TUGAS SIMKOMDIG
Diajukan untuk melengkapi syarat
Uji kompetensi dan UN
Disusun oleh :
Dio Febriansyah X-TKR3
Ilham Pamungkas X-TKR3
Naufal Alif X-TKR3
BOGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
penulis dalam menyusun laporan praktik kerja lapangan (prakerin) ini.
Laporan ini disusun berdasarkan Proses Belajar Perawatan Berkala .
Terima Kasih kepada orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik secara moril
maupun materil, sehingga saya dapat melaksanakan prakerin ini dengan baik.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam penulisan laporan ini.
1. Bapak Drs. Firdaus, M.Pd, selaku Kepala Smk Negeri 1 Cibinong
2. Bapak Deden Sutrisno S.Pd, selaku Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan dan selaku Pembimbing Teknis
3. Bapak Trijoyo M,Pd selaku pembimbing Komoetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan
Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
Penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Terimah kasih
KEPALA
BENGKEL
SERVICE
ADVISOR CCR
PART MAN
GUDANG
2.2 Penjelasan Profil Perusahaan
Dengan melaksanakan perawatan berkala, maka kita dapat mencegah kendaraan kita dari hal-
hal yang tidak kita inginkan yang pada akhirnya harus mengeluarkan uang yang banyak
untuk memperbaiki kerusakan yang lebih parah.
1.Masalah yang lebih besar dengan kendaraan yang mungkin muncul dikemudian hari
dapat dihindari.
2.Kendaraan dapat dijaga pada kondisi yang maksimum saat kapan saja akan digunakan
3.Kendaraan dapat menjadi lebih awet
4.Pengendaraan yang ekonomis dan aman
GAMBAR 1.1
Jadwal perawatan ditentukan oleh faktor-faktor berikut pada setiap kendaraan, diantaranya
yaitu :
model, usia, negara tempat kendaraan digunakan, atau bagaimana menggunakan (kondisi)
kendaraan.
GAMBAR 1.2
Interval Service
Interval service ditentukan berdasarkan jarak tempuh dan periode yang telah dilalui sejak
service sebelumnya.
Sebagai contoh, bila jadwal penggantian untuk part tertentu ( misalkan saringan udara )
ditulis penggantian setiap 40,000 km atau 24 bulan, maka penggantian harus dilakukan
apabila salah satu dari kondisi di atas yang diapai dahulu. Mana yang lebih cepat tercapai.
- Jika mobil sering dipakai maka setiap 40.000 Km harus dilakukan perawatan
- Jika mobil sangat jarang diapakai setiap 24 Bulan harus dilakukan perawatan
- Hal tersebut juga berlaku seterusnya:
GAMBAR 1.3
b. Kondisi Pengendaraan
(1)Kendaraan yang digunakan untuk menarik gandengan, atau menarik kendaraan kemah
(camper) atau kendaraan dengan barang diatasnya (car-top carrier)
(2)Kendaraan yang digunakan untuk perjalanan singkat 8 km atau kurang pada temperatur di
bawah titik beku
(3)Kendaraan yang digunakan untuk patroli polisi, taxi atau kendaraan pengantar dari rumah
ke rumah yang dibiarkan idling dalam waktu yang lama atau menjalani jarak
tambahan dengan kecepatan rendah
(4)Kendaraan yang dikendarai lebih dari 2 jam pada kecepatan tinggi (80% kecepatan
menggunakan kecepatan maksimum kendaraan)
3.2.1 Mesin
Oli Mesin
pegang kain lap di bawah ujungnya, kemudian tarik dipstick (stick pengukur oli) keluar dan
bersihkan. Jika sudah, masukkan kembali dipstick dan pegang kain lap di bawah ujung kain
lap, tarik keluar dan periksa level oli. Jika berada di garis pertama mendandakan rendah, baris
kedua normal, dan ketiga artinya terlalu banyak. Terakhir, jika sudah mengetahui kondisi oli
mesin tersebut, langkah selanjutnya membersihkan dipstick dan masukkan kembali seperti
posisi semula.
Oil Filter
Letakkan bak penampung oli bekas di bawah motor
Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter
Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan sampai
paking karetnya tertinggal pada dudukan saringan oli.
GAMBAR 1.4
Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking karet.
Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau tidak
Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat posisi
pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan saringan oli horisontal
atau sambungan saringan di bawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup
anti balik.
Pasang kembali baut pembuang oli. Jangan lupa gunakan paking baru.
Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada paking
saringan oli baru
Pasang saringan oli baru dan keraskan dengan kekuatan tangan saja.
Isi oli pada motor. Gunakan corong supaya oli tidak tumpah. Perhatikan jumlah oli
yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/ tanpa mengganti saringan
oli.
Kontrol, apakah jumlah oli sudah tepat sesuai tanda max
Bersihkan bagian-bagian kendaraan yang kotor karena oli.
Hidupkan motor dan kontrol kebocoran pada baut pembuang dan saringan oli yang
telah dipasang.
Ketika menggunakan pengetes kimia sejumlah ukuran dari cairan pendingin diambil
keluar dari sistim pendinginan, dimasukkan kedalam sebuah botol percontohan.
Sejumlah tetesan tertentu dari pengetes dicampurkan dengan cairan pendingin. Warna
ciaran pendingin akan berubah. Warna cairan pendingin dibandingkan dengan tabel
penbanding. Apabila warna cairan cocok dengan warna tertentu pada tabel, cairan
pendingin berada pada spesifikasi. Jika cairan pendingin diluar spesifikasi ini berarti
perlu diganti.
Kertas litmus juga dapat digunakan untuk mengetes cairan pendingin. Perbedaan
dasarnya adalah bahwa sepotong kertas litmus dicelupkan dalam leher radiator sampai
basah. Ketika kertas litmus basah zat kimia bereaksi dan kertas basah berubah warna.
Jika warna yang telah berubah tadi sama dengan warna tertentu hal ini menunjukkan
penghambat korosi berada dalam spesifikasi.
Campuran penghambat korosi cairan pendingin perlu diganti setiap dua belas bulan
karna ethylene glycol dapat rusak. Jika cairan pendingin tidak diganti, hal ini dapat
menjadi asam dan merusakkan engine
Cairan pendingin juga diperiksa dari tercemari oli. Buka tutup radiator dan periksa dari
leher radiator, jika terdapat oli yang melapisi di lapisan atas air akan tampak
mengapung dan sistim perlu dibilas/cuci dan penyebab kontaminasi harus ditemukan
dan diperbaiki.
Pengetesan akhir sistem pendinginan adalah untuk meyakinkan bahwa sabuk kipas
dalam keadaan yang baik, tersetel dengan benar dan kisi-kisi radiator bersih dari
daun-daun dan debu. Karena kotoran ini akan menghambat aliran pemindahan panas
dari radiator saat mesin hidup.
Drive Belt
Periksa lah ketegangan belt dengan cara menekannya dengan jari tangan, kalau belt kendur
maka akan terasa lendutan belt yang jauh kearah dalam. Lakukan penekanan dengan
kekuatan normal kira-kira 10kg (lihat gambar-1).
GAMBAR 1.5
Kalau dibengkel biasanya menggunakan alat/special tools bernama “Belt Tension Gauge”
dimana alat ini bisa untuk menekan atau menarik sesuai dengan kekuatan yang kita inginkan,
nanti kekuatannya akan terukur pada jarum indicator (lihat gambar-2).
GAMBAR 1.6
Nilai standard kelenturan dari belt bila ditekan dengan tenaga 10kg kira-kira 7.0-9.0 mm. 4.
Bila ternyata belt tidak standard kelenturannya bisa dilakukan penyetelan sbb (Gambar 3):
Kendurkan nut/mur pada alternator pivot bolt
4.2. Lalu kendurkan “lock bolt” atau baut penguncinya.
4.3. Gunakan “adjusting bolt” atau baut penyetel untuk mengatur ketegangan dari belt
sampai sesuai dengan nilai standard nya (lihat table-A untuk nilai standard antara
belt lama dan belt baru).
4.4. Kencangkan kembali nut/mur alternator pivot bolt. Momen pengencangan 2.3
Kgm
4.5. Kencangkan kembali “lock bolt” Momen pengencangan 2.2 Kgm 4.6.
Kencangkan kembali “adjusting bolt” Momen pengencangan 0.5
GAMBAR 1.7
Hidupkan mesin dan periksa kembali putaran pulley dan belt apakah sudah baik.
Pastikan bunyi cit-cit-cit tidak timbul lagi.
GAMBAR 1.8
4.Matikan mesin, lepas katup PCV dari selang yang terhubung ke intake manifold.
Gerakkan katup PCV kanan kiri (dikocok-kocok). Periksa apakah terdengar bunyi
berderak di dalam katup PCV. Bila timbul bunyi maka hal ini menandakan katup yang
ada di dalamny bekerja dengan baik karena dapat membuka dan menutup, namun bila
tidak terdengar bunyi maka kemungkinan katup PCV rusak dan perlu diganti.
GAMBAR 1.9
GAMBAR 2.1
B.Pemeriksaan komponen
1. Periksa komponen yang di bongkar.
Periksa komponen yang di bongkar terhadap keausan, karat, atau kerusakan.
2. Ukur ketebalan pelapis sepatu rem
Ketebalan minimum:1,0 mm (0,039 in)
Ketebalan standart:6,0 mm (0,236 in)
Jika pada pelapis sepatu rem kurang dari nilai minimum di atas atau terlihat tanda-tanda
keausan yang tidak merata, gantilah sepatu rem.bila sepatu rem harus di ganti, gantilah
seluruh sepatu rem depan untuk menjamin kemampuan rem.
3.Ukur diameter dalam tromol rem.
Diameter maksimal:230,6 mm
Diameter standart:228,6 mm
Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem di bubut sampai pada batas diameter
maksimum.
5.Periksa persinggunagn pelapis sepatu dan tromol rem.
Bila permuakaan gesek antara tromol rem dengan sepatu sudah tidak seperti semula atau
tidak baik, maka gerindalah pelapis sepatu dengan menggunakan penggerinda sepatu atau
gantilah rakitan sepatu rem.
5. periksa silinder roda terhasap karat atau kerusakan.
6. Periksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan.
1.Indikator keausan pad rem dengan menggunakan alur pada bagian pada rem
GAMBAR 2.4
2.Indikator keausan pada rem dengan menggunakan bunyi. Plat indikator keausan yang
melekat pada pad rem akan berbunyi apabila plat ini menyentu piringan (cakram).
Semakin tipis pad rem maka semakin dekat ujung kontak plat indikator ke piringan.
GAMBAR 2.5
3. Indikator keausan pad rem secara elektrik dengan menggunakan konektor listrik yang
dipasangkan pada pad rem. Apabila pad rem telah habis maka konektor listrik akan
menempel pada piringan sehingga rangkaian lampu indikator akan mendapatkan
massa dan akan menyala.
GAMBAR 2.6
GAMBAR 2.7
Bandingkan hasil pengukuran ini dengan spesifikasi ketebalan piringan pada kendaraan
tersebut. Apabila ketebalan piringan ternyata berada di bawah batas minimal maka gantilah
piringan cakram dengan yang baru.
Memeriksa run out piringan
Sebelum melakukan pemeriksaan run out atau keolengan piringan, hal-hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah melepas kaliper rem dan memeriksa kondisi alur piringan
dari kemungkinan kotor, berkarat atau retak.
Pastikanlah bahwa kondisi piringan benar-benar bersih agar saat melakukan pengukuran
dapat mendapatkan hasil yang tepat.
Dengan menggunakan alat ukur Dial Test Indicator (DTI), periksa run out piringan. Letakkan
jarum pengukur DTI pada bagian 5 mm dari lingkar luar piringan. Untuk lebih tepatnya
perhatikan gambar di bawah ini :
GAMBAR 2.8
Jika hasil
pengukuran di
dapatkan run out
piringan melebihi
batas maksimum
pada spesifikasi
kendaraan
tersebut, maka
lakukan
perbaikan pada
piringan dengan
cara
membubutnya
atau gantilah
piringan dengan yang baru.
Memeriksa ketebalan pad rem
Ketebalan pad rem juga dapat diukur dengan menggunanakan alat ukur jangka sorong dengan
pengukuran kedalaman atau dengan menggunakan penggaris. Lakukan pengukuran seperti
pada gambar di bawah ini :
GAMBAR 2.9
Bandingkan hasil pengukuran dengan batas ketebalan minimum. Apabila telah melebihi batas
minimum maka gantilah pad rem.
Apabila gerakan kaliper macet atau keras maka lakukan perbaikkan pada mekanisme
peluncur kaliper.
BAB 4
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran