Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ALIGMENT PADA COUPLING

Di susun oleh :
NIKO PERDANA
2105012075
ME-4G

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
TA:2023

KATA PENGANTAR

Puji dansyukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasabuat berkat
dan pertolongan-Nya yang selalu dilimpahkan kepadasayasehingga akhir nya saya dapat
menyelesaikan laporan tentang ALIGMENT PADA COUPLING ini dengan tepat Waktu.

Laporan ini sengaja kami buat untuk sebagai pertanggung jawaban atas praktek yang
kami lasanakan di bengkel peralatan dan perbaikan Politeknik Negeri Medan. Selain sebagai
memenuhi tugas tersebut, laporan ini sangat berguna bagi para pembaca yang sangat
membutuhkan pengetahuan tentang ALIGMENT PADA COUPLING tersebut.

Akan tetapi penulis sangat menyadari kelemahan dan kekurangan dalam penulisan
laporan ini. Oleh karena itu penulis menerima baik segala masukan, kritik maupun saran yang
membangun dari dosen pebimbing dan dari para pembaca guna sebagai perbaikan untuk
laporan-laporan berikutnya. Terima kasih.

Medan, 23 Mei 2023

NIKO PERDANA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
I.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 4
I.2 TUJUAN PRAKTIKUM............................................................................................. 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 5
II.1 ALIGMENT PADA COUPLING ............................................................................... 5
II.2 Empat Pilosofi Pemeliharaan ...................................................................................... 6
BAB III ...................................................................................................................................... 7
PROSES PENGUJIAN .............................................................................................................. 7
III.1 PROSSES PENGUJIAN ......................................................................................... 7
III.2 DATA HASIL PENGUJIAN .................................................................................. 8
III.3 DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM ...................................................... 9
BAB IV .................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
IV.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 10
IV.2 SARAN.................................................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Industri di seluruh dunia kehilangan miliaran dollar pertahun akibat misalignment
mesin. Misalignment dapat terjadi disebabkan karena mesin mengalami soft foot pada kaki-
kaki mesin dan terjadi run out pada kopling dan poros mesin, yang dapat mengakibatkan
terjadinya parallel misalignment dan angular misalignment. Metode kasar yang sering
digunakan tidak memberikan alignment yang akurat, dengan menggunakan metode double dial
indicator dapat memberikan alignment yang benar dan dapat digunakan untuk memeriksa
runoutpada kopling danporos. Mesin yang mengalami soft foot dapat diperbaiki dengan
menambahkan shims pada kaki-kakimesin yang mengalami soft foot dengan mengukur gap
pada kaki-kaki mesin menggunakan feeler gauge. Mengetahui terjadinya run out pada kopling
dan poros dapat dilakukan pengecekan menggunakan dial indiator yang dipasangkan pada
lingkar kopling atau lingkar poros, layak atau tidaknya sesuai dengan toleransi masing-masing
rpm mesin, semakin besar rpm mesin semakin kecil toleransinya Pengecekan misalignment
dapat dilakukan dengan mensimetriskan poros motor dengan poros pompa menggunakan dial
indicator yang dipasang di kopling motor dengan pegangan di pompa.

I.2 TUJUAN PRAKTIKUM


➢ Mahasiswa dapat belajar melepas komponen – komponen ALIGMENT PADA
COUPLING
➢ Mahasiswa dapat belajar memeriksa tingkat keausan komponen – komponen
ALIGMENT PADA COUPLING
➢ Mahasiswa dapat belajar merakit ALIGMENT PADA COUPLING
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 ALIGMENT PADA COUPLING


Menurut John Piotrowski dalam bukunya Shaft Alignment Hand book hal 1, Third
Edition, 2007 “ Terlepas dari kepercayaan populer, ketidaksesuaian dapat menyamarkan
dirinya dengan sangat baik pada mesin rotasi industri. Apa yang kami saksikan adalah efek
sekunder dari ketidaksejajaran karena secara perlahan merusak mesin dalam jangka waktu yang
lama. Beberapa gejala umum area misalignment seperti berikut:

1. Kerusakan bantalan prematur, segel, poros, atau kopling.


2. Peningkatan suhu pada atau di dekat bantalan atau suhu oli pembuangan tinggi.
3.Jumlah kebocoran pelumas yang berlebihan di seal bantalan.
4. Jenis kopling fleksibel tertentu akan menunjukkan suhu yang lebih tinggi dari normal saat
dijalankan atau akan menjadi panas segera setelah unit dimatikan. Jika kopling adalah tipe
anelastomer, ada bubuk karet di dalam selubung kopling.

5. Peralatan serupa tampaknya memiliki umur pengoperasian yang lebih lama.

6, Jumlah kegagalan kopling yang sangat tinggi atau cepat aus.


7.Poros putus (atau retak) pada atau dekat dengan bantalan inboard atau kopling
8. Jumlah gemuk (atau oli) yang berlebihan di bagian dalam pelindung kopling.
9. Baut pondasi yang longgar, biasanya disebabkan oleh kondisi 'kaki lunak', diperburuk oleh
ketidaksejajaran (misalignment)
10. Baut kopling kendor atau rusak. Hal ini sering kali disebabkan oleh kesalahan torsi pada
baut penggandengan dan diperburuk oleh kondisi misalignment.
Gambar 1 Shaft Distorsi Disebabkan Misalignment

Gambar 2. Pengenalan Uji kesebarisan Motor dengan Pompa

II.2 Empat Pilosofi Pemeliharaan


Jika Anda bekerja cukup lama di industri ini, Anda mungkin mendapatkan kesempatan
untuk mengamati semua '' gaya '' pemeliharaan yang berbeda. Bagaimana organisasi
pemeliharaan mengoperasikan peralatan mereka biasanya terbagi dalam empat kategori
berbeda:

1. Breakdown or run-to-failure maintenance; Pemeliharaan tidak terncana, diperbaiaki


jika ada kerusakan
2. Preventive or time-based maintenance;Pemeliharaan berdasarkan waktu periodic
misalnya setiap jam. Mingguan, bulanan, tahunan
3. Predictive or condition-based maintenance, Pemeliharaan berbais kondisi mesin,
dilakukan saat mesin beroperasi dengan mengamati setiap perubahan kondisi
mesin melalui , suhu, Suara mesin, dan getaran
4. Proactive or prevention maintenance;Pemeliharan berbasis root case analysis dengan
mengambil sampel minyak pelumas . kemudian diperiksa di Lab. Apa saja kandungan
yang ada di dalam minyak pelumas tersebut, selanjutnya diambil tindakan pemeriksaaan
/tindakan lebih lanjut.
Salah satu elemen penting untuk transmisi atau penyambung antar dua pors adalah
Kopling, bentuk opling da beberapa macam yaitu salah satunya adalah di bawah ini yaitu
kopling gear, kopling karet (Tire)
BAB III

PROSES PENGUJIAN

III.1 PROSSES PENGUJIAN


Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu :

a. Tahap Langkah Pra- Aligment Metode Alignment Rim And Face


Sebelum melaksanakan alignment double dial indikator terlebih dahulu lakukan
pengecekan
terhadap run out poros dan kopling. Langkah pengecekan run out :
➢ Pasang bracket/pemegang pada hub kopling driven
➢ Jarum dial menunjuk pada hub kopling motor driver
➢ Hub kopling motor dibagi mejadi 4 dan beri tanda jam 12.00 , 3.00 , 6.00 ,
9.00 di lihat dari bagian depan motor.
➢ Jarum set menyentuh hub bagian atas dan penunjukan di angka skala 0.0
➢ Putar hub kopling motor, hub kopling driven tetap/dial tidak diputar.
6. Putar 360 derajat, catat setiap posisi minimal 4 posisi, yaitu jam 12.00, jam
3.00, jam 6.00, jam 9.00.
➢ Setelah kembali ke jam 12.00 jarum dial seharusnya menunjuk kembali ke
angka 0, jika tidak nol kemungkinan ada kesalahan saat memutar atau
kesalahan dalam dial indicator.
➢ Disarankan untuk mengambil data lebih dari satu-kali, kemudian di rata- rata.
b. Langkah pelaksanaan Pelaksanaan Metode Alignment Rim and Face
➢ Pasang pemegang/bracket pada mesin atau poros pertama driven yang mudah
diputar, cukup kokoh tidak goyang, supaya tidak terjadi kesalahan.
➢ Pasang dial indicator ke muka (face) dan lingkaran (rim) poros yang kedua
driven.
➢ Reset indicator ke posisi jam 12.
➢ Putarkan poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9, jika
memungkinkan dan ambil pengukuran pada posisi ini (positif atau negatif).
➢ Kembali ke posisi jam 12 untuk memeriksa apakah indicator mempunyai nilai
0 lagi.
➢ Ulangi prosedur 1 sampai 4 untuk memeriksa ulang pengukuran pada
pengambilan data pertama.
➢ Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus dilakukan 2 s/d
4 kali, kemudian di rata-rata.
➢ Pasang konektor ke arus listrik yang sesuai dengan tegangan motor
➢ Nyalakan alat simulasi kelurusan poros / kopling dengan menekan saklar on.
10. Lihat running alat setelah proses alignment dilakukan

III.2 DATA HASIL PENGUJIAN

ARAH JAM ARAH JAM ARAH JAM ARAH JAM


NO
12 3 6 9
1 0 0,01 0,03 0,02
2 0 0,01 0,03 0,03
3 0 0,02 0 0,02
4 0 0,03 0,02 0,02

RATA-RATA 0 0,0175 0,02 0,0225

Tabel 1. Hasil pengambilan data run out pada Kopling Driver

ARAH ARAH ARAH ARAH


NO
JAM 12 JAM 3 JAM 6 JAM 9
1 0 0,02 0 0.02
2 0 0,01 0,01 0.01
3 0 0,01 0,03 0
4 0 0,02 0,02 0
RATA-
0 0,015 0,015 0
RATA

Tabel 2. Hasil pengambilan data run out pada Kopling Driven

ARAH ARAH ARAH ARAH


NO
JAM 12 JAM 3 JAM 6 JAM 9
1 0 0 0,02 0,01
2 0 0 0,03 0,02
3 0 0,02 0,03 0,02
4 0 0,02 0,03 0
RATA-
0 0,01 0,0275 0,0125
RATA

Tabel 3. Hasil pengambilan data run out pada Poros Driver

ARAH JAM ARAH JAM ARAH JAM ARAH JAM


NO
12 3 6 9
1 0 0 0,02 0
2 0 0 0 0,02
3 0 0,2 0,03 0,3
4 0 0,02 0,03 0

RATA-RATA 0 0,055 0,02 0,08

Tabel 4. Hasil pengambilan data run out pada Poros Driven

III.3 DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM


BAB IV

PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
pengukuran dapat dilakukan pertama terhadap poros mesin apakah poros tersebut sudah
bengkok atau masih lurus. Kemudian Pengukuran dapat dilakukan pada sambungan Kopling
pada poros penggerak maupun poros yang digerakkan. Pengukuran dengan menggunakan dial
indicator yang terpasang pada bagian RIM dan face koplingnya, kemudian poros diputar sesuai
arah pengukurannya yaitu joam 12. Jam 3, jam 6 dan jam 9 ,hasil pengukuran dimasukkan pada
lembaran table yang tersedia.

IV.2 SARAN
Pada praktikum selanjutnya diharapkan lebih tertib agar berjalannya proses praktikum
dengan baik dan nyaman, dan tidak lupa juga untuk berhati-hati dalam menggunakan peralatan
praktikum,setelah selesai praktikum diharapkan peratan yang digunakan di simpan di tempat
yang sudah disediakan.

Anda mungkin juga menyukai