Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TUGAS SIMKOMDIG
Diajukan untuk melengkapi syarat
Uji kompetensi dan UN

Disusun oleh :
Dio Febriansyah X-TKR3
Ilham Pamungkas X-TKR3
Naufal Alif X-TKR3

SMK NEGERI 1 CIBINONG


BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF
KOMPETENSI TEKNIK KENDARAAAN RINGAN

Jl. Karadenan No.7 Telp (0251)8663846/Fax. 02518665558 Cibinong-Bogor


E-mail : smkn1cibinongbogor@yahoo.id Website : www.smkn1cibinong.org

BOGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
penulis dalam menyusun laporan praktik kerja lapangan (prakerin) ini.
Laporan ini disusun berdasarkan Proses Belajar Perawatan Berkala .
Terima Kasih kepada orang tua saya yang telah memberikan dukungan baik secara moril
maupun materil, sehingga saya dapat melaksanakan prakerin ini dengan baik.
Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam penulisan laporan ini.
1. Bapak Drs. Firdaus, M.Pd, selaku Kepala Smk Negeri 1 Cibinong
2. Bapak Deden Sutrisno S.Pd, selaku Kepala Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan dan selaku Pembimbing Teknis
3. Bapak Trijoyo M,Pd selaku pembimbing Komoetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan

Penulis menyadari bahwa laporan ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
Penulis mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Terimah kasih

Cibinong, Januari 2020


Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar .......................................................................................................... i
Daftar isi ................................................................................................................... iii
Daftar Gambar .......................................................................................................... iv
Lembar Pembimbing Sekolah .................................................................................. vi
Lembar Pengesahan Sekolah ..................................................................................... vii
BAB 1
Pendahuluan
BAB 2
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Struktur Organisasi

KEPALA
BENGKEL

SERVICE
ADVISOR CCR

COSTUMER KEPALA REGU KEPALA REGU ADMIN


SERVICE BENGKEL

WASHING MEKANIK MEKANIK KASIR/BILLING

PART MAN

GUDANG
2.2 Penjelasan Profil Perusahaan

2.3 Bidang Usaha


BAB 3
Pembahasan
K3 adalah suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan
fisik,mental dan sosial yang setinggi tingginya untuk pekerja di semua jenis pekerjaan.
Selain itu, juga merupakan upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh pekerjaan. K3 dapat juga diartikan sebagai perlindungan bagi pekerja dalam
pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
3.1 Keselamatan Kerja (K3)
 Alat Pelindung Diri
- Helm
- Masker
- Sepatu Safety
- Kacamata
- Sarung Tangan
- Penutup Telinga
- Wearpack

 Alat Pelindung Kendaraan


- Fender Cover
- Steering Cover
- Grill Cover
- Stopper Roda
- Jok Cover

3.2 Perawatan Berkala


Kendaraan dibuat dari begitu banyak komponen-komponen, diamana setiap komponen dapat
menjadi rusak, melemah atau berkarat sehingga menurunkan performa fungsinya, tergantung
dari kondisi atau masa pemakaian. Komponen-komponen yang dapat membuat performa
kendaraan menurun, perlu dirawat secara berkala, disetel atau diganti guna memelihara
performa kendaraan.

Dengan melaksanakan perawatan berkala, maka kita dapat mencegah kendaraan kita dari hal-
hal yang tidak kita inginkan yang pada akhirnya harus mengeluarkan uang yang banyak
untuk memperbaiki kerusakan yang lebih parah.

1.Masalah yang lebih besar dengan kendaraan yang mungkin muncul dikemudian hari
dapat dihindari.
2.Kendaraan dapat dijaga pada kondisi yang maksimum saat kapan saja akan digunakan
3.Kendaraan dapat menjadi lebih awet
4.Pengendaraan yang ekonomis dan aman
GAMBAR 1.1

Jadwal perawatan ditentukan oleh faktor-faktor berikut pada setiap kendaraan, diantaranya
yaitu :
model, usia, negara tempat kendaraan digunakan, atau bagaimana menggunakan (kondisi)
kendaraan.

T, R, I, A, L merupakan simbol-simbol perawatan yang dilakukan.


T=Kencangkan pada momen spesifikasi
R=Ganti
I=Periksa, perbaiki atau ganti bila perlu
A= Periksa dan/atau setel bila perlu
L=Lumasi

GAMBAR 1.2
Interval Service

Interval service ditentukan berdasarkan jarak tempuh dan periode yang telah dilalui sejak
service sebelumnya.
Sebagai contoh, bila jadwal penggantian untuk part tertentu ( misalkan saringan udara )
ditulis penggantian setiap 40,000 km atau 24 bulan, maka penggantian harus dilakukan
apabila salah satu dari kondisi di atas yang diapai dahulu. Mana yang lebih cepat tercapai.

- Jika mobil sering dipakai maka setiap 40.000 Km harus dilakukan perawatan
- Jika mobil sangat jarang diapakai setiap 24 Bulan harus dilakukan perawatan
- Hal tersebut juga berlaku seterusnya:

Pengendaraan 40,000 km/12 bulan () setelah service sebelumnya, atau pengendaraan


5,000km/24 bulan () setelah service sebelumnya.

GAMBAR 1.3

Mobil Dengan Perlakuan Khusus


a. Kondisi Jalan
Kasar atau sangat berlumpur, jalan dimana salju mencair, atau sangat berdebu

b. Kondisi Pengendaraan
(1)Kendaraan yang digunakan untuk menarik gandengan, atau menarik kendaraan kemah
(camper) atau kendaraan dengan barang diatasnya (car-top carrier)
(2)Kendaraan yang digunakan untuk perjalanan singkat 8 km atau kurang pada temperatur di
bawah titik beku
(3)Kendaraan yang digunakan untuk patroli polisi, taxi atau kendaraan pengantar dari rumah
ke rumah yang dibiarkan idling dalam waktu yang lama atau menjalani jarak
tambahan dengan kecepatan rendah
(4)Kendaraan yang dikendarai lebih dari 2 jam pada kecepatan tinggi (80% kecepatan
menggunakan kecepatan maksimum kendaraan)

3.2.1 Mesin
Oli Mesin
pegang kain lap di bawah ujungnya, kemudian tarik dipstick (stick pengukur oli) keluar dan
bersihkan. Jika sudah, masukkan kembali dipstick dan pegang kain lap di bawah ujung kain
lap, tarik keluar dan periksa level oli. Jika berada di garis pertama mendandakan rendah, baris
kedua normal, dan ketiga artinya terlalu banyak. Terakhir, jika sudah mengetahui kondisi oli
mesin tersebut, langkah selanjutnya membersihkan dipstick dan masukkan kembali seperti
posisi semula.
Oil Filter
Letakkan bak penampung oli bekas di bawah motor
Lepas baut pembuang oli yang terletak pada karter
Lepas sarigan oli dengan tangan atau kunci pelepas khusus. Kontrol, jangan sampai
paking karetnya tertinggal pada dudukan saringan oli.

GAMBAR 1.4

Pilih saringan oli dengan mencocokkan ulir sarigan dan diameter paking karet.
Kontrol apakah saringan oli lama dilengkapi dengan katup “by -pass “ atau tidak
Kontrol perlu tidaknya katup anti balik di dalam saringan oli dengan melihat posisi
pengikatan saringan oli terhadap motor. Jika posisi pengikatan saringan oli horisontal
atau sambungan saringan di bawah, maka saringan oli harus dilengkapi dengan katup
anti balik.
Pasang kembali baut pembuang oli. Jangan lupa gunakan paking baru.
Periksa dan bersihkan tempat dudukan saringan oli. Beri oli atau vet pada paking
saringan oli baru
Pasang saringan oli baru dan keraskan dengan kekuatan tangan saja.
Isi oli pada motor. Gunakan corong supaya oli tidak tumpah. Perhatikan jumlah oli
yang sesuai spesifikasi. Ada perbedaan jumlah oli dengan/ tanpa mengganti saringan
oli.
Kontrol, apakah jumlah oli sudah tepat sesuai tanda max
Bersihkan bagian-bagian kendaraan yang kotor karena oli.
Hidupkan motor dan kontrol kebocoran pada baut pembuang dan saringan oli yang
telah dipasang.

Radiator, Cairan Pendingin Mesin


Untuk mengecek anti beku sebuah cairan pendingin digunakan hidrometer. Campuran
cairan pendingin dimasukkan ke dalam hidrometer untuk diketahui berat jenisnya.
Berat jenis cairan pendingin dibandingkan dengan spesifikasi pabrik dan diganti bila
perlu atau sejumlah cairan pendingin ditambah agar berat jenis cairan pendingi
menjadi sesuai spesifikasi.
Penghambat korosi juga perlu diperiksa untuk mencegah air menjadi asam. Pengecekan
penghambat korosi umumnyqa diukur menggunakan sebuah rangkaian pengetes kimia
atau kertas litmus.

Ketika menggunakan pengetes kimia sejumlah ukuran dari cairan pendingin diambil
keluar dari sistim pendinginan, dimasukkan kedalam sebuah botol percontohan.
Sejumlah tetesan tertentu dari pengetes dicampurkan dengan cairan pendingin. Warna
ciaran pendingin akan berubah. Warna cairan pendingin dibandingkan dengan tabel
penbanding. Apabila warna cairan cocok dengan warna tertentu pada tabel, cairan
pendingin berada pada spesifikasi. Jika cairan pendingin diluar spesifikasi ini berarti
perlu diganti.
Kertas litmus juga dapat digunakan untuk mengetes cairan pendingin. Perbedaan
dasarnya adalah bahwa sepotong kertas litmus dicelupkan dalam leher radiator sampai
basah. Ketika kertas litmus basah zat kimia bereaksi dan kertas basah berubah warna.
Jika warna yang telah berubah tadi sama dengan warna tertentu hal ini menunjukkan
penghambat korosi berada dalam spesifikasi.
Campuran penghambat korosi cairan pendingin perlu diganti setiap dua belas bulan
karna ethylene glycol dapat rusak. Jika cairan pendingin tidak diganti, hal ini dapat
menjadi asam dan merusakkan engine
Cairan pendingin juga diperiksa dari tercemari oli. Buka tutup radiator dan periksa dari
leher radiator, jika terdapat oli yang melapisi di lapisan atas air akan tampak
mengapung dan sistim perlu dibilas/cuci dan penyebab kontaminasi harus ditemukan
dan diperbaiki.
Pengetesan akhir sistem pendinginan adalah untuk meyakinkan bahwa sabuk kipas
dalam keadaan yang baik, tersetel dengan benar dan kisi-kisi radiator bersih dari
daun-daun dan debu. Karena kotoran ini akan menghambat aliran pemindahan panas
dari radiator saat mesin hidup.

Drive Belt
Periksa lah ketegangan belt dengan cara menekannya dengan jari tangan, kalau belt kendur
maka akan terasa lendutan belt yang jauh kearah dalam. Lakukan penekanan dengan
kekuatan normal kira-kira 10kg (lihat gambar-1).

GAMBAR 1.5
Kalau dibengkel biasanya menggunakan alat/special tools bernama “Belt Tension Gauge”
dimana alat ini bisa untuk menekan atau menarik sesuai dengan kekuatan yang kita inginkan,
nanti kekuatannya akan terukur pada jarum indicator (lihat gambar-2).

GAMBAR 1.6

Nilai standard kelenturan dari belt bila ditekan dengan tenaga 10kg kira-kira 7.0-9.0 mm. 4.
Bila ternyata belt tidak standard kelenturannya bisa dilakukan penyetelan sbb (Gambar 3):
Kendurkan nut/mur pada alternator pivot bolt
4.2. Lalu kendurkan “lock bolt” atau baut penguncinya.
4.3. Gunakan “adjusting bolt” atau baut penyetel untuk mengatur ketegangan dari belt
sampai sesuai dengan nilai standard nya (lihat table-A untuk nilai standard antara
belt lama dan belt baru).
4.4. Kencangkan kembali nut/mur alternator pivot bolt. Momen pengencangan 2.3
Kgm
4.5. Kencangkan kembali “lock bolt” Momen pengencangan 2.2 Kgm 4.6.
Kencangkan kembali “adjusting bolt” Momen pengencangan 0.5

GAMBAR 1.7
Hidupkan mesin dan periksa kembali putaran pulley dan belt apakah sudah baik.
Pastikan bunyi cit-cit-cit tidak timbul lagi.

Timming belt/Timming Chain


Cara mengukur ketegangannya sama seperti Drive Belt

Tutup tangki bahan bakar


Periksa tangki bahan bakar dari keretakan dan kebocoran. Jika pada tangki bahan bakar
atau komponennya terdapat kerusakan, maka perbaiki tangki bahan bakar atau jika
kerusakannya terlalu parah atau banyak maka ganti tangki bahan bakar dengan yang
baru.
Periksa saluran bahan bakar dari kerusakan dan kebocoran. Jika pada saluran bahan
bakar terdapat kerusakan sebaiknya diganti saluran bahan bakar tersebut dengan yang
baru.
Periksa apakah saluran dan penutup bahan bakar telah terpasang dengan benar. Jika
tutup saluran bahan bakar belum terpasang dengan benar, maka buka kembali tutup
saluran bahan bakar kemudian pasang kembali tutup tersebut dengan benar.
Periksa apakah ada kerusakan di penutup tangki dan gasket. Jika penutup tangki dan
gasket terdapat kerusakan maka gantilah dengan yang baru.
Katup PCV
1.Lepas katup PCV
2.Hidupkan mesin pada posisi idle
3.Tutup saluran PCV yang terhubung dengan tutup kepala silinder menggunakan jari.
Periksa apakah terjadi kevakuman. Bila dirasakan terjadi kevakuman yang besar maka
katup PCV perlu dibersihkan atau jika perlu diganti.

GAMBAR 1.8

4.Matikan mesin, lepas katup PCV dari selang yang terhubung ke intake manifold.
Gerakkan katup PCV kanan kiri (dikocok-kocok). Periksa apakah terdengar bunyi
berderak di dalam katup PCV. Bila timbul bunyi maka hal ini menandakan katup yang
ada di dalamny bekerja dengan baik karena dapat membuka dan menutup, namun bila
tidak terdengar bunyi maka kemungkinan katup PCV rusak dan perlu diganti.
GAMBAR 1.9

5. Katup PCV yang kotor dapat


dibersihkan dengan
menggunakan cairan pembersih
WD-40 atau yang lainnya.
Semprotkan cairan pembersih ke
dalam lubang katup PCV, lalu
katup PCV digerak-gerakkan kiri
kanan agar kotoran di dalamnya
dapat keluar.
Charcoal Canister

GAMBAR 2.1

Charcoal canister merupakan komponen yang


berbentuk tabung dan di dalam charcoal
canister berisi komponen charcoal yang masih
aktif. Charcoal canister ini terhubung dengan
tangki bahan bakar, ruang pelampung
karburator dan lubang pengisian karburator.
Dimana uap bahan bakar yang terjadi di dalam
ruang pelampung dan tangki bahan bakar
nantinya akan dikirimkan ke charcoal canister.
Di dalam chacoal canister nantinya akan
dipisahkan antara udara dengan uap
hidrokarbon oleh komponen charcoal. Uap
bensin yang sudah dipisahkan tersebut
nantinya akan dikirimkan ke ruang bakar di
dalam silinder melalui karburator ketika mesin
hidup.
Idle Maxture
Idle Mixture Adjusting Screw dengan Air Screw berfungsi untuk menentukan campuran
bahan bakar dengan udara untuk kerja motor saat melakukan putaran stasioner/idling, dimana
air screw menentukan sedikit-banyaknya udara yang akan masuk ke slow jet.
3.2.1 REM
Cara Kerja Rem Tromol
Pada saat rem diinjak / ditekan maka tuas mendorong piston master silinder.Piston master
silinder menekan fluida,tekanan akan diteruskan merata keseluruh silinder roda.Piston
silinder roda mendapat dorongan / tekanan dari fluida dan piston meneruskan gaya ani
menekan sepatu rem,dan sepatu rem menekan dinding dalam tromol sehingga terjadi
pengereman atau gesekan.Pada saat pedal rem dan pegas sepatu rem akan menarik sepatu
rem.Tekanan ini berdampak tekanan pada piston silinder roda dan tekanan ini akan
mendorong fluida kembali ke master silinder.
A.Langkah pemeriksaan rem tromol
1. Lepas roda dan tromol rem
2. Periksa kebocoran minyak rem pada silinder roda.
Bukalah kedua karet pelindung pada siinder roda perhatikan apabila terdapat kebocoran
minyak rem,bongkarlah silinder roda,periksalahsilinder roda dari karat dan kerusakan
lainnya.
3. Periksalah ketebalan pelapis sepatu rem.
Bila ketebalan pelapis sepatu kurang dari batas minimum atau terlihatnya tanda-tanda
keausan yang tidak merata,gantilah sepatu rem bila perlu
4. Periksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan.
5. Oleskan gemuk pada bagian backing plat yang bersinggungan dengan sepatu rem.
6. Periksa mekanisme penyetelan otomatis.
7. Periksa celah antara sepatu rem dan tromol rem.
8. Ukuran diameter dalam tromol sepatu rem. Periksa bahwa selisih adalah sama dengan
satu.
9. Bersihkan sepatu rem dengan kertas amplas.
10. Bersihkan bagian tromol.
11. Tiupkanlah udara bertekanan tinggi dari kompresor pada rem tromol untuk
membersihkan bagian rem dari kotoran atau debu.
12. Pasang tromol rem dan roda belakang.
13. Isi tanki cadangan minyak rem dan lakkukan pembuangan udara system rem.
14. Periksa kebocoran minyak rem.
GAMBAR 2.2

B.Pemeriksaan komponen
1. Periksa komponen yang di bongkar.
Periksa komponen yang di bongkar terhadap keausan, karat, atau kerusakan.
2. Ukur ketebalan pelapis sepatu rem
Ketebalan minimum:1,0 mm (0,039 in)
Ketebalan standart:6,0 mm (0,236 in)
Jika pada pelapis sepatu rem kurang dari nilai minimum di atas atau terlihat tanda-tanda
keausan yang tidak merata, gantilah sepatu rem.bila sepatu rem harus di ganti, gantilah
seluruh sepatu rem depan untuk menjamin kemampuan rem.
3.Ukur diameter dalam tromol rem.
Diameter maksimal:230,6 mm
Diameter standart:228,6 mm
Bila tromol rem tergores atau aus, tromol rem di bubut sampai pada batas diameter
maksimum.
5.Periksa persinggunagn pelapis sepatu dan tromol rem.
Bila permuakaan gesek antara tromol rem dengan sepatu sudah tidak seperti semula atau
tidak baik, maka gerindalah pelapis sepatu dengan menggunakan penggerinda sepatu atau
gantilah rakitan sepatu rem.
5. periksa silinder roda terhasap karat atau kerusakan.
6. Periksa backing plat terhadap keausan atau kerusakan.

Pemeriksaan Rem Cakram


Langkah pemubakaan
-Kendorkan mur roda.
-Dongkrak kendaraan pada bagian yang telah ditentukan.
-Pasang pengaman jack stand pada bagian yang telah ditentukan.
-Lepas mur roda dan lepas roda.
-Lepas baut pengikat kaliper dengan kerangka.
-Lepas kaliper dan lepas pad rem.
1.Pemeriksaan rem cakram secara visual
Memeriksa jumlah minyak rem
Pemeriksaan sistem rem cakram secara visual yang pertama adalah memeriksa ketinggian
dari cairan rem (minyak rem) yang ada di dalam reservoir pada master silinder serta
memeriksa sistem hidrolik rem dari kemungkinan terjadinya kebocoran. Apabila cairan rem
berkurang dari batas minimal (low) maka periksa apakah terjadi kebocoran pada sistem,
lakukan perbaikan apabila terjadi kebocoran lalu baru tambahkan cairan rem pada reservoir.
GAMBAR 2.3

Memeriksa kondisi dan keausan pada rem


Periksalah kondisi pad rem secara visual meliputi kausan pada pad rem yang tidak merata
atau ada bagian dari pad rem yang patah (retak), mengkilap, terdistorsi atau juga apabila
terkena oli. Apabila ditemui masalah-masalah di atas maka sebaiknya gantilah pad rem.

1.Indikator keausan pad rem dengan menggunakan alur pada bagian pada rem
GAMBAR 2.4
2.Indikator keausan pada rem dengan menggunakan bunyi. Plat indikator keausan yang
melekat pada pad rem akan berbunyi apabila plat ini menyentu piringan (cakram).
Semakin tipis pad rem maka semakin dekat ujung kontak plat indikator ke piringan.

GAMBAR 2.5
3. Indikator keausan pad rem secara elektrik dengan menggunakan konektor listrik yang
dipasangkan pada pad rem. Apabila pad rem telah habis maka konektor listrik akan
menempel pada piringan sehingga rangkaian lampu indikator akan mendapatkan
massa dan akan menyala.

GAMBAR 2.6

2. Pemeriksaan rem cakram dengan pengukuran.


Memeriksa ketebalan piringan
Dengan menggunakan alat ukur micrometer luar, ukurlah ketebalan dari piringan rem pada 8
titik yang berbeda.

GAMBAR 2.7
Bandingkan hasil pengukuran ini dengan spesifikasi ketebalan piringan pada kendaraan
tersebut. Apabila ketebalan piringan ternyata berada di bawah batas minimal maka gantilah
piringan cakram dengan yang baru.
Memeriksa run out piringan
Sebelum melakukan pemeriksaan run out atau keolengan piringan, hal-hal yang harus
dilakukan terlebih dahulu adalah melepas kaliper rem dan memeriksa kondisi alur piringan
dari kemungkinan kotor, berkarat atau retak.
Pastikanlah bahwa kondisi piringan benar-benar bersih agar saat melakukan pengukuran
dapat mendapatkan hasil yang tepat.
Dengan menggunakan alat ukur Dial Test Indicator (DTI), periksa run out piringan. Letakkan
jarum pengukur DTI pada bagian 5 mm dari lingkar luar piringan. Untuk lebih tepatnya
perhatikan gambar di bawah ini :

GAMBAR 2.8

Jika hasil
pengukuran di
dapatkan run out
piringan melebihi
batas maksimum
pada spesifikasi
kendaraan
tersebut, maka
lakukan
perbaikan pada
piringan dengan
cara
membubutnya
atau gantilah
piringan dengan yang baru.
Memeriksa ketebalan pad rem
Ketebalan pad rem juga dapat diukur dengan menggunanakan alat ukur jangka sorong dengan
pengukuran kedalaman atau dengan menggunakan penggaris. Lakukan pengukuran seperti
pada gambar di bawah ini :
GAMBAR 2.9

Bandingkan hasil pengukuran dengan batas ketebalan minimum. Apabila telah melebihi batas
minimum maka gantilah pad rem.

Memeriksa mekanisme pen luncur kaliper (pada kaliper tipe floating).


Oleskan paslin atau gemuk pada bushing peluncur kaliper dan karet penutup debu kemudian
pasangkan kaliper pada kerangka. Gerakkan kaliper ke kanan dan ke kiri, kaliper harus dapat
baik.
GAMBAR 3.1

Apabila gerakan kaliper macet atau keras maka lakukan perbaikkan pada mekanisme
peluncur kaliper.
BAB 4
Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai