dari pertemuan antarnilai-nilai yang ada pada sebuah komunitas.
Multikulturalisme memberi penegasan seseorang atau kelompok bahwa segala perbedaan
diakui dan dipandang sama di dalam ruang publik. Multikulturalisme menjadi semacam
respons kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata lain, adanya komunitas yang
berbeda saja tidak cukup, karena yang terpenting adalah komunitas tersebut diperlakukan
sama oleh warga negara maupun negara.
1. Pengertian Multikulturalisme.
Namun demikian, terdapat beberapa istilah yang secara konseptual tampak mirip
dengan terminologi multikulturalisme meski dalam beberapa hal berbeda.Misalnya pluralisme,
diversitas, heterogenitas, atau yang sering disebut dengan istilah “masyarakat
majemuk.”Masyarakat majemuk (plural society) berbeda dengan keragaman budaya atau
multikulturalisme (plural culture).Masyarakat majemuk lebih menekankan soal etnisitas atau
suku yang pada gilirannya membangkitkan gerakan etnosentrisme dan
etnonasionalisme.Sifatnya sangat askriptif dan primordial. Bahaya chauvim'sm (merasa paling
baik dari yang lain) sangat potensial tumbuh dan berkembang dalam masyarakat model ini.
Karena wataknya yang sangat mengagungkan ciri stereotip kesukuan, maka anggota
masyarakat ini memandang kelompok lain dengan cara pandang mereka yang rasial dan
primordial. Model masyarakat ini sangat rentan dengan konflik. Dengan kata lain, konflik yang
mereka miliki dapat terjadi setiap saat.
kewarganegaraan
2021
11 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Berbeda dengan konsep dan perspektif masyarakat majemuk, konsep
multikulturalisme sangat menjunjung perbedaan budaya bahkan menjaganya agar tetap hidup
dan berkembang secara alamiah dan dinamis. Lebih dari sekadar memelihara dan mengambil
manfaat dari perbedaan, perspektif multikulturalisme memandang hakikat kemanusiaan
sebagai sesuatu yang universal, bahwa manusia adalah sama. Bagi masyarakat multikultural
perbedaan merupakan sebuah kesempatan untuk memanifestasikan hakikat sosial manusia
dengan dialog dan komunikasi. Multikulturalisme sangat mementingkan dialektika yang
kreatif.Karakter masyarakat multikultural adalah toleran.Mereka hidup dalam semangat
peaceful coexistence, hidup berdampingan secara damai. Setiap entitas sosial dan budaya
tetap membawa jati dirinya, tidak terlebur kemudian hilang, namun juga tidak diperlihatkan
sebagai kebanggaan melebihi penghargaan terhadap entitas lain. Dalam perspektif
multikulturalisme, baik individu maupun kelompok dari berbagai etnik dan budaya, hidup dalam
suasana kohesi sosial yang dinamis tanpa kehilangan identitas etnik dan kultur mereka.
Sekalipun mereka hidup bersatu dalam ranah sosial, tetapi antar-entitas tetap ada jarak.Untuk
menjaga jarak sosial tersebut tetap kondusif diperlukan jalinan komunikasi, dialog dan
toleransi yang kreatif.
2. Multikulturalisme Indonesia.
kewarganegaraan
2021
12 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
mempertahankan negara sekuler berdasarkan Pancasila dijadikan patokan untuk memahami
kesadaran kebangsaan atau perasaan nasionalisme bangsa.
Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme Indonesia yang merupakan kelanjutan dari
semangat revolusioner pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan peran pemimpin
nasional yang lebih besar.Nasionalisme pada era ini mengandaikan adanya ancaman musuh
dari luar terus-menerus terhadap kemerdekaan Indonesia.
Tahap ketiga adalah nasionalisme persatuan dan kesatuan. Di era Orde Baru,
misalnya, kelompok oposisi atau mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah (lisa ingkirkan
karena dianggap akan mengancam persatuan dan stabilitas. Perbedaan diredam agar secara
nyata tampak sama, sehingga segala perbedaan ditutupi dan disembunyikan. Terhadap luar
negeri, nasionalisme berarti kedaulatan, integritas.dan identitas bangsa. Tetapi untuk bangsa,
tekanan terhadap kedaulatan sama artinya dengan mengekang hak asasi manusia dan
demokrasi. Nilai-nilai Pancasiladitekankan dalam segala bidang, dan nilai-nilai di luar
Pancasila dianggap sebagai ancaman dan perusak bangsa.
kewarganegaraan
2021
13 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
dinamis dengan nilai-nilai budaya dan gagasan global: kemanusiaan, persamaan, keadilan,
dan sebagainya.
Terdapat lima hal penting dalam melihat hubungan antara Pancasila dan
multikulturalisme di Indonesia. Pertama, multikulturalisme adalah pandangan kebudayaan
yang berorientasi praktis, yakni yang menekankan perwujudan ide menjadi tindakan.Ciri inilah
yang memberikan kata sambung dengan Pancasila yang seyogianya dipandang sebagai cita-
cita. Multikulturalisme menghendaki proses belajar mengenai perbedaan kebudayaan yang
dimulai dari sikap dan interaksi antar-kebudayaan. Interaksi ini semakin penting apabila aneka
kebudayaan hidup semakin berdekatan. Dengan kata lain,'multikulturalisme dapat juga disebut
sebagai penerjemahan Pancasila ke dalam konteks yang lebih konkret dan praktis. Sesanti
Bhinneka Tunggal Ika memberikan landasan dan peluang bagi aktualisasi prinsip.prinsip
multikulturalisme di Indonesia.
Kedua, multikulturalisme harus menjadi strategi budaya masa depan lndona sia, yang
dicanangkan dalam program pendidikan sebagai langkah awalnya. Dalam proses pendidikan,
prinsip-prinsip belajar sambil melakukan dan berempati (learm ing by doing) dalam perbedaan
yang berorientasi tidak semata penguasaan pesen,i didik terhadap pengetahuan (kognitif)
harus menjadi penekanan utama dunia pen. didikan nasional. Pendekatan ini akan sangat
selaras dengan cita-cita bangunan nasionalisme kosmopolit yang bersinergi dengan
prinsipprinsip masyarakat mui. tikulral Indonesia.
kewarganegaraan
2021
14 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
bersangkutan. Dalam konteks empiris ini ditemukan bahwa Pancasila tampaknya kurang
operasional untuk menjelaskan batas-batas kebudayaan. Akan tetapi, jika memosisikan
Pancasila sebagai cita-cita, maka persoalan metodologis tersebut tidak akanmempersulit
posisi Pancasila.
Terdapat sejumlah kendala yang harus diantisipasi jika konsep multikultural» isine
hendak dijalankan di Indonesia.Selain kedewasaan masyarakat Indonesia… khususnya
kalangan elite, terhadap realitas konflik dan praktik berdemokrasi yang belum matang,
sejumlah faktor di bawah ini hendaknya dijadikan pertimbangan yang dapat memicu problem-
problem multikulturalisme.Beberapa faktor, simpul Hanum, seperti keragaman identitas dan
budaya daerah, pergeseran kekuasaan dari pusat ke daerah, lemahnya nasionalisme
kewarganegaraan
2021
15 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
masyarakat, fanatisme sempit, kon' £ik antara kesatuan nasional dan multikultural (seperti
gerakan yang bertujuan memisahkan diri dari wadah NKRI), kesenjangan kesejahteraan
antara kelompok budaya.dapat menjadi kendala serius bagi upaya-upaya mewujudkan
masyarakat multikultur di Indonesia.
kewarganegaraan
2021
16 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
------------------------------
A. LITERATUR UTAMA.
B. LITERATUR.
Budiman, Arief. 1997. Teori Negara (Negara, Kekuasaan dan Ideologi). Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Karsono, Dedi. 1996. Kewiraan Tinjauan Strategis Dalam Berbangsa dan Bernegara.
Jakarta:Grasindo.
kewarganegaraan
2021
17 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Lembaga Ketahanan Nasional. 1980. Kewiraan. Bandung:CV. Karya Kita.
Rosyada, Dede, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat
Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.
C. PERATURAN.
kewarganegaraan
2021
18 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id