Anda di halaman 1dari 15

ARIEFSATIAWAN BLOG

 HOME
 MY BOOKS
 GALLERY
 MY BLOG
o Infok3rs ID
o Pohon Solusi
o Doktor Mahasiswa
×
Cari

Home › K3RS
Home  ›  K3RS

Cara Membuat PCRA Rumah Sakit


Written By Arief Satiawan Parinduri  Tuesday, 18 December 2018  4 Comments

PCRA atau Pre Contructions Risk Assesment merupakan sebuah tools untuk
mengidentifikasi dan menilai resiko dari kegiatan kontruksi, renovasi dan demolish di
rumah sakit. Saat ini PCRA menjadi trending topic bagi setiap rumah sakit yang sedang
melaksanakan proses akreditasi, khusus akreditasi versi SNARS 2018. Bagi yang
bekerja di rumah sakit, khususnya yang terlibat dalam akreditasi, apalagi mereka
adalah orang PPI atau MFK,  biasanya mereka lebih mengenal dan mengetahui tentang
ICRA (infections control risk assesment), yaitu pengendalian infeksi dari kegiatan
kontruksi/renovasi. Nah semenjak SNARS 2018 diberlakukan, untuk pengendalian
bahaya di area kontruksi/renovasi rumah sakit, harus juga dibuat PCRA. Jadi tidak
boleh hanya ICRA saja.

PCRA sendiri tidak jauh beda dengan ICRA atau HIRADC. Ketiganya sama sama untuk
menilai resiko. Bedanya, PCRA adalah penilaian resiko khusus untuk di rumah sakit.
Nah, berkaca dari hal tersebut, makanya untuk pengisian atau pembuatan PCRA
sendiri tidaklah susah. Bila sebelumnya kamu pernah mengikuti pelatihan manajemen
resiko, atau pernah membuat HIRADC, atau bahkan membuat ICRA, pasti kamu tidak
akan kebingungan dalam membuat PCRA ini.

Contoh pembuatan PCRA yang akan saya paparkan berikut ini adalah berdasarkan
form PCRA yang pernah saya share sebelumnya. Jadi bila kamu punya form PCRA
yang berbeda dengan PCRA versi saya ini, jadi bisa dipastikan akan berbeda untuk
pengisiannya. Jadi sebelumnya, harap disesuaikan terlebih dahulu ya.

Oiya, form PCRA yang saya buat ini, hampir sama dengan form PCRA yang dibuat
oleh www.infok3rs.me. Jadi bila kalian punya form PCRA yang berdasarkan referensi
dari infok3rs.me maka silakan baca baik-baik cara pengisian PCRA berikut ini, karena
pengisiannya bisa dipastikan sama dan sesuai.

Baca : Form PCRA

Oke berikut ini adalah cara mengisi form PCRA

1.    Siapkan formulir PCRA nya. Buat kamu yang belum punya, silakan download terlebih
dahulu disini. Form PCRA

2.    Nah, silakan tentukan kamu sedang ingin melakukan kegiatan renovasi/kontruksi apa.
Anggap saat ini kita sedang melakukan renovasi sebuah ruangan. Sebelumnya akan
saya paparkan contoh beberapa daftar pekerjaan kontruksi/renovasi
Pekerjaan Persiapan
1.         Pembersihan lokasi
2.         Pasang bouwplank/uiltzet
3.         Pasang safety net
4.         Pasang papan proyek
5.         Listrik kerja
6.         Air kerja
7.         Galian tanah
8.         Pekerjaan bongkaran (Dinding dan beton)
9.         Mobilisasi dan demobilisasi

Pekerjaan struktur
1.         Pekerjaan struktur bangunan (pekerjaan pondasi, pekerjaan lantai, pekerjaan
tangga)
2.         Pekerjaan struktur ramp (pekerjaan pondasi, lantai ramp, kontruksi baja)
3.         Pekerjaan struktur menara air (pekerjaan pondasi dan kontruksi baja)
4.         Pekerjaan groundtank

Pekerjaan Arsitektur
1.         Pekerjaan pasang dinding, plesetrean dam aci
2.         Pekerjaan water proofing
3.         Pekerjaan pelapis lantai
4.         Pekerjaan pelapis dinding
5.         Pekerjaan plafond
6.         Pekerjaan kusen daun pintu dan jendela
7.         Pekerjaan rangka atap dan penutup atap
8.         Pekerjaan sanitair
9.         Pekerjaan pengecatan
10.      Dll

Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Plambing dan Tata Udara


1.         Pekerjaan instalasi listrik
2.         Pekerjaan penangkal petir
3.         Pekerjaan penangkal telepon
4.         Pekerjaan tata suara
5.         Pekerjaan fire alarm
6.         Pekerjaan nurse call
7.         Pekerjaan plumbing
8.         Pekerjaan gas medik
9.         Pekerjaan instalasi tata udara

Finishing (pemasangan furniture, pemasangan simbo/rambu/sign)

3.    Untuk pekerjaan renovasi sendiri, biasanya aktivitas pekerjaannya tidak begitu banyak,
paling hanya pembobokan, pengecoran, pemasangan, pemasangan instalasi listrik,
instalasi utilitas lainnya, pengecatan dan penataan furniture.
4.    Form PCRA wajib mengidentifikasi bahaya-bahaya seperti : kualitas udara,
pengendalian infeksi, utilitas, kebisingan, getaran, bahan berbahaya, layanan darurat dan
bahaya lainnya. Jadi silakan masukkan kedelapan poin di atas ke dalam form PCRA mu
di kolom item check.

5.    Bila sudah, silakan kamu identifikasi tiap poinnya di kolom kegiatan. Misal, di poin
kualitas udara, aktivitas apa saja yang akan mempengaruhi kualitas udara di area
proyek atau sekitar proyek. Sudah pasti aktivitas pembobokan, pengecoran,
pemasangan utilitas dan listrik. Silakan kamu masukkan di poin kualitas udara. Nah
sebaiknya, aktivitas yang dimasukkan sebisa mungkin sedetail-detailnya. Misal bila ada
pembobokan, pembobokan apa? Apakah dinding kah? Apakah lantai kah? Atau bahkan
plafon.
6.    Silakan isi ketujuh poin lainnya dengan aktivitas pekerjaan kontruksi yang berkaitan.

Baca Juga : Panduan PCRA RS

7.    Setelah itu silakan kamu isi kolom identifikasi bahaya/aspek lingkungan dengan jenis-
jenis bahaya yang mungkin terjadi dari aktivitas pekerjannya. Misalnya dalam aktivitas
pembobokan dinding, maka bahaya yang mungkin terjadi adalah bahaya debu. Nah
saat isi kolom ini kamu harus benar-benar menganalisisnya. Isi semua identifikasi
bahaya dari tiap aktivitas pekerjaan. Bisa jadi dalam satu aktivitas, bisa terdapat
beberapa bahaya.
8.    Bila kolom identifikasi bahaya sudah terisi semua, silakan lanjut untuk mengisi kolom
disampingnya, yaitu kolom konsekuensi. Nah kolom ini berisi tentang dampak yang
diakibatkan oleh aktivitas pekerjaan di samping kirinya. Misal dalam pekerjaan
pembobokan, maka dampak yang mungkin terjadi adalah gangguan pernafasan.
Silakan kamu isi kolom ini sedetail mungkin.
9.    Bila pada kolom item check, kegiatan, identifikasi bahaya, konsequensi sudah terisi
semua, silakan kamu isi grading resikonya. Disana kamu ada kolom yang berisi huruf,
C, L dan R.
C adalah Consequences (Dampak), biasanya skornya 1-5. 1 paling rendah, dan 5
paling tinggi.
L adalah Likelyhood (Frekuensi), biasanya skornya 1-5. Untuk skor 1 paling jarang dan
5 adalah paling sering

R adalah Risk (Nilai Resikonya). Nah untuk Risk ini biasanya ada matriksnya. Nilai Risk
diperoleh dari perkalian antara C dan L. Berikut saya kasih contoh matriks resikonya
Nah untuk mengisi kolom R, silakan kamu lihat kolom C dan L nya. Misalnya nilai C nya
adalah 3 dan nilai L nya adalah 3, maka nilai resiko yang di dapat adalah high.

10. Bila sudah selesai dalam menggrading resiko, maka kamu akan mengisi kolom
langkah perbaikan. Langkah perbaikan ini adalah langkah pengendalian bahaya yang
wajib dilakukan terhadap bahaya-bahaya yang sudah kita identifikasi sebelumnya.
Contohnya, pada proses pembobokan dinding. Agar pekerja terhindar dari gangguan
pernapasan, maka langkah perbaikan yang dilakukan adalah dengan penggunaan
masker pada pekerja. Silakan kamu isi dengan selengkap mungkin sesuai dengan
bahaya yang ada di kolom sebelah kirinya.

11. Jika sudah diisi semua, silakan bergeser lagi ke kolom sebelah kanan, yaitu kolom
jenis pengendalian resiko. Untuk kolom yang satu ini silakan kamu menggunakan 5
hierarki pengendalian bahaya (Eliminasi, substitusi, rekayasa, administrasi, APD).
Untuk pengisiannya harap menyesuaikan dengan apa yang ditulis di kolom langkah
perbaikan. Misalnya, bila di langkah perbaikan ditulis pengadaan masker, maka silakan
tulis APD.
RELATED:

 Skenario Simulasi Evakuasi & Penanggulangan Gempa Bumi di Rumah Sakit


 Pre-Contructions Risk Assesment (PCRA)

12.  Kolom sebelahnya maka kita akan kembali mengisi kolom penilaian resiko (C, L dan
R). Nah di kolom ini adalah penilaian resiko sisa setelah dilakukan pengendalian.
Biasanya nilainya akan lebih kecil dibandingkan resiko awal.
13. Untuk kolom setelahnya yaitu penanggung jawab, tanggal penyelesaian dan status
sepertinya sudah jelas ya dan tak perlu diperjalas lagi.

BACA : BLOG INFOK3RS.ME KINI PINDAH ALAMAT URL

14. Jika kamu sudah mengisi dengan benar dan lengkap maka hasilnya akan seperti
dibawah ini.

15. Bila semua kolom sudah terisi silakan lakukan legalitas dokumen dengan tanda tangan
pembuat. Di rumah sakit saya, PCRA dibuat bersama oleh bagian umum dan K3.
Sekian penjelasan dari saya, bila masih ada yang belum jelas, mari kita berdiskusi lebih
lanjut di kolom komentar atau bisa email langsung ke saya ya.

Arief Satiawan Parinduri 


Instagram : ariefsatiawan Twitter : @ariefsatiawan16 Facebook : Arief Satiawan Parinduri

SHARE THIS POST

RELATED POSTS


Skenario Simulasi Evakuasi & Penanggulangan Gempa Bumi di Rumah Sakit


Cara Membuat PCRA Rumah Sakit


Pre-Contructions Risk Assesment (PCRA)
4 Responses to "Cara Membuat PCRA Rumah Sakit"

1.
Alif Kiky Listiyati19 December 2018 at 12:19

Aplikasinya mantep ya, jadi mempermudah K3 RS 👍

Reply

2.
KELIK2 March 2019 at 08:48

TERIMA KASIH ATAS ILMUNYA


Reply

3.
Herry23 June 2019 at 13:42

Terimakasih banyak. Sangat mudah dan jelas serta terstruktur sekali menjabarkannya. Semoga bapak selalu
diberikan keberkahan Nya. Amin

Reply

4.
Uussuryaman543@gmail.com3 March 2020 at 10:16

Makasih pa, semoga bisa di jalankan di RS kami..

Reply

Newer PostOlder Post

About Me
Arief Satiawan Parinduri

Instagram : ariefsatiawan Twitter : @ariefsatiawan16 Facebook : Arief Satiawan Parinduri

View my complete profile

Sosial Media


 

 

 

Postingan Populer


Retail Management Trainee (RMT) PT Lion Superindo
RMT Superindo merupakan program akselerasi untuk menjadi seorang Manager On Duty (MOD) dalam waktu
yang cukup singkat, yaitu hanya 6...


Pre-Contructions Risk Assesment (PCRA)
PCRA atau Pre-Contructions Risk Assesment merupakan sebuah tools yang digunakan untuk menilai resiko
bahaya yang terjadi saat akan m...


Gaji RMT Superindo
RMT Superindo merupakan sebuah program management trainee dari PT Lion Superindo. Progam ini hampir
sama dengan program MT la i nnya...

 Contact
 
 Disclaimer
Copyright 2019 ariefsatiawan blog

Anda mungkin juga menyukai