Anda di halaman 1dari 7

Latar belakang

Indonesia telah diakui secara de facto dan de jure menjadi sebuah negara, dan memiliki lebih dari
16.500 pulau yang membentang dari sabang sampai Merauke, dengan beragam suku dan budaya,
serta pemerintahan demkrotatis yang berdaulat dengan semboyan “dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat”,

Namun, dengan adanya lebih dari 16.500 pulau itu menjadi alasan terwujudnya berbagai keragaman
yang melahirkan suatu tantangan terhadap kesatuan dan kedaulatan Indonesia, tantangan tersebut
adalah rentannya perpecahan akibat perbedaan.

Walaupun berbeda dalam setiap aspek kehidupan, Indonesia dapat bersatu dengan adanya Pancasila
dan UUD sebagai pemersatu pebedaannya sehingga terbentuk sikap toleransi menghargai satu
dengan yang lain.

Dengan penuh perjuangan pada tanggal 13 desember lahirlah deklarasi dengan nilai sangat strategis
yang juga memiliki makna penyatuan dengan wawasan nusantara, deklarasi tersebut adalah
deklarasi djuanda yang menyatukan batas wilayah perairan dengan kepulauan Indonesia

Dari hal tersebut, pembentukan kesatuan dan kedaulatan tak akan berhasil apabila tidak adanya
wawasan nasional yang berupa wawasan nusantara. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa wawasan
nusantara ada untuk menyatukan beragam budaya dan kepulauan dengan menggunakan cara
pandang, cara tinjau, cara lihat terhadap semua unsur dalam lingkup negara bahkan dalam
lingkungan dunia.
Rumusan masalah

1. Pengertian (ok)
2. Hakikat (ok)
3. Unsur
4. Kedudukan (ok)
5. Fungsi (ok)
6. Tujuan (ok)
7. Arah pandang (ok)
8. Implementasi
9. tantangan
1. Pengertian wawasan nusantara
secara etimologis, wawasan nusantara memiliki makna melihat kesatuan nusantara
antara dua benua dan dua Samudra, wawasan, diambil dari Bahasa jawa “wawas”
dengan imbuhan “-an” yang memiliki makna “pandangan, tinjauan, indrawi” dan
“Nusantara” yang berasal dari Nusa”kepulauan yang padu” dan antara” tempat yang
dibatasi dua elemen”
menurut Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN wawasan nusantara memiliki
pengertian “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta wilayah, dalam
menyelenggarakan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, untuk mencapai
tujuan nasional
ringkasnya wawasan nusantara memiliki pengertian cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia terhadap diri dan geografisnya berdasarkan UUD dan Pancasila dengan
menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam mencapai tujuan nasional

2. Hakikat wawasan nusantara


Indonesia memiliki ciri dan keunikan dengan 16.500 lebih pulau yang membentang dari
sabang sampai Merauke, yang terletak diantara dua benua dan dua Samudra. adanya
wilayah perairan yang memisahkan antarpulau rentan menjadi pemicu perpecahan,
tentunya diperlukan suatu alat untuk menyatukan dan menjaga persatuan dan kesatuan
tersebut. Dalam hal ini wawasan nusantara sebagai pemersatu wilayah kepulauan
dengan menarik garis pantai ke laut. Sehingga hakikatnya wawasan nusantara adalah
alat untuk menjaga “kesatuan wilayah dan persatuan bangsa”
3. Kedudukan wawasan nusantara
Wawasan nusantara menjadi acuan, arahan, pedoman dan tuntunan bagi bangsa
Indonesia dalam membangun dan memelihara tuntutan bangsa Indonesia. Wawasan
nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa menuju masa depan yakni menjadi bangsa
yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh

4. Fungsi wawasan nusantara


Wawasan nusantara berfungsi sebagai rambu-rambu pedoman dan motivasi dalam
menentukan kebijaksanaan, Tindakan, dan keputusan penyelenggaraan negara
 Fungsi konsepsi ketahanan nasional
Wawasan nusantara sebagai konsep pembangunan pertahanan keamanan dan
kewilayahan.
 Fungsi pembangunan nasional
Wawasan nusantara sebagai dasar pembangun kesatuan politik, sosial dan
ekonomi, serta sosial dan politik
 Fungsi pertahanan dan keamanan
Wawasan nusantara sebagai alat untuk mempertahankan keamanan terhadap
Pandangan geopolitik indonesai sebagai satu kesatuan
 Fungsi wawasan kewilayahan
Wawasan nusantara sebagai Haluan untuk menghindari sengketa wilayah
antarnegara tetangga

5. tujuan wawasan nusantara


Wawasan nusantara memiliki tujuan untuk mewujudkan nasionalisme tinggi disegala
aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional
daripada kepentingan individu, kelompok, golongan, suku atau bangsa tertentu.
6. arah pandang wawasan nusantara
dengan beragam latar belakang yang meliputi budaya, sejarah, kondisi, dan
perkembangan lingkungan wawasan nusantara memiliki dua arah pandang, arah
pandang keluar dan kedalam
 arah pandang kedalam
arah pandang kedalam berarti Indonesia sedini mungkin mencegah dan
mengatasi faktor faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan berupaya
untuk membina dan memelihara persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan
dengan tujuan menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional , baik aspek alamiah maupun aspek sosial
 arah pandang keluar
arah pandang keluar berarti Indonesia harus bisa mengamankan kepentingan
internasional dalam segenap aspek kehidupan, politik, ekonomi, sosial dan
budaya, serta pertahanan dan keamanan dengan tujuan menjamin kepentingan
nasional dalam dunia yang serba berubah maupun kehidupan dalam negri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia bedasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan nasional, sebagai mana tertera dalam pembukaan UUD
1945
7. Implementasi Wawasan Nusantara
Implementasi Wawasan Nusantara meninjau dalam hal kepentingan rakyat dan tanah air
yang secara utuh dan menyeluruh, yaitu sebagai berikut
 Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Politik.
Dalam kehidupan politik ini akan menciptakan keadaan suasana
penyelenggaraan negara yang lebih sehat nan dinamis. Hal tersebut nampak
berupa perwujudan pemerintahan yang aspiratif, kuat serta terpercaya dalam
membangun sebagai jelmaan kedaulatan rakyat.
 Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Ekonomi.
Dalam kehidupan ekonomi ini akan tercipta tatanan ekonomi yang menjamin
pemenuhan berupa meningkatnya kesejahteraan dankemakmuran rakyat
dengan merata serta adil. Di lain sisi, Implementasi Wawasan Nusantara
mencerminkan sikap tanggung jawab pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA)
yang selalu memberikan kebutuhan masyarakat tiap daerah secara timbal balik
dan tetap menjaga kelestarian Sumber Daya Alam (SDA) itu sendiri.
 Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial Budaya.
Dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap lahir dan batin yang
mampu untuk menerima, mengakui, dan bertoleransi dalam segala bentuk
kebhinnekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia dari Sang Pencipta.
Implementasi Sosial Budaya ini juga menciptakan kehidupan tatanan masyarakat
bangsa menjadi lebih rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan agama, suku,
asal daerah atau bahkan kepercayaan serta golongan berdasar status sosialnya.
 Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Pertahanan Dan Keamanan
Dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkembangkan rasa
kesadaran cinta terhadap tanah air dan bangsa yang nantinya apabila diterapkan
akan membentuk suatu sikap Bela Negara dalam diri setiap Warga Negara
Indonesia.
Dijelaskan sebagaimana di atas bahwa Implementasi Wawasan Nusantara harus menjadi
nilai yang mampu menjiwai segenap hukum peraturan perundang-undangan yang
berlaku di setiap lapisan seluruh Indonesia. Namun, di samping itu juga Wawasan
Nusantara diimplementasikan dalam segenap aturan sosial yang berlaku di masyarakat
dalam nuansa kebhinnekaan sehingga akan menciptakan kehidupan yang lebih akrab,
peduli, hormat, toleran dan taat kepada hukum.
8. Tantangan Implementasi Wawasan Nusantara
Beberapa tantangan Implementasi Wawasan Nusantara yaitu sebagai berikut ini
 Pemberdayaan Masyarakat.
John Naisbit dalam bukunya GLOBAL PARADOX menyatakan: negara harus dapat
memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan
masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan
partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat
dilaksanakan oleh negara negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang
untuk negara berkembang dengan Top Down Planning karena adanya
keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan
operasional berupa GBHN. Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata
mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas.
Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah daerah tertinggal.
 Dunia Tanpa Batas dan Perkembangan IPTEK.
Mempengaruhi pola fikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek
kehidupan. Kualitas sumber daya Manusia merupakan tantangan serius dalam
menghadapi tantangan global. Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless
Word” dan “The End of Nation State” menyatakan : dalam perkembangan
masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik
relatif masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat
membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri dan
konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi kekuatan global
suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih
memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan
dunia tanpa batas dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat
perkembangan tsb akan dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola
pikir, pola sikap dan pola tindak di dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

Anda mungkin juga menyukai