Anda di halaman 1dari 13

Manajemen IKM, Februari 2017 (63- Vol. 12 No.

1
ISSN 2085- http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalmpi/

Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil di PT Priangan Sentosa


Tasikmalaya, Jawa Barat

Business Development Strategy for Textile Product at Priangan Sentosa, Tasikmalaya West Java

Dedi Siswana Kurniadi* , Rizal Syarief #, dan Ani Suryani #

LPM Equator, Bogor


Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, FakultasTeknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
#
Jl. Kamper Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

ABSTRAK

Industri produk tekstil berperan penting dalam perekonomian Kota Tasikmalaya, karena
menyumbangkan 42,1% terhadap industri pengolahan. Industri pengolahan menyumbangkan
% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Tasikmalaya. Permasalahan
yang dihadapi industri produk tekstil adalah kenaikan harga bahan baku, kenaikan upah buruh,
masuknya produk impor berharga murah, persaingan ketat dengan perusahaan sejenis dan
berkurangnya pesanan dari pembeli. Dalam upaya mempertahankan kelangsungan usahanya
diperlukan penyusunan strategi pengembangan usaha. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis kondisi internal dan eksternal perusahaan, perumusan alternatif strategi,
penyusunan prioritas strategi dan pemilihan strategi pengembangan usaha PT Priangan Sentosa
(PS). Hasil Internal Factor Evaluation (2,692) dan External Factor Evaluation (2,334)
menempatkan posisi perusahaan pada sel V (perusahaan harus dijaga dan dipertahankan melalui
strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk). Metode SWOT menghasilkan rumusan
strategi: (1) memanfaatkan kompetisi antar pemasok untuk mendapatkan bahan baku dengan
harga penawaran terendah, (2) meningkatkan produksi trainingspak dengan memperluas
kemitraan, (3) promosi, (4) memperluas daerah pemasaran, (5) mempertahankan mutu bahan
baku, (6) meningkatkan mutu produk, (7) membuat pencelupan, (8) perawatan mesin rekayasa
mesin; dan (9) pelatihan keterampilan pekerja. Analisis QSPM menempatkan strategi promosi
sebagai prioritas utama. Implikasi manajerialnya adalah: (1) Aspek produksi perlu didukung
oleh peningkatan skala ekonomi dengan peningkatan kemitraan, pemilihan pemasok,
memanfaatkan efek pembelajaran dan pengalaman, (2) Aspek SDM perlu peningkatan
keterampilan pekerja, (3) Aspek Keuangan melalui pembayaran kontan dari pembeli dan
peningkatan alokasi biaya pemasaran, (4) Aspek Pemasaran melalui penentuan target pasar
setingkat grosir, memperluas wilayah pemasaran dan pemeliharaan loyalitas pelanggan, dan (5)
Aspek Teknologi melalui restrukturisasi mesin.

Kata kunci: produk tekstil, QSPM, strategi pengembangan usaha, SWOT

ABSTRACT

Textile product industry has an important role in the economy Tasikmalaya City, because
contributing 42,1% to manufacturing industry. Manufacturing industry contributing 14.6% to the
GRDP Tasikmalaya City. The problem faced by the industry of textile products is the increase in
raw material prices, rising labor costs, the entry of lower-priced imported products, intense
competition with similar companies and reduced orders from buyers. In an effort to maintain the
continuity of their business, it is necessary to develop a strategy of business development. The
purpose of this study was to analyze the internal and external conditions, the formulation of

* Korespondensi:
Jl Raya Sindangbarang No. 197 Bogor. Indonesia 16117; HP 08122263617, Email : dedisis@yahoo.co.id
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

strategic alternatives, prioritization and selection of strategic business development strategy PT PS.
Results Internal Factor Evaluation (2.692) and External Factor Evaluation (2.334) puts the
company's position in Cells V (companies should be preserved and maintained through market
penetration strategies and product development. Methods of SWOT result formulation of
strategies: (1) take advantage of competition among suppliers to obtain raw materials at the lowest
offer price, (2) Increasing production by expanding the partnership, (3) promotion, (4) expand the
marketing area, (5) maintain the quality of raw material, (6) improve product quality, (7) makes
dyeing, (8) machine maintenance and machine engineering (9) labor skills training. Quantitative
Strategic Planning Matrix (QSPM) puts the promotion strategy as a priority. Implications of
managerial are: (1) Aspects of production need to be supported by increased economies of scale by
improving partnerships with other entrepreneurs, supplier selection, take advantage of the effects
of learning and experience, (2) Aspects of HR need to increase the skills of workers, (3) Financial
Aspects through cash payments from buyers and increased allocation of marketing costs, (4)
marketing aspect through targeting the wholesale level market, expand marketing and mainte-
nance of customer loyalty and (5) Aspects of technology through the restructuring of the machine.

Key words: business development strategy, QSPM, SWOT, textile product

PENDAHULUAN menyebabkan meningkatnya harga bahan


baku. Menurut kajian Bank Mandiri (2014)
Peran industri Tekstil dan Produk setiap depresiasi nilai tukar Rupiah akan
Tekstil (TPT) dalam perekonomian nasional menyebabkan kenaikan Harga Pokok Penjual-
sangat penting. Selama tahun 2010- dapat an (HPP) emiten industri tekstil dan produk
menyumbangkan rataan 1,4% terhadap Pro- tekstil 6,91% pada triwulan berikutnya. Selain
duk Domestik Bruto (PDB) nasional, sedang- adanya persaingan diantara perusahaan lokal,
kan tenaga kerja yang terserap dalam tahun persaingan dalam indutri produk tekstil makin
2012 sampai 2014 cukup besar, yaitu rataan ketat, karena masuknya produk impor. Impor
21,2% dari tenaga kerja industri manufaktur TPT Indonesia pada tahun 2013 sebesar USD
(BPS, 8,5 miliar atau tumbuh 4% lebih tinggi
Industri produk tekstil berperan penting daripada pertumbuhan ekspornya (API, 2014).
dalam perekonomian Kota Tasikmalaya. Permasalahan berikutnya upah buruh yang
Industri ini menyumbangkan 42,1% terhadap cenderung naik setiap tahun akibat penyesuai-
industri pengolahan (Diskop, UMK dan Indag an dengan perubahan Upah Minimum
Kota Tasikmalaya, 2016). Industri pengolahan Kabupaten/Kota (UMK). Hal ini berpengaruh
menyumbangkan 14,6% terhadap Produk terhadap meningkatnya komponen biaya pro-
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota duksi, karena industri produk teksti sifatnya
Tasikmalaya (BPS Kota Tasikmalaya, padat karya. Dalam struktur biaya produksi,
Permasalahan yang dihadapi industri upah tenaga kerja mencapai 27,1% (API,
produk tekstil saat ini adalah meningkatnya 2014). Semua kondisi tersebut berpengaruh
harga bahan baku akibat melemahnya nilai kepada kelangsungan industri produk tekstil di
mata uang rupiah terhadap Dolar Amerika Kota Tasikmalaya, termasuk PT Priangan
Serikat (USD). Porsi bahan baku dalam Sentosa (PT PS) sebagai pelaku usaha dibidang
struktur biaya industri produk tekstil men- produk tekstil berupa pakaian olah raga.
capai 57,7% (API, 2014). Menurut Irawan Permasalahan yang dihadapi PT PS
dan Suryatoga ( , porsi biaya terbesar, yaitu adalah: (1) kenaikan harga bahan baku, (2)
pengadaan material (56- %). Sebagian besar kenaikan upah buruh, (3) persaingan yang
bahan baku tekstil masih diimpor, selain itu ketat dengan perusahaan sejenis, (4) produk
bahan penolong (zat pewarna dan bahan impor berharga murah dan (5) berkurangnya
kimia lainnya) meskipun dibeli lokal tapi pesanan dari pembeli. Mencermati kondisi
masih banyak diperdagangkan dalam tersebut diperlukan penyusunan strategi
denominasi USD (API, 2014). Pada industri pengembangan usaha, agar PT PS terus
fiber pangsa biaya bahan baku impor bertahan dan meningkatkan usahanya. Tujuan
merupakan yang terbesar (Asmara et al., penelitian ini menganalisis kondisi internal
2013). Melemahnya nilai mata uang ID dan eksternal, perumusan alternatif strategi,
Rupiah terhadap USD

KURNIADI ET Manajemen
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

penyusunan prioritas dan pemilihan strategi dapat menyusun dan mengimplementasikan


pengembangan usaha PT PS. strategi yang meningkatkan efisiensi dan
efektivitas. Wheelen dan Hunger (2012) men-
METODE PENELITIAN definisikan sumber daya sebagai aset, kompe-
tensi, proses, keahlian atau pengetahuan yang
Obyek penelitian adalah PT PS produ- dikendalikan oleh perusahaan. Analisis inter-
sen produk tekstil khususnya pakaian olah nal meliputi aspek produksi, operasi, mana-
raga di Kota Tasikmalaya. Waktu penelitian 5 jemen, permodalan dan keuangan, pengem-
bulan, mulai Agustus sampai Desember 2015. bangan SDM, aspek pemasaran dan distribusi.
Populasi dalam penelitian ini adalah industri Alat analisis lingkungan internal adalah
produk tekstil di Kota Tasikmalaya, dan analisis rantai nilai (value chain analysis) dan
pengambilan contoh menggunakan metode analisis VRIO. Rantai nilai mengidentifikasi-
purposive sampling. Contoh yang dipilih kan dan menghubungkan berbagai aktivitas
adalah PT PS karena merupakan produsen strategik di perusahaan (Hansen dan Mowen,
yang melakukan tahapan paling lengkap dalam Value Chain Analysis menurut Shank
proses produksi produk tekstil dan dilakukan dan Govindarajan (1992) merupakan alat untuk
dalam perusahaan sendiri, memiliki omset memahami rantai nilai yang membentuk suatu
cukup besar diantara produsen lainnya dan produk. Analisis rantai nilai membagi aktivi-
sudah melakukan pemasaran di tingkat lokal tas perusahaan ke dalam dua kategori umum,
dan regional. yaitu aktivitas primer (yang terlibat dalam
Data yang dikumpulkan terdiri dari penciptaan fisik produk, pemasaran, pengirim-
data primer dan sekunder. Data primer an ke pembeli dan layanan purna jual) dan
diperoleh dari PT PS serta pihak eksternal aktivitas pendukung yang membantu perusa-
melalui kuesioner dan wawancara haan secara keseluruhan dengan menyediakan
mendalam. Penentuan responden dipilih infrastruktur atau input yang memungkinkan
dengan memper- timbangkan kapasitas aktivitas primer dilakukan secara berkelanjut-
pengetahuan kondisi perusahaan dan industri an (Pearce II dan Robinson Jr, 2014). Menurut
produk tekstil. Responden terdiri atas Barney (1991), kompetensi suatu perusahaan
pemilik perusahaan/ Direktur, Bagian dapat dianalisis dengan kerangka VRIO, yaitu
Produksi dan Bagian Pe- masaran, Ketua Valuable (bernilai), Rare (kompetensi langka
Asosiasi Pengusaha Konveksi Kota diantara perusahaan yang ada dan pesaing
Tasikmalaya dan DisKop Usaha Mikro Kecil potensial) Imitable imperfectly (tidak mudah
Menengah (UMKM) dan Indag Kota ditiru), Organizational combined capabilities
Tasikmalaya. Data sekunder diperoleh dari (tidak bisa digantikan karena secara kombinasi
laporan berkala atau tahunan PT PS, jurnal melekat di organisasi). Hasil analisis lingkung-
dan literatur lainnya yang behubungan an internal merupakan masukan untuk analisis
dengan penelitian. selanjutnya yang menggunakan Internal Factor
Pengolahan data dilakukan dengan Evaluation (IFE) matrix.
program MS Office Excel kemudian dianalisis
dengan tahapan: (1) tahap masukan meliputi Analisis Lingkungan Eksternal
analisis lingkungan internal dan eksternal per- Lingkungan eksternal diklasifikasikan
usahaan, (2) tahap pemaduan (the matching menjadi lingkungan umum dan lingkungan
stage), (3) tahap pemilihan strategi (David, industri (Hubeis dan Najib, 2014). Pearce II
2011). Pendekatan penelitian disajikan pada dan Robinson Jr (2014) membagi tiga sub kate-
Gambar 1. gori yang saling berkaitan, yaitu lingkungan
jauh (remote environment), lingkungan industri
. Tahap Masukan (the input stage) dan lingkungan operasi. Gupta (2013)
Analisis Lingkungan Internal menyatakan menganalisis lingkungan umum
Lingkungan internal perusahaan meru- menggunakan analisis Politic-legal Economic
pakan sekumpulan sumber daya, kapabilitas Social and Technology (PEST). Analisis
dan kompetensi inti. Sumber daya, menurut lingkungan industri menggunakan Porter’s Five
Barney (1991) meliputi semua aset seperti forces analysis. Lingkungan industri merupakan
keahlian, proses organisasi, atribut, informasi tempat perusahaan tersebut bersaing. Kondisi
dan pengetahuan yang dikuasai oleh perusa-
haan dan yang menyebabkan perusahaan

Vol. 12 Februari
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

Gambar 1. Pendekatan penelitian

persaingan suatu industri bergantung kepada an: W dengan faktor eksternal (Peluang: O
lima kekuatan dasar, yaitu ancaman dan Ancaman: T). Matriks ini menghasilkan
pendatang baru, kekuatan tawar menawar empat set alternatif strategi, yaitu strategi
pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, SO, strategi ST, strategi WT dan strategi ST
produk substitusi dan persaingan antar (Rangkuti,
perusahaan sejenis (Porter dalam Pearce II dan 3. Tahap pemilihan strategi menggunakan
Robinson 2014). Hasil analisis lingkungan Quantitative Strategic Planning Matrix
eksternal merupakan masukan untuk analisis (QSPM)
selanjutnya dengan External Factor Evaluation Menurut David (2011), metode QSPM
(EFE) matrix. adalah alat untuk melakukan evaluasi pilihan
alternatif secara obyektif, menetapkan daya
2. Tahap pemaduan (The Matching Stage) tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak
a. Penentuan Posisi Perusahaan dan memutuskan strategi terbaik. Komponen-
Penentuan posisi perusahaan dengan komponen utama QSPM terdiri dari: Key
menggunakan model matriks Internal- Factors, Strategic Alternatives, Weights/Bobot
Eksternal (Wheelen dan Hunger, yang diberikan sama dengan yang ada pada
b. Perumusan Strategi dengan analisis SWOT matriks EFE dan IFE, Attractiveness Score
(Strengths, Weaknesses, Opportunities, (AS)/Nilai daya tarik, Total Attractiveness
Threats) Score (TAS)/Total nilai daya tarik, dan Sum
Perumusan strategi perusahaan mengguna- Total Attractiveness Score (STAS)/Jumlah total
kan analisis SWOT yang membandingkan nilai daya tarik (David, 2011) .
faktor internal (Kekuatan: S dan Kelemah-

KURNIADI ET Manajemen
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Lingkungan Internal

PT PS merupakan produsen pakaian Analisis Rantai Nilai


Rantai nilai kegiatan perusahaan terbagi
olah raga jenis trainingspak yang berlokasi di
atas aktivitas primer dan aktivitas pendukung
Kota Tasikmalaya. Usaha ini dimulai tahun
(Gambar 2).
1997 di bidang perdagangan pakaian olah
Analisis VRIO
raga, kemudian berkembang memproduksi
Analisis VRIO menujukkan kondisi
sendiri sambil mengembangkan pasar. Pada sumber daya dan kapabilitas serta implikasi-
tahun 2010 mulai memproduksi kain dan nya (Tabel 1). Berdasarkan diskusi responden
kelembagaannya dibuat berbadan hukum PT ditentukan masing-masing lima peubah faktor
PS. Struktur organisasi terdiri atas Komisaris. lingkungan internal yang paling penting dan
Direktur, Bagian Produksi, Bagian Pemasaran berpengaruh (Tabel
dan Bagian Keuangan.
Administrasi Pencatatan : bahan baku, bahan penolong. produksi, penjualan dan keuangan.
Umum

Infrastruktur Pabrik tenun, pabrik konveksi, gudang, mesin (tenun, potong, bordil, obras, jahit), desktop, internet, genset, Listrik
Perusahaan PLN. mobil, jalan ke lokasi pabrik beraspal dan kios di Tegal Gubuk.
Aktivitas Pendukung

Manajemen SDM Tenaga kerja : Pegawai inti (keuangan, produksi dan pemasaran) merupakan anggota keluarga. Perusahaan mitra

Pengembangan Pengunaan mesin-mesin : mesin bordil computerized, program akunting excell, internet, desktop
Teknologi

Pengadaan Barang Pembelian bahan baku kain dan penolong

Pengadaan logistik dalam Operasi Pengadaan logistik Pemasaran Layanan


perusahaan luar perusahaan dan Penjualan

Penenunan Penerimaan, Penenunan menghasilkan


penyimpanan, penyebaran kain warna grey. Pengumpulan dan
dan kontrol bahan baku
pengiriman kain ke
(benang polyester warna Quality Control
pencelupan
grey) bahan pembantu
(jarum, oli) Pengemasan kain

Pencelupan Pencelupan menghasilkan Pengambilan kain Kain warna


Penyampaian bahan baku
kain berwarna dengan warna hasil digunakan
berupa kain warna grey
sistem maklun. pencelupan sendiri

Konveksi Penerimaan, Pergudangan produk Pemasaran di


Desain mode, pembuatan Perusahaan
Trainingspak penyimpanan, penyebaran jadi, penanganan Tegal Gubuk.
pola, pemotongan, bordir ekspedisi
dan kontrol bahan baku material, proses Pemasaran
merek, mengobras, professional.
(kain berwarna) dan bahan pemesanan dan regional dan
menjahit, pasang
penolong (benang bordil, penjadwalan serta antar pulau.
tali/akseseoris, Pengiriman tepat
benang obras, tali, proses waktu.
pengemasan.
kemasan) pengiriman/distribusi

Aktivitas Utama

Gambar 2. Rantai Nilai PT PS

Tabel 1. Analisis VRIO PT PS

Sumber Daya dan Implikasi Kinerja


V R I O Kategori SWOT
Kapabilitas Kompetitif Ekonomi
Produksi
Kain bahan baku ya ya ya ya Keunggulan Di atas Kekuatan dan kompetensi
trainingspak kompetitif normal khusus jangka panjang
diproduksi sendiri berkelanjutan
Pencelupan dengan ya tidak Keseimbangan Normal Kekuatan atau Kelemahan
sistem maklun kompetitif
Belum ada petugas tidak Ketidakunggulan Di bawah Kelemahan
QC bersaing normal

Vol. 12 Februari
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

Sumber Daya dan Implikasi Kinerja


V R I O Kategori SWOT
Kapabilitas Kompetitif Ekonomi
Memproduksi dengan ya tidak Keseimbangan Normal Kekuatan atau Kelemahan
pola Kemitraan kompetitif
Produk
Produk lengkap ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
(training spak panjang, petitif bersifat normal khusus
pendek dan baju sementara
kaos)
Mutu dan jenis kain ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
sama/Tidak dicampur petitif bersifat normal khusus
sementara
Merek AN Sport dan ya ya ya ya Keunggulan Di atas Kekuatan dan Kompetensi
PAS Sport sudah kompetitif normal khusus jangka panjang
dipatenkan berkelanjutan
Pemasaran
Kios di Tegal Gubuk ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
Cirebon petitif bersifat normal khusus
sementara
Tersedia jalur ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
distribusi petitif bersifat normal khusus
sementara
Pemeliharaan tidak Ketidak Di bawah Kelemahan
loyalitas Pelanggan unggulan normal
jarang dilakukan bersaing
Harga jual produk ya ya ya ya Keunggulan Di atas Kekuatan dan Kompetensi
bersaing kompetitif normal khusus jangka panjang
berkelanjutan
Pemasaran regional ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
petitif bersifat normal khusus
sementara
Konsumen setingkat ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
grosir petitif bersifat normal khusus
sementara
Segmentasi pasar ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
(Konsumen kelas petitif bersifat normal khusus
menengah ke bawah) sementara
Layanan
Pengiriman menggu- ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
nakan perusahaan petitif bersifat normal khusus
ekspedisi bermutu sementara
Pengiriman tepat ya ya ya ya Keunggulan Di atas Kekuatan dan Kompetensi
waktu kompetitif normal khusus jangka panjang
berkelanjutan
Pengiriman untuk ya ya tidak Keunggulan kom- Di atas Kekuatan dan Kompetensi
luar jawa, gratis di petitif bersifat normal khusus
drop sampai jakarta sementara
Tidak ada complain tidak Ketidakunggulan Di bawah Kelemahan
handling kompetitif normal

Administrasi Umum dan SDM


Penggunaan desktop, ya tidak Keseimbangan Normal Kelemahan atau kekuatan
program akuntansi, Kompetitif
internet
Pendidikan ya ya ya ya Keunggulan Di atas Kekuatan dan Kompetensi
karyawan bidang kompetitif normal khusus jangka panjang
keuangan dan berkelanjutan
administrasi umum
menunjang pekerjaan
Kepala bagian pro- ya ya ya ya Keunggulan Di atas Kekuatan dan Kompetensi

KURNIADI ET Manajemen
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

Sumber Daya dan Implikasi Kinerja


V R I O Kategori SWOT
Kapabilitas Kompetitif Ekonomi
duksi dan pemasaran kompetitif normal khusus jangka panjang
berpengalaman berkelanjutan
SOP tidak tertulis tidak Ketidakunggulan Di bawah Kelemahan
kompetitif normal
Tenaga kerja produk- tidak Ketidakunggulan Di bawah Kelemahan
si terampil terbatas kompetitif normal
Pengembangan Teknologi
Mesin tenun bekas tidak Ketidakunggulan Di bawah Kelemahan
bersaing normal
Belum memanfaatkan tidak Ketidakunggulan Di bawah Kelemahan
inovasi rekayasa dan bersaing normal
upgrade mesin tenun
Pengadaan
Bahan baku benang ya ya tidak Keunggulan Di atas Kekuatan dan Kompetensi
dan penolong diper- kompetitif normal khusus
oleh dari pemasok bersifat
yang dipercaya dan sementara
mempunyai
hubungan lama

Tabel 2. Daftar kekuatan dan kelemahan merupakan aspek sangat penting dan ancaman
bagi indutri yang berbahan baku impor
Kekuatan Kelemahan termasuk di dalamnya industri TPT. Benang
Kain untuk bahan baku Pencelupan dengan yang merupakan bahan baku kain mengalami
training spak diproduksi sistem maklun kenaikan harga dan menyebabkan naiknya
sendiri berbiaya tinggi biaya produksi. Berlakunya Masyarakat
Memproduksi training Belum ada petugas Ekonomi Asean (MEA) dan ASEAN-China
spak dengan pola ke- QC
Free Trade Area (ACFTA) dianggap penting
mitraan/sistem maklun
dan merupakan ancaman bagi IKM termasuk
Mutu kain seragam Pemeliharaan loyalitas
pelanggan jarang industri produk tekstil berskala kecil.
dilakukan Dalam struktur biaya industri TPT
Harga jual produk Tenaga kerja produksi biaya bahan bakar dan pelumas mencapai
bersaing terampil terbatas 4,17% dan merupakan biaya terkecil
Pemasaran regional Mesin tenun bekas dibanding biaya lainnya (Asmara et al.,
Analisis Lingkungan Eksternal 2013). Akan tetapi bagi PT PS kenaikan
bahan bakar dan pelumas yang disertai
Analisis PEST
1. Aspek Politik-Hukum kenaikan listrik dan pajak meru- pakan aspek
sangat penting dan dianggap ancaman bagi
Kebijakan pemerintah menarik investor
perusahaan.
luar negeri di bidang industri TPT dianggap
tidak penting oleh pengusaha karena dianggap Aspek Sosial
akan menimbulkan ancaman bagi kelang- Meningkatnya partisipasi penduduk
sungan usaha. Peraturan Pemerintah No. 9/ Indonesia dalam berolah raga dari 21,76%
2016 tentang tentang fasilitas pajak penghasil- tahun 2009 menjadi 24,96% pada tahun 20121
an untuk penanaman modal (termasuk (BPS, 2014) mengindikasikan meningkatnya
industri pakaian jadi) dianggap penting, akan kesadaran penduduk melakukan olah raga.
tetapi kebijakan tersebut belum bisa dinikmati Kondisi ini merupakan peluang bagi produsen
oleh pengusaha konveksi. Kebijakan tersebut pakaian olah raga. Jumlah penduduk
lebih banyak dinikmati oleh perusahaan besar Indonesia mencapai 2 326 jiwa (SP tahun
sekelas garmen. 2010, BPS, 2012) merupakan peluang karena
merupakan pasar dalam negeri yang poten-
Aspek Ekonomi
sial. Jumlah penduduk pengangguran terbuka
Melemahnya nilai mata uang Rupiah
terhadap US$ yang mencapai Rp .000/1 Dolar 1
Angka 24,96 % menunjukkan ada 24,96 orang dari 100 penduduk
Indonesia berusia 10 tahun ke atas yang berpartisipasi aktif dalam
olah raga (BPS, 2014)

Vol. 12 Februari
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

di Kota Tasikmalaya pada tahun 2014 menyebabkan tidak terjadinya dominasi oleh
mencapai 15.571 orang (BPS Kota
Tasikmalaya, 2015). Ketersediaan tenaga kerja
ini merupa- kan hal yang penting dan menjadi
peluang bagi PT PS dalam menjalankan
produksinya.
Aspek Teknologi
Ketersediaan teknologi modern berupa
mesin potong, mesin border, mesin obras, me-
sin jahit dan teknologi desain serta dukungan
teknologi informasi (TI) dalam model dan
desain dianggap penting dan merupakan
merupakan peluang dalam pengembangan
industri produk tekstil.

Analisis Industri Porter’s Five Forces


1. Persaingan Industri Pakaian Olah Raga
Persaingan indutri pakaian olah raga
merupakan ancaman meliputi banyaknya
jumlah pengusaha trainingspak, persaingan
harga jual produk sangat ketat, persaing aktif
dalam pemasaran, pesaing melakukan
inovasi produk dan tingkat produktivitas
tenaga kerja. Untuk persaingan perolehan
bahan baku kain tidak terlalu berpengaruh
terhadap perusaha- an karena PT PS
memproduksi kain sendiri. Demikian juga
diferensiasi bahan baku kurang berpengaruh
karena jenis yang digunakan PT PS
merupakan jenis kain polyester yang mutu
dan harganya di bawah jenis kain lainnya,
sehingga PT PS dapat menjual produk lebih
murah dibanding pesaingnya.
2. Pendatang Baru
Hasil wawancara dengan responden
menunjukkan bahwa untuk memasuki indus-
tri trainingspak sekelas PT PS sangat
dipengaruhi oleh skala ekonomi, kekuatan
modal, kebutuhan modal, akses terhadap
saluran distribusi dan loyalitas pelanggan.
Faktor-faktor tersebut sulit dimiliki oleh
pendatang baru dan merupakan penghalang
masuk ke dalam industri trainingspak,
sehingga kondisi tersebut merupakan peluang
bagi PT PS. Kehadiran pendatang baru menjadi
ancam- an apabila melakukan diferensiasi
produk dan adanya dukungan dari pemerintah.
3. Posisi Tawar Pemasok
Posisi tawar pemasok merupakan
ancaman, karena pemasok dapat menentukan
harga jual benang. Namun demikian tersedia-
nya pemasok alternatif dan biaya peralihan
yang tidak terlalu besar merupakan peluang
bagi PT PS. Kehadiran pemasok alternatif

KURNIADI ET Manajemen
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil
pemasok lama karena para adalah pola produksi dilakukan dengan
pemasok bersaing dengan cara kemitraan menggunakan sistem maklun
menawarkan harga dan memper- (0,426), melakukan pemasaran regional
tahankan tingkat mutu produk. (0,417), kualitas kain seragam (0,354) dan
4. Posisi Tawar Pembeli harga jual produk bersaing (0,352). Urutan
Faktor ancaman dari poisisi faktor kelemahan perusahaan yaitu belum
tawar pembeli adalah trainingspak adanya petugas khusus yang menangani mutu
yang dibeli merupakan produk pencelupan dengan sistem maklun
standar. Faktor peluang adalah (a)
pembeli merupakan konsumen
setingkat grosir, (b) tidak ada
dominasi pem- beli karena PT PS
memproduksi trainingspak dalam
jumlah besar dan menjual dengan
harga bersaing, (c) Pembeli sulit
untuk membuat training spak
berharga pokok sama bahkan lebih
rendah dari PT PS.
5. Produk Substitusi
Ketersediaan produk
trainingspak yang menggunakan
bahan selain polyester tersedia
cukup banyak dan bervariasi, tetapi
bahan tersebut harganya lebih
mahal dan segmen pasarnya
kalangan menengah ke atas. Hasil
diskusi menentukan lima peubah
peluang dan ancaman yang paling
berpengaruh (Tabel 3).

Tabel 3. Daftar peluang dan ancaman

Peluang Ancaman
Meningkatnya perminta- Kebijakan pemerintah
an pasar setiap bulan menarik investor
Agustus dan Hari Raya luar negeri di bidang
industri TPT
Trend hidup sehat Melemahnya nilai tukar
dengan berolah raga ID Rupiah terhadap
US$
Tersedia pemasok Terbentuknya MEA
alternatif dan ACFTA
Pelanggan setingkat Kenaikan tarif BBM,
grosir pajak dan listrik
Jenis kain bahan termu- Banyaknya jumlah
rah (jenis kain hyget) pengusaha trainingspak
jarang digunakan untuk
training spak
Tahap Masukan (The Input Stage)
Hasil evaluasi faktor internal
disajikan dalam Tabel 4 dan hasil
evaluasi faktor eksternal disajikan
dalam Tabel 5. Dari Tabel 4
terlihat faktor internal yang
merupakan kekuatan utama
perusahaan ini adalah bahan baku
trainingspak dibuat sendiri (0,443).
Urutan kekuatan selanjutnya
Vol. 12 Februari
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

berbiaya tinggi karena pabrik pencelupan berolah raga (0,299) dan yang terakhir adalah
berada di Bandung sehingga perusahaan harus jenis bahan kaos termurah (jenis hyget) jarang
mengeluarkan biaya pengiriman dan pengam- digunakan untuk trainingspak
bilan kain ( keterbatasan tenaga produk- Faktor eksternal yang merupakan
si yang terampil (0,137), jarang melakukan ancaman terbesar adalah melemahnya nilai
pemeliharaan loyalitas pelanggan (0,150) dan rupiah terhadap dolar Amerika dan naiknya
mesin tenun bekas (0,165). Total skor evaluasi harga bahan bakar minyak, listrik dan pajak
faktor internal adalah 2,692. Hal ini menun- (0,114), sedangkan ancaman selanjutnya
jukkan bahwa secara internal perusahaan adalah faktor kebijakan pemerintah menarik
berada dalam posisi diatas rataan (2,50). investor (0,127), terbentuknya MEA dan
Dari Tabel 5 terlihat faktor eksternal ACFTA (0,145) dan banyaknya jumlah
yang merupakan peluang terbesar adalah pengusaha trainingspak (0,217). Total skor
tersedianya pelanggan setingkat grosir (0,399), evaluasi faktor eksternal adalah 2,334 atau
diikuti oleh meningkatnya permintaan pasar dibawah rataan (2,50), hal ini menunjukkan
setiap bulan Agustus dan Hari Raya (0,347). perusahaan belum dapat memanfaatkan pe-
Urutan selanjutnya tersedianya pemasok luang dan tidak dapat menghindari ancaman.
alternatif (0,318), tren hidup sehat dengan

Tabel 4. Evaluasi faktor internal (IFE)

No Faktor Internal Bobot Rating Skor


Kekuatan
Kain untuk bahan baku trainingspak diproduksi sendiri ,
Memproduksi trainingspak dengan pola kemitraan/sistem
maklun
Mutu kain seragam ,
Harga jual produk bersaing
Pemasaran regional
Kelemahan
Pencelupan dengan sistem maklun berbiaya tinggi ,
Belum ada petugas QC
Pemeliharaan loyalitas pelanggan jarang dilakukan
Tenaga kerja produksi terampil terbatas
Mesin tenun bekas
Total ,

Tabel 5. Evaluasi faktor eksternal (EFE)

No Faktor Eksternal Bobot Rating Skor


Peluang
Meningkatnya permintaan pasar setiap bulan Agustus dan , , ,
Hari Raya
Tren hidup sehat dengan berolah raga , , ,
Tersedia pemasok alternatif , , ,
Pelanggan setingkat grosir , , ,
Jenis kain bahan kaos termurah (jenis kain hyget) jarang , , ,
digunakan untuk trainingspak
Ancaman
Kebijakan pemerintah menarik investor luar negeri di , , ,
bidang industri TPT
Melemahnya nilai tukar ID Rupiah terhadap US Dollar , , ,
Terbentuknya MEA dan ACTA , , ,
Kenaikan harga BBM, pajak dan listrik , , ,
Banyaknya jumlah pengusaha training spak , , ,
Total , ,

KURNIADI ET Manajemen
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

Tahap Pemaduan (The Matching Stage) IE menjadi prioritas pertama dibandingkan


Matrix strategi lainnya. Promosi merupakan bentuk
Hasil pemaduan skor EFE (2,692) dan
strategi intensif melalui penetrasi pasar.
IFE (2,334) dalam matrik IE menunjukkan
Terpilihnya strategi promosi sesuai dengan
posisi perusahaan berada dalam sel V
hasil analisis Internal-External (IE) yang
(Gambar 3). Menurut David (2011) sel V
memosisikan perusahaan harus dijaga dan
merupakan posisi perusahaan harus dijaga
pertahankan melalui strategi penetrasi pasar
dan dipertahankan melalui strategi penetrasi
dan pengembangan produk.
pasar dan pengembangan produk.
Implikasi Manajerial
SWOT Matrix
Penerapan strategi promosi oleh PT PS
Perumusan strategi menggunakan
membawa implikasi kepada aspek: (1)
matriks SWOT (Tabel 6) dilakukan dengan
Produksi perlu didukung oleh peningkatan
cara memadukan faktor kunci internal dan
skala ekonomi dengan peningkatan kemitraan
eksternal, sehingga akan diperoleh rumusan
melalui pengusaha lain, pemilihan pemasok,
strategi SO, ST, WO dan WT. Tabel menun-
memanfaatkan efek pembelajaran dan penga-
jukkan hasil perumusan strategi berdasarkan
laman, (2) SDM perlu peningkatan keterampil-
matrik SWOT, apabila dikelompokkan ber-
an pekerja, (3) Keuangan melalui pembayaran
dasarkan kesamaan dan kekemiripan strategi.
kontan dari pembeli dan peningkatan alokasi
Tahap Pemilihan (The Decision Stage) biaya pemasaran, (4) Aspek Pemasaran melalui
penentuan target pasar setingkat grosir,
Tabel menunjukkan hasil pemilihan memperluas wilayah pemasaran dan
strategi menggunakan analisis QSPM. Strate- pemeliharaan loyalitas pelanggan dan (5)
gi promosi (7,50) merupakan strategi yang Aspek Teknologi melalui restrukturisasi mesin.

Kuat Rata-Rata Lemah


3.0 - 4.0 2.00 - 2.99 1.00 - 1.99
4.0 3.0 2,6 2.0 1.0

Tinggi
3.0 -4.0 3.0 I I I

Total Skor asi Pasar dan


Pe
Tertimbang Menengah mbangan Produk
2 net V
EFE 2.00 - (2.69 -
2.99 2.0 I
V

Rendah
1.00 - 1.99 V V I
1.0 III

Gambar 3. Matrik Internal-Eksternal

Vol. 12 Februari
Strategi Pengembangan Usaha Produk

Tabel 6. Matriks SWOT PT PS

Kekuatan/ Strengths Kelemahan/Weaknesses


S1 Kain bahan baku Training W1 Pencelupan dengan sistem
Internal spak diproduksi sendiri maklun berbiaya tinggi
S2 Memproduksi trainingspak W2 Belum ada petugas QC
dengan pola kemitraan W3 Pemeliharaan loyalitas
S3 Kualitas kain seragam pelanggan jarang dilakukan
S4 Harga jual produk bersaing W4 Tenaga kerja produksi
Eksternal S5 Pemasaran regional terampil terbatas
W5 Mesin tenun bekas
Peluang/Opportunities Strategi S-O Strategi W -O
O1 Meningkatnya permintaan  Meningkatkan produksi  Membuat pencelupan
pasar di bulan Agustus dan trainingspak dengan (W1,O2,O3,O4)
Hari Raya memperluas kemitraan  Membentuk Tim QC dan
O2 Trend hidup sehat dengan (S1,S2,O2,O4) Menerapkan QC
berolah raga  Memanfaatkan kompetisi antar (W2,O1,O2,O4)
O3 Tersedia pemasok alternatif pemasok untuk mendapatkan  Pelatihan keterampilan pekerja
O4 Pelanggan setingkat grosir bahan baku dengan harga (W4,O2,O3,O4)
O5 Jenis kain termurah (hyget) penawaran terendah (S1,O2,O3)  Perawatan mesin sesuai prosedur
jarang digunakan untuk  Promosi (S4,O4) (W5,O2,O3,O4)
bahan training spak  Memperluas daerah
pemasaran dengan target
pembeli setingkat
grosir (S5,O2,O4)
Ancaman/Threaths Strategi S-T Strategi W-T
T1 Kebijakan pemerintah  Mempertahankan mutu kain  Membuat pencelupan
menarik investor luar negeri sebagai bahan baku (W1,T2,T3,T4)
di bidang TPT trainingspak  Pelatihan keterampilan pekerja
T2 Melemahnya nilai tukar ID (S1,T3) (W4,T3)
Rupiah terhadap USD  Menjaga harga jual produk agar  Perawatan mesin sesuai
T3 Terbentuknya MEA dan tetap bersaing (S2,S4,T2,T3) prosedur (W5,T2,T3)
ACFTA  Meningkatkan mutu produk  Rekayasa mesin (W5,T4)
T4 Kenaikan tarif BBM, pajak dan (S2,T3)
listrik
T5 Jumlah pengusaha trainings-
pak berbahan polyester
meningkat

Tabel 7. Hasil analisis QSPM KESIMPULAN

No Prioritas Strategi TAS


1. Berdasarkan analisis faktor internal, perusaha-
Promosi ,
an dalam posisi diatas rataan dalam menggu-
Membuat pencelupan
Mempertahankan kualitas kain sebagai nakan kekuatan dan meminimalkan kelemah-
bahan baku training spak an. Analisis faktor eksternal menunjukkan
Meningkatkan mutu produk perusahaan berada di bawah posisi rataan
Memperluas daerah pemasaran dengan dalam memanfaatkan peluang dan menghin-
target pembeli setingkat grosir dari ancaman. Nilai matrik IE menunjukkan
Memanfaatkan kompetisi antar posisi perusahaan berada di sel V (jaga dan
pemasok untuk mendapatkan bahan pertahankan), dapat dilakukan dengan strategi
baku dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk.
harga penawaran terendah
Meningkatkan produksi training spak
2. Penggunaan matrik SWOT dalam rumusan
dengan memperluas kemitraan strategi perusahaan menghasilkan rumusan
Pelatihan keterampilan pekerja alternatif strategi.
Perawatan mesin sesuai prosedur dan 3. Prioritas strategi yang dipilih berdasarkan
rekayasa mesin analisis QSPM adalah strategi promosi.
(a) Keberhasilan strategi promosi dipengaruhi
oleh kekuatan perusahaan untuk menjual

KURNIADI ET Manajemen
Strategi Pengembangan Usaha Produk Tekstil

produk dengan harga bersaing bahkan Barney, JB. 1991. Firm Resources and Sustained
lebih murah dari pesaing dan tersedianya Competitive Advantage. Journal of
pelanggan sekelas grosir. Perusahaan Management ------------
dapat menentukan harga bersaing/murah David, FR. 2011. Strategic Management. Consepts
karena memiliki keunggulan biaya and Cases. 13th ed. New Jersey (US).
(Overall Cost Leadership). Dengan Prentice Hall.
demikian perusahaan memproduksi [Diskop, UMKM & Indag] Dinas Koperasi,
dengan biaya rendah sehingga dapat UMKM, Perindustrian dan Perdagangan
memberikan harga jual lebih murah dan Kota Tasikmalaya, 2016. Rekapitulasi Data
mutu produk yang sama dibandingkan Potensi Industri Tahun 2009-
dengan pesaing yang berasal dari Gupta, A. 2013. Environmental and PEST
perusahaan sejenis di dalam negeri Analysis: An approach to external business
maupun produk impor dan dapat men- environment. IJMSS ----------
dorong peningkatan pemesanan dari Hamel, G. and CK. Prahalad.............Strategic
buyer. Intent. Harvard BusinessReview [
(b) Kemitraan dengan pengusaha lain dengan Internet] [ Diunduh 2016 Agu 9].
sistem maklun dan tersedianya pilihan https://hbr.org/2005/07/strategic-intent#
pemasok yang kompetitif dapat mening- http://www.foundationforeuropeanleaders
katkan skala ekonomi sehingga dapat hip.org/assets/downloads/infoItems/148.pdf
mengatasi masalah kenaikan upah dan Hansen, DR. dan MM. Mowen. 2001. Manajemen
kenaikan harga bahan baku. Biaya: akuntansi dan pengendalian. Am-
barriani AA, penerjemah. Jakarta (ID).
DAFTAR PUSTAKA Salemba Empat. Terjemahan dari: Cost
Management, accounting and control.
Asmara, A., YL. Purnamadewi, A. Meiri. Hubeis, M. dan M. Najib. Manajemen
Struktur Biaya Industri dan Pengaruhnya Strategik dalam Pengembangan Daya Saing
Terhadap Kinerja Industri Tekstil dan Organisasi. Jakarta (ID). Elex Media
Produk Tekstil Indonesia. Jurnal Komputindo
Manajemen dan Agribisnis [internet] Irawan, H. dan R. Suryatoga. 2009. Analisis
[diunduh 2016 Okt24];11(2). Rantai Nilai Tekstil dan Produk Tekstil di
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/arti Indonesia. JMI.
cle/view/8452/7113 Pearce, II JA and RB. Robinson Jr. 2014.
[API] Asosiasi Pertekstilan Indonesia (ID). 2014. Manajemen Strategis, ed (12). Jakarta (ID).
Industri Garment. Jakarta (ID). API. Salemba Empat.
[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). Statistik Rangkuti, F. . Analisa SWOT Teknik Mem-
Indonesia Tahun 2015. Jakarta(ID). Badan bedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID). Gramedia
Pusat Statistik. Pustaka Utama.
[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). Penyajian Ririh, KR., A. Anggrahini dan Amalia. 2011 Sep.
Data dan Informasi Kepemudaan dan Srategi Kebijakan Pengembangan dan
Keolahragaan. Jakarta (ID). Badan Pusat Pembinanaan IKM. J@tiUndip -----------
Statistik. Shank, JK. and V. Govindarajan. 1992. Strategic
[BPS] Badan Pusat Statistik (ID). Sensus Cost Management: The Value Chain
Penduduk tahun 2010.Jakarta (ID). Badan Perspective. Journal of Management
Pusat Statistik Accounting Research ----------
Badan Pusat Statistik [BPS] Badan Pusat Statistik Wheelen, TL. and JD. Hunger..............Strategic
Kota Tasikmalaya. (ID) 2016 PDRB Kota Managment Business Policy. 13 th Ed. Upper
Tasikmalaya 2014. Tasikmalaya (ID). Saddle River New Jersey. Prenctice Hall.
Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya.

Vol. 12 Februari

Anda mungkin juga menyukai