Anda di halaman 1dari 18

KEWARGANEGARAAN

GLOBALISASI DAN WAWASAN NUSANTARA

Fakultas : EKONOMI
Program studi : MANAJEMEN

Tatap Muka

15
Kode Matakuliah : 21441E2FA
Disusun oleh : Inggar Saputra S.Pd., M.Si
Abstract kemampuan Akhir yang diharapkan
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai Good Setelah anda membaca dan memahami secara
Governance. mendalam diharapkan anda dapat mampu
memahami dan menjelaskan Good Governance.

kewarganegaraan
2021
2 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Daftar Isi
DAFTAR ISI

-------------------

A.WAWASAN NUSANTARA. 3

B. KETAHANAN DAN KEWASPADAAN NASIONAL. 5

C.GLOBALISASI DAN KETAHANAN NASIONAL. 7

D.MULTIKULTURALISME: ANTARA NASIONALISME DAN GLOBALISME. 9

E.PANCASILA DAN MULTIKULTURALISME. 12

F. FORUM DISKUSI. 15

DAFTAR PUSTAKA 16

MODUL 15
kewarganegaraan
2021
3 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
GLOBALISASI DAN

WAWASAN NUSANTARA

Gelombang globalisasi yang tidak mungkin dihindari oleh semua bangsa di dunia sangat
berkaitan dengan ketahanan nasional masing-masing bangsa tersebut. Ketahanan nasional
Indonesia yang pada hakikatnya sebagai suatu kondisi dinamis bangsa dalam menghadapi
dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) dari luar maupun
dari dalam yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup sebagai
bangsa dan negara, dapat menjadi rujukan bersama dalam menangkal hal-hal negatif dan
mengambil manfaat sebesar-besarnya dari globalisasi.

Dalam konteks ini, globalisasi tidak harus dibenci dan dijauhi, tetapi harus digali
manfaatnya untuk kesejahteraan bersama, dan pada saat yang sama diminimalisasi
mudaratnya. Sikap optimis dan waspada terhadap peluang dan tantangan yang ditimbulkan
oleh globalisasi dapat direspons dengan komitmen dan kebijakan pemerintah.

A.WAWASAN NUSANTARA.

Bangsa Indonesia telah merumuskan identitas nasionalnya dengan apa yang disebut
sebagai konsep Wawasan Kebangsaan dan Wawasan Nusantara. Dua konsep ini merupakan
cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya. Melalui konsep diri ini,
bangsa Indonesia memiliki ukuran dan kategori siapa dirinya dan bagaimana berbuat dan
memandang dunia luar. Jika konsep Wawasan Kebangsaan banyak menekankan aspek nilai
yang terkandung pada empat konsensus dasar bangsa Indonesia, sebagaimana dibahas pada
bab sebelumnya, bagian ini akan menjelaskan sekilas tentang konsep Wawasan Nusantara
yang lebih bersifat teritorial. Namun demikian, terdapat kesamaan tujuan esensial dari kedua
wawasan nasional ini: adalah untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan serta bangga
dan cinta negeri di kalangan warga negara Indonesia.
kewarganegaraan
2021
4 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Dalam Desain Induk Pemantapan Wawasan Kebangsaan Tahun 2012-2024 yang disusun
oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam)
dijelaskan bahwa Wawasan Nusantara adalah kesamaan persepsi pada segenap komponen
bangsa Indonesia sebagai dasar bagi terbangunnya rasa dan semangat nasional yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional, sebagai faktor pendorong untuk berbuat dan
berprestasi bagi kejayaan negara dan bangsa. Wawasan Nusantara mencakup bagaimana
implementasi dari realitas konstelasi geografis dan keragaman yang dimiliki NKRI sebagai
negara kepulauan yang memiliki konsep kesatuan yang padu: ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan. Dalam Wawasan Nusantara terkandung empat konsepsi
pokok, yaitu:

1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik :


a. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra
seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa;
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, bahasa daerah,
afiliasi politik, dan sebagainya merupakan satu kesatuan bangsa yang solid;
c. Keanekaragaman Indonesia ini secara psikologis bersatu, senasib, sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, dan memiliki satu visi dalam mewujudkan cita-cita bangsa;
d. Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang
melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya;
e. Kehidupan politik di seluruh wilayah NKRI merupakan kesatuan politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945;
f. Seluruh kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan hukum dalam arti hanya ada
satu sistem hukum yang mengabdi kepada kepentingan nasional;
g. Bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan negara lain ikut menciptakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial yang diabdikan kepada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan ekonomi:
a. Kekayaan Nusantara, baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama
bangsa, dan keperluan hidup sehari-hari harus tersedia di seluruh wilayah NKRI;
b. Perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah tanpa
meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan kehidupan
ekonominya;
kewarganegaraan
2021
5 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah NKRI merupakan satu kesatuan ekonomi
yang diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
ditujukan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan budaya:

a. Masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan


yang serasi dengan tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang
serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa;
b. Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan keragaman budaya yang
ada merupakan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa dengan tidak menolak nilainilai budaya lain yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa, yang hasilnya dapat dinikmati
oleh seluruh komponen bangsa.
4. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan:

a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya merupakan
ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara Indonesia;
b. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
rangka pembelaan negara dan bangsa;
c. Sistem pertahanan dan keamanan negara Indonesia adalah sistem pertahan dan
keamanan rakyat semesta, yaitu seluruh komponen bangsa terlihat dan memiliki
peranan: rakyat sebagai kekuatan pendukung sedangkan TNI dan Kepolisian sebagai
kekuatan utama. Keterlibatan seluruh rakyat, wilayah dan sumber daya nasional
secara aktif, terpadu, terarah dan berkelanjutan menunjukkan sifat semesta tersebut.

B. KETAHANAN DAN KEWASPADAAN NASIONAL.

Jika empat konsepsi kesatuan (politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan


keamanan) ini dijalankan secara konsisten, fleksibel, dan terpadu pada akhirnya akan
melahirkan kualitas ketahanan nasional (Tannas) Indonesia yang diharapkan. Tentu saja
dalam implementasinya harus mempertimbangkan perkembangan masyarakat dan situasi
ancaman dan peluang yang diakibatkan oleh arus globalisasi.Menjalankan konsep-konsep
Wawasan Nusantara secara monolitik melalui pendekatan keamanan (security approach) yang
terlalu dominan seperti yang pernah dilakukan di masalalu telah terbukti gagal melahirkan
kemakmuran bagi seluruh wilayah dan warga negara Indonesia.Pendekatan dan orientasi
kewarganegaraan
2021
6 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh komponen bangsa harus selalu dikedepankan oleh
pemerintah (negara) dalam mengemban amanat Pembukaan UUD 1945.

Sebagai sebuah konsep yang komprehensif, Ketahanan Nasional adalah sebuah


konsep bangsa Indonesia tentang keselamatan nasional atau kelangsungan hidup bangsa,
yang bergantung kepada keserasian aspek kehidupan seperti ideologi, politik, ekonomi, di
mana masingmasing unsur ini saling terkait dan memengaruhi satu dengan yang lainnya.
Kestabilan antara unsur-unsur ini akan sangat berpengaruh kepada kekuatan ketahanan
nasional. Dengan kata lain, kekuatan Tannas tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer
semata, tetapi juga sangat dipengaruHi oleh stabilitas unsur-unsur nonmiliter. Konflik sosial
tanpa penyelesaian yang menyeluruh, adil dan tingginya angka korupsi, misalnya akan
berperngaruh sebagai ancaman serius bagi kemampuan negara untuk bertahan.

Ketahanan nasional Indonesia dikelola berdasarkan delapan zone ( gatra), yang biasa
disebut dengan istilah astra gatra, yang terdiri dari tiga zona alamiyah ( trigatra ) dan lima
zone ( Panca gatra ). Tri gatra meliputi geografi, kekayaan alam dan kependudukan
Indonesia; sedangkan Panca Gatra meliputi ideology, politik, ekonomi sosial budaya dan
pertahanan keamanan(IPOLEKSOSBUDHANKAM). Ketahanan nasional ada hakikatnya
sangat tergantung pada kemampuan dan profesionalitas bangsa Indonesia (khususnya
negara) dalam mengelola, memanfaatkan, dan mengatur komponen-komponen Tri Gatra
dalam rangka menopang ketahanan (stabiltas dan kualitas) Panca Gatra, yakni ketahanan
ideologi, politik, ekonomi, sosialbudaya, pertahanan keamanan.

Kehidupan berbangsa dan bernegara dalam banyak hal memiliki kesamaan engan
kehidupan setiap individu.Kondisi sehat jasmani dan rohani yang diidamkan setiap orang
terkadang mengalami hambatan dan ancaman yang merongrong ekebalan (imunitas) tubuh.
Demikian pun sebuah bangsa, ia tidak pernah lepas ari tantangan dan ancaman terhadap
imunitas ketahanannya, baik yang alamiah maupun sosial. Untuk tetap mempertahankan
ketahanan nasional tetap kondusif dan dinamis, bangsa Indonesia harus selalu peduli akan
munculnya gangguan atau ancaman dari luar maupun dirinya sendiri yang berpotensi merusak
sendi-sendi ketahanannya. Di era demokrasi ini kewaspadaan nasional seyogianya
diorientasikan bagi peningkatan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan yang
tecermin pada peningkatan budaya berdemokrasi secara bermartabat untuk mewujudkan
masyarakat madani di Indonesia yang egaliter, toleran, tanpa diskriminasi dengan konsistensi
negara menjalankan prinsip prinsip demokrasi deliberasi dan HAM. Kebijakan tentang
kewarganegaraan
2021
7 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
kewaspadaan nasional dimasa lalu yang lebih berorientasi mengontrol warga negara demo
keamanan negara Indonesia sebagai mitra sejajar dalam mempertahanan dan meningkatkan
kualitas ketahanan nasional.

C.GLOBALISASI DAN KETAHANAN NASIONAL.

Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentang semakin tinggi tingkat
gantungan di antara sesama masyarakat dunia, baik budaya maupun ekonomi.istilah
globalisasi juga sering dihubungkan dengan sirkulasi gagasan, bahasa, dan budaya populer
yang melintasi batas negara. Fenomena global ini acap kali disederhanakan oleh kalangan
ahli sebagai gejala kecenderungan dunia menuju sebuah perkampungan global (global village)
di mana interaksi manusia berlangsung tanpa halangan batas geografis.Hal ini tentunya
sebagai bagian tak terpisahkan dari kemajuan teknologi infomasi yang menyediakan fasilitas
komunikasi secara murah dan mudah. Pada saat yang sama, isu-isu dunia di bidang politik,
ekonomi' demokrasi dan HAM dengan begitu cepat dapat memengaruhi situasi yang terjadi di
suatu negara. Globalisasi adalah fenomena dunia berwajah banyak Globalisasi sering di
indentikkan dengan:
a. Intenasionalisasi, yaitu hubungan antarnegara, meluasnya arus perdagangan dan
penanaman modal;
b. Liberalisasi, yaitu pencabutan pembatasan-pembatasan pemerintah untuk membuka
ekonomi tanpa pagar (border-less world) dalam hambatan perdagangan, pembatasan
keluar masuk mata uang, kendali devisa, dan izin masuk suatu negara (visa);
c. Universalisasi, yaitu ragam selera atau gaya hidup seperti pakaian, makanan, kendaraan, di
seluruh pelosok penjuru dunia;
d. Westernisasi atau Amerikanisasi, yaitu ragam hidup model budaya Barat atau Amerika; dan
e. de-teritorialisasi, yaitu perubahan-perubahan geografis sehingga ruang sosial dalam
perbatasan, tempat, dan jarak menjadi berubah.

Beberapa pengertian globalisasi di antaranya:

a. Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal kehidupan. Kehidupan


mengandaikan ruang (space) dan waktu (time). Namun fakta ini juga berarti jika terjadi
perubahan dalam pengelolaan tata ruang-waktu, terjadi pula transformasi pengorganisasian
hidup. Misalnya, berbeda dengan masa lampau, akibat kemajuan teknologi informasi
kewarganegaraan
2021
8 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
sebuah berita atau kejadian di kawasan dunia lain dapat diketahui dalam beberapa saat
saja oleh penduduk di belahan dunia lainnya.
b. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Dengan kata lain, globalisasi
menyangkut transformasi cara memandang, berpikir, merasa, dan mendekati persoalan. Isi
dan perasaan kita tidak lagi hanya dipengaruhi oleh peristiwa yang terjadi dalam lingkup
hidup di mana kita berada, tetapi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan
dunia. Demikian pula dalam hal budaya, ekonomi, politik. hukum, bisnis, dan sebagainya.
Dengan kata lain, pada tataran ini globalisasi menyangkut transformasi isi dan cara merasa
sert memandang persoalan di kalangan masyarakat dunia.
c. Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini, globalisasi
menunjuk pada proses keterkaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada skala
mondial Gejala yang muncul dari interaksi yang maki intensif dapat dilihat dalam dunia
perdagangan, media, budaya, transportas teknologi, informasi. dan sebagainya.
Dengan demikian, peningkatan saling keterkaitan antara seseorang atau satu bangsa dengan
bangsa lainnya telah menggiring dunia ke arah pembentukan sebuah perkampungan global
(global village). Perkampungan global merupakan kenyataan sosial yang saling terpisah
secara fisik tetapi saling berhubungan dan menpengaruhi secara nonfisik. Harga minyak bumi
di pasaran dunia, misalnya akan memengaruhi harga bahan bakar minyak Indonesia, fluktuasi
harga tomat di Eropa akan berdampak pada harga tomat di pasar tradisional di Indonesia. Hal
ini terjadi pula dalam bidang sosial.politik, dan kebudayaan.

Banyak faktor yang mendorong terjadinya globalisasi antara lainpertumbuhan


kapitalisme. Maraknya inovasi teknologi komunikasi dan infomasi serta diciptakannya regulasi-
regulasi yang meningkatkan persaingan dalam skala besar dan luas seperti hak
cipta.standardisasi teknis dan prosedural dalam produk dan sistem produksi serta
penghapusan hambatan perdagangan. Gelombang globalisasi yang tidak mungkin dihindari
oleh semua bangsa di dunia sangat berkaitan dengan ketahanan nasional masing-masing
bangsa tersebut. Ketahanan nasional Indonesia yang pada hakikatnya sebagai suatu kondisi
dinamis bangsa dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan (AGHT) dari luar maupun dari dalam yang dapat membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup sebagai bangsa dan negara, dapat menjadi rujukan bersama
dalam menangkal hal-hal negatif dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari globalisasi.
Dalam konteks ini, globalisasi tidak harus dibenci dandijauhi, tetapi harus digali manfaatnya
untuk kesejahteraan bersama, dan pada saat yang sama diminimalisasi mudaratnya. Sikap
kewarganegaraan
2021
9 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
optimis dan waspada terhadap peluang dan tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi dapat
direspons dengan komitmen dan kebijakan pemerintah sebagai berikut:

1. Bidang politik :
a. Demokrasi menjadi sistem politik di Indonesia yang berintikan kebebasan
mengemukakan pendapat.
b. Politik luar negeri yang bebas aktif.
c. Melaksanakan sistem pemerintahan yang baik (good governance) dengan prinsip
partisipasi, transparasi, rule of law, responsif, efektif, dan efisien.
2Bidang ekonomi:

a. Menjaga kestabilan ekonomi makro dengan menstabilkan nilai tukar rupiah dan suku
bunga.
b. Menyediakan lembaga lembaga ekonomi yang modern (perbankan, pasar modal, dan
lain “lain)
c. Mengeksploitasi sumber daya alam secara proporsional.
3. Bidang sosial-budaya:
a. Meningkatkan sumber daya manusia, yaitu kompetensi dan komitmen melalui
demokratisasi pendidikan.
b. Penguasaan ilmu dan teknologi serta mengaplikasikannya dalam kehidupan
masyarakat.
c. Menyusun kode etik profesi yang sesuai dengan karakter dan budaya bangsa, namun
sejalan dengan prinsip dan nilai universal.

D.MULTIKULTURALISME: ANTARA NASIONALISME DAN GLOBALISME.

Satu di antara isu penting yang bersifat global adalah munculnya ide dan praktik
multikulturalisme, yaitu suatu gagasan kesediaan untuk hidup berdampingan dengan orang
atau kelompok lain yang berbeda secara damai. Sebuah gagasan yang lahir dari wacana
global tentang pluralisme dan harmoni, keberagaman dalam keserasian dan kedamaian,
sekaligus sebagai sebuah kritik tajam bagi mereka yang masih bersikap diskriminatif terhadap
kelompok marginal, minoritas, miskin, dan kaum perempuan. Menurut Farida Hanum, secara
sederhana multikulturalisme adalah sebuah pengakuan atas pluralisme budaya. Pluralisme
bukanlah sesuatu yang statis atau ada begitu saja (taken for granted), tetapi ia terbentuk
kewarganegaraan
2021
10 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
akibat proses dinamis dari pertemuan antarnilai-nilai yang ada pada sebuah komunitas.
Multikulturalisme memberi penegasan seseorang atau kelompok bahwa segala perbedaan
diakui dan dipandang sama di dalam ruang publik. Multikulturalisme menjadi semacam
respons kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata lain, adanya komunitas yang
berbeda saja tidak cukup, karena yang terpenting adalah komunitas tersebut diperlakukan
sama oleh warga negara maupun negara.

1. Pengertian Multikulturalisme.

Multikulturalisme (multiculturalism) atau budaya plural (cultural pluralism) adalah sebuah


kebijakan atau realitas yang menekankan pada keunikan karakteristik dari keragaman budaya
di dunia, terutama pada kalangan imigran yang ada di suatu negara.Istilah Multikulturalisme
pertama kali digunakan pada 1957 untuk menggambarkan fenomena keragaman budaya
imigran di negara Swiss. Kemudian konsep ini digunakan di Kanada pada tahun 1960-an
sebelum akhirnya menyebar di negara-negara berbahasa Inggris. Menurut the Columbia
Electronic Encyclopedia.Multikulturalisme adalah sebuah istilah yang menjelaskan
koeksistensi dari benua, cam budaya pada suatu tempat, tanpa adanya satu budaya yang
mendominasi.Dengan menjadikan sejauh mungkin tingkat perbedaan manusia dapat diterima
oleh sebanyak mungkin jumlah penduduk, multikulturalisme sebenarnya ingin mencari solusi
atas perilaku dan tindakan rasial dan diskriminasi. Dengan kata lain, istilah multikulturalisme
tidak lain sebagai sebuah konsep pengakuan (recognition) suatu entitas budaya dominan
terhadap keberadaan budaya-budaya yang lain.

Namun demikian, terdapat beberapa istilah yang secara konseptual tampak mirip
dengan terminologi multikulturalisme meski dalam beberapa hal berbeda.Misalnya pluralisme,
diversitas, heterogenitas, atau yang sering disebut dengan istilah “masyarakat
majemuk.”Masyarakat majemuk (plural society) berbeda dengan keragaman budaya atau
multikulturalisme (plural culture).Masyarakat majemuk lebih menekankan soal etnisitas atau
suku yang pada gilirannya membangkitkan gerakan etnosentrisme dan
etnonasionalisme.Sifatnya sangat askriptif dan primordial. Bahaya chauvim'sm (merasa paling
baik dari yang lain) sangat potensial tumbuh dan berkembang dalam masyarakat model ini.
Karena wataknya yang sangat mengagungkan ciri stereotip kesukuan, maka anggota
masyarakat ini memandang kelompok lain dengan cara pandang mereka yang rasial dan
primordial. Model masyarakat ini sangat rentan dengan konflik. Dengan kata lain, konflik yang
mereka miliki dapat terjadi setiap saat.
kewarganegaraan
2021
11 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Berbeda dengan konsep dan perspektif masyarakat majemuk, konsep
multikulturalisme sangat menjunjung perbedaan budaya bahkan menjaganya agar tetap hidup
dan berkembang secara alamiah dan dinamis. Lebih dari sekadar memelihara dan mengambil
manfaat dari perbedaan, perspektif multikulturalisme memandang hakikat kemanusiaan
sebagai sesuatu yang universal, bahwa manusia adalah sama. Bagi masyarakat multikultural
perbedaan merupakan sebuah kesempatan untuk memanifestasikan hakikat sosial manusia
dengan dialog dan komunikasi. Multikulturalisme sangat mementingkan dialektika yang
kreatif.Karakter masyarakat multikultural adalah toleran.Mereka hidup dalam semangat
peaceful coexistence, hidup berdampingan secara damai. Setiap entitas sosial dan budaya
tetap membawa jati dirinya, tidak terlebur kemudian hilang, namun juga tidak diperlihatkan
sebagai kebanggaan melebihi penghargaan terhadap entitas lain. Dalam perspektif
multikulturalisme, baik individu maupun kelompok dari berbagai etnik dan budaya, hidup dalam
suasana kohesi sosial yang dinamis tanpa kehilangan identitas etnik dan kultur mereka.
Sekalipun mereka hidup bersatu dalam ranah sosial, tetapi antar-entitas tetap ada jarak.Untuk
menjaga jarak sosial tersebut tetap kondusif diperlukan jalinan komunikasi, dialog dan
toleransi yang kreatif.

2. Multikulturalisme Indonesia.

Meskipun istilah “multikulturalisme” tidak terdapat dalam kosakata sejarah ke.bangsaan


dan budaya Indonesia, substansi multikulturalisme sangat lekat dengan proses perjalanan
bangsa Indonesia yang memiliki kemajemukan dalam banyak hal. Dalam perjalanan sejarah
nasionalisme Indonesia terdapat beberapa tahap yang sudah dan sedang dilalui bangsa
Indonesia. Bahkan fenomena multikultural ini sudah menjadi salah satu dari nilai-nilai
konsensus dasar bangsa Indonesia Nilai pluralis dan multikultur adalah nilai yang dijunjung
dan dikembangkan oleh segenap bangsa Indonesia secara kreatif dengan tujuan membangun
keadaban sipil (civility) dan warga negara Indonesia yang inklusif. Tahaptahap plural dan
multikultur yang berkembang di dalam sejarah Indonuria yang dimaksud adalah: Tahap
pertama ditandai dengan tumbuhnya perasaan kebangsaan dan persamaan nasib yang diikuti
dengan perlawanan terhadap penjajahan, baik sebelum maupun sesudah proklamasi
kemerdekaan. Nasionalisme religius dan nasionalisme sekuler muncul bersamaan dengan
munculnya gagasan Indonesia merdeka.Upaya dari kelompok nasionalis Islam untuk
mendirikan negara yang berlandaskan Islam dan kalangan nasionalis sekuler yang ingin

kewarganegaraan
2021
12 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
mempertahankan negara sekuler berdasarkan Pancasila dijadikan patokan untuk memahami
kesadaran kebangsaan atau perasaan nasionalisme bangsa.

Tahap kedua adalah bentuk nasionalisme Indonesia yang merupakan kelanjutan dari
semangat revolusioner pada masa perjuangan kemerdekaan, dengan peran pemimpin
nasional yang lebih besar.Nasionalisme pada era ini mengandaikan adanya ancaman musuh
dari luar terus-menerus terhadap kemerdekaan Indonesia.

Tahap ketiga adalah nasionalisme persatuan dan kesatuan. Di era Orde Baru,
misalnya, kelompok oposisi atau mereka yang tidak sejalan dengan pemerintah (lisa ingkirkan
karena dianggap akan mengancam persatuan dan stabilitas. Perbedaan diredam agar secara
nyata tampak sama, sehingga segala perbedaan ditutupi dan disembunyikan. Terhadap luar
negeri, nasionalisme berarti kedaulatan, integritas.dan identitas bangsa. Tetapi untuk bangsa,
tekanan terhadap kedaulatan sama artinya dengan mengekang hak asasi manusia dan
demokrasi. Nilai-nilai Pancasiladitekankan dalam segala bidang, dan nilai-nilai di luar
Pancasila dianggap sebagai ancaman dan perusak bangsa.

Tahap keempat adalah nasionalisme kosmopolitan. Dengan bergabungnya Indonesia


dalam sistem internasional, nasionalisme lndonesia yang dibangun adalah nasionalisme
kosmopolitan yang menandaskan bahwa lndonesia sebagai bangsa tidak dapat menghindari
dari bangsa lain, namun dengan tetap memiliki nasionalisme kultural keindonesiaan dengan
memberikan kesempatan kepada aktor-aktor di daerah secara langsung untuk menjadi actor
kosmopolit. Dalam konteks dan kecenderungan global ini, semakin banyak orang
membayangkan menjadi warga dunia (world citizen) dan terikat pada nilai-nilai kemanusiaan
universal.Karena itulah nilai-nilai dan semangat generasi baru produk modernisasi dan
globalisasi sekarang tidak dapat dipahami dalam pengertian nasionalisme lama, yaitu cinta
dan pembelaan kepada Tanah Air secara total bahkan membabi buta.Nilai-nilai, semangat,
dan patriotisme mereka mestinya dileo takkan dalam semangat pembelaan terhadap nilai-nilai
kemanusiaan dan keadilan yang sudah menjadi wacana masyarakat dunia.

Nasionalisme kosmopolitan yang menjadikan Indonesia sebagai bagian masyarakat


dunia secara otomatis menjadikan bangsa Indonesia terbuka bagi gagasan multikulturalisme.
Prinsip kebhinekaan yang terdapat pada falsafah negara Pancasila memberikan ruang
dinamis bagi muncul dan berkembangnya masyarakat multikultur Indonesia, di mana
keragaman budaya dan pandangan manusia Indonesia dapat bersanding secara kreatif dan

kewarganegaraan
2021
13 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
dinamis dengan nilai-nilai budaya dan gagasan global: kemanusiaan, persamaan, keadilan,
dan sebagainya.

E.PANCASILA DAN MULTIKULTURALISME.

Terdapat lima hal penting dalam melihat hubungan antara Pancasila dan
multikulturalisme di Indonesia. Pertama, multikulturalisme adalah pandangan kebudayaan
yang berorientasi praktis, yakni yang menekankan perwujudan ide menjadi tindakan.Ciri inilah
yang memberikan kata sambung dengan Pancasila yang seyogianya dipandang sebagai cita-
cita. Multikulturalisme menghendaki proses belajar mengenai perbedaan kebudayaan yang
dimulai dari sikap dan interaksi antar-kebudayaan. Interaksi ini semakin penting apabila aneka
kebudayaan hidup semakin berdekatan. Dengan kata lain,'multikulturalisme dapat juga disebut
sebagai penerjemahan Pancasila ke dalam konteks yang lebih konkret dan praktis. Sesanti
Bhinneka Tunggal Ika memberikan landasan dan peluang bagi aktualisasi prinsip.prinsip
multikulturalisme di Indonesia.

Kedua, multikulturalisme harus menjadi strategi budaya masa depan lndona sia, yang
dicanangkan dalam program pendidikan sebagai langkah awalnya. Dalam proses pendidikan,
prinsip-prinsip belajar sambil melakukan dan berempati (learm ing by doing) dalam perbedaan
yang berorientasi tidak semata penguasaan pesen,i didik terhadap pengetahuan (kognitif)
harus menjadi penekanan utama dunia pen. didikan nasional. Pendekatan ini akan sangat
selaras dengan cita-cita bangunan nasionalisme kosmopolit yang bersinergi dengan
prinsipprinsip masyarakat mui. tikulral Indonesia.

Ketiga, menjadikan multikulturalisme sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila dengan


menjadikan unsur kebudayaan tidak sebatas sebagai hal yang bersifat parti.kular. Sebaliknya,
kebudayaan dipandang sebagai suatu faktor penting bahkan uta.ma dalam membangun
karakter bangsa, karena proses integrasi bangsa bertumpu pada masalah-masalah
kebudayaan.

Keempat, kalau multikulturalisme didefinisikan sebagai “sejumlah kebudayaan yang


hidup berdampingan, dan seyogianya mengembangkan cara pandang yang mengakui dan
menghargai keberadaan kebudayaan satu sama lain,” maka secara empiris dapat
dipertanyakan apakah kriteria “saling menghargai” itu ada dalam masyarakat yang

kewarganegaraan
2021
14 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
bersangkutan. Dalam konteks empiris ini ditemukan bahwa Pancasila tampaknya kurang
operasional untuk menjelaskan batas-batas kebudayaan. Akan tetapi, jika memosisikan
Pancasila sebagai cita-cita, maka persoalan metodologis tersebut tidak akanmempersulit
posisi Pancasila.

Kelima, perubahan dari cara berpikir pluralisme ke multikulturalisme dalam


memandang Pancasila adalah perubahan kebudayaan yang menyangkut nilai-nilai dasar yang
tidak mudah diwujudkan. Diperlukan dua persyaratan: (l) kita harus memiliki pemahaman yang
mendalam mengenai model multikulturalisme yang sesuai dengan kondisi Indonesia; (2)
kebijakan itu harus berjangka panjang, konv sisten, dan membutuhkan kondisi politik yang
mendukung.
Konsep masyarakat multikultur tampaknya relevan bagi penegasan kemv bali identitas
nasional bangsa Indonesia yang inklusif dan toleran dengan tetap mengakar pada identitasnya
yang majemuk sebagaimana terefleksi dalam konsep dasar negara Pancasila. Dengan
demikian, konsep masyarakat multikultural dapat menjadi wadah pengembangan demokrasi
dan masyarakat sipil di Indonesia. Ke, majemukan bangsa Indonesia dapat menjadi modal
sosial (social capital) bagi pengembangan model masyarakat multikultural di Indonesia. Hal ini
dapat diwujudkan melalui upaya pendidikan demokrasi yang erat kaitannya dengan konsep
multikultur.

Di balik optimisme dari konsep dan aktualisasi multikulturalimse.konsep ini juga


mengandung beberapa risiko negatif. Satu di antaranya adalah peluang mum culnya sikap
fanatisme di masyarakat. jika hal ini muncul. maka ia akan berpotensi menjadi ancaman yang
akan merontokkan seluruh bangunan kebudayaan yang gudah terbangun pada suatu
komunitas. Sebaliknya, demikian tegas Hanum, jika multikulturalisme dapat dibangun dengan
baik.sikap toleran dan saling menghare gai terhadap kebudayaan orang lain akan muncul dan
dapat menjadi unsur perekat bagi persatuan dan kesatuan bangsa. Unsur yang sangat
dibutuhkan bagi tegaknya semangat persatuan dalam bingkai NKRI.

Terdapat sejumlah kendala yang harus diantisipasi jika konsep multikultural» isine
hendak dijalankan di Indonesia.Selain kedewasaan masyarakat Indonesia… khususnya
kalangan elite, terhadap realitas konflik dan praktik berdemokrasi yang belum matang,
sejumlah faktor di bawah ini hendaknya dijadikan pertimbangan yang dapat memicu problem-
problem multikulturalisme.Beberapa faktor, simpul Hanum, seperti keragaman identitas dan
budaya daerah, pergeseran kekuasaan dari pusat ke daerah, lemahnya nasionalisme
kewarganegaraan
2021
15 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
masyarakat, fanatisme sempit, kon' £ik antara kesatuan nasional dan multikultural (seperti
gerakan yang bertujuan memisahkan diri dari wadah NKRI), kesenjangan kesejahteraan
antara kelompok budaya.dapat menjadi kendala serius bagi upaya-upaya mewujudkan
masyarakat multikultur di Indonesia.

Kendala-kendala ini harus segera diatasi dengan memprogramkan pendidikan


multilmltural sejak dini di mana peserta didik dibimbing untuk membiasakan diri dengan
lingkungan dan teman sebayanya yang majemuk dari sisi budaya, tradisi, ns.bahasa, dan
agama. Pada saat yang sama peserta didik diajarkan untuk menghormati dan mengakui
perbedaan-perbedaan tersebut dan memandangnya sebagai karunia Tuhan yang diberikan
kepada bangsa Indonesia. Semua perbedaan tersebut harus dijadikan sebagai spirit untuk
merajut rasa persatuan, persaudaraan.

kewarganegaraan
2021
16 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA

------------------------------

A. LITERATUR UTAMA.

Arrisetyanto Nugroho, Dadan Anugrah, Ghazaly Ama La Nora,“ETIKA BERWARGA


NEGARAPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI,
Universitas Mercu Buana, 2017.

B. LITERATUR.

Amin, Zainul Ittihad. 1999. Pendidikan Kewiraan (Modul). Jakarta:Universitas Terbuka.

Budiardjo, Miriam. 1996. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:Gramedia.

Budiman, Arief. 1997. Teori Negara (Negara, Kekuasaan dan Ideologi). Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama.

Budiyanto, (2000).Dasar-dasar ilmu tata negara untuk SMU.Jakarta : Erlangga,

Inu Kencana Syafiie, (1994). Ilmu Pemerintahan, Bandung : Mandar Maju.

Kansil, C.S.T.(1993), Sistem Pemerintahan Indonesia , Jakarta : Bumi Aksara.

Karsono, Dedi. 1996. Kewiraan Tinjauan Strategis Dalam Berbangsa dan Bernegara.
Jakarta:Grasindo.

Koerniatmanto Soetoprawira, B. 1996. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia.


Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Indonesia.

kewarganegaraan
2021
17 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Lembaga Ketahanan Nasional. 1980. Kewiraan. Bandung:CV. Karya Kita.

Rosyada, Dede, dkk. 2003. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat
Madani. Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah.

Sumarsono, dkk. 2004. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Ubaidillah, A, dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan, Demokrasi, HAM dan Masyarakat


Madani. Jakarta: IAIN Jakarta Press.

Tim Dosen Unimed ,Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: 2011

C. PERATURAN.

Undang - Undang Dasar 1945, sebelum dan sesudah Amandemen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan


perundangan ( menyatakan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara ).

Peraturan perundangan lainnya yang relevan.

kewarganegaraan
2021
18 Rani Purwanti Kemalasari SH.,MH. PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai