Anda di halaman 1dari 2

Judul Laporan: Investigasi Kontak Tuberkulosis

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menyerang paru maupun organ ekstra
paru. Penyebaran dari bakteri M.tuberculosis adalah melalui udara yang keluar saat
pasien dengan BTA positif bersin, berbicara, ataupun percikan dahak. Saat pasien
dengan BTA postif batuk, dapat menghasilkan 3000 percik dahak yang mengandung
hingga 3500 bakteri M.tuberculosis. Bakteri dapat bertahan hidup dalam suhu 4oC
hingga -70oC dan bertahan hidup dalam kondisi dorman. Akan tetapi bakteri ini juga
peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.
Penanggulangan TB merupakan upaya kesehatan yang mengutamakan aspek
promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang
bertujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat. Penanggulangan TB diharapkan
dapat menurunkan angka kesakitan, kecatatan atau kematian, memutuskan penularan,
mencegah resistensi obat dan mengurangi dampak negatif akibat TB. Penanggulangan
TB dilakukan secara terintegrasi dengan program kesehatan yang berkaitan meliputi
program HIV dan AIDS, diabetes melitus, kesehatan lingkungan, sanitasi, serta
program terkait lainnya.
Investigasi kontak merupakan kegiatan pelacakan dan penelusuran pada orang
– orang yang melakukan kontak dengan pasien TB untuk menemukan suspek TB.
Investigasi kontak memiliki fungsi untuk meningkatan penemuan kasus batu dan
mencegah penularan TB. Kontak dapat dibagi menjadi dua kategori yakni kontak
serumah dan kontak erat. Kontak serumah adalah orang yang tinggal satu rumah
minimal satu malam atau sering tinggal satu rumah pada siang hari dalam tiga bulan
terahir dengan pasien TB sebelum pasien memulai minum OAT. Sedangkan kontak
erat adalah orang yang tidak tinggal serumah akan tetapi sering bertemu dalam waktu
yang cukup lama dalam tiga bulan terahir dengan pasien TB sebelum pasien memulai
minum OAT.
Hasil laporan pkp, target jumlah kasus TB yang ditemukan dan diobati 80%
dan telah mencapai target 100%. Persentase orang terduga TBC yang telah
mendapatkan pelayanan standart sebayak 100%. Dari 90% target angka keberhasilan
pengobatan kasus TB telah tercapai 100%. Meskipun telah mencapai target program,
akan tetapi pada tahun 2020 terdapat penambahan kasus baru sebanyak 22 orang.
Puskesmas melakukan investigasi kontak pasien TB untuk memperoleh suspek TB
baru sehingga dapat segera dilakukan pengobatan. Orang dengan suspek TB
dilakukan pemeriksaan BTA dengan menggunakan sputum pagi dan malam hari.

B. Masalah
Meskipun telah mencapai target program, akan tetapi pada tahun 2020 terdapat
penambahan kasus baru sebanyak 10 orang. Untuk menghindari underdiagnosed dan
undertreatment pada kasus TB, maka setiap penemuan kasus tb baru perlu diiringi
dengan kegiatan tracing kontak tb. penemuan kasus baru secara aktif perlu dilakukan
agar pengobatan lebih dini.
C. Rencana intervensi
1. Melakukan investigasi kontak TB pada masyarakat sekitar pasien TB
2. Mendata suspek TB dari hasil investigasi kontak

D. Pelaksanaan
1. Kegiatan dilakukan pada hari Kamis tanggal 03-06-2021 di wilayah Setono
Gedong.
2. Kegiatan dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan, PJ program TB, pelaksana
program TB, Dokter Internship dan kader.
3. Melakukan kunjungan ke rumah pasien TB yakni Tn. M dan melakukan anamnese
terkait kemungkinan orang yang sering berinteraksi dengan Tn. M, kepatuhanan
minum obat, aktifitas fisik harian, dan kondisi lingkungan rumah.
4. Orang yang masuk dalam kategori kontak serumah Tn. M berjumlah empat orang.
5. Melakukan kunjungan kerumah kontak erat. Berdasarkan anamnese dengan
keluarga Tn. M dan pengamatan kader, terdapat enam rumah yang dilakukan
kunjungan dengan jumlah kontak erat sebanyak 19 orang.
6. Kontak di skrining kemungkinan suspek TB dengan melakukan anamnesis gejala
yang timbul berupa batuk, sesak nafas, berkeringat dingin pada malam hari,
demam >1 bulan; serta faktor resiko yang menyertai kontak berupa DM, lansia
>60 tahun, ibu hamil, perokok, serta orang dengan riwayat pengobatan TB tidak
tuntas.
7. Hasil skrining diperoleh:
a. Tidak terdapat kontak yang memiliki gejala
b. Faktor resiko dari kontak adalah lansia >60 th (7 orang) dan perokok (1
orang).

E. Monitoring dan evaluasi


1. Kepatuhan minum obat Tn. M baik, terdapat perubahan kondisi fisik dan
kemampuan dalam melakukan aktifitas fisik dibandingkan saat awal melakukan
pengobatan
2. Pasien TB Tn. M tinggal di pemukiman padat penduduk sehingga resiko
penularan cukup tinggi.
3. Untuk mengurangi resiko penularan, pasien dan kontak harus melakukan
kebiasaan hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai