Anda di halaman 1dari 19

Nama : Aldi Arisyi

NIM : 1704101010023

Kelas : 13

Jurusan/Prodi : Teknik/Teknik Sipil

Pemetaa &
SIG
(Ir. Ibnu Abbas, M.Sc.)

Universitas Syiah Kuala


Surveyor? Maksudnya?

Surveyor adalah orang profesional yang bertujuan untuk memeriksa dan


mengidentifikasi fakta-fakta, menganalisis fakta-fakta berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman dan mencatat hasil analisis dan dituangkan dalam sebuah laporan tertulis. Pada
saat ini peran surveyor dalam pengukuran dan pemantauan lingkungan kita menjadi semakin
penting, hal itu disebabkan semakin bertambahnya populasi manusia, semakin tingginya
harga sebidang tanah, sumber daya alam kita semakin berkurang, dan aktivitas manusia yang
menyebabkan menurunnya kualitas tanah, air, dan udara kita. Berikut kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh seorang surveyor:

 Menentukan, mengukur dan mengetahui permukaan tanah, benda tiga dimensi, titik di
lapangan, dan lintasan.
 Mengumpulkan dan menafsirkan kondisi permukan tanah dan informasi geografis dan
informasi ekonomi.
 Menggunakan informasi untuk perencanaan dan efisiensi administrasi dan manajemen
tanah, laut dan seluruh struktur.
 Melaksanakan pembangunan perkotaan dan pedesaan dan pengelolaan lahan
 Melakukan penelitian dan pengembangan.

Adapun fungsi dari seorang surveyor:


1. Penentuan posisi objek/titik pada sebuah ruang dan waktu serta posisi dan pemantauan
bentuk fisik, struktur dan pekerjaan yang berada di atas atau di bawah permukaan bumi.
2. Pengembangan, pengujian dan kalibrasi sensor, peralatan dan sistem untuk pekerjaan
survei.
3. Perolehan dan penggunaan informasi tata ruang dari jarak dekat, udara dan citra satelit dan
proses-proses yang dapat dilakukan secara otomatis.
4. Penentuan dari posisi batas-batas tanah masyarakat atau pribadi, termasuk batas-batas
nasional dan internasional, dan pendaftaran lahan tersebut dengan pihak yang berwenang.
5. Perencanaan dan pembentukan system informasi geografis (GIS) suatu daerah dan
mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengelola, menampilkan dan menyebarkan
data.
6. Menganalisis, menyajikan dan menggabungkan objek tata ruang dan fenomena pada GIS,
termasuk visualisasi dan komunikasi seperti data dalam peta, model dan perangkat mobile
digital.
7. Studi tentang lingkungan alam dan sosial, pengukuran tanah dan sumber daya alam laut.
Penggunaan data tersebut berguna untuk perencanaan pembangunan di perkotaan, daerah
pedesaan dan regional.
8. Perencanaan, pengembangan dan pembangunan kembali sebuah kawasan seperti;
perkotaan, pedesaa, maupun perumahan.
9. Pengkajian nilai dan pengelolaan sebuah kawasan seperti; perkotaan, pedesaa, maupun
perumahan.
10.Perencanaan, pengukuran dan pengelolaan pada pekerjaan konstruksi, termasuk rencana
anggaran biaya.

Mengingat peran, fungsi dan profesinya maka surveyor dituntut integritas yang tinggi, antara
lain menyangkut hal - hal sebagai berikut :
 Surveyor harus yakin, bahwa ia cukup mempunyai keahlian yang diperlukan  untuk
melaksanakan pekerjaan survey yang diminta oleh pelanggan / pengguna jasa. Apabila
surveyor merasa bahwa keahliannya tidak mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya, seharusnyalah ia menolak pekerjaan tersebut.
 Surveyor harus mampu mengendalikan diri dengan membatasi kepentingannya pada
imbalan jasa (fee) yang menjadi haknya, dan sekali - sekali tidak mempunyai kepentingan
lain diluar imbalan jasa yang disepakati dengan pelanggan / pengguna jasa.
 Surveyor harus bersikap jujur, mengemukakan penemuan - penemuan yang faktual dan
dengan tegas dan jelas membedakan antara fakta dan opini. Komentar, opini, saran yang
obyektif dan tidak memihak hanya diberikan apabila diminta oleh pengguna jasa.

Contoh seorang surveyor dari PT. BINAGA OCEAN SURVEYOR


Survey? Nah apa lagi itu?

Dalam hal ini survey yang dimaksud adalah pekerjaan mengukur tanah dan pemetaan
meliputi pengambilan/pemindahan data-data dari lapangan ke peta atau sebaliknya. Secara
umum tujuan pengerjaan survey adalah untuk:
 Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi.
 Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau
dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang.
 Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya.
 Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas permukaan
bumi yang merupakan batas dari suatu area tertentu.

Pengukuran dalam sebuah survey meliputi:


1. m (meter) untuk pengukuran panjang.
2. m2 (meter kuadrat) untuk pengukuran luas.
3. m3 (meter kubik) untuk pengukuran volume.
4. Derajat dan gradien untuk pengukuran sudut.
5. s (second) untuk pengukuran waktu, dan sebagainya.

Adapun jenis-jenis survey:


1. Survey Topografi
Survey yang bertujuan menentukan lokasi fitur alami dan buatan atau untuk peningkatan
informasi yang digunakan dalam pembuatan peta. Survei topografi juga digunakan untuk
menentukan konfigurasi medan (terrain). Kegunaan survei topografi adalah untuk
mengumpulkan data yang diperlukan untuk gambar peta topografi. Gambar peta dari
gabungan data akan membentuk suatu peta topografi. Sebuah topografi memperlihatkan
karakter vegetasi dengan memakai tanda-tanda yang sama seperti halnya jarak horizontal
diantara beberapa features dan elevasinya masing-masing diatas datum tertentu.
2. Survey Hidrografi
Secara etimologi, Hidrografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “hidro” yang
berarti air dan “grafi” yang berarti menulis, hidrografi artinya gambaran permukaan bumi
yang digenangi air. Jadi survey hidrografi adalah survey yang mendefinisikan garis pantai
dan kedalaman danau, sungai, lautan, waduk, dan badan air lainnya. Survei hidrografi
dikaitkan dengan port dan industri lepas pantai dan lingkungan laut, termasuk pengukuran
dan investigasi kelautan yang dibuat oleh personel shipborne.

3. Survey Titik Kontrol


Survey yang bertujuan membangun jaringan monumen horizontal dan vertikal yang berfungsi
sebagai kerangka acuan untuk memulai survei lainnya. Banyak survei titik kontrol yang
dilakukan saat ini dilakukan dengan menggunakan teknik geodesi satelit.

4. Survey Konstruksi
Survey yang bertujuan memberikan garis, kelas, peningkatan kontrol, posisi horizontal,
dimensi, dan konfigurasi untuk operasi konstruksi. Survei konstruksi digunakan untuk
menilai posisi akhir dan kecukupan pekerjaan, dan untuk menghitung pembayaran konstruksi
dan dapat membuat bangunan sesuai kondisi. “Sebagai aktual bangunan” konstruksi survei
dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi juga memverifikasi prestasi yang
ditentukan pada desain dan rencana.
5. Survey Pertanahan
Survey pertanahan atau batas tanah dan survey kadaster adalah survey yang bertujuan
menetapkan garis wilayah dan sudut–sudut wilayah. Istilah kadaster sekarang umumnya
diterapkan pada survei sistem pertanahan umum. Ada tiga kategori utama yaitu: survei awal,
untuk membangun sudut bagian baru di daerah yang belum dilakukan survei, contohnya yang
masih terjadi di Alaska dan beberapa negara barat ,survei retracement untuk memulihkan
batasan-batasan yang ditetapkan sebelumnya, dan survei subdivisi untuk membangun
monumen dan menggambarkan paket baru kepemilikan. Dalam hal tersebut juga berlaku
survei Kondominium yaitu survey yang memberikan catatan hukum kepemilikan.

6. Survey Tambang
Survey yang dilakukan diatas dan dibawah tanah untuk memandu tunneling dan operasi
lainnya yang berhubungan dengan pertambangan. Klasifikasi ini juga mencakup survei
geofisika untuk mineral dan eksplorasi sumber daya energi.

7. As- Built Survey


As- Built Survey merupakan survey lokasi dokumen final akurat dan tata letak rekayasa
bekerja dan merekam setiap perubahan desain yang mungkin telah dimasukkan ke konstruksi.
Ini sangat penting ketika fasilitas bawah tanah dibangun, lokasi mereka secara akurat dikenal
untuk pemeliharaan dan tujuan sehingga kerusakan tak terduga dapat dihindari selama
instalasi. Dan juga berguna untuk utilitas bawah tanah lainnya. As- Built Survey sering juga
disebut survey terpasang.
8. Survey Surya (Sunshot)
Survey ini berguna untuk memetakan batas properti, easements surya, penghalang menurut
dengan sudut matahari dan memenuhi persyaratan lain dari papan zonasi dan asuransi judul
perusahaan.

Maka hasil dari pelaksanaan sebuah survey adalah peta.


Terus PETA itu apa???

Peta adalah gambaran permukaan bumi (dataran rendah, dataran tinggi, gunung, rawa, laut
dan sebagainya) yang dibuat dengan menggunakan skala tertentu pada bidang datar (kertas).
Adapun kumpulan peta yang dibukukan disebut Atlas.

Peta yang disajikan harus lengkap karena berguna untuk mempermudah orang membaca peta.
Kelengkapan peta antara lain sebagai berikut:
 Judul Peta
Judul peta ditulis di bagian atas peta. Pada umumnya ditulis dengan huruf besar. Judul
peta berfungsi memberikan kejelasan isi peta.
 Skala
Skala adalah perbandingan jarak pada peta dengan keadaan sebenarnya. Misalnya, peta
Kalimantan memiliki skala 1:100.000. Artinya, 1 cm di peta sama dengan 100,000 cm
keadaan sebenarnya. Ada dua macam jenis skala, yaitu skala angka dan skala garis.
 Simbol
Simbol peta adalah bentuk atau tanda. Melambangkan penjelasan tertentu pada peta.
Simbol digunakan untuk mewakili objek tertentu. Simbol dalam peta dapat berbentuk
simbol titik, garis, dan warna.
 Keterangan/Lagenda
Keterangan/legenda adalah kumpulan beberapa simbol yang digunakan pada peta.
Keterangan/legenda berada pada bagian yang kosong. Legenda harus dipahami oleh
pembaca peta. Dengan demikian, pembaca mengetahui tujuan pembuatan peta.
 Arah Mata Angin
Arah mata angin merupakan petunjuk arah pada peta. Arah mata angin berguna untuk
mempermudah membaca peta, Arah mata angin ada delapan, antara lain utara (U), timur
laut (TL), timur (T), tenggara (TG), selatan(S), barat daya (BD), barat (B), dan barat laut
(BL). Pada peta, arah utara selalu berada di atas. Sementara itu, arah selatan berada di
bawah.
 Indeks
Indeks adalah daftar nama pada atlas. Daftar nama pada indeks disusun berdasarkan
abjad. Fungsi indeks memberi keterangan halaman, kode tempat dan nama. Contoh,
Pemalang, 40 P4, Artinya, kota Pemalang berada di halaman 40, kode P menunjukkan
kolom P. Adapun kode 4 menunjukkan lajur 4.
 Garis Tepi Peta
Garis tepi peta adalah batas-batas pinggir gambar peta, Fungsi garis tepi untuk menulis
angka-angka derajat astronomis.
 Garis Astronomi
Garis-garis yang tegak disebut garis bujur. Sementara yang garis-garis yang mendatar
disebut garis lintang. Garis astronomis berguna untuk menentukan letak suatu tempat atau
wilayah. Misalnya, letak Provinsi DKI Jakarta itu di antara 106°22′ sampai 106°58’ Bujur
Timur (BT) dan 5°19′ sampai 6°24″Lintang Selatan (LS).

Peta terbagi dalam beberapa jenis, berikut peta berdasarkan isinya:


1. Peta Topografi
Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya permukaan
bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis khayal yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian sama. Pada peta topografi
sendiri, garis kontur digambar dengan warna coklat muda. Kontur berguna untuk
memberikan informasi relatif tentang relief. Relief ini merupakan suatu bentuk yang
memperlihatkan perbedaan dalam ketinggian dan kemiringan dari bentuk-bentuk yang tidak
sama di permukaan bumi. Relief dihubungkan dengan suatu bentuk atau model keseluruhan
muka bumi dalam bentuk tiga dimensi. Selain itu peta topografi juga digunakan sebagai dasar
dalam pembuatan peta-peta tematik seperti,peta kehutanan, peta pariwisata, peta penggunaan
lahan,dan sebagainya.

Di Indonesia pemetaan topografi dikerjakan oleh Jawatan Topografi (jantop) Angkatan Darat
dengan koordinasi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Peta
yang dihasilkan setelah jadi dapat diperjualbelikan secara bebas. Peta Rupa Bumi Indonesia
(RBI) merupakan peta yang sejenis dengan peta topografi. Peta ini dibuat dan dikoordinasi
oleh Bakosurtanal. Peta tersebut mempunyai isi dan sifat yang sama dengan peta topografi.
Perbedaan kedua peta tersebut hanya pada sistem proyeksi serta pengambilan data di
lapangan. Peta topografi dalam perolehan data di lapangan lebih banyak menggunakan survei
dan pengukuran lapangan, sedangkan peta RBI dengan cara kompilasi dari foto udara.
Objek yang disajiakan oleh peta topografi maupun peta RBI yaitu:

a. Unsur buatan manusia


 Unsur-unsur perhubungan, meliputi jalan dan jalur kereta api.
 Gedung-gedung, meliputi perumahan dan bangunan lain seperti mesjid, kantor, dan
sebagainya.
 Konstruksi-konstruksi lain, seperti: bendungan, jalur pipa, waduk penyimpanan air,
dan lain-lain.
 Unsur luasan atau daerah khusus, meliputi daerah yang ditanami seperti perkebunan
dan taman.
 Batas-batas, meliputi batas adminstratif seperti batas provinsi, kabupaten, sampai
batas terkecil yang bisa dilihat.

b. Unsur alam
 Unsur hidrografi, termasuk sungai, danau, dan garis pantai.
 Tanaman (vegetasi), pada umumnya dikelompokkan menurut jenis atau faktor lain
yang berhubungan.
 Unsur lain seperti: permukaan es, salju, pasir, dan lain-lain.

Selain menggambarkan unsur-unsur di atas, peta topografi maupun peta RBI juga
menggambarkan titik-titik ketinggian. Titik ketinggian ini di peta ditulis dengan harga atau
angka yang digunakan untuk memperlihatkan ketinggian suatu tempat di atas atau di bawah
permukaan laut. Pengukuran hanya dilakukan pada tempat-tempat penting saja, misalnya:
puncak bukit, pertemuan sungai, dasar lembah, perubahan lereng, dan sebagainya. Inilah
kelebihan peta topografi yakni dengan menggambarkan peta dengan objek titik ketinggian
maka kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat dan untuk memperkirakan tingkat
kecuraman atau kemiringan lereng.

2. Peta Chorografi
Peta Chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi
dengan skala yang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta
chorografi menggambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia.
Dalam peta chorografi digambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di
antaranya pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya,jalan kereta api, batas wilayah,
kota, garis pantai, rawa dan lain-lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuat
dalam berbagai tata warna.

3. Peta Tematik
Peta tematik atau peta khusus adalah peta yang menyajikan unsur/tema tertentu permukaan
bumi sesuai dengan keperluan penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat
dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Contoh peta khusus/tertentu: peta curah hujan, peta
kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart
(peta jalur penerbangan atau pelayaran).
Adapun jenis – jenis peta berdasarkan skalanya adalah:
1. Peta kadaster
Peta ini mempunyai skala 1 : 100 hingga 1 : 5.000. Peta kadaster pada umumnya digunakan
untuk menggambar peta tanah atau peta di dalam sertifikat tanah.
2. Peta skala besar
Peta – peta yang berskala besar memiliki skala 1 : 5.000 hingga 1 : 250.000. Peta ini biasanya
digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah atau daerah yang sempit, contohnya peta
Kelurahan Sukamaju dan peta Kecamatan Beringin Raya.
3. Peta skala menengah
Peta ini memiliki skala 1 : 250.000 hingga 1 : 500.000. Peta skala menengah biasanya
digunakan untuk menggambarkan suatu daerah yang cukup luas, peta provinsi.
4. Peta skala kecil
Peta ini memiliki skala 1 : 500.000 hingga 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta – peta skala besar
pada umumnya digunakan untuk menggambarkan suatu daerah atau wilayah yang luas,
misalnya peta wilayah negara, peta benua, bahkan peta dunia.

Adapun jenis – jenis peta berdasarkan bentuknya adalah:


1. Peta datar (peta planimetri)
Peta datar merupakan sebuah peta yang dibuat di atas bidang datar, seperti kain, kertas,
kanvas, maupun triplek. Seperti pada peta – peta lainnya, peta ini memiliki berbagai macam
simbol yang digambarkan dengan bentuk, dan warna yang berbeda – beda.
2. Peta timbul (peta relief)
Peta timbul atau disebut juga dengan peta relief merupakan peta yang dibuat secara 3 dimensi
sehingga sesuai dengan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Peta ini memiliki kontur –
kontur dan permukaan bumi yang jelas, seperti pegunungan yang nampak menjulang,
perbedaan dataran – dataran tinggi dan rendah, dan lain – lain.
3. Peta digital
Peta digital yaiut peta yang proses pembuatannya menggunakan komputer. Data – data
kenampakan permukaan bumi di dalam peta biasanya disimpan di dalam suatu disket, CD,
atau hard disk. Penampilan gambar peta ini ditayangkan melalui layar monitor komputer
dengan menggunakan program map info dan arc info.

Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan menjadi dua, yaitu :


1. Peta Induk (Basic Map). Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung
di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta
topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar
inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.
2. Peta Turunan (Derived Map). Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada
acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan.
Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

Adapun jenis peta berdasarkan keadaan objek:


1. Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau meningkat. Misalnya peta
transmigrasi atau urbanisasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan
sebagainya.
2. Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan stabil atau tetap. Misalnya,
peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.
Adapun jenis peta lainnya:
1. Peta Geologi
Peta geologi pada dasarnya
merupakan suatu sarana untuk
menggambarkan tubuh batuan,
penyebaran batuan, kedudukan
unsur struktur geologi dan
hubungan antar satuan batuan
serta merangkum berbagai data
lainnya. Peta geologi juga
merupakan gambaran teknis dari
permukaan bumi dan sebagian
bawah permukaan yang
mempunyai arah, unsur-unsurnya
yang merupakan gambaran
geologi, dinyatakan sebagai garis yang mempunyai kedudukan yang pasti.

Pada umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk
laporan, baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan  mineral
di dalamnya. 

Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu


daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang
digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi,
struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan
dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Adapun
jeni-jenis peta Geologi dan peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah sebagi berikut:
 Peta geologi permukaan (surface geological map), adalah peta yang memberikan
berbagai formasi geologi yang langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta ini
bervariasi antara 1 : 50.000 dan lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan
bangunan, drainase, pencarian air, pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan
jalan.
 Peta singkapan (outcrop map), adalah peta yang umumnya berskala besar,
mencantumkan lokasi ditemukannya batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah
keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini
digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang berupa pecahan batu,
dapat ditemukan langsung di bawah permukaan.
 Peta ikhtisar geologis, adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa
formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi
yang formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta ini kadang agak skematis,
umumnya berskala sedang atau kecil, dengan skala 1 : 100.000 atau lebih kecil.
 Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman yang dikonstruksikan pada
permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah permukaan. Peta ini
memiliki skala sedang hingga besar.
 Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar
topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK
Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya
 Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan potensi
sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu 
 Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam
bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut
rata-rata.
 Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-
titik suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak
ditemukan konfigurasi struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
 Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta
fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
 Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada daerah yang
dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan
impermeabel.

Peta geologi dibuat berlandaskan dasar dan tujuan ilmiah dimana memanfaatan lahan, air dan
sumberdaya ditentukan atas dasar peta geologi. Peta geologi menyajikan sebaran dari batuan
dan tanah di permukaan atau dekat permukaan bumi, yang merupakan penyajian ilmiah yang
paling baik yang menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan
untuk mengidentifikasi dan mencegah sumberdaya yang bernilai dari resiko bencana alam
dan menetapkan kebijakan dalam pemanfaatan lahan.

2. Peta Hidrografi
Peta Hidrografi merupakan peta yang bertujuan untuk menampilkan kedalaman dan keadaan
dasar laut.

3. Peta Kota
Peta Kota adalah peta yang bertujuan untuk menampilkan informasi jaringan transportasi,
drainase, sarana dan prasarana kota.
4. Peta Jalan
Peta Jalan adalah peta yang bertujuan untuk menampilkan informasi jalanan pada suatu daerah.

5. Peta Irigasi
Peta Irigasi adalah peta yang menampilkan informasi tentang jaringan irigasi.
Oh iya, untuk survey kan
butuh ALAT?!

Pekerjaan survey dan pemetaan merupakan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian yang
cukup tinggi sehingga dibutuhkan peralatan yang menunjang keberhasilan pekerjaan tersebut.
Oleh karena itu pekerjaan utama dalam ukur tanah adalah mengukur jarak dan sudut dan
berdasarkan ini pula, maka alat-alat ukur tanah adalah alat-alat yang dipersiapkan untuk
mengukur jarak atau sudut. Alat-alat yang digunakan ada yang tergolong sederhana dan ada
yang tergolong modern. Sederhana atau modernnya alat ini dapat dilihat dari sederhana cara
menggunakannya dan sederhana komponen alatnya. Berikut macam macam alat survey:

1. Mistar
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang ataupun lebar suatu benda. Penggaris
atau mistar mempunyai ketelitian hingga 0,5 cm. Pengukuran panjang yang benar adalah
skala 0 pada penggaris berimpit dengan ujung benda yang akan diukur panjangnya.

2. Meteran
Meteran juga dikenal sebagai pita ukur atau tape atau bisa disebut juga sebagai Roll Meter
ialah alat ukur panjang yang bisa digulung, dengan panjang 25 – 50 meter. Meteran ini sering
digunakan oleh tukang bangunan atau pengukur lebar jalan. Ketelitian pengukuran dengan
rollmeter hingga 0,5 mm. Roll Meter ini pada umumnya dibuat dari bahan plastik atau plat
besi tipis. Satuan yang dipakai dalam Roll Meter yaitu mm atau cm, feet tau inch. Pita ukur
atau Roll Meter tersedia dalam ukuran panjang 10 meter,
15 meter, 30 meter sampai 50 meter. Pita ukur umumnya
dibagi pada interval 5 mm atau 10 mm.

Roll Meter juga memiliki daya muai dan daya regang.


Daya muai ialah tingkat pemuaian dikarenakan perubahan
suhu udara. Dan daya regang ialah perubahan panjang
disebabkan regangan atau tarikan. Daya muai dan daya
regang meteran dipengaruhi oleh jenis Roll Meter, yang di
bagi berdasarkan bahan yang dipakai dalam
pembuatannya.

3. Rambu Ukur
Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi skala
pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4
bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm,
tiap 2 buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih,
hitam-putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.

4. Theodolite
Theodolite adalah instrument/alat yang dirancang untuk menentukan tinggi tanah pengukuran
sudut yaitu sudut mendatar yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang
dinamakan dengan sudut vertical. Dimana sudut – sudut tersebut berperan dalam penentuan
jarak mendatar dan jarak tegak diantara dua buah titik lapangan. Theodolite merupakan salah
satu alat ukur tanah yang digunakan untuk menentukan sudut mendatar dan sudut tegak.
Sudut yang dibaca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Dalam pekerjaan – pekerjaan ukur
tanah, teodolit sering digunakan dalam pengukuran polygon, pemetaan situasi maupun
pengamatan matahari. Theodolite juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti PPD bila sudut
vertikalnya dibuat 90°. Dengan adanya teropong yang terdapat pada teodolit, maka teodolit
bisa dibidikkan ke segala arah.

Untuk menggunakan Theodolite, butuh berbagai persyaratan seperti:


1. Sumbu ke I harus tegak lurus dengan sumbu II/vertical (dengan menyetel nivo tabung dan
nivo kotaknya).
2. Sumbu II harus tegak lurus Sumbu I.
3. Garis bidik harus tegak lurus dengan sumbu II (Sumbu II harus mendatar).
4. Tidak adanya salah indeks pada lingkaran kesatu (kesalahan indek vertical sama dengan
nol).
5. Apabila ada nivo teropong, garis bidik harus sejajar dengan nivo teropong.
6. Garis jurusan nivo skala tegak, harus sejajar dengan garis indeks skala tegak.
7. Garis jurusan nivo skala mendatar, harus tegak lurus dengan sumbu II (Garis bidik tegak
lurus sumbu kedua/mendatar).

Adapun jenis-jenis theodolite:


1. Theodolite Reiterasi
Pada theodolite reiterasi, plat
lingkaran skala (horizontal)
menjadi satu dengan plat
lingkaran nonius dan tabung
sumbu pada kiap. Sehingga
lingkaran mendatar bersifat
tetap. Pada jenis ini terdapat
sekrup pengunci plat nonius.
2. Theodolite Repetisi
Pada theodolite repetisi, plat lingkarn skala mendatar ditempatkan sedemikian rupa, sehingga plat
ini dapat berputar sendiri dengan tabung poros sebagai sumbu putar. Pada jenis ini terdapat
sekrup pengunci lingkaran mendatar dan sekrup nonius.

3. Theodolite Elektro Optis


Dari konstruksi mekanis sistem susunan lingkaran sudutnya antara
theodolite optis dengan theodolite elektro optis sama. Akan tetapi
mikroskop pada pembacaan skala lingkaran tidak menggunakan system
lensa dan prisma lagi, melainkan menggunkan system sensor. Sensor ini
bekerja sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang
elektromagnetis). Hasil pertama system analogdan kemudian harus
ditransfer ke system angka digital. Proses penghitungan secara otomatis
akan ditampilkan pada layer (LCD) dalam angka decimal.

Cara kerja penyiapan alat theodolit antara lain :


 Kendurkan sekrup pengunci perpanjangan.
 Tinggikan setinggi dada.
 Kencangkan sekrup pengunci perpanjangan.
 Buat kaki statif berbentuk segitiga sama sisi.
 Kuatkan (injak) pedal kaki statif.
 Atur kembali ketinggian statif sehingga tribar plat mendatar.
 Letakkan theodolite di tribar plat.
 Kencangkan sekrup pengunci centering ke theodolite.
 Atur (levelkan) nivo kotak sehingga sumbu kesatu benar-benar tegak / vertical dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
 Atur (levelkan) nivo tabung sehingga sumbu kedua benar-benar mendatar dengan
menggerakkan secara beraturan sekrup pendatar / kiap di tiga sisi alat ukur tersebut.
 Posisikan theodolite dengan mengendurkan sekrup pengunci centering kemudian
geser kekiri atau kekanan sehingga tepat pada tengah-tengah titik ikat (BM), dilihat
dari centering optic.
 Lakukan pengujian kedudukan garis bidik dengan bantuan tanda T pada dinding.
 Periksa kembali ketepatan nilai index pada system skala lingkaran dengan melakukan
pembacaan sudut biasa dan sudut luar biasa untuk mengetahui nilai kesalaha index
tersebut.

5. Waterpass
Waterpass adalah alat ukur menyipat datar dengan teropong yang dilengkapi dengan nivo dan
sumbu mekanis tegak, sehingga teropong dapat berputar ke arah horizontal. Kegunaan alat ini
yakni sebagai berikut :
1. Memperoleh pandangan mendatar atau mendapatkan garis bidikan yang sama tinggi,
sehingga titik-titik yang tepat dengan garis bidikan akan mempunyai ketinggian yang
sama.
2. Dengan pandangan mendatar akan diketahuinya jarak dari garis bidik yang dapat
dinyatakan sebagai ketinggian garis bidik terhadap titik-titik tertentu, maka akan
diketahui beda tinggi atau ketinggian dari titik-titik tersebut.

6. GPS (Global Positioning System)


GPS adalah sistem navigasi menggunakan satelit yang didesain agar dapat menyediakan
posisi secara instan, kecepatan dan informasi waktu di hampir semua tempat di muka bumi,
setiap saat dan dalam kondisi cuaca apapun. Alat untuk menerima sinyal satelit dinamakan
GPS Tracker atau GPS Tracking. Alat ini memungkinkan pengguna mengetahui lokasi
kendaraan, atau apapun itu secara real time.

7. Total Station
Total station adalah sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat. Total station juga
sudah dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan
beda tinggi secara langsung. Di bawah ini merupakan kelebihan-kelebihan yang dimiliki alat
ini:
 Mampu melakukan beberapa hitungan ( misal : jarak datar, beda tinggi dll ). Juga
mampu menjalankan program-program survey, misal : Orientasi arah, Setting-out,
Hitungan Luas dll, kemampuan ini tergantung tipe total stationnya.
 Untuk tipe “high end”nya ada yang dilengkapi motor penggerak, dan dilengkapi
dengan ATR-Automatic Target Recocnition, pengenal objek otomatis (prisma).
 Tipe tertentu mampu mengeliminir kesalahan-kesalahan : kolimasi Hz & V, kesalahan
diametral, koreksi refraksi, dll. Hingga data yang didapat sangat akurat.
 Ketelitian dan kecepatan ukur sudut dan jarak jauh lebih baik dari theodolite manual
dan meteran. Terutama untuk pemetaan situasi.
 Alat baru dilengkapi Laser Plummet, sangat praktis dan Reflector-less EDM ( EDM
tanpa reflector ).
 Data secara elektronis dapat dikirim ke PC dan diolah menjadi Peta dengan program
mapping software.

Anda mungkin juga menyukai