Tugas 1
Tugas 1
NIM : 1704101010023
Kelas : 13
Pemetaa &
SIG
(Ir. Ibnu Abbas, M.Sc.)
Menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga dimensi, titik di
lapangan, dan lintasan.
Mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi geografis dan
informasi ekonomi.
Menggunakan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan manajemen
tanah, laut dan seluruh struktur.
Melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan
Melakukan penelitian dan pengembangan.
Mengingat peran, fungsi dan profesinya maka surveyor dituntut integritas yang tinggi, antara
lain menyangkut hal - hal sebagai berikut :
Surveyor harus yakin, bahwa ia cukup mempunyai keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan survey yang diminta oleh pelanggan / pengguna jasa. Apabila
surveyor merasa bahwa keahliannya tidak mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya, seharusnyalah ia menolak pekerjaan tersebut.
Surveyor harus mampu mengendalikan diri dengan membatasi kepentingannya pada
imbalan jasa (fee) yang menjadi haknya, dan sekali - sekali tidak mempunyai kepentingan
lain diluar imbalan jasa yang disepakati dengan pelanggan / pengguna jasa.
Surveyor harus bersikap jujur, mengemukakan penemuan - penemuan yang faktual dan
dengan tegas dan jelas membedakan antara fakta dan opini. Komentar, opini, saran yang
obyektif dan tidak memihak hanya diberikan apabila diminta oleh pengguna jasa.
Dalam hal ini survey yang dimaksud adalah pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan
meliputi pengambilan/pemindahan data-data dari lapangan ke peta atau sebaliknya. Secara
umum tujuan pengerjaan survey adalah untuk:
Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi.
Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau
dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang.
Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya.
Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas permukaan
bumi yang merupakan batas dari suatu area tertentu.
4. Survey Konstruksi
Survey yang bertujuan memberikan garis, kelas, peningkatan kontrol, posisi horizontal,
dimensi, dan konfigurasi untuk operasi konstruksi. Survei konstruksi digunakan untuk
menilai posisi akhir dan kecukupan pekerjaan, dan untuk menghitung pembayaran konstruksi
dan dapat membuat bangunan sesuai kondisi. “Sebagai aktual bangunan” konstruksi survei
dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi juga memverifikasi prestasi yang
ditentukan pada desain dan rencana.
5. Survey Pertanahan
Survey pertanahan atau batas tanah dan survey kadaster adalah survey yang bertujuan
menetapkan garis wilayah dan sudut–sudut wilayah. Istilah kadaster sekarang umumnya
diterapkan pada survei sistem pertanahan umum. Ada tiga kategori utama yaitu: survei awal,
untuk membangun sudut bagian baru di daerah yang belum dilakukan survei, contohnya yang
masih terjadi di Alaska dan beberapa negara barat ,survei retracement untuk memulihkan
batasan-batasan yang ditetapkan sebelumnya, dan survei subdivisi untuk membangun
monumen dan menggambarkan paket baru kepemilikan. Dalam hal tersebut juga berlaku
survei Kondominium yaitu survey yang memberikan catatan hukum kepemilikan.
6. Survey Tambang
Survey yang dilakukan diatas dan dibawah tanah untuk memandu tunneling dan operasi
lainnya yang berhubungan dengan pertambangan. Klasifikasi ini juga mencakup survei
geofisika untuk mineral dan eksplorasi sumber daya energi.
Peta adalah gambaran permukaan bumi (dataran rendah, dataran tinggi, gunung, rawa, laut
dan sebagainya) yang dibuat dengan menggunakan skala tertentu pada bidang datar (kertas).
Adapun kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.
Peta yang disajikan harus lengkap karena berguna untuk mempermudah orang membaca peta.
Kelengkapan peta antara lain sebagai berikut:
Judul Peta
Judul peta ditulis di bagian atas peta. Pada umumnya ditulis dengan huruf besar. Judul
peta berfungsi memberikan kejelasan isi peta.
Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, peta
Kalimantan memiliki skala 1:100.000. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 100,000 cm
keadaan sebenarnya. Ada dua macam jenis skala, yaitu skala angka dan skala garis.
Simbol
Simbol peta adalah bentuk atau tanda. Melambangkan penjelasan tertentu pada peta.
Simbol digunakan untuk mewakili objek tertentu. Simbol dalam peta dapat berbentuk
simbol titik, garis, dan warna.
Keterangan/Lagenda
Keterangan/legenda adalah kumpulan beberapa simbol yang digunakan pada peta.
Keterangan/legenda berada pada bagian yang kosong. Legenda harus dipahami oleh
pembaca peta. Dengan demikian, pembaca mengetahui tujuan pembuatan peta.
Arah Mata Angin
Arah mata angin merupakan petunjuk arah pada peta. Arah mata angin berguna untuk
mempermudah membaca peta, Arah mata angin ada delapan, antara lain utara (U), timur
laut (TL), timur (T), tenggara (TG), selatan(S), barat daya (BD), barat (B), dan barat laut
(BL). Pada peta, arah utara selalu berada di atas. Sementara itu, arah selatan berada di
bawah.
Indeks
Indeks adalah daftar nama pada atlas. Daftar nama pada indeks disusun berdasarkan
abjad. Fungsi indeks memberi keterangan halaman, kode tempat dan nama. Contoh,
Pemalang, 40 P4, Artinya, kota Pemalang berada di halaman 40, kode P menunjukkan
kolom P. Adapun kode 4 menunjukkan lajur 4.
Garis Tepi Peta
Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta, Fungsi garis tepi untuk menulis
angka-angka derajat astronomis.
Garis Astronomi
Garis-garis yang tegak disebut garis bujur. Sementara yang garis-garis yang mendatar
disebut garis lintang. Garis astronomis berguna untuk menentukan letak suatu tempat atau
wilayah. Misalnya, letak Provinsi DKI Jakarta itu di antara 106°22′ sampai 106°58’ Bujur
Timur (BT) dan 5°19′ sampai 6°24″Lintang Selatan (LS).
Di Indonesia pemetaan topografi dikerjakan oleh Jawatan Topografi (jantop) Angkatan Darat
dengan koordinasi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta
yang dihasilkan setelah jadi dapat diperjualbelikan secara bebas. Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) merupakan peta yang sejenis dengan peta topografi. Peta ini dibuat dan dikoordinasi
oleh Bakosurtanal. Peta tersebut mempunyai isi dan sifat yang sama dengan peta topografi.
Perbedaan kedua peta tersebut hanya pada sistem proyeksi serta pengambilan data di
lapangan. Peta topografi dalam perolehan data di lapangan lebih banyak menggunakan survei
dan pengukuran lapangan, sedangkan peta RBI dengan cara kompilasi dari foto udara.
Objek yang disajiakan oleh peta topografi maupun peta RBI yaitu:
b. Unsur alam
Unsur hidrografi, termasuk sungai, danau, dan garis pantai.
Tanaman (vegetasi), pada umumnya dikelompokkan menurut jenis atau faktor lain
yang berhubungan.
Unsur lain seperti: permukaan es, salju, pasir, dan lain-lain.
Selain menggambarkan unsur-unsur di atas, peta topografi maupun peta RBI juga
menggambarkan titik-titik ketinggian. Titik ketinggian ini di peta ditulis dengan harga atau
angka yang digunakan untuk memperlihatkan ketinggian suatu tempat di atas atau di bawah
permukaan laut. Pengukuran hanya dilakukan pada tempat-tempat penting saja, misalnya:
puncak bukit, pertemuan sungai, dasar lembah, perubahan lereng, dan sebagainya. Inilah
kelebihan peta topografi yakni dengan menggambarkan peta dengan objek titik ketinggian
maka kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat dan untuk memperkirakan tingkat
kecuraman atau kemiringan lereng.
2. Peta Chorografi
Peta Chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi
dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta
chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia.
Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di
antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya,jalan kereta api, batas wilayah,
kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat
dalam berbagai tata warna.
3. Peta Tematik
Peta tematik atau peta khusus adalah peta yang menyajikan unsur/tema tertentu permukaan
bumi sesuai dengan keperluan penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat
dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta
kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart
(peta jalur penerbangan atau pelayaran).
Adapun jenis – jenis peta berdasarkan skalanya adalah:
1. Peta kadaster
Peta ini mempunyai skala 1 : 100 hingga 1 : 5.000. Peta kadaster pada umumnya digunakan
untuk menggambar peta tanah atau peta di dalam sertifikat tanah.
2. Peta skala besar
Peta – peta yang berskala besar memiliki skala 1 : 5.000 hingga 1 : 250.000. Peta ini biasanya
digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah atau daerah yang sempit, contohnya peta
Kelurahan Sukamaju dan peta Kecamatan Beringin Raya.
3. Peta skala menengah
Peta ini memiliki skala 1 : 250.000 hingga 1 : 500.000. Peta skala menengah biasanya
digunakan untuk menggambarkan suatu daerah yang cukup luas, peta provinsi.
4. Peta skala kecil
Peta ini memiliki skala 1 : 500.000 hingga 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta – peta skala besar
pada umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu daerah atau wilayah yang luas,
misalnya peta wilayah negara, peta benua, bahkan peta dunia.
Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk
laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan mineral
di dalamnya.
Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air dan
sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan
dan tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang
paling baik yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan
untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko bencana alam
dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.
2. Peta Hidrografi
Peta Hidrografi merupakan peta yang bertujuan untuk menampilkan kedalaman dan keadaan
dasar laut.
3. Peta Kota
Peta Kota adalah peta yang bertujuan untuk menampilkan informasi jaringan transportasi,
drainase, sarana dan prasarana kota.
4. Peta Jalan
Peta Jalan adalah peta yang bertujuan untuk menampilkan informasi jalanan pada suatu daerah.
5. Peta Irigasi
Peta Irigasi adalah peta yang menampilkan informasi tentang jaringan irigasi.
Oh iya, untuk survey kan
butuh ALAT?!
Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi sehingga dibutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak dan sudut dan
berdasarkan ini pula, maka alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk
mengukur jarak atau sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada
yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari sederhana cara
menggunakannya dan sederhana komponen alatnya. Berikut macam macam alat survey:
1. Mistar
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang ataupun lebar suatu benda. Penggaris
atau mistar mempunyai ketelitian hingga 0,5 cm. Pengukuran panjang yang benar adalah
skala 0 pada penggaris berimpit dengan ujung benda yang akan diukur panjangnya.
2. Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai Roll Meter
ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini sering
digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan
rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat
besi tipis. Satuan yang dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch. Pita ukur
atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter,
15 meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya
dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.
3. Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4
bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm,
tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih,
hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.
4. Theodolite
Theodolite adalah instrument/alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah pengukuran
sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang
dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan
jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Theodolite merupakan salah
satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak.
Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur
tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun
pengamatan matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut
vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit
bisa dibidikkan ke segala arah.
5. Waterpass
Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong yang dilengkapi dengan nivo dan
sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat berputar ke arah horizontal. Kegunaan alat ini
yakni sebagai berikut :
1. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapatkan garis bidikan yang sama tinggi,
sehingga titik-titik yang tepat dengan garis bidikan akan mempunyai ketinggian yang
sama.
2. Dengan pandangan mendatar akan diketahuinya jarak dari garis bidik yang dapat
dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-titik tertentu, maka akan
diketahui beda tinggi atau ketinggian dari titik-titik tersebut.
7. Total Station
Total station adalah sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat. Total station juga
sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan
beda tinggi secara langsung. Di bawah ini merupakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat
ini:
Mampu melakukan beberapa hitungan ( misal : jarak datar, beda tinggi dll ). Juga
mampu menjalankan program-program survey, misal : Orientasi arah, Setting-out,
Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung tipe total stationnya.
Untuk tipe “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi
dengan ATR-Automatic Target Recocnition, pengenal objek otomatis (prisma).
Tipe tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V, kesalahan
diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat akurat.
Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite manual
dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.
Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM
tanpa reflector ).
Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta dengan program
mapping software.