Diantaranya adalah :
1. Eliminasi
Seperti namanya, eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk mengeliminir atau
menghilangkan suatu bahaya. Misalnya saja ketika di tempat kerja kita melihat ada oli
tumpah atau berceceran maka sesegera mungkin kita hilangkan sumber bahaya ini.
Eliminasi merupakan puncak tertinggi dalam pengendalian risiko dalam K3. Karena ap
bahaya sudah dihilangkan maka sangat kecil kemungkinan akan mengancam pekerja
Hierarki pengendalian risiko ini adalah yang paling utama. Sebab, dengan menghilang
risiko kecelakaan maka sangat mungkin kecelakaan tidak akan terjadi kembali. Oleh ka
itu, kita perlu melakukan eliminasi.
Anda adalah seorang safety officer. Saat itu, Anda melihat mesin tua yang dijalankan
dengan tidak optimal. Padahal mesin tersebut berpotensi untuk meledak suatu saat. M
cara paling ampuh untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menghilangka
mesin tersebut dari jangkauan lalu kita harus membeli mesin yang baru. Dalam hal ini
sumber bahaya telah tereliminasi.
2. Substitusi
Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian suatu
atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang tidak memiliki bahaya.
Contoh kasusnya adalah pada mesin diesel yang terdapat kebisingan tinggi, maka
sebaiknya kita mengganti mesin tersebut dengan yang memiliki suara lebih kecil agar
menimbulkan bahaya kebisingan berlebih. Substitusi dilakukan apabila proses elimina
sudah tidak bisa dilakukan.
Studi Kasus substitusi :
HOME ARTIKEL " LOWONGAN KERJA KONTAK KERJASAMA
Masih dalam kasus yang sama, anggap saja Anda melihat ada mesin yang berbahay
terus beroperasi. Akan tetapi, untuk mengganti mesin tersebut perusahaaan tidak mem
dana karena harganya mahal. Padahal mesin tersebut rusak pada bagian tangki
minyaknya yang suatu saat jika terjadi kebocoran bisa akibatkan kebakaran. Sebagai
safety officer, Anda harus tahu langkah selanjutnya jika proses eliminasi tidak bisa
dijalankan yaitu substitusi.
Tangki minyak bisa Anda ganti dengan tangki yang baru tanpa harus mengganti sem
elemen mesin secara keseluruhan. Dengan begitu, bahaya jadi lebih terorganisir. Akan
tetapi, dahulukanlah mengganti keseluruhan mesin.
3. Engineering control
Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan merekayasa suatu alat
bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya. Engineering control kita lakukan ap
proses substitusi tidak bisa dilakukan. Biasanya terkendala dari segi biaya untuk
penggantian alat dan bahan oleh karena itu, kita melakukan proses rekayasa enginee
Contoh kasusnya adalah ketika di tempat kerja ada mesin diesel yang memiliki suara
bising. Akan tetapi, kita tidak bisa menggantinya dengan yang lain maka kita harus
memodifikasi sedemikian rupa agar suara tidak keluar secara berlebihan.
2 of 2
Masih membahas yang tadi, yaitu kasus mesin yang tangkinya bocor. Anggaplah
perusahaan Anda sedang collapse dan tidak punya dana untuk mengganti tangki ters
sebagai orang K3 jangan diam berpangku tangan dan membiarkan hal tersebut terja
Anda bisa melakukan engineering control yaitu dengan menambal bagian yang boco
tersebut dengan bantuan teknisi las. Dengan menambal bagian tersebut, kebocoran
teratasi secara sementara.
4. Administrasi
Langkah ini adalah terkait dengan proses non teknis dalam suatu pekerjaan dengan tu
menghilangkan bahaya. Proses non teknis ini diantaranya seperti pembuatan prosedu
kerja, pembuatan aturan kerja, pelatihan kerja, penentuan durasi kerja, penempatan ta
bahaya, penentuan label, pemasangan rambu dan juga poster. Contoh kasusnya ada
apabila di tempat kerja ada mesin diesel yang mengeluarkan kebisingan berlebih dan
sudah tidak bisa direkaya secara teknis maka langkah yang harus dilakukan adalah
pembatasan jam kerja, pembuatan prosedur, pemasangan tanda bahaya dan lain
sebagainya. Dengan tujuan, pekerja tidak berlebihan terpapar kebisingan.
5. APD
APD atau alat pelindung diri adalah hierarki pengendalian risiko terakhir dalam K3.
Pengendalian ini banyak digunakan karena sederhana dan murah. Akan tetapi, protek
yang diberikan tidak sebaik langkah di atas. APD tidak menghilangkan sumber bahaya
sehingga proteksi yang diberikan tergantung dari individu masing-masing yang mem
Contoh APD adalah helm, earmuff, safety gloves dan lainnya.
Langkah terakhir adalah dengan selalu menggunakan APD. Tapi jangan jadikan APD
sebagai prioritas pengendalian masalah. Anda harus benar-benar memprioritaskan
hierarki di atas sebelum menggunakan APD. Karena APD tidak benar-benar menghilan
bahaya.
(Baca artikel jenis-jenis APD)
Nah itu dia beberapa hierarki pengendalian risiko K3. Pastikan kita selalu mengurutkan
dari yang paling atas yaitu eliminasi dilanjutkan dengan langkah bawahnya lalu terak
adalah APD. Salam Safety!
# ! Berbagi " # $ ! +
Pengertian Inspeksi K3 dan 4 Tahap Mengenal Lebih Jauh K3 Pengertian Bahaya (K3) Leng
Pelaksanaannya Laboratorium, Tujuan serta dan Potensinya dalam Berba
September 16, 2022 Prosedurnya Bidang
September 13, 2022 September 10, 2022
5 KOMENTAR
sangat keren dan memperjelas khasanah pengetahuan K3 dlm hal pengendalian risiko
Balas
Unknown 24 Maret 2
dengan adanya PENGENDALIAN RESIKO dari 1 === 5 tersebut bila diterapkan/dilaksanakan dengan
baik,pekerjaan setidaknya akan mengerucut dari sumber BAHAYA .......
Balas
Widya
Terimakasih atas informasinya, berkat artikel ini saya lebih mengerti tentang K3 terutama bagian
engineering control, untuk menjalankan operasi engineering gunakan software engineering
HashMicro untuk untuk sistem yang lebih optimal
Balas
Imam Sf
thankyou for your post visit us to see article about anything at https://www.unair.ac.id/
Balas
Website yang sangat informatif sekali, terimakasih sudah menulis artikel yang sangat bagus ini,sem
website ini selalu sukses dalam menulis artikel yang berguna ini.
Balas
$ Lebih baru