Anda di halaman 1dari 7

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

NOMOR : 25/PRT/M/2006

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA


BALAI BENDUNGAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM,

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan tertib administrasi pemerintahan


dan kinerja di bidang keselamatan dan keamanan bendungan,
dipandang perlu menyempurnakan organisasi dan tata kerja Balai
Bendungan.

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005


tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Republik Indonesia sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 62
Tahun 2005;

2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005


tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 66 Tahun 2006;

3 Keputusan MENPAN Nomor 62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang


Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Departemen dan Lembaga Pemerintah Non-Departemen;

4 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 286/PRT/M/2005


tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum;

5 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 570/PRT/M/2005


tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Keamanan Bendungan.

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam


surat Nomor : B/2427/M.PAN/10/2006 tanggal 13 Oktober 2006.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG


ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BENDUNGAN

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Bendungan adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang Keamanan Bendungan yang
berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Sumber Daya
Air.

(2) Balai Bendungan dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2

Balai Bendungan mempunyai tugas melaksanakan pemberian dukungan teknis pengkajian


dan penyiapan saran teknis bendungan serta pemantauan perilaku bendungan kepada Komisi
Keamanan Bendungan.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai Bendungan


menyelenggarakan fungsi :

a. pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan program;


b. pengkajian bendungan untuk mendapatkan persetujuan;
c. inspeksi berkala dan luar biasa;
d. pelaksanaan analisa perilaku bendungan;
e. penyiapan saran teknis bendungan;
f. pelaksanaan kerjasama dengan instansi terkait dan pihak pemilik bendungan;
g. penyebarluasan dan pemberian bimbingan bendungan;
h. penyusunan peraturan, pedoman, petunjuk teknis bendungan;
i. inventarisasi, registrasi dan klasifikasi bahaya bendungan;
j. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2
BAB II

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4
Balai Bendungan terdiri dari :
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Seksi Program dan Evaluasi;
c. Seksi Pemantauan Bendungan;
d. Seksi Kajian Bendungan, Data dan Informasi;
e. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 5

(1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administrasi kepada
semua unsur di lingkungan Balai Bendungan.

(2) Seksi Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan
anggaran, peraturan, pedoman dan petunjuk teknis keamanan bendungan serta evaluasi
kinerja.

(3) Seksi Pemantauan Bendungan mempunyai tugas melaksanakan inspeksi berkala,


inspeksi luar biasa/ khusus dan evaluasi data pemeriksaan bendungan.

(4) Seksi Kajian Bendungan, Data dan Informasi mempunyai tugas pengkajian
pembangunan bendungan, penganalisa perilaku bendungan, penyiapan saran teknis, dan
pemberian bimbingan keamanan bendungan, serta melakukan pengumpulan/
pengolahan data bendungan serta penyebarluasan informasi bendungan dan
peraturan/pedoman bendungan.

BAB III

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi
dalam berbagai Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan bidang keahliannya.

3
(2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatas melaksanakan kegiatan sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Balai Bendungan wajib melakukan koordinasi,


integrasi dan sinkronisasi dengan Eselon II terkait.

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dan Kelompok Jabatan
Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di
lingkungan masing-masing maupun antar unit kerja, dan instansi lain terkait sesuai dengan
tugas masing-masing.

Pasal 10

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-
masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 11

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan


bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas
bawahan.

Pasal 12

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti, mematuhi petunjuk dan bertanggung
jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada
waktunya.

4
Pasal 13

Setiap Pejabat Fungsional bertanggungjawab didalam melaksanakan tugas sesuai dengan


substansi kegiatannya serta wajib mengikuti, mematuhi peraturan yang berlaku dan wajib
menyampaikan laporan kepada pimpinan Balai mengenai kegiatan yang telah dilakukan /
dikerjakan.

Pasal 14

Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut.

Pasal 15

Kepala Subbagian Tata Usaha wajib menyusun laporan berkala Balai.

Pasal 16

Setiap laporan yang disampaikan kepada atasan, wajib ditembuskan kepada satuan organisasi
lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan
organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan wajib
mengadakan rapat berkala.

BAB V

ESELONISASI

Pasal 18

(1) Kepala Balai Bendungan adalah jabatan eselon III.a.

(2) Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan eselon IV.a.

BAB VI

L O K A S I

Pasal 19

Sejak ditetapkan peraturan ini, Balai Bendungan berlokasi di Jakarta

5
BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 20

Perubahan organisasi dan tata kerja menurut peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan
Umum setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara.

Pasal 21

Dengan berlakunya peraturan ini maka Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
570/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Keamanan Bendungan dinyatakan
tidak berlaku.

Pasal 22

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J a k a r t a
Pada tanggal : 9 November 2006

Anda mungkin juga menyukai