Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/304559230

TINJAUAN KONSEP PEDESTRIAN FRIENDLY DI LINGKUNGAN FAKULTAS


TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Article  in  ATRIUM - Jurnal Arsitektur · November 2015


DOI: 10.21460/atvm.2016.12.12

CITATION READS

1 654

2 authors, including:

Dessy Syarlianti
Universitas Sriwijaya
4 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Spatial Familiarity as Dimension of Emergency Wayfinding View project

All content following this page was uploaded by Dessy Syarlianti on 22 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TINJAUAN KONSEP PEDESTRIAN FRIENDLY
DI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
SRIWIJAYA

Dessy Syarlianti1, Abdurrachman Arief2


1.
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang - Prabumulih Km 32, Ogan Ilir, Sumatera Selatan
2.
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Palembang - Prabumulih Km 32, Ogan Ilir, Sumatera Selatan
dessysyarlianti@gmail.com

Abstrak
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya merupakan bagian dari skenario
pengembangan Masterplan Universitas Sriwijaya. Dengan adanya perubahan visi dan misi
Universitas mengakibatkan pula perubahan aktifitas serta fasilitas dan tata bangunan yang ada.
Konsep Pedestrian Friendly merupakan salah satu konsep yang menjawab persoalan umum yang
ada saat ini, isu sustainability, efisiensi energi, sekaligus menjadi usaha untuk memanusiakan
kembali kawasan yang semakin lama berorientasi pada kendaraan bermotor. Orientasi
pembangunan dan penataan kawasan seharusnya mempertimbangkan skala manusia sebagai
standar, terutama untuk pencapaian di dalam sebuah kampus. Dengan observasi dan analisis di
lapangan didapatkan beberapa persoalan terkait penerapan konsep tersebut. Metode Ends-mean
membantu mengklasifikasikan persoalan yang ada sehingga menjadi sebuah konsep pedestrian
friendly yang kontekstual.

kata kunci : pedestrian friendly, Fakultas Teknik, metode ends-mean, Unsri, Indralaya

Abstract

Title : Review of Pedestrian Friendly Concept in Engineering Faculty Area of Sriwijaya


University

The Engineering Faculty is part of Sriwijaya University Masterplan development scenario. The
change of the vision and mission of the University has caused amendment to the activities,
facilities and also the existing building structure. Pedestrian Friendly Concept is a concept that
could answers common problems of the existing Engineering Faculty Design, such as the issue of
sustainability, energy efficiency, as well as a re-attempt to humanize region-oriented vehicle.
Orientation and arrangement of the siteplan should consider the human scale, especially for
achievement within a campus. The purpose of this observation and analysis is to obtained several
issues related to the implementation of the concept. Ends-mean method helps classify the existing
problems so that it becomes a contextual pedestrian-friendly concept.

Keywords : pedestrian friendly, Engineering Faculty, ends-mean methods, Unsri, Indralaya

menjadi usaha untuk mendekatkan diri


Pendahuluan pada lingkungan. Jacobs (1993)
menyatakan jalan yang selalu
Berjalan kaki memberikan manfaat dikenang, menimbulkan kesan yang
tidak hanya untuk kesehatan individu kuat dan positif merupakan jalan yang
dan pengurangan polusi, namun juga

109
ATRIUM, Vol. 1, No. 2, November 2015, 109-121

baik dan ideal. Kesan tersebut Penelitian, Terminal Kampus dan


dinikmati perlahan-lahan secara terus lainnya. Pada lingkungan FT sendiri,
menerus sehingga menimbulkan efek koneksi antar bangunan kurang
positif terhadap perilaku penggunanya. terintegrasi dengan baik. Sehingga
berdasarkan hal tersebut perlu
Jalan tidak hanya merupakan jalur dilakukan tinjauan lebih lanjut
transportasi semata, namun juga mengenai konsep pedestrian friendly
berfungsi sebagai ruang publik tempat pada lingkungan Fakultas Teknik
bersosialisasi dan dapat menarik kampus Indralaya sebagai bagian
banyak kegiatan lainnya. Pedestrian pertimbangan evaluasi masterplan
friendly adalah suatu konsep Universitas Sriwijaya di masa yang
perancangan yang mempertimbangan akan datang.
pengguna pejalan kaki sebagai hal yang
utama. Pentingnya konsep ini
diterapkan dalam perencanaan suatu Elemen Perancangan
kawasan adalah untuk meningkatkan Arsitektur dalam Konsep
efesiensi dan efektifitas kegiatan yang Pedestrian Friendly
berlangsung di dalamnya sekaligus
juga menjawab isu penghematan energi Pengertian
yang berkembang saat ini. Dalam Meyers (2009), untuk
merancang sebuah lingkungan dengan
Penerapan konsep pedestrian friendly konsep pedestrian friendly dapat
terkait dengan kenyamanan pencapaian mempertimbangkan tiga hal ini:
oleh pejalan kaki. Dalam penelitian ini, 1. Fasilitas harus berada dalam jarak
objek pengamatan adalah lingkungan berjalan kaki dari tempat tinggal
Fakultas Teknik Unsri. Pengamatan atau tempat parkir
dilakukan sebagai bagian dari 2. Kombinasi rute dan tujuan di
pertimbangan evaluasi master plan seluruh daerah harus aman dan
kampus Indralaya Unsri secara mendukung (ramah) pejalan kaki.
keseluruhan, mengingat bahwa selama Pejalan kaki harus merasa nyaman
19 tahun terakhir perkembangaan berjalan dari satu tempat ke yang
kebutuhan dan program yang dilakukan berikutnya dan kemudian akhirnya
sudah meningkat sedangkan Master kembali ke tempat semula
plan kampus Indralaya Universitas 3. Area harus menarik bagi pejalan
Sriwijaya yang dibangun pada tahun kaki dengan disajikan rute yang
1995 belum pernah dilakukan evaluasi. aman dan nyaman.
Persoalan utama dari penelitian ini Elemen Perancangan dalam Konsep
adalah tidak terlihatnya perencanaan Pedestrian Friendly
yang berkesinambungan dan berpihak Berdasarkan Meyers (2009) dapat
pada pedestrian pada lingkungan diperhatikan beberapa elemen
Fakultas Teknik kampus Indralaya perancangan dalam mendisain kawasan
Universitas Sriwijaya. Ditinjau dari dengan konsep pedestrian friendly,
hubungan terhadap fasilitas di luar yaitu: site planning, sirkulasi, massa
lingkungan FT (Fakultas Teknik) bangunan, proporsi, material, ritme,
sendiri, tidak adanya jalur penghubung transparansi, dan detail
yang baik dari Fakultas Teknik menuju
bangunan pendukung lain, seperti
Gedung Rektorat, Gedung Lembaga

110
Syarlianti, Tinjauan Konsep Pedestrian Friendly

Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan


tahapan:
Penelitian ini merupakan penelitian a. Membuat daftar asumsi sebagai
kualitatif dengan metode deskriptif dasar hipotesis dan prosedur,
analisis. Haryanto (2012) dari yaitu bahwa konsep pedestrian
http://belajarpsikologi.com/pendekatan friendly belum menjadi
-jenis-dan-metode-penelitian- pertimbangan dalam perenca-
pendidikan/ pada 09 Februari 2014 naan site plan kawasan Fakultas
menyatakan bahwa penelitian tersebut Teknik Universitas Sriwijaya
adalah penelitian yang memusatkan Kampus Indralaya sehingga
perhatian kepada masalah-masalah aktivitas di dalamnya tidak
aktual sebagaimana adanya pada saat berjalan secara efektif dan
penelitian berlangsung. Melalui efisien.
penelitian ini, peneliti berusaha b. Menyusun kategori untuk
mendeskripsikan peristiwa dan mengklasifikasi data studi
kejadian yang menjadi pusat perhatian literatur terkait konsep
tanpa memberikan perlakukan khusus pedestrian friendly pada
terhadap peristiwa tersebut. Variabel perencanaan institusi
yang diteliti adalah kondisi eksisting Pendidikan.
lingkungan FT Unsri Indralaya yang c. Pengamatan langsung pada objek
dikaitkan dengan teori yang didapatkan penelitian, yaitu Fakultas Teknik
dari studi literatur mengenai konsep Kampus Indralaya Universitas
pedestrian friendly. Tujuan Sriwijaya untuk mengambil data-
penggunaan metode ini agar dapat data yang diperlukan
membuat deskripsi secara sistematis, d. Melakukan analisis deskriptif
faktual dan akurat mengenai konsep terhadap data hasil sehingga
pedestrian friendly di lingkungan dapat dinilai apakah kawasan ini
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya tidak menerapkan konsep
Kampus Indralaya, serta dapat menjadi perencanaan yang berpihak pada
pertimbangan dalam evaluasi pedestrian, sehingga
masterplan Universitas Sriwijaya ke menyebabkan ketidakefektifan
depannya. dan ketidakefisienan aktivitas di
dalamnya.
Ruang lingkup dan batasan penelitian e. Mengidentifikasi persoalan dan
ini adalah : potensi dalam penerapan konsep
1. Lingkup wilayah atau area pedestrian friendly pada
penelitian lingkungan FT Unsri
Area penelitian meliputi Fakultas f. Membuat klasifikasi persoalan
Teknik Kampus Indralaya dengan metode Ends mean
Universitas Sriwijaya. g. Merumuskan konsep pedestrian
2. Lingkup materi penelitian friendly yang kontekstual
Lingkup materi penelitian terhadap kawasan Fakultas
diarahkan untuk merumuskan Teknik Universitas Sriwijaya
konsep pedestrian friendly yang Kampus Indralaya
kontekstual terhadap lingkungan h. Membuat kesimpulan hasil
Fakultas Teknik Universitas temuan
Sriwijaya.

111
ATRIUM, Vol. 1, No. 2, November 2015, 109-121

Tinjauan Fakultas Teknik Berdasarkan pengamatan dan


Universitas Sriwijaya Terhadap wawancara, batas lingkup wilayah
pengembangan Fakultas Teknik tidak
Pedestrian Friendly terdefinisi dengan jelas (gambar 2),
Master Plan Universitas Sriwijaya sehingga luasan wilayah FT Unsri
belum dapat ditentukan dengan pasti.
Berikut pembahasan lingkungan FT
Unsri berdasarkan elemen perancangan
konsep pedestrian friendly menurut
Meyers (2009):

Site Planning
1. Site Planning and Context
Fakultas Teknik tidak memiliki
tema/konteks khusus sehingga
tidak memiliki identitas/karakter
Gambar 1. Master plan Universitas yang kuat sebagai bangunan
Sriwijaya dan lokasi Fakultas Teknik pendidikan, yang menyebabkan
Sumber: Unit layanan pengadaan Universitas tidak adanya suguhan
Sriwijaya, 2014 pengalaman ruang dengan
kesan/karakter tertentu bagi
Kampus Utama Indralaya dengan luas
pejalan kaki.
712 hektar terletak 38 kilometer ke
arah selatan kota Palembang, 2. Site Planning and Connectivity
merupakan Pusat Kegiatan Pendidikan Beberapa hal yang harus ada
untuk jenjang Sarjana (S1). Di kampus dalam perencanaan tapak yang
Indralaya juga terdapat Kantor Pusat bersifat pedestrian friendly
Administrasi (KPA), Perpustakaan adalah:
Pusat, Lembaga Bahasa, Lembaga
 Semua sirkulasi kendaraan,
Penelitian, Lembaga Pengabdian
sepeda, maupun pejalan kaki,
Kepada Masyarakat, Pusat Komputer,
harus memiliki hubungan
Pusat Kegiatan Mahasiswa, Pusat
yang baik sehingga
Kesehatan Komunitas. (gambar 1)
memastikan konektivitas dari
Fakultas Teknik Universitas dan ke bangunan.
Sriwijaya  Keberadaan sidewalks,
walkways, intersections,
crosswalks, signage,
landscaping, dan lighting
harus sudah disadari sejak
membuat masterplan

Gambar 2. Peta figure ground pada


Fakultas Teknik Unsri
Sumber : Analisis, 2014

112
Syarlianti, Tinjauan Konsep Pedestrian Friendly

3. Site Planning and Parking


Berdasarkan hasil pengamatan,
didapatkan bahwa :
 Hampir semua area parkir yang ada
di kawasan Fakultas Teknik berada
didepan gedung sehingga
memberikan kesan bangunan yang
jauh dan sulit dijangkau oleh pejalan
kaki
 Sebagian area parkir berada di sisi
jalan (on street) ataupun berada di
area jalur pejalan kaki menyebabkan
Gambar 3. Peta sirkulasi pada Fakultas
Teknik Unsri
terganggunya akses pejalan kaki
Sumber : Analisis, 2014 tersebut

Berdasarkan hasil pengamatan Sirkulasi


didapatkan bahwa : 1. Sirkulasi dan Sidewalks
 Tidak adanya elemen-elemen Beberapa hal yang harus
pedestrian yang jelas dan dipertimbangkan dalam perencanaan
terencana seperti ; jalur khusus sirkulasi dalam tapak yang
sepeda, sidewalks, pedestrian friendly adalah:
intersections, crosswalks,  Sidewalk harus bersambung
signage, landscaping, dan dari blok satu ke blok lainnya,
lighting mengakibatkan zona satu ke zona lainnya.
pejalan kaki tidak nyaman  Sidewalk harus menyediakan
ketika memasuki kawasan rute yg bebas hambatan,
Fakultas Teknik (gambar 4) langsung serta lebar yg cukup
 Pejalan kaki kesulitan untuk menampung pejalan
mengakses tiap-tiap bangunan kaki
karena banyaknya akses antar
bangunan yang tidak Berdasarkan pengamatan, didapat-
terencana bahkan terputus kan bahwa tidak terdapat sidewalk
(gambar 3) yang jelas sepanjang jalan didalam
 Pergerakan pejalan kaki tidak kawasan fakultas teknik sehingga
terarah disebabkan tidak hal ini dapat membahayakan
adanya signage (penanda) keselamatan pejalan kaki yang
yang jelas bersebelahan dengan jalur
kendaraan bermotor, dikarenakan
pejalan kaki dapat langsung
berinteraksi dengan kendaraan

2. Sirkulasi dan Persimpangan


Dari hasil pengamatan didapatkan
bahwa hampir setiap persimpangan
Gambar 4. Beberapa kondisi jalur sirkulasi yang ada di Fakultas Teknik
pada Fakultas Teknik Unsri
Sumber : Observasi, 2014 membentuk sudut 90 derajat yang
artinya tidak adanya radius putar.

113
ATRIUM, Vol. 1, No. 2, November 2015, 109-121

3. Sirkulasi dan Penyeberangan 2. Massa dan Lantai dasar


Dasar bangunan pada umumnya
mengekspose tiang tiang struktur
(Gambar 7) serta sudut-sudut
dinding bangunan sebagai upaya
interaksi bangunan terhadap pejalan
kaki.
Gambar 5. Kondisi penyeberangan pada
Fakultas Teknik Unsri
Sumber : Observasi, 2014

Dari hasil pengamatan, didapatkan


bahwa: Tidak adanya tanda pada
tempat penyeberangan menyebab-
kan pejalan kaki sulit mengenali
dimana tempat untuk menyeberang
(Gambar 5)
Gambar 7. Penggunaan unsur tiang pada
Fakultas Teknik Unsri
4. Sirkulasi dan daerah Penyangga
Sumber : Observasi, 2014
Jalur kendaraan dan jalur pejalan
kaki harus memiliki batas yang jelas 3. Massa dan Kepadatan
misalnya dengan penggunaan Kerapatan dan variasi elemen-
bollard, pohon tepi jalan, batas elemen bangunan yaitu dengan
parkir, street furniture atau lampu membuat fasad bangunan menjadi
jalan bagian-bagian yang lebih kecil dapat
membuat pejalan kaki menjadi lebih
Massa bangunan nyaman
1. Massa Bangunan dan Skala Manusia Dari hasil pengamatan, didapatkan
Massa bangunan sebaiknya bahwa :
menyesuaikan dengan skala  Sebagian besar bangunan
manusia, sehingga tidak terjadi merupakan bangunan dengan
perbedaan ukuran yang terlalu dimensi yang cukup panjang,
mencolok antara bangunan dan lebar, tinggi dan masif
pejalan kaki. Bangunan yang ada di
 Sebagian besar fasad bangunan
kawasan FT hampir seluruhnya
cenderung datar dan berupa
merupakan bangunan diatas 2 lantai
dinding yang lebar (Gambar 8)
(Gambar 6)

Gambar 8. Kerapatan dan variasi elemen-


elemen bangunan pada FT Unsri
Sumber : Observasi, 2014
Gambar 6. Foto perbedaan ketinggian
manusia dan bangunan pada Fakultas
Teknik Unsri
Sumber : Observasi, 2014

114
Syarlianti, Tinjauan Konsep Pedestrian Friendly

Proporsi
1. Proporsi dan kedalaman blok
Semakin banyak persimpangan antar
blok membuat jalur pejalan kaki
menjadi lebih nyaman karena
pejalan kaki mendapatkan
pengalaman ruang yang lebih
banyak, mudah untuk berpindah
blok, serta dapat memperlambat
kendaraan

Gambar 10. Foto rasio ketinggian bangunan


dan lebar jalan pada Fakultas Teknik Unsri
Sumber: Observasi, 2014

Dari hasil pengamatan, didapatkan


bahwa rasio antara tinggi bangunan
dan lebar jalan cukup jauh, dimana
lebar jalan hanya setengah atau
Keterangan:
SitePlan Fakultas Teknik sepertiga dari tinggi bangunan.
H. Gedung Dekanat
H1. Ged. Kuliah
H2. Ged. Lab. Teknik Kimia
H3. Ged. Lab. Teknik Mesin 3. Proporsi dan Disain Fasad
H.4. Ged. Lab. Teknik Tambang
H5. Ged. Lab. Teknik Sipil Proporsi elemen arsitektural pada
H6. Ged. Lab. Elektro
fasad bangunan berpengaruh
terhadap visual pejalan kaki,
Gambar 9. Peta sirkulasi dan persimpangan elemen2 arsitektural seperti awning,
pada FT Unsri pintu, jendela, kolom yang terlalu
Sumber : Observasi, 2014
banyak dapat merusak visual pejalan
Dari hasil pengamatan, didapatkan kaki
bahwa Sistem penataan bangunan
yang organik menyebabkan tidak
terbentuknya blok-blok bangunan,
namun tetap memiliki banyak
persimpangan (Gambar 9)

2. Proporsi dan Orientasi terhadap


Jalan
Rasio antara tinggi bangunan dan
lebar jalan didepannya berpengaruh
terhadap lingkup visual bagi
pedestrian. Semakin lebar jalan,
maka akan semakin besar pula
lingkup visual yang akan didapatkan
oleh pejalan kaki terhadap bangunan
tersebut (Gambar 10)
Gambar 11. Elemen pada fasad bangunan
FT Unsri
Sumber: Observasi, 2014

115
ATRIUM, Vol. 1, No. 2, November 2015, 109-121

Dari hasil pengamatan, didapatkan kawasan berupa tugu FT Unsri.


bahwa: (gambar 13)
 Bangunan-bangunan di kawasan
Fakultas Teknik memiliki fasad
dengan pola yang hampir sama,
dimana banyak menggunakan
pintu dan jendela alumunium.
 Bangunan banyak menggunakan
elemen berupa tiang-tiang pada
fasad bangunan, baik tiang Gambar 13.Kondisi material jalur
struktur maupun non struktur pedestrian FT Unsri
 Penggunaan elemen jendela, sumber : Observasi, 2014
pintu, dan tiang yang berulang- Ritme
ulang pada hampir seluruh Pola repetisi terlihat dari pengulangan
bangunan yang ada di dalam modul kolom bangunan, namun tidak
kawasan (gambar 11) menerus antara satu bangunan dengan
bangunan lain sehingga kemenerusan
4. Proporsi dan Penanda irama kurang terbaca oleh pedestrian.
Signage (penanda) harus diletakkan (Gambar 14)
pada tinggi yang tepat sehingga
terlihat jelas dan mudah dibaca oleh
pejalan kaki. Dari hasil pengamatan,
didapatkan bahwa tinggi signage
(penanda) pada kawasan Fakultas
Teknik berkisar diantara 2m-3m dari
permukaan tanah/lantai. (gambar
12) Gambar 14. Ritme pada bangunan
laboratorium FT Unsri
Sumber : Observasi, 2014

Transparansi
Bangunan di lingkungan FT UNSRI
belum menyiratkan koneksi visual.
Lantai dasar tidak bersifat transparan,
hal ini dikarenakan fungsi bangunan
sebagai wadah kegiatan akademik dan
Gambar 12. Signage pada lingkungan FT membutuhkan privasi. Jendela dan
Unsri pintu memiliki ukuran standar dan
Sumber: Observasi, 2014 kurang menjaga visual connectivity
bagi pedestrian.
Material
Material yang digunakan pada Detail
lingkungan FT Unsri tidak beragam, Tidak ada permainan fasad, ornament,
baik berupa jalan aspal perkerasan dan ataupun material dan tekstur yang
paving block. Elemen eksternal seperti disajikan bagi pedestrian. Detail street
penanda, lanskap, pagar, bangku furniture seperti lampu taman, bangku,
taman, kebun, sculpture, artwork, tidak pagar, tempat sampah yang terdisain,
ditemui pada lingkungan FT Unsri terutama untuk public art tidak terlihat
Indralaya, hanya terdapat penanda di lingkungan FT UNSRI.

116
Syarlianti, Tinjauan Konsep Pedestrian Friendly

Analisis Persoalan dan Potensi e. Tidak adanya penanda


dalam Penerapan Konsep penyebrangan/ zebra cross untuk
pedestrian, baik berupa
Pedestrian Friendly di pembedaan level/ split level,
Lingkungan FT Unsri penggunaan material yang unik,
Berdasarkan pengamatan yang terutama tanda penyeberangan
dilakukan, didapatkan persoalan dan yang jelas.
potensi di lingkungan FT Unsri sebagai f. Tidak ada penyeberangan yang
berikut: terdisain dari kantung parkir
menuju ke gedung pengajaran,
Site Planning maupun ke gedung dekanat.
Persoalan yang didapatkan adalah: g. Tidak ada buffer/ daerah
a. Penempatan bangunan tidak penyangga antar pedestrian dan
saling mendefinisikan ruang luar kendaraan bermotor
(outdoor space), sehingga h. Tidak ada jalur penghubung yang
pedestrian tidak dapat membaca jelas antara gedung Studio
kemenerusan ruang luar dan Arsitektur dan gedung Dekanat
dalam i. Tidak ada jalur pehubung antara
b. Tidak ada jalur pedestrian atau Graha Patra Kemika dan
sepeda yang terdisain dengan bangunan lain di lingkungan FT
baik di dalam lingkungan FT
Potensi sirkulasi yang terdapat di
Unsri Indralaya
lingkungan FT Unsri adalah :
Sedangkan potensi yang terdapat di a. Terdapat jalur penghubung antar
lingkungan FT Unsri adalah : bangunan Mushola dan gedung
a. Kantong parkir tidak Dekanat
mendominasi bangunan, sehingga b. Terdapat sky bridge yang
bangunan tidak terisolasi dari mengubungkan gedung Arsitek-
pedestrian tur dengan gedung Dekanat
c. Terdapat student centre sebagai
Sirkulasi penghubung dari gedung Dekanat
Persoalan sirkulasi di lingkungan FT menuju gedung-gedung Labora-
Unsri adalah : torium
a. Tidak ada trotoar yang menerus d. Parking on street berlaku di
dari satu bangunan ke bangunan lingkungan FT Unsri, karena
yang lain tidak menyediakan kantung
b. Tidak terdapat rute trotoar yang parkir khusus
langsung dan jelas dari bangunan
Massa Bangunan
pengajaran ke bangunan dekanat
Persoalan massa bangunan terkait
c. Tidak terdapat rute trotoar yang
penerapan konsep pedestrian friendly
jelas dan langsung antar
di lingkungan FT Unsri adalah sebagai
bangunan pengajaran dan
berikut :
masing-masing laboratorium
a. Penambahan massa di lingkungan
d. Lebar dan kondisi beberapa
FT tidak memiliki ketentuan,
trotoar tidak memungkinkan
misal Graha Patra Kemika dan
untuk pedestrian berjalan
Gedung Studio Arsitektur
sekaligus mewadahi street
b. Tidak terdapat stimulus visual
furniture
pada bagian lantai dasar

117
ATRIUM, Vol. 1, No. 2, November 2015, 109-121

bangunan, seperti jalur pejalan b. Disain fasad bangunan dekanat,


kaki yang tertutup, bentuk yang pengajaran dan laboratorium
irregular, sudut bangunan, dan mempertimbangkan skala
lainnya. manusia
c. Massa bangunan kurang kuat
mendefinisikan jalur pejalan 1. Material
kaki. a. Tidak terdapat penggunaan
material unik dan khusus pada
Potensi massa bangunan di lingkungan jalur pedestrian maupun pada
FT Unsri : bangunan, sehingga tidak
a. Bangunan masih memperhatikan menciptakan pengalaman
skala manusia, hal ini terlihat dari meruang bagi pedestrian.
permainan solid dan void yang b. Tidak ada street furniture yang
banyak terdapat di bangunan terdisain, seperti bangku taman,
pengajaran dan laboratorium. pagar, sculpture, dan lain-lain
b. Ukuran dan penempatan jendela
dan pintu pada masing-masing Ritme
bangunan mempertimbangkan a. Bangunan tidak saling
skala manusia memperkuat ruang luar,
meskipun menggunakan pola
Proporsi yang sama, dikarenakan
Persoalan penempatan massa yang tidak
a. Ratio jalan dan tinggi bangunan saling berkesinambungan
yang mampu membuat visual b. Ritme yang digunakan cenderung
enclosure bagi pedestrian adalah monoton.
bangunan dekanat dan jalan di
depannya. Transparasi
b. Penempatan penanda (signage) Persoalan:
yang kurang nyaman bagi a. Kondisi bangunan di lingkungan
pedestrian. (gambar 15) FT Unsri belum menyiratkan
koneksi visual.
b. Jendela dan pintu memiliki
ukuran standar yang kurang
menjaga visual connectivity bagi
pedestrian.
c. Posisi bangunan juga tidak
membentuk outdoor space, baik
bangunan laboratorium maupun
bangunan pengajaran, sehingga
Gambar 15. Penempatan signage yang pedestrian tidak dapat menikmati
mengganggu pedestrian dan visual enclosure
kurang tercipta dari jalan di depan kemenerusannya.
bangunan lab Teknik Pertambangan
Sumber : Observasi, 2014 Detail
Persoalan
Potensi a. Tidak ada permainan fasad,
a. Blok bangunan sesuai dengan ornament, ataupun material dan
proporsi dengan lebar kurang dari tekstur yang disajikan bagi
150 m, sehingga jarak tempuh pedestrian.
masih nyaman untuk pedestrian b. Detail street furniture seperti

118
Syarlianti, Tinjauan Konsep Pedestrian Friendly

lampu taman, bangku, pagar, NO Persoalan Klasifi- Saran


kasi
tempat sampah yang terdisain, Tidak terdapat well Membuat rute
terutama untuk public art tidak rute trotoar yang trotoar dari
langsung dan jelas bangunan
terlihat di lingkungan FT Unsri dari bangunan pengajaran ke
pengajaran ke bangunan dekanat
bangunan serta
dekanata. memanfaatkan
Klasifikasi Persoalan jalur penghubung
yang sudah ada
Untuk membuat konsep pedestrian Tidak terdapat well Membuat rute
rute trotoar yang pedestrian yang
friendly yang kontekstual terhadap jelas dan langsung terdisain dari
lingkungan FT Unsri, perlu dilakukan antar bangunan pengajaran
pengajaran dan menuju ke
klasifikasi terhadap persoalan yang masing-masing laboratorium
telah diidentifikasi. Dengan metode laboratorium
Lebar dan kondisi well Membuat trotoar
End-Means, persoalan perancangan beberapa trotoar dengan lebar min
terbagi ke dalam tiga struktur (Rowe, tidak 100 cm agar
memungkinkan mampu
1987) yaitu persoalan yang terdefinisi untuk pedestrian menampung
dengan baik (well defined problem), berjalan sekaligus pedestrian dan
mewadahi street street furniture
persoalan yang kurang tepat furniture
didefinisikan (ill defined problem) dan Tidak adanya well Membuat penanda
penanda sebagai tempat
persoalan yang sulit didefinisikan penyebrangan/ penyeberangan,
(wicked problem). Klasifikasi ini zebra cross untuk berupa cat,
pedestrian, baik pembedaan
berdasarkan pada kemudahan berupa ketinggian,
merumuskan persoalan, kejelasan pembedaan level/ ataupun material
split level, yang unik
solusi dan caranya. Berdasarkan penggunaan
metode End-means, persoalan material yang
unik, terutama
pedestrian friendly di lingkungan FT tanda
Unsri dapat diklasifikasikan sebagai penyeberangan
yang jelas.
berikut: Tidak ada well Membuat tempat
penyeberangan penyeberangan
Tabel 1. Klasifikasi Persoalan di lingkungan yang terdisain dari yang terdisain dari
FT Unsri kantung parkir kantung parkir
menuju ke gedung menuju bangunan
pengajaran,
NO Persoalan Klasifi- Saran maupun ke
kasi gedung dekanat
1 SITE well Merenovasi Tidak ada buffer/ well Membuat daerah
PLANNING bangunan di daerah penyangga penyangga antar
a. Penempatan lingkungan FT antar pedestrian jalur pedestrian
bangunan tidak Unsri agar saling dan kendaraan dan kendaraan
saling berhubungan dan bermotor
mendefinisikan menciptakan Tidak ada jalur Ill Membuat jalur
ruang luar ruang luar yang penghubung yang penghubung antar
(outdoor space) positif jelas antara gedung Studio
b. Tidak ada jalur well Membuat disain gedung Studio Arsitektur,
pedestrian atau jalur pedestrian Arsitektur dan gedung Arsitektur
sepeda yang dan sepeda yang gedung Dekanat dan Gedung
terdisain baik Dekanat
dengan baik di a. Tidak ada jalur Ill Membuat jalur
dalam pengubung antara penghubung antar
lingkungan FT Graha Patra Graha Patra
Unsri Kemika dan Kemika dan
2 SIRKULASI well Membuat trotoar bangunan lain di bangunan
Tidak ada trotoar yang menerus dari lingkungan FT Dekanat
yang menerus dari satu bangunan ke 3 MASSA Ill Membuat sebuah
satu bangunan ke bangunan lain BANGUNAN guideline untuk
bangunan yang a. Penambahan pengembangan
lain massa tidak site plan di masa
mempertim- yang akan datang
bangkan

119
ATRIUM, Vol. 1, No. 2, November 2015, 109-121

NO Persoalan Klasifi- Saran NO Persoalan Klasifi- Saran


kasi kasi
konteks dari ruang luar
lingkungan
b. Tidak terdapat well Membuat
b. ukuran jendela well memperlebar
variasi stimulus stimulus visual
dan pintu ukuran jendela
visual pada pada bangunan,
standar yang dan pintu serta
lantai dasar dengan cara
menghalangi penempatan yang
bangunan membuat jalur
koneksi visual memungkinkan
pejalan kaki yang
koneksi visual
tertutup, bentuk
yang irregular, 8 DETAIL Ill Memberi detail
memberi detail a. Detail pada bangunan,
pada sudut bangunan misal penggunaan
bangunan kurang tekstur, atau
mendapatkan secondary skin
c. Massa Ill Redisain fasade
perhatian
bangunan bangunan agar
kurang saling berinteraksi b. Tidak ada detail Well Mendisain street
mendifinisikan membentuk ruang street furniture furniture yang
jalur pejalan pejalan kaki menarik
kaki pedestrian
4 PROPORSI well Mendisain dan Sumber: Analisis, 2014
a. ratio jalan dan melebarkan
bangunan trotoar yang
kurang berhadapan
menciptakan dengan bangunan, Konsep Pedestrian Friendly
visual
enclosure
untuk Pengembangan Fakultas
b. penempatan well Mengubah ukuran Teknik Universitas Sriwijaya
signage yang signage sesuai
kurang nyaman dengan skala
bagi pedestrian manusia, serta Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas,
menempatkannya dapat dirumuskan beberapa konsep
dengan baik
5 MATERIAL well Renovasi fasade pedestrian friendly yang kontekstual
a. Tidak terdapat bangunan dan terhadap lingkungan FT Unsri
penggunaan jalur pedestrian
material yang menggunakan Indralaya, yaitu :
khusus dan material unik dan
unik pada jalur tekstur khusus
pedestrian dan Site Planning
bangunan 1. Merenovasi bangunan di
pembentuk
jalur pedestrian lingkungan FT Unsri agar saling
b. Tidak terdapat well Menempatkan berhubungan dan menciptakan
street furniture street furniture
yang terdisain yang terdisain ruang luar yang positif
dengan baik 2. Membuat disain jalur pedestrian
6 RITME ill Menata ulang
a. Ritme antar bangunan agar
dan sepeda yang baik
bangunan tidak saling
saling berkesinam- Sirkulasi
berkesinambun bungan
gan 1. Membuat trotoar yang menerus
b.Ritme bangunan well Membuat dari satu bangunan ke bangunan
cenderung pemecah irama
monoton bangunan, berupa lain
entrance yang 2. Membuat rute trotoar dari
menarik perhatian
atau permainan bangunan pengajaran ke
warna dan kolom bangunan dekanat serta
pada fasad
bangunan memanfaatkan jalur penghubung
7 TRANSPARANSI ill Merenovasi fasad yang sudah ada
a. Bangunan tidak bangunan
menyiratkan terutama pada 3. Membuat rute pedestrian yang
koneksi visual lantai dasar, agar terdisain dari pengajaran menuju
lebih bersifat
transparan untuk ke laboratorium
memberikan 4. Membuat trotoar dengan lebar
koneksi visual
min 100 cm agar mampu

120
Syarlianti, Tinjauan Konsep Pedestrian Friendly

menampung pedestrian dan street permainan warna dan kolom pada


furniture fasad bangunan
5. Membuat penanda sebagai
tempat penyeberangan, berupa Transparansi
cat, pembedaan ketinggian, Merenovasi fasad bangunan terutama
ataupun material yang unik pada lantai dasar, agar lebih bersifat
6. Membuat tempat penyeberangan transparan untuk memberikan koneksi
yang terdisain dari kantung parkir visual dari ruang luar
menuju bangunan
7. Membuat daerah penyangga antar Detail
jalur pedestrian dan kendaraan Memberi detail pada bangunan, misal
8. Membuat jalur penghubung antar penggunaan tekstur, atau secondary
gedung Studio Arsitektur, gedung skin
Arsitektur dan Gedung Dekanat
9. Membuat jalur penghubung antar
Graha Patra Kemika dan
Kesimpulan
bangunan Dekanat Konsep pedestrian friendly belum
diterapkan pada lingkungan Fakultas
Massa Bangunan Teknik Unsri sehingga pengembangan
1. Membuat stimulus visual pada
fisik kawasan kurang berpihak pada
bangunan, dengan cara membuat
pejalan kaki. Tinjauan konsep
jalur pejalan kaki yang tertutup,
pedestrian friendly dengan metode
bentuk yang irregular, memberi
Ends-Mean membantu mengkategori-
detail pada sudut bangunan
kan persoalan mana yang terdefinisi
2. Redisain fasade bangunan agar
dengan jelas, sehingga mempermudah
saling berinteraksi membentuk
dalam merumuskan konsep pedestrian
ruang pejalan kaki
friendly yang bersifat terapan langsung
Proporsi di lapangan. Diharapkan dengan
1. Mendisain dan melebarkan adanya pertimbangan konsep ini dalam
trotoar yang berhadapan dengan pengembangan di masa yang akan
bangunan datang dapat meningkatkan kualitas
2. Mengubah ukuran signage sesuai aktivitas akademik maupun non
dengan skala manusia, serta akademik di lingkungan FT Unsri dan
menempatkannya dengan baik Universitas Sriwijaya secara
keseluruhan.
Material
1. Renovasi fasade bangunan dan Daftar Pustaka
jalur pedestrian menggunakan
material unik dan tekstur khusus Jacobs, A. B. (1993). Great street.
2. Menempatkan street furniture Cambridge: MIT Press.
yang terdisain dengan baik Meyers. (2009). Pedestrian Scale
Design Guidelines Manual.
Ritme Ohio:Meyers Associates.
1. Menata ulang bangunan agar Rowe, P.G. (1987). Design thinking.
saling berkesinambungan Cambridge: The MIT Press.
2. Membuat pemecah irama
bangunan, berupa entrance yang
menarik perhatian atau

121

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai