Anda di halaman 1dari 6

AEROPHONE

1. OBOE

Sumber gambar : id.yamaha.com

Oboe adalah alat musik melodis (tiup) yang mampu memberikan suara amat halus dan
ekspresif. Termasuk alat musik jenis woodwind. Ia adalah keturunan dari shawm. Kata "obo"
berasal dari bahasa Prancis hautbois, berarti "high wood". Oboe memakai jarak not ( note range)
sopran, menggunakan selaput gelagah dobel dan ukuran panjangnya 62 cm. Batang kayu
berbentuk seperti kerucut ramping panjang yang ujungnya melebar menyerupai lonceng.

Oboe moderen berasal dari jaman Mozart dan Haydn, yang sebelum masa itu, di jaman
Renaissance, bunyinya jauh lebih keras, menyerupai trompet. Corongnya menggunakan buluh
ganda, yang bergetar saat Moms meniupnya. Getaran buluh ini membuat udara di dalam obo
bergerak, dan dengan demikian menciptakan suara. Untuk memainkannya, pegang obo dengan
tegak, tiup melalui buluh ganda di mulut, dan gunakan kedua tangan untuk menekan tombol
untuk membuka dan menutup lubang dan mengubah nada.

 Sejarah Oboe

Instrumen Oboe paling awal dikenal tahun 800SM. Ahli sejarah Kurt Sach menduga bahwa
tulisan paku yang terdapat di Univeristy Museum of Philadelpia, yang menguraikan tentang
upacara pemakaman Kerajaan Sumeria, mengikutsertakan beberapa pemain Oboe. Dugaan ini
didasarkan pada tulisan paku di atas, disitu terdapat instrumen musik yang terdiri dari dua pipa
yang bentuknya bersimpangan seperti lazimnya bentuk instrument Oboe di masa awal.

Instrumen Oboe pertama kali diciptakan oleh Jean Hottere I dan Michel Philidor pada
tahun 1660. Sepuluh tahun kemudian, dalam periode ini banyak penilitian dan perbaikan yang
berguna oleh pembuat instrument dari Prancis. Perkembangan instrumen Oboe pada masa ini
berlangsung selama 90 tahun dapat dianggap periode dua dan tiga kunci dalam periode ini
instrumen Oboe mengalami perkembangan yang membedakan instrumen tersebut dengan
Shawn. Salah satu perkembangannya pada bentuk bell dan terdapat bagian baluster pada bagian
atas instrumen. Semua instrumen Oboe pada periode ini terbagi dalam dua keluarga yaitu dua
kunci dan tiga kunci, instrumen tiga kunci lebih tua umurnya daripada instrumen dua kunci.

Sumber materi :

http://digilib.isi.ac.id/3435/2/BAB%20II.pdf
https://delphipages.live/id/hiburan-budaya-pop/alat-alat-musik/oboe-musical-instrument
https://www.orami.co.id/magazine/alat-musik-tiup/#:~:text=Getaran%20buluh%20ini
%20membuat%20udara,menutup%20lubang%20dan%20mengubah%20nada

2. EUPHONIUM
Sumber gambar : amazon.com

Euphonium merupakan instrumen musik tiup, keluarga tiup logam yang menghasilkan
nada dalam rentang nada tenor yang ditemukan di kota Weimar, Jerman.Nama dari instrumen ini
merupakan turunan bahasa yunani dari kata auphonos yang artinya suara yang indah/baik (eu
artinya "baik" dan phonium/foni artinya "suara"). Euphonium merupakan instrumen musik tiup
logam dengan sistem katup hampir semua model yang terdapat saat ini menggunakan sistem
katup piston, meski demikian terdapat pula model yang menggunakan sistem katup putar (rotary
valved). Euphonium model edisi profesional menggunakan sistem katup top-action (top-action
valves) yang dimainkan dengan tiga jari dengan tangan kanan, ditambah katup ke empat yang
dimainkan dengan jari dari tangan kiri, biasanya katup ini terdapat pada bagian tengah sebelah
bawah pada sisi kanan dari instrumen tersebut.

 Sejarah Euphonium

Eufonium diperkirakan ditemukan, sebagai sebuah "instrumen bercorong lebar, berkatup


pada rentang nada bariton", oleh Ferdinand Sommer dari Weimar tahun 1843, meski demikian
Carl Moritz tahun 1838 dan Adolphe Sax pada tahun 1843 turut berjasa pula. Meski saxhorn dari
keluarga sax ditemukan pada masa yang sama dan bentuk saxhorn bass serupa dengan eufonium,
instrumen tersebut dikonstruksi dengan cara berbeda. Saxhorn menggunakan corong bersilinder
dan tidak memungkinkan nada-nada fundamental untuk dimainkan, karenanya, hubungan bass
saxhorn menjadi lebih dekat dengan bariton daripada eufonium.
Eufonium bercorong ganda diciptakan di Amerika Serikat dengan membawa sebuah
corong tambahan yang berdiameter lebih kecil sebagai tambahan atas corong utama. Tujuan
penciptaan ini adalah untuk memungkinkan pemain berganti karakteristik suara hanya dengan
menekan katup yang biasanya dioperasikan dengan menggunakan tangan kiri. Corong yang lebih
kecil berfungsi untuk mensimulasikan suara trombone dan biasanya difungsikan pada
pertunjukan sebagai alternatif pengganti. Harry Whittier dari Patrick S. Gilmore band
mengenalkan instrumen ini pada tahun 1888, dan telah digunakan secara luas baik di sekolah
ataupun grup band selama beberapa dekade. Harold Brasch menyertakan pula eufonium model
inggris berkompensasi ke amerika serikat pada tahun 1939, tetapi penggunaan eufonium
bercorong tetap memasyarakat hingga tahun 1950-1960-an. Saat ini, eufonium bercorong ganda
sudah jarang ditemukan lagi (terakhir masih tercantum dalam katalog instrumen pada akhir tahun
1960). Banyak pemain muda sudah tidak lagi mengenalya.

Sumber materi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Eufonium#:~:text=Eufonium%20diperkirakan%20ditemukan%2C
%20sebagai%20sebuah,tahun%201843%20turut%20berjasa%20pula.

3. DIDGERIDOO

Sumber gambar : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Didgeridoo_Entier1.jpg

Didgeridoo atau disebut juga yidaki, awalnya dahulu alat musik ini digunakan dalam
upacara tradisional oleh suku Aborigin di bagian utara Australia. Alat musik tiup nan unik ini
besar dan panjang seperti belalai gajah serta terbuat dari kayu. Alat musik ini terbuat dari batang
pohon, terutama eucalyptus yang berlubang bagian tengahnya karena dimakan rayap lalu
diperhalus atau dihiasi gambar. Alat musik Didgeridoo dimainkan dengan cara ditiup. Pada
dasarnya, alat musik ini memang hanya memiliki 1 nada dasar yang bisa dihasilkan ketika kita
memainkannya. Semakin panjang alat musik ini dibuat, maka nada yang dihasilkan pun semakin
rendah. Meski tampilannya yang sederhana dengan bentuk memanjang, orang Aborigin tetap
memiliki teknik khusus yang berkaitan dengan teknik pernapasan untuk memainkan alat musik
ini secara benar. Mereka meniup dengan bibir yang bergetar, Tekanan udara dipelihara, mereka
meniup melalui mulut dan pernapasan melalui hidung dengan menggunakan pipi sebagai tempat
menyimpan udara.

 Sejarah Didgeridoo
Dalam bidang kesenian bukan hanya sekedar seni rupa saja yang telah dikembangkan oleh
suku Aborigin, namun seni musik juga turut berkembang di masyarakat Australia sejak dahulu.
Musik Pribumi Australia mengacu pada musik Aborigin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres .
Musik merupakan bagian integral dari ketaatan sosial , budaya dan seremonial masyarakat
Aborigin dan telah ada selama lebih dari 60.000 tahun.
Dalam perkembangannya, banyak nama dan sebutan lain untuk alat musik didgeridoo di
antara suku Aborigin. Yidaki adalah salah satu nama yang paling umum digunakan, meskipun
sebenarnya Yidaki mengacu pada jenis instrumen tertentu yang digunakan oleh masyarakat
Yolngu di timur laut Arnhem Land . Lalu, ada sebutan Mandapul dan di Arnhem Land barat, dan
ada istilah mako. Mengenai perannya, musik adalah bagian penting dari budaya asli masyarakat
Aborigin. Masyarakat Aborigin memanfaatkan alat musik dalam berbagai hal. Tetapi, tidak
semua masyarakat Aborigin yang menggunakan musik ini. Masa pendudukan Suku Aborigin,
alat musik Didgeridoo biasanya digunakan sebagai pengiring nyanyian seremonial atau rekreasi,
atau, lebih jarang, sebagai alat musik tunggal.
Musik tradisional asli Australia memiliki banyak makna bagi budaya mereka. Suku
Aborigin turut menggunakan musik sebagai sarana komunikasi mereka. Dalam setiap peristiwa
yang terjadi, mereka memiliki catatan momen tersendiri melalui musik. Orang – orang Aborigin
berpetualang ke alam dan mendengarkan berbagai macam suara yang ada di alam, tidak hanya
suara tetapi juga kepakan sayap atau hentakan kaki di tanah. Suku Aborigin juga mendengarkan
suara angin, guntur, pohon berderit, dan air mengalir. Hal ini sering mereka lakukan karena
memang pada dasarnya kehidupan Suku Aborigin banyak dihabiskan di alam. Mereka (terutama
yang laki-laki) saling bekerjasama dalam berburu hewan, dan membuat rumah-rumah sederhana
dari ranting dan kulit pohon atau yang kerap disebut gunyah. Inti dari semua suara yang mereka
dapatkan di alam mereka implementasikan dalam alat musik didgeridoo.

Sumber materi :
http://wartasejarah.blogspot.com/2020/12/sejarah-alat-musik-pribumi-australia.html
https://ikj.ac.id/kronik-seni/kimberley-indonesia-project/#:~:text=Didgeridoo%20atau
%20disebut%20juga%20yidaki,lalu%20diperhalus%20atau%20dihiasi%20gambar.
https://id.wikipedia.org/wiki/Didgeridoo

Anda mungkin juga menyukai