Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2022.1)

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD IVAN CAHYONO

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042212279

Tanggal Lahir : 07 FEBRUARI 1998

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4317/Ek. Sumberdaya Alam & Lingkungan

Kode/Nama Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN

Kode/Nama UPBJJ : UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

Hari/Tanggal UAS THE : Minggu, 19 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan

Mahasiswa Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD IVAN CAHYONO


NIM : 042212279
Kode/Nama Mata Kuliah : Ek. Sumberdaya Alam & Lingkungan
Fakultas : EKONOMI
Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN
UPBJJ-UT : UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Jember, 19 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

MUHAMMAD IVAN CAHYONO


Jawaban
1. Sifat barang public dan common property resources yang menimbulkan adanya
ekternalitas menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan sumber daya alam. Hal
ini dikarenakan tidak adanya insentif bagi seseorang untuk memanfaatkan secara
penuh atas sumber daya yang dimiliki karena ketiadaan hak kepemilikan yang
jelas. Eksternalitas juga mengarah pada pemanfaatan yang berlebihan terhadap
sumber daya alam sehingga tidak efisien secara sosial karena sumber daya yang
secara sosial bisa dinikmati oleh masyarakat banyak menjadi tidak
terdistribusikan dengan adil. Hal ini dapat dijelaskan pada gambar berikut :

MSC

MD

Harga
biaya B
MPC

Pp

Demand

Qs Qp Output

Gambar diatas menggambarkan kurva permintaan unit usaha ( misalnya pabrik )


yang menimbulkan pencemaran ( eksternalitas ). Kurva biaya pabrik tersebut
digambarkan oleh kurva MPC yang menggambarkan biaya privat ( marginal privat
cost ). Pabrik tersebut menimbulkan pencemaran dari setiap output yang
dihasilkan. Hal ini ditunjukkan oleh kurva berlabel MD atau marginal damage. Jika
tidak memperhitungkan ekternalitas, output akan diproduksi sebesar Qp, namun
jika eksternalitas tersebut diperhitungkan, maka kurva biaya yang harus dihitung
adalah kurva biaya sosial yang merupakan penjumlahan biaya private dan
kerusakan atau MSC = MD + MPC. Dengan menggunakan kurva MSC maka titik
perpotongan kurva MSC dengan kurva permintaan terjadi pada point B dengan
output yang dihasilkan sebesar Qs. Output ini lebih kecil dari output Qp, sehingga
dapat disimpulkan bahwa pabrik yang menghasilkan eksternalitas memproduksi
output yang tidak efisien secara sosial.
2. Instrument ini pertama kali dikenalkan oleh A.C Piigou pada abad ke 19 dikenal
dengan pigovian approach. Untuk memahami mekanisme pigovian ini, perhatikan
gambar di bawah ini,

S2 = PMC1 + tax

Harga,
Biaya

S1 = PMC1
P2

P1

Q2 Q1 Kuantitas ( Q )

Kurva D pada gambar menunjukkan kurva permintaan dari suatu komoditas (


misalnya baja atau tekstil ). Kurva ini juga sekaligus menggambarkan manfaat
yang diperoleh oleh industry atau sering disebut Privat Marginal Benefit. Kurva S1
menggambarkan kurva penawaran yang diturunkan dari kurva biaya industry
atau privat marginal cost. Kurva S1 = PMC1 adalah kondisi awal ketika industry
menghadapi kurva permintaan D dan kurva biaya ( penawaran S1 ) sehingga
dihasilkan output sebesar Q1. Jika pemerintah menerapkan pajak sebesar t yang
setara dengan biaya kerusakan lingkungan, maka pajak tersebut akan menggeser
kurva biaya keatas ( kiri ) menjadi S2 = PMC1 + tax. Akibat pajak ini output
berkurang menjadi Q2 sehingga pencemaran ekternalitas juga berkurang.

3. Fenomena Resources Curse ( Kutukan sumber daya ) dan Dutch Desease


atau penyakit belanda.

 Fenomena Resources Curse ( Kutukan sumber daya ) merujuk pada


fenomena dimana negara – negara dengan sumber daya alam (khususnya
tidak terbarukan) yang melimpah cenderung mengalami pertumbuhan
ekonomi yang lambat disbanding dengan negara – negara yang tidak
memiliki sumber daya tersebut.
 Fenomena Dutch Desease atau penyakit belanda di sisi lain
menggambarkan bagaimana pertumbuhan penerimaan yang tinggi dari
sumber daya tidak terbarukan seperti minyak menimbulkan dampak
negative pada sector perekonomian lainnya. Fenomena ini terjadi di belanda
pada tahun 1960an ketika negara itu menemukan gas yang memicu
lonjakan ekonomi namun tidak lama kemudian menurukan kinerja sector
ekonomi lainnya khususnya sector pertanian.

4. Dua pengukuran keberlanjutan lemah yang sering digunakan adalah :

 Indicator hartwick (GREEN NNP)

Secara verbal, prinsip hukum Hartwick dapat dijelaskan sebagai berikut, jika
pembangunan ekonomi dihasilkan dari sumber daya tidak terbarukan (stok
yang terbatas) dan jika diasumsikan bahwa utilitas masyarakat diperoleh
dari mengkonsumsi langsung sumber daya tersebut, maka dalam situasi ini
satu – satunya cara untuk mempertahankan sumber daya agar tetap
berkelanjutan adalah dengan tidak mengkonsumsinya (Konsumsi sama
dengan 0). Kondisi ini tentu saja sangat tidak diinginkan. Namun demikian,
keberlanjutan dapat dilakukan dengan cara lain, yakni dengan tidak
mengkonsumsi langsung sumber daya alam, melainkan memperlakukannya
sebagai input untuk proses produksi berikutnya. Output dari proses
produksi ini kemudian dapat digunakan untuk konsumsi maupun dapat
diinvestasikan sehingga menjadi capital yang kumulatif. Dengan demikian
keberlanjutan sumber daya dapat dipertahankan tanpa harus
mengorbankan konsumsi. Untuk mencapai kondisi ini maka tiga
persyaratan harus utama harus dipenuhi.

 Indicator pearce – Atkinson (Genuine Saving)

Pada prinsipnya pearce Atkinson menggunakan indicator yang lebih


sederhana yakni ukuran per kapita, baik untuk tabungan maupun output
yang tidak menurun sepanjang waktu. Pengukuran indicator ini sering juga
disebut sebagai pengukur genuine saving dan masih di kategorikan sebagai
pengukuran indicator berkelanjutan lemah dan didasarka pada teori
pertumbuhan ekonomi neo-klasikal dengan asumsi bahwa terdapat
subtitusi sempurna antar capital fisik dari sumber daya alam dan capital
buatan manusia. Asumsi subtitusi ini memungkinkan tercapainya
keberlanjutan lemah karena meskipun komponen sumber daya alam
menurun, namun jika mampu di kompensasi oleh man made capital, maka
secara agregat total dari capital bisa jadi tidak menurun sepanjang waktu.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai